Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
4WD SYSTEM
TERRACAN 4WD
SANTA-FE 4WD
GALLOPER 4WD
DAFTAR ISI
2. TERRACAN 4WD
2.1.1 Spesifikasi 4WD
2.1.2 Kontruksi Sistem (Est,Tod) & Kondisi Kerja
4. PENGENALAN TOD
5. KONSTRUKSI TOD SYSTEM
6. MODE PILIHAN TOD (AUTO/LOW)
7. PENYALURAN TORSI
8. KOMPONEN TOD
1) Komponen - TOD Cutaway
2) Komponen - Speed Sensors
3) Komponen - Multiple Disc Clutch
4) Komponen - Shift Cam
5) Komponen - Planetary Gear Set
6) Komponen - Oil Pump
9. POWER FLOW
1) Auto Mode
2) Low Mode
10. SYSTEM LAYOUT
11. INPUT DAN OUTPUT SISTEM TOD
1) EMC (Electro Magnetic Clutch)
2) Shift Motor & MPS (Motor Position Sensor)
3) Front & Rear Speed Sensor
4) Indicator
5) At Neutral Relay
Santa-Fe D-VGT
Electronically Controlled On-Demand 4WD System
17. APPLICATION
18. ADVANTAGES
19. SCHEMATICS
20. OPERATING PRINCIPLE
21. STRUCTURE
22. OPERATION OF COUPLING
23. INPUT SIGNALS
24. TORQUE TRANSFER
25. 4WD SYSTEM WEIGHT COMPARISON
26. VEHICLE TEST RESULTS
27. DIAGNOSIS
28. WIRING DIAGRAM
1) Major Features
2) System Structure
31. DOUBLE DIFFERENTIAL UNIT -----------------------------------------------------------
32. VISCOUS COUPLING UNIT ----------------------------------------------------------------
1) Components Of The Viscous Coupling Unit
2) Viscous Coupling Unit – Structure
3) The Principle Of Vcu
34. Power Flow
1) System Structure
2) Ddu (Double Differential Unit)
3) Lh Planetary Gear Set (Single)
4) Rh Planetary Gear Set (Double)
5) Power Flow Chart
6) Power Flow
7) Structure
8) Function
9) Operation
Planetary Gear Type Differentials
1) Front Differential
2) Center Differential
3) 60:40 Front & Rear Torque Split
35. FRONT LSD
1) Distinguish A/T From M/T
2) Structure
3) Function
4) Operation
Tenaga mesin memungkinkan sebuah mobil dapat bergerak dan terus berjalan. Untuk
mengubah tenaga mesin menjadi gaya gerak diperlukan traksi yang cukup.
Tenaga tarik / traksi adalah hambatan atau gesekan yang terjadi antara masing masing roda
dan permukaan tanah. Pada mobil 2WD tenaga tarik hanya terjadi pada 2 roda. Dua roda
yang lainnya, juga sama menerima tenaga tarik, tapi mereka hanya menggelingding saja, Pada
mobil rear drive mereka digunakan untuk mengemudikan mobil.
Jika torsi yang lebih besar diberikan melebihi traksi yang ada, kedua roda akan kehilangan
cengkeramannya dan mulai spinning / berputar. Jadi, jika diperlukan torsi atau tenaga yang
lebih besar untuk membawa lebih banyak beban atau untuk mempercepat mobil, maka
diperlukan tenaga tarik / traction yang lebih banyak. Hal itu dapat diperoleh dengan cara
memasang ban yang lebih besar dengan footprint yang lebih besar pula atau menyebarkan
sebagian torsi ke dua roda yang lainnya (4WD) dan memanfaatkan tenaga tarik mereka sebaik
mungkin.
Jadi, tenaga pada 2WD dibagi ke 2 buah roda dan tenaga tarik dari dua roda tersebut harus
mensupport tenaga mesin dimana masing masing roda menanggung 50% dari torsi yang ada.
Tenaga pada 4WD dibagai merata ke empat roda. Dalam 4WD tenaga tarik pada masing
masing roda hanya menanggung 25% dari torsi yang diciptakan oleh mesin, transmisi, transfer
case, dan sumbu. Karena masingmasing roda menanggung beban torsi yang lebih kecil (25%
bukan 50%), akan lebih kecil kemungkinan roda kehilangan cengkermanannya. Itulah kenapa
sebuah 4WD dapat mendaki pada tingkatan yang lebih curam dari pada 2WD. Sebab lebih
banyak torsi yang diperlukan mobil untuk naik pada sebuah jalan menanjak, dan hal ini hanya
dapat berlangsung jika torsi disebarkan ke 4 roda, bukan 2 roda, dan oleh traction yang
mencukupi.
Semua ini benar adanya jika semua keempat roda ada pada permuakaan tanah yang sama dan
setiap roda dibebani ke bawah sebesar 25% dari berat mobil. Jika salah satu roda menyentuh
pemukaan dengan gesekan yang lebih kecil (menghasilkan traction lebih kecil) dibandingkan
dengan roda roda yang lainnya – setidaknya satu perbedaan terjadi. Misalnya satu ban,
dikarenakan berjalan di jalan kecil sebagai contohnya, akan menanggung kurang dari 25% dari
beban mobil (juga menghasilkan traction lebih kecil).
Roda dengan traction lebih kecil akan menerima torsi lebih besar dari 25% (power selalu
sebanding dengan hambatan paling kecil) roda dengan traction lebih besar akan menerima torsi
lebih kecil. Roda yang berlawanan / opposite akan menerima torsi yang lebih kecil atau tidak
menerima sama sekali dan tidak dapat menjaga mobil untuk tetap berjalan. 4WD ditemukan
untuk memanfaatkan traction dari semua keempat roda untuk membawa beban lebih berat atau
berjalan di pemukaan dengan traction yang kecil atau keduanya.
Pengunci gardan dan control traction yang berbeda ditemukan untuk mengantisipasi
perbedaan intensitas dari Torsi yang tidak berguna pada roda dengan traction kecil atau tanpa
traction. Semua sumbu / poros kemudi harus mempunyai garden/diferensial untuk
memungkinkan berbelok, jadi dapat memberikan lebih banyak rpm dan torsi yang untuk roda
bagian luar dan rpm & torsi yang lebih kecil untuk roda bagian dalam saat berbelok..
Secara umum :
1.2 FULL TIME 4 WHEEL DRIVE VS. ALL WHEEL DRIVE (AWD)
Full time four wheel drive (bukan part time 4WD) adalah sistem yang memberikan power pada
keempat roda sepanjang waktu. Masing masing roda mendapatkan torsi 25%. Pengemudi
mempunyai pilihan “4-high” dan “4-low”.
Saat “4-low” dipilih roda roda mendapat lebih banyak tenaga dibanding “4-high” (pada Terracan
HMC dan Sorento KMC, sekitar 2.48 kali lebih besar), pada saat yangbersamaan gerakan mobil
lebih lambat (2.48 kali lebih lambat).
Setting low ini berguna untuk pengmudi yang perlu untuk menarik gandengan atau
mengarahkan trailer yang berat, dll dan untuk pengemudi yang melewati jalan off-road yang
sulit.
All wheel drive adalah sebuah sistem dimana power pada keempat roda mobil diberikan
sepanjang waktu. Perbedaannya dengan 4WD adalah tidak adanya “4-low”. Ketiadaan “low-
range” mobil AWB sangat kurang mencukupi disbanding mobil 4WD.
- Hanya mempunyai mode 4W full time, -tidak ada 2WD, - tidak ada 4WD “low”.
- Center diferensial mengunci secara otomatis (Torsen diff, viscous coupling),
- Hampir tidak berguna untuk jalan aspal, - tidak ada masalah perpindahan
- Power untuk keempat roda diberikan sepanjang waktu. Bekerja dengan sangat baik di jalan
beraspal karena adanya center diferensial atau peralatan yang menyerupainya (viscous
coupling, planetary gears).
- Part Time 4WD tidak mempunyai center diferensial. Sebuah center diferensial perlu untuk
penggunaan di jalan tapi dapat mengganggu untuk penggunaan di jalan paving. Saat tidak
lagi di jalan paving, center diferensial perlu untuk tidak diaktifkan (locked). Dia juga akan
terkunci secara otomatis atau (tidak diaktifkan) secara manual.
- Normal setting untuk penggunaan di jalan raya dan penggunaan light duty off-road adalah 4
WD “high” .
- Ada torsi lebih besar pada 4WD “low”, yang juga disebut sebagai low range. Low range
banyak menyediakan torsi yang lebih besar ke roda dan menghasilkan kecepatan yang
lebih rendah, dibandingkan dengan high range. 4 low tidak memberikan traction lebih besar.
Dia hanya memberikan torsi lebih banyak.
- Mode utamanya adalah 2 WD untuk pemakaian sehari hari. Hanya roda roda belakang
yang diberi power. (pada kasus tertentu roda roda depan juga diberi power).
- Saat diperlukan (biasanya selain jalan paving) 4WD diaktifkan. (4WD digunakan part time).
- Saat 4WD diaktifkan roda roda depan diberi power juga.
- Ada 2 setting yang berbeda untuk 4WD “high” dan “low”.
- 4WD "high", disebut sebagai high range tidak dapat digunakan pada jalan paving yang
kering dengan sistem part time.
- Untuk situasi yang extreme 4WD “low” dapat digunakan, dia juga tidak dapat dipakai di jalan
paving yang kering. 4WD “low” juga disebut low range tidak dapat memberikan traction
lebih besar. Tetapi, dia dapat memberikan torsi yang lebih besar 2 sampai 3 kali, pada
kecepatan gigi setengah sampai ketiga dalam high range..
3) Pergerakan steering :
Seperti yang telah disebutkan dalam pelajaran handling kita, dalam teori, mobil 4WD
permanent mebangkitkan pergerakan steering netral, berkat adanya gaya tarik yang dibagi
dikeempat roda. Bagaimanapun juga, pada kenyataannya hal ini menjadi sangat rumit.
Pergerakan steering dapat juga dikoreksi dengan cara penyebaran beban, pengaturan
chamber dan castor, pemilihan ukuran ban yang berbeda pada bagian depan dan belakang
dll. Lebih dari itu, sebagian besar setuju, bahwa sedikit oversteering , jika dapat dikontrol
secara akurat oleh throttle dan steering, adalah lebih memuaskan dibandingkan dengan
steering netral. Kebalikannya, hampir 50 : 50 mobil 4WD permanent susah sekali untuk
dapat oversteering, kecuali pada permukaan yang benar benar licin.
1. Steering feel :
Tergantung pada penyetelannya, beberapa mobil 4WD menghasilkan sedikit steering
feel, dengan adanya torsi di roda depan, memungkinkan akan membangkitkan torsi
steer yang kecil. Bagaimanapun juga, kebanyakan mobil 4WD modern telah
Sebuah sistem 4WD harus mempunyai 3 perbedaan – satu pada sumbu depan untuk
mendistribusikan torsi roda depan antara kiri dan kanan, satu pada sumbu belakang, sekali lagi
bertugas untuk distribusi torsi, yang ketiga, disebut center diferensial, mendistribusikan torsi
antara smbu depan dan sumbu belakang.
Jika tanpa center diferensial, kecepatan yang tidak sama dari roda depan dan belakang akan
mengakibatkan ban selip / tergelincir sebesar energi yang terbuang, roda berisik, roda aus /
usang dll. Oleh karena itu, center diferensial adalah suatu keharusan untuk mobil modern.
Bagaimanapun juga, dengan hanya layout 3 diferensial saja tidak dapat memenuhi keperluan
dasar dari 4WD – yang memberikan cengkraman yang handal untuk jalanan yang paling jelek.
Dalam berkendara di dunia nyata, sebagai contoh, saat memaksa mobil melebihi batas sudut
atau berjalan pada permukaan licin, ban selip tidak dapat dihindarkan. Saat roda kehilangan
cengkraman, diferensial normal akan ditransfer mendekati semua torsi kemudi ke roda.
Sebagai hasilnya, roda yang berputar akan memutar bahkan lebih hebat, tapi roda yang
memiliki traction tidak akan pernah membagi torsi driving, oleh karena itu mobil akan sulit untuk
keluar dari masalah ini. Problem ini terjadi pada semua jenis mobil, tidak perduli 2WD atau
4WD, tapi hal ini relative lebih penting pada 4WD sebab mobil 4WD didesain untuk berjalan di
jalanan yang lebih jelek atau sudut belokan yang tajam.
Oleh karena itu, mobil 4WD (atau juga beberapa mobil sport 2WD keluaran
terakhir)memerlukan Limitted slip diferensial (LSD). Sebuah LSD mengunci kedua shaft drive
kapanpun terjadi ban selip, sehingga membantu mobil untuk keluar dari masalah tersebut
dengan cepat. Hasil ini menambah stabilitas dan batas sudut belokan yang lebih tinggi.
Sehubungan dengan mobil 4WD seperti Santa-Fe (untuk diferensial belakang) dari Hyunday
motor dan Sportage, Sorento dari Kia motor, Carbon Disc LSD diadapatsi untuk bagian
belakang sebagai sebuah pilihan.
EST: Electrical Shift Transfer adalah merupakan perlengkapan standar untuk seluruh model dan
dipasang untuk part-time 4WD, disini pengemudi dapat memindahkan gigi meloncat atau
istilahnya disebut dengan “shift on the fly” antara percepatan gigi dua dan empat pada saat
kecepatan diatas 80 km/h.
ATT: Active Torque Transfer (atau “Torque-on-Demand”) menstranfer tenaga dan torsi secara
elektronik dari belakang ke depan sesuai dengan keinginan, meningkatkan traksi roda,
meningkatkan ketangkasan handling dan presisi pada kemudi.
[EST] [TOD]
Drive type Drive item Drive mode Drive status Useful condition
2WD, Rear
2H Use on the roadway.
wheel drive
* Use on the off-road or snowy and rainy road having slippery road
surface.
Drive mode 4H 4WD HIGH
* When turning on the roadway at low speed, vibration and noise
happens by tight corner braking.
Electric Shift Use in the condition which driving force is required like escaping from
Transfer 4L 4WD LOW
rough way and towing.
(EST type) Possible to transfer 2WD into 4WD and vice versa at 80kph or below
2H ↔ 4H 2WD ↔ 4WD
during driving.
* Necessary to stop the vehicle for transfer
Transfer
4H ↔ 4WD(H) ↔ - M/T vehicle : Transfer after pressing the clutch pedal.
4WD(L) 4WD(L) - A/T vehicle: Transfer after positioning the A/T lever to “N”.
* All vehicles with 4L mode should stop the vehicle for transfer.
* Use on the various road surfaces including roadway, off-road, or
snowy and rainy road surface.
* Using multiple clutch, control the revolution difference between front
AUTO 2WD ↔ 4WD
Drive mode and rear wheels electronically.
So this mode can correspond to the various road surfaces by
Active Torque
controlling the ATT unit automatically.
Transfer
(ATT type) LOW 4WD LOW Refer to 4L of part time.
* Necessary to stop the vehicle for transfer
AUTO ↔ 4WD(H) ↔ M/T vehicle: Transfer after pressing the clutch pedal.
Transfer
LOW 4WD(L) A/T vehicle: Transfer after positioning the A/T lever to “N”.
* All vehicles with 4L mode should stop the vehicle for transfer.
3.1 PENGENALAN
EST system adalah bagian sebuah jenis sistem 4WD dan nama lengkapnya adalah ‘Electric
shift transfer’. Selain sebagai penghubung bebas roda, CADS (center axle disconnect system)
digunakan dan hal ini untuk SOTF(shift on the fly) saat mobil dikendarai. Saat mobil berjalan
dengan 2WD lagi, sumbu depan akan dirotasikan idle karena kecepatan mobil dan ini
menyebabkan noise dan getaran pada propeller shaft dan ring gear set. Oleh karena itui,
CADS akan mencegah fenomena ini untuk mendapatkan stabilitas, efisiensi dan peningkatan
NVH. Saat 2WD dipilih pengemudi, garpu shift digeser karean adanya gaya pegas dari
actuator dan perbedaan tekanan dari solenoid valve. Kemudian sleeve digeser dan ini
menghasilkan lepasnya hubungan antara sumbu shaft dan diferensial shaft. Kebalikannya, jika
4WD dipilih oleh pengemudi, sumbu shaft dan diferensial shaft terhubung seperti pada 4WD.
- Untuk 2WD dari 4WD, kendaraan harus dimundurkan kurang lebih 1 atau 2 meter.
Sistem SOTF(Shift On The Fly) untuk KIA Sorento adalah tipe FRRD. Sportage, model KIA
4WD yang lama, mempunyai gabungan dua tipe dari sistem SOTF, salah satu adalah sistem
free wheel hub dengan tipe CAM yang digunakan sampai model th. 1999, tipe yang lain adalah
sistem free wheel hub dengan tipe Vacuum.
Tipe vacuum mempunyai performa yang lebih baik dari pada tipe CAM. Tapi dia masih punya
masalah seperti kebocoran udara di hub yang setiap waktu diexpose. FRRD dipasang di sumbu
depan. Pengemudi memilih mode 4WD, motor pompa udara digerakan dan sebuah dog clutch
diaktifkan menghubungkan propeller shaft dan front drive shaft. Jika pengemudi memilih mode
2WD, dog clutch dilepaskan dan memutus hubungan drive force ke drive shaft.
- Kendaraan yang dipakai : HMC Terracan, MMC Pajero, Challenger, Big horn, Surf
4WD 2WD
Atmosphere
Solenoid valve ‘B’ Solenoid valve ‘A’
Check valve
GSL: Surge tank
DSL: Vacuum pump
Vacuum tank
Pada saat 2WD dipilih oleh pengemudi, shift fork yang ada pada CADS bergerak karena
perbedaan tekanan dari setiap diaphragm yang ada di dalam actuator. Akibatnya ada
pemutusan hubungan antara axle shaft dan differential shaft. Sebaliknya, apabila pengemudi
memilih mode 4WD, axle shaft dan differential shaft akan terhubung untuk menjalankan 4WD.
4) FRRD (FRee Running Differential) : lihat bab berikutnya.
3.4 KOMPONEN
Planetary gear
(4 LOW)
Rear output
TM input
Front input
4H
4L operation
operation
Reduction
fork
Lock up fork
MPS
Shift cam
Shift motor
Driving chain
EST TOD
Shift Motor
Reduction shift fork Yes Yes
Lock up shift fork Yes No
Pada mode 2H, driving force berasal dari output transmisi shaft yang langsung dikirimkan ke
output shaft belakang. Shift motor tidak bekerja mengunci shift fork. Bagaimanapun juga,
rantai driving yang mentransfer kecepatan output belakang sampai ke output shaft depan dapat
berotasi disebabkan adanya rotasi roda depan saat dijalankan. Rotasi roda depan, ditransfer
ke dalam transfer case memutar rantai driving. Untuk mencegah hal ini, front drive shaft dan
front propeller shaftyang terhubung ke transfer case seharusnya diputuskan pada mode 2H.
Driving force
Driving force
* Pertautan 2WD
4L engagement Sleeve
EMC
Input RR P/S
Lock-up fork
Shift CAM
MPS
Driving
chain
FRT P/S
Shift motor
* Pertautan 4WD
Sleeve
4L engagement
EMC
Input RR P/S
Lock-up fork
Shift CAM
MPS
Driving
chain
CADS
Planetary gear
Reduction hub
Reduction hub
Input
Sun gear
Pinion gear Reduction fork
Ring gear (Fix)
Shift CAM
Output TM sampai ke input shaft dari transfer. Pada mode 2 dan 4H, planetary gear tidak
berpengaruh karena reduction hub, saat dia menggerakan planetary gear kedalam, tidak terhubung
dengan planetary pinion gear carrier. Oleh karena itu, input shaft secara langsung berpasangan
dengan output rear shaft memberikan kecepatan revolusi yang sama untuk kedua shaft.
Planetary gear
Reduction hub
Reduction hub
Input
Sun gear
Pinion gear Reduction fork
Ring gear (Fix)
Shift CAM
Output TM sampai ke input shaft dari transfer. Pada mode 4L, planetary gear termasuk karena
adanya pengurangan hub, saat dia menggerakan planetary gear keluar, terhubung dengan
planetary pinion gear carrier. Oelh karena itu input shaft berpasangan dengan planetary gear dan
kemudian dikirimkan ke output rear shaft, membuat perubahan perbedaan kecepatan 2.48 : 1
antara kecepatan input shaft dan kecepatan output shaft.
3.6 KOMPONE
Ada MPS (Potor Position Sensor) didalam motor yang menempel pada posisi plate yang
mengirimkan sinyal posisi motor ke TCCM. TCCM dapat menerima feedback dari posisi mode
driving.
Jika MPS mengirimkan sinyal posisi yang berbeda dari posisi switch mode ke TCCM, maka kode
kesalahan yang relevan akan direkam
Magnetic
Worm gear
Rotor
2H 4H 4L 4L 4H 2H
12 V 12 V
1 1
+ -
2 2
T + T -
C C
12 V M 12 V M
C C
- +
U U
17 17
- +
16 16
5V
0V
0V
5V
[Tegangan output sensor di mode 2H/4H/4L] [Tegangan output sensor pada saat perpindahan
Terminal return adalah off-grounded. Tegangan gigi] Terminal return adalah 7 detik. Tegangan
output pada position sensor 1,2,3,4 tetap 5 volt. output sensor yang kontak dengan steel plate
turun ke 0 volts.
Position 1 Position 1
Position 2 Position 2
MPS output signal (2H 4H) MPS output signal (4H 4L)
Position 4 Position 4
Position 3 Position 3
EMC diberi arus untuk menarik lock-up shift fork agar besa
menjalankan mode 4H.
2H 4H
11sec.
EMC
Input Output
TCCM
Motor position sensor Shift motor
Micro processor
Position 1
Position 2
Position 3 Electro magnetic clutch
Position 4
Cluster ‘4L’ lamp
EST switch
Speed sensor
CADS solenoid valve
RAM
3.8 DIAGNOSA
1) Letak DLC
2) DTC
Tidak ada kode-P untuk sistem EST. DTC mendukung kode binary. Kode kesalahan binary akan
muncul jika ada kesalahan pada input atau output
Signal
No Items Condition Remarks
Type Level
1 A1 MOTOR OUTPUT IDLE("N") DC Vbatt * Current :
(2H-4H-4L) ↑ 0V INRUSH(+) : 4.64A
2 A2 MOTOR OUTPUT IDLE("N") DC Vbatt INRUSH(-) : 4.4A
(2H-4H-4L) ↑ 0V Operation : 0.6A
3 A3 GND
4 A4 CLUTCH COIL IDLE DC Vbatt * Current :
(2H →4H →4L) ↑ 0V 4.28A
5 A5 POSITION 1 MTR IDLE 2H CODE : 1010 * MTR POS. CODE :
(P/R/N/D/2/L) 2H → 4H CODE : 0011 1/2/3/4 = XXXX
HI : 16.4V
135Hz at 60KPH LO : -6.4V
IGN ON ↑ Vbatt
10 A10 BATT IGN OFF DC Vbatt
IGN ON ↑ Vbatt
11 A11 GND
12 A12 POSITION 2 MTR IDLE 2H CODE : 1010 * MTR POS. CODE :
(P/R/N/D/2/L) 2H → 4H CODE : 0011 1/2/3/4 = XXXX
4H → 4L CODE : 1100 (1 = 5V dc)
LOGIC HI(1) : 5V (0 ≤ 0.5V dc)
LOGIC LO(0) : 0.5V or less
Signal
No Items Condition Remarks
Type Level
13 A13 4L SW SW OFF DC 4.5 ∼ 5.5V
SW ON ↑ 0.5V or less
CLUTCH INTERLOCKP/R/D/2/L ↑ 5V
SW(MT)
15 A15 4L DISPLAY IDLE("N") DC Vbatt
↑ 0V
(4L-4H-2H) ↑ 0V
IGN ON ↑ Vbatt
4) Wiring diagram
4 TOD PENGENALAN
4WD sesuai kebutuhan : sistem 4WD yang menyalurkan tenaga hanya pada roda belakang
mobil, adalah dasarnya dari rear-wheel drive (RWD) atau hanya roda depan mobil adalah
dasarnya dari front-wheel drive (FWD). Transfer case, atau yang menyerupai, mengirimkan
power ke semua roda yang lain saat roda dasar yang berjalan mulai slip. 4WD bekerja
berdasarkan permintaan. Kebanyakan sistem AWD benar benar menyediakan 4WD hanya saat
diperlukan saja, tidak sepanjang waktu. Hal itu juga terjadi pada beberapa sistem “Full time
4WD”. Terdapat keuntungan pada performa dan handling jika mobil beroperasi dengan power
pada keempat roda sepanjang waktu.
Sistem TOD (Torque On Demand) adalah jenis sistem full time 4WD dan nama lengkapnya
adalah ‘Torque On demand’. Trademark dari Borg Warner USA. Rasio distribusi Torsi mesin
yang optimal antara bagian depan dan belakang dikontrol oleh TOD transfer case. Transfer
case ini dioperasikan dan dikontrol oleh sebuah modul control yang berdiri sendiri, yaitu, TCCM
(transfer case control module) dan dia terletak di bawah crash pad disamping tempat
penumpang.
Rasio transmisi torsi untuk depan dan belakang tidaklah tetap / fix dan dia diubah dan dikontrol
secara terus menerus tergantung pada kondisi jalan dan cara mengemudi mobil.
Pada dasarnya rasio split torsi akan sebesar 0:100 (pada situasi FR) pada saat berjalan dengan
kecepatan mobil rendah dan menengah. Jika roda depan slip, sejumlah torsi akan
didistribusikan ke roda depan untuk mendapatkan performa berkendara yang stabil.
Range rasio split torsi dari 0:100 sampai 50:50. Ini berarti jumlah maksimum torsi untuk roda
depan tidak dapat lebih tinggi dari roda belakang pada kondisi mobil & kondisi jalan apapun.
1. Konsumsi bahan bakar lebih baik selama berkendara dengan 4WD karena distribusi torsi
yang tepat dan optimal antara roda depan dan belakang.
2. Memaksimalkan gaya yang ada di roda terhadap jalan dapat tercapai, karena adanya
elektronik control yang tergantung pada kondisi jalan.
3. Beban yang ringan dibandingkan dengan sistem jenis yang lain.
4. Struktur internal yang sederhana.
5. Performa driving dan stabilitas steering pada jalan off-road atau jalan raya yang sangat
bagus.
6. Mudah dihandle dan dikontrol karena adanya electronic control system.
7. Efisiensi cara kerja ABS ditingkatkan karena adanya sistem yang mudah dikonfigurasikan
dengan sistem ABS.
8. Center diferensial ‘free’ dan ‘locking’ dikontrol oleh TCCM, maka center diferensial tidak
diperlukan dan pengereman yang terjadi pada belokan dapat dicegah.
Mode Auto, sistem TOD mengontrol mekanisme clutch dengan cara mendeteksi kecepatan
rotasi dari propeller shaft depan dan belakang. Jika terjadi perbedaan yang keluar dari
mapping data, EMC diaktifkan dan torsi mesin ditransmisikan ke roda depan.
Pada saat ini, rasio gear menjadi 1:1 sebab output shaft dihubungkan dengan input shaft tidak
melalui planetary gear, tetapi sun gear..
Front Rear
Driving force
EMC
Front Rear
Driving force
EMC
- Low mode
Dalam mode low / rendah, sistem driving menjadi mode 4WD dengan kecepatan rendah. Untuk
mentransmisikan torsi mesin maksimum ke roda depan, multiple disc clutch dengan EMC
(electro magnetic clutch) akan mengunci dan shift motor diaktifkan ke posisi ON. Melalui
mekanisme cam, output shaft dihubungkan ke carrier planetary gear set. Pada saat ini, rasio
gear diubah dari 1:1 menjadi 2.48:1.
Untuk memlilih mode berkendara menjadi mode low dari mode Auto, mobil harus dihentikan.
Kecepatan rotasi dari kedua sendor kecepatan depan dan belakang seharusnya 87 rpm,
(280 pulse permenit) atau kurang.
* Dengan A/T: Pindahlah shift lever ke posisi ‘N’ selama 2 detik atau lebih, dan pilih switch
“mode low”
* Dengan M/T: Lepaskan pedal clutch dan pilih switch “mode low”
Jika kondisi diatas tidak memuaskan, perpindahan dari mode Auto ke mode Low akan jarang
dilakukan (pergantian mode default oleh TCCM) dan lampu “low” pada cluster akan berkedip.
Jika perpindahan dari mode Auto ke mode Low telah berhasil, kedipan lampu “low” akan
berhenti dan lampu akan menyala seterusnya.
Torque
No. Items Condition Decision by
distribution
TPS
When vehicle starts abruptly to get a
1 Fast start 50:50 Vehicle speed
enough driving power
DIFF.(FRT-RR speed)
When vehicle drives at straight road
2 Normal driving for stable driving and fuel 0:100 ∼ 30:70 ↑
consumption
Torque
No. Items Condition Decision by
distribution
※ DIFF. (FRT-RR speed) : Perbedaan kecepatan putaran antara propeller shaft depan dan
belakang.
8 KOMPONEN TOD
Planetary
gear set
EMC (Electro
magnetic clutch)
Shift fork
MPS (Motor
position sensor)
Electric
shift cam Shift motor
Pada maslah TOD, driving torque untuk shaft belakang ditransmisikan ke shaft depan melalui
multiple disc clutch. Output Torsi melewati disc clutch dapat diubah oleh sejumlah arus menuju
EMC (Electronic Magnetic Clutch). Ada sebuah cam dengan 3 bola antara multiple disc clutch
dan EMC housing. Jika arus yang diberikan ke EMC makin tinggi, maka makin banyak tekanan
magnetic mendorong disc clutch melalui cam. Akibatnya, lebih banyak gaya gesek
dibangkitkan pada rangkaian disc clutch sehingga membuat transmisi torsi yang lebih tinggi.
Untuk membuat rasio gear 4LOW (3.48:1), planetary gear set dipasang dan dikontrol oleh
electronic shift fork. Titik penghubung ‘A’ dan ‘B’ diubah berdasarkan pada arah gerakan shift fork.
Pada kasus penghubung ‘A’ : Planetary sun gear 1:1
Oil pump dipasangkan untuk pelumasan multiple disc clutch sebagaimana komponen transfer case
yang lainnya.
Oil pump
Install location
Oil strainer
9. POWER FLOW
Aliran power sistem TOD hampir sama dengan sistem EST kecuali adanya penggantian multiple
disc clutch, bukan lock-up shift fork dan lock-up collar.
Driving force dari TM case sampai di input shaft. Dalam mode AUTO, input shaft secara langsung
bersamaan dengan output shaft belakang membuat hubungan 1:1. Output Torsi shaft belakang
dikirmkan ke shaft depan melalui multiple disc clutch. Pada mode LOW, planetrary gear diaktifkan
untuk membuat rasio gear 2.48:1. Dan arus selanjutnya sama dg mode AUTO.
EMC
Ada sebuah cam dengan 3 bola antara EMC dan disc clutch. Bola bola ini mempunyai dudukan
dipusat slot cam dan mereka akan tetap pad posisinya kecuali ada momen rotasi yang terjadi
yang mengenai permukaan bola bola itu. Jika kontak permukaan diputar karena driving force,
ini momen rotasi, bola menggelinding keluar dari dudukannya. Bentuk slot meruncing di sudut.
Tiga slot pada cam mempunyai kedalaman yang paling besar pada pusat mereka.
Kedalamannya lebih kecil pada sudut/siku. Itulah kenapa, bola menggelinding melewati slot ke
siku/sudut secara proporsional terhadap gaa magnetic dari EMC coil.
Semakin jauh bola bergeser ke samping, semakin besar tekanan multi disc clutch diberikan
untuk membangkitkan driving force ke shaft depan.
Driving force
Driving force
4L signal
‘N’ signal
‘N’ relay
4L signal
Torque control
MIL CAN HI, LOW
Micro processor
Position 3
Position 4 Electro magnetic clutch
Auto/Low switch
A/T ‘N’ relay signal Cluster ‘Low’ lamp
ROM
Rear speed sensor
K-Line
TPS (PWM) from ECM
RAM
EMC
EMC
Front speed Rear speed
sensor power sensor power
supply supply
4
Front speed
ground Rear speed
EMC coil ground
TCCM
Position 1 Position 2
Ground Position 3
Motor Lo-Hi
(Counterclockwise) Position 4
Shift motor Motor Hi-Lo
Position encoder (Clockwise)
Position 2 Position 4
Position 3
Position 1
Sinyal output berubah tergantung dari posisi shift motor. Terdapat 9 kode posisi yang valid yang
dapat dideteksi TCCM.
12V
1
MPS
2
M
17
16
5V
TCCM
Putaran searah jarum jam (Hi Lo): Terminal 1,2 adalah B+ (12V), terminal 16,17 adalah
ground.
Putaran kebalikan dari jarum jam (Lo Hi): Terminal 1,2 adalah ground, terminal 16,17
adalahB+ (12V).
4) INDICATOR
TOD SW INDICATOR
Condition A/T LEVER Description
mode 4LOW W/Lamp
IGN ON P/R/D/2/1 AUTO ON (3sec) ON (3sec) ON (3sec) --> OFF at IG. ON
or 'AUTO mode' holding
AUTO→4LOW Blinking OFF
IDLE
'AUTO mode' holding
4LOW→AUTO OFF OFF
TCCM
Inhibitor
switch
IG1
HP
Items Condition INDICATOR
Description
4LOW W/Lamp
TPS OPEN OR OFF OFF 1. No warning lamp blink or ON.
SHORT(GND) 2. AUTO ↔ 4LOW shift is possible
SHIFT MOTOR OPEN OFF Blink 1. Warning lamp blinks after 1 sec. since the fault
is occurred.
2. Fail at the 'AUTO mode'
: AUTO mode holding
: '4LOW' lamp blinks if '4L' is selected
3. Fail at the '4LOW mode'
: 4L mode holding
: '4L OW lamp blinks if 'AUTO' is selected
4. Even though the fault is repaired, shift
prevention is still existed.
If IG. ON again, system is operated normally.
HP
HP
Items Condition INDICATOR
Description
4LOW W/Lamp
SHIFT MOTOR OPEN 1. Warning lamp blinks after 1 sec. since the fault
POSITION Short to battery is occurred.
SENSOR 2. Fail at the 'AUTO mode'
(1), (2), (3), : AUTO mode holding
(4), (5) OFF
: '4LOW' lamp blinks if '4L' is selected
SHORT(GND) OFF Blink 3. Fail at the '4LOW mode'
: 4L mode holding
HP
: '4L OW lamp blinks if 'AUTO' is selected
Items Condition INDICATOR
4. Even though the fault is repaired, shift
Description
4LOW W/Lamp prevention is still existed.
FRT SPEED OPEN OFF OFF 1. IfWarning lamp blinks
IG. ON again, system after 0.5 sec. since
is operated the fault
normally.
SENSOR is occurred.
2. Fail at the 'AUTO mode'
: AUTO mode holding
: '4LOW' lamp blinks if '4L' is selected
3. Fail at the '4LOW mode'
RR SPEED OPEN OFF OFF : 4L mode holding
SENSOR : '4L OW lamp blinks if 'AUTO' is selected
HP
Items INDICATOR 4. Even though the fault is repaired, shift
Condition
Description
4LOW W/Lamp prevention is still existed.
EMC OPEN OFF Blink 1. IfWarning
IG. ON lamp
again,blinks
systemafter
is 0.8 sec. since
operated the fault
normally.
(ELECTRO- is occurred.
MAGNETIC 2. Fail at the 'AUTO mode'
CLUTCH) : AUTO mode holding
: '4LOW' lamp blinks if '4L' is selected
3. Fail at the '4LOW mode'
SHORT(GND) OFF Blink : 4L mode holding
: '4L OW lamp blinks if 'AUTO' is selected
4. Even though the fault is repaired, shift
prevention is still existed.
If IG. ON again, system is operated normally.
DTC Content
P1725 TOD CONTROL MODULE(CHECKSUM) ERROR
P1726 THROTTLE POSITION INPUT - LOSS OF SIGNAL
P1727 THROTTLE POSITION INPUT - OUT OF RANGE
P1728 EMC - OPEN/SHORT TO BATTERY
P1729 EMC - SHORT TO GROUND
P1730 FRONT SPEED SENSOR - LOW INPUT
P1731 FRONT SPEED SENSOR - HIGH INPUT
P1732 REAR SPEED SPEED SENSOR - LOW INPUT
P1733 REAR SPEED SPEED SENSOR - HIGH INPUT
P1734 SPEED SENSOR REFERENCE - LOW INPUT
P1735 SPEED SENSOR REFERENCE - HIGH INPUT
P1736 SHIFT MOTOR - OPEN
P1737 SHIFT MOTOR - OPEN/SHORT TO GROUND
P1738 SHIFT SYSTEM TIMEOUT
P1739 GENERAL POSITION ENCODER FAULT
P1740 POSITION 1 - SHORT TO GROUND
P1741 POSITION 2 - SHORT TO GROUND
P1742 POSITION 3 - SHORT TO GROUND
P1743 POSITION 4 - SHORT TO GROUND
EEPROM
1 P1725 TOD Default calibration data -
checksum fault
Electric motor
14 Shift system timeout P1738 No Shifts Blink
shifting(4H-4L-4H)
Signal
No Items Condition Remarks
Type Level
1 A1 MOTOR OUTPUT IDLE("N"단 ) DC Vbatt
(HI-LOW) ↑ 0V
2 A2 MOTOR OUTPUT IDLE("N"단 ) DC Vbatt
(LOW-HI) ↑ 0V
FREQ. : 50Hz
DUTY(-) : 0 ∼ 88%
IGN ON ↑ Vbatt
5 A5 IGN 1 IGN OFF DC 0V
IGN ON ↑ Vbatt
FREQ. : 100Hz
W.O.T - 83%
10 B5 SHIFT MOTOR IDLE → AUTO CODE : 0010 → 0000 * MTR POS. CODE:
30PULSE/PROPSHAFT REV.
DUTY(-) : 50%
Signal
No Items Condition Remarks
Type Level
12 B7 N.A
13 B8 SPEED SNSR GND
(HI-LOW) ↑ 0V
15 A7 MOTOR OUTPUT IDLE("N") DC Vbatt
(LOW-HI) ↑ 0V
16 A8 SPEED IGN OFF DC 0.9V or less
27 B15 SHIFT MOTOR IDLE → AUTO CODE : 0010 → 0000 * MTR POS. CODE:
POSITION 1 (A/T LEVER → LOW CODE : 0101 → 0000 1/2/3/4 = XXXX
Signal
No Items Condition Remarks
Type Level
28 B16 SHIFT MOTOR IDLE → AUTO CODE : 0010 → 0000 * MTR POS. CODE:
POSITION 3 (A/T LEVER → LOW CODE : 0101 → 0000 1/2/3/4 = XXXX
"N") LOGIC HI(1) : 4.5V or more
LOGIC LO(0) : 0.5V or less
29 B17 RR SPEED SNSR Vehicle PULSE 4V or more * VSS 60KPH :
driving 0∼ 0.9V 966Hz
30PULSE/PROPSHAFT REV.
DUTY(-) : 50%
30 B18 SHIFT MOTOR IDLE → AUTO CODE : 0010 → 0000 * MTR POS. CODE:
4
POSITION 3 (A/T LEVER → LOW CODE : 0101 → 0000 1/2/3/4 = XXXX
"N") LOGIC HI(1) : 4.5V or more
LOGIC LO(0) : 0.5V or less
16.1 MEMBONGKAR
* EMC coil
Fork pads
* Snap ring
* Setelah dilepas
* 4H lock-up assembly
* 4H lock-up assembly
16.2 MERAKIT
Setelah dipasang
* Setelah pemasangan
* Lolkasi spacer.
Spacer
* Setelah pemasangan
* Setelah pemasangan
* Setelah pemasangan
Santa-Fe D-VGT
Electronically Controlled
On-Demand 4WD System
17. APLIKASI
◈ : Mechanical ★ : Electronic
North
Line-up Korea Europe General Aus. Japan
America
SIR-II
M/T - - -
2.4
DELTA2.7 A/T
M/T ★ - ★ ★ - -
D-2.0 VGT
A/T ★ - ★ ★ - -
SIGMA3.5 A/T - ★ - - - -
Secara luas dipakai untuk kendaraan penumpang / SUV / kendaraan niaga ringan (FF Base)
18. KEUNGTUNGAN
Kemampuan kontrol yang lebih baik untuk seluruh kondisi pengendaraan menjadi suatu faktor
penting bagi promosi All-Wheel-Drive. Kendaraan jenis AWD mempunyai handling dan
keamanan yang lebih untuk segala situasi.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, produk baru Electronically Controlled On-Demand 4WD
System pada Santa-Fe D-VGT bisa menyalurkan torsi yang dikontrol penuh secara elektronik
dan pengaktivasian akslerasi dan deselerasi secara otomatis. Performa dan keamanan secara
maksimal dapat diperoleh untuk segala situasi, dengan keunggulan sebagai berikut :
Parking
Penyalurang torsi rendah atau nol diperlukan untuk mempermudah dan memberikan
kenyamanan bermanuver.
Akselerasi
Penyaluran torsi yang besar untuk memberikan traksi maksimal untuk ke empat rodanya.
Braking/ABS
Langsung menonaktikan sinyal ABS untuk memastikan fungsi sistem ABS secara penuh
ESP/TCS
Langsung menonaktifkan sinyal ESP/TCS untuk memastikan fungsi ESP/TCS secara penuh.
Komunikasi alternatif dengan sistem ESP/TCS, yaitu penambahan fungsi kontrol dari sistem
ON-Demand 4WD ke sistem ESP/TCS.
Off-road
aktiivasi cepat dengan penyaluran torsi yang cukup besar memberikan traksi maksimal.
19. SKEMATIK
RR Axle
DDU Coupling
- Distribusi torsi : dibuat dengan DDU - Distribusi torsi : dibuat dengan Coupling & ECU
- Tidak ada sensor (Murni mekanis) - dengan sensor (Kontrol secara elektronik)
Throttle Position
Steering Wheel Angle
Four Wheel Speed
[ITM (FF car: Santa-Fe)] [TOD & EST (FR car: Terracan)]
Tentukan penyaluran
torsi secara maksimal 4WD ECU
21. STRUKTUR
STRUKTUR COUPLING
Clutch Housing
Clutch Plates
Coil
Compress primary
clutch
Armature
Magnetic Field
Apply cam
Ball cam at
rest Ball cam applying
force
ball
Primary torque in
base cam
Clutch plates
Clutch housing
Compress
secondary clutch Back plate
Apply cam
Output torque to
rear axle
VehicleModel
2. Steering Angle
1 2 3 4
3. 4 Wheel Speeds
Santa-Fe WGT - - - -
4. Prop-Shaft
speed
Santa-Fe VGT ● ● ● -
Terracan ● - - ●
3500
5 RPM
3000
New On-Demand
2500 (VGT)
m)
2000
(N 4 RPM
e
qu Viscous
1500
Tor (WGT)
e
Axl
1000
3 RPM
500
0
0 20 40 60 80 100 120
Berat (kg)
No Part Name Keterangan
Center Diff On-Demand
(WGT) (VGT)
1 Transfer Assy 23.5 21.0
30M
Kesimpulan Test
- Kontrol maksimal kecepatan kendaraan menjadi lebih cepat
- Respon steering menjadi lebih baik.
Lainnya
- tidak ada keluhan dari pelanggan mengenai performa handling untuk WGT 2WD (Umumnya
4WD lebih baik dibandingkan dengan sistem 2WD dalam hal Handling, oleh karena itulah
tidak ada komplin untuk VGT 4WD)
27. DIAGNOSIS
Selama ECU diaktifkan maka secara berkala dia akan memonitor input dan ouput. Jika ada
kesalahan yang terdeteksi, maka lampu diagnosticakan menyala dan berkedip-kedip . dan
kode kerusakannya akan disimpan di dalam memori ECU.
Ketengangan Diagnostic
Input Diagnostic Cara menghilangkan
Error Lamp
Error Kode kesalahan FFH dari CAN .Bus, sinyal hilang selama 1 detik. Kode
Strategy
kesalahan disimpan di dalam memory
ECU TPS=0 ITM Controller tidak akan re-act ke pre-empt. Pre-empt=0. ECU tidak akan
Action
mengirim arus ke clutch coil.
Error
Strategy Sinyal diluar range l : tegangan >= 4.5 vdc selama lebih dari satu (1) detik
ECU
Action Steering Wheel Sensor input=0. ECU tidak akan mengirimkan arus ke clutch coil.
P1750
FLSS
(C1201)
P1751 Kode kesalahan dihilangkan
FRSS
(C1201) Diagnostic dengan mereset ignition
Loss of signal
P1752 Lamp set cycle. P-code disimpan, dan
RLSS
(C1201) dihapus oleh K-Line tool
P1753
RRSS
(C1201)
Error Ukurlah masing-masing roda, jika perbedaan kecepatannya adalah 30kph
Strategy
selama 30 detik, maka kode kesalahan akan di-set. Ignition cycle akan di-reset
ECU
Action Speed sensor error akan mematikan ITMf. ITM tidak mempunyai output
Diagnostic
Input Ketengangan Error Diagnostic Cara menghilangkan
Lamp
ECU TPS=0 ITM Controller tidak akan re-act ke pre-empt. Pre-empt=0. ECU tidak akan
Action
mengirim arus ke clutch coil.
ECU
Action Speed sensor error akan mematikan ITM. ITM tidak mempunyai output
Set
Short/Open ke
P1728 Diagnostic
Battery
EMC Lamp Sama seperti speed
Set sensor fault
Short ke Grid P1729 Diagnostic
Lamp
Error
Strategy 25 kali ddalam satu baris
ECU
action EMC akan mematikan ITM. ECU clutch coil
[CONNECTOR]
- DDU
- LSD (Front)
SIRIUS II M/T ★
- 2.0 DOHC A/T
SIRIUS II M/T ★ ★ ★ ★ ★ ★
- 2.4 DOHC A/T ★
δ - 2.7 V6 A/T ★ ★ ★ ★ ★
M/T ★ ★ ★ ★
2.0 DSL Tci
A/T ★ ★
Pada jalan yang licin seperti adanya salju atau aspal yang basah, jika kecepatan putarannya
berbeda antara roda depan dan belakang, maka tenaga putarnya akan secara optimal
disalurkan ke roda depan dan belakang oleh high viscosity fluid coupling. Sehingga lebih
efisien.
Bagi kemudi daya respek kendaraan ini lebih mengenakkan, karena pengemudi tidak perlu lagi
memilih atau memindahkan tuas 4WD seperti yang terjadi pada siswtem 4WD part time.
- Spesifikasi pelumas :
SAE80W90 / API GL5 - 0.8Liter
- Manual transaxle konvensional:
SAE75W90 / API GL4
1) CIRI UTAMA
System Configuration
Full Time 4WD System (AWD)
Center Differential + Viscous Coupling
Double Differential Unit (DDU)
- Center differential dan front differential dirancang dalam satu kesatuan unit
(letaknya di dalam transmisi)
Distribusi Torsi
60% : 40% (Front : Rear Wheel)
Desain Kompak
VC housing menyatu dengan helical drive gear
Double differential unit
2) STRUKTUR SISTEM
a. T/F assembly :
Transfer assembly termasuk DDU (double differential unit)
dikembangkan oleh ‘SFT’ (Steyr-Daimler-Puch
Fahrzeugtechnik AG&Co.) Graz, Austria. Dan sekarang
dibuat oleh KIA heavy Inc.,
Transfer Overview
Center differential
FRT LH FRT RH
VCU
Front differential
RR
Transfer Case
Helical Gear
Hypoid Gear
Transfer Case
RH sun gear
LH carrier RH carrier
LH sun gear
LH pinion RH pinion
(Single) (Double) VCU
Ring gear
To rear wheel
Ring
Gear
Sun Gear
Pinion Gear
From a case
Connected with V/C Inner Plate(Outer shaft) and L/H
Carrier(Case)
From R/H
Carrier
From LH carrier
(Front speed)
Inner
plate
Power flow
1. R/H Carrier → Inner Shaft → O/Plate → Helical gear → Rear
Wheel
2. L/H Carrier(F/Drive Gear) → Outer Shaft → I/Plate
Input Output
m)
(kgf·
ue High viscosity fluid (Silicon oil)
torq
ut
Outp Spacer ring
1) SYSTEM STRUCTURE
Double Diff Unit : Power Distribution
- Front / Rear Wheel, Front LH / RH Wheel
Viscous Coupling : Limited Slip Device
- Front / Rear Wheel
Hypoid Gear Set : Direction Change Device
- To Rear Wheel
Front Wheel
: Output of Transmission → DDU → Front LH/RH Wheel
Rear Wheel
: Output of Transmission → DDU → (Viscous Coupling) → Hypoid Gear →
Rear LH/RH Wheel
Carrier
LH RH
Sun Gear
Ring Gear
Ring gear
RH carrier
Final drive gear
LH sun gear
LH carrier
LH pinion (single)
LH carrier
Carrier
L/H
Sun Gear
Ring Gear
Ring gear
RH carrier
LH Planetary gear
LH sun gear
Ring gear
RH pinion (double)
Front RH Rear
Carrier
R/H
Sun Gear
Ring Gear
Front LH Front RH
Wheel Wheel Hypoid Gear
Rear Rear
Power Out Wheel Differential
6) POWER FLOW
C: Rear Wheel
F/Drive Gear → L/H Carrier → Ring Gear → R/H Carrier
→ Hollow Shaft → Helical Gear Set → Hypoid Gear →
P/Shaft → R/Diff’ → Rear Wheel
1) FRONT DIFFERENTIAL
Pinion gear
(Z=19)
Sun gear
(Z=30)
2) CENTER DIFFERENTIAL
TM transfer driven gear
Pinion carrier
Sun gear
(Z=30)
Inner pinion gear
(Z=15)
Approx. Approx.
2mm 4.6mm
To CV joint To DDU
Sun gear
Sun gear
Jika sun gear dipasang terbalik, maka pemasangan CV joint tidak bisa dilakukan.
To Front To Front
LH RH
T2 / T3 = Z2 / Z3
T3 = T1 × Z3 / (Z2+Z3) = T1 × 30/100 = T1 × 3/10
T2 = T1 × Z2 / (Z2+Z3) = T1 × 70/100 = T1 × 7/10
: 30% of input torque is transmitted to front LH wheel.
: 70% of input torque is transmitted to RH planetary gear.
Marking
Serial No.
Month
Year
Side Gear
Side Gear
2) STRUKTUR
Pinion Gear
Side Gear
Pinion gear
3) FUNCTION
Kondisi Normal
Fungsi Differential :
Konsep ini dipakai untuk mobil 4X4 dengan tujuan untuk meningkatkan keamanan dan
perpofma mobil ketika melaju di dinalan yang licin seperti hujan, off-road bahkan bersalju.
Fungsi ini berlaku tidak hanya untuk off-road atau jalan yang daya cengkramnya kecil,
namun juga bisa untuk situasi dimana sebagian mobil terangkat dari jalan karena menikung
dengan cepat. Kesimpulannya, alat berguna untuk mendapatkan tenaga berkendara yang
baik sehingga tingkat keamanan dan keselamatan menjadi lebih baik.
By adopting torque sensing type limited slip differential, there are some merits as bellows
comparing with the conventional rotation speed sensing type.
- Drive : 1.8±0.3
- Coast : 2.0±0.3
4) SISTEM KERJA
- KONDISI NORMAL
Pinion gear
Side gear
LH side RH side
Tidak ada perbedaan kecepatan putaran pada kedua side gear sehingga differential case akan
berputar dalam satu kesatuan. (Internal pinion gear tidak berputar pada sumbu tersebut)
- Kondisi Differential
Pinion gear
Side gear
LH side RH side
Pada saat roda kiri dan kanan berputar dengan kecepatan yang berbeda, akan menyebabkan
perbedaan putaran pada kedua side gear dan masing-masing berputar terbalik pada pinion
gear di side gear.
Fix
LH side RH side
Pada saat koefisien terhadap permukaan jalan antara sisi kanan dan kiri berbeda, atau beban
keduanya tidak sama karena disebabkan menikung secara tajam, gaya tahanan antara side
gear dan gigi pinion gear dan thrust force pada helical gear set akan muncul dan gaya ini akan
menyebabkan pembatasan differential.
GALLOPER
4WD SYSTEM
1) CAM TYPE
A B C D E F G H
2) OPERATING PRINCIPLE
connection
1) CONSTRUCTION
A B C
D E F G H B F C
2) OPERATING PRINCIPLE
From rear propeller shaft
To left wheel
To right wheel
1) COMPONENTS OF 4WD
Drive shaft
Inner shaft
ENG TM TF
Rear axle
Rear propeller shaft
Drive shaft
Front propeller shaft
Axle shaft
Front axle
Main shaft
TM TF
Rear
output shaft
Output shaft
TM TF
Rear
output shaft
4) TRANSFER – STRUCTURE
Clutch sleeve
To front axle
Chain
Bearing
Bearing Chain
Chain
Bearing
Chain
Bearing
9) TRANSFER – TOWING
Untuk mobil dengan transmisi manual, pindahkan gearshift lever ke netral dan transfer
shift lever ke posisi “N” sehingga free-sheeling hub tidak terkunci. Untuk mobil dengan
transmisi otomasi, geser selector lever ke posisi ”N”.
Pastikan, kecepatan towing masih dalam batasan yang diijinkan . begitu juga, mobil
dengan transmisi otomatis seharusnya tidak diderek pada kecepatan yang melebihi
30km/h (18mph) atau untuk jarak tempuh lebih dari 30km (18miles).
Putar switch start ke “ACC” agar steering wheel tidak terkunci. Jika anda ingin
menggunakan sinyal belokan saat diderek, putar switch start ke posisi “ON”.