Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
net/publication/324559345
CITATIONS READS
0 141
1 author:
Irmawita Irmawita
Situs Resmi Universitas Negeri Padang
10 PUBLICATIONS 2 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Irmawita Irmawita on 17 April 2018.
Oleh
IRMAWITA
NIM: 51773
Nama : IRMAWITA
NIM : 51773
DOSEN PEMBIMBING/PROMOTOR
No Nama Promotor Tanda Tangan
1. Prof. Dr. Rusdinal, M. Pd
Nama : Irmawita
NIM: 51773
Komisi Promotor
1. Karya tulis saya disertasi dengan judul: “Model Pengelolaan Program dan
Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Fungsional Berbasis Kebutuhan Belajar
Masyarakat” adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik baik di Universitas Negeri Padang maupun di Perguruan Tinggi
lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, penilaian dan rumusan saya sendiri, tanpa
bantuan tidak sah dari pihak lain, kecuali arahan Tim promotor ,Pembahas dan
Penguji.
3. Di dalam karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah di
tulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali dikutip secara tertulis dengan
jelas atau dicantumkan sebagai acuan di dalam naskah saya dengan
disebutkan nama pengarangnya, dan dicantumkan pada daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidak benaran pernyataan ini, saya bersedia
menerima sangsi akademik berupa pencabutan gelar yang sudah saya peroleh
karna karya tulis ini, serta sangsi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan
hukum yang berlaku.
Irmawita
NIM 51773
KATA PENGANTAR
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………….. i
ABSTRACT ………………………………………………………. ii
ABSTRAK………………………………………………………….. iii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………… iv
SURAT PERNYATAAN…………………………………………... vi
KATA PENGANTAR …………………………………………….. vii
DAFTAR ISI……………………………………………………….. ix
DAFTAR TABEL………………………………………………….. xi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………. xii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….. xiii
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1
B. Fokus Penelitian................................................................. 17
C. Rumusan Masalah……………………………………….. 19
D. Tujuan Penelitian............................................................... 19
E. Spesifik Produk yang Diharapkan……………………… 20
F. Pentingnya Pengembangan……………………………… 20
G. Keterbatasan Pengembangan…………………………… 23
H. Definisi Istilah…………………………………………. 24
I. Manfaat Penelitian............................................................ 26
Gambar Halaman
4.4 Flow Diagram Sintaks Model Pengelolaan dan Pembelajaran KF.. 215
Lampiran Halaman
Rekapitulasi Data Uji Coba Terbatas dan Uji Coba Secara Luas……… 329
Daftar Hadir Uji Coba Terbatas, Secara Luas dan FGD……………… 352
BAB I
PENDAHULUAN
manusia yang dilaksanakan pada jalur pendidikan formal, nonformal dan informal. Freire
(1921) dalam Elih (2009: 35) “ Pendidikan adalah sebuah jalan untuk menuju
pembebasan permanen melalui dua tahap , yakni dengan pendidikan orang menjadi sadar
dengan penindasan yang mereka alami, dan ia mulai mengubah keadaan , kemudian atas
kesadaran itu dibangun suatu proses permanen aksi pembebasan budaya. Pendidikan
dan menulis, tetapi juga mendorong peserta didik supaya ikut berpartisipasi dalam proses
politik melalui proses membaca dan menulis sesuai dengan keinginan dancita-citanya”.
dan nilai-nilai yang memungkinkan bagi seseorang atau kelompok untuk berperan serta
secara efisien dan efektif dalam lingkungan keluarganya, pekerjaanya, masyarakat, dan
bahkan negaranya.
Pendidikan untuk semua atau EFA (Education for All), dan kemudian komitmen
ini diperkokoh di Dakar tahun 2000 yang selanjutnya lebih dikenal dengan Deklarasi
Pendidikan untuk Semua (The Dakar Framework for Action Education for All), yakni:
(1) memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini
secara komperhensif terutama yang sangat rawan dan terlantar; (2) kesetaraan gender di
bidang pendidikan; (3) program life skill bagi pemuda dan orang dewasa; (4)
2
pemberantasan buta aksara; (5) wajib belajar pendidikan dasar; dan (6) peningkatan mutu
pendidikan. Tampak jelas dari 6 (enam) komitmen Dakar tersebut hampir semuanya
Berdasarkan laporan UNESCO (2002 dan 2012), selama kurun waktu 10 tahun
Indonesia sudah bisa mencapai target Dakar, yakni mengurangi jumlah buta aksara
sekitar 50 % dari kondisi buta aksara tahun 2000. Tepatnya, jumlah penduduk buta aksara
Indonesia yang pada tahun 2000 sebesar 13,2% dari 209 juta jiwa, pada tahun 2010
tinggal 7% dari total penduduk (244 juta jiwa). Menurut data Ditjen PAUDNI terbaru
(2011), jumlah penduduk buta aksara tinggal 4,43% atau sekitar 6,7 juta orang. Atas
prestasi ini tahun 2012 Indonesia mendapatkan penghargaan(Kim Sejong) dari UNESCO.
nonformal disebut juga dengan Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Menurut Marzuki (2010 :
137) “Pendidikan nonformal adalah proses belajar yang terjadi secara terorganisasikan di
luar sistem persekolahan atau pendidikan formal, baik diselenggarakan terpisah maupun
merupakan bagian penting dari suatu kegiatan yang lebih besar dan dimaksudkan untuk
dan berkelanjutan di luar sistem persekolahan melalui hubungan sosial untuk membimbing
individu, kelompok dan masyarakat agar memiliki sikap dan cita-cita sosial yang efektif
guna meningkatkan taraf hidup di bidang sosial, materil dan mental dalam rangka usaha
kelompok belajar, dan kelompok belajar itu dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan
program dan pembelajaran. Berbagai satuan program dikelola oleh lembaga pendidikan
nonformal salah satunya program pendidikan keaksaraan fungsional untuk dapat melayani
masyarakat buta aksara. Pendidikan keaksaraan fungsional ( KF) dikelola dalam bentuk
pendidikan nonformal seperti Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM), Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) yang didanai dari anggaran
oleh pengelola dan penyelenggara sebagai pengelola program dan tutor sebagaai
keaksaraan fungsional dalam rangka pemberantasan buta aksara dan meningkatkan taraf
belajar masyarakat dan pemanfaatan potensi lokal yang ada di lingkungan masyarakat
dimana program belajar itu dilaksanakan. Menurut Fordman (2001: 121) terdapat empat
tidak beruntung; (2) ditujukan dan memiliki perhatian khusus pada kategori sasaran-
sasaran tertentu; (3) terfokus pada program yang sesuai dengan kebutuhan; (4) fleksibel
analisis dari jenis kebutuhan belajar yang beragam, menurut Kusnadi (2003: 98 ):(1)
Pendidikan umum atau dasar, meliputi program literasi; (2) Pendidikan dasar mengenai
ilmu pengetahuan dan lingkungan; (3) Pendidikan keterampilan produktif; dan (4)
terutama masyarakat yang sedang dalam keadaan buta aksara dan masyarakat miskin.
Kebutuhan baca tulis menjadi penting , Adnan (2009 : 146) menyatakan beberapa alasan
“mengapa orang buta aksara perlu belajar keaksaraan adalah seperti : (1) mendapatkan
status dan/atau dihormati oleh orang lain; (2) mempelajari kemampuan/keterampilan baru
yang belum dimiliki (3) mendapatkan posisi tertentu sesuai dengan tanggung jawabnya
usaha/bisnis baru (6). menulis dan membaca surat-surat yang sifatnya resmi (7).
membantu pekerjaan rumah anak (PR); (8) mendapatkan informasi berkaitan hal tertentu,
seperti tentang pertanian dan kesehatan (9) membaca aturan pakai berbagai produk
barang dan jasa (10) membaca media cetak (11) mengetahui label di pestisida dan pupuk
(14) mendapatkan pekerjaan (15) membaca buku keagamaan (15) memperoleh hiburan.
Masih banyak lagi alasan yang diperlukan untuk belajar keaksaraan, dalam
kenyataan faktor terpenting yang memotivasi mereka belajar keaksaraan sering tidak
tampak dalam program pendidikan keaksaraan itu sendiri. Jika dilihat dari filosofinya,
penyelenggaraan pendidikan keaksaraan merupakan salah satu dari sekian banyak cara
5
untuk membantu manusia mengingat, mencatat, dan berkomunikasi lintas ruang dan
waktu. Dengan demikian, pendidikan keaksaraan bukan satu-satunya cara bahkan bukan
cara yang terbaik untuk menuntaskan kebutaaksaraan, dan hal-hal yang melingkupinya
seperti kemiskinan, keterbelakangan, dan ketidak berdayaan penduduk. Satu hal yang
pasti bahwa, kebutuhan akan pendidikan keaksaraan semakin meningkat seiring dengan
keanekaragaman konteks budaya, dan tidak selalu sesuai dengan budaya lokal dalam
suatu masyarakat. Permasalahan yang muncul dari model keaksaraan otonom adalah
bahwa model tersebut mempunyai anggapan yang sempit dan datang dari alam pikiran
dunia barat. Atas dasar itu, Street lebih lanjut menyarankan, model “keaksaraan
ideologis” yang memandang bahwa model keaksaraan itu tidak hanya satu, tetapi ada
keaksaraan dan budaya lokal. Pada intinya filosofi model “keaksaraan ideologis” adalah
program pemberantasan buta aksara harus relevan dan sesuai dengan pandangan hidup
Pendidikan keaksaraan fungsional terdiri dari dua jenis kelompok belajar yaitu
kelompok belajar KF tingkat dasar dan kelompok belajar KF lanjutan yang diberi nama
Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM). Menurut Zainudin (2001: 25) kelompok belajar
adalah “upaya yang dilkakukan secara sadar dan berencana melalui bekerja dan belajar
6
dalam kelompok belajar untuk mencapai suatu kondisi yang lebih baik dibandingkan
produktif yang dapat membantu ekonomi dan penghasilan warga belajar. Artinya
memberikan pengetahuan dasar dan pengetahuan umum tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pelatihan keterampilan yang dapat membantu sumber mata pencaharian
warga belajar.
sekitarnya. Program KF dasar dan KUM menjelaskan tentang kemajuan warga belajar
dan kelompok belajar dari buta huruf murni menuju kepada kemandirian belajar.
menjelaskan (2012): terdapat sekitar 500.000 orang buta aksara usia 15 sampai 24 tahun,
sekitar 2,3 juta kelompok usia 25 sampai 44 tahun, dan sekitar 3,9 juta kelompok usia 45
sampai 59 tahun. Pemberantasan buta aksara ini sesungguhnya sudah dimulai sejak
dibandingkan dengan masyarakat buta aksara yang identik dengan kebodohan dan
sudah dinilai sukses memberantas buta aksara, tetapi kenyataannya masyarakat yang
tidak memiliki kemampuan membaca sama sekali masih banyak dan tersebar di berbagai
pemberantasan buta aksara melalui Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang
Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GN-PWPPBA). Inpres ini merupakan kebijakan
Tinggi.” Salah satu alternatif untuk mendorong kelompok-kelompok buta huruf ini agar
yang khusus ditujukan kepada mereka. Upaya pelayanan pendidikan keaksaraan pada
hakekatnya upaya mendidik rakyat agar mereka lebih bertanggung jawab, mudah
memahami keinginan pemerintah, dan menjadi warga negara yang produktif. Upaya
pendidikan keaksaraan akan kurang mampu berpartisipasi dalam proses politik, ekonomi
dan proses produksi”. Agar mereka mampu melaksanakan tugasnya sebagai warga
Negara ,maka kepada mereka perlu diberikan pelayanan pendidikan keaksaraan, sehingga
mereka menjadi warga negara yang fungsional dalam proses politik dan ekonomi.
8
marginal yang ada di daerah perkotaan dan pedesaan mempunyai peluang untuk
Pengetahuan dan keterampilan belajar untuk hidup yang layak; dan (3) Pengetahuan dan
dalam kehidupan modern dewasa ini sehingga memungkinkan setiap mereka menghadapi
terjadi sebagai akibat kemajuaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain
bukanlah hal yang sederhana, apalagi pada masyarakat marginal yang karena berbagai
yang buta huruf umumnya hidup berada dalam kemiskinan, kebodohan dan
keterbelakangan baik dalam bidang kesehatan, gizi, ekonomi maupun dalam pem-
kesempitan pengetahuan dan pengertian, serta tidak dapat memahami syarat–syarat hidup
dalam tatanan kehidupan modern. Untuk itu tujuan dari pendidikan keaksaraan
fungsional secara umum adalah berusaha meningkatkan taraf kecerdasan masyarakat dan
memberikan sarana untuk mencapai taraf kehidupan sosial, ekonomi yang lebih baik.
Guna mencapai tujuan tersebut, perlu usaha pemberian kecakapan baca dan tulis latin
pada setiap anggota masyarakat, memberikan pengertian dan mendorong agar selalu
meningkatkan taraf hidup lahir dan bathin, mendidik mereka untuk mengembangkan
kemampuannya. Atas dasar itu program pendidikan kekasaraan fungsional bukan hanya
9
memberikan kecakapan baca tulis saja, tetapi berusaha memberikan kemampuan dalam
memanfaatkan kecakapan baca, tulis dan berhitung mereka guna memperbaiki taraf mutu
kehidupannya.
syarakat yang tidak pernah bersekolah sama sekali dan mereka yang putus sekolah dasar
kelas satu sampai kelas tiga berumur diatas lima belas tahun. Program pendidikan
keaksaraan fungsional tingkat lanjutan melayani warga belajar yang tamat Keaksaraan
Dasar dan program Paket A, Tamat Sekolah Dasar atau tamat SMP yang tidak memiliki
Upaya untuk pengentasan angka buta huruf dapat dilakukan melalui program
(SKB), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), dan berbagai kelompok lainnya.
Latar belakang sejarah, upaya pemberantasan buta huruf sudah dimulai setelah
kemerdekaan negara kita. Model pendidikan keaksaraaan fungsional pada Tahun 1945
sampai 1965 diprogramkan Kursus-Kursus yang lazim disebut dengan Kursus paket A B
C. Kursus A yaitu pemberantasan buta huruf ( PBH) Permulaan, Kursus B yaitu PBH
biasa dilakukan, serta kata-kata yang sederhana yang biasa dipakai dalam kehidupan
sehari-hari. Program belajarnya adalah latihan mengenal huruf, menghafal kalimat kunci,
10
memahami isi bacaan. Melatih menulis dengan jalan menyalin dan dikte, memper-
kenalkan huruf-huruf lainnya yang belum diajarkan dalam pemberantasan buta huruf
kewajiban sebagai warga negara dan disiplin hidup. PBH Lanjutan 2 program belajarnya
agar suka membaca sendiri guna meningkatkan pengetahuan dan memberikan kecakapan
kelompok serta berdiskusi. Materi belajar terdiri dari: (1) kata-kata atau kalimat
sederhana yang mengandung pendidikan agama dan akhlak; (2) Kata-kata atau kalimat
sederhana; (4) kalimat sederhana yang berhubungan dengan soal-soal pembangunan; dan
Tahun 1966 sampai 1970 program pemberantasan buta huruf dikenal dengan
model (PBH Fungtional). Model ini menggunakan metode yang bersamaan dengan
pemberian pelajaran baca, tulis warga belajar diberi pelajaran keterampilan kejuruan serta
pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam mengenai segi teknis bidang
kejuruan. Program PBH Fungsional tidak diarahkan pada masyarakat umum, akan tetapi
11
kejuruan seperti di pabrik, buruh tani , perkebunan dan buta hurufnya benar benar
Tahun 1970 sampai tahun 1999 diprogramkan pemberantasan buta huruf model
gaya baru yang dikenal dengan program Kejar Paket A. Program belajar diberikan dalam
bentuk buku Paket-paket yang terdiri dari buku Paket A 1 sampai dengan Paket A 100.
Muatan materi pada buku paket ini dimulai dari pengetahuan yang dekat dengan
sederhana. Buku Paket A 1 sampai 10 merupakan dasar dari pelajaran baca tulis
kemampuan warga belajar. Buku Paket A 21 sampai dengan 100, merupakan bahan
belajar pilihan yang memuat materi keterampilan fungsional, memiliki tingkat kesulitan
Fungsional. Program ini membelajarkan warga belajar buta huruf murni, dan sudah
melek huruf tapi belum lancar membaca, sudah pandai membaca akan tetapi dilakukan
pendidikan yang diberikan terdiri dari: (1) pengetahuan membaca, menulis dan behitung;
(2). Melatih berkomunikasi untuk dapat berbahasa Indonesia yang baik dan benar; (3)
Hasil studi pendahuluan penulis pada bulan Desember (2011) terhadap lembaga
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM),
melakukan wawancara dengan pimpinan SKB dan ketua PKBM diperoleh informasi
bahwa, jumlah calon warga belajar yang buta aksara saat ini cukup banyak.
Data di Kota Padang pada tahun 2011 sejumlah 3846 orang yang buta aksara,
tahun 2009 sampai saat ini sudah dibelajarkan 1478 orang warga belajar pendidikan
keaksaraan fungsional tingkat dasar akan tetapi yang berpeluang untuk melanjutkan ke
KUM sejumlah 140 orang, hanya 9,5% yang melanjutkan, 90.5% dari mereka ini tidak
melanjutkan . Kelompok belajar terdiri dari 120 kelompok KF dasar dan 87 kelompok KF
KUM. Data di Kabupaten Tanah Datar sejumlah terdapat 2875 orang yang buta aksara,
sampai saat ini sudah dibelajarkan 1270 orang pendidikan keaksaraan fungsional tingkat
dasar, dan melanjutkan ke KF KUM 191 orang, hanya 15% yang melanjutkan dan 85%
dari mereka belum melanjutkan, terdiri dari 65 kelompok keaksaraan fungsional tingkat
ditugaskan oleh SKB atau PKBM. Mayoritas dari mereka adalah berpendidikan SMP dan
SMA, yang minim ilmu dan pengalamannya tentang pendidikan dan pembelajaran
wawasan kependidikan. Peluang yang diberikan pada mereka untuk mengikuti pelatihan
tutor dari SKB dan Seksi PLS Dinas pendidikan cukup kecil, hanya ada peluang 30
orang setiap tahunnya. Penyelenggara lapangan terdiri dari pemuka masyarakat, kader
desa dan pengurus PKK yang ditugasi untuk panitia pelaksana di lapangan sering
13
berganti-ganti, atau mengundurkan diri karena berbagai alasan seperti kesibukan, ketidak
ada kecocokan dengan imbalan yang diberikan. Kurang harmonis hubungan antara
pengelola dan tutor dilapangan. Dana penyelenggaraan program KF sangat terbatas dan
sepenuhnya bantuan dari dana pemerintah, seperti program KF yang dibiayai satu kali
dalam tahun anggaran berjalan, maka pelaksanaan pembelajaran dapat dimulai pada
bulan September karena turun dana terlambat; Alokasi dana untuk pendidikan
dan. Dukungan dari berbagai pihak yang dapat mendorong kemajuan program keaksaraan
fungsional belum maksimal, seperti perhatian dari pemerintah kepala desa, pemuka
masyarakat dan stakeholder hanya sekedar memberikan persetujuan dan belum lagi
program belajar pendidikan keaksaraan fungsional. Calon warga belajar yang semula
ada diantara mereka yang mengundurkan diri karena berbagai alasan, sehingga waktu
pelaksanaan data identitas warga belajar ada yang berubah karena adanya penggantian
dari yang mengundurkan diri tersebut. Calon warga belajar yang mendaftar pada
kelompok, sebagian dari mereka yang sudah mengikuti kegiatan belajar pada tahun
sebelumnya.
Hasil wawancara dengan kepala SKB dan Kepala Bidang Pendidikan Nonformal
Dinas Pendidikan Kota Padang dan Kabupaten Tanah Datar, menyatakan setelah petugas
kami melakukan monitoring dan evaluasi terhadap warga belajar yang sudah dibelajarkan
selama lima tahun belakangan ini, lebih dari separoh warga belajar yang sudah pernah
belajar sebelumnya cendrung buta huruf kembali dan mereka tetap dalam kehidupan yang
14
miskin. Setelah mereka tamat Keaksaraan Dasar mereka enggan melanjutkan ke program
dikelola secara baik, seperti laporan kegiatan administrasi program dan pembelajaran
pendidikan yang bersifat “tawaran” dari atas yang belum tentu masyarakat
membutuhkannya. Hal inipun terjadi pada program pemberantasan buta huruf, sehingga
warga belajar yang menjadi sasaran didiknya tidak memiliki rasa tanggung jawab ( sense
pelaksanaan program pemberantasan buta huruf yang selama ini dilakukan. Berdasarkan
program pemberantasan buta huruf dengan program lainnya yang diselenggarakan oleh
lembaga lain di luar pendidikan masyarakat. Pengintegrasian dan koordinasi ini perlu
dimulai dari tingkat kelompok belajar . Kenyataan yang berkaitan dengan kebanyakan
lulusan pemberantasan buta huruf yang tidak dapat menggunakan hasil belajarnya dalam
lembaga di tingkat desa sampai tingkat nasional, baik dalam perencanaan jumlah maupun
mutu lulusan yang diperlukan ataupun dalam menyalurkan dan memanfaatkan para
memanfaatkan para lulusannya ke dalam lapangan pekerjaan dan dalam usaha di tingkat
lokal.
menjelaskan fungsi manajement terdiri dari empat urutan yang disingkat dengan POMC,
pengelolaan program pendidikan keaksaraan fungsional merujuk dari kedua teori ini
merupakan upaya yang terprogram dan disengaja untuk menciptakan kondisi –kondisi
agar terjadi kegiatan belajar membelajarkan. Kegiatan ini terjadi interaksi educative
antara warga belajar yang melakukan kegiatan belajar dengan sumber belajar yang
pembelajaran, metode belajar, materi/bahan belajar, media belajar dan evaluasi hasil
belajar.
16
masyarakat dan karenanya program belajar kurang diminati oleh warga belajar.
Walaupun warga belajar yang sudah tamat belajar pada program pendidikan keaksaraan
dasar, sebagian besar dari mereka cendrung mengalami buta huruf kembali. Setelah
mereka selesai mengikuti kegiatan pembelajaran pada program keaksaraan dasar mereka
menganggap kegiatan belajar mereka telah selesai. Mereka tidak lagi mengulangi
pelajaran yang sudah mereka pelajari dengan berlatih menulis, membaca dan berhitung.
Disamping itu motivasi dan minat warga belajar untuk melanjutkan belajar ke tingkat
belum tertata secara baik. Diduga permasalahan ini terjadi karena pengelolaan program
potensi lokal untuk kepentingan pembelajaran. Maka dari itu perlu dilakukan model
upaya pemberantasan buta huruf sekaligus meningkatkan taraf hidup warga belajar
adalah orang dewasa yang kehidupannya miskin dan prasejahtera. Oleh karena itu tidak
hanya program belajar membaca, menulis dan berhitung saja yang dilakukan, akan tetapi
juga program usaha produktif yang dapat menghasilkan nilai uang sebagai sumber
pengelolaan diawali dengan data hasil identifikasi kebutuhan belajar masyarakat dan
potensi lokal yang kemudian ditata dengan baik melalui seleksi, koordinasi dan
menyelenggarakan kegiatan belajar saja akan tetapi juga melaksanakan kegiatan usaha
produktif warga belajar. Walaupun kegiatan belajar sudah selesai, namun dengan adanya
kegiatan usaha produktif warga belajar, mereka akan tetap bersama-sama dalam
kelompok itu berkumpul untuk mengadakan kegiatan belajar sambil berusaha, sehingga
mereka saling membelajarkan dalam melatih pengetahuan yang sudah dipelajari. Ide ini
muncul karena sangat sulit untuk mengajak orang dewasa mengikuti kegiatan belajar ,
apalagi masyarakat yang buta huruf untuk dapat belajar membaca, menulis dan berhitung,
kalaulah apa yang dipelajarinya itu tidak sesuai dengan minat dan tidak menghasilkan
sesuatu secara materi. Mereka mau belajar kalaulah yang di pelajari itu dibutuhkan dan
B. Fokus Penelitian
merupakan suatu kesatuan dengan kegiatan pembelajaran, karena peran pengelola dan
tutor kadangkala sama, disatu sisi mereka sebagai administrator dan disisi lain sebagai
pendidik. Pengelolaan program terdapat dua kegiatan yaitu kegiatan administrasi dan
18
pengelolaan program dan kegiatan pembelajaran. Fokus masalah dari penelitian ini
adalah :
pembelajaran, pendekatan, metode, materi, media dan evaluasi hasil belajar. Alasan
suatu program akan ditentukan oleh ketepatan dan kerapian administrasi, komunikasi dan
koordinasi diantara personil, kegiatan belajar dan bekerja yang dapat merespon
kedupan mereka, kemampuan kerja para petugas untuk dapat merealisasikan programnya
dalamnya terkandung tugas administrasi dan pembelajaran adalah kegiatan interaksi yang
C. Rumusan Masalah
pengelola juga sebagai pendidik atau peran tutor juga sebagai pengelola program,
sehingga dengan peran rangkap yang mereka lakukan itu pengelolaan program belum
tertata dengan baik dan kegiatan pembelajaran belum dapat membelajarkan warga belajar
kembali.
D. Tujuan Pengembangan
fungsional dan menghasilkan spesifik produk dalam bentuk: (1) Model pengelolaan
berbasis kebutuhan belajar masyarakat dapat mengatasi masalah warga belajar yang
sudah mengikuti program KF tingkat dasar tidak buta aksara kembali. Program
dapat membangunan diri mereka kearah pencapaian kehidupan yang lebih baik. Melalui
kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan dan juga mengurangi angka buta huruf dan
pengangguran.
kebodohan dan kemiskinan dengan belajar menulis, membaca dan berhitung serta
21
kebutuhan belajar masyarakat. Jenis keterampilan yang diberikan pada tingkat dasar dan
lanjutan tidak berbeda tingkat kesukarannya, begitu juga strategi pengelolaannya cukup
beragam, karena belum ada panduan yang terstandar untuk dapat dipedomani.
Program belajar disusun menurut keinginan Tutor yang belum lagi merespon
kebutuhan belajar masyarakat dan ketersediaan potensi lokal, untuk dijadikan bahan dan
sumber belajar, maka dari itu tingkat capaian pengelolaan program pendidikan
keaksaraan fungsional yang dilaksanakan selama ini belum lagi optimal, sehingga
lokal yang dapat membuat warga belajar berminat dan termotivasi dalam belajar dan pada
akhirnya terciptalah kemandirian belajar warga belajar. Apabila kemadirian belajar sudah
terbangun dalam diri warga belajar maka warga belajar dapat belajar sendiri atau saling
membelajarkan diantara mereka sehingga masalah kembali mereka buta aksara dapat
diminimalisir.
fungsional ini penting dikembangkan adalah untuk dapat memecahkan masalah dalam
secara tepat . Maka dari itu akan dihasilkannya panduan teknis untuk mengelola kegiatan,
dan perangkat pembelajaran yang dapat mengarahkan tutor dalam penjabaran kurikulum
masyarakat, sehingga program KF itu diminati dan dirasakan manfaatnya oleh warga
negara yang tidak memiliki kesempatan pendidikan formal atau putus Sekolah Dasar
dirinya menjadi manusia seutuhnya melalui proses pembelajaran pada tahap-tahap mana
saja dalam kehidupannya. Diyakini bahwa melek huruf (keaksaraan) merupakan faktor
individu melalui proses belajar, sehingga mereka dapat berkontribusi langsung pada
pembangunan sektor lainnya seperti sosial, ekonomi, budaya dan perbaikan kualitas
kehidupannya.
Elih (2008: 28) Suatu analisis tentang hasil kajian yang dilakukan di negara-
berdampak langsung terhadap investasi dan kinerja seseorang, pengolahan makanan dan
gizi, kesehatan dan pendapatan, mempunyai korelasi dengan peningkatan harapan hidup
dianalisis untuk dapat dikembangkan menjadi model pengelolaan program dan kegiatan
23
keaksaraan fungsional dapat ditingkatkan daya serapnya dan hasil belajar warga belajar
juga meningkat.
G. Keterbatasan Pengembangan
oleh berbagai lembaga PNF, khususnya program pendidikan keaksaraan fungsional, akan
tetapi tingkat capaiannya belum maksimal disebabkan oleh berbagai keterbatasan sarana,
dibangun atas dasar kesepakatan dan kebutuhan warga belajar”. Namun demikian dilihat
dari kondisi sasaran pendidikan keaksaraan, variasasi kurikulum yang dikembangkan dan
kompetensi yang ditetapkan harus menjadi pemahaman tutor, fasilitator, dan provider
mereka mengerti apa yang akan diberikan dan apa yang harus dimiliki (dicapai) warga
belajar. Oleh karena itu pemahaman tentang konsep dasar pengembangan kurikulum
harus lentur, pemahaman kompetensi, dan keterampilan bagaimana cara menggali dan
menetapkan kebutuhan sasaran didik adalah merupakan faktor dominan yang harus
menjadi acuan.
pembelajaran harus dicapai warga belajar diantaranya adalah: Kondisi warga belajar,
kondisi sumber belajar (tutor, dan prasarana lainnya), daya dukung pemerintah, tokoh
24
H. Definisi Istilah
keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan baik bersama orang lain maupun
melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi”. Pengelolaan program yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah penataan dan tindakan yang dilakukan oleh
2. Model
prosedur kerja yang teratur atau sistematis, serta mengandung pemikiran yang bersifat
penjelasan, uraian berikut saran. ”Bila dikaitkan pengertian model tersebut dengan
berbasis kebutuhan belajar masyarakat. Model yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah suatu deskripsi atau gambaran tentang prosedur kerja/tahapan yang akan
25
belajar masyarakat yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah : dukungan (support)
KF, kepemilikan penuh (full ownership), para pengelola, pelaksana dan tutor dalam
masyarakat yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah: (a) Setiap warga belajar
sosial,ekonomi dan politik yang terjadi; (b) Warga belajar dilatih atau diberikan berbagai
macam keterampilan sebagai jawaban atas kebutuhan dan masalah yang dihadapi
masyarakat; dan (c) Warga belajar dibina untuk selalu suka bekerjasama dalam
dan pengembangan, yang terdiri dari kegiatan administrasi program dan administrasi
pembelajaran.
merupakan kegiatan bersama antara tutor, penyelenggara dan warga belajar dalam
dimaksud dalam penelitian ini adalah : Suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
tutor bersama warga belajar yang dimulai dari perencanaan, pendekatan pembelajaran,
I. Manfaat Penelitian
secara teoritis dan praktis manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritik
masyarakat. Manfaat Penelitian ini juga dapat menambah khasanah keilmuan di bidang
27
pengembangan program pendidikan nonformal. Selain dari itu manfaat penelitian ini
juga berguna untuk referensi analisis mata kuliah desain program dan pengelolaan
Kelompok Belajar Pendidikan Luar Sekolah serta evaluasi program pendidikan luar
sekolah.
2. Secara Praktik
masyarakat. Hasil pemahaman ini dapat dipakai sebagai sumber informasi bagi lembaga
Sanggat Kegiatan Belajar (SKB) dan koordinator satuan program pendidikan nonformal
program dan bahan kajian pengelolaan kelompok belajar, dengan pendekatan pendidikan
warga belajar, forum Pendidikan nonformal, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) dan
yayasan yang bergerak di bidang pendidikan nonformal dalam mengelola satuan program
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori.
yakni menjadi manusia yang memiliki integritas emosi, intelek dan perbuatan. Semua itu
Rogers (1931) dalam Elih (2009: 41) “ Pendidikan menekankan pada perkembangan
positif manusia, yaitu konsentrasi pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
pengembangan diri. Semua sangat penting sebagai modal untuk mencapai kebebasan
akademik. Peran pendidik adalah membantu peserta didik, untuk membantu peserta didik
Pendidik dituntut untuk aktif, kreatif dan fasilitatif. Oleh karena itu belajar dianggap
berhasil jika peserta didik mampu memahami dirinya sendiri serta lingkungannya”.
Pendidikan itu adalah kegiatan yang disengaja dan berlangsung seumur hidup
manusia dalam bentuk proses belajar di sekolah, dalam keluarga dan di masyarakat.
Proses pendidikan di masyarakat dikenal dengan pendidikan nonformal dengan salah satu
lajaran masyarakat buta huruf. Pada umumnya peserta didik pendidikan keaksaraan
fungsional itu adalah orang dewasa yang kondisi soial ekonomi dalam keadaan miskin
dan melarat maka dari itu program pembelajaran yang mereka butuhkan adalah
29
pembebasan mereka dari kebodohan dan kemiskinan. Nyerere ( 1954) dalam Elic (2009:
117) “ Hidup adalah belajar dan belajar adalah mencoba untuk hidup lebih baik. Kita
harus menerima bahwa pendidikan dan bekerja adalah sama-sama bagian dari kehidupan,
dan itu terus melaju dari lahir sampai kita mati. Berlandasan pada filosofis belajar
sepanjang hayat dan pendidikan untuk pemberantasan dipandang perlu adanya pendi-
dikan untuk kemandirian (educational for self reliance) dan pendidikan orang dewasa
fungsi, (1) mengilhami suatu keinginan untuk sebuah perubahan (2) membantu orang lain
untuk membuat keputusannya sendiri, dan untuk melaksanakan keputusannya itu diri
mereka sendiri. Peendapat ini diperkuat oleh Lindeman (1943) dalam Elic (2009:111)”
Pendidikan orang dewasa bukan sesuatu yang terikat oleh kurikulum atau kelas formal,
namun seluruh aspek kehidupan umat manusia, termasuk prilaku sehari-hari, cita-cita dan
kejujuran. Kehidupan adalah belajar,oleh karena itu pendidikan tidak mengenal kata
akhir. Artinya kita terus belajar dan belajar sampai malaikat maut menjemput kita. Pada
pendidikan orang dewasa, kurikulum dibangun atas dasar kebutuhan dan minat. Setiap
orang dewasa menemukan dirinya dalam situasi tertentu seperti dengan pekerjaannya,
situasi. Sumber daya tertinggi dalam pendidikan orang dewasa adalah pengalaman
peserta didik. Jika pendidikan adalah kehidupan maka kehidupan itu adalah pendidikan”.
belajarnya adalah orang dewasa, mau belajar kalaulah yang dipelajari itu bermakna dalam
kehidupannya dan berkaitan dengan pekerjaan dan masalah kehidupan mereka, dengan
30
demikian yang dipelajari itu merupakan respon dari kebutuhan belajar mereka dan
kegiatan pengelolaan program dan pembelajaran dibangun dari falsafah pendidikan dan
berbagai aliran pendidikan berkaitan dengan aliran pendidikan diantaranya adalah Prag-
dunia pendidikan. Pendidikan yang mengikuti pola filsafat pragmatisme akan berwatak
humanis, dan pendidikan yang humanis akan melahirkan yang humanis pula. Pernyataan
Sadullah (2003: 120) man is the menasure of all things akan sangat didukung oleh
manusia .
yang benar adalah pengetahuan yang berguna, dan hasil pendidikan adalah berfungsi bagi
kehidupan. Oleh karena itu pendidikan harus didesain secara fleksibel dan terbuka.
Maksudnya pendidikan tidak boleh mengurung kebebasan berkreasi anak didik, lebih-
lebih membunuh kreativitas anak. Sadullah (2003: 125) pragmatisme adalah pendidikan
bukan semata-mata membentuk pribadi anak tanpa memperhatikan potensi yang ada pada
diri anak didik, bukan juga berarti anak juga telah memiliki kekuatan laten, yang
31
pengetahuan dan kebenaran serta teori nilai. Menurut pandangan realitas, manusia selalu
berinteraksi dengan lingkungan tempat mereka berada. Lingkungan baru memiliki arti
jika mereka peduli dan memahami makna dari lingkungan itu sendiri untuk kejayaan
hidupnya. Selama manusia tidak melakukan sesuatu terhadap lingkungannya, selama itu
bukanlah suatu individu yang silent, melainkan individu yang memiliki pikiran yang aktif
dan kreatif. Pengetahuan sebenarnya merupakan hasil dari transaksi manusia dengan
lingkungannya, termasuk kebenaran menjadi bagian dari pengetahuan itu sendiri. Karena
itu seorang pendidik yang memiliki pandangan pragmatisme akan selalu mem-perhatikan
situasi lingkungan masyarakat anak, serta mendorong anak agar turut meme-cahkan
boleh terpisah-pisah antara yang satu dengan yang lainnya, tetapi merupakan satu
kesatuan yang saling terkait, dimana pengalaman sekolah selalu dipadukan dengan
pengalaman di luar sekolah atau ditempat lingkungan kehidupan anak. Selain itu masalah
yang dijadikan pusat kegiatan pembelajaran adalah masalah-masalah yang aktual yang
Metode yang diterapkan oleh pendidik adalah metode disiplin bukan kekuasaan,
karena metode kekuasaan cendrung memaksakan kehendak. Cara yang demikian itu tidak
32
mungkin dapat membangkitkan perhatian dan minat peserta didik. Sedangkan metode
disiplin, semua kemampuan dan minat peserta didik datang dari dalam dirinya sendiri,
dan peserta didik akan belajar apabila ia memiliki minat terhadap suatu hal yang
dipelajarinya.
pendidikan keaksaraan fungsional dimana peserta didiknya adalah orang dewasa yang
orientasi belajar orang dewasa berkaitan erat dengan keinginan dan ketetapannya untuk
tertentu. Pengalaman merupakan sumber yang kaya untuk dipelajari, orang dewasa
dalam kehidupan dan lingkungannya, dan bahwa orang dewasa ingin segera
bagaimana menumbuhkan jiwa yang aktif, kreatif, dan membentuk jiwa bertanggung
kesempatan dan kebebasan pada warga belajar dalam menentukan apa yang dipelajari
dan diinginkannya dalam pembelajaran tersebut, maka dari filsafat pragmatisme bahwa
orang dewasa itu akan belajar apabila yang dipelajari itu dapat merespon minat dan
digunakan relative waktu yang pendek, memanfaatkan potensi lingkungan sebagai media
dan bahan belajar, belajar adalah dapat memecahkan persoalan kehidupan yang
33
dipelajari, interaksi yang dibangun adalah saling menghargai dan perlu menegakkan
berkembang mengikuti arus perubahan masa dan perkembangan zaman. Pada awalnya
meningkat agar lancar membaca supaya memperoleh informasi dari berbagai media
cetak. Bukan itu saja melalui pembelajaran ini mereka mengharapkan pembelajaran
keterampilan untuk dapat digunakan bekal mata pencaharian agar terangkat taraf
kehidupannya yang bebas dari kemiskinan dan memperoleh penghargaan yang tinggi dari
sebelumnya sewaktu mereka masih buta aksara. Dapat dijelaskan bahwa keinginan warga
belajar untuk mengikuti kegiatan belajar selalu meningkat karena mereka telah belajar
Menurut Bambang (2006 : 27) Progresivisme merupakan salah satu gerakan atau
aliran filsafat dalam pendidikan yang berpandangan dan berpendian progress (maju) serta
tradisional, melainkan atas hasil-hasil sistem yang rasional dan empiris. Implikasi
hakekat nilai dan bagaimana hakekat manusia menurut pandangan progresivisme serta
yang memandang bahwa “segalanya mengalir berubah, tidak ada yang tetap, tidak ada
mempunyai ciri-ciri berubah, tidak tetap kecuali prinsip perubahan itu sendiri. Realita)
sebenarnya adalah kenyataan yang dialami dan terus menerus mengalami perubahan.
itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) Pengalaman itu dinamis, artinya hidup itu
selalu dinamis, menuntut adanya adaptasi dan readaptasi dalam semua variasi perubahan
yang terus menerus; (2) Pengalaman itu temporer, artinya pengalaman itu bersifat
sementara , berubah-rubah, berbeda dari waktu kewaktu dan berlangsung dalam waktu;
dan (3) Pengalaman itu spatial, dan pengalaman itu selalu dan terjadi pada tempat tertentu
keaksaraan fungsional adalah: (1) Pendidikan itu adalah kehidupan itu sendiri, bukan
persiapan untuk hidup; (2) Belajar harus berlangsung berhubungan dengan minat warga
belajar; (3) Belajar dengan penyelesaian masalah harus mengambil tempat utama dalam
bagan pelajaran; (4) Peranan Tutor bukan mengarahkan akan tetapi membimbing yang
menimbulkan persaingan.
melaksanakan prinsip bahwa apa yang dipelajari berpusat pada masalah kehidupan yang
demikian bahan belajar perlu disesuaikan dengan minat dan kebutuhan belajarnya, (b)
masalah kehidupan yang dijadikan bahan pelajaran hendaknya dipelajari secara langsung
melalui pengalaman dan praktek nyata oleh warga belajar, (c) tenaga pendidikan dalam
membimbing warga belajar dan bukan sebagai pengarah yang memaksakan kehendaknya
pada warga belajar, (d) dalam proses belajar dan mengajar pendidikan keaksaraan
belajar dengan tutor atau diantara sesama warga belajar dalam rangka memecahkan
Pendapat progresivisme ini berpandangan bahwa tidak ada pengetahuan yang berlaku
umum, dan kebenaran mutlak, serta tetap yang ada hanyalah kebenaran yang sifatnya
berdaya adalah masyarakat yang hidup di dalam suatu masyarakat madani ( civil society)
yakni suatu masyarakat yang percaya atas kemampuan para anggotanya untuk
menciptakan kehidupan yang lebih baik, serta masyarakat yang menyadari akan hak dan
kewajibannya dalam hidup bersama masyarakat. Tilaar (2001: 85), “Kondisi keberdayaan
hanya bisa terwujud apabila anggota masyarakat memperoleh kesempatan untuk dapat
36
Kemampuan dan keunikan berfikir tersebut sebagai Excekutive control, atau disebut
dengan kontrol tingkat tinggi, yaitu analisa yang tajam , tepat dan akurat. Strategi kognisi
sebagai suatu proses berfikir induktif, yaitu membuat generalisasi dari fakta, konsep, dan
prinsip dari apa yang diketahui seseorang, melainkan suatu kemampuan berfikir internal
yang dimiliki seseorang dan dapat diterapkan dari berbagai ilmu yang dimiliki oleh
seseorang.
segera dapat dilihat manfaatnya dalam kehidupan. Warga belajar tidak berminat belajar
apabila yang diberikan itu hanya pengetahuan yang bersifat umumnya seperti dalam
busana dan lain sebagainya. Pembelajaran pengetahuan umum lebih menarik melalui
diskusi dengan konsep saling membelajarkan. Terdapat komposisi yang seimbang antara
belajar teori dengan belajar praktek melalui kontruksi pengalaman masa lalu dengan
yang disebut dengan Meta Cocnition, merupakan keterampilan yang harus dimiliki
37
peserta didik. Meta cognition memiliki empat jenis keterampilan yaitu: (1) keterampilan
masalah yang paling efektif; (2) keterampilan dalam mengambil keputusan (Dicision
memilih keputusan yang terbaik dari beberapa pilihan yang ada melalui pengumpulan
rasional, (3) keterampilan berfikir kritis (critical thingking) adalah keterampilan individu
interpretasi berdasarkan persepsi rasional dan benar, analisis asumsi dan bias argumen
dan interpretasi logis, (4) keterampilan berfikir kreatif (creative thingking) adalah
gagasan baru , konstruktif berdasarkan konsep dan prinsip yang rasional maupun persepsi
Keterampilan di atas saling terkait antar satu dengan lainnya, dan sukar untuk
melahirkan prinsip Reflektion in Action yaitu prinsip refleksi dari pengalaman praktis
profesional dalam memecahkan masalah. Bragar dan Johmson (2003: 115) menjelaskan
bahwa” seseorang belajar melalui aktivitas atau pekerjaan sendiri dan kemudian mengkaji
ulang dari pekerjaan yang telah dilaksanakannya”. Prilaku yang direfleksikan akan
38
menjadi petunjuk bagi terjadinya suatu prilaku berikutnya. Proses pembelajaran reflection
Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa proses belajar orang dewasa
diawali dari pengalaman nyata yang dialami seseorang, yang direfleksikan secara
individu. Proses refleksi seseorang akan berusaha memahami apa yang terjadi serta apa
yang dialaminya. Refleksi ini menjadi dasar dari konseptualisasi di dalam memahami dan
mengaplikasikan pengalaman yang didapat pada situasi dan konteks yang lain. Proses
yang sudah dikuasai seseorang. Proses pengalaman dan refleksi dikelompokkan sebagai
dikelompokan dalam proses penerapan. Proses ini terjadi berulang-ulang sehingga setiap
tindakan yang dilakukan seseorang merupakan hasil refleksi dari pengalaman atau
orientasi tutor terhadap tema pembelajaran, diskusi untuk dapat memunculkan masalah
dan solusinya, belajar menulis, dilanjutkan dengan belajar membaca dan berhitung
kemudian dilanjutkan dengan aksi yaitu dengan metode demonstrasi dan tanya jawab,
dengan adanya tahap-tahap pembelajaran ini tutor dapat menggali potensi warga belajar
dalam seluruh kegiatan, perlunya melibatkan para pemimpin, tokoh masyarakat serta
tenaga-tenaga ahli setempat. Tutor berperan sebagai fasilitator dan pengelola berperan
sebagai katalisator. Sebagai penghubung sumber belajar dengan petugas dan warga
belajar, serta memberikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Metode dan proses
yang ditempuh adalah belajar dengan teman sebaya dengan konsep saling
yang interaktif diantara pengelola dengan tutor dan penyelenggara lapangan dan tutor
dengan penyelenggara lapangan dan warga belajar. Proses pendekatan di atas sudah
manusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar telah memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori
belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan
Tujuan utama para pendidik ialah membantu anak untuk mengembangkan dirinya,
yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri
mereka. Para ahli humanistik melihat adanya dua bagian pada proses belajar, yakni:
proses pemerolehan informasi baru, dan personalisasi informasi ini pada individu.
40
Meaning, makna atau arti adalah konsep dasar yang sering digunakan. Belajar terjadi bila
mempunyai arti bagi individu. Tutor tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau
tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan
karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada
alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sesungguhnya tak lain
hanyalah dari ketidak mauan untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan
kepuasan baginya.
Sudjana (2004: 58) didasarkan atas asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua
hal: suatu usaha yang positif untuk berkembang dan kekuatan untuk melawan atau menolak
perkembangan itu. Pada diri masing-masing, orang mempunyai berbagai perasaan takut
seperti rasa takut untuk berusaha dan untuk mengambil keputusan, takut membahayakan
apa yang sudah ia miliki dan sebagainya. Tetapi di sisi lain sesorang juga memiliki
dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri ke arah berfungsinya semua
kemampuan, kearah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para peserta didik sedangkan tutor
memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan anak. Tutor
tujuan pembelajaran. Warga belajar berperan sebagai pelaku utama (student center) yang
diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang
bersifat negatif.
Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun
proses yang umumnya dilalui adalah: Merumuskan tujuan belajar yang jelas,
mengusahakan partisipasi aktif anak melalui kontrak belajar yang bersifat jelas, jujur, dan
positif. Mendorong mereka untuk mengembangkan kesanggupan untuk belajar atas inisiatif
sendiri. Mendorong mereka untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran
sendiri, melakukan apa yang diinginkan dan menaggung resiko dari perilaku yang
ditunjukkan. Tutor menerima warga belajar apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran
mereka, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong untuk bertanggung jawab atas
segala resiko perbuatan atau proses belajarnya. Memberikan kesempatan untuk maju sesuai
Pembelajaran dengan menggunakan teori ini sangat cocok diterapkan untuk materi
pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan
analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah warga
belajar merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir,
perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani,
tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung
jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau
etika yang berlaku. Karena dalam teori ini tutor adalah sebagai fasilitator maka kurang
cocok diterapkan pola pikirnya kurang aktif atau pasif. Karena bagi warga belajar yang
42
kurang aktif dia akan takut atau malu untuk bertnya pada tutornya sehingga dia akan
tertinggal oleh teman-temanya yang aktif dalam kegiatan pembelajaran, padahal dalam
teori ini tutor akan memberikan respon bila warga belajar yang belajar juga aktif dalam
menanggapi respon yang diberikan . Karena anak berperan sebagai pelaku utama (student
center) maka keberhasilan proses belajar lebih banyak ditentukan oleh anak itu sendiri,
peran guru dalam proses pembentukan dan pendewasaan kepribadian anak menjadi
berkurang.
Filosofi dan teori pendidikan nonformal tidak terlepas dari pemahaman konsep
tentang kegiatan belajar yang terjadi di tengah-tengah masyarakat atau dikenal dengan
istilah “(Learning Society)”. Terciptanya masyarakat gemar belajar sebagai wujud nyata
setiap orang, masyarakat, organisasi, institusi sosial untuk belajar lebih luas. Sehingga
tumbuh semangat dan motivasi untuk belajar mandiri terutama dalam memenuhi kebutuhan
belajar sepanjang hayat dan memperkuat keberdaya didikan “(educability)” agar mampu
ditempat yang mudah dijangkau dengan cara-cara yang sesuai dengan potensi,
keterampilan dan kecakapan warga belajar serta sesuai dengan kebutuhan dan
kehidupannya. Meta konsep educability ini memungkinkan warga belajar lebih giat
mencari informasi baru yang berkaitan dengan kepentingan hidupnya melalui berbagai
media dan nara sumber yang dipercaya, dengan konsep itu masyarakat dapat menambah
Konsep belajar sepanjang hayat (life long learning) sebagai landasan pendidikan
nonformal telah menjadi kebutuhan vital untuk kelangsungan hidup setiap individu,
masyarakat bahkan bangsa. Peranan dan tanggung jawab pembelajar, tutor, fasilitator
secara gradual mengalami pergeseran ke warga belajar sehingga warga belajar dapat
berperan lebih bebas dan proaktif serta bertanggung jawab dalam dalam memahami diri
pendidikan tambahan lainnya yang perlu dipelajari cara-cara belajar yang sesuai dengan
kemampuannya. Biarpun memiliki keahlian tertentu, mereka tetap perlu belajar terus
memiliki kecakapan dan kemampuan dalam menunaikan peran dan fungsi sosial serta
organisasi, jika tidak mungkin secara pribadi mereka akan kecewa dan frustasi.
mereka adalah mayoritas buruh, petani, pengrajin, tukang, nelayan, pengusaha kecil, ibu
rumah tangga, dan mayoritas pegawai rendahan yang kurang memiliki akses informasi
pendidikan dan belajar lebih luas kepada warga belajar. Sebagaimana pendapat Kamil
(2010: 24) pada “pendidikan nonformal warga belajar diarahkan untuk memiliki;
(a) Kepribadian harmonis seperti positive, self image, and psychological stability; (b)
Kemampuan dasar seperti mengetahui cara mengamati sesuatu, membaca secara efisien,
44
diri; (d) Kemampuan beradaptasi dengan situasi secara fleksibel, memikul fungsi dan
tanggung jawab, semangat, kritis, kreatif dan, bekerjasama dengan berbagai pihak,
Menurut Fordham (2001: 54) Falsafah pendidikan yang dijadikan dasar dan
analiti). Sifat spekulatif ini muncul tatkala falsafah pendidikan menelusuri teori-teori
yang berhubungan dengan hakekat manusia, masyarakat dan dunia. Pengkajian ini
berkaitan dengan prilaku manusia (behavioral sciences). Sifat preskriptif timbul ketika
falsafah pendidikan merinci tujuan-tujuan pendidikan yang harus dicapai dan strategi
yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan itu. Sifat analitik muncul pada waktu falsafah
pendidikan menguji dasar-dasar pikiran yang digunakan dalam rumusan tentang gagasan-
gagasan pendidikan.
Pendidikan nonformal ada dua kategori untuk menganalisis yakni (1) filsafat
sebagai suatu metoda dan filsafat sebagai suatu pandangan, (2) sebagai suatu metode,
filsafat dapat ditelusuri dari cara berfikir dan menganalisis pendidikan nonformal yang
dapat dipertanggung jawabkan. Menurut Sudjana (2004: 32) “sebagai metode filsafat
masalah yang dialami manusia, terutama masalah yang berkaitan dengan perkembangan
45
kemampuan, keterampilan dan keahlian khusus yang tidak dapat ditemukan dalam
lusuran minat, bakat dan kebutuhan adalah merupakan daya dukung tersendiri bagi
pencapaian program secara utuh dan dapat diterapkan dalam kehidupannya( learning to
be) .
suatu nilai serta pemikiran mengenai persepsi, landasan dan pedoman tingkah laku
seseorang atau masyarakat dalam seluruh kehidupan dan cita-citanya. Sudjana (2004: 35)
“filosofis pendidikan sebagai suatu pandangan adalah hakekat kehidupan yang baik
menjadi tujuan pendidikan nonformal”. Kehidupan yang baik itu menyangkut norma dan
nilai-nilai kehidupan idial yang harus dapat dicapai oleh manusia melalui pendidikan,
luar persekolahan. Masyarakat senantiasa berubah sesuai dengan ruang dan waktu.
Hakekat manusia yang menjadi warga belajar pendidikan nonformal, warga belajar
sebagai makhluk individual, religius, sosial, dan unik memiliki kesamaan dan perbedaan.
itu akan mantab apabila melalui pendidikan, keterbatasan jangkauan pendidikan formal
dalamnya secara lebih luas. Hakekat kebenaran yang menjadi kajian berbagai ilmu
dengan kebenaran yang disepakati (agreement reality) dan kebenaran yang dialami
(experiental reality).
dan memprediksi. Menurut Lindeman (1943) dalam Sudjana (2004:36) bahwa “sebuah
teori berisi konsep-konsep, ada yang berfungsi sebagai asumsi atas konsep-konsep yang
menjadi dasar/titik tolak pemikiran sebuah teori, dan definisi konotatif atau denotat)f
atau konsep-konsep yang menyatakan makna dari istilah-istilah yang digunakan dalam
menyusun teori. Teori tentang pendidikan yang menelusuri pendidikan dari berbagai
memandang pendidikan dari aspek sosial, yaitu mengartikan pendidikan sebagai usaha
enkulturasi yaitu proses pemindahan budaya dari generasi ke generasi; (3) Psikhologik
memandang pendidikan dari aspek tingkah laku individu, yaitu pendidikan sebagai
sebagai usaha penanaman modal insani (human capital) yang dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi suatu bangsa; (5) Politik memandang pendidikan adalah proses
menjadikan warga negara yang diharapkan civilisasi sebagai upaya pembinaan kader
sebagai alternatif di luar pendidikan formal. Pendidikan itu sebagai konsep penyadaran
diri masyarakat terhadap lingkungannya yang hanya bisa dilakukan melalui pendidikan
(education for rural development). Kelompok program diarahkan sesuai dengan tujuan
belajar, warga belajar dan jenis program: (a) Pendidikan pemberantasan buta aksara (b)
Pendidikan berorientasi dunia kerja (c) Pendidikan keluarga (d) Latihan usaha tani bagi
pemuda dan orang dewasa (e) latihan produktif di luar sektor pertanian (f) Latihan
kewirausahaan dan (g) Latihan kepemimpinan bagi kepala daerah. Sudjana (2001: 23)
kebutuhan belajar, mulai dari penyiapan kurikulum, tujuan pembelajaran, waktu, materi
pembelajaran, sistem pembelajaran dan kontrol, serta kurikulum yang fleksibel”. Kamil
informal dan non formal: (1) Cummunity organization, ialah karakteristik yang mengarah
pada tujuan untuk mengaktifkan masyarakat dalam usaha meningkatkan dan mengubah
keadaan sosial dan ekonomi mereka; (2) Self manajement and collaboration, yaitu
kerja atau di dalam kegiatan, karena itu perlu struktur organisasi yang mendukung dan
memperkecil adanya perbedaan status dan perlu adanya pembagian peran; (3)
Participatory approaches adalah pendekatan yang melibatkan pada setiap anggota dalam
kegiatan, perlunya melibatkan pimpinan dan tenaga-tenaga ahli setempat; (4) Education
48
for justice yaitu pendekatan menekankan pada terciptanya situasi yang memungkinkan
pelaksanaannya.
dengan situasi dan kondisi,dengan terjadinya geseran peranan pendidikan maka perlu
Pertama, membangun prinsip kesetaraan antara sektor pendidikan dengan sektor lainnya.
terutama institusi yang dilekatkan dengan fungsi mendidik generasi muda. Keempat,
prinsip pemandirian dalam pendidikan, prinsip pemerataan menuntut warga negara secara
individual dan kelompok untuk memiliki kemampuan bersaing dan sekaligus kemampuan
bekerja sama. Kelima, kondisi masyarakat yang pluralistik diperlukan toleransi dan
49
multikultural dan kesepuluh adalah prinsip global yaitu pendidikan harus mampu
berbagai unsur masyarakat dan pemerintah yang memiliki tanggung jawab dalam
kurang memiliki kemampuan keaksaraan. Hal ini berakibat pada kurang mampu
mengenal perintah atau petunjuk melahirkan tigkah laku dalam menjawab tuntutan
masyarakat (warga belajar). Mereka dapat ikut terlibat dalam berbagai kegiatan
kemasyarakatan , mulai dari mengenal diri, lingkungan belajar untuk sampai dengan
untuk mengikuti kelompok sasaran buta aksara, baik karena tidak dapat mengikuti
pendidikan sekolah, maupun yang putus pendidikan dasar sebelum waktunya, khususnya
pada kelas-kelas awal (kelas 1,2 dan 3). Sebagaimana pendapat Kamil (2010: 78)
diantaranya adalah: (a) Kemampuan nalarnya rendah; (b) Minat terhadap pembelajaran
sangat rendah; (c) Pengalaman dan kebiasaan yang sudah melekat dengan cara-cara lama;
(d) Mengikuti pembelajaran dengan sukarela tidak dengan dipaksa; (e) Tidak
fungsional adalah melayani warga masyarakat yang menyandang buta aksara untuk
tingkat dasar, berusia 15 sampai 60 tahun dilaksanakan selama 6 bulan atau minmal 36
kali pertemuan dan dibelajarkan secara berkelompok, dimana satu kelompok belajar
Marzuki (2010: 89) menjelaskan bahwa “materi pembelajaran dan bahan dan atau
warga belajar. Perkembangan pengetahuan dan keterampilan warga belajar dicatat oleh
pencahariannya, baik dalam bentuk tulisan maupun tingkah laku warga belajar selama
mengikuti proses pembelajaran. Sangat dimungkinkan tidak ada tes khusus hasil belajar.
Menentukan dan menetapkan berbagai sumber yang dibutuhkan baik sumber material,
finasial maupun non material (d) Menerima warga belajar (e) Mencari kebutuhan warga
belajar berkaitan dengan materi yang dikembangkan dalam program (f) Menetapkan
kebutuhan materi pembelajaran program (g) Menetapkan target dan tujuan program (h)
menyusun kurikulum dan materi belajar (i) Menjalankan program (j) Melakukan
fungsional kaitannya dengan pohon ilmu pendidikan adalah aliran pragmatisme dan
laskan bahwa pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang berguna dan hasil
proses reor-ganisasi dan rekonstruksi dari pengalaman orang dewasa akan belajar apabila
yang dipelajari itu dapat merespon minat dan kebutuhan belajarnya, pembelajaran itu
bersifat praktis, sehingga manfaatnya dapat digunakan dalam jangka waktu pendek dan
lingkungan dapat dijadikan bahan dan sumber belajar. Progresivisme, segala sesuatu itu
mengalir dan berubah, kenyataan yang dialami selalu mengalami perubahan kearah
kemajuan. Pendidikan itu adalah kehidupan itu sendiri, bukan persiapan untuk hidup.
dan kritis. Seseorang belajar melalui aktivitas atau pekerjaan sendiri dan kemudian
Dahan dan ranting dari ilmu pendidikan adalah teori humanistik dan beha-
berhasil, apabila sipelajar telah memahami dirinya sendiri dan lingkungannya. Untuk itu
perlu dikembangkan potensi warga belajar agar terjadinya kemandirian belajar. Warga
belajar perlu diberikan motivasi dan difasilitasi untuk belajar. Tutor berfungsi sebagai
52
fasilitator dan pengelola bertindak sebagai katalisator, dan tujuan belajar lebih kepada
proses belajar dari pada hasil belajarnya. Behavioristik menjelaskan pendidikan itu
merubah prilaku warga belajar kepada yang lebih baik , landasan program pendidikan
tujuan yang hendak dicapai penggunakan cara-cara yang tepat dan analitik gagasan
Daunnya pohon pendidikan adalah kebutuhan belajar masyarakat yaitu usaha untuk
meneliti, menggali dan menemukan berbagai hal yang diperlukan dalam belajar dan
berbagai hal yang dapat membantu tercapainya tujuan belajar itu sendiri. Apa yang
dipelajari itu benar-benar fungsional karena merespon kebutuhan belajar warga belajar
Buah dari pohon pendidikan itu adalah belajar sambil bekerja untuk menghasilkan
membebaskan mereka dari kebodohan dan kemiskinan. Oleh sebab itu pengelolaan
Pemberantasan buta huruf menjadi amat penting dan strategis, mengingat kondisi
53
pendidikan penduduk Indonesia masih rendah. Jumlah masyarakat yang buta aksara
diperkirakan 18,9 juta orang pada tahun 2010, maka kondisi ini merupakan salah satu
indikator untuk mengukur HDI ( Human Developmend Indeks) yang meletakkan posisi
Fungsional (KF), dalam menangani buta huruf ini. Keaksaraan fungsional adalah
pendekatan baca, tulis, dan hitung yang teritegrasi dengan keterampilan usaha
Tujuan program ini adalah membelajarkan warga belajar agar mampu membaca,
menulis dan berhitung serta berbahasa Indonesia dengan baik dan benar sebagai dasar
untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Sebagaimana pendapat Adnan (2009: 35),
Strategi yang telah dikembangkan oleh Direktorat Pendidikan Masyarakat dalam program
pemberantasan Buta Aksara antara lain : (a) Pemberantasan buta huruf dilaksanakan di
tingkat grass root yang merupakan basis/kantung-kantung masyarakat buta huruf yaitu
Madrasah, SD, SLTP, pondok pesantren dan lain-lain (c) Memanfaatkan peran seluruh
potensi SDM, seperti guru, mahasiswa, pelajar, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh
agama, tokoh pemuda, dan tokoh perempuan (d) Mengoptimalkan peran sekolah,
Perguruan Tinggi, Lembaga Kursus, Lembaga Pelatihan swasta, SKB, BPKB, PKBM,
Balai Pendidikan dan Pelatihan Pondok Pesantren, majelis ta’lim dan sebagainya (e)
Karang taruna, Organisasi Mitra Dikmas seperti ( HIPKI, HISPPI, Asosiasi Profesi, )
54
sebagainya (f) Program pembelajaran buta aksara dilaksanakan secara teritegrasi dengan
pekerjaan, minat, mata pencaharian, sumber daya alam pertanian, peternakan, perikanan,
kelautan, kehutanan, usaha kerajinan produktif, pertukangan dan jasa (l) Kegiatan belajar
bisa dilakukan diberbagai tempat dimana saja, disekolah, madrasah, mesjid, mussolla,
gereja, balai desa, kantor, pabrik, rumah dan sebagainya, waktu kapan saja di sesuaikan
dengan kesempatan yang ada pada warga belajar (m) Melatih dan menyediakan tenaga
pengajar /tutor, bahan belajar seperti buku-buku, modul dan suplemen terkait dengan
keterampilan untuk dijadikan mata pencaharian yang dapat menghasilkan pendapatan (n)
Sebagai bahan belajar pemberantasan buta aksara telah disusun dan diterbitkan modul-
Jika buta aksara masih tetap tinggi, maka HDI kita akan tetap rendah, sebaliknya
HDI akan naik apabila masyarakat buta aksara dapat dibelajarkan sehingga mereka
menjadi masyarakat terdidik dan mampu menerima arus perubahan yang terus bergulir
kehidupan, minat dan kebutuhan hidup sehari-hari warga belajar sehingga keber-
kemampuan baca tulis disertai pula dengan peningkatan keterampilan yang dapat
dalam membangun pendidikan melalui program keaksaraan. Pesona ide tersebut sangat
kuat dan tersebar luas. Pendapat Kamil (2009: 78) “ Banyak pihak peduli terhadap ide
tersebut, antara lain pendidikan orang dewasa, para ahli pembangunan ekonomi, pekerja
dengan keaksaraan fungsional. Ide dibalik itu seperti keaksaraan dapat mempunyai fungsi
berjalan mulus untuk gerakan keaksaraan di negara yang sedang berkembang. Konsep
keaksaraan fungsional ini memakan waktu panjang untuk bangkit dari frustasi dan
kegagalan para pekerja keaksaraan yang seringkali menghadapi para sasaran didik orang
dewasa yang memimpikan suatu kehidupan yang indah, yang terang benderang tetapi
tidak terwujud dan mereka tidak ingin menjadi bagian dari mimpi yang indah tersebut.
Mereka tidak lagi secara sukarela belajar membaca dan menulis. Mereka tidak lagi
berfikir apakah keaksaraan itu hak azazi manusia atau bukan. Mereka yang sudah pernah
belajar membaca dan menulispun tidak tahu menahu untuk melakukan apa dengan
kecakapan barunya tersebut, atau setelah memperoleh skill linguistik, terus mereka mau
apa.
masalah-masalah klasik dan masalah yang sulit, yaitu motivasi warga belajar dan secara
56
negara sedang berkembang. Akan tetapi kegagalan yang pernah dialami oleh para pekerja
keaksaraan, dan mengabaikannya sebagai hak azazi manusia sampai perbaikan betul-
harus dipahami, diterjemahkan dalam tindakan. Implikasi konsep kedalam berbagai aspek
program dan implementasi harus dilakukan secara logis dan terefleksikan dalam
pelaksanaan. Marzuki (2010: 117) menjelaskan “pengembangan suatu konsep tentu ada
rasionalnya, merupakan dimensi historis dan latar belakang dari konsep keaksaraan
politik dari orang-orang karena pemahaman mereka sebagai konstituen menjadi lebih
terbuka dengan bertambahnya media tulis. Disamping itu dengan membaca, para petani,
terhindar dari tindakan eksploitasi kelas penguasa. Dalam hidup, kita mengenal kebaikan
bagi sesama, yakni hak asasi manusia , setiap orang mempunyai hak untuk maju, untuk
sosial dan ekonomi. Orang yang bisa baca tulis lebih dapat mengatasi kebutuhan
informasi, dan dapat mengatasi kesulitan lingkungan, sosial, politik, ekonomi diban-
memiliki poduktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang kurang ber-
mengajarkan keterampilan ekonomi dan baca tulis secara bersamaan, dari awal yang
merupakan bagian pokok dari keaksaraan fungsional. Memang konsep ini agak kurang
efektif apabila kita tidak memahami dengan baik metodologi membaca, yang diperoleh
dari linguistik, seperti metoda global dalam membaca. Pertama kali harus dipahami apa
Identifikasi kata dan kalimat yang sering kita dengar dalam pembicaraan sekitar
mata pencaharian tersebut. Kata dan kalimat tersebut setelah dikumpulkan , di cari mana
kata dan kalimat yang menjadi motivasi kuat, atau menjadi kekhawatiran dan kecemasan
dalam mencari nafkah. Kemudian di coba merangkai kata menjadi kalimat sehingga
menjadi suatu cerita sederhana. Cerita tersebut diperiksa apakah ada kata yang sulit,
untuk diucapkan atau dikenali karena terlalu kompleks. Pemilihan kata yang tepat dan
ejaan yang mudah dan mempermudah warga belajar membacanya. Disamping itu cerita
sehingga belajar membaca berlanjut dengan diskusi. Dari diskusi kita mencoba mencari
pemecahan bersama tentang kesulitan atau kebutuhan belajar yang terkait dengan
mencari nafkah atau ekonomi mereka. Jika perlu belajar keterampilan tentu harus
diteruskan dengan pelatihan, jika perlu tindak lanjut mencontoh model pencaharian
58
nafkah di tempat lain, tentu diteruskan dengan karya wisata yang hasilnya bermanfaat
untuk memperbaiki tingkat hidup mereka baik secara perorangan maupun kolektif.
dewasa menginginkan insentif berupa ganjaran atau pujian dalam tingkah laku
sebagai suatu tindakan, dan sekali apa yang mereka baca tulis betul-betul menarik, dan
bermakna serta bermanfaat bagi kehidupan mereka. Mengenai manfaat, memang semua
bermanfaat, tetapi ada manfaatnya masih lama (tertunda), karena bersifat laten, ada juga
bermanfaat dalam waktu dekat, dan mendesak dalam kehidupan mereka. Orang dewasa
yakni bahwa orang akan memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk manusia sebelum
memenuhi kebutuhan lain. Meskipun demikian, akan berbeda antara orang yang satu
dengan yang lain. Dengan mengajarkan skill mata pencaharian akan dapat membuat baca
tulis yang tidak menyenangkan menjadi sangat menyenangkan dan belajar keterampilan
penduduk buta aksara yang tidak dapat atau belum lancar membaca, menulis dan
berhitung dalam huruf latin serta berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Program ini
kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta berbahasa Indonesia warga belajar
perencanaan ekonomi dan sosial; (b) Pemberantasan buta aksara hendaknya dimulai dari
motivasi tinggi dan bermanfaat bagi pengembangan daerahnya; (c) Program keaksaraan
hendaknya dikaitkan dengan prioritas ekonomi, dan dilaksanakan didaerah yang menjadi
mengajar membaca dan menulis, tetapi juga pengetahuan profesional dan teknis
sehingga menimbulkan motivasi dan partisipasi belajar orang dewasa secara penuh dalam
kehidupan ekonomi dan (civic) atau kewarganegaraan; (e) Program keaksaraan harus
berasal dari berbagai sumber, pemerintah dan swasta maupun dari investasi ekonomi; dan
mobilitas sosial, dan beragam aktivitas ekonomi. Ciri-ciri tersebut mempunyai implikasi
keaksaraan fungsional disatu sisi harus terpadu dengan perencanaan pendidikan, dan
dalam melakukan pemilihan di wilayah kerja, ketika memilih sektor ekonomi dan
60
prioritas seleksi, juga diberlakukan dalam belajar artinya keberadaan ekonomi dan
pekerjaan yang mereka inginkan. Ketiga, implikasi terhadap metode mengajar, disini
bersamaan dengan pengetahuan profesional dan teknikal. Keempat, implikasi terhadap isi
(program content) yaitu ketika faktor ekonomi harus ditekankan pada pengembangan
sosial dan partisipasi sosial, dan tidak boleh di pisahkan. Bentuk program yang
paduan antara keduanya ada dua yaitu: (1) Metode mengajarnya harus berdasarkan teknik
global, sementara yang seperti elektrik, fonetik, sebagainya dikesampingkan dulu; (2)
Kata-kata yang sering kali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari yang tidak terkait
dengan pekerjaan mereka untuk sementara diawal tidak dipergunakan karena bisa jadi
Perlu ditegaskan, disini bahwa kata-kata yang diajarkan tidak hanya berujuk pada
kamus, melainkan pada struktur logika orang-orang dewasa. Untuk mengajarkan bahasa
baru, dapat berupa ekspresi sederhana, tetapi jelas yang terkait dengan pengertian-
pengertian teknis serta istilah-istilah pelaksanaan tugas atau pekerjaan. Ini berarti bahwa
pekerja hendaknya dilatih tidak saja membaca dan menulis, serta berhitung yang terkait
rasionalitas yang mengatur pelaksanaan pekerjaan. Hal ini berarti pula bahwa
pengelola, insrtuktur dan ketua kelompok belajar dan proses yang dilaksanakan oleh
anggota kelompok, dan selanjutnya menjelaskan konsep itu dan prosesnya dengan
gambar, angka, kata yang kesemuanya diterangkan secara runtut dan logis. Dengan kata
lain, cara berfikir baru hendaknya dibangun dan pemikiran baru dapat dicapai.
Apakah tugas kita memberikan pemikiran baru dan aturan tersebut telah mereka peroleh
pemikiran dan aturan tersebut dalam praktek atau tidak paham mengikuti penjelasan-
penjelasan.
Warga belajar pada program KF adalah para pekerja yang hidup dalam situasi
yang berubah atau berkembang. Dia telah memiliki pengetahuan dasar dan praktik yang
diperlukan untuk bekerja mencari nafkah. Oleh karena itu, hampir semua konsep awal
yang akan diajarkan terkait dengan pekerjaannya, dan tahu juga cara membentuk
peralatan, objek dan pekerjaan tugasnya sehari-hari. Marzuki (2010: 127) program
keaksaraan fungsional bagi para petani, salah satu prinsip ilmiah yang biasa dikerjakan
demikianlah pula ketika dia menyiapkan tanah yang akan ditanami dengan cara
sebagai berikut: (1) Adakan diskusi kelompok tentang tugas dalam pekerjaan; (2)
pengalaman; (3) Identifikasikan prinsip dan aturan secara rasional dan sebagainya,
gabungkan dengan tugas pekerjaan; (4) Lakukan simbolisasi grafis hal-hal di atas dengan
gambar, angka, hubungan aritmatika, dan kata-kata yang sesuai; (5) Ringkaskan hasil
diskusi dan formulasikan tertulis dalam kalimat pendek; (6) Aplikasi prinsip dan aturan
sesuai dengan situasi; (7) Yakinkan tugas pekerjaan hendaknya dipandang dan dipilih
sebagai lapangan studi untuk diamati sesuai dengan kepentingannya dari segi waktu dan
uang yang akan dipertimbangkan tektis, keakuratan atau ketepatan akan di-ekankan agar
mendorong anggota kelompok supaya dapat mencapai standar yang lebih baik dalam
Sejak awal pekerja didorong untuk menuliskan dalam buku catatannya, yang
terdiri atas beberapa lembar, gambar, angka, dan kata-kata, kalimat pendek, keterkaitan
alat yang berguna untuk menghapuskan kondisi, tidak mengenakkan dan dapat mencapai
status yang lebih baik dalam masyarakat, seperti kemapanan, walaupun di level yang
paling bawah. Atas dasar itulah mereka seringkali lebih termotivasi dengan belajar baca
tulis yang konvensional atau (traditional literacy), memberikan mereka harapan baru
bersama dengan kata-kata dan sajak-sajak yang lambang orang-orang kaya dan penting,
menjeratnya dalam kondisi lapisan bawah yang miskin. Mereka ini sebelumnya belum
terbebas sebagai dirinya sendiri dan masih diikat oleh bayang-bayang status sosial yang
Bahan pelajaran yang bersifat teknikal atau yang terkait dengan pekerjaan
adalah perhitungan yang relevan dan topik-topik umum, seperti kesehatan, studi ilmu
sosial dan geografi. Semua bahan yang bersifat umum ini harus terkait dengan mata
pencaharin yang bersifat teknis. Ketika materi teknikal disampaikan, bahan grafis,
contoh, peragaan, dan percobaan oleh anggota kelompok sendiri dirancang untuk
keaksaraan fungsional, setiap warga belajar dapat mengenal kurang lebih 200 kata dalam
tiga bulan”. Dari percobaan tentang program keaksaraan fungsional yang dikaitkan
dengan pekerjaan ini maka dinyatakan bahwa mereka telah dapat membaca teks tertulis,
memahami apa yang dibaca, menulis dan membaca surat. Untuk pembinaan lanjut, telah
dibuatkan buku latihan yang dimonitor, dilengkapi dengan majalah yang bisa mereka
ternyata dapat dipadukan dengan pengajaran kejuruan, atau dipadukan dengan pekerjaan.
Kata-kata kunci yang tersebar dalam diskusi dipelajari secara menyeluruh, secara serasi
atau harmonis dikembangkan ke dalam kamus kata dan simbol teknis yang dalam waktu
singkat menjadi dasar yang berguna untuk memahami pekrejaan untuk perluasan
secepatnya keterampilan keaksaraan atau baca tulis; (2) Sejak awal pengetahuan dan
pengertian yang berhubungan kecakapan teknis serta petunjuknya dapat diajarkan jauh
Sejalan dengan apa yang telah dipaparkan di atas maka dapat dijelaskan bahwa
pendidikan keaksaraan bagi orang dewasa (adult literacy education), yang lazim di sebut
pendidikan dasar bagi orang dewasa, (adult basic education). Sudah sangat umum
tulis dianggap tidak bermakna di dalam dirinya sendiri, kebermaknaan terletak pada
dilaksanakan oleh berbagai komponen masyarakat tidak saja membawa misi pendidikan
saja akan tetapi juga membawa misi sosial, misi ekonomi dan misi pembangunan
nasional dalam hal ini meningkatkan pengetahuan masyarakat, harkat dan martabat
manusia serta kesejahteraan bagi kehidupan masyarakat miskin, bodoh, dan terbelakang.
dewasa mulai diorganisasikan secara sistematis sekitar tahun (1920). Pada saat itu
bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hayat. Belajar bagi orang dewasa
bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk selalu bertanya dan mencari jawabannya.
pendidikan orang dewasa adalah proses pendidikan yang diorganisasikan isinya, dan
perubahan sikap seseorang sebagai tenaga professional”. Pendapat Kusnadi (2003: 45),
“Selain dilihat dari faktor usia, pengertian orang dewasa dapat dilihat juga dari segi
psikologis dan biologis. Seseorang dikatakan dewasa secara psikologis karena ia sudah
dapat mengarahkan diri sendiri, tidak terikat pada orang lain, dapat bertanggung jawab
Tujuan utama dari pendidikan orang dewasa adalah untuk membantu setiap orang
dewasa, agar dapat mengembangkan diri melalui pendidikan. Tidak ada suatu sistem
pendidikan orang dewasa yang dapat memenuhi semua kebutuhan belajar dan
membantu setiap orang dewasa untuk dapat mengembangkan potensi (kemampuan) yang
mereka miliki sebaik mungkin. Menurut Marzuki (2010: 121), berbagai faktor yang
Ciri kedewasaan adalah kebebasan atau ketidak terikatan dengan orang orang lain,
dalam proses belajar, seorang dewasa cendrung berkeinginan untuk menentukan apa yang
Faktor tanggung jawab membedakan sifat anak-anak dari sifat dewasa. Orang
dewasa bertanggung jawab terhadap tindakannya dan dapat berdiri sendiri, dalam hal
kedewasaan, warga belajar dan pendidik sebenarnya sama dan sejajar, perbedaannya
66
bahwa pendidik memilki pengetahuan atau ketarampilan tertentu yang belum dimiliki
peserta didik.
pengetahuan yang dimilki, dan tidak dapat ditentukan atau dipengaruhi oleh orang lain.
Mereka dapat menentukan mana yang baik dan mana yang tidak baik bagi diri mereka.
Ciri lain dari kedewasaan adalah orang dewasa mampu mengarahkan diri sendiri,
dan mereka mempunyai pandangan sendiri (way of life). Ini berarti dalam proses belajar,
peserta didik mampu untuk berinisiatif dan berkreasi sendiri sesuai dengan pandangan
yang dimilkinya namun, walaupun mereka mampu mengarahkan diri sendiri bukan
Proses belajar orang dewasa, faktor psikologis hendaknya diperhatikan, perlu ada
kesan bahwa warga belajar diterima sebagai orang dewasa yang mempunyai kebebasan
berekspresi dan berkreasi yang dihargai sebagai sahabat, terpenting adalah pendidik dan
warga belajar dapat menumbuhkan rasa saling membutuhkan bukan saling menggurui,
Kondisi fisik fasilitas ruangan dan peralatan juga harus dibarengi dengan kondisi
warga belajar dan tutor yang baik. Jumlah warga belajar jangan terlalu banyak, jumlah
yang ideal adalah antara 10 sampai 20 orang karena memungkinkan untuk dialog dan
berbeda-beda menurut Shane (2001: 87) “ motivasi peserta pelatihan orang dewasa dapat
dibagi menjadi tiga mereka yang berorentasi pada tujuan (goal oriented). Mereka yang
berorentasi pada kegiatan (social oriented)”. Mereka yang berorentasi pada mempelajari
Menjadi fasilitator dalam proses belajar orang dewasa tidaklah mudah, sebab
warga belajar merupakan orang-orang yang sudah terbentuk. Mereka sudah dapat menilai
program-program yang sudah disajikan, dan juga cara penyajian program oleh pendidik
tidak jarang warga belajar merasa bosan dan kadang-kadang lesu, sebab bahan yang
mereka terima tidak sesuai atau kurang relevan dengan minat dan kebutuhan mereka.
Untuk mengatasi hal tersebut, pendidik diharapkan tampil untuk memulai diskusi,
ada. Betapapun baiknya perencanaan pembelajaran yang telah dibuat, sikap fleksibel
perubahan dari rencana yang sudah ada. Dengan demikian, dalam peaksanaan
pembelajaran, tutor perlu cepat tanggap bila ada hal-hal yang tidak dipertimbangkan
tersebut. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, orang dewasa belajar dari berbagai
sumber. Sumber belajar yang dianggap penting oleh orang dewasa adalah teman
(keluarga/tetangga). Hal ini bahwa strategi belajar mengajar orang dewasa harus
68
direncanakan sedemikian rupa sehingga melibatkan interaksi dengan peserta belajar yang
lainnya.
Mencapai usia untuk cukup kawin, secara fisik, yaitu dalam bidang kesehatan
reproduksi dangan lawan jenisnya mulai usia (12-16) tahun, karena memang pada usia
tersebut individu telah berada dalam puberitas, dimana organ-organ (alat-alat) kelamin
manusia pada usia tersebut aktif berfungsi dan berperan sebagai mana individu yang telah
dewasa lainnya.
mengarahkan diri sendiri, tidak terikat pada orang lain, dapat bertanggung jawab terhadap
Bahasa Yunani, aner atau andra, yang berarti orang dewasa dan agogos, yang berarti
Orang dewasa sebagai pribadi yang sudah matang mempunyai kebutuhan untuk
belajar, mengorganisir kegiatan secara bertahap dari kanak-kanak sampai remaja, dan
pendidikan orang dewasa, bahwa andragogy memiliki arti lebih dari pada sekedar
membantu orang dewasa belajar. Diyakini bahwa andragogi berarti membantu manusia
belajar dan oleh karena itu andragogi juga mamiliki implikasi untuk pendidikan anak-
Asumsi bahwa belajar sebagai suatu proses yang bersifat eksternal, dalam arti
peserta didik belajar terutama ditentukan oleh kekutan-kekuatan dari luar seperti guru
yang terampil, bahan bacaan yang baik dan sejenisnya. Pandangan baru mengemukakan
bahwa belajar merupakan proses dari dalam yang dikontrol langsung oleh peserta didik
serta melibatkan dirinya seperti fungsi intelektual, emosi dan fisik serta psikologisnya
Konsep diri pada seorang anak adalah tergantung pada orang lain. Hampir seluruh
kehidupan anak diatur oleh orang dewasa baik dirumah, disekolah, ditempat ibadah
maupun ditempat-tempat bermain. Ketika anak beranjak menuju kearah dewasa, mereka
menjadi berkurang ketergantunannya kepada orang tua dan orang lain, merekamulai
tumbuh, merasa dapat mengambil keputusan untuk dirinya sendiri. Selama proses
perubahan dari ketergantungan kepada orang lain kearah mampu untuk berdiri sendiri,
secara psikologis orang dipandang telah dewasa. Ia memandang dirinya sudah mampu
untuk sepenuhnya berdiri sendiri. Oleh karena itu orang dewasa butuh pengalamannya
untuk menunda aplikasi dari apa yang dipelajarinya. Pendidikan baginya adalah sebagai
Sebaliknya, bagi orang dewasa pengetahuan dan ketarampilan yang dipelajari adalah
menanggapi, dan faktor psikologis lainnya ikut mempengaruhi orang dewasa dalam
disebutkan di atas mengalami penurunan pada orang dewasa, terutama pada orang
dewasa pertengahan (setengah baya) dan orang dewasa akhir (manula) dalam hal ini
Faktor yang menyangkut kondisi fisik dan jasmani orang dewasa, menge-
mukakan kelemahan kondisi fisik terutama dialami oleh orang dewasa yang sudah agak
lanjut usia. Pendengaran, penglihatan, dan sering sakit fisik lainnya. Faktor yang bersifat
fisik ini perlu dipahami oleh pendidik (tutor) yang senantiasa berhubungan dengan orang
dewasa.
Orang dewasa itu telah menduduki peran tertentu dalam masyarakat. Dengan kata
lain, tidak jarang orang dewasa itu mempunyai jabatan ganda. Kegandaan jabatan itu juga
dalam belajar, sadarilah bahwa tugas orang dewasa itu cukup ganda. Sehubungan dengan
hal itu, mungkin saja tugas yang diberikan tutor itu ada yang terundur, tetapi perlu diingat
dan diyakini bahwa orang dewasa itu memahami tugas yang diterimanya itu. Oleh sebab
71
itu, tutor orang dewasa harus memberikan kesempatan bagi orang dewasa untuk
mengatur waktunya sendiri, karna dialah yang paling tahu tentang perioritas kerja yang
akan dilaksanakannya.
Perubahan kebudayaan terjadi karena adanya penemuan baru dari luar ataupun
dari dalam lingkungan masyarakat itu sendiri, kebudayaan baru itu baik yang bersifat
material seperti peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang
bersifat non material seperti paham atau konsep baru tentang, budaya menabung,
Kekurang mampuan secara ekonomi umumnya juga dialami oleh orang dewasa.
Hal itu menjadi penyebab kurangnya minat orang dewasa untuk belajar, karena
manajement terdiri dari empat urutan yang disingkat dengan POMC, yaitu perencanaan
program pendidikan keaksaraan fungsional merujuk dari kedua teori yang dikemukakan
oleh Blanchard (1982) dan Richard N. Osborn (1985) dengan memformulasikan bahwa
Kaitan masing-masing fungsi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.
72
Perencanaan
Pengembangan Pengorganisasian
Penilaian Penggerakan
Pembinaan
fungsional. Tujuan di susun berdasarkan dukungan informasi yang lengkap, oleh karena
itu perencanaan sangat berkaitan dengan penyusunan pola, rangkaian dan proses kegiatan
yang akan dilakukan demi mencapai tujuan tersebut. Apabila perenanaan telah dilakukan
sumber diperlukan dalam kegiatan yang telah ditetapkan. Sumber itu meliputi tenaga
tingkat penampilan dan partisipasi yang tinggi dari setiap pelaksana yang terlibat dalam
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Penggerakan dapat dilakukan melalui upaya
selalu sesuai dengan rencana. Pembinaan adalah suatu rangkaian upaya pengendalian
pelaksana, bahan dan alat. Pembinaan itu merupakan kegiatan pengawasan maupun
supervisi.
tinggi rendahnya disiplin dan moral kerja pelaksana, serta untuk mengetahui cara-cara
Pengembangan merupakan tindak lanjut dari penilaian, yang dapat dijadikan upaya
dalam pengelolaan program itu dilakukan dalam suatu lembaga pendidikan (organisasi).
bangan organisasi didasarkan pada pengetahuan dan praktek ilmu prilaku (behavior
organisasi ditujukan pada strategi, struktur, tugas, teknologi dan manusia terutama
74
nization effectiveness).
akhir.Sudjana (2004:56) yaitu: “(1) peningkatan keefektivan organisasi; dan (2). pening-
dapat dijelaskan (a) meningkatkan tingkat kepercayaan dan dukungan diantara anggota-
masalah organisasi baik dalam kelompok maupun antar kelompok, (c) menciptakan
lingkungan otoritas peran yang ditetapkan dan ditingkatkan dengan otoritas berdasarkan
dalam organisasi, (f) menemukan solusi yang sinergis terhadap masalah, dan (g)
implementasi.
pengembangan organisasi merupakan suatu proses bukan kejadian yang datangnya tiba-
terjadi proses transisi, yaitu pergerakan dari keadaan sekarang menuju keadaan baru yang
keadaan yang tetap menginginkan status quo, sehingga perubahan terhadap kondisi ini
75
menimbulkan resistensi dari orang-orang yang terlibat dalam organisasi itu. Keempat,
organisasi secara umum adalah untuk mencapai tujuan organisasi itu sendiri. Di samping
itu, tujuan pengembangan organisasi adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu
holdernya. Ini berarti bahwa pengembangan organisasi yang dilakukan tidak terlepas dari
sistem, oleh karena itu, fokus perubahan dalam pengembangan organisasi ditujukan pada
elemen-elemen penting yang terdapat dalam organisasi itu.. Robin (2001) “melihat
lingkup perubahan dalam pengembangan organisasi dari sisi apa yang diubah dan agen
perubahan”. Lindeman (2001; 111) “melihat dari fokus perubahan”. Meninjau dari
dapat ditujukan kepada aspek individu, kelompok ataupun aspek organisasi. Aspek
strategi yang bersifat pribadi pula. Sementara itu aspek kelompok, menyangkut hubungan
antar pribadi yang harus dibangun untuk mendukung proses perubahan. Aspek organisasi
perubahan. Berdasarkan hal tersebut, ada tiga pendekatan umum yang dipakai untuk
melakukan perubahan secara berencana, yaitu perubahan yang terutama ditujukan pada:
(1) pribadi individu; (2) struktur dan system organisasi; dan (3) iklim organisasi dan gaya
digerakkan oleh seseorang yang mengomandoi organisasi itu yang disebut dengan
mencakup empat sub sistem yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya,
keempat sub sistem itu adalah administrasi dan organisasi, informasi dan pengambilan
administrasi dan organisasi berkaitan dengan aspek kekuasaan, struktur, dan tanggung
jawab dalam organisasi. Kaitan ini dapat diungkapkan “siapa menceritakan siapa,
menjelaskan adanya kekuatan hirarkhis dalam struktur organisasi. Kedua sub sistem
informasi untuk memelihara kelangsungan organisasi itu. Ketiga subsistem ekonomi dan
teknologi berperan penting terhadap kelancaran tugas dan pekerjaan yang dilakukan
secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.
pemeliharaan dan pengembangan suasana kerja dengan menitik beratkan pada nilai-nilai
77
kemanusiaan, dan pentingnya motivasi yang tepat terhadap semua pihak yang bergabung
dalam organisasi. Hubungan antar manusia penting dalam membina interaksi antar orang-
orang yang berada di dalam maupun diluar organisasi, seperti perorangan, lembaga dan
masyarakat. Interaksi ini penting karena organisasi akan mendapat pengaruh dari luar
organisasi seperti kebutuhan, kepentingan dan desakan-desakan lain yang datang dari luar
organisasi.
dibina secara serasi karena perubahan dalam salah satu sub sistem akan menyebabkan
perubahan pada sub sistem yang lainnya. Dengan demikian kelangsungan organisasi
sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal organisasi perlu disusun berdasarkan landasan
dan pertimbangan yang kuat seperti landasan-landasan yuridis, teoritis dan objektif, serta
orang yang terlibat di dalamnya. Pentingnya interaksi didasarkan atas teori dan
ini meliputi dua jenis, pertama hubungan kemanusiaan yang dilakukan secara resmi, yaitu
hubungan berdasarkan atas aturan yang telah ditetapkan dalam ketentuan organisasi.
Hubungan ini merupakan wujud interaksi berdasarkan struktur dan hubungan hirarkhis
dalam organisasi. Hubungan resmi ini, kekuasaan, wewenang, dan tanggung jawab setiap
orang yang terlibat, termasuk hubungan pimpinan dan yang akan dipimpin, dilakukan
78
sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam organisasi. Kedua, hubungan tidak resmi
(informal), yaitu hubungan kemanusiaan yang terjadi antar pihak yang tergabung dalam
organisasi yang tidak didasarkan atas ketentuan, aturan, susunan dan tugas yang telah
ditetapkan dalam organisasi. Hubungan informal akan selalu terjadi, didasarkan atas
kenyataan bahwa setiap manusia senantiasa melakukan hubungan pribadi dengan orang
lain (personal relations), adanya kesamaan kepentingan dalam organisasi, dan ada
kebutuhan serta minat yang datang dari luar organisasi. Dengan kata lain organisasi
sebagai proses ditandai dengan adanya dua hubungan yang dinamis, hubungan formal, dan
informal. Organisasi sebagai proses merupakan akibat dari keberadaan organisasi sebagai
kegiatan perencanaan adalah proses yang sistimatis dalam pengambilan keputusan tentang
tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Disebut sistematis karena
untuk memilih alternatif yang terbaik dari jumlah alternatif tindakan guna mencapai
tujuan. Perencanaan bukan kegiatan tersendiri merupakan suatu bagian dari proses
pengambilan keputusan yang kompleks. Oleh karena itu Schaffer dalam Sudjana (2004:
57) “kegiatan ini tidak akan terlepas dari hal-hal yang berkaitan dengan proses
tujuan, kebijakan dan sasaran secara luas yang kemudian dikembangkan pada tahapan
penerapan tujuan dan kebijakan itu dalam rencana yang lebih rinci berbentuk program-
seperangkat keputusan tentang kegiatan-kegiatan untuk masa yang akan datang den
yang tersedia. Friedman (2001: 246) “ Planning is a process by wich a scientific and
Suherman (2000: 80) “perencanaan adalah suatu penentuan urutan tindakan, perkiraan
biaya serta penggunaan waktu untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas data dengan
tindakan atau kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan di masa yang akan
datang. Kegiatan perencanaan itu dilakukan dengan alasan: pertama untuk mewujudkan
kemajuan atau keberhasilan sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan alasan kedua,
supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan, kondisi yang sama atau lebih rendah
tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan program atau dengan
Sumber itu meliputi sumber daya manusia dan sumber daya non manusia. Sumber daya
80
manusia mencakup: pamong belajar, fasilitator, tutor, pimpinan lembaga, warga belajar
dan masyarakat. Sumber daya non manusia meliputi sumber daya buatan, fasilitas, alat,
waktu, biaya, alam hayati, dan non hayati, serta lingkungan sosial budaya. Kedua,
sumber yang terbatas secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah
Sudjana (2004: 60), “perencanaan pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis
yaitu perencanaan alokatif dan perencanaan inovatif yang dapat dilaksanakan dengan
pada perubahan dari keadaan masa sekarang kepada suatu keadaan yang diinginkan di
masa datang sebagaimana rumusan dalam tujuan yang akan dicapai. Perencanaan
melibatkan orang-orang dalam suatu proses untuk menentukan dan menemukan masa
depan yang akan diinginkan. Perencanaan memberi arah mengenai bagaimana dan kapan
tindakan akan diambil serta siapa pihak yang terlibat dalam tindakan atau kegiatan itu.
Perencanaan melibatkan perkiraan tentang semua kegiatan yang akan dilalui atau
berhubungan dengan penentuan prioritas dan urutan tindakan yang akan dilakukan.
81
kebutuhan, tujuan yang akan dicapai, sumber-sumber yang tersedia, dan hambatan yang
mungkin dihadapi. Perencanaan sebagai titik awal untuk arahan dalam kegiatan
antara satu dengan yang lainnya. Perencanaan kegiatan pendidikan keaksaraan fungsi-
onal tidak terlepas dari perencanaan kegiatan pembelajaran dan perencanaan pemanfaatan
sumber daya yang dioptimalkan untuk dapat menggerakkan orang-orang bisa belajar dan
bisa berusaha agar mendapatkan sesuatu yang bernilai ekonomis dan produktif.
fungsional perlu memahami beberapa patokan dalam hal ini sebagaimana pendapat
Sudjana (2004: 92) “perencanaan adalah memilih dan menjawab: (1) Upaya apa yang
dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan; (2) mengapa upaya itu
dilakukan; (3) Dimana dan dalam situasi apa usaha itu dilakukan; (4) Siapa orang-orang
yang memiliki tugas dan wewenang dalam melakukan kegiatan itu; (5) Bagaimana cara
melaksanakannya; dan (6) Berapa dana dan fasilitas yang dibutuhkan untuk
mesti dilakukan dan seorang perencana harus jeli dan arif dalam mengumpulkan data,
dan sumber daya non manusia untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan.
hubungan informal. Hubungan formal didasarkan atas pembagian tugas, tanggung jawab,
wewenang, penempatan, kedudukan, dan persyaratan tenaga yang akan melakukan setiap
sumber daya, pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan deskripsi masing-
sumber yang disyaratkan dalam perencanaan, terutama sumber daya manusia sedemikian
rupa sehingga kegiatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien”. Dengan pengorganisasian orang-orang dapat disatukan dalam suatu
orang-orang untuk dapat bekerja sama secara efektif dalam wadah organisasi atau
lembaga.
wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan
sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai, tujuan yang telah ditetapkan”.
organisasi secara keseluruhan”. Kedua bagian dari pengorganisasian ini saling berkaitan
antara yang satu dengan yang lainnya. Dari beberapa pengertian di atas berkaitan dengan
ganisasian adalah usaha mengintegrasikan sumber daya manusia dan non manusia yang
diperlukan ke dalam suatu kesatuan untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana yang telah
kegiatan managerial untuk membentuk organisasi yang diberi tugas melaksanakan rencana
berkaitan dengan upaya memimpin atau mengelola untuk memadukan sumber daya
manusia dan nonmanusia yang diperlukan; (2) Sumber daya manusia terdiri dari orang-
orang atau kelompok orang yang memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Persyaratan itu
meliputi keahlian, kemampuan dan kondisi fisik yang sesuai dengan tuntutan organisasi
serta perekembangan lingkungan; (3) Adanya sumber daya manusia meliputi fasilitas
seperti gedung dan perlengkapannya, alat-alat dan biaya yang tersedia, dan lingkungan
fisik yang potensial; (4) Sumber-sumber itu diintegrasikan kedalam suatu organisasi. (5)
Dalam organisasi terdapat pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab diantara
Rangkaian kegiatan tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan; (7)
Dalam kegiatan pencapaian tujuan, sumber daya manusia pemegang peranan utama dan
paling menentukan.
84
ke dalam tugas-tugas pekerjaan yang sederhana dan rutin yang dilakukan berulang kali.
Tugas pekerjaan dibagi menjadi kelompok-kelompok pekerjaan yang berbeda antara satu
menurut Sudjana (2004:34) terdiri atas tiga prinsip “kebermaknaan, keluwesan dan
daya guna dan hasil guna yang tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan
dalam rencana dan terhadap pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Keluwesan adalah
dalam organisasi pada saat kegiatan sedang berlangsung. Perubahan mungkin saja terjadi
sebagai akibat dari perubahan tuntutan, masalah dan kebutuhan baru yang datang dari
dalam dan dari luar organisasi pada saat pelaksanaan kegiatan. Kedinamisan menjadi
acuan bagi setiap orang dalam organisasi untuk mengembangkan kreativitas dalam
melaksanakan tugas pekerjaan, dalam menjalin hubungan resmi maupun tidak resmi serta
pelaksanaan ini perlu menggerakkan orang-orang supaya mereka dapat bekerja dengan
85
baik dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang telah mereka lakukan. Dengan
yang perlu dicapai oleh orang-orang yang melakukan kegiatan tertentu”. Motivasi adalah
kegiatan dan penyelenggara program tidak menyukai pekerjaan atau tugasnya, tetapi
mereka akan melakukan tugas dengan baik apabila turut merasakan manfaat atau
keuntungan yang diberikan oleh organisasi kepada dirinya. Bertitik tolak dari asumsi itu
motivasi akan efektif apabila dalam kelompok terwujud hubungan yang akrab, bersahabat
dan penuh pertimbangan yang ditumbuhkan oleh pimpinan kelompok terhadap adanya
ini tugas pekerjaan disusun sedemikian rupa dan imbalan dalam bentuk upah atau gaji
dinyatakan dengan jelas secara tertulis atau lisan. Kebijakan organisasi diikuti dengan
cermat, deskripsi tugas dinyatakan secara jelas dan rinci, penampilan kegiatan diukur
dengan teliti, dan kompensasi khusus diberikan kepada pelaksana yang menampilkan
kegiatan yang lebih baik. Perkiraan dasar yang mendasari pendekatan ini adalah apabila
86
seseorang diberikan ganjaran atas kesalahannya maka dia menghindari kegiatan yang
serupa dan sebaliknya apabila seseorang diberikan hadiah atas keberhasilannya maka dia
kebutuhan itu melalui penciptaan situasi kerja yang mendukung. Tujuan pendekatan
yang akan mereka lakukan sehingga pelaksanaan tugas dapat memenuhi kebutuhan
mereka dan sekaligus memenuhi kebutuhan program. Ketiga jenis pendekatan ini dapat
merangsang pihak yang dimotivasi; (5) Memberikan penghargaan melalui komunikasi; (6)
Mendengarkan informasi dari yang dimotivasi; (7) Melihat keadaan diri sendiri; (8)
Mengatasi situasi konflik; dan (9) Menghindari resiko. Langkah-langkah di atas yang
dilakukan penggerak (motivator) yaitu pimpinan atau pihak lain secara bertahap dan
berangkai dimulai dari langkah pertama sampai dengan langkah akhir. Di samping
persiapan, pelaksanaan dan motivasi serta penilaian. Tahap persiapan terdiri dari: (1)
87
sasaran; (3) Mempelajari data tentang kelompok sasaran; (4) Menentukan prioritas
kebutuhan dan masalah; (5) Menetapkan topik dan tujuan motivasi; (6) Menyusun materi
atau bahan motivasi ; (7) Memilih dan menentukan metode dan teknik motivasi; (8)
Menyiapkan daftar sasaran (9) Menentukan waktu dan tempat . Tahap pelaksanaan terdiri
dari: (1) Melakukan konsultasi pada pemuka masyarakat dan pakar; (2) Berkomunikasi
dengan sasaran; (3) Menjelaskan manfaat pesan motivasi pada sasaran; (4) Mencatat
sasaran dan peristiwa motivasi. Tahap penilaian terdiri dari: (1) Menetapkan tujuan
membawa suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau keadaan yang mestinya terjadi dan
dengan pengawasan dengan maksud agar kegiatan atau program yang sedang berlangsung
tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. Sebagaimana yang dikemukakan
Sudjana (2004:93) “pembinaan meliputi dua sub fungsi yaitu pengawasan dan supervisi”.
Pengawasan dan supervisi mempunyai kaitan yang erat antara satu dengan yang lainnya.
Keduanya dilakukan secara sengaja dalam rangka memperbaiki mutu pelaksanaan dan
organisasi untuk mengetahui dan menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang
dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Sudjana
88
mekanisme kegiatan untuk memelihara agar pelaksanaan dan hasil kegiatan yang dicapai
sesuai dengan yang telah direncanakan. Pengawasan berkaitan dengan upaya menyusun
standar, pengukuran hasil atas dasar standar yang telah disusun, dan penentuan upaya
pengalokasian imbalan, penetapan sangsi, dan pengumpulan serta pengolahan bahan untuk
Komponen itu meliputi sumber daya yang tersedia, sasaran, target, proses, hasil dan
pengaruh program yang sedang dilaksanakan. Disamping itu pengawasan dilakukan untuk
mengidentifikasi ketepatan kegiatan terhadap hasil dan terhadap rencana yang telah
perbaikan serta mengembangkan program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya, oleh pendidik kepada warga
belajarnya, disamping itu juga dilakukan pengawasan terhadap diri sendiri baik itu
kelompok untuk mencapai tujuan atau karena alasan lain. Upaya mempengaruhi prilaku
ini bertujuan untuk mencapai tujuan perorangan dan tujuan kelompok. Tujuan perorangan
mungkin bersamaan atau mungkin pula berbeda dengan tujuan lembaga. Sedangkan
89
pimpinan ialah seseorang yang dapat mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang
dalam satu kelompok. Upaya yang dilakukan melalui pembinaan kerjasama dan
pemberian dorongan sehingga orang lain dapat mengikuti serangkaian tindakan dalam
mencapai tujuan. Kedua, Kepemimpinan merupakan upaya persuasi atau himbauan dan
bukan paksaan. Ketiga, kepemimpinan adalah kepribadian yang tercermin dalam sifat dan
watak yang ungul sehingga keunggulan itu menimbulkan pengaruh terhadap pihak yang
tindakan bersama dalam mencapai tindakan atau tujuan bersama. Kelima, kepemimpinan
merupakan fokus dari poses kegiatan kelompok sehingga kepemimpinan itu dapat
bahwa pihak yang memimpin lebih banyak mempengaruhi orang lain dari pada
dipengaruhi oleh orang lain. Ketujuh, kepemimpinan merupakan suasana untuk mencapai
tujuan. Dalam hal ini kepemimpinan adalah kekuatan untuk memberikan dorongan,
yang telah ditetapkan. Kedelapan, kepemimpinan terjadi sebagai hasil interaksi antara
seseorang dengan orang lain atau kelompok. Kepemimpinan tewujud dalam proses sosial
dan merupakan akibat dari prilaku kelompok yang mengakui dan mendukung
Perbedaan itu terjadi karena berbagai kelebihan dan keunggulan yang diakui oleh orang
kepemimpinan bukan jabatan pasif melainkan sebagai jabatan aktif dan berinisiatif dalam
secara terus menerus, berkala, dan atau sewaktu-waktu pada saat sebelum, sedang, atau
mengetahui apakah tujuan yang ditetapkan telah dapat dicapai, apakah pelaksanaan
program sesuai dengan rencana, dan atau dampak apa yang dapat dihasilkan setelah
program dilaksanakan.
yang tersedia atau yang dapat disediakan. Rencana dimulai dari mengetahui keunggulan
dan kelemahannya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kaitan
tepat dan apakah sumber-sumber yang tersedia telah dipadukan dengan kegiatan yang
adalah bahwa penilaian dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya disiplin dan moral
91
kerja pelaksanaan serta untuk mengetahui cara-cara motivasi yang tepat dalam
kerja. Kaitan antara penilaian dengan pembinaan ialah bahwa penilaian diarahkan untuk
adalah bahwa penilaian diarahkan untuk mengikuti program dan menentukan tindak
dijelaskan bahwa penilaian program adalah kegiatan untuk merespon suatu program yang
telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Penilaian berorientasi langsung pada kegiatan
informasi yang diperlukan sebagai masukan untuk mengambil keputusan”. Batasan ini
mengandung tiga unsur penting yaitu kegiatan sistematis, data atau informasi, dan
dilakukan melalui prosedur tententu yang tertib. Data atau informasi yang dikumpulkan
analisis, deskripsi dan penyajian dengan menggunakan metode dan teknik ilmiah.
Pengambilan keputusan menekankan bahwa data atau informasi yang disajikan itu akan
92
bernilai guna apabila menjadi masukan berharga untuk proses pengambilan keputusan
tentang alternatif yang akan diambil. Dengan demikian penilaian merupakan kegiatan
yang teratur untuk memperoleh data dan informasi yang berguna bagi pengambilan
keputusan.
Penilaian yang baik haruslah di dasarkan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan
dan kemudian benar-benar diusahakan pencapaiannya oleh pendidik dan peserta didik..
Betapapun baiknya evaluasi, apabila tidak di dasarkan atas tujuan pengajaran yang
diberikan, tidaklah akan tercapai sasarannya. Demikian pula, betapapun baiknya tujuan,
apabila tidak diwujudkan dalam penyajian pengajaran itu, tidaklah berguna tujuan itu.
tiga komponen yang mempunyai keterkaitan linier dan berkesinambungan satu sama
dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri peserta didik dan menetapkan sejauh
mana tingkat perubahan dalam diri pribadinya. Dengan demikian evaluasi itu dapat juga
untuk menilai alternative keputusan. Evaluasi juga diartikan penentuan kesesuaian antara
penampilan (unjuk kerja) dengan tujuan. Selain dari itu evaluasi dapat juga dikatakan
membuat pertimbangan tentang daya tarik atau nilai sesuatu. Kegiatan evaluasi
pendidikan terdapat tahap-tahap yang disebut dengan Tes, pengukuran, penetapan dan
tindak lanjut. Ke empat tahap ini terangkai secara linier dan berkesinambungan untuk
dapat menghasilkan (output dan outcome) dari kegiatan evaluasi. Tahapan evaluasi itu
93
ada kegiatan Tes yang artinya suatu proses baku untuk memperoleh tingkah laku dari
suatu ranah tertentu. Suatu prosedur sistematis untuk mengamati dan mencandrakan satu
atau lebih karakteristik seseorang dengan menggunakan skala numerik atau sistem
kategori. Hampir semua prosedur yang digunakan untuk mendeskripsikan tingkah laku
peserta didik, seperti observasi yang dilakukan oleh pendidik seperti, kuesioner,
wawancara, tugas-tugas kelas, karya tulis, dan ujian tulis. Jadi tes itu dapat memberikan
informasi kualitatif dan kuantitatif .Tes hasil belajar tidak lain adalah serangkaian
pertanyaan yang harus dijawab atau tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang
hasilnya dipakai untuk mengukur kemajuan belajar. Yusuf (2003 :201) “tes berkaitan
dengan penyajian serangkaian pertanyaan baku yang harus dijawab, hasil jawaban-
jawaban pertanyaan tersebut, diperoleh suatu ukuran yaitu nilai numerik mengenai
karakteristik orang tersebut. Tes hanyalah sebagai alat ukur. Tugas penyusun tes atau
pemakai tes untuk menetapkan nilai batas lulus pada skor tes yang menunjukkan batas
yang memuaskan antara lulus atau tidak lulus, pembuatan keputusan yang seperti inlah
merupakan evaluasi”.
peserta didik. Pengukuran tidak melibatkan pertimbangan mengenai baiknya atau nilai
tingkah laku yang diukur itu. Seperti halnya tes, pengukuran pun tidak menentukan siapa
yang lulus dan siapa yang tidak lulus. Pengukuran hanya membuahkan data kuantitatif
mengenai hal yang diukur. Pengukuran itu adalah sebuah selinder, hanya membuahkan
data beberapa sentimeter persegi luas alasnya dan beberapa tingginya. Dari data ini dapat
dihitung berapa isi selinder itu. Tidak diharapkan untuk mendapatkan pertimbangan
94
mengenai baik, buruknya selinder tersebut ditinjau dari warnanya, kehalusan dan
kegunaannya.
Pemberian data mengenai baik buruknya selinder itu baru dapat diperoleh dari
kritria tertentu. Suatu prosedur untuk memberikan angka (skor) kepada suatu sifat atau
senyatanya antara seseorang dengan orang lain sehubungan dengan sifat yang diukur itu
mengidentifikasi orang yang akan diukur itu; (2) mengidentifikasi karakteristik (sifat-
sifat khas) orang yang hendak diukur itu; dan (3) menetapkan prosedur yang hendak
Aspek yang penting dari pengukuran itu adalah angka-angka (skor) yang di-
berikan itu tetap mempertahankan hubungan antar manusia yang ada pada kenyataannya.
Maka dari itu dapat dijelaskan bahwa pengukuran itu adalah pemberian angka pada
sesuatu atau seseorang berdasarkan aturan-aturan tertentu, dan tidak membuahkan nilai
akan tetapi sebagai dasar untuk menentukan nilai terhadap suatu objek yang dinilai.
Evaluasi mempunyai makna bagi berbagai pihak, dimana bermakna bagi semua
komponen dalam proses pembelajaran, terutama anak didik (warga belajar), tutor,
bahan pelajaran yang disajikan pendidik. Dengan informasi itu warga belajar dapat
mengambil langkah-langkah yang sesuai. Terdapat dua langkah dan kemungkinan untuk
95
dapat mengambil sikap yaitu: (a) Hasil evaluasi tidak memuaskan. Apabila hasil evaluasi
ternyata tidak memuaskan dan tujuan instruksional belum tercapai maka warga belajar
perlu dimotivasi untuk belajar lebih giat lagi dan strategi pembelajaran tutor perlu
diperbaiki; (b) Hasil belajar memuaskan bila hasil belajar sudah memuaskan warga
belajar terdorong untuk mengulangi atau bahkan memperbaiki hasilnya agar memperoleh
Hasil evaluasi memberikan petunjuk bagi tutor mengenai keadaan warga belajar,
materi pengajaran dan metode mengajarnya, (a) keadaan warga belajar dari hasil evaluasi
adalah cerminan hasil yang dicapai oleh warga belajar dapat menjadi informasi bagi
tutor tentang kemajuan relajar dan kesulitan relajar yang dialami warga belajar.
Berdasarkan petunjuk itu dapat mengupayakan perbaikan atau pengayaan belajar warga
belajar; (b) keadaan materi pengajaran: hasil evaluasi dapat menggambarkan tentang daya
serap warga belajar terhadap materi belajar yang disajikan. Tutor dapat meneliti lebih
jauh keadaan materi yang belum dikuasai dan mengupayakan perbaikan atau
penyesuaian; (c) keadaan metode pengajaran, hasil evaluasi dapat menunjukkan tepat
atau tidaknya metode pengajaran yang dipergunakan oleh tutor dalam menyajikan sesuatu
materi tertentu. Tutor dapat mengupayakan mencari metode lain yang cocok untuk
serap warga belajar dan penyesuaian dengan lingkungannya. Upaya bimbingan dan
penyuluhan akan lebih terarah kepada tujuannya apabila ditunjang oleh informasi yang
96
akurat tentang keadaan warga belajar baik dari segi intelektualnya maupun dari segi
emosionalnya. Untuk memperoleh informasi akurat yang diinginkan itu maka evaluasi
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar ditentukan pula oleh kondisi belajar yang
diciptakan oleh kelompok belajar. Efektifitas kegiatan belajar mengajar yang diper-
syaratkan antara lain, kondisi belajar yang diciptakan oleh kelompok diperoleh
informasinya melalui evaluasi. Evaluasi diperoleh itu dapat dipakai kelompok belajar
dalam mengintropeksi diri untuk melihat sejauh mana kondisi belajar yang diciptakan
membantu terselenggaranya kondisi belajar dengan baik. Dengan kondisi belajar tidak
saja dimaksudkan situasi yang ada selama proses belajar mengajar berlangsung (misalnya
suasana tenang) tetapi kondisi yang berhubungan dengan pendidik dan peserta didik,
orangtua, dan sebagainya. Warga belajar yang kurang bersemangat dalam belajar, tutor
yang pengetahuannya rendah, dedikasinya rendah, orangtua yang kurang peduli tentang
keberhasilan belajar. Sebaliknya dari kondisi itu efektifitas belajar mengajar dapat
ditingkatkan.
Semua orangtua ingin melihat sejauh mana tingkat kemajuan yang dicapai
anaknya, kendati pun pengetahuan itu tidak menjamin adanya upaya dari mereka untuk
meningkatkan kemajuan anaknya. Oleh karena itu setiap selesai program KF memberikan
laporan kemajuan kepada orangtuanya, dalam bentuk rapor, yang ada dalam rapor itu
Kualitas pendidikan akan terbina dengan baik, apabila para pendidik melak-
sanakan evaluasi pendidikan pada setiap langkah kegiatan pendidikan. Selanjutnya Yusuf
(2003: 87) menyatakan bahwa berdasarkan data dan informasi yang tersedia dilakukan
pula penyempurnaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, evaluasi pendidikan menjadi
Evaluasi pendidikan bukan hanya evaluasi hasil belajar saja, tetapi jauh lebih luas.
pendidikan. Dengan melakukan evaluasi pendidikan secara menyeluruh, baik dan benar
Tindak lanjut fungsi evaluasi dapat berupa (1) penempatan yang tepat (2)
memberikan umpan balik; (3) diagnosis kesulitan belajar peserta didik atau;(4) penentuan
kelulusan. Untuk masing-masing tindak lanjut yang dikehendaki ini diadakan tes, yang
diberi nama: (1) tes penempatan; (2) tes formatif; (3) tes sumatif dan; (4) tes diagnostik.
bidang studi apapun. Assasmen hendaknya dibedakan dalam pengukuran prestasi belajar
(pengumpulan informasi tentang prestasi peserta didik melalui tes dan lembar kerja),
asasmen merupakan konsep yang lebih luas yang mencakup penilaian profesional
di evaluasi. Dengan kata lain, pengembangan akan muncul setelah rangkaian kegiatan
kemitraan yaitu menjalin hubungan dengan berbagai pihak yang saling mendukung dan
menguntungkan.
keaksaraan fungsional adalah hal yang sangat penting, terutama dalam mengembangkan
lainnya baik profit maupun nonprofit atau lembaga-lembaga sosial atau lembaga donor.
Kerjasama dan kemitraan dilakukan terutama untuk: mendapatkan bantuan sumber daya
manusia , finansial maupun material , atau mungkin untuk berbagai kegiatan lain seperti
menempatkan warga belajar pada suatu perusahaan untuk magang, atau membangun
satuan program.
lembaga yang diajak bekerja sama , begitu juga lembaga tersebut mendapat keuntungan
dari program pendidikan. Keuntungan tidak hanya bersifat material atau finansial
Kamil (2009:133), berhasil tidaknya kerjasama dan kemitraan sangat bergantung pada
berbagai hal diantaranya (1) kualitas program, kualitas program harus menguntungkan
bagi lembaga yang diajak bekerja sama (2) tingkat keinovatifan program, apakah
program itu dikembangkan inovatif atau tidak, sejalan dengan perkembangan dan
teknologi; (3) tingkat fleksibelitas program juga harus menjadi perhitungan; (4) sasaran
akhir program atau lulusan apa yang akan dihasilkan; (5) kemampuan pengawasan dan
pengendalian program terutama diarahkan pada mutu proses pengelolaan dan proses
atau kelompok dalam situasi tertentu guna mencapai tujuan. Pengelolaan program
evaluasi dan kemitraan dari berbagai komponen dari warga belajar, sumber belajar,
pamong belajar, ragi belajar, kelompok belajar, sarana belajar, panti belajar, program
pembelajaran adalah usaha sistematik dan disengaja untuk menciptakan kondisi –kondisi
agar menjadi kegiatan belajar membelajarkan. Dalam kegiatan belajar terjadi interaksi
educative antara dua pihak yaitu warga belajar yang melakukan kegiatan belajar dan
yang dikemukakan Bandura ( 1997 42) “ ada lima unsur penting dalam model
pembelajaran yaitu (a) sintaks, suatu urutan yang dikenal dengan langkah-langkah
pembelajaran.(b) system social yaitu menguraikan sarana pendidik dengan peserta didik ,
serta aturan-aturan yang diperluan dalam sosio cultural (c) prinsip-prinsip reaksi yakni
pertanyaan peserta didik.(d) system pendukung yakni kondisi yang diperlukan agar
model dapat terlaksana secara efektif dan efisien (e) efek instruksional dan pengiring
yakni pengaruh langsung dan tidaak langsung yang dialami peserta didik saat penerapan
pembelajaran berjalan dengan baik. Morris(1976 : 826) kegiatan pembelajaran terdiri dari
Perencanaan
Pembelajaran
Media Metode
Belajar Pembelajaran
Belajar
Materi
Pembelajaran
untuk dapat mengkondisikan warga belajar agar siap belajar, termotivasi untuk dapat
terjadinya interaksi belajar yang kondusif dan diperolehnya pengalaman belajar yang
kebutuhan belajar (4) merumuskan arah dan tujuan belajar (5) menyusun pengembangan
bahan belajar (6) melaksanakan kegiatan belajar (7) melakukan penilaian program belajar
Rencana Program Pembelajaran (RPP) dan mengidentifikasi bahan belajar yang sesuai
dengan kebutuhan belajar warga belajar dan potensi lokal. Tahap kedua yang dilakukan
memotivasi dan membimbing warga belajar. Tahap ke tiga yang dilakukan adalah
mengadakan evaluasi hasil belajar mulai dari evaluasi awal, proses dan akhir belajar
keempat adalah membangun kemitraan dalam belajar, dalam bentuk kerjasama yang
102
saling menguntungkan, apakah itu kemitraan sesama warga belajar, dengan tutor,
Prinsip dari kegiatan pembelajaran keaksaraan adalah warga belajar yang semula
buta aksara dibelajarkan mereka agar dapat menulis, membaca, berhitung, ber-
dalam kehidupannya. Mereka yang sudah dapat membaca, menulis, berhitung dan
berkomunikasi itu ditingkatkan tarafnya melalui pembiasaan agar lancar atau tidak buta
gunakan strategi, media, metode, dan pendekatan pembelajaran yang cocok dengan
keadaan orang dewasa yang akan dibelajarkan. Kecocokan yang dimaksudkan adalah
memperhatikan prinsip-prinsip belajar orang dewasa dan kebutuhan belajar serta potensi
instrumen yang standar dan terukur agar dapat menentukan hasil belajar itu akurat dan
terpercaya.
bentuk interaksi belajar mengajar dalam suasana interaksi edukatif, interaksi yang sadar
dengan tujuan, artinya interaksi yang sudah dicanangkan untuk tujuan instruksional.
103
a. Perencanaan Pembelajaran
seperti silabus, RPP, bahan belajar, media belajar dan sebagainya. Selain dari itu
perencanaan yang dilakukan adalah menyiapkan administrasi belajar seperti data warga
perencanaan tentulah tutor melakukan identifikasi kebutuhan belajar dan potensi lokal,
dapat dirumuskan program belajar yang akan disusun. Menurut Sagala (2010: 69)
mengikut ertakan personil sekolah dalam semua tahap perencanaan”. Sangat perlu bagi
semua pengajar dan personel lain yang berkepentingan dengan tujuan pembelajaran
sasaran secara luas, kemudian berkembang pada tahap penerapan tujuan dan
langkah awal dari memulai sesuatu kegiatan pembelajaran yang mencakup identifikasi
mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari lapangan. Kebutuhan adalah segala
sesuatu yang diperlukan oleh manusia untuk kehidupannya, demi mencapai suatu hasil
(tujuan) yang lebih baik. Belajar adalah suatu proses perubahan kearah yang lebih baik,
mengubah seseorang yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak baik menjadi baik, yang
tidak pantas menjadi pantas. Kebutuhan belajar pada dasarnya menggambarkan jarak
antara tujuan belajar yang diinginkan dan kondisi yang sebenarnya. Jadi pengertian
identifikasi kebutuhan belajar adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk meneliti
dan menemukan hal-hal yang diperlukan dalam belajar dan hal-hal yang dapat membantu
dulikan kebutuhan yang lebih tinggi kecuali bila kebutuhan pada tingkat di bawahnya
sudah terpuaskan oleh karena sifat dan bertingkah laku”. Maka teori yang diberikan oleh
Maslow ini disebut Teori Hirarki Kebutuhan, dengan mengenali tingkat kebutuhan maka
program pembelajaran itu pun akan dapat dilaksanakan oleh warga belajar dengan baik
dalam arti warga belajar berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran kalau sesuai
sumber yang tersedia dan hambatan yang mungkin dihadapi dalam kegiatan pembelajaran
untuk memenuhi kebutuhan belajar. Identifikasi kebutuhan belajar bertujuan antara lain
untuk melibatkan dan memotivasi warga belajar agar kegiatan belajar dirasakan sebagai
105
bagian dari kehidupan dan mereka merasa memilikinya. Hal ini dapat dilakukan sebagai
berikut : (a). warga belajar didorong untuk menyatakan kebutuhan belajar berupa
kompetensi tertentu yang ingin mereka miliki dan diperoleh melalui kegiatan
lingkungan sebagai sumber belajar untuk memenuhi kebututhan belajar.(c). warga belajar
dibantu untuk mengenali dan menyatakan kemungkinan adanya hambatan dalam upaya
memenuhi kebutuhan belajar, baik yang sama dari dalam mau pun dari luar.
langsung dan kelompok. Para warga belajar mendiskusikan kebutuhan belajar sehingga
Tujuan berfungsi untuk memberikan arah pada tingkatan yang dilakukan, prinsip
ini mengandung arti bahwa kegiatan belajar partisipatif direncanakan dan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Didalam perencanaan
tujuan belajar disusun dan dirumuskan berdasarkan kebutuhan belajar, tujuan belajar
disusun berdasarkan pertimbangan latar belakang pengalaman warga belajar, potensi yang
(2010: 70) menyatakan bahwa “tujuan belajar yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan
warga belajar dengan tutor dan pimpinan program. Tujuan ini penting untuk dirumuskan
berdasarkan tiga makna, yaitu: (a).tujuan ini merupakan arah dari segala kegiatan belajar.
106
(b). tujuan ini dijadikan dasar untuk pemulihan dan pengadaan unsur-unsur belajar yang
tepat.(c). tujuan ini sebagai tolak ukur evaluasi dalam kegiatan belajar.
pembelajaran perumusan tujuan memerlukan keterlibatan antara warga belajar dan tutor,
tujuan pembelajaran harus bersifat fungisional atau dapat langsung diterapkan dalam
kehidupan warga belajar dan juga tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan warga
belajar dan tujuan pembelajaran haruslah berpedoman pada tiga ranah yaitu kognitif,
Mencapai tujuan belajar yang akan ditetapkan, warga belajar dilibatkan dalam
kegiatan penyusunan program kegiatan belajar. Tujuan yang terkandung dalam tahap ini
adalah agar warga belajar memiliki pengetahuan yang sama dalam menyatakan, memilih,
menyusun dan menetapkan kegiatan belajar yang akan ditempuh oleh mereka.Tahap ini
warga belajar dapat menganalisis, mengajukan, menetapkan program belajar yang akan
dibutuhkan.
Kumaidi (2003 : 45) yang dapat ditempuh dalam menyusun tujuan program
diantaranya: (a). tentukan tujuan akhir program secara luas dan jelas. (b). cari dan
renungkan berbagai kegiatan yang mendahului dan wajib dilaksanakn sebelum pencapaian
tujuan akhir.(c). ulangi langkah ke dua setiap kegaiatan pendahuluan, kemudian per-
timbangkan langkah mana yang kemudian dilaksanakan terlebih dahulu karena mungkin
suatu kegiatan ini mendukung beberapa langkah berikutnya. Pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa menyusun sebuah program harus adanya tujuan yang jelas, sehingga
dapat dilakukan kegiatan yang telah terencana dari awal sampai akhir.
107
b. Pendekatan Pembelajaran
sertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Keikut sertaan peserta didik
megang peran yang penting dalam proses pembelajaran, sedangkan pendidik untuk
Kegiatan pembelajaran yang berpusat pada warga belajar memiliki ciri-ciri: (1)
pembelajaran menitik beratkan pada keaktivannya; (2) Kegiatan belajar dilakukan secara
analitis dan kritis; (3) motivasi belajar selalu tinggi; (4) pendidik berperan sebagai
fasilitator; (5) memerlukan waktu yang relatif lama; dan (6). memerlukan sarana belajar
belajar melalui kelompok, yang didasarkan pada ketergantungan positif, tanggung jawab
Ketergantungan positif berkaitan dengan tugas yang hanya dapat dikerjakan dan
motivasi untuk belajar, membantu teman dan kelompoknya sehingga setiap individu
Interaksi melalui tatap muka dan proses kelompok berkaitan dengan cara yang akan
dilakukan peserta didik untuk bekerjasama dalam rangka melaksanakan fungsi kelompok
meningkatkan hubungan sosial diantara mereka, penerimaan terhadap peserta didik yang
relatif lemah dalam bidang akademik, menumbuhkan rasa tolong menolong, menghargai
keberagaman akademik; (2) Pendidik menyampaikan materi kepada peserta didik; (3)
Peserta didik kembali kepada kelompok yang sudah dibentuk, untuk melaksanakan
diskusi tentang materi yang sudah disajikan oleh pendidik; (4) Pendidik merancang kuis,
sesuai dengan materi yang dibahas; (5) Berdasarkan nilai setiap individu dalam
Penghargaan dapat berupa pengumuman hasil dihadapan peserta didik lainnya atau
pada masalah yang dihadapi oleh warga belajar dalam kehidupan keseharian, dengan
maksud untuk memperlihatkan kepada mereka bahwa pengetahuan yang diperolehnya itu
mempredisi keadaan yang dilaksanakan oleh warga belajar secara menyeluruh namun
bukan merupakan tekanan dari luar, karena sudah terkondisi dengan persoalan kehidupan
masalah dalam kehidupan sehari-hari dari warga belajar, kemudian dicarikan tema-tema
potensi warga belajar yang kemudian dihargai potensi mereka untuk dijadikan sumber
Kusnadi (2003: 94), Karakteristik pendekatan aktualisasi diri adalah: (1) Proses yang
berpusat pada warga belajar dan proses yang digerakkan oleh warga belajar; (2) Belajar
bersama teman sejawat, proses pengaktualisasian diri dimulai dengan membina hubungan
saling percaya antara tutor dengan angota kelompok belajar. Saling percaya merupakan
suatu prasyarat penting dalam pendekatan aktualisasi diri. Tutor hendaknya memandang
warga belajar sebagai teman atau sahabat dan berusaha membina iklim saling menerima
sepanjang pertemuan belajar. Maksudnya disini adalah tunjukkan sifat ikhlas dalam
110
bergaul dan konsisten dalam berupaya; (3) Memudahkan terciptanya konsep diri yang
positif, dalam pendekatan aktualisasi diri faktor kunci yang mempengaruhi pemilihan
suatu bagian adalah konsep diri, yaitu individu merasa ikut mempengaruhi dan mem-
dampak dari pembelajaran adalah tumbuhnya tanggung jawab dan keberanian peserta
didik dalam memutuskan sesuatu, bertindak mengerjakan sesuatu hal, tanpa tergantung
pendidikan yang terjadi atas dasar kepentingan bersama untuk memenuhi kebutuhan dan
memecahkan masalah yang dihadapi warga masyarakat yang dapat dilakukan sepanjang
mengandung makna yaitu: (1) kemampuan peserta didik meningkat. Melalui proses
keterampilan dan sikap, serta konsep dirinya semakin matang. Kematangan secara
psikhologis menumbuhkan belajar yang dapat diperoleh melalui pengalaman belajar dari
buhkan keterbukaan pada setiap peserta untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya
secara bersama sama (3) mobilisasi aksi masyarakat. Untuk mencapai pemenuhan
kebutuhan dan pemecahan masalah diperlukan adanya kegiatan dari peserta. Prinsip ini
111
menekankan kesadaran dan kesediaan dari setiap peserta untuk mengatasi masalah
suara warga belajar, menggunakan apa yang dikatakan warga belajar sebagai dasar untuk
belajar karena setiap warga belajar memiliki kekuatan, keterampilan, pengetahuan dan
pengalaman, serta ada kesetaraan diantara warga belajar pembina program. Kemudian
mendorong warga belajar untuk ikut aktif terlibat dalam kegiatan belajar dan kegiatan
mereka tahu apa mereka butuhkan. Kedua, program dimulai dari persfektif yang kritis.
Ada tiga persfektif dalam melihat masyarakat yaitu konservatif, liberal dan kritis.
sudah ada dan partisipasi dalam setiap kegiatan. Ketiga pendidikan berbasis masyarakat
kebutuhan belajar masyarakat, menciptakan rasa memiliki, dan program itu dirancang
diputuskan dan diatur oleh masyarakat sehingga mereka membentuk kesatuan yang lebih
mimpinan, lokalisasi, pelayanan terpadu, menerima perbedaan dan belajar terus menerus.
adalah suasana belajar yang kondusif sehingga menyenangkan bagi mereka untuk belajar,
112
maka dari itu kondisikan suasana yang : (a) tidak mendominasi; Orang dewasa dalam
kegiatan belajar tidak senang, merasa tertekan oleh pendidiknya. Oleh karena itu, dalam
kegiatan belajar orang dewasa, pendidik tidak boleh mendominasi kegiatan belajar,
pendidik lebih banyak menfasilitasi kegiatan belajar yang sedang berlangsung.(b) saling
menghormati ; dalam kegiatan belajar orang dewasa perlu dijaga agar selalu terpelihara
suasana hormat menghormati antara sesama peserta didik dengan pendidik. Oleh karena
itu , setiap orang yang terlibat dalam pembelajaran orang dewasa harus sering
menghormati bila ada orang lain menghormatinya. (c) saling menghargai ; Disamping
saling menghormati, dalam kegiatan belajar orang dewasa perlu dijaga agar selalu
terpelihara suasana saling menghargai antara sesama warga belajar.(d) saling mem-
percayai ; hal lain yang penting dalam kegiatan pembelajaran orang dewasa adalah
adanya saling mempercayai antara berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan pem-
belajaran, terutama sekali antara pendidik dengan peserta didik. (e) suasana menemukan
atau memecahkan permasalahan sendiri; dalam bimbingan yang diberikan kepada peserta
didik yang terdiri dari orang dewasa, maka pendidik diharapkan tidak terlena dengan
suasana “keguruan” yang selalu terpancing oleh keinginan untuk memberi tahu dan
menunjukkan. (f) susana tidak mengancam; Orang dewasa menganut sistem dan nilai
yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, masing-masing akan
akan saling memperkaya antara satu peserta didk dengan peserta didik yang lainnya, jika
tanpa rasa takut, walaupun mereka saling mengetahui adanya perbedaan antara mereka
dan bahkan antara mereka (peserta didik) dengan pendidik. (g) suasana keterbukaan ;
113
Semua orang yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran orang dewasa perlu menyadari
pentingnya memelihara suasana keterbukaan, terutama sekali pendidik dan peserta didik.
serta terbuka untuk mendengarkan dan memahami orang lain dari sisi orang lain itu
sendiri. (h) mengakui kekhasan pribadi; Sebagai pribadi yang unik, manusia belajar
secara khas dan unik pula. Masing-masing diwarnai oleh tingkat kecerdasan sendiri,
kepercayaan diri, dan perasaan masing-masing, oleh karena itu, tidak mungkin
mengharapkan respon yang sama dari peserta didik terhadap objek belajar yang
dihadapkan kepadanya. (i) mengakui untuk berbuat salah; Orang dewasa akan belajar
dengan baik jika kepada mereka diberi hak untuk berbuat salah. Dengan hak yang
demikian akan menimbulkan keberanian dalam mencoba prilaku baru, sikap baru, dan
mau mencobakan pengetahuan baru. (j) membolehkan keraguan; Orang dewasa yang
menghasilkan beberapa teori, tidak jarang semuanya itu tampak sama baiknya atau sama
buruknya. Oleh karena itu pemaksaan untuk menerima salah satu sebagai sesuatu( k).
bersama evaluasi diri ; Evaluasi hasil belajar lebih banyak dilakukan oleh orang lain,
terutama sekali tutor. Tutor mengevaluasi sejauh mana peserta didik menguasai materi
pelajaran tertentu. Lain halnya pada pendidikan orang dewasa, evaluasi dilakukan oleh
warga belajar sendiri, mereka menilai sendiri hasil yang mereka peroleh. Evaluasi lebih
diarahkan kepada evaluasi diri. Pendidik sebagai penyebar pengetahuan berfungsi untuk
menyampaikan pengetahuan ataupun informasi kepada peserta didik, dalam hal ini,
pengetahuan peserta didik, (1) Sebagai pelatih ketarampilan . Pendidik sebagi pelatih
114
Keterampilan yang diberikan oleh peserta didik adalah ketarampilan yang berhubungan
dengan kebutuhan akan keterampilan yang dirasakan oleh warga belajar, (2) Sebagai
yang telah dikenal oleh peserta didik, melalui prosedur diagnosis diri dan memilih format
berpusat pada peserta didik (leaner centered), akan tetapi ini tidak berarti bahwa didalam
dalam rangka memberikan informasi, penjelasan sehingga orang lain tersebut menjadi
paham tentang materi belajar yang disampaikan. Fasilitator adalah orang yang
pendidik, maka tutor memiliki peranan dan fungsi pada pendidikan pada kelompok
belajar itu. Orang dewasa biasanya mereka akan belajar apabila mereka dihadapkan pada
masalah atau motivasi belajar akan muncul apabila ada persoalan yang dihadapi, contoh:
disuatu desa atau wilayah banyak penduduk dijangkiti demam berdarah, kemudian orang
dewasa akan berusaha memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat atau warga akan
belajar mengapa terjadi demam berdarah, serta upaya yang dilakukan dalam mengatasi
dalam program pendidikan luar sekolah di Thailand, dan konsep khitpen ini dapat pula
diterapkan pada pendidikan orang dewasa di tempat kita. Khitpen ini berarti dapat
berfikir secara rasional dan kritis, pada akhirnya menuju pada pemecahan masalah.
Pendekatan proyektif yaitu membelajarkan warga belajar melalui cerita pendek dan
sandiwara. Setelah cerita dimainkan, warga belajar berdiskusi tentang prilaku beberapa
tokoh dalam cerita pendek atau sandiwara tersebut. Pendekatan apersepsi interaksi,
kehidupan sehari-hari warga belajar. Bahan-bahan belajar yang didasarkan pada tema-
tema itu, kemudian disiapkan dalam lembaran-lembaran lepas berbentuk folder empat
perwujudan diri (self actualization approach). Pendekatan perwujudan diri dimulai dari
suatu kepercayaan yang kuat akan kemampuan individu, untuk menata kembali
penemuan diri sendiri (Self Discovery) dapat mengembangkan kemampuan diri sendiri.
Belajar sesama teman dalam kelompok (peer learning). Proses mewujudkan diri sendiri,
peserta didik.
Membantu timbulnya konsep diri yang positif, konsep diri yang positif adalah
cara pandang seseoarang tentang dirinya sendiri secara positif, dan sampai beberapa jauh
dirinya bergerak dari pribadi yang tergantung kearah pribadi yang mandiri; (2) Manusia
sumber belajar yang berkembang; (3) Kesiapan belajar manusia secara mening-katkan
diorentasikan pada tugas perkembangan peranan sosial yang dibawa; dan (4) Perspektif
penerapan yang segera secara seiring orentasinya terhadap belajar beralih dari suatu
orentasi terpusat pada mata pelajaran kepada orentasi terpusat pada masalah
Sasaran belajar dalam artian peserta didik dari pendidikan nonformal pada
umumnya adalah orang dewasa yang sudah banyak memiliki pengalaman hidup dan
mereka akan tertarik untuk belajar apabila apa yang dipelajari itu dirasakan manfaat yang
nyata untuk dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Maka dari itu dikenal
dengan pendekatan andragogy dalam pembelajaran. Bagi mereka belajar adalah untuk
dapat memperbaiki hidup dan ingin memperoleh sesuatu yang bermanfaat dan oleh sebab
ini secara bertahap dengan kecepatan yang berbeda-beda sesuai dengan orang dan
psikologis yang dalam untuk mandiri, meskipun dalam situasi-situasi tertentu bergantung
Peranan pengalaman yang dibawa peserta didik ke situasi belajar kurang bernilai,
hal itu mungkin hanya sebagai titik tolak. Pengalaman yang akan menjadi sumber belajar
yang utama bagi peserta didik adalah pengalaman para guru, penulis buku, pencipta
117
(Audio-Visual Aids) dan ahli-ahli lainnya. Karena itu teknik utama yang digunakan
adalah teknik penerusan atau pemindahan (ceramah, tugas dan sebagainya). (Andragogy),
selama manusia tumbuh dan berkembang mereka menyimpan banyak pengalaman dan
karena itu akan menjadi sumber yang tak habis-habisnya untuk belajar, baik bagi mereka
secara pribadi maupun bagi orang lain. Lagi pula orang memberikan arti yang lebih besar
kepada pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman daripada yang diperoleh secara
pasif. Karena itu teknik utama yang digunakan adalah teknik pengalaman (eksperimen,
untuk mereka pelajari, asalkan tekanan ini cukup berat bagi mereka. Sebagian orang yang
sebaya siap untuk mempelajari bahan yang sama. Karena itu pelajaran hendaknya diatur
ke dalam suatu kurikulum yang benar-benar baku, dengan suatu penjenjangan yang
seragam bagi semua peserta didik. Pendekatan andragogy adalah orang menjadi siap
untuk mempelajari sesuatu bila mereka merasakan kebutuhan untuk mempelajari hal itu,
dengan tujuan agar dapat menyelesaikan tugas atau persoalan hidup mereka dengan yang
menyediakan alat-alat serta prosedur untuk membantu para peserta didik menemukan
kebutuhan atau keingin tahuan mereka. Dengan demikian program belajar hendaknya
disusun menurut kategori penerapan hidup dan diurutkan sesuai dengan kesiapan belajar
peserta didik.
118
c). Orientasi
Para peserta didik melihat pendidikan sebagai suatu proses untuk memperoleh
bahan pelajaran, yang sebagian besar mereka anggap hanya akan berguna di kemudian
hari. Karena itu kurikulum seharusnya diatur menjadi satuan-satuan pelajaran yang
mengikuti urutan logika mata pelajaran bersangkutan. Orientasi mereka berpusat pada
mata pelajaran. Sebaliknya dalam andragogy, para peserta didik memandang pendidikan
sebagai suatu proses pengembangan kemampuan untuk mencapai potensi kehidupan yang
paripurna. Mereka ingin dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan apapun yang
mereka peroleh saat ini untuk kehidupan esok yang lebih efektif. Karena itu, pengalaman
Orientasi mereka terhadap belajar berpusat pada karya atau prestasi. Dari asumsi dasar itu
dapat dikemukakan bahwa: (1) Orang dewasa mempunyai konsep diri, yaitu suatu pribadi
tidak tergantung kepada orang lain yang mempunyai kemampuan mengarahkan dirinya
sendiri dan kemampuan mengambil keputusan; (2) Orang dewasa mempunyai kekayaan
pengalaman yang merupakan sumber yang penting dalam belajar; (3) Kesiapan belajar
sosialnya; dan (4) Orang dewasa mempunyai perspektif waktu dalam belajar, dengan arti
Marzuki (2009:18 ) pendidik orang dewasa yang dinamakan tutor atau fasilitator
mempunyai fungsi antara lain: (a) menilai kebutuhan belajar individu, lembaga dan
masyarakat untuk pendidikan orang dewasa yang sesuai dengan lingkungan orga-
nisasinya (fungsi diagnostik). (b) menetapkan dan mengelola struktur organisasi untuk
pengembangan dan pelaksanaanyang efektif dari suatu program pendidikan orang dewasa
119
(fungsi organisasi). (c) merumuskan tujuan yang sesuai dengan kebutuhan belajar yang
telah ditetapkan, dan merencanakan suatu program kegiatan untuk mencapai tujuan
diperuntukan bagi pelaksanaan suatu program secara efektif, termasuk memilih dan
melatih ketua-ketua kelompok belajar, tutor, mengatur fasilitas dan proses administrasi,
seleksi dan penerimaan pembelajar, dan pembiayaan (fungsi administrasi). (e) menilai
kebutuhan dengan misi setiap pendidik orang dewasa adalah membantu individu untuk
sikap bahwa belajar itu adalah kegiatan yang berlangsung sepanjang hayat, dan dengan
pendidikan itu dapat diperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat
yang kita miliki. Proses belajar ini dapat dimanfaatkan oleh orang dewasa untuk
hendaknya didasarkan pada kebutuhan belajar yang diinginkan oleh orang dewasa, tanpa
memerlukan adanya pengambilan keputusan mengenai teknik dan bahan belajar apa yang
proses ini hanyalah sebagai pemberi saran dan sebagai nara sumber yang akan
120
mendorong mereka untuk belajar. Ada beberapa teknik atau metode yang dapat
digunakan untuk membantu orang dewasa belajar, antara lain: (1) presentasi. Teknik ini
meliputi antara lain: ceramah, debat, dialog, wawancara, panel, demonstrasi, film, slide,
pameran, darmawisata, dan membaca. (2) teknik partisipasi peserta. Teknik ini meliputi
antara lain: tanyajawab, permainan peran, kelompok pendengar panel reaksi, dan panel
yang diperluas. (3) teknik diskusi, teknik ini terdiri atas diskusi terpimpin, diskusi yang
bersumberkan dari buku, diskusi pemecahan masalah, dan diskusi kasus. (4) teknik
ismulasi, teknik ini terdiri atas: permainan peran, proses insiden kritis, metode kasus, dan
permainan.
kesiapan untuk belajar, dan orientasi belajar. Oleh karena itu dapat dikemukakan bahwa
dalam pembelajaran orang dewasa perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) iklim
belajar perlu diciptakan sesuai dengan keadaan orang dewasa, baik ruangan yang
digunakan maupun peralatan (kursi, meja, dan sebagainya) diatur sesuai dengan selera
orang dewasa agar dapat memberi kenyamanan bagi mereka. Selain itu, dalam iklim
belajar tersebut, perlu diciptakan kerjasama yang saling menghargai antara para peserta
dengan peserta lain maupun dengan para pelatih/fasilitator. Ini berarti bahwa setiap
tanpa ada rasa takut dihukum maupun dipermalukan. Iklim belajar seperti ini akan sangat
kebutuhan belajarnya. Mereka akan merasa terlibat dan termotivasi untuk belajar apabila
121
apa yang akan dipelajarinya itu sesuai dengan kebutuhan yang ingin dipelajari. (c) peserta
dilibatkan dalam proses perencanaan belajarnya. Perencanaan ini fasilitator lebih banyak
berfungsi sebagai pembimbing dan manusia sumber (d) dalam proses belajar-mengajar
katalisator dari pada sebagai guru. (e) Evaluasi belajar lebih menekankan pada cara
Orang dewasa merupakan sumber belajar yang lebih kaya dibandingkan anak-
anak, maka proses belajarnya lebih ditekankan kepada teknik yang sifatnya menyadap
pengalaman mereka seperti: kelompok diskusi, metode kasus, simulasi, permainan peran,
Penekanan dalam proses belajar bagi orang dewasa adalah pada aplikasi praktis
dan atas dasar pengalaman mereka. Urutan kurikulum dalam proses belajar orang dewasa
disusun berdasarkan tugas perkembangannya dan bukan atas dasar urutan logis mata
pelajaran atau kebutuhan kelembagaan. Misalnya suatu program latihan orientasi untuk
para pekerja baru, bukan dimulai dengan sejarah atau filsafat perusahaan, tetapi dimulai
dengan kehidupan nyata yang menjadi perhatian para pekerja baru, seperti: di mana saya
harus bekerja, dengan siapa saya bekerja, apa yang diharapkan dari saya, dan sebagainya.
Adanya konsep mengenai tugas-tugas perkembangan pada orang dewasa akan memberi
petunjuk dalam belajar secara kelompok. Untuk tugas-tugas perkembangan, maka belajar
secara kelompok yang anggota kelompoknya bersifat homogen akan lebih efektif.
Pendidik orang dewasa tidak boleh berperan sebagai seorang guru yang mengajarkan
mata pelajaran tertentu, tetapi ia berperan sebagai pemberi bantuan kepada orang yang
122
belajar. Kurikulum dalam pendidikan untuk orang dewasa tidak berorientasi kepada mata
pelajaran tertentu, tetapi berorientasi kepada masalah. Hal ini karena orang dewasa
cenderung berorientasikan kepada masalah dalam orientasi belajarnya. Oleh karena orang
dewasa dalam belajar berorientasi kepada masalah, maka pengalaman belajar yang
dirancang berdasarkan pula pada masalah atau perhatian yang ada dalam pikiran mereka.
dengan penuh tanggung jawab dan mentaati peraturan yang telah ditetapkan di dalam
perencanaan, memegang disiplin kerja, dan bersedia meyelesaikan tugas yang diper-
tanggung jawabnya mencakup keterlibatan mereka dalam upaya membina dan mengem-
bangkan kegiatan belajar yang telah disepakati dan ditetapkan bersama pada saat
penyusunan program. Kamil (2009: 98) “suasana yang aman, tentram dan saling
menerima, saling percaya, saling menghargai dan saling pengertian yang dialami oleh
Pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam belajar sangat diperlukan
suasana yang aman, tentram, dan saling menerima , saling percaya dan saling pengertian
agar pembelajaran dapat terwujud dengan baik dan dapat terwujud tujuan pembelajaran.
123
a. Materi Belajar
“materi merupakan bagian yang integral dari proses pembelajaran karena pembelajaran
di sesuaikan dengan kebutuhan warga belajar, dengan mengacu pada pendapat Kusnadi
(2003: 88) “agar seorang sumber belajar selalu sukses dalam tugas belajarnya, maka
harus menguasai benar benar materi pembelajaran yang akan disajkan kepada warga
Menurut Kamil (2006:76) materi merupakan “salah satu sumber belajar yang berisikan
seperangkat bahan belajar yang akan disajikan selama kegiatan pembelajaran ber-
langsung kepada warga belajar. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai, maka materi
Kesimpulan yang dapat diambil bahwa dalam proses pendidikan keaksaraan fung-
sional materi memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena itu materi yang disajikan
harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan warga belajar atau bermanfaat dan mudah di
mengerti oleh warga belajar sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
b. Metode Pembelajaran
dilakukan tutor untuk menyampaikan materi pembelajaran. Menurut Sudjana (2004: 98)
“metode mengandung prosedur yang disusun secara teratur dan logis dituangkan dalam
yang sistematis dan terencana untuk menyelenggarakan kegiatan dalam rangka mencapai
tujuan.
warga belajar untuk belajar. Selain itu metode dapat pula membantu sumber belajar
dalam menyusun strategi pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
dari karakteristik dan penetapan strategi pembelajaran yang dipilih sehingga pene-
tapannya menunggu kepada jenis strategi yang akan digunakan. Metode pembelajaran
dapat diartikan sebagai cara atau prosedur teratur secara sistematis dalam mencapai
metode yang digunakan tepat dan sesuai dengan materi yang disajikan, maka tanggapan
warga belajar akan baik terhadap kegiatan pembalajaran, sehingga warga belajar
warga belajar dalam mencari kebutuhan belajar digunakan baseline survei. (2) Strategi
kedua, merencanakan satuan pelajaran dan proses diskusi, sehingga setiap pertemuan
gambar atau perangsang diskusi, dan berfungsi sebagai alat untuk mempraktekkan teknik
belajar yang merangsang untuk mengembangkan pola yang rasional dan kritis.(4)
oleh peserta didik selama proses belajar berlangsung, suasana belajar diatur secara luwes.
Peraturan-peraturan di dalam kelas untuk orang dewasa lebih longgar dari pada
tidak harus di dalam ruangan dan juga di rumah penduduk, dibalai desa, dan sebagainya.
Cara duduk peserta didik tidak diatur seperti di dalam kelas, sehingga pendidik dapat
Evaluasi hasil belajar dilakukan tutor terhadap hasil pembelajaran untuk me-
ngukur tingkat pencapaian kompetensi warga belajar, serta di gunakan sebagai bahan
Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematis dan terprogram dengan menggunakan tes
dan non tes dalam bentuk tulis dan lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap.
126
tahui keberhasilan perencanaan kegiatan belajar mengajar yang telah disusun dan
dilaksanakan.
yaitu sebagai kegiatan sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan me-
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan setelah adanya kegiatan, baik
sedang berlangsung maupun setelah adanya kegiatan. Evaluasi sangat penting dalam
kegiatan karena dengan adanya evaluasi kita dapat melihat apakah kegiatan yang sudah
dilaksanakan sudah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Yusuf (2003:87) berpendapat
evaluasi berfungsi : (1) sebagai umpan balik dalam rangka mencapai atau memeperbaiki
proses belajar mengajar, artinya umpan balik bagi sumber belajar sehingga merupakan
dasar untuk memperbaiki proses belajar warga belajar dan sumber belajar.(2) untuk
mencari data tentang tingkat kemampuan warga belajar, bakat, minat yang mereka miliki.
(4) untuk mengetahui latar belakang warga belajar yang memerlukan bantuan khusus
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk melihat suatu hasil belajar
sesuai dengan tujuan, digunakan evaluasi. Pada tahap evaluasi program pembelajaran
sumber belajar dan warga belajar dilibatkan dalam menentukan apa yang akan dievaluasi,
bagaimana evalusi dilakukan, kapan saja evaluasi akan dilakukan. Sebelum pelaksanaan
Anak belajar di sekolah tidak menyadari untuk apa dia menerima pelajaran di
sekolah. Ia masuk sekolah karena orangtuanya menghendaki demikian, ia setiap hari belajar
karena ia memandang itu sebagai suatu keharusan bagi setiap anak-anak bersekolah, dan
karena itu dia tahu bahwa hasil kegiatan belajar itu nantinya akan diberi nilai dalam buku
rapornya.
Lain halnya dengan warga belajar pendidikan keaksaraan fungsional adalah orang
Pengalaman hidup yang dihadapkan dengan tantangan, cobaan dan masalah-masalah yang
dialaminya, mereka berkeinginan keluar dari persoalan tersebut melalui upaya menggalang
kekuatannya dan menggali potensi yang mereka miliki agar persoalan hidup itu dapat
warga belajar pendidikan keaksaraan fungsional adalah (1) bagaimana cara-cara yang praktis
untuk menaikkan penghasilan bagi setiap warga belajar (2) bagaimana menang-gulangi
secara efektif bahaya-bahaya yang mengancam kesejahteraan ekonomi (3) bagaimana men-
kekayaan alam guna kepentingan diri dan masyarakat (5) bagaimana cara-cara terbaik untuk
memelihara kerukunan dalam bertetangga (6) abgaimana menggalang dana dan daya untuk
di dalam mencari penyelesaian urusan administrasi bagi dirinya, keluarga dan lembaganya;
128
(8) bagaimana cara-cara untuk meningkatkan fungsi dan prestise diri dalam organisasi di
masyarakat dan (9) bagaimana cara-cara terbaik untuk dapat memanfaatkan waktu, disiplin
Pendapat di atas jelaslah bahwa kebutuhan belajar itu adalah jawaban dari kebang-
kitan warga belajar untuk dapat memperbaiki keadaan melalui pengembangan diri mereka
secara totalitas yang dibantu oleh orang lain melalui kegiatan yang terorganisasikan yaitu
potensi-potensi, membawa suatu keadaan secara bertingkat kepada suatu keadaan yang lebih
lengkap, lebih besar atau lebih baik, memajukan sesuatu dari yang lebih awal kepada yang
lebih akhir atau yang lebih sederhana kepada tahapan perubahan yang lebih kompleks. Upaya
upaya memajukan program pendidikan ketingkat yang lebih komplek, kegunaannya adalah
kankan dari segi kualitatif. Peningkatan diarahkan untuk menyempurnakan program pen-
didikan yang telah atau sedang dilaksanakan menjadi program baru yang lebih baik. Dengan
peningkatan ini program baru disusun sesuai pengalaman penyelenggaraan program yang
telah dilaksanakan, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat serta lembaga , sesuai pula
dengan pengembangan dan perubahan lingkungan. Hal yang ditingkatkan disatu pihak
penggerakan, pembinaan, penilaian dan pengembangan itu sendiri. Dilain pihak yang
129
ditingkatkan adalah komponen, proses, dan atau tujuan program pendidikan keaksaraan
fungsional.
mentah, proses, keluaran dan masukan lainnya dan atau pengaruh program”. Mungkin pula
yang ditingkatkan adalah komponen, dimensi variabel atau atribut dari variabel program
pendidikan. Misalnya yang dikembangkan atribut warga belajar, pekerjaan, sarana dan
program pendidikan. Perluasan itu menitik beratkan pada segi kuantitatif. Hal yang diperluas
adalah jangkauan program baik jangkauan wilayah maupun jangkauan sasaran program yang
bersangkutan. Kegunaan fungsi kualitatif dan kuantitatif dari fungsi pengembangan kebu-
pendidikan sepanjang hayat dan prilaku belajar sepanjang hayat. Pendidikan nonformal tidak
merupakan kegiatan sekali tindak atau sekali selesai. Berdasarkan azas program bahwa
pendidikan nonformal dilaksanakan secara berkelanjutan, artinya suatu program yang sudah
dilaksanakan apabila dianggap penting berdasarkan hasil penilaian, perlu dilanjutkan dan
program melalui pendekatan partisipatif dimana pimpinan mengikut sertakan semua pihak
yang terlibat dalam program dan atau pihak-pihak yang terkait dengan program”.
Partisipasi merupakan proses yang dengan proses tersebut suatu kelompok atau lebih,
bangan program. Kegiatan pengembangan dilakukan karena adanya rangsangan dari pihak
pengambil keputusan (dari pimpinan tingkat lebih atas) atau karena kehendak kelompok
yang bersangkutan didasarkan atas tuntutan kebutuhan baru dan perubahan lingkungan.
Proses ini setiap pihak yang terlibat dalam program berkoordinasi , melakukan kegiatan
bersama secara efisien dan efektif dalam mengembangkan program yang telah atau sedang
dilaksanakan.
tentang “masyarakat”. Banyak orang yang membedakan pengertian ini untuk membe-
dakannya dengan pendidikan berbasis pemerintah (state based education). Pengertian tentang
berbasis dapat merujuk pada derajat kepemilikan masyarakat. Apabila sesuatu itu berbasis
masyarakat, maka hal itu sepenuhnya menjadi milik masyarakat. Kepemilikan mengim-
penuh berarti bahwa masyarakat memutuskan tujuan, sasaran dan pembiayaan (tingkatan dan
sumber) , kurikulum, materi belajar, (misalnya buku teks), standar dan ujian, guru dan
kualifikasinya, persyaatan siswa/ peserta, tempat atau pokoknya segalanya. Menurut Dien
Nielsen dalam Supriadi (2000:67), Pendidikan berbasis masyarakat adalah “ pendidikan yang
terhadap pendidikan seperti: (1) dukungan (support), orang tua dan anggota masyarakat
lainnya memberikan sumbangan dana atau tenaga; (2) keterlibatan (involvement) orang tua
dan anggota masyarakat lainnya terlibat atau memberikan bantuan dalam pengambilan
keputusan, misalnya tentang jadwal sekolah atau kegiatan ekstrakurikuler; (3) kemitraan
(partnership) , orang tua dan anggota masyarakat lainnya menjalin hubungan kemitraan yang
sederajat dalam pengelola sekolah dalam menentukan hal-hal yang berkaitan misalnya tujuan
program, alokasi dana dan ketenagaan; dan (4). Kepemilikan penuh (full ownership), para
pemerintah dituntut terus menerus dituntut untuk mengembangkan kebijakan yang sesuai
dalam bidanya. Rentangan kebijakan yang dapat ditempuh oleh pemerintah amatlah luas.
Supriadi (2000:87) “ rentangan kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah
laiser faire”. Pemerintah memberikan kesempatan yang luas kepada masyarakat untuk
melibatkan diri dalam berbagai bentuk pendidikan tanpa ada campur tangan atau control dari
pemerintah.
pendidikan. Pengaturan ini dilakukan baik pada tingkat nasional ( melalui instrument
peraturan pemerintah) atau tingkat lokal (melalui peraturan daerah) yang menyangkut
Ketiga, memberikan subsidi dan dukungan, hal ini diberikan dengan memberikan
bantuan/hibah atau bentuk dukungan lainnya untuk memotivasi/ mendorong keterlibatan dan
kepemilikan masyarakat, pemberian penghargaan atau bantuan dana atau sarana kepada
kelompok masyarakat yang telah berhasil menciptakan model program yang baik, dari
Keempat, reformasi aturan, melalui kebijakan ini berbagai aturan yang selama ini
diperbaiki agar lebih sesuai dengan tantangan dan kebutuhan baru yang berkembang cepat.
perlu dipahami dengan benar apa dan bagaimana masyarakat itu sehingga dapat diungkap
kebutuhan nyata dan kekuatan yang ada di masyarakat. Program yang disusun kemudian
Faisal (2001: 34), ada lima aspek yang menjadi acuan pendidikan nonformal dalam
teknologi yang dipelajari hendaknya sesuai dengan kondisi dari situasi nyata yang ada di
berubah menjadi pengkarbitan masyarakat yang akibatnya tidak digunakan sebab karena
kehadiran teknologi itu bukan dibutuhkan melainkan karena dipaksakan. Hal ini membuat
Kedua, adalah kelembagaan, artinya harus ada wadah yang statusnya jelas dimiliki
atau dipinjam, dikelola, dikembangkan oleh masyarakat. Di sini digugah dan ditumbuhkan
133
Ketiga, adalah sosial, artinya adalah program belajar harus bernilai sosial atau harus
bermakna bagi kehidupan peserta didik atau warga belajar. Oleh karena itu program harus
digali berdasarkan potensi lingkungan dan peluang pasar dan bukan berorientasi akademik
belaka.
milik masyarakat, bukan milik instansi pemerintah. Selama ini terbukti bahwa rasa memiliki
oleh instansi pemerintah tidak mampu membangkitkan partisipasi masyarakat, yang ada
hanyalah pemaksaan program, dalam arti semuanya dirancang oleh instansi yang bersang-
kutan. Sementara itu adanya petugas pelaksana tidak mengerti mengapa harus demikian.
Dipihak lain kepemilikan yang berada di tangan masyarakat membuat keterpaduan antar
instansi menjadi semakin nyata dan kekakuan yang ada selama ini akibat apa yang disebut
dengan egoisme sektoral, bisa cair dan terjadi saling mendukung pihak-pihak yang terlibat.
Organisasi inilah yang menjadi pelaksana atau mitra masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
Dari kelima aspek di atas maka konsep yang dianut oleh pendidikan nonformal
tentang pendidikan berbasis masyarakat adalah pendidikan yang dirancang, diatur, dilak-
sanakan, dinilai dan dikembangkan oleh masyarakat yang mengerti pada usaha untuk
menjawab tantangan dan peluang yang ada di lingkungan masyarakatnya dengan berorientasi
pada masa depan dan memanfaatkan kemajuan teknologi. Pendidikan berbasis masyarakat
134
pada dasarnya dirancang oleh masyarakat untuk membelajarkan masyarakat sehingga mereka
berdaya dalam arti memiliki kekuatan untuk membangun dirinya sendiri yang sudah barang
berbasis masyarakat menjadi dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
Konsep tersebut sebenarnya telah dianut oleh koperasi, namun tidak berkembang
akibat terlalu banyaknya campur tangan pemerintah yang seakan-akan menganggap bahwa
masyarakat tidak atau kurang paham dalam mengelola koperasi. Pola inilah yang dihindari
oleh pendidikan nonformal, aparat pemerintah mengurangi campur tangan pada apa yang
dirancang dan disepakati oleh masyarakat, dengan demikian masyarakat merasa menjadi
pemilik pogram dan mereka akan memelihara apa yang mereka sepakati.
masyarakat dan cara pemecahan masalah oleh masyarakat dengan menggunakan potensi
yang ada dilingkungannya. Aspek yang sangat penting dalam pendidikan berbasis masya-
kemasyarakatan, dan pemanfaatan prasarana dan sarana yang kurang termanfaatkan selama
berbagai potensi /sumber daya) yang ada di lingkungan masyarakat, yang terdiri dari sumber
daya alam, sumber daya manusia, sumber daya budaya dan sumber daya teknologi.
teori pembelajaran yaitu teori prakmatisme, humanistik, teori progresivisme, dan teori
Sudjana (2004: 96). Dilandasi dari keempat teori di atas ditambah dengan konsep
diangkat dalam pembelajaran ada kesesuaian dengan kebutuhan peserta didik, mene-
kankan pada pembelajaran partisipatif yang berpusat pada peserta didik, menumbuhkan
mengandung arti bahwa pembelajaran yang diikuti oleh peserta didik, dirasakan dan
manfaatnya untuk dapat diterapkan dalam kehidupan. Peserta didik tidak merasa asing
ketika gurunya menjelaskan mata pelajaran, karena peserta didik dapat menghubungkan
didik dapat mengembangkan diri, pemahaman diri, serta realisasi diri dalam kehidupan
sehari-hari.
tuhan belajar peserta didik akan berdampak pada peningkatan hasil pembelajaran.
Sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat yang digunakan pada proses
pembelajaran, tetapi dapat mencakup berbagai hal yang digunakan dalam membantu
setiap orang dalam belajar. Sumber belajar yang ada sengaja dikembangkan atau
diusahakan dan sengaja digunakan untuk membantu setiap orang untuk belajar, karena
Sudjana (2004: 74), pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan sangat
membantu dalam proses pembelajaran. Sumber daya yang dapat dimanfaatkan dalam
peserta didik. Hal ini sangat penting dilakukan supaya peserta didik tidak merasa asing
dengan materi yang diterimanya sehingga peserta didik dapat mencerna tentang materi
kebutuhan peserta didik. Dengan adanya upaya ini peserta didik merasa diperhatikan,
kegiatan. Hal ini sangat penting untuk melatih keberanian dalam mengemukakan
dapat dipedomani secara nasional, akan tetapi kurikulum yang disusun berdasarkan
kehidupan nyata di masyarakat, kebutuhan dasar masyarakat, minat dan bakat warga
belajar, kondisi masyarakat, geografis daerah dan tuntutan kehidupan global karena
perkembangan zaman, maka dari itu kurikulum yang dijabarkan menjadi silabus, bahan
ajar dan rencana pembelajaran itu disusun oleh tutor berdasarkan aspirasi dan kebutuhan
belajar warga belajar. Kemampuan Tutor dalam menganalisis kebutuhan belajar dan
137
sumber belajar menjadi titik awal yang penting dalam pengelola program pendidikan
keaksaraan fungsional.
ram pendidikan dari, oleh dan untuk masyarakat, dan manajemen pendidikan berori-
entasi pada kebutuhan dan sumber potensi lokal yang ada di masyarakat.
(2001:79), teridentifikasi kebutuhan belajar masyarakat untuk masa depan yaitu (1)
kemampuan membaca, menulis dan berhitung fungsional (2) kemampuan bekerja sama;
(3) kemampuan berfikir ilmiah (4) kemampuan mengasuh keluarga dan rumah tangga;
(5) kemampuan mencari nafkah (6) kemampuan memahami kewarganegaraan (7) sikap
dan motivasi untuk gemar belajar; (8) kemampuan memperoleh dan menguasai informasi
perencanaan masa depan , mengatur waktu, tenaga dan uang (13) kemampuan bersaing;
(14). sikap keterbukaan (15) sikap peduli terhadap sesama dan menghargai martabat
Dari enam belas respon kebutuhan belajar masyarakat di atas, maka kebutuhan
pertama sampai keenam merupakan kebutuhan belajar dasar yang esensial yang
Selain dari itu kecakapan yang harus dimiliki untuk masa depan oleh masyarakat
sebagaimana pendapat Marzuki (2010; 70) menjelaskan kecakapan dasar yang dapat
digunakan untuk masa datang adalah: (1) Sikap positif terhadap kerjasama dengan dan
138
membantu keluarga, teman, pekerja, masyarakat dalam pembangunan nasional serta nilai-
nilai etis; (2) Keaksaraan dan berhitung fungsional, yakni dapat membaca dan mengerti
isinya, menulis surat penting, menanyakan informasi dan menghitung hal-hal yang
umum; (3) Pandangan ilmiah dan pemahaman sederhana tentang hukum alam, seperti
kesehatan, sanitasi, gizi dan lingkungan; (4) Pengetahuan dan keterampilan fungsional
untuk mengasuh keluarga dan rumah tangga; (5) Pengetahuan dan keterampilan
buta aksara dan masyarakat miskin maka oientasi bahan belajar yang diberikan itu adalah
terpenuhinya kebutuhan belajar esensial atau standar minimum yang harus dipenuhi oleh
Sudjana (2000: 67) mengungkapkan bahwa sumber daya lokal masukan ling-
kungan merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan
pendidikan nonformal, apabila ditinjau dari pendekatan sistem. Ini biasa terjadi karena
pengembangan bahan belajar keaksaraan. Sehubungan dengan itu menggali dan meman-
Potensi lokal disini dapat diartikan segala potensi dan karya di suatu daerah yang
menjadi karakteristik daerah tersebut. Keunggulan lokal ini berarti sumber daya alam dan
manusia yang terdapat disuatu daerah. Keunggulan potensi lokal ini merupakan panduan
pendidikan dengan kondisi aktual disetiap daerah. Karena itu pendidikan menjadi aktual
dan mengarah pada pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat setempat. Dengan
orientasi pada potensi lokal yang membelajarkan potensi lokal merupakan ciri-ciri khas
daerah yang dihasilkan dari potensi alam dan potensi manusia yang pada suatu daerah.
Keunggulan lokal inilah yang menjadi bahan untuk terus dikembangkan setiap daerah
sehingga menjadi kumpulan potensi yang telah dikembangkan dan menjadi barometer
dan melulis peserta didik pendidikan keaksaraan pada masyarakat Samin yang
diajar dengan metode bilingual intensif lebih baik dari pada kemampuan
membaca dan menulis peserta didik yang dijarkan dengan metode SAS.
Barat.
panitia pelaksana dan pihak desa pemekaran dan warga masyarakat telah
besar pengelola dan tutor tidak memiliki latar belakang pendidikan kependidikan,
kondusif dan kaku. Pengelola dan tutor belum mendapat kesempatan secara luas
berbasis masalah, dan metode bilingual maka penelitian ini mengembangkan model
pembinaan, penilaian dan pengembangan serta pembelajaran yang terdiri dari peren-
canaan, pendekatan pembelajaran, metode, media, materi dan evaluasi hasil belajar dari
C. Kerangka Berfikir
ngar dan berbicara untuk mengkomunikasikan teks lisan dan tulis dengan menggunakan
yang dapat meningkatkan keaksaraan dan penghasilan peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok sebagai salah satu usaha penguatan keaksaraan sekaligus
pengentasan kemiskinan
Warga belajar yang sudah belajar beberapa tahun yang lalu cendrung buta aksara
perencanaan, pendekatan pembelajaran, materi, media, metode dan evaluasi hasil belajar.
identifikasi kebutuhan belajar dan potensi lokal sebagai sumber daya yang dapat diman-
yang dimaksudkan adalah memanfaatkan sumber daya alam sebagai daya dukung
program dan sumber daya manusia sebagai tenaga potensial yang dapat menggerakkan
dan mendiskusikan minat belajar warga belajar akan pendidikan keterampilan fungsional,
yang kemudian menjadi dasar untuk merumuskan tema-tema belajar. Tema-tema belajar
ini disusun sedemikian rupa sehingga menjadi perangkat silabus yang akan dipedomani
oleh tutor dalam menyusun rencana program pembelajaran, menyusun bahan ajar, me-
143
nentukan pendekatan belajar, metode dan media belajar. Selanjutnya dirancang format
dalam bentuk instrumen yang digunakan untuk menilai kinerja penyelenggara dan tutor
pembelajaran di identifikasi untuk daerah Kota dan Kabupaten. Untuk daerah perkotaan
ini wilayah penelitiannya di tetapkan Kota Padang dan daerah Kabupaten ditetapkan
Kabupaten Tanah Datar. Berikut ini digambarkan pada bagan kerangka berfikir.
144
Perencanaan
Program Pendidikan
Keaksaraan
Fungsional belum Pengelolaan Pengorganisasian
tertata dengan baik program
pendidikan Penggerakan/
keaksaraan Pelaksanaan
fungsional
Pembinaan
Program
Pendidikan
Keaksaraan Model Pengelo- Penilaian
Fungsional laan dan Pembe-
lajaran Berbasis
Kebutuhan Pengembangan
Belajar
Masyarakat
Perencanaan
Pembelajaran
Warga belajar yang
sudah pernah
Pendekatan
belajar kembali
Kegiatan Andragogy
buta huruf
pembelajaran
pendidikan
keaksaraan Metode
fungsional Pembelajaran
Materi/Bahan
Belajar
BAB IV
Rencana program pembelajaran, (RPP), bahan ajar yang relevan dengan kebutuhan
belajar masyarakat pesisir pantai dan daerah daratan. Evaluasi pem-belajaran dalam
bentuk format instrumen untuk menilai kemampuan warga belajar, aktivitas belajar
program dan pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil temuan itu dirancang model
A. Deskripsi Data
fungsional yang terlaksana saat ini terdiri dari dua program yaitu: (1) Program
mengalami buta huruf murni; dan (2) Program pendidikan keaksaraan fungsional
tingkat lanjutan yang diberi nama Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM), warga
belajarnya adalah tamat KF tingkat Dasar, Tamat Paket A, tamat Sekolah Dasar dan
putus sekolah Menengah Pertama, yang memiliki keinginan untuk belajar dan
mendaftarkan diri sebagai calon warga belajar pada kelompok belajar keaksaraan
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Pelaksana dari program KF ini terdiri dari
KF.
Program KF yang dilaksanakan oleh SKB maupun oleh PKBM berada pada
wilayah binaan yaitu berada di tingkat desa atau jorong atau RW, dimana prinsip
pengelolaan itu bahwa “program yang dilakukan hendaknya dekat dengan lokasi
tempat tinggal dari warga belajar”. Program belajar di kelola dalam bentuk
173
dan tersebar di berbagai desa/jorong/RW. Berikut ini dijelaskan hasil pengolahan data
pimpinan program; (3) Penyelenggara sebagai tenaga teknis yang membantu tutor
dalam pelaksanaan program pembelajaran; dan (4) Tutor sebagai pendidik yang
keaksaraan fungsional.
.
174
PENILAIAN
*Belum menggunakan instrumen
untuk menilai kinerja tutor dan
penyelenggara
*Hasil penilaian program belum di
dokumentasikan
kebutuhan belajar calon warga belajar. Identifikasi sasaran dilakukan oleh pengelola
dengan menemui pemerintahan desa untuk meminta informasi jumlah sasaran warga
belajar. Berdasarkan data yang ada pada dokumen kantor desa, pengelola menyusun
dilaksanakan sudah setiap tahun, akan tetapi setelah dilakukan identifikasi mereka
menyatakan enggan untuk ikut dikarenakan program belajarnya kurang menarik dan
pembelajaran yang diberikan itu hanya belajar membaca dan sedikit sekali belajar
keterampilannya. Setelah program belajar selesai tidak ada lanjutan untuk warga
belajar berkumpul lagi, untuk tindak lanjut dari kegiatan belajar. Sebagaimana
berdasarkan “(1) Pendidikan itu adalah kehidupan itu sendiri, bukan persiapan untuk
hidup; (2) Belajar harus berlangsung berhubungan dengan minat warga belajar; (3)
Belajar dengan penyelesaian masalah harus mengambil tempat utama dalam bagan
pelajaran; (4) Peranan Tutor bukan mengarahkan akan tetapi membimbing yang
dengan minat dan kebutuhan belajarnya, (b) Masalah kehidupan yang dijadikan bahan
nyata oleh warga belajar, (c) Tenaga pendidikan dalam pembelajaran pendidikan
dan bukan sebagai pengarah yang memaksakan kehendaknya pada warga belajar, (d)
memupuk kerjasama yang saling menguntungkan antara warga belajar dengan tutor
atau diantara sesama warga belajar dalam rangka memecahkan masalah dalam
tapkan untuk pendidikan dalam rangka pemberantasan buta aksara. Program ini dapat
dilakukan dengan mengusulkan jumlah sasaran (calon warga belajar) yang hendak
dibelajarkan dalam kelompok belajar. Usulan calon warga belajar sekaligus untuk
177
pada pihak pemberi dana belajar yakni Dinas Pendidikan Bidang Pendidikan
PKBM Karang Putih ( ibuk Asri )yang menjadi penanggung jawab program KF
pemberi dana, yang terdiri dari Pamong belajar SKB dan Ketua PKBM. Pemberi dana
adalah pemerintah melalui anggaran Dinas Pendidikan pusat, propinsi dan daerah,
Sebagaimana yang disampaikan oleh Pamong belajar SKB Tanah Datar (ibuk
Saya ditugasi oleh pimpinan untuk menjadi pengelola proram KF. Sebagai pe-
ngelola setiap tahunnya mengusulkan proposal untuk permintaan dana ke
Bidang PNF. Dana diperoleh berdasarkan jumlah warga belajar yang
diusulkan. Data calon warga belajar diperoleh dari dokumen yang ada di
kantor desa. Berdasarkan data tersebut disusun perencanaan program.
Perencanaan program itu muatan belajar calistungnya 90% dan belajar
keterampilannya 10%. Perencanaan program ini kami buat dalam bentuk
proposal. Maka dari itu kami menetapkan tempat, jadwal belajar, kelengkapan
178
sarana dan prasarana serta tutor dan penyelenggara yang akan diberdayakan
sifatnya tentative ( tidak permanen). Setelah programnya siap untuk
dilaksanakan baru ditetapkan lagi yang sebenarnya apa dan siapa yang
melaksanakannya.
untuk permintaan dana. Proposal yang diusulkan itu harus mendapat persetujuan dari
Kepala Dinas Kabupaten /Kota. Proposal .Sebagaimana yang dijelaskan oleh (bapak
adalah SKB Padang Timur dan SKB Lubuk Begalung kota Padang serta PKBM yang
tersebar pada setiap kecamatan yang berada di Kota Padang. PKBM yang
Nurbaya, Bhakti Nusa, Amanah, Andalusia, SMS, Sejahtera, Pintu Ilmu, Air Mata
Bunda, Pradana, Amoor, Anissa, Darul Ulum, Palimo Sejahtera, Samudera Biru,
membelajarkan 178 kelompok dengan jumlah warga belajar 1780 orang dengan 75
Pada tahun 2012 ini hanya dapat dikelola 10 % dari jumlah sasaran yang
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Pamong belajar SKB dan Ketua PKBM Kota
Sasaran didik yang menjadi calon warga belajar cukup banyak akan tetapi
sulit untuk memastikan apakah mereka untuk program tingkat dasar/buta
aksara murni atau lanjutan. Syarat mengikuti program lanjutan mesti memiliki
Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) tingkat dasar. Sebagian besar dari calon
WB tingkat lanjutan tidak memiliki STTB karena tidak diurus oleh pengelola
sebelumnya.Warga belajarpun tidak menuntut untuk diberikan surat tanda
tamat belajar.
Daerah kabupaten Tanah Datar yang merupakan daerah daratan menye-
berlokasi di Pagaruyung dan SKB Tanah Datar 2 berlokasi di Sungai Tarab, dan 6
PKBM yang berada pada wilayah kecamatan di Kabupaten Tanah Datar yang terdiri
dari: PKBM Singgah Saiyo, Alang Babega, Muslimah Group, Tunas Muda, Assalam
dan PKBM Brata Mandiri. Terdapat 1000 orang warga belajar yang dibelajarkan pada
tahun 2012 dengan jumlah 100 kelompok, 62 orang penyelenggara dan 70 orang
tutor. Satu orang tutor atau penyelenggara mengelola 2 atau sampai 3 kelompok.
Sebagaimana yang ditetapkan oleh pihak pemberi dana yaitu bidang PNFI
Dasar yang diprogramkan untuk 36 kali pertemuan, satu kali pertemuan 3 jam dan
Sebagaimana yang dijelaskan oleh (bapak Wandi, dkk) dari penyelenggara program
KF:
pengelola melalui penyusunan proposal berdasarkan data dari dokumen yang berada
program belajar yang masih sifatnya tentative.(sementara) dan setelah dananya turun,
memungkinkan perencanaan untuk direvisi kembali sesuai dengan kondisi yang ada.
antara lain : (1) Pemberantasan buta huruf dilaksanakan di tingkat grass-root yang
SLTP, pondok pesantren dan lain-lain; (3) Memanfaatkan peran seluruh potensi
SDM, seperti guru, mahasiswa, pelajar, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama,
tokoh pemuda, dan tokoh perempuan; (4) Mengoptimalkan peran sekolah, Perguruan
Tinggi, Lembaga Kursus, Lembaga Pelatihan swasta, SKB, BPKB, PKBM, Balai
Pendidikan dan Pelatihan Pondok Pesantren, majelis ta’lim dan sebagainya; (5)
LSM, Karang taruna, Organisasi Mitra Dikmas seperti ( HIPKI, HISPPI, Asosiasi
dengan pekerjaan, minat, mata pencaharian, sumber daya alam pertanian, peternakan,
perikanan, kelautan, kehutanan, usaha kerajinan produktif, pertukangan dan jasa; (8)
Kegiatan belajar bisa dilakukan diberbagai tempat dimana saja, disekolah, madrasah,
mesjid, mussolla, gereja, balai desa, kantor, pabrik, rumah dan sebagainya, waktu
kapan saja di sesuaikan dengan kesempatan yang ada pada warga belajar; (9) Melatih
dan menyediakan tenaga pengajar /tutor, bahan belajar seperti buku-buku, modul dan
suplemen terkait dengan keterampilan untuk dijadikan mata pencaharian yang dapat
menghasilkan pendapatan”.
182
jumlah sasaran yang menjadi warga belajar KF ke lokasi wilayah binaan, dengan
menemui walinagari atau kepala desa. Dari data dokumen kenagarian itu pengelola
mendapatkan data jumlah orang yang buta huruf, data identitas mereka yang buta
huruf dan data masyarakat yang menjadi sasaran dari program KF lanjutan. Selain
dari data calon sasaran itu pengelola juga memperoleh data ketenagaan yang bisa
dijadikan penyelenggara lapangan dan tutor dengan sumber datanya dari petugas
kelurahan/desa.
waga belajar yang diperoleh dari kanor nagari/desa. Calon warga belajar KF dasar
jumlah yang diusulkan biasanya lebih banyak dari jumlah KUM. Jumlah KF dasar di
kelompok. Alasan lebih kecil jumlah KF lanjutan adalah pengalokasian dana untuk
183
program KF lanjutan lebih kecil dari anggaran yang tersedia. Usulan untuk proposal
sulit di dapat karena sebagian besar pengelola yang melaksanakan program KF Dasar
sebelumnya tidak membuatkan sertifikat itu untuk bukti kelulusan /hasil belajar.
Mereka yang sudah tamat diberikan sertifikat sebagai bukti yang diberi nama
membuat kue-kue, merajut, membuat tikar dari pandan, dan sebagainya. Indikator
adalah memilih dan menjawab: (1) Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan; (2) mengapa upaya itu dilakukan; (3) Dimana dan
dalam situasi apa usaha itu dilakukan; (4) Siapa orang-orang yang memiliki tugas dan
dan (6) Berapa dana dan fasilitas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan
itu”.
jawab adalah kepala SKB dan kepala seksi pendidikan masyarakat dinas pendidikan
Penyelenggara dan tutor adalah pemuka masyarakat, kader desa, ketua PKK dan
pemuda yang direkrut oleh pengelola untuk dijadikan tenaga pendidik dan
belajar.
185
tanggung jawab pengelola program KF. Selanjutnya pendapat pengelola program KF,
Penyelenggara dan tutor yang ditunjuk sebagai pelaksana setiap tahun sering
bertukar/berganti-ganti. Ini dilakukan karena tempat penyelenggaraan itu se-
ring berpindah-pindah lokasi, karena calon warga belajar berada pada
berbagai tempat. Orientasi tugas yang diberikan hanya diberi tahu kalau tutor
tugasnya mengajar dan penyelenggara tugasnya membantu administrasi
penyelenggaraan program.
dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat di-
186
gerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai, tujuan yang telah dite-
bagian dari organisasi secara keseluruhan”. Kedua bagian dari pengorganisasian ini
saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Temuan penelitian
menunjukkan belum adanya pembagian tugas yang jelas kepada tutor dan
dan tutor agar mereka dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik, maka perlu
dilakukan bimbingan pada tutor dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan
Kami belum pernah mengikuti pelatihan tentang peran dan tugas sebagai
pendidik dan penyelenggara dari program KF. Pengelola hanya memberikan
penjelasan berbagai tugas yang akan dikerjakan tutor sewaktu pertemuan
awal. Pada proses berjalan apabila terjadi persoalan maka tutor menye-
lesaikannya sendiri. Kami belajar sendiri untuk menjadi pendidik dan
mengerjakan administrasi yang dibutuhkan melalui pengalaman dan bertanya
pada orang lain yang mengetahui.
tutor dan penyelenggara untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan
kegiatan pembelajaran. Materi apa saja yang diberikan, pendekatan dan strategi yang
Begitu juga dengan penyelenggara, diminta bantuannya oleh pengelola agar dapat
mendampingi tutor dalam belajar. Pengelola jarang mendatangi tempat belajar, dan
juga dibebankan pada tutor. Sebagaimana yang dijelaskan tutor :( ibuk Mini)
Pengelola jarang sekali datang ke tempat belajar , rata-rata mereka datang dua
kali ke lapangan, pertama sewaktu awal pertemuan dengan warga belajar
dalam rangka sosialisasi dan motivasi warga belajar dan pertemuan akhir
untuk menutup kegiatan. Begitu juga penyelenggara , mereka datang ketempat
belajar sewaktu pengelola datang ke lapangan. Sepenuhnya aktivitas belajar
kami yang lakukan seperti memotivasi warga belajar, menyiapkan bahan dan
sarana belajar. Kami cukup kewalahan untuk mengerjakannya dan cukup sulit
untuk memotivasi warga belajar. Sepertinya warga belajar mengharapkan juga
bimbingan dan pengarahan dari pengelola dan penyelenggara.
motivasi pada warga belajar. Sebagaimana yang dikemukakan Sudjana (2004: 169-
informasi dari yang dimotivasi; (7) Melihat keadaan diri sendiri; (8) Mengatasi situasi
188
penggerak (motivator) yaitu pengelola secara bertahap dan berangkai dimulai dari
administrasi kegiatan .
Pengadaan sarana belajar seperti buku tulis, pena, spidol, map plastik
disiapkan oleh pengelola yang pengadaannya dari dana yang dianggarkan. Media
belajar seperti papan tulis menggunakan sarana yang ada di tempat belajar. Bahan
belajar keterampilan disiapkan oleh pengelola hanya untuk dua kali petemuan,
sedangkan warga belajar menghendaki belajar keterampilan itu setiap kali pertemuan.
Menurut penjelasan tutor, apabila pada pertemuan itu hanya diadakan belajar
calistung saja maka kehadiran warga belajar sedikit jumlahnya, dan sebaliknya,
program KF dalam hal ini berupa konsultasi dalam penggunaan dana belajar , kinerja
penyelenggara dan tutor. Koordinasi dilakukan waktu awal kegiatan dan sewaktu
pada tutor dan pengelola program KF, cukup percaya pada tutor bahwa program
pembinaan yang dilakukan oleh pengelola baik kepada tutor, penyelenggara maupun
kepada warga belajar. Hendaknya kegiatan pembinaan itu dilakukan secara berkala
agar proses pengelolaan berjalan dengan lancar. Sebagaimana yang dijelaskan oleh
Kami tidak merasa di bimbing dan diawasi oleh pengelola, karena apapun
masalah yang dihadapi, kami yang menyelesaikannya tanpa bantuan
pengelola. Program kami jalankan sendiri sampai jadwal kegiatan belajar
selesai. Sewaktu awal kegiatan diserahkan dana dan sarana kemudian diminta
kami melaksanakan kegiatan belajar KF . Kami laksanakan semampu kami.
Kemudian apabila aktivitas sudah selesai kami laporkan pada pengelola dan
kemudian mereka menyuruh kami menyusun laporan secara tertulis.
melakukan bimbingan dan pembinaan pada awal kegiatan saja, pembinaan yang
dilakukan kepada tutor dan penyelenggara belum optimal dan belum terprogram
dengan baik. Sebagaimana pendapat Sudjana (2004 :210) “ pembinaan meliputi dua
sub fungsi yaitu pengawasan dan supervisi”. Pengawasan dan supervisi mempunyai
kaitan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Keduanya dilakukan secara sengaja
pelaksana kegiatan”.
kegiatan organisasi untuk mengetahui dan menjamin bahwa semua pekerjaan yang
sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
190
adalah suatu mekanisme kegiatan untuk memelihara agar pelaksanaan dan hasil
kegiatan yang dicapai sesuai dengan yang telah direncanakan. Pengawasan berkaitan
dengan upaya menyusun standar, pengukuran hasil atas dasar standar yang telah
disusun, dan penentuan upaya perbaikan kegiatan. Pengawasan yang efektif mem-
berikan manfaat penting bagi organisasi seperti penyajian standar pencapaian tujuan,
serta pengolahan bahan untuk perbaikan program atau kegiatan yang telah
direncanakan
Warga belajar KF adalah orang dewasa yang butuh dukungan untuk dapat
belajar, diperlukan upaya motivasi dan persuasi kepada waga belajar. Pengelola
sudah memberikan mandatnya kepada tutor untuk membina warga belajar agar
mengikuti kegiatan belajar. Karena mereka berasal dari daerah itu maka menurut
pengelola, tutor mampu melakukan pembinaan melalui hubungan baik dan kedekatan
emosional yang dilakukan oleh tutor kepada warga belajar. Pengelola memberikan
(input), kegiatan pendidikan KF yang dilaksanakan (proses) dan hasil yang dicapai
sional yang dilaksanakan. Dari hasil penilaian itu dapat diambil keputusan program
pendidikan itu berjalan dengan lancar dan tujuan yang dirumuskan itu dapat dicapai
program belum menggunakan indikator yang jelas, artinya tidak ada instrumen yang
permasalahan, atau apakah masalah yang ada sudah dapat diselesaikan oleh tutor.
Dengan demikian dapat dijelaskan belum ada hasil penilaian tertulis tentang
pengelolaan program, penilaian kinerja tutor dan penyelenggara. Belum ada bukti
fisik yang dapat dilihat tentang hasil pengolahan data dari penilaian program, karena
ada sama sekali. Sebagaimana pendapat Siagian (2001) “ tahap penilaian terdiri dari ::
penilaian.
Begitu juga dengan penggunaan dana belajar, sebagian besar diatur oleh
pamong belajar dan ketua PKBM sebagai pengelola, dan mereka yang akan
belajar .
Kegiatan penilaian terhadap kinerja tutor dan penyelenggara lapangan belum pernah
dilakunan dan instrumen untuk ini belum tersedia. Pengelola menganggap tidak perlu
dilakukan penilaian kegiatan kepada tutor karena mereka dianggap mampu untuk
mengajar orang dewasa, toh mereka juga tidak diberi tunjangan profesi. Kegiatan
informasi untuk perbaikan dan pengendalian mutu pendidikan .Tindak lanjut fungsi
penilaian dapat berupa (1) Penempatan yang tepat; (2) memberikan umpan balik; (3)
Diagnosis kesulitan belajar peserta didik atau; (4) Penentuan kelulusan. Untuk
masing-masing tindak lanjut yang dikehendaki ini diadakan tes, yang diberi nama: (1)
Tes penempatan; (2) Tes formatif; (3) Tes sumatif dan; (4) Tes diagnostik”.
diterimanya dari tutor. Laporan itu terdiri dari laporan teknis kegiatan dan laporan
pembelajaran, dan berdasarkan laporan tutor itu barulah pengelola penyusun laporan
193
yang sudah di susun itu dikirimkan kepada pihak penyalur dana yakni ke Dinas
Propinsi. Laporan kegiatan disusun mempedomani acuan yang sudah ditetapkan dari
kerja sama dengan pihak-pihak tertentu yang dapat saling menguntungkan dari kedua
belah pihak. Kerja sama yang dimaksudkan adalah dukungan dari berbagai pihak
terhubung dengan perencanaan ekonomi dan sosial; (b) Pemberantasan buta aksara
Program Keaksaraan seharusnya tidak hanya mengajar membaca dan menulis saja,
tetapi juga pengetahuan fungsional dan teknis sehingga menimbulkan motivasi dan
partisipasi belajar orang dewasa secara penuh dalam kehidupan ekonomi dan civic
atau kewarganegaraan; (e) Program keaksaraan harus merupakan bagian integral dari
sumber, pemerintah dan swasta maupun dari investasi ekonomi; dan (g) Program
kerjasama sangat bergantung pada berbagai hal diantaranya: (1) Kualitas program;
kualitas program harus menguntungkan bagi lembaga yang diajak bekerja sama; (2)
Tingkat keinovatifan program, apakah program itu dikembangkan inovatif atau tidak,
juga harus menjadi perhitungan; (4) Sasaran akhir program atau lulusan apa yang
diarahkan pada mutu proses pengelolaan dan proses pembelajaran pada satuan
adalah menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai pendidik orang dewasa yang akan
materi/bahan belajar, media belajar dan evaluasi hasil belajar. Sebagaimana pendapat
fungsional meliputi (1) menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar (2)
belajar (4) merumuskan arah dan tujuan belajar (5) menyusun pengembangan bahan
belajar (6) melaksanakan kegiatan belajar (7) melakukan penilaian program belajar
pembelajaran (2) pendekatan (3) metode (4) materi/bahan ajar (5) media dan (6)
METODE
KEGIATAN PEMBELAJARAN *Hanya menggunakan motode SAS
PEMBELAJARAN dalam belajar Calistung
PENDIDIKAN *Dominan metode ceramah dalam
pembelajaran pendidikan dasar
KEAKSARAAN
FUNGSIONAL
MATERI/BAHAN *Ditentukan oleh tutor berdasarkan
AJAR pengalamannya.
*Berorientasi pada materi yang bersifat
umum
pada umumnya tutor belum menyusun program pembelajaran dalam bentuk silabus,
maupun rencana pelaksanaan pembelajaran. Hal ini diketahui dari hasil wawancara
dengan tutor program keaksaraan fungsional pada kelompok belajar SKB I Padang
dan PKBM Karang putih kota Padang( ibuk Yanti dan bapak Ardi) pada tanggal 10
Juli 2012, peneliti mencoba meminjam silabus dan RPP kepada tutor tersebut dan
tutor mengatakan bahwa kami mengajar tidak menggunakan silabus dan RPP. Sudah
tiga tahun kami mengajar KF, tidak pernah menggunakan silabus dan RPP, karena
membimbing kami untuk merumuskannya, seperti apa bentuknya kami tidak pernah
melihatnya. Peneliti menanyakan apa alasan tutor tidak membuat program silabus dan
Saya tidak membuat silabus dan RPP, karena tidak dianjurkan oleh pengelola,
dan saya tidak mengerti cara membuatnya. Selama tiga tahun ini,saya me-
ngajar di kelompok belajar tanpa silabus dan RPP, kegiatan belajar juga ter-
laksana. Tema belajar saya rumuskan sendiri sesuai dengan keinginan saya,
seperti apa isu yang hangat di masyarakat, itulah yang dijadikan tema- tema
belajar utuk keaksaraan dasar maupun keaksaraan usaha mandiri.
yang dikelola oleh SKB mengatakan bahwa selama ini mereka menjadi tutor
Selama sepuluh tahun menjadi tutor KF, saya mengajar dengan senang hati
dan tulus, karena mengajar orang yang terbelakang dan miskin itu adalah
pekerjaan yang mulia. Lima tahun pertama saya mengajar tidak menggunakan
silabus dan RPP, saya mengajarkan membaca,menulis dan berhitung meng-
gunakan buku untuk sekolah dasar. Lima tahun berikutnya saya membuat
silabus dan RPP dengan mencontoh yang dibuat oleh guru sekolah dasar.
Cukup rumit dan sulit untuk membuatnya karena yang saya contoh itu tidak
cocok dengan sasaran didik warga belajar KF adalah orang dewasa. Jadi sila-
bus yang saya buat itu sulit digunakan untuk pembelajaran pendidikan ke-
aksaraan fungsional.
menemukan Silabus dan rencana program pembelajaran yang dirumuskan dari hasil
silabus dan RPP akan tetapi sistematikanya sama dengan pola pendidikan di sekolah
dasar dan tidak dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran pendidikan
dan RPP karena tidak memahami cara membuatnya. Pengelola KF tidak pernah
menganjurkan tutor untuk membuat silabus dan RPP. Sebagaimana pendapat Kusnadi
lajarannya dengan menyusun silabus dan rencana pembelajaran. Silabus dan rencana
pembelejaran bersifat praktis dan tidak serumit model persekolahan”. Silabus disusun
identifikasi kebutuhan belajar dengan menilik potensi lokal yang mungkin untuk
1) Pendekatan Pembelajaran
lapangan adalah tutor cendrung mengajar, pembelajaran terkesan kaku dan kurang
homoris. Warga belajar dianggap sebagai objek yang diajari seperti mengajar di
sekolah dasar, artinya suasana belajar terkesan formal dan kurang interaktif. Tutor
warga belajar, artinya tutor kurang merespon pendapat-pendapat dari warga belajar.
Kepentingan warga belajar lebih banyak ditentukan oleh tutor, warga belajar berfikir
dan berbuat berdasarkan pilihan yang ditentukan tutor, terkesan sikap tutor lebih
warga belajar, artinya gengsi tutor di depan warga belajar agak tinggi. Sebagaimana
diantara mereka.
pembelajaran lebih banyak berbicara, dan warga belajar tampak sebagai pendengar
200
yang patuh terhadap pembicaraan yang disampaikan tutor. Tutor lebih banyak
berperan dalam menentukan materi belajar. Begitu juga dengan penggunaan metode
yang dilakukan tutor adalah belajar membaca, menulis dan berhitung. Pada belajar
membelajarkan warga belajar menulis, mengajarkan menulis huruf, suku kata, kata
dan menggabungkan kata menjadi kalimat pendek, dan menertibkan hasil tulisan
warga belajar. Pada pendidikan keaksaraan fungsional lanjutan yang diajarkan tutor
adalah menulis kalimat yang diucapkan dengan menggunakan tanda baca dan
dimasyarakat melalui identifikasi apa saja aspek yang biasa dihitung, belajar
dekat dalam keseharian warga belajar seperti jumlah pakaian, piring, gelas dan
sebagainya.
gogy), “Sebagaimana pendapat Marzuki (2009: 18) pendidik orang dewasa yang
dinamakan tutor atau fasilitator dari pendidikan orang dewasa mempunyai fungsi
antara lain:
201
organisasi).
c) Merumuskan tujuan yang sesuai dengan kebutuhan belajar yang telah ditetapkan,
dan merencanakan suatu program kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut (fungsi
perencanaan).
belajar, tutor, mengatur fasilitas dan proses administrasi, seleksi dan penerimaan
membantu individu untuk mengembangkan sikap bahwa belajar itu adalah kegiatan
yang berlangsung sepanjang hayat, dan dengan pendidikan itu dapat diperoleh
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat digunakan untuk bekerja secara
mandiri serta dapat mengembangkan potensi-potensi yang kita miliki. Proses belajar
ini dapat dimanfaatkan oleh orang dewasa untuk mengembangkan dirinya, baik
secara sendiri-sendiri maupun bersama dengan orang dewasa lainnya. Pendidik orang
kebutuhan belajar yang diinginkan oleh orang dewasa, tanpa demikian pendidikan
Pendekatan pembelajaran yang digunakan terkesan formal dan kaku serta kurang
interaktif. Warga belajar lebih banyak mendengar yang disampaikan tutor dari pada
2) Metode Pembelajaran
berbagai metode belajar yang ada, maksudnya tutor mengajar hanya menggunakan
metode ceramah dan pemberian tugas, jarang tutor menerapkan metode diskusi, tanya
masih didominasi oleh tutor, dan belum mengaktifkan warga belajar secara maksimal.
materi belajar. Menurut responden tutor ( ibuk Susilawati) yang ada di Kota Padang
menjadi kata dan suku kata kemudian menggabungkannya menjadi kata dan kalimat).
Hanya metode SAS saja yang kami kenal dalam mengajarkan membaca.
kalau belajar keterampilan dari awal sampai akhir hanya belajar keterampilan saja.
sama saja, tidak ada tingkatannya. Warga belajar mayoritas perempuan maka
keterampilan yang dipilih adalah keterampilan untuk wanita, seperti memasak kue,
menjahit pakaian, merangkai bunga. Pada satu program belajar, tutor hanya
beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan untuk membantu orang dewasa
belajar, antara lain: (1). Presentasi. Teknik ini meliputi antara lain: ceramah, debat,
membaca. (2). Teknik Partisipasi peserta. Teknik ini meliputi antara lain: Tanya
jawab, permainan peran, kelompok pendengar panel reaksi, dn panel yang diperluas.
(3). Teknik Diskusi. Teknik ini terdiri atas diskusi terpimpin, diskusi yang
bersumberkan dari buku, diskusi pemecahan masalah, dan diskusi kasus. (4). Teknik
simulasi. Teknik ini terdiri atas: permainan peran, proses insiden kritis, metode kasus,
dan permainan.
oleh tutor seperti: pencatatan kehadiran warga belajar, pencatatan pengeluaran dana
204
untuk kegiatan belajar, dan belum ada kegiatan pencatatan kemajuan belajar warga
belajar. Tutor belum melakukan pencatatan kemajuan warga belajar karena mereka
Bahan ajar adalah materi belajar yang akan disampaikan pada warga belajar
dalam proses belajar. Pendidikan keaksaraan fungsional memberikan bahan ajar pada
warga belajar adalah belajar menulis, membaca dan berhitung dengan mempedomani
bahan ajar yang ada di sekolah dasar. Bahan ajar keterampilan diajarkan tersendiri
dan tidak terkait dengan belajar menulis, membaca dan berhitung. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh tutor di SKB kota Padang, ( ibukDarwati) hasil wawancara pada
tanggal 16 Juli 2012, peneliti meminta bukti fisik bahan ajar secara tertulis maka
mereka menjelaskan:
Kami tidak memiliki bahan ajar secara tertulis, dan tidak membuat bahan ajar
untuk pembelajaran keaksaraan fungsional untuk tingkat dasar maupun untuk
keaksaraan usaha mandiri. Belajar membaca,menulis dan berhitung kami
mempedomani buku paket untuk murid SD. Belajar keterampilan cukup
dengan pengalaman yang dimiliki dan yang dipraktekan bersama dengan
warga belajar. Bahan belajar yang kami gunakan berdasarkan pengalaman
sehari yang mudah diingat oleh warga belajar.
tanggal 28 Juli 2012 mengatakan bahwa mereka tidak mengerti apa itu bahan
ini tidak ada mengenal bahan ajar, karena yang diajarkan itu hanya cara membaca,
menulis kata demi kata yang diberikan oleh tutor. Belajar berhitung dilakukan adalah
menghitung huruf pada kata yang dituliskan di papan tulis. Belajar keterampilan
205
diberikan keterampilan yang diminta oleh warga belajar, dan kete-rampilan yang
sesuaikan dengan kebutuhan warga belajar, dengan merujuk pada pendapat Kusnadi
(2003: 98) “agar seorang sumber belajar selalu sukses dalam tugas belajarnya, maka
harus menguasai benar-benar materi belajar yang akan disajkan kepada warga belajar,
karena materi belajar yang tepat dengan kebutuhan belajar warga belajar dapat
(2006:127) materi merupakan “salah satu sumber belajar yang berisikan seperangkat
bahan belajar yang akan disajikan selama kegiatan pembelajaran berlangsung kepada
warga belajar. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai, maka materi yang disajikan
ditunjukkan secara tertulis. Sebagian tutor belum mengetahui bentuk bahan ajar
pembelajaran KF itu seperti apa modelnya. Selama ini tutor hanya menggunakan
4) Media Belajar
fungsional dapat diklasifikasikan dalam dua bentuk: (1) media belajar untuk
pendidikan pengetahuan umum dan calistung; dan (2) media belajar untuk belajar
Sebenarnya alat praga itu ada walaupun tidak lengkap, tetapi kelihatannya tu-
tor tidak berminat untuk menggunakan alat praga dalam pembelajaran. Masa-
lahnya banyak diantara mereka kurang memahami cara menggunakannya.
Ada beberapa alat praga tersedia seperti gambar, kartu-kartu huruf dan angka
untuk pembelajaran keaksaraan, tetapi tidak digunakan tutor dalam belajar.
Masih terkait dengan alat praga, sebagaimana yang dijelaskan oleh pengelola
program KF di kota Padang ( ibuk Hamini) pada tanggal 20 Juli 2012 menjelaskan:
alat praga untuk belajar pendididikan dasar kurang digunakan oleh tutor kecuali
papan tulis. Penggunaan media belajar untuk belajar keterampilan produktif sudah
peralatannya milik kelompok belajar belum tersedia. Maka dari itu tutor meminta
warga belajar untuk menyediakannya sesuai dengan keterampilan yang akan dipeljari.
fungsional lebih berarti menggunakan alat dan bahan yang nyata , merupakan bahan
Prosedur melakukan penilaian pada warga belajar yang dilakukan oleh tutor
dilakukan melalui pengamatan, penilaian menulis dilakukan melalui karya tulis warga
belajar dan kemampuan berhitung dilakukan melalui pemberian soal berhitung yang
Pelaksanaan penilaian itu selain dari proses berlangsung juga dilakukan ujian
pada warga belajar yaitu ujian menulis, membaca dan berhitung pada pertemuan ke
15 dan pertemuan ke 30 dilakukan ujian akhir yaitu untuk menilai kelancaran warga
belajar dalam menulis, membaca dan berhitung. Hasil penilaian yang dilakukan itu di
oleh tutor cukup bervariasi dari setiap tutor, dan belum tersedia format yang seragam
untuk menilai kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Begitu juga untuk
yang sama untuk menilainya karena belum tersedia format yang dapat digunakan oleh
tutor dalam menilai kemampuan warga belajar. Format penilaian kemampuan warga
1) Sebagai umpan balik dalam rangka mencapai atau memeperbaiki proses belajar
mengajar, artinya umpan balik bagi sumber belajar sehingga merupakan dasar
belajar.
3) Untuk mencari data tentang tingkat kemampuan warga belajar, bakat, minat yang
mereka miliki.
4) Untuk mengetahui latar belakang warga belajar yang memerlukan bantuan khusus
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk melihat suatu hasil belajar
sudah disiapkan terlebih dahulu. Pada tahap evaluasi program pembelajaran, sumber
belajar dan warga belajar dilibatkan dalam menetukan apa yang akan dievaluasi,
bagaimana evalusi dilakukan, dan kapan saja evaluasi akan dilakukan. Sebelum
berhitung, keterampilan fungsional warga belajar dan aktivitas belajar warga belajar.
Perencanaan Perencanaan
*Petunjuk teknis menyu- *Petunjuk teknis
sun perencanaan *Silabus berbasis keb. belajar
*Proporsi pengetahuan * Rencana ProgramPembelajaran
umum dan keterampilan * Format catatan perkembangan
*Format Identifikasi Warga Belajar
kemampuan awal WB
Pendekatan( Andragogy)
Pengorganisasian
Petunjuk teknis Petunjuk teknis
Materi Pembelajaran
Pembinaan Integrasi materi calistung
Petunjuk Teknis dengan keterampilan
Penilaian
Media Pembelajaran
*Petunjuk Teknis
*Instrumen kinerja Bentuk dan stategi
Pengelola dan Tutor pengunaan media
Kelompok Belajar
Usaha Produktif Evaluasi Belajar
Pengembangan
Petunjuk teknis Warga Belajar *Aspek yang dievaluasi
*Instrumen evaluasi
warga belajar.
sama.
pemberian tugas.
berpedoman pada silabus, dalam menentukan tema dan sub tema yang
alat praga yang sudah jadi, dari bahan alam dan yang dibuat oleh tutor.
6). Evaluasi hasil belajar: Petunjuk teknis aspek yang dievaluasi dan
aktivitas warga belajar (c) minat dan motivasi warga belajar (d) proses
terbatas,revisi produk oleh peneliti, uji coba produk secara luas, Fokus group
discution, revisi produk oleh peneliti, validasi disain produk oleh pakar, revisi final
produk model oleh peneliti dan desiminasi dari produk model pengelolaan dan
digambarkan dalam bentuk flowt diagram sebagaimana tercantum dalam gambar 4.4
sebagai berikut :
Perumusan
Masalah Analisis Literatur
Pengumpulan
data dan
analisis
temuan
Pengembangan empiris
Desain Produk
Disain Produk
dan penyelenggara serta tutor duduk bersama dalam merumuskan perencanaan prog-
ram, dalam hal ini terjanin koordinasi diantara mereka untuk dapat merealisasikan
rangka mencari kendala-kendala dan potensi sumber daya yang dapat digunakan un-
bersama-sama untuk dapat memperoleh data kondisi warga belajar dan potensi lokal
keaksaraan fungsional.
Daya dukung seperti pemanfaatan sumber daya lokal dalam hal ini potensi
alam yang dapat dimanfaatkan untuk materi belajar keterampilan produktif. Begitu
juga perusahaan lokal dapat diajak bekerjasama sebagai nara sumber belajar
keterampilan dan penyaluran tenaga kerja yang tamat dari program pendidikan
keaksaraan fungsional ataupun sebagai pemodal dari usaha produktif. Warga belajar
warga belajar. Belajar pengetahuan dasar seperti belajar membaca, menulis dan
pencaharian warga belajar dibentuk dalam kelompok belajar yang dibimbing oleh
dengan demikian proporsi belajarnya 60% dan keterampilan fungsionalnya 40% dari
jadwal yang ditetapkan. Orientasi keaksaraan usaha mandiri dengan proporsi 40%
pembelajaran pendidikan dasar dan calistung dan 60% belajar keterampilan produktif.
dari: (1) Latar belakang, permasalahan dan tujuan; (2) program belajar pendidikan
dasar dan keterampilan; (3) sabjek didik dan ketenagaan; (4) struktur organisasi dan
deskripsi tugas; (5) langkah pelaksanaan kegiatan dan motivasi persuasi; (5)
program dalam rangka pendataan berbasis kebutuhan belajar masyarakat adalah (1)
kebutuhan awal , kebutuhan belajar dan minat warga belajar (3) format identifikasi
kebutuhan dan minat belajar warga belajar (4) format data identitas warga belajar (5)
format kesepakatan belajar (6) format rencana kegiatan pembelajaran (7) format
identifikasi tutor dan penyelennggara. Hasil identifikasi kebutuhan belajar ini dapat
dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan program belajar pengetahuan dasar dan
keterampilan.
fungsional adalah :
Sekolah Dasar sampai kelas tiga SD oleh pemerintah wilayah setempat, berumur
diatas 15 tahun.
identifikasi lapangan yang dilengkapi dengan identitas beserta foto terbaru dari
waga belajar.
221
kependidikan yang aktif dan dikenal oleh masyarakat setempat, serta sudah
program.
selama 114 (seratus empat belas) jam atau 36 kali pertemuan untuk keaksaraan
bantuan dana dari pihak lain yang tidak mengikat. Komponen pembiayaan terdiri
dari:
biaya 5%.
10. Program belajar dikatakan berhasil apabila lebih dari 80% warga belajar melek
Terbentuknya kelompok belajar usaha warga belajar dan terjalinnya mitra kerja
pembelajaran.
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan
keseluruhan”. Kedua bagian dari pengorganisasian ini saling berkaitan antara yang
satu dengan yang lainnya. Pada kegiatan pengorganisasian program ini pengelola
dalam rangka menetapkan calon tutor dan penyelenggara yang akan diberdayakan.
Selanjutnya diadakan pendidikan dan pelatihan oleh pengelola dalam rangka orientasi
fungsional adalah :
2. Setiap kelompok dibimbing oleh minimal satu orang tenaga pendidik (tutor) yang
fungsional.
lenggaraan program.
6. Pengelola menjelaskan secara tertulis tugas dari penyelenggara dan tutor dalam
pelaksanaan program.
dari perencanaan dan pengorganisasian yang telah ditetapkan oleh organisasi. Pada
dengan baik dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang telah mereka lakukan.
kegiatannya”.
program tidak menyukai pekerjaan atau tugasnya, tetapi mereka akan melakukan
tugas dengan baik apabila turut merasakan manfaat atau keuntungan yang diberikan
pelaksana kegiatan. Dalam pendekatan ini tugas pekerjaan disusun sedemikian rupa
dan imbalan dalam bentuk upah atau gaji dinyatakan dengan jelas secara tertulis atau
lisan. Kebijakan organisasi diikuti dengan cermat, deskripsi tugas dinyatakan secara
jelas dan rinci, penampilan kegiatan diukur dengan teliti, dan kompensasi khusus
diberikan kepada pelaksana yang menampilkan kegiatan yang lebih baik. Pendekatan
dalam pemuasan keinginan dan kebutuhan, upaya yang dilakukan adalah meng-
identifikasi kebutuhan hidup para pelaksana program dan memenuhi kebutuhan itu
kebutuhan adalah supaya para pelaksana dapat mengembangkan kegiatan yang akan
mereka lakukan sehingga pelaksanaan tugas dapat memenuhi kebutuhan mereka dan
1. Pertemuan awal dengan warga belajar dilakukan kegiatan motivasi oleh pengelola
kepada penyelenggara, tutor dan warga belajar dengan menyampaikan tujuan dan
kegiatan belajar.
fungsional) sesuai dengan kebutuhan belajar dan potensi lokal di daerah itu
5. Pengelola membuat akat kerja sama atau memberi surat tugas dalam mem-
kependidikan.
wasan dan supervisi mempunyai kaitan yang erat antara satu dengan yang lainnya.
227
pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
bahan untuk perbaikan program atau kegiatan yang telah direncanakan, supervisi
program berjalan dengan lancar dan masalah-masalah dapat teratasi dengan baik.
melaksanakan pembelajaran.
4. Pengelola memberikan arahan dan bimbingan pada warga belajar dalam rangka
memotivasi mereka.
228
fungsional.
kan secara terus menerus, berkala, dan atau sewaktu-waktu pada saat sebelum,
penting untuk mengetahui apakah tujuan yang ditetapkan telah dapat dicapai, apakah
pelaksanaan program sesuai dengan rencana, atau dampak apa yang dapat dihasilkan
berbasis kebutuhan belajar masyarakat dimana yang dinilai itu adalah kemampuan
terdiri dari:
2. Penilaian terhadap warga belajar terdiri dari kemampuan warga belajar dalam: (a)
menguasai membaca, metulis, dan berhitung sesuai dengan waktu yang telah
warga belajar dalam belajar; (d) kehadiran warga belajar dalam belajar; dan (e)
3. Tutor dan penyelenggara terdiri dari: (a). kehadiran Tutor dan penyelenggara (b).
tifikasi kebutuhan belajar dan potensi lokal (b) merumuskan bahan belajar
berdasarkan hasil kebutuhan belajar dan potensi lokal (c) ketercapaian materi
5. Sarana, prasarana dan media belajar seperti: (a) ketersedian buku, media belajar/
memotivasi warga belajar (b) dampak terhadap warga masyarakat yang ikut
7. Menyusun rencana evaluasi, meliputi (a) menentukan aspek apa saja yang akan
dievaluasi (b) menentukan siapa yang akan melakukan evaluasi (c) bagaimana
230
evaluasi dilakukan (d) Metode atau teknik pengumpulan data yang digunakan (e)
9. Pengolahan dan analisis data, yakni diolah dengan cara mengklasifikasikan selan-
10. Tindak lanjut yaitu menyusun laporan hasil evaluasi kepada pihak-pihak yang
menggunakan contoh berikut ini :(a) latar Belakang yang isinya adalah apa yang
melatar belakangi perlunya dilakukan evaluasi program KF. (b) tujuan evaluasi
isinya tujuan apa yang ingin dicapai dari pelaksanaan evaluasi program KF. (c)
sasaran evaluasi program yang isinya siapa yang menjadi sasaran evaluasi program
(d) hasil evaluasi yang dihapkan yang isinya hasil atau informasi yang ingin
diperoleh dari evaluasi program KF. (e) melakukan evaluasi yang isinya siapa saja
yang melakukan evaluasi program (f) metode yang digunakan yang isinya cara apa
digunakan yang isinya apa saja alat yang digunakan untuk mengumpulkan data (h)
11. Menggunakan format evaluasi untuk dapat menilai kemampuan kerja (kinerja)
sama dalam terselenggaranya kegiatan belajar dan usaha produktif warga belajar.
adalah :
pilan apa saja yang dipilih untuk dapat dikembangkan menjadi usaha produktif da -
ri warga belajar.
2.Pengelola mengidentifikasi potensi lokal dan usaha lokal yang dapat dijadikan mit-
usaha produktif warga belajar, jika perlu ikut membantu pemasaran hasil produksi.
sesuatu yang ingin dipenuhi dalam waktu tertentu. Kebutuhan belajar adalah sesuatu
yang diperlukan untuk segera dipenuhi karena sifatnya mendesak. Seperti kebutuhan
untuk dapat membaca, menulis dan berhitung, menggali pengetahuan dasar dan
pencaharian.
melakukan kegiatan identifikasi minat dan kebutuhan belajar warga belajar (2)
permasalahan yang dihadapi warga belajar (4) mengetahui potensi dan sumber daya
yang dapat digunakan sebagai alat atau bahan pemecahan masalah yang dihadapi
oleh warga belajar (5) mengidentifikasi bahan calistung yang terkait dengan
pembelajaran .Silabus yang dirumuskan itu untuk 36 kali pertemuan. Berikut ini
masyarakat .
minat dan potensi calon warga belajar serta potensi lokal yang berpeluang untuk di
2.Tutor menyusun silabus dan rencana program pembelajaran (RPP) sesuai dengan
jenis usaha yang dibelajarkan, dengan mengacu pada standar kompetensi. Silabus
a. Rencana program pembelajaran disusun untuk setiap kompetensi dasar yang akan
a. Identitas meliputi kelompok belajar, jenis usaha, materi belajar dan alokasi
waktu.
c. Kompetensi dasar yaitu sejumlah kemampuan yang harus dikuasai oleh warga
pembelajaran ababila yang dipelajari adalah sesuatu yang mereka minati, sesuai
hadapi dan akan lebih cepat memahami isi pembelajaran apabila ia telah menyadari
manfaat dan pentingnya hasil belajar dalam kehidupan. Dengan demikian program
butuhan belajar masyarakat melalui (1) belajar dari pengalaman sendiri (2) belajar
melalui pemecahan masalah (3) belajar melalui pertanyaan kunci dan (4) belajar
partisipasi warga belajar untuk akktif, berbuat dan melakukan sesuatu yang
berbasis kebu-tuhan belajar masyarakat dalam bentuk belajar dari pengalaman sendiri
dihadapinya.
7. Meminta WB untuk dapat mendiskusikan prosedur dan unsur-unsur yang ada pada
rumah.
berikut ini:
sejenis.
buku masing-masing.
dan berkomunikasi.
sebagai berikut :
menjabarkan atau menguraikan hal hal yang terjadi. Contoh, Apa yang anda lihat
dalam gambar ini, Apa yang dilakukan orang-orang dalam cerita ini, apa ada
kesesuaian dengan masalah yang dihadapi WB, apa yang terjadi dalam gambar ini.
238
menemukan permasalahan yang terjadi. Contoh, mengapa anda memilih topik ini,
permasalahan apa yang terjadi pada topik tersebut, mengapa masalah ini bisa
terjadi, bagaimana perasaan anda apabila masalah ini terjadi pada diri WB.
permasalahan tersebut, mengapa anda atau orang lain menghadapi masalah itu.
4. Pertanyaan yang mengajak WB untuk memikirkan atau melihat masalah yang ada
pada lingkup yang lebih luas. Contoh, Apa hal ini pernah terjadi pada anda,
bagaimana respon anda apabila orang lain ikut menyelesaikan masalah yang
dihadapi, atau respon anda terhadap orang lain yang menghadapi masalah.
jalan keluar dari suatu persoalan.Contoh, kalau anda mengalami sesuai dengan
masalah tersebut, apa kira-kira tindakan yang dapat dilakukan, apakah ada jalan
adalah:
5. Tutor memberikan penguatan atau pujian pada warga belajar yang aktif.
Metode belajar adalah cara memproses kegiatan belajar suapaya warga belajar
dapat berinteraksi secara aktif sehingga terjadi perubahan pada dirinya sesuai dengan
berhitung, berupa (1) metode pendekatan pengalaman belajar (PBB) (2) metode
Struktur–Analisis–Sintesis (SAS); (3) metode kata kunci (4) metode suku kata; (5)
metode abjad; (6) metode transliterasi; (7) metode Iqra; (8) metode pembelajaran
ceramah (2) tanya jawab (3) demonstrasi (4) diskusi, dan (5) pemberian tugas.
antara tutor dengan warga belajar dalam proses pembelajaran yang merupakan
diri di posisi yang sederajat dengan warga belajar dan mengganggap warga belajar
4. Tutor memberikan dorongan dan bimbingan pada warga belajar untuk berfikir dan
memberikan rangsangan kepada warga belajar untuk menemukan idea tau gagasan,
6. Tutor menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar, memupuk kerjasama dan
tukar ide, pengalaman diantara warga belajar serta antara warga belajar dengan
tutor.
belajar menggunakan alat dan benda-benda asli, mudah didapat yang berada di sekitar
warga belajar, catatan perkembangan warga belajar, dan aktivitas warga belajar.
berikut:
yang diajarkan.
3. Tutor mendiskusikan pada warga belajar tentang berbagai hal yang berkenaan
Bahan ajar disusun bersifat praktis, dan bermakna pengetahuan dasar dan
memuat komposisi pendidikan keterampilan dan prospek usaha yang dapat dihitung
oleh warga belajar. Bahan ajar yang dirumuskan itu dapat tersampaikan tujuan
fungsional. Komponen dari bahan ajar terdiri dari: judul, alat, bahan, proses, analisis
usaha.
yang mana tema tersebut dalam bentuk materi praktis di dalamnya terkandung ide-
242
ide, prinsip-prinsip, prosedur dan manfaat serta analisis usaha produktif sebagaimana
contoh berikut ini adalah bahan ajar hasil identifikasi kebutuhan belajar dan
pemanfaatan potensi lokal dari wilayah pesisir pantai dan wilayah daratan.
pesan belajar keterampilan tersebut memuat pengenalan bahan dan peralatan, proses
modal, penjualan dan keuntungan. Pada materi belajar itu dapat diperoleh
kemampuan (1) belajar membaca, menulis dan berhitung (2). belajar pengetahuan
dan (4) belajar keterampilan produktif untuk dikembangkan sebagai mata pencaharian
Media belajar termasuk ke dalam lingkup sarana dan prasarana belajar, yang
untuk kegiatan belajar membaca, menulis dan berhitung dan bahan-bahan serta
1.Alat peraga disiapkan oleh tutor dalam bentuk gambar-gambar, poster, kartu huruf,
buku-buku dan alat praga lainnya. Selain memanfaatkan alat praga yang sudah jadi,
243
2.Media belajar yang digunakan untuk belajar keterampilan terdiri dari bahan-bahan
baku, dengan memanfaatkan potensi lokal dan peralatan untuk mengolah bahan
baku untuk belajar keterampilan. Tutor bersama penyelenggara dan warga belajar
3.Penggunaan media belajar itu dilakukan tutor dimana warga belajar diminta aktif
tutor membimbing warga belajar dalam pemanfaatan media belajar sehingga media
belajar yang digunakan itu dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar
kemampuan warga belajar dalam proses pembelajaran dan kemampuan akhir warga
yang sudah disiapkan, selanjutnya dilakukan tutor pengolahan data. Berdasarkan data
Aspek yang dinilai terdiri dari: (1) kemampuan membaca, menulis dan
yang baik dan benar; (3) pengetahuan dasar; (4) keterampilan fungsional; dan (5)
program KF terdiri dari: (1) format evaluasi dalam proses pembelajaran; (2) format
evaluasi aktivitas warga belajar; (3) format evaluasi minat dan motivasi warga
belajar; (4) format evaluasi kemampuan calistung warga belajar; (5) format evaluasi
kecakapan dasar fungsional warga belajar; dan (6) rekapitulasi hasil evaluasi
hasil pengolahan data uji coba terbatas. Data uji coba terbatas untuk kelompok
kontrol (k) model konvensional dan kelompok eksperimen (e) model berbasis
dikemukakan oleh (Hadi :2003). Responden uji coba terbatas ini terdiri dari 15 orang
pengelola program pendidikan keaksaraan fungsional dari Kota Padang dan 15 orang
dari Kabupaten Tanah datar yang berasal dari lembaga pendidikan nonformal
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Dilakukan pengumpulan data dari hasil instrument uji coba yang diperoleh
fungsional model konvensional (model lama) kelompok kontrol dan model berbasis
Hasil pengolahan data diperoleh skor rata-rata pada kelompok kontrol (51,7)
kelompok eksperimen ( 86,03), simpangan baku ( 9,64) dan standar deviasi ( 3,11).
Tingkat capaian pada kelompk kontrol (36,32%) dan ( 89,99%) pada kelompok
eksperimen. Diperoleh skor t hitung ( 4,87), t tabel dengan (db) 29 pada taraf keper-
cayaan 95% adalah (2.045) dan 99% ( 2,756). Dengan demikian dapat dijelaskan t hi-
tung > t tabel maka (Ho) ditolak dan (Ha) diterima. Kesimpulan dari penelitian ini
berbasis kebutuhan belajar masyarakat lebih besar dari efektifitas model pengelolaan
program konvensional”.
Dilakukan pengumpulan data dari hasil instrument uji coba yang diperoleh
fungsional model konvensional (model lama) kelompok kontrol dan model berbasis
eksperimen , jumlah kuadrat dan jumlah kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut
ini dijelaskan distribusi data pembelajaran program keaksaraan fungsional dari hasil
Hasil pengolahan data diperoleh skor rata-rata pada kelompok kontrol (73,1)
(10,64). Tingkat capaian pada kelompk kontrol (39,32%) dan ( 91,99%) pada
kelompok eksperimen. Diperoleh skor t hitung ( 6,57), t tabel dengan (db) 19 pada
taraf kepercayaan 95% adalah (2,093) dan 99% ( 2,861). Dengan demikian dapat
dijelaskan t hi-tung > t tabel maka (Ho) ditolak dan (Ha) diterima. Kesimpulan dari
Model yang disusun atas dasar hasil uji coba dan dievaluasi, selanjutnya
diperbaiki isi dan formatnya agar lebih sempurna dalam mengimplementasikan dan
masyarakat.
sudah ada dan dikembangkan oleh peneliti sehingga yang direvisi adalah kegiatan
fungsional se Sumatera Barat yang mewakili daerah Kabupaten /Kota diambil secara
249
random sejumlah 30 orang. Kegiatan uji coba ini bekerja sama dengan bidang PNFI
Dinas Pendidikan Sumatera Barat dalam acara diklat pengelola program pendidikan
keaksaraan fungsional.
1.Data pengelola program keaksaraan fungsional pada uji coba secara luas
Hasil pengolahan data diperoleh data skor rata-rata kelompok kontrol ( 56, 36)
simpangan baku ( 2,47), standar deviasi ( 2,57) dan tingkat capaian pengelolaan
rata ( 87,45)., simpangan baku ( 18,92), standar deviasi ( 4,35) dan tingkat capaian
(90,05%). Diperoleh skor t hitung ( 7,90), t tabel dengan (db) 29 pada taraf keper-
cayaan 95% adalah (2.045) dan 99% ( 2,756). Dengan demikian dapat dijelaskan t hi-
tung > t tabel maka (Ho) ditolak dan (Ha) diterima. Kesimpulan dari penelitian ini
berbasis kebutuhan belajar masyarakat lebih besar dari efektifitas model pengelolaan
program konvensional”.
Berdasarkan hasil uji coba secara luas dapat disimpulkan bahwa model
program, sehingga model yang ditawarkan ini akan dapat dijadikan solusi dalam
masih memiliki berbagai keterbatasan dan belum dikelola secara profesional maka
dari itu perlu dirumuskan model pengelolaan program berbasis kebutuhan belajar
masyarakat.
Selanjutnya dilakukan uji coba secara luas, dimana responden penelitian ini
Kegiatan uji coba ini bekerja sama dengan bidang PNFI Dinas Pendidikan Sumatera
2.Data tutor pendidikan keaksaraan fungsional pada uji coba secara luas
Hasil pengolahan data diperoleh data skor rata-rata kelompok kontrol ( 89,48)
simpangan baku ( 90,22), standar deviasi ( 9,50) dan tingkat capaian pembelajaran
rata ( 105,63)., simpangan baku ( 1,90), standar deviasi ( 1,38) dan tingkat capaian
(94,05%). Diperoleh skor t hitung ( 9,41), t tabel dengan (db) 29 pada taraf keper-
cayaan 95% adalah (2.045) dan 99% ( 2,756). Dengan demikian dapat dijelaskan t hi-
tung > t tabel maka (Ho) ditolak dan (Ha) diterima. Kesimpulan dari penelitian ini
yang ditawarkan ini akan dapat dijadikan solusi dalam memecahkan masalah-masalah
fungsional.
yang konvensional masih memiliki berbagai keterbatasan dan belum dikelola secara
profesional maka dari itu perlu dirumuskan model pembelajaran berbasis kebutuhan
belajar masyarakat.
maka diadakan kegiatan Fokus Group Discution (FGD) dalam rangka meminta
Kegiatan ini di ikuti oleh beberapa kalangan yang terdiri dari akademisi pendidikan
kebutuhan belajar sebagian besar poin –poin disepakati, namun ada beberapa aspek
pembelajaran, sebagian besar disepakati dan hanya beberapa poin yang diberikan
No Variabel/Sub
Indikator Masukan Keterangan
variabel
A Pengelolaan Petunjuk teknis pengelolaan prog-
program ram kaksaraan fungsional
masyarakat.
produk lebih efektif dari yang konvensional atau tidak. Selanjutnya peneliti meminta
kepada mereka yang ahli dalam bidang manajemen pendidikan (Dr. Syafruddin
Wahid MPd) , psikhologi pendidikan ( Dr. Solfema, MPd) dan evaluasi pendidikan
(Dr. Najibah Taher,MPd). Untuk memvalidasi model baru yang dirancang tersebut
Res No Item
Ponden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Total
1 5 4 5 4 2 5 4 4 3 4 5 4 4 3 2 4 62
2 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 5 5 63
3 5 5 4 3 4 5 5 4 3 5 4 3 3 4 5 4 66
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa total nilai model pengelolaan
1 (62), validator 2 (63) dan validator 3 (66). Berikut ini dijelaskan hasil penilaian
Res No Item
Ponden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
1 4 5 5 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 5 3 63
2 5 5 5 4 3 4 5 4 4 5 4 3 4 4 5 64
3 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 3 3 5 5 64
Data di atas dapat dijelaskan bahwa total nilai model pembelajaran pendidikan
belajar masyarakat.
259
Berdasarkan hasil validasi pakar yang telah dilakukan , diperoleh data hasil
Untuk validitas berdasarkan ketepatan yang ada, nilai total koreksi item yang
dikoreksi harus lebih besar dari 0.36 . Berdasarkan perhitungan SPSS , maka
261
dinyatakan semua item valid, karena tidak ada satupun total koreksi item yang
bernilai kecil atau sama dengan 0,36. Dengan demikian secara umum terlihat bahwa
model pengelolaan program dan pembelajaran sudah mengacu pada kategori valid,
sehingga model ini sudah layak untuk diuji cobakan dan digunakan dalam
dengan dibentuknya kelompok belajar usaha, maka mereka tetap berkumpul bersama
untuk tetap belajar. Melakukan kegiatan saling membelajarkan diantara mereka, akan
sehingga model yang ditawarkan ini akan dapat dijadikan solusi dalam memecahkan
yang konvensional masih memiliki berbagai keterbatasan dan belum dikelola secara
professional maka dari itu perlu dirumuskan model pembelajaran berbasis kebutuhan
belajar masyarakat.
Hasil analisis dari model konvensional yang dengan berbagai kekurangan dan
merumuskan silabus, RPP dan bahan belajar dikarenakan mereka tidak memahami
contoh disain silabus, Rencana Program Pembelajaran dan bahan ajar. Selanjutnya
diberikan contoh dalam bentuk berbagai format identifikasi kebutuhan dan sumber
belajar.
267
pada pendekatan secara formal dimana tutor lebih mendominasi kegiatan belajar
b.Produk Akhir
Produk akhir dari penelitian ini terdiri dari dua buku yaitu (1). Buku untuk
pembelajaran.
penilaian dan pengembangan. Selain dari itu juga memuat berbagai format untuk
(andragogy), metode belajar, materi pembelajaran, media belajar dan evaluasi hasil
belajar. Selain dari itu juga terdapat contoh Silabus dan RPP serta perangkat bahan
ajar berbasis kebutuhan belajar, berbagai format identifikasi proses pembelajaran dan
dengan membuatkan makalah dari hasil penelitian dan ikut serta dalam seminar
Internasional yang diadakan oleh Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP UNP Padang,
pada tanggal 6 Juli 2013. Peserta seminar Internasional terdiri dari akademisi dan
praktisi pendidikan luar sekolah. Makalah yang disajikan itu di muat ke dalam
Model ini juga disebarkan kepada mahasiswa PLS yang mengambil mata
kuliah Pengelolaan Program PLS sebagai bagian dari materi kuliah. Kegiatan ini
fungsional pada acara pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh bidang
PNFI dinas pendidikan propinsi Sumatera Barat pada bulan April sampai Juni tahun
C. BAHASAN
saraan fungsional dalam hal ini pimpinan PKBM dan pamong belajar sebagai
pengelola , menyusun program berdasarkan data diperoleh dari data yang berada di
kantor nagari. Data calon warga belajar, tutor dan penyelenggara lapangan serta
potensi lokal diperoleh dari dokumen di kantor wali nagari, dan wawancara dengan
selanjutnya disusun program sesuai dengan data diperoleh dan belum di konfir-
dampingi tutor untuk mengajar dan membantu kalau terjadi permasalahan dalam
proses belajar. Pengelola datang ke lapangan rata-rata dua kali pertemuan yaitu
sewaktu pembukaan dan pada acara penutupan. Belum ada dilakukan evaluasi dan
tempat belajar dan penyediaan alat dan sarana belajar, dan pengembangan dalam
tindak lanjut program seperti usaha produktif warga belajar belum dilakukan.
data warga belajar tentang tutor dan penyelenggara serta potensi lokal kepada
270
kusikannya pada pemerintahan setempat dalam hal ini wali nagari atau pemerintahan
Membuatkan surat tugasnya dari lembaga dalam rangka memberdayakan tutor dan
dan tutor dalam merumuskan tujuan dan menjabarkan program dalam bentuk
belajar. Merencanakan kerjasama dengan berbagai usaha dan industri lokal untuk
dapat mendukung pelaksanaan usaha produktif warga belajar. Usaha produktif ini
pendapat Marzuki (2009 :79) pengelola dan pendidik orang dewasa mempunyai
fungsi “(1) menilai kebutuhan belajar individu, lembaga dan masyarakat yang sesuai
untuk mengembangkan dan pelaksanaan efektif dari suatu program pendidikan orang
dewasa; (3) merumuskan tujuan yang sesuai dengan kebutuhan belajar yang
pelaksanaan program yang efektif , termasuk memilih dan melatih ketua kelompok
belajar, tutor, penyelenggara, pengatur fasilitas dan proses administrasi dan seleksi ,
penerimaan warga belajar, serta pembiayaan; dan (5) menilai efektifitas program
kemampuan berfikir ilmiah; (4) kemampuan mengasuh keluarga dan rumah tangga;
sikap dan motivasi untuk gemar belajar; (8) Kemampuan memperoleh dan
yang cepat; (12) kemampuan teknik perencanaan masa depan, pemanfaatan waktu,
tenaga dan keuangan; (13) kemampuan bersaing; (14) sikap keterbukaan; (15) sikap
272
peduli terhadap sesama dengan menghargai martabat manusia; dan (16) suka
belajar warga belajar pendidikan keaksaraan fungsional adalah: (1) bagaimana cara-
cara yang praktis untuk menaikkan penghasilan bagi setiap warga belajar; (2)
diri dan masyarakat; (5) bagaimana cara-cara terbaik untuk memelihara kerukunan
dalam bertetangga; (6) Bagaimana menggalang dana dan daya untuk kepentingan
lembaganya; (8) bagaimana cara-cara untuk meningkatkan fungsi dan prestise diri
dalam organisasi di masyarakat; dan (9) bagaimana cara-cara terbaik untuk dapat
tivasi sangat diperlukan agar program tetap berjalan dengan lancar. Sebagaimana
tentang tujuan-tujuan yang perlu dicapai oleh orang-orang yang melakukan kegiatan
yang diperuntukkan bagi masyarakat buta aksara agar mereka melek aksara dan dapat
meningkatkan taraf hidup serta cara berfikir warga belajar. Maka dari itu pengelolaan
bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan ada kriteria minimal yang harus terpenuhi
fungsional. Delapan standarisasi pendidikan itu terdiri dari (1) Standar isi: adalah
ruanglingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang
pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan; (2) Standar proses : adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
adalah standar yang berkaitan dengan tingkat pencapaian hasil belajar yang dicapai
oleh peserta didik (4) Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah standar
nasional yang berkaitan dengan kwalifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan (5) Standar sarana dan prasarana: standar pendidikan yang berkaitan
bengkel kerja, sumber belajar lain yang menunjang proses belajar mengajar (6)
pendidikan (7) Standar pembiayaan : standar yang mengatur komponen dan besarnya
biaya operasional yang berlaku selama satu tahun; dan (8) Standar penilaian adalah
standar yang mengatur mekanisme,prosedur dan instrumen hasil belajar peserta didik.
manfaat yang tinggi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin, dalam
pengelolaann program KF, tahap demi tahap seperti pada tahap perencanaan,
kebutuhan belajar dan potensi lokal. Hal ini akan dapat dijadikan acuan untuk
pada hakekatnya bagaimana program belajar itu dapat diminati oleh warga belajar
sehingga mereka termotivasi dalam belajar, kegiatan belajar dapat dijadikan sumber
kebutuhan belajar mereka,maka tanpa ada tutor dan penyelenggarapun mereka bisa
belajar. Walaupun program belajar sudah selesai, mereka tetap belajar mandiri
sehingga mereka tidak buta huruf kembali, karena motivasi belajar warga belajar
penghasilan bagi setiap warga belajar; (2) bagaimana menanggulangi secara efektif
kekayaan alam guna kepentingan diri dan masyarakat; (5) bagaimana cara-cara
dana dan daya untuk kepentingan kehidupan bersama; (7) Bbagaimana cara-cara
bagi dirinya, keluarga dan lembaganya; (8) bagaimana cara-cara untuk meningkatkan
fungsi dan prestise diri dalam organisasi di masyarakat; dan (9) bagaimana cara-cara
penyelenggara dan tutor yang memiliki kemampuan dalam managerial baik dalam
dan tutor terbina dengan baik dalam mengelola program pendidikan keaksaraan
nasional.
Pembelajaran. Tutor kurang memahami teknis membuatan silabus dan RPP, menurut
mereka terlalu rumit dan tidak mampu merumuskannya, karena belum pernah
diajarkan oleh pengelola. Data lapangan menunjukkan bahwa pada umumnya tutor
belum menyusun program pembelajaran dalam bentuk silabus dan rencana program
Sa’ud 2003) “pentingnya perencanaan (1) dengan adanya perencanaan kegiatan dapat
terarah dan adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan (2) dengan adanya
perencanaan dapat dilakukan perkiraan terhadap hal-hal yang akan dilalui pada tahap
alternative tentang cara yang terbaik (4) dengan perencanaan dilakukan skala
penyusunan prioritas (5) dengan adanya rencana aka nada suatu alat pengukur dan
pembelajaran, sedangkan warga belajar menjadi pendengar yang patuh terhadap isi
tutor, sehingga berbuat dan bertindak berdasarkan pilihan tutor. Seperti dalam
menentukanya, dan warga belajar mengikuti apa saja yang ditetapkan. Pembelajaran
warga belajar.
kalau belajar keterampilan dari awal sampai akhir hanya belajar keterampilan saja,
tidak ada belajar calistung. Belajar keterampilan untuk pendidikan keaksaraan dasar
dan keaksaraan lanjutan materinya sama saja, tidak ada tingkatannya. Karena warga
teratur dan logis yang dituangkan dalam kegiatan mencapai tujuan”. Metode
program pembelajaran. Pemilihan metode yang tepat dapat memotivasi warga belajar
278
untuk belajar. Selain itu metode dapat pula membantu sumber belajar dalam
tercapai.
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang teratur secara sistematis
metode yang bervariasi. Apabila metode yang digunakan tepat dan sesuai dengan
materi yang disajikan, maka tanggapan warga belajar akan baik terhadap kegiatan
Bahan ajar adalah materi belajar yang akan disampaikan pada warga belajar
dalam proses belajar. Pendidikan keaksaraan fungsional memberikan bahan ajar pada
warga belajar adalah belajar menulis, membaca dan berhitung dengan mempedomani
bahan ajar yang ada di sekolah dasar. Bahan ajar keterampilan diajarkan tersendiri
dan tidak terkait dengan belajar menulis,membaca dan berhitung. Kusnadi (2003:89)
“agar seorang sumber belajar selalu sukses dalam tugas belajarnya, maka harus
menguasai benar benar materi pembelajaran yang akan disajkan kepada warga
belajar”. Menurut Kamil (2006:102) materi merupakan “salah satu sumber belajar
yang berisikan seperangkat bahan belajar yang akan disajikan selama kegiatan
279
dicapai, maka materi yang disajikan harus sesuai dengan kebutuhan warga
dalam mengemas bahan materi pembelajaran yakni : (1) kesesuaian dengan tujuan
yang harus dicapai (2) kesederhanaan (3) unsur-unsur disain pesan (4) pengor-
Media belajar dalam bentuk alat praga untuk belajar pendididikan dasar
kurang digunakan oleh tutor kecuali papan tulis. Penggunaan media belajar untuk
pembelajaran keterampilan akan tetapi peralatannya belum tersedia. Maka dari itu
tutor meminta warga belajar untuk menyediakannya sesuai dengan keterampilan yang
akan dipelajari.
fungsional materi memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena itu materi
yang disajikan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan warga belajar atau
bermanfaat dan mudah di mengerti oleh warga belajar sehingga pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik. Begitu juga penggunaan media belajar hendaknya sinkron
dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tulis dan lisan, pengamatan
Prosedur melakukan penilaian pada warga belajar dilakukan oleh tutor melalui
melalui pengamatan, penilaian menulis dilakukan melalui karya tulis warga belajar
dan kemampuan berhitung dilakukan melalui pemberian soal berhitung yang mesti
lagi menggunakan instrumen penilaian proses belajar dan kemampuan hasil belajar
warga belajar.
dan evaluasi hasil belajar. Sebelum menyusun program belajar tutor meminta
pendapat warga belajar tentang keinginan mereka untuk belajar keterampilan yang
diminatinya, menentukan jadwal dan tempat belajar, sarana dan prasarana yang
digunakan serta hasil belajar yang diharapkan. Tutor merumuskan silabus, rencana
program pembelajaran dan bahan ajar yang praktis dimana di dalamnya memuat
pembelajaran.
evaluasi yang digunakan oleh tutor untuk melakukan penilaian itu bersama-sama
dengan warga belajar, dalam hal ini warga belajar juga dapat menilai dirinya sendiri.
merumuskan arah dan tujuan belajar; (5) menyusun pengembangan bahan belajar; (6)
melaksanakan kegiatan belajar; (7) melakukan penilaian program belajar dan hasil
belajar warga belajar”. Selanjutnya dipertegas oleh Sudjana (2000: 21) “pemanfaatan
sumber daya alam dan lingkungan sangat membantu dalam proses pembelajaran dan
education) pada dasarnya merupakan fenomena yang wajar dan alamiah dalam
kesempatan untuk terlibat dalam situasi pendidikan dari mulai lahir sampai
makna yaitu: kemampuan peserta didik meningkat, partisipasi daan demokrasi, dan
282
dimulsi dari perspektif yang kritis, dan pendidikan berbasis masyarakat menekankan
22)” pendidikan keaksaraan fungsional, tidak ada kurikulum standar yang dapat
kehidupan nyata di masyarakat, kebutuhan dasar masyarakat, minat dan bakat warga
belajar, kondisi masyarakat, geografis daerah dan tuntutan kehidupan global karena
perkembangan zaman, maka dari itu kurikulum yang dijabarkan menjadi silabus,
bahan ajar dan rencana pembelajaran itu disusun oleh Tutor berdasarkan aspirasi dan
belajar dan sumber belajar menjadi titik awal yang penting dalam pengelola program
kehidupan dan pekerjaan tidak dapat dipisahkan dan akan bermakna kalau materi
283
pengetahuan dasar. Program belajar berorientasi pada tindakan, oleh karena itu
program KF diarahkan untuk memobilisasi warga belajar agar mau bertindak untuk
memperbaiki kehidupannya.
lembaga yang diajak bekerja sama; (2) tingkat keinovativan program,apakah program
itu dikembangkan inovatif atau tidak, sejalan dengan perkembangan dan perubahan
(3) tingkat fleksibel program juga harus menjadi perhitungan; (4) sasaran akhir
program atau lulusan apa yang akan dihasilkan; (5) kemampuan pengawasan dan
pengendalian program terutama diarahkan pada mutu proses pengelolaan dan proses
untuk mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam situasi tertentu guna
komponen dari warga belajar, sumber belajar, pamong belajar, ragi kelompok belajar,
sarana belajar, tempat belajar, motivasi belajar program belajar dan hasil belajar.
284
nasional terutama standar isi, yang belum memiliki silabus, rencana pembelajaran dan
bahan ajar yang disusun oleh tutor. Standar pengelolaan dan pembiayaan, standar
potensi lokal serta melakukan penilaian program dan hasil belajar, melanjutkan
belajar.
Rencana Program Pembelajaran (RPP) dan bahan ajar berbasis kebutuhan belajar
penyelenggara dan tutor serta berbagai instumen dan format untuk dapat digunakan
1. Kelebihan Model
sis kebutuhan belajar masyarakat spesifiknya pada pengelolaan program yang dapat
sional dapat dijadikan pedoman bagi tutor dalam melaksanakan pembelajaran baik
silabus hasil identifikasi kebutuhan belajar dan potensi lokal dari masyarakat pesisir
pantai dan daerah daratan (pertanian) sehingga dapat dijadikan pedoman oleh tutor
yang praktis, turunan dari silabus yang dapat dipedomani oleh tutor dalam menyusun
kemampuan warga belajar, sehingga dapat digunakan oleh tutor untuk melakukan
yang dihadapi tutor dan penyelenggara tidak luput dari perhatian pengelola
program.
287
karena diperlukan koordinasi yang baik dan saling percaya, saling melengkapi
4) Dapat digunakan sebagai acuan oleh pengelola dan tutor dalam menjalin
2. Kelemahan Model
karena masih ada pekerjaan pokok yang mereka lakukan, sehingga waktu yang
b. Keterbatasan waktu dan dana yang tersedia untuk biaya transportasi dalam
pendidikan mereka hanya tamat SMA atau Sarjana yang bukan berlatar belakang
yang interaktif.
288
E. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan pengumpulan data hanya pada dua daerah Kabupaten
Tanah Datar dan Kota Padang, oleh karena itu data yang diperoleh juga masih
penyelenggara dan tutor, dan belum sampai pada warga belajar untuk dapat
3. Uji coba model belum sampai melihat pengelola, penyelenggara dan tutor
BAB V
A. Simpulan
program kegiatan (b) menentukan dan menetapkan berbagai sumber yang dibutuhkan
baik sumber material, finasial maupun non material (c) memasyarakatkan (sosialisasi)
program ke masyarakat dan ke pemerintah daerah (d) menerima warga belajar (e)
mencari kebutuhan warga belajar berkaitan dengan materi yang dikembangkan dalam
program (f) menetapkan kebutuhan materi pembelajaran (g) menetapkan target dan
tujuan program (h) menyusun kurikulum dan materi belajar (i) menjalankan program; (j)
dirumuskan dari data identifikasi, kemudian dilakukan koordinasi, pelatihan dan sosialiasi
menjabarkan tugas secara jelas. Penggerakan program dengan melakukan motivasi dan
persuasi pada penyelenggara, tutor dan warga belajar. Pembinaan dengan melakukan
pengawasan dan supervisi pada pelaksana program. Penilaian dilakukan dengan menilai
290
input, proses dan kinerja ketenagaan. Pengembangan atau tindak lanjut program dengan
belajar untuk menentukan materi belajar yang disusun dalam rencaana program
pembelajaran (c) merumuskan arah dan tujuan belajar (d) menyusun pengembangan
bahan belajar (e) menyiapkan media, alat dan bahan praktek (f) melaksanakan kegiatan
belajar mengajar dengan menggunakan metode yang bervariasi (g) melakukan penilaian
bentuk silabus dan RPP, melakukan pendekatan pembelajaran (andragogy), memilih metode
yang tepat, menyusun materi belajar untuk belajar teori dan praktek, menggunakan media
yang cocok untuk belajar teori dan praktek, dan melakukan evaluasi hasil belajar dengan
menggunakan instrument evaluasi yang sudah disiapkan oleh tutor . Program belajar
pendidikan keaksaraan fungsional terdiri dari belajar membaca, menulis dan berhitung,
Indonesia yang baik dan benar serta belajar keterampilan untuk dapat dijadikan usaha
produktif dengan memanfaatkan potensi lokal, sehingga hasil produksi mempunyai nilai
ekonomi .
B. Implikasi
1. Penanggung jawab program pendidikan keaksaraan fungsional agar dapat memahami sub-
291
masyarakat.
3. Pelaksana lapangan selalu mendampingi tutor dalam pelaksanaan pembelajaran agar fa-
litas yang diperlukan dapat disediakan, sehingga pembelajaran berjalan lacar. Disamping
itu dapat membantu tutor dalam memotivasi warga belajar serta mencarikan solusi
4. Tutor dapat mempedomani model dalam menyusun silabus, membuat RPP dan melakukan
penilaian hasil belajar dengan menggunakan format yang dicontohkan pada pembelajaran
5. Pengelola dan tutor dapat menindak lanjuti kegiatan belajar menjadi kegiatan usaha eko -
Nomi produktif dengan pengembangan usaha kelompok melalui kemitraan dengan pe-
C. Saran
daya seperti penetapan tutor dan penyelenggara dilakukan berdasarkan seleksi secara
tutor dan penyelenggara. Perlu dilakukan penilaiaan terhadap tutor dan penyelenggara
belajar usaha dapat mereka jadikan wadah untuk berproduksi yang menghasilkan dan
tempat saling membelajarkan apa yang dipelajarinya dalam kelompok belajar sehingga
perangkat pembelajaran seperti silabus, rencana program pembelajaran (RPP) dan bahan
kebutuhan belajar dan potensi lokal. Hendaknya tutor dapat mempedomani format
penyusunan silabus, RPP dan bahan ajar. Hendaknya tutor melakukan pendekatan
dan media yang bervariasi dan bahan belajar disusun sedemikiaan rupa yang me-
belajar yang disajikan terdiri dari (1) pengenaalan bahan dan alat (2) proses kerja (3) hasil
produksi dan (4) analisis usaha. Hendaknya dalam melakukan evaluasi belajar
293
menggunakan format evaluasi yang terdiri dari (a) format evaluasi dalam melakukan
proses pembelajaran (b) format untuk menilai aktivitas warga belajar (c) format evaluasi
dalam menilai minat dan motivasi warga belajar (d) format evaluasi untuk menilai
kemampuan membaca, menulis, berhitung dan berkomunikasi warga belajar (e) format
evaluasi untuk menilai kecakapan dasar fungsional warga belajar dan (f) format
rekapitulasi hasil evaluasi kecakapan dasar fungsional warga belajar. Tutor hendaknya
mendokumentasikan hasil evaluasi dengan baik dan rapi yang kemudian membuatkan
sertifikat hasil belajar dalam bentuk SUKMA (surat keterangan melek aksara) dan STTB
DAFTAR RUJUKAN
Kamil, Mustofa (2006) Magang Sebagai Sebuah Model Pembelajaran PLS, Hand
Out. Jurnal PLS. Bandung.
Moris , William ( 1976) The American Haritage Dictionary of the English language,
Boston Houngton Mifftin.CO
Suciaty & Prasetio Irawan (2001) Organisasi dan Motivasi.Jakarta. Bumi Aksara
LAMPIRAN
298
Lampiran 1
KISI-KISI PENELITIAN
Judul : Pengelolaan Program Pendidikan Keaksaraan Fungsional
No Variabel Sub Variabel Indikator
1 Pengelolaan Perencanaan Pengumpulan data dari sasaran, sumber
Program belajar ,dan sarana, prasarana.
Penetapan program KF Dasar dan KF
lanjutan
Menyusun program yang terdiri dari
perumusan tujuan,penetapan sasaran, tim
pelaksana, waktu belajar,tempat belajar,
sumber dan pengunaan dana, sarana
belajar, program belajar, indikator
keberhasilan program dan tindak lanjut
dari program KF
Pengorganisasian Pembentukan struktur dan pengaturan
sumber daya sesuai dengan bidangnya.
Penjabaran tugas dari pengelola, penye-
lenggara dan tutor.
Penggerakan Memberikan orientasi/melatih tutor dan
penyelenggara tentang orientasi tugas
Melaksanakan kegiatan pembelajaran
Melaksanakan kegiatan administrasi .
Melaksanakan kegiatan motivasi pada
warga belajar.
Pembelajaran belajar.
Identifikasi minat dan kebutuhan belajar
warga belajar
Identifikasi potensi lokal yang mungkin
dimanfaatkan untuk belajar.
Rumuskan program belajar dalam bentuk
silabus dan menyusun Rencana Program
Pembelajaran
Pendekatan Kegiatan pembelajaran dengan meng-
pembelajaran gunakan pendekatan andragogy.
Penampilan dan sikap tutor dalam
pembelajaran
Suasana belajar yang diciptakan tutor
dalam pembelajaran.
Interaksi pembelajaran yang dilakukan
tutor untuk belajar calistung dan belajar
keterampilan.
Pelaksanaan Administrasi dan pencatatan
kemajuan belajar warga belajar
Pendekatan pembelajaran untuk belajar
calistung
Pendekatan pembelajaran untuk belajar
keterampilan produktif.
Metode Belajar Penggunaan metode belajar untuk belajar
membaca,menulis dan berhitung.
Penggunaan metode belajar untuk belajar
pendidikan keterampilan.
Materi/Bahan ajar Ketersediaan bahan belajar yang sesuai
dengan tema belajar.
Susunan Bahan belajar yang praktis berisi
pengetahuan calistung dan keterampilan
produktif.
Penyusunan materi belajar yang
bersumber dari kebutuhan belajar dan
pemanfaatan potensi lokal.
Peneliti,
( Irmawita )
301
Lampiran2
INSTRUMEN PENELITIAN
A. Perencanaan program
1. Bagaimana anda mengumpulan data dari sasaran, sumber belajar ,dan sarana, prasarana
yang dibutuhkan untuk program KF, dan apakah ada melakukan identifikasi kebutuhan
2. Bagaimana menetapan program KF Dasar dan KF lanjutan untuk calon warga belajar ?
3. Bagaimanakah anda menyusun program yang terdiri dari perumusan tujuan, penetapan
sasaran, tim pelaksana, waktu belajar, tempat belajar, sumber dan pengunaan dana,
sarana belajar, program belajar, indikator keberhasilan program dan tindak lanjut dari
program KF. Apakah dalam menyusun program ini melakukan koordinasi dengan tutor
B. Pengorganisasian Program
1. Seperti apa struktur organisasi yang ditetapkan, apakah penetapan sumber daya sesuai
dengan bidangnya. ?
C. Penggerakan Program
1. Apakah pengelola memberikan orientasi atau melatih tutor dan penyelenggara tentang
orientasi tugas ?
belajar?
D. Pembinaan Program
administrasi ?
E.Penilaian Program
keuangan ?
2. Apakah pengelolan melakukan penilaian terhadap kemampuan kerja dari Tutor dan
penyelenggara program ?
F.Pengembangan Program
1.Apakah pengelola menjalin kerjasama dengan perangkat desa dan pemuka masyarakat
untuk pelaksanaan program keaksaraan, dan apa bentuk kerjasama yang dilakukan ?.
A.Perencanaan Pembelajaran
2. Apakah tutor melakukan Identifikasi minat dan kebutuhan belajar warga belajar ?
3. Apakah tutor melakukan Identifikasi potensi lokal yang mungkin dimanfaatkan untuk
belajar.
4.Apakah tutor merumuskan program belajar dan dalam bentuk apa silabus yang
disusun oleh tutor, dan bentuk apa silabus yang disusun tersebut ?
5.Apakah tutor menyusun rencana program pembelajaran, dan bentuk apa rencana
B.Pendekatan Pembelajaran
4. Bagaimanakah interaksi pembelajaran yang dilakukan tutor untuk belajar calistung dan
belajar keterampilan ?
C.Metode Belajar
D.Materi/Bahan Ajar
1. Apakah ketersediaan bahan belajar yang sesuai dengan tema belajar merupakan hasil
2.Apakah bahan belajar itu disusun secara praktis berisi pengetahuan calistung dan
keterampilan produktif. ?
3.Apakah menyusunan materi belajar iru bersumber dari kebutuhan belajar dan
E.Media Belajar
1. Seperti apa alat praga yang digunakan untuk belajar menulis, membaca dan berhitung
2. Seperti apa sajakah alat , bahan keterampilan dan sarana belajar keterampilan yang
disiapkan untuk belajar, apakah cukup tersedia dan bagaimana cara mengadakannya ?
1.Apaka tutor melakukan kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan awal warga
Belajar ?
2 Apakah ada instrumen yang digunakan untuk melakukan penilaian proses dan hasil
keterampilan fungsional. ?
8. Pelaksanaan motivasi
9. Pelaksanaan admnistrasi
Penggerakan 10.Pelaksanaan komunikasi efektif
6.Pendekatan kooperatif
7.Pendekatan berpusat pada masalah
8.Pendekatan proyektif
Nama : :…………………………….
Pengelola Program KF di :…………………………….
Tanggal Pengisian :……./…………./…………
Petunjuk pengisian
Isilah pernyataan dibawah ini dengan tanda cek Lish (V)pada setiap pernyataan SB (Sangat
Baik/selalu), B (Baik/sering), KB (Kurang Baik/jarang), dan TB (Tidak Baik/tidak pernah).
Responden : Pengelola Program Keaksaraan Fungsional
Alternatif Jawaban
No Pertanyaan
Sl SR JR TP
Aspek Perencanaan
1 Anda melibatkan penyelenggara, tutor dan pemuka
masyarakat di desa itu dalam menyusun perencanaan
program keaksaraan fungsional.
2 Anda menggunakan format identifikasi kebutuhan
belajar untuk mengungkapkan data kepentingan
menyusun perencanaan.
3 Anda mengkonsultasikan data warga belajar, tutor dan
penyelenggara kepada pemerintahan desa
4 Rumusan tujuan untuk KF dasar dan KUM anda
tentukan proporsi untuk pendidikan dasar dan
pendidikan keterampilan produktif
5 Perencanaan program anda buat secara tertulis dan
dijadikan pedoman untuk melaksanakan program .
B
Aspek Pengorganisasian
6 Pengelompokan warga belajar berdasarkan identifikasi
kebutuhan belajar
7 Perekrutan tutor dan penyelenggara berdasarkan hasil
seleksi yang kemudian ditetapkan berdasarkan surat
tugas.
8 Anda melakukan pendidikan dan pelatihan kepada tutor,
penyelenggara dalam rangka memberikan pemahaman
terhadap tugas-tugas dan tanggung jawabnya.
C
Aspek Penggerakan
9 Anda bersama penyelenggara dan tutor melakukan
kegiatan motivasi kepada warga belajar dalam
melakukan proses pembelajaran.
10
Anda melakukan administrasi program secara berkala
308
Nama : :…………………………….
Tutor Program KF di :…………………………….
Tanggal Pengisian :……./…………./…………
Petunjuk pengisian
Isilah pernyataan dibawah ini dengan tanda cek lish (V) pada setiap pernyataan SB (Sangat
Baik/selalu), B (Baik/sering), KB (Kurang Baik/jarang), dan TB (Tidak Baik/tidak pernah).
Responden : Tutor Program Keaksaraan Fungsional
Alternatif Jawaban
No Pertanyaan
SL SR JR TP
A Aspek Perencanaan Pembelajaran
Lampiran 6
INSTRUMEN FOKUS GROUP DISCUTION
No Variabel/Sub
Indikator Masukan Keterangan
variabel
A Pengelolaan Petunjuk teknis pengelolaan
program program pendidikan kaksaraan
fungsional
Lampiran 6
DATA HASIL UJICOBA TERBATAS
t hitung = 4,87, t tabel db 29 taraf kepercayaan 95% = 2,045 dan taraf kepercayaan 99%
= 2,756 t hitung > dari t tabel maka hipotesis (H0) di tolak dan hipotes (Ha) diterima
317
2 2
SD Me = Ee 22527, 55
_____ = ___________ = 59,28
n 20
_______ ___________
Ne – 1 20 - 1
_______ ________ Me - Mk
SDMk =VSD2Mk =V 113,28 = 10,64 t = __________________________________
___________________________________
________ _______ = 7,69 V( SD2Mk) +(SD2Me)-2rke(SDMk)(SDMe)
SDMe =VSD2Me =V 59,28
t hitung = 6,57 dengan db 19 t tabel pada taraf kepercayaan 95% = 2,093 dan taraf
kepercayaan 99% = 2,861. t hitung > dari t tabel maka (Ha) di terima dan (H0 ) ditulak
319
t hitung = 7, 90 t tabel db 29 taraf kepercayaan 95% = 2,045 dan 99% = 2,756, t hitung > t tabel maka (Ha)
diterima dan (H0) ditolak.
321
2 2
SD Mk = Ek (78494,47)
_____ = _________ = 90,22
n 30
_______ __________
Nk – 1 30 - 1
2 2
SDMe = Ee (1650,6)
_____ = _______ = 1,90
n 30
_______ ________
Ne – 1 30 - 1
_______ __________ Me - Mk
SDMk =VSD2Mk =V (90,22) = 9,50 t = __________________________________
___________________________________
________ ______ = 1,38 V( SD2Mk) +(SD2Me)-2rke(SDMk)(SDMe)
SDMe =VSD2Me =V (1,90)
105,63 – 89,48
Mk = Ek/ n = 2684/30 = 89,48 t = ____________________________________ 16,5
____________________________________ = ______ = 9,41
Me = Ee / n = 3169/30 = 105,63 V (90,22) +( 1,90) – 2 ( - 8,41)(9,50)(1,38) 1,754
t hitung 9,41 > dari t tabel db 29 = 2,045 pada taraf kepercayaan 95% dan 2,756 pada taraf
kepercayaan 99%. Hasil penelitian ini adalah (Ha) diterima dan (H0) ditolak.
323
Lampiran 8
HASIL FOKUS GROUP DISCUTION
No Variabel/Sub
Indikator Masukan Keterangan
variabel
A Pengelolaan Petunjuk teknis pengelolaan
program program pendidikan kaksaraan
fungsional
Lampiran 9
Data Lembaga Penyelenggara Program Pendidikan KF di Kota Padang
Sumber: Dinas Pendidikan bagian bidang PNFI Kota Padang tahun 2012.
327
4 PKBMSurya 12 4 6
7 PKBM Amanah 10 3 4
8 PKBM Andalusia 12 5 6
9 PKBM SMS 6 2 2
10 PKBM Sejahtera 14 4 7
13 PKBM Pradana 15 5 5
14 PKBM Amor 6 4 6
15 PKBM Anissa 10 4 5
20 PKBMTunas Bangsa 2 2 2
Data Penyelenggara dan Tutor Pendidikan Keaksaraan Fungsional di Kab. Tanah Datar
7 PKBM Assalam 12 8 10
Jumlah 100 62 70
Lampiraan 10
Rekapitulasi hasil penelitian Data Pengelola Program KF Uji Coba Terbatas
Model Konvensional
Res No Item
Ponden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 3 1 1 1 2 1 1 1 1
3 1 1 1 3 3 1 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1
4 2 1 3 2 1 1 3 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1
5 2 2 2 1 1 2 3 1 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1
6 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3
8 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4
9 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
10 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4
11 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3
12 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4
13 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3
14 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 1 3 3 2 3 4 3 3
15 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3
16 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
17 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 1 3 3 2 3 3 3 3
18 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3
19 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4
20 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 1 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4
21 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3
22 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3
23 4 3 2 3 4 4 2 3 3 1 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3
24 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
25 3 3 2 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
26 1 1 1 2 2 2 1 2 3 1 1 1 1 2 3 1 2 1 2 1 1
27 2 2 3 2 2 2 3 2 4 2 2 4 2 2 3 1 3 2 2 1 1
28 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4
29 2 2 3 3 4 2 3 3 4 4 2 2 3 3 4 4 4 3 2 2 2
30 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3 4 4 4 2 4 3 3 4 2 2 2
330
Res
Ponden
22 23 24 25 skor
1 1 1 1 1 29
2 2 1 1 1 32
3 4 1 1 2 45
4 1 2 2 2 41
5 1 1 1 1 37
6 3 4 4 4 63
7 4 4 4 3 42
8 4 4 3 3 67
9 3 3 3 3 73
10 4 4 3 3 36
11 1 1 1 1 32
12 4 4 3 4 43
13 3 4 3 4 41
14 3 3 3 3 45
15 3 3 3 3 65
16 4 3 4 4 38
17 4 4 3 4 36
18 3 2 3 3 75
19 4 3 3 3 65
20 3 3 1 3 45
21 2 4 3 3 78
22 4 4 4 4 54
23 4 3 2 3 57
24 3 4 4 4 43
25 3 3 2 3 32
26 2 1 2 2 39
27 3 3 3 1 67
28 4 4 4 4 87
29 3 2 1 1 68
30 4 4 3 3 80
5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3
6 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3
8 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4
9 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
10 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4
11 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3
12 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4
13 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3
14 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 1 3 3 2 3 4 3 3
15 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3
16 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
17 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 1 3 3 2 3 3 3 3
18 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3
19 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 1 1 1 1 1
20 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2 2 2
Res No Item
Ponden
22 23 24 25 26 27 28 29 30 Skor
1 2 4 2 2 4 3 2 2 1 57
2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 68
3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 78
4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 79
5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 66
6 3 4 4 4 4 3 4 3 4 76
7 4 4 4 3 4 3 3 3 3 54
8 4 4 3 3 4 3 3 3 3 56
9 3 3 3 3 3 4 4 4 4 65
10 4 4 3 3 4 4 3 3 3 65
11 4 3 4 3 3 4 3 4 3 66
12 4 4 3 4 4 3 4 3 3 53
13 3 4 3 4 4 3 3 3 3 76
14 3 3 3 3 4 3 3 3 3 89
15 3 3 3 3 3 4 3 3 3 98
16 4 3 4 4 4 4 3 4 4 76
17 4 4 3 4 4 3 4 4 4 83
18 3 2 3 3 3 3 3 3 3 68
19 4 3 3 3 4 4 4 4 2 87
20 4 3 2 4 3 3 3 4 3 102
332
Res
Ponden
22 23 24 25 skor
1 4 4 4 4 87
2 4 4 3 4 91
3 4 4 4 3 87
4 3 3 3 4 90
5 4 4 4 4 89
6 3 4 4 4 79
7 4 4 4 3 91
8 4 4 3 3 92
9 3 3 3 3 90
10 4 4 3 3 88
11 4 3 4 3 90
12 4 4 3 4 67
13 3 4 3 4 87
14 3 3 3 3 88
15 3 3 3 3 80
16 4 3 4 4 87
17 4 4 3 4 76
18 3 2 3 3 96
19 4 3 3 3 82
20 3 3 1 3 80
21 2 4 3 3 83
22 4 4 4 4 96
23 4 3 2 3 94
24 3 4 4 4 90
25 3 3 2 3 83
26 3 3 3 3 69
27 4 4 4 4 71
28 4 4 4 4 98
29 3 3 4 4 89
30 4 4 4 4 97
5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3
8 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4
9 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
10 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4
11 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
13 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3
14 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 1 3 3 2 3 4 3 3
15 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3
16 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
17 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 1 3 3 2 3 3 3 3
18 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4
Res No Item
Ponden
22 23 24 25 26 27 28 29 30 Skor
1 3 4 4 4 4 3 4 4 3 105
2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 102
3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 98
4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 115
5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 99
6 3 4 4 4 4 3 4 3 4 117
7 4 4 4 3 4 3 3 3 3 98
8 4 4 3 3 4 3 3 3 3 109
9 3 3 3 3 3 4 4 4 4 98
10 4 4 3 3 4 4 3 3 3 99
11 4 3 4 3 3 4 3 4 3 93
12 4 4 3 4 4 3 4 3 3 116
13 3 4 3 4 4 3 3 3 3 106
14 3 3 3 3 4 3 3 3 3 107
15 3 3 3 3 3 4 3 3 3 109
16 4 3 4 4 4 4 3 4 4 101
17 4 4 3 4 4 3 4 4 4 99
18 3 2 3 3 3 3 3 3 3 112
19 4 3 3 4 4 4 4 4 4 118
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106
335
Rekapitulasi hasil penelitian Data Pengelola Program KF Uji Coba Secara Luas
Model Konvensional
Res No Item
Ponden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 2 2 1 3 4 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1
2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1
3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4
4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4
5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3
6 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3
8 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4
9 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
10 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4
11 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3
12 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4
13 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3
14 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 1 3 3 2 3 4 3 3
15 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3
16 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
17 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 1 3 3 2 3 3 3 3
18 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3
19 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4
20 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 1 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4
21 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3
22 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3
23 4 3 2 3 4 4 2 3 3 1 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3
24 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
25 3 3 2 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
26 2 3 2 2 2 3 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1
27 2 3 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2
28 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 1 2 2 1
29 3 2 2 2 2 3 4 4 4 2 2 2 3 3 3 1 3 4 3 2 2
30 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 1 2
336
Res
Ponden
22 23 24 25 skor
1 1 1 1 1 37
2 1 1 1 1 32
3 4 4 4 3 56
4 3 3 3 4 41
5 4 4 4 4 37
6 3 4 4 4 69
7 4 4 4 3 57
8 4 4 3 3 67
9 3 3 3 3 87
10 4 4 3 3 36
11 4 3 4 3 39
12 4 4 3 4 43
13 3 4 3 4 86
14 3 3 3 3 45
15 3 3 3 3 65
16 4 3 4 4 68
17 4 4 3 4 36
18 3 2 3 3 75
19 4 3 3 3 65
20 3 3 1 3 45
21 2 4 3 3 70
22 4 4 4 4 54
23 4 3 2 3 50
24 3 4 4 4 46
25 3 3 2 3 32
26 2 2 1 2 39
27 4 4 4 4 67
28 4 4 3 3 65
29 2 2 2 1 68
30 3 3 3 3 69
5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3
6 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3
8 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4
9 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
10 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4
11 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3
12 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4
13 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3
14 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 1 3 3 2 3 4 3 3
15 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3
16 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
17 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 1 3 3 2 3 3 3 3
18 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3
19 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4
20 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 1 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4
21 2 3 3 4 1 2 2 3 3 3 2 3 2 4 3 4 2 2 1 1 1
22 3 3 3 4 4 3 1 2 1 2 3 2 4 4 2 4 2 4 4 4 1
23 2 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 4 4 2 3 4 3 2 3 2
24 4 3 3 2 1 4 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4
25 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 2 1 1 1 2 2 4 4 4 4 4
26 2 3 2 2 1 3 1 1 3 3 3 1 3 3 3 1 1 3 1 3 1
27 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1
28 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2
29 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 2 1 2
30 2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 2 4 3
22 23 24 25 26 27 28 29 30 Skor
1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 66
2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 68
3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 78
4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 79
5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 66
6 3 4 4 4 4 3 4 3 4 76
7 4 4 4 3 4 3 3 3 3 54
8 4 4 3 3 4 3 3 3 3 56
9 3 3 3 3 3 4 4 4 4 65
10 4 4 3 3 4 4 3 3 3 65
11 4 3 4 3 3 4 3 4 3 66
12 4 4 3 4 4 3 4 3 3 53
13 3 4 3 4 4 3 3 3 3 76
14 3 3 3 3 4 3 3 3 3 89
338
15 3 3 3 3 3 4 3 3 3 98
16 4 3 4 4 4 4 3 4 4 76
17 4 4 3 4 4 3 4 4 4 83
18 3 2 3 3 3 3 3 3 3 68
19 4 3 3 3 4 4 4 4 3 87
20 3 3 1 3 3 3 3 3 2 102
21 2 2 3 2 1 2 1 1 2 57
22 3 3 3 1 2 3 2 3 2 83
23 3 3 4 3 4 3 2 1 2 76
24 4 4 3 4 2 4 3 4 3 102
25 3 3 4 4 4 2 2 2 2 87
26 2 3 3 2 2 4 4 4 4 83
27 3 3 3 1 3 1 1 1 3 89
28 4 4 2 1 2 3 3 1 1 83
29 2 2 2 3 2 2 1 2 2 69
30 4 4 3 3 4 3 4 2 4 102
Rekapitulasi hasil penelitian Data Pengelola Program KF Uji Coba Secara Luas
Model Berbasis Kebutuhan Belajar Masyarakat
Res No Item
Ponden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 2 4 4 4
2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 6 4 4 4 3 3
3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4
4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4
5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3
6 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3
8 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4
9 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
10 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4
11 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3
12 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4
13 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3
14 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 1 3 3 2 3 4 3 3
15 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3
16 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
17 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 1 3 3 2 3 3 3 3
18 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3
19 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4
20 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 1 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4
21 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3
339
22 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3
23 4 3 2 3 4 4 2 3 3 1 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3
24 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
25 3 3 2 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
26 4 2 3 3 3 2 3 3 2 2 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4
27 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4
28 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
29 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 4 4
30 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Res
Ponden
22 23 24 25 skor
1 3 4 4 4 84
2 4 4 3 4 91
3 4 4 4 3 83
4 3 3 3 4 90
5 4 4 4 4 89
6 3 4 4 4 79
7 4 4 4 3 95
8 4 4 3 3 92
9 3 3 3 3 99
10 4 4 3 3 98
11 4 3 4 3 88
12 4 4 3 4 95
13 3 4 3 4 67
14 3 3 3 3 87
15 3 3 3 3 88
16 4 3 4 4 80
17 4 4 3 4 76
18 3 2 3 3 96
19 4 3 3 3 89
20 3 3 1 3 80
21 2 4 3 3 83
22 4 4 4 4 96
23 4 3 2 3 94
24 3 4 4 4 90
25 3 3 2 3 83
26 3 4 3 2 69
27 4 3 3 4 91
28 4 4 3 4 98
340
29 4 4 3 4 89
30 4 4 3 3 97
Rekapitulasi hasil penelitian Data Tutor Program KF uji coba secara luas
Res No Item
Ponden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 3 3 3 3 4 2 4 2 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3
3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4
4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4
5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3
6 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3
8 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4
9 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
10 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4
11 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3
12 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4
13 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3
14 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3
15 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3
16 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
17 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3
18 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
19 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4
20 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4
21 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4
22 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
23 4 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4
24 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4
25 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
26 4 3 4 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4
27 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4
28 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4
29 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4
30 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3
22 23 24 25 26 27 28 29 30 Skor
1 4 4 3 3 4 3 4 3 4 99
2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 102
3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 98
341
4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 115
5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 99
6 3 4 4 4 4 3 4 3 4 117
7 4 4 4 3 4 3 3 3 3 98
8 4 4 3 3 4 3 3 3 3 109
9 3 3 3 3 3 4 4 4 4 98
10 4 4 3 3 4 4 3 3 3 99
11 4 3 4 3 3 4 3 4 3 93
12 4 4 3 4 4 3 4 3 3 116
13 3 4 3 4 4 3 3 3 3 106
14 3 3 3 3 4 3 3 3 3 107
15 3 3 3 3 3 4 3 3 3 109
16 4 3 4 4 4 4 3 4 4 101
17 4 4 3 4 4 3 4 4 4 99
18 3 4 3 3 3 3 3 3 3 112
19 4 3 3 3 4 4 4 4 3 118
20 4 4 4 3 4 3 4 4 4 106
21 4 4 3 4 4 4 4 4 4 105
22 3 3 3 4 4 3 4 3 4 99
23 3 3 4 3 4 3 4 4 4 117
24 4 4 3 4 4 4 3 4 3 106
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 118
26 4 3 3 4 4 4 4 4 4 99
27 4 3 4 4 4 4 4 4 4 107
28 4 4 4 4 4 3 3 4 4 99
29 4 4 4 4 4 4 4 4 3 112
30 4 4 3 3 4 3 4 3 4 106
342