Sie sind auf Seite 1von 14

KONSTRUKSI MAKNA KHURUJ FI SABILILLAH BAGI ANGGOTA

JAMAAH TABLIGH DI KOTA PEKANBARU


Oleh : Mhd. Afdhalul Iman
E-mail: afdhaluliman@gmail.com
Pembimbing: Dr. Welly Wirman, S.IP M.Si

Jurusan Ilmu Komunikasi – Konsentrasi Hubungan Masyarakat


Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. H.R Soebrantas Km 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293
Telp/Fax. 0761-63277

Abstract

The existence of various Islamic groups in the community that developed into
a phenomenon that continues to grow today. One group was the Tablighi Jamaat. In
appearance, the group Tablighi Jamaat has characteristics that resemble groups of
Salafi-Wahabi. But in fact, these groups have some differences. One difference is
khuruj fi sabilillah. Khuruj fi sabilillah is taking the time path of Allah by using
treasure and myself, moving from one place to another to establish a friendship in the
framework of propaganda and sermons, from mosque to mosque worldwide. Da'wah
movement is actually not a local movement, but the movement of international
propaganda which originated in India in 1926 by Maulana Muhammad Ilyas and
continues to expand to all corners of the world to date. The development of the
missionary movement is evidenced by the many mosques into their activities. This
study aims to determine the motive, the meaning and experience of members of
Tablighi Jamaat communication in implementing the khuruj sabilillah in Pekanbaru
city. This study uses qualitative research with phenomenological approach. Subjects
consisted of five members of the Tablighi Jamaat in the city of Pekanbaru selected by
the snowball technique. The study used data collection techniques in-depth
interviews, participant observation, and documentation study. To achieve the validity
of the data in this study, the authors used the extension of participation and
triangulation. The results showed first, the motive member of Tablighi Jamaat
implement khuruj fi sabilillah in Pekanbaru City consists of a motive for (Because
motive) that is orders of Allah and worried to see the condition of the people. While
the motive of hope (in order to motive) that improve and encourage people to practice
religion. Second, the meaning of a given member of Tablighi Jamaat against him that
is jihad fi sabilillah, sacrifice for the religion, Historian life and struggle of the
prophet. Third, the communication experience categorized into two communication
experience fun in the form of a good reception from family, support from fellow
Tablighi Jamaat, a positive response from the public and community leaders. and
communication experience unpleasant form of a prohibition of family, satire and
scorn of the community and community objections.
Keywords : Jamaah Tabligh, symbolic interaction, Phenomenon, Khuruj fi
sabilillah

JOM FISIP voL. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 1


PENDAHULUAN sedangkan di kelompok lain tidak ada.
Berkembangnya berbagai macam Pembahasan mengenai khuruj fi sabilillah
aliran dan kelompok islam di masyarakat akan peneliti jelaskan dibagian khusus
dalam beberapa dekade terakhir menjadi penelitian ini. Di masyarakat Kota
fenomena di masyarakat. Pekanbaru sendiri, perkembangan
Perkembangannya terlihat dari berbagai kelompok ini cukup pesat. Hal ini
macam aktivitas yang mereka kerjakan, dibuktikan dengan banyaknya mesjid-
jumlah anggota yang semakin bertambah, mesjid yang menjadi tempat kajian rutin
dan tempat-tempat yang biasa menjadi kelompok mereka.
pusat kegiatan masing-masing kelompok. Jamaah Tabligh bukanlah gerakan
Dari sekian banyak kelompok islam dakwah yang hanya ada di Pekanbaru.
yang berkembang di masyarakat, ada Namun gerakan ini merupakan gerakan
beberapa kelompok yang dakwah internasional. Berawal dari
perkembangannya cukup pesat dan daerah bernama Mewat di India, syaikh
memiliki pengaruh di masyarakat. Maulana Muhammad Ilyas menggagas
Diantara kelompok-kelompok besar itu gerakan dakwah ini mulai tahun 1926
adalah Nahdathul Ulama, hingga menyebar ke seluruh penjuru
Muhammadiyah, Salafi-Wahabi, Jamaah dunia termasuk Indonesia dan terus
Tabligh, Hizbut Tahrir dan Ikhwanul berkembang hingga saat ini (Hadi, 2014:
Muslimin. Kelompok-kelompok ini 175)
memiliki sejarah yang cukup panjang dan Gerakan dakwah Jamaah Tabligh
cukup mempengaruhi kondisi sosial di meyakini dengan khuruj fi sabilillah
masyarakat. dapat memperbaiki kondisi umat yang
Masing-masing kelompok memiliki rusak karena meninggalkan agama.
karakteristik dan pemikiran tersendiri. mereka meyakini, dengan menjalani
Namun dalam penelitian ini, peneliti akan usaha dakwah yang seperti Rasulullah
memaparkan secara sederhana perbedaan Saw contohkan dengan mendatangi umat
antara kelompok Salafi-Wahabi dan secara langsung dapat memperbaiki moral
Jamaah Tabligh saja. Hal ini karena umat.
secara penampilan, kedua kelompok ini Namun dalam perjalanannya,
hampir mirip sehingga sering usaha dakwah ini mendapat tanggapan
menimbulkan bias. Jika diperhatikan, yang berbeda dari masyarakat. Ada
sekilas penampilan kedua kelompok sebagian yang mendukung karena merasa
mirip yaitu sering mengenakan jubah, bahwa Jamaah Tabligh telah berhasil
celana diatas mata kaki, dan memakmurkan masjid dan memperbaiki
memanjangkan janggut. Namun selain itu akhlak. Namun ada juga yang merasa
kedua kelompok ini memiliki perbedaan. heran bahkan menentang gerakan khuruj
Salah satu ciri khas dari Jamaah fi sabilillah ini. Hal ini karena sebagian
Tabligh adalah khuruj fi sabilillah. masyarakat menganggap bahwa anggota
Khuruj fi sabilillah adalah meluangkan Jamaah Tabligh yang melaksanakan
waktu dijalan Allah Swt dengan khuruj fi sabilillah tega meninggalkan
menggunakan harta dan diri sendiri, anak dan istri selama beberapa waktu
bergerak dari satu tempat ke tempat lain untuk dakwah. Memang usaha dakwah
untuk menjalin silaturahim dalam rangka khuruj fi sabilillah ini tidak mendapatkan
dakwah dan tabligh, dari mesjid ke keuntungan materi, bahkan anggota
mesjid di seluruh dunia. Kegiatan khuruj Jamaah Tabligh yang ikut khuruj justru
hanya dilakukan oleh Jamaah Tabligh, diwajibkan menyiapkan harta dan

JOM FISIP voL. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 2


kebutuhan pribadi selama menjalani Indonesia pada tahun 1952 dan mulai
khuruj fi sabilillah. berkembang pada 1974 (Amin, 2012: 37).
Berdasarkan latar belakang yang Salah satu alasan masifnya penyebaran
sudah peneliti paparkan diatas terkait gerakan ini adalah aktivitas mereka yang
fenomena kegiatan khuruj fi sabilillah cenderung menghindari politik sehingga
oleh Jamaah Tabligh yang mempengaruhi gerakan mereka tidak dinilai berbahaya
kehidupan masyarakat, peneliti tertarik bagi negara tujuan mereka (Amin, 2012:
untuk mengupas motif apa yang melatar 36).
belakangi anggota Jamaah Tabligh
melaksanakan khuruj fi sabilillah, Khuruj fi sabilillah
bagaimana pemaknaan mereka terhadap Secara bahasa, khuruj fi sabilillah
khuruj fi sabilillah dan bagaimana terdiri dari tiga kata yaitu khuruj, fi dan
pengalaman komunikasi selama mereka sabilillah. Khuruj artinya keluar, fi artinya di
menjalani khuruj fi sabilillah. dan sabilillah artinya jalan Allah. Jika kita
gabungkan menjadi keluar di jalan Allah.
Berdasarkan hal ini, peneliti melakukan
Syamsu A. Kamaruddin menjelaskan khuruj
penelitian dengan judul Konstruksi berarti keluar untuk berdakwah dijalan Allah
Makna Khuruj fi sabilillah bagi dengan meninggalkan keluarga dalam rentang
anggota Jamaah Tabligh di Kota waktu tertentu (Kamaruddin, 2011:439).
Pekanbaru. Sedangkan menurut An Nadhr M. Ishaq
Shahab menjelaskan khuruj fi sabililah
TINJUAN PUSTAKA adalah meluangkan waktu di jalan Allah
Jamaah Tabligh dengan menggunakan harta dan diri
Gerakan Jamaah Tabligh berasal sendiri. Bergerak dari satu tempat ke
dari daerah bernama Mewat di India. tempat lain untuk menjalin silaturrahim
Dipelopori oleh Syeikh Muhammad Ilyas dalam rangka dakwah dan tabligh, dari
Kandhalawi (1303-1364 H) sekitar tahun mesjid ke mesjid di seluruh dunia.
1920-an yang saat itu melihat bahwa (Shahab, 2001: 318).
ajaran islam sudah banyak ditinggalkan Dalam kegiatan khuruj terdapat
oleh masyarakat dan bercampur dengan aturan-aturan yang menjamin proses
berbagai bid‟ah. Istilah Jamaah Tabligh perbaikan diri tercapai meskipun tidak
sendiri tidak berasal dari kelompok ini, ada sanksi formal yang berlaku. Sebelum
tetapi karena aktivitas dakwah mereka melakukan khuruj, anggota Jamaah
menyampaikan dakwah secara langsung Tabligh diwajibkan untuk bermusyawarah
maka mereka disebut dengan Jamaah dengan sesama anggota. Di dalam
Tabligh. Bahkan Mualana Ilyas sendiri musyawarah itu dibahas tentang kesiapan
mengatakan jika gerakan ini harus diberi anggota untuk melakukan khuruj baik
nama, maka aku beri nama dengan dari sisi fisik, mental maupun finansial.
“Gerakan Iman” (Rivai, 2010:42). Khuruj mensyaratkan pesertanya
Jamaah Tabligh juga mengklaim bukan untuk menggunakan biaya sendiri,
merupakan kelompok atau ikatan, tapi membawa biaya secukupnya, dan tidak
gerakan muslim untuk menjadi Muslim boleh menerima bantuan dari orang lain.
yang menjalankan agamanya secara Tujuannya agar peserta khuruj belajar
totalitas dan menghindari pertikaian untuk hidup mandiri, sederhana, sabar,
mazhab (Amin, 2012: 35) berserah diri kepada Allah dan mampu
Dimulai pada tahun 1337 H, menjalin solideritas dengan sesama
gerakan dakwah ini sudah mencapai peserta khuruj. Hidup berkelompok di
hampir diseluruh penjuru dunia termasuk

JOM FISIP voL. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 3


negeri orang dengan biaya hidup terbatas diperolehnya, hal ini merujuk pada every
mampu memberikan banyak pelajaran experiencing has its reference of direction
bagi peserta khuruj. toward what is experienced, every
Tidak hanya mampu mengatur experienced phenomenon refers to or
kebutuhan diri sendiri di negeri orang, reflects a mode of experiencing to which
peserta khuruj juga ditekankan untuk it is present (Moustakas dalam Wirman,
melayani sesama muslim yang disebut 2012: 54). Artinya pengalaman merujuk
khidmat. Menurut Kamaruddin, khidmat pada sesuatu yang dialami dan fenomena
ini selain bercirikan keadilan, juga yang dialami akan diklasifikasikan
melatih watak menjadi rendah diri, tidak menjadi pengalaman tertentu. Ini
angkuh dan merasa diri lebih baik dari menggambarkan bahwa setiap
orang lain. Dalam konteks interaksi pengalaman memiliki karakteristik yang
sosial, “melayani” merupakan jembatan berbeda, meliputi tekstur dan struktur
bertahannya suatu hubungan sosial karena yang ada dalam tiap-tiap pengalaman.
secara alamiah, individu yang selalu Pengalaman komunikasi yang dialami
melayani pasti akan disenangi oleh anggota Jamaah Tabligh yang
(Kamaruddin, 2011: 441). melaksanakan khuruj fi sabilillah ini akan
dikategorisasi menjadi jenis-jenis
Pengalaman Komunikasi pengalaman tertentu yang meliputi
Pengalaman disebut juga memori pengalaman komunikasi menyenangkan
episodic, yaitu memori yang menerima dan pengalaman komunikasi tidak
dan menyimpan peristiwa yang terjadi menyenangkan.
atau dialami individu pada waktu dan
tempat tertentu, yang berfungsi sebagai Konsep Makna
referensi otobiografi (Daehler & Bukatko, Dalam proses komunikasi terjadi
1985 dalam Syah, 2006). Dengan kata pertukaran pesan. Pertukaran pesan ini
lain, pengalaman ialah hasil persentuhan menuntut adanya persamaan makna dari
alam dengan panca indra manusia. pesan yang disampaikan. Jika pesan tidak
Berasal dari kata peng-alaman. bisa dimaknai secara tepat, maka akan
Pengalaman memungkinkan seseorang terjadi kesalahan dalam bertindak dan
menjadi tahu dan hasil tahu ini kemudian berperilaku.
disebut pengetahuan. Makna yang berkaitan dengan
Pengalaman komunikasi yang komunikasi pada hakikatnya merupakan
dimaksud dalam penelitian ini adalah fenomena sosial. Makna terhadap sesuatu
sesuatu yang dialami individu dan dapat terus berubah seiring dengan
berkaitan dengan aspek komunikasi, perubahan waktu dan lingkungan yang
meliputi proses, simbol maupun makna ada juga akan merubah sistem nilai,
yang dihasilkan, serta dorongannya pada kepercayaan dan sikap seseorang
tindakan. Dengan demikian pengalaman terhadap sesuatu. Seperti yang
komunikasi yang dialami oleh anggota disampaikan oleh Joseph de Vito (dalam
Jamaah Tabligh yang melaksanakan Wirman 2012: 49) “look for meaning in
khuruj fi sabilillah yang menjadi salah people, not in words. Meanings change
satu fokus dalam penelitian ini. but words are relatively static, and share
Selanjutnya pengalaman komunikasi meaning, not only words through
tersebut akan dikategorisasi oleh individu communication”. Mulyana (dalam
melalui karakteristik pengalaman tersebut Wirman, 2012: 49) juga menjelaskan
berdasarkan pemaknaan yang bahwa kata tidak memiliki makna tetapi

JOM FISIP voL. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 4


orang yang memberikan makna. Makna Fenomenologi berasal dari bahasa
tidak melekat pada kata-kata, namun Yunani, „phainomenon‟ yaitu “yang
kata-kata membangkitkan makna dalam menampak”. Fenomenologi pertama kali
pikiran orang. Terlebih lagi makna yang dicetuskan oleh Edmund Husserl.
kita berikan pada kata yang sama bisa Fenomenologi dikenal sebagai aliran
berbeda tergantung ruang dan waktu. filsafat sekaligus metode berpikir yang
mempelajari fenomena manusiawi tanpa
Teori Interaksi Simbolik mempertanyakan penyebab dari
Teori interaksionisme simbolik fenomena tersebut serta realitas objektif
berusaha memahami perilaku manusia dan penampakannya.
berdasarkan sudut pandang subjek. Teori Tujuan utama fenomenologi ialah
ini menyarankan bahwa prilaku manusia mempelajari bagaimana fenomena
harus dilihat sebagai proses membentuk dialami alam kesadaran, pikiran dan
dan mengatur prilaku manusia dengan dalam tindakan, seperti bagaimana
mempertimbangkan harapan orang lain fenomena tersebut bernilai atau diterima
sebagai mitra interaksi. secara estetis. Fenomenologi mencoba
Teori ini menganggap kehidupan mencari pemahaman bagaimana manusia
sosial pada dasarnya adalah „interaksi mengkonstruksi makna dan konsep-
manusia menggunakan simbol-simbol‟. konsep penting, dalam kerangka
Mereka tertarik pada cara manusia intersubjektivitas (Kuswarno, 2009:2).
menggunakan simbol-simbol yang Pendekatan fenomenologi
mempresentasikan apa yang mereka merupakan tradisi penelitian kualitatif
maksud untuk berkomunikasi dengan yang berakar pada filosofi dan psikologi,
sesamanya, dan juga pengaruh yang dan berfokus pada internal dan
ditimbulkan dari penafsiran atas simbol- pengalaman sadar seseorang. Pendekatan
simbol (Mulyana dan Solatun, 2008:60) fenomenologi menggunakan pola pikir
Pemikiran interaksi simbolik ini subjektivisme yang tidak hanya
menjadi dasar untuk menjelaskan memandang masalah dari suatu gejala
bagaimana makna atas simbol-simbol yang tampak, akan tetapi berusaha
yang dipahami dan dimaknai oleh menggali makna di balik setiap gejala itu
anggota Jamaah Tabligh yang (Kuswarno, 2009:7).
melaksanakan khuruj fi sabilillah untuk Alfred Schutz adalah ahli teori
menentukan tindakan mereka. Makna atas fenomenologi yang paling menonjol
simbol yang mereka pahami akan sekaligus yang membuat fenomenologi
semakin sempurna karena interaksi di menjadi ciri khas bagi ilmu sosial hingga
antara sesama anggota Jamaah Tabligh saat ini. Bagi Schutz, tugas utama
yang sama-sama khuruj fi sabilillah, atau fenomenologi ialah mengkonstruksi dunia
antara anggota Jamaah Tabligh dengan kehidupan manusia “sebenarnya” dalam
individu atau kelompok lain seperti bentuk yang mereka sendiri alami.
masyarakat umum yang belum Realitas dunia tersebut bersifat
mengetahui secara mendalam tentang intersubjektif dalam arti bahwa anggota
khuruj fi sabilillah atau bahkan dengan masyarakat berbagi persepsi dasar
orang atau kelompok yang kontra dengan mengenai dunia yang mereka
khuruj fi sabilillah. internalisasikan melalui sosialisasi dan
memungkinkan mereka melakukan
Tinjauan Fenomenologi interaksi atau komunikasi (Kuswarno,
2009:110).

JOM FISIP voL. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 5


Untuk menggambarkan pemahaman kita mengenai dunia
keseluruhan tindakan seseorang, Schutz dibentuk oleh hubungan kita dengan
mengelompokkannya dalam dua fase, orang lain. Walaupun makna yang kita
yaitu: ciptakan dapat ditelusuri dalam tindakan,
a) In-order-to-motive (Um-zu- karya dan aktifitas yang kita lakukan,
Motiv), yaitu motif yang merujuk tetap saja ada peran orang lain
pada tindakan di masa yang akan didalamnya (Kuswarno, 2009:2). Kajian
datang. Dimana, tindakan yang fenomenologi berusaha menjelaska
dilakukan oleh seseorang pasti makna dan pengalaman hidup sejumlah
memiliki tujuan yang telah orang tentang suatu konsep atau gejala.
ditetapkan. Berdasarkan pemaparan diatas, bisa
b) Because motives (Weil Motiv), kita simpulkan bahwa khuruj fi sabilillah
yaitu tindakan yang merujuk pada benar-benar menjadi fenomena di
masa lalu. Dimana, tindakan yang masyarakat Pekanbaru. Ia terjadi dan
dilakukan oleh seseorang pasti berkembang di masyarakat Pekanbaru.
memiliki alasan dari masa lalu Fenomena khuruj fi sabilillah juga
ketika ia melakukannya. menyentuh hampir berbagai lapisan
Dalam konteks fenomenologis, masyarakat dan status sosial. Hal ini
anggota Jamaah Tabligh yang terlihat orang yang mengikuti khuruj fi
melaksanakan khuruj fi sabilillah adalah sabilillah juga berasal dari berbagai
aktor yang melakukan tindakan sosial lapisan masyarakat Pekanbaru.
sendiri atau bersama dengan aktor lainnya Beberapa masjid dan mushola di Pekanbaru
yang memiliki kesamaan dan yang kerap menjadi tempat kajian rutin
kebersamaaan dalam ikatan makna Jamaah Tabligh dalam melaksanakan khuruj
intersubjektif. Berdasarkan pemikiran fi sabilillah juga menjadi indikasi bahwa
Schutz, anggota Jamaah Tabligh yang gerakan mereka juga cukup berkembang di
melaksanakan khuruj fi sabilillah sebagai masyarakat. Bahkan di kecamatan Tampan
terdapat setidaknya ada tiga mesjid atau
aktor mungkin memiliki salah satu dari
mushola yang menjadi tempat kegiatan rutin
dua faktor, yaitu berorientasi pada masa mereka yaitu mesjid Istiqomah jalan Cipta
lalu (because motives), yaitu alasannya di karya, mesjid Nurush shadri jalan Taman
masa lalu yang membuat anggota Jamaah karya, dan mushola Arafah jalan Balam sakti
Tabligh melaksanakan khuruj fi sabilillah
dan motif yang berorientasi ke masa Kerangka Pemikiran
depan (in order to motive), yaitu apa yang Dalam penelitian ini, kerangka yang
diharapkan anggota Jamaah Tabligh digunakan merupakan hasil dari olahan
melaksanakan khuruj fi sabilillah; dan peneliti. Peneliti mengawali dengan
Motif-motif tersebut akan diajukan memaparkan fenomena kegiatan dakwah
dengan disertai alasan tertentu melalui Jamaah Tabligh yang merupakan gerakan
pembenaran (justifications). internasional dan terus menyebar dan
berkembang diseluruh penjuru dunia.
Fenomena Khuruj fi sabilillah di Jamaah Tabligh mengajak orang untuk
Pekanbaru membentuk karakter yang islami dengan
Fenomenologi mencoba mencari kegiatan bernama khuruj fi sabilillah,
pemahaman bagaimana manusia yaitu sarana tarbiyah atau pendidikan
mengkonstruksikan makna dan kosep- masyarakat untuk membentuk sifat
konsep penting dalam kerangka imaniyah sehingga masyarakat kembali
intersubjektifitas. Intersubjektifitas karena

JOM FISIP voL. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 6


beribadah kepada Allah Subhanu wa terjadi secara diskriptif. Metode ini dipillih
ta‟ala. karena selain tidak menggunakan angka-
Berkembangnya dakwah Jamaah angka statistik, peneliti dalam penelitian ini
Tabligh ditandai dengan ikutnya berbagai dapat menjelaskan mengenai fenomena
kalangan dalam usaha dakwah khuruj fi khuruj fi sabilillah secara utuh berdasarkan
gambaran dari subjek penelitian.
sabilillah menyebabkan peneliti ingin
melihat motif apa yang melatarbelakangi Lokasi dan Jadwal Penelitian
anggota Jamaah Tabligh melakukan
Lokasi penelitian ini dilaksanakan
khuruj fi sabililah. Lalu bagaimana makn di Kota Pekanbaru, tidak ada lokasi
khuruj fi sabililah bagi anggota Jamaah penelitian yang spesifik karena lokasi
Tabligh. Selain itu peneliti juga tertarik tergantung kesepakatan antara peneliti
bagaimana pengalaman komunikasi dengan informan seperti di masjid dan
anggota Jamaah Tabligh selama rumah informan. Penelitian ini
menjalani kegiatan khuruj fi sabilillah dilaksanakan selama 5 bulan, terhitung
yang bisa kita ambil pelajaran darinya. mulai dari bulan Juli 2016 hingga
November 2016.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian Subjek Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis Moleong (2010: 132)
kualitatif dengan desain studi mendeskripsikan subjek penelitian
fenomenologi. Penelitian kualitatif adalah sebagai informan. Informan adalah orang
penelitian yang secara holistik bermaksud pada latar penelitian yang dimanfaatkan
memahami fenomena tentang apa yang untuk memberikan informasi tentang
dialami subjek penelitian, baik itu situasi dan kondisi latar penelitian.
perilakunya, persepsi, motivasi maupun Peneliti harus menentukan subjek
tindakannya, dan secara deskripsi dalam penelitian sebelum terjun untuk
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu mengumpulkan data. Subjek penelitian
konteks khusus yang alamiah dan dengan dapat berupa benda, hal atau orang.
memanfaatkan berbagai metode alamiah Pengambilan subjek penelitian ataupun
(Moleong, 2007:6) informan menggunakan teknik bola salju
Pendekatan ini diarahkan pada latar (snowball technique) dengan
individu tersebut secara holistic (utuh mengandalkan seorang key informan yang
atau menyeluruh). Jadi pendekatan ini menjadi pintu masuk peneliti untuk
bertujuan untuk memahami bagaimana mendapatkan informan yang sudah sangat
konstruksi makna khuruj fi sabilillah bagi berpengalaman dalam khuruj fi sabilillah
anggota Jamaah Tabligh di kota sehingga diharapkan informasi yang
Pekanbaru. Penelitian kualitatif bertujuan didapat dari para informan ini dapat
menjelaskan fenomena sedalam- mengetahui motif, makna dan
dalamnya melalui pengumpulan data pengalaman komunikasi dalam khuruj fi
sebanyak-banyaknya. Riset ini tidak sabilillah.
mengutamakan besarnya populasi. Jika Subjek dalam penelitian ini adalah
data yang terkumpul sudah mendalam dan anggota Jamaah Tabligh yang sudah
bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, pernah khuruj fi sabililah di Pekanbaru.
maka tidak perlu mencari sampling Agar mendapatkan data dan informan
lainnya. yang sesuai dengan kriteria yang telah di
Penelitian ini bertujuan untuk
tentukan, peneliti di tuntut untuk
memperoleh gambaran terkait fenomena yang

JOM FISIP voL. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 7


membangun hubungan baik dengan para sangat berpengaruh bagi perkembangan
calon informan dan terlibat langsung penelitian ini.
dengan kegiatan mereka. Hanya saja prosesnya tidak selalu
berjalan mulus. Beberapa calon informan
Objek Penelitian yang dimintai keterangan menolak dan
Menurut Nyoman Kutha Retna memilih merekomendasikan orang lain.
(dalam Prastowo, 2011:195), objek Sedangkan kendala lainnya kesulitan
penelitian adalah keseluruhan gejala yang dalam menemui informan yang bersedia
ada di sekitar kehidupan manusia. karena adanya agenda informan yang
Apabila dilihat dari sumbernya, objek tidak bisa ditunda.
dalam penelitian kualitatif menurut Tidak hanya sekedar mewawancarai
Spradley disebut social situation atau informan, peneliti juga ikut merasakan
situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen, bagaimana anggota Jamaah Tabligh
yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan menjalani khuruj fi sabilillah. Selain
aktivitas (activity) yang berinteraksi karena ingin mengetahui secara langsung
secara sinergis. Jadi adapun objek kegiatan khuruj fi sabililah, juga untuk
penelitian pada penelitian ini adalah motif membangun interaksi yang positif dengan
anggota Jamaah Tabligh dalam para Jamaah Tabligh. Ketertarikan
melaksanakan khuruj fi sabilillah, peneliti untuk menjalani langsung khuruj
pemaknaan dari khuruj fi sabilillah dan fi sabilillah disambut antusias oleh
pengalaman komunikasi selama mereka. Hal ini karena orang yang sudah
menjalani khuruj fi sabilillah sebagai ikut khuruj fi sabilillah, sudah dianggap
kajian fenomenologi. sebagai saudara seperjuangan dalam
mendakwahkan agama. Hal ini semakin
Membangun Akses meningkatkan kepercayaan kepada
Agar penelitian dapat dilakukan peneliti.
secara maksimal dan mendalam, peneliti
dituntut untuk mampu membangun Jenis dan Sumber Data Data
komunikasi yang baik dengan para Primer
informan. Bagian ini menggambarkan Menurut Hadi (dalam Moleong,
langkah-langkah dan proses pendekatan 2007:12) data primer adalah data yang
yang peneliti lakukan dalam rangka diperoleh secara langsung dari sumber-
membangun akses dengan para anggota sumbernya, dalam hal ini adalah informan
Jamaah Tabligh. Pertama-tama peneliti yang bersangkuan, data ini melalui tenik
membangun komunikasi dengan bapak wawancara indept interview, observasi
Faisyal Rani, beliau adalah seorang dan dokumentasi. Adapun yang menjadi
dosen yang sudah lama berkiprah dalam informan dalam penelitian ini adalah
usaha dakwah khuruj fi sabilillah. Ketika orang-orang yang menjadi subjek dalam
peneliti mengutarakan ketertarikan untuk penelitian ini yaitu anggota Jamaah
meneliti khuruj fi sabilillah, beliau Tabligh yang melaksanakan khuruj fi
mengaku antusias dan bersedia sabilillah.
merekomendasikan kolega sesama
Data Sekunder
Jamaah Tabligh yang dipandang mampu
Data sekunder adalah data yang
menjelaskan secara jelas dan benar
diperoleh dari instansi, perusahaan atau
tentang khuruj fi sabilillah dan Jamaah
komunitas yang tersedia yaitu berbentuk
Tabligh. Bantuan besar dari beliau ini
catatan, laporan dan dokumentasi. Data

JOM FISIP voL. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 8


sekunder dapat berupa studi kepustakaan terbuka. Wawancara mengalir sesuai
dengan mempelajari buku-buku, arsip dengan respon atau jawaban responden.
instansi, data dan dokumen instansi (Kuswarno,2009:67). Wawancara juga
maupun melalui publikasi dan informasi dimaksudkan untuk memudahkan dalam
yang dikeluarkan oleh instansi melalui proses pengumpulan informasi yang
media masa seperti surat kabar selanjutnya akan dikaji mengenai
harian,mingguan, maupun permasalahan yang diangkat langsung
bulanan,buletin instansi, maupun buku oleh peneliti dari informan yang dianggap
laporan kliping instansi (Ruslan, menguasai permasalahan tersebut.
2004:138). Data sekunder yang dimaksud Dalam penelitian ini, peneliti
disini adalah data yang tersusun dalam melakukan wawancara secara tatap muka
bentuk dokumen dan referensi yang dengan para informan ditempat yang telah
penulis peroleh dari dokumentasi yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Wawancara ini bersifat mengalir berdasarkan
terkait dengan penelitian ini.
respon atau feedback yang diberikan oleh
informan, sehingga peneliti dapat menggali
Teknik Pengumpulan Data
informasi secara mendalam.
Observasi Partisipan
Metode observasi adalah metode Dokumentasi
pengumpulan data yang digunakan untuk Dokumentasi adalah teknik
menghimpun data-data penelitian melalui pengumpulan data yang tidak langsung
pengamatan dan pengindraan. Dalam ditujukan pada subjek penelitian,
penelitian ini, peneliti melakukan namun melalui dokumen. Dokumen yang
observasi partisipan dengan cara ikut digunakan dapat berupa buku harian,
serta dalam kegiatan khuruj fi sabilillah. surat pribadi, laporan, notulen rapat,
Sehingga peneliti dapat mengamati catatan khusus dalam pekerjaan sosial,
tingkah laku para aktor sesuai dengan dan dokumen lainnya (Hasan, 2002: 87).
kebutuhan penelitian. Observasi yang Dalam penelitian ini, peneliti
dilakukan oleh peneliti ini juga bertujuan mengumpulkan berbagai literatur berupa
untuk menjalin keakraban antara peneliti buku-buku, jurnal, catatan dan dokumen
dan informan sehingga memudahkan yang terkait dengan fokus dari penelitian
peneliti dalam proses pengambilan data. ini. Buku-buku dan artikel tersebut yang
akan menjadi sumber, dan acuan peneliti
Wawancara Mendalam untuk mendukung penelitian ini.
Wawancara mendalam adalah Sayangnya ketika mengikuti khuruj
proses memperoleh keterangan untuk fi sabilillah, peneliti dilarang untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab menggunakan alat komunikasi. Bahkan
sambil bertatap muka antara izin mengunakan kamera untuk
pewawancara dengan informan atau dokumentasi selama menjalani khuruj
orang yang diwawancarai, dengan atau juga dilarang. Alternatifnya, peneliti
tanpa menggunakan pedoman (guide) diizinkan mencatat setiap kegiatan selama
wawancara, dimana pewawancara dan khuruj. Alasan mereka enggan di
informan terlibat dalam kehidupan sosial dokumentasikan kegiatannya adalah
yang relatif lama (Bungin, 2011:111). karena salah satu asas dakwah mereka
Wawancara pada penelitian adalah istitar. Istitar artinya senyap-
fenomenologi biasanya dilakukan secara senyap atau tidak dipublikasi.
informal, interaktif (percakapan), dan
melalui pertanyaan dan jawaban yang

JOM FISIP voL. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 9


Teknik Analisis Data jelas, dalam teknik trianggulasi ini yang
Analisis data merupakan bagian paling banyak digunakan adalah
terpenting dalam penelitian. Data yang pemeriksaan melalui sumber lain
dikumpulkan akan bermakna dan berguna (Moloeng, 2005:330). Teknik
dalam menjawab permasalahan penelitian pemeriksaan keabsahan data dengan
jika diolah dan dianalisis. Teknik analisis triangulasi memungkinkan peneliti untuk
data yang digunakan adalah me-recheck temuannya dengan jalan
menggunakan model interaktif Miles dan membandingkannya dengan berbagai
Huberman yang terdiri dari 3 langkah, sumber, metode, atau teori.
yakni :
1. Reduksi data (data reduction), HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam tahap ini peneliti Pada bagian ini peneliti akan
melakukan pemilihan, dan menguraikan dan membahas hasil dari
pemusatan perhatian untuk observasi dan wawancara yang telah
penyederhanaan, abstraksi, dan dilakukan secara langsung mengenai
transformasi data kasar di peroleh. konstruksi makna khuruj fi sabilillah bagi
2. Penyajian data (data display), anggota Jamaah Tabligh di Pekanbaru.
peneliti mengembangkan sebuah Peneliti akan membahas baik itu motif
deskripsi informasi tersusun untuk yang melatarbelakangi anggota Jamaah
menarik kesimpulan dan Tabligh melaksanakan khuruj, makna
pengambilan tindakan. Display yang mereka berikan pada khuruj itu
data atau penyajian data yang sendiri dan pengalaman komunikasi
lazim digunakan pada langkah ini dalam menjalani kegiatan khuruj.
adalah dalam bentuk teks naratif.
3. Penarikan kesimpulan dan Motif Anggota Jamaah Tabligh
verifikasi (conclusion drawing Melaksanakan Khuruj Fi Sabilillah
and verification). Peneliti a. Motif Masa Lalu (Motif Karena)
berusaha menarik kesimpulan dan Berdasarkan hasil penelitian yang
melakukan verifikasi dengan diperoleh, menunjukkan bahwa motif
mencari makna setiap gejala yang yang berorientasi pada masa lalu (because
diperoleh dari lapangan, mencatat motives), adalah alasannya di masa lalu
keteraturan dan konfigurasi yang yang membuat anggota Jamaah Tabligh
mungkin ada, alur kuasalitas dari melaksanakan khuruj fi sabilillah. Motif
fenomena, dan proposisi. masa lalu tersebut yaitu motif teologis.
Maksudnya mereka menyadari bahwa
Teknik Pemerikasaan Keabsahan khuruj fi sabilillah merupakan perintah
Data Allah Swt. Motif yang kedua adalah
Teknik pemeriksaan keabsahan timbulnya kerisauan dihati mereka
data yang digunakan peneliti adalah melihat kondisi umat yang semakin jauh
trianggulasi. Didalam penelitian untuk dari agama. Motif tersebut mendorong
menguji keabsahan data yang diperoleh, anggota Jamaah Tabligh untuk
peneliti menggunakan teknik triangulasi melaksanakan khuruj fi sabilillah.
yaitu teknik dimana pemeriksaan b. Motif Masa yang akan Datang
keabsahan data yang memanfaatkan (Motif Untuk)
sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk Berdasarkan hasil penelitian juga
keperluan pengecekan atau sebagai diperoleh bahwa motif yang berorientasi
perbandingan data tersebut atau lebih ke masa depan (in order to motive) adalah

JOM FISIP voL. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 10


apa yang diharapkan oleh anggota Jamaah Berdasarkan hasil penelitian yang
Tabligh setelah melaksanakan khuruj fi telah dilakukan diketahui bahwa
sabilillah. Motif masa yang akan datang pengalaman yang memberikan kesan
tersebut terdiri dari keinginan menambah positif (dalam penelitian ini disebut
pengetahuan agama, memperbaiki diri pengalaman menyenangkan) adalah
(islah diri) dan mengajak orang lain selama mendapat dukungan dari
mengamalkan agama. keluarga, lingkungan pertemanan dan
masyarakat. Bentuk dukungan di
Pemaknaan Khuruj Fi Sabilillah Bagi lingkungan keluarga adalah adanya
Anggota Jamaah Tabligh beberapa saudara yang mendukung
Berdasarkan hasil penelitian yang bahkan ikut serta dalam khuruj fi
diperoleh, pemaknaan khuruj fi sabilillah sabilillah. Dukungan ini
bagi anggota Jamaah Tabligh terdiri dari didapatkansetelah adanya perubahan
pemaknaan bahwa khuruj merupakan akhlak yang baik dari anggota Jamaah
bentuk jihad fi sabilillah. Jihad tidak Tabligh setelah mengikuti khuruj fi
hanya diartikan sebagai berperang di jalan sabilillah. Di lingkungan pertemanan
Allah, namun juga berdakwah kepada juga terdapat dukungan, terlebih dari
masyarakat. Khuruj fi sabilillah juga sesama anggota Jamaah Tabligh. Di
dimaknai sebagai bentuk pengorbanan masyarakat, beberapa masyarakat juga
untuk agama. Mereka menyadari bahwa mendukung. Dukungan ini berupa
cinta kepada agama tidak hanya dalam apresiasi karena mau menghidupkan
ucapan saja, namun juga dibuktikan masjid yang tidak aktif. Beberapa tokoh
dengan pengorban. Itu sebabnya mereka masyarakat setempat juga memberi
melaksanakan khuruj fi sabilillah sebagai dukungan kepada Jamaah Tabligh
bentuk pengorbanan harta, diri dan waktu menjalani khuruj di masjid daerah
untuk agama. Selain itu, khuruj juga mereka.
dimaknai sebagai napak tilas usaha Selain itu, berdasarkan hasil
dakwah nabi Muhammad Saw. Mereka penelitian juga diperoleh bahwa
mengaku bahwa dengan mendatangi umat pengalaman negatif (dalam penelitian ini
secara langsung seperti yang dilakukan disebut pengalaman tidak
oleh Nabi dan para sahabat dahulu, bisa menyenangkan) anggota Jamaah Tabligh
memperbaiki umat. adalah adanya penentangan dari
keluarga, lingkungan pertemanan dan
Pengalaman Komunikasi Anggota masyarakat. Di dalam keluarga, beberapa
Jamaah Tabligh Melaksanakan Khuruj anggota keluarga secara terang-terangan
Fi Sabilillah. menentang karena khawatir anggota
Selama menjalani khuruj fi Jamaah Tabligh yang mengikuti khuruj
sabilillah, anggota Jamaah Tabligh telah akan menjadi teroris atau gila. Namun
melalui berbagai pengalaman, baik itu seiring berjalannya waktu dan dengan
pengalaman yang memberikan kesan usaha menunjukkan akhlakul karimah
yang positif (dalam penelitian ini disebut kepada keluarga, penolakan keluarga
pengalaman yang menyenangkan) berubah menjadi dukungan. Di
maupun pengalaman yang memberikan lingkungan pertemanan, tidak ada
kesan negatif (dalam penelitian ini pertentangan yang jelas. Hanya saja
disebut pengalaman tidak anggota Jamaah Tabligh mengaku sering
menyenangkan). mendengar suara sindiran kepada mereka,
namun mereka memilih tidak ambil

JOM FISIP voL. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 11


pusing. Sedangkan dilingkungan dalam menyebarkan islam ke
masyarakat, anggota Jamaah Tabligh penjuru dunia.
mengaku pernah mengalami penolakan 3. Pengalaman komunikasi anggota
seperti pengusiran, penolakan dari Jamaah Tabligh di kategorikan
pengurus mesjid saat akan melaksanakan menjadi dua yaitu pengalaman
khuruj hingga tuduhan kelompok teroris. komunikasi menyenangkan dan
Namun hal ini tidak mereka balas dengan pengalaman komunikasi tidak
aksi fisik. Mereka lebih emilih menyenangkan. Kedua kategori
mengambil pelajaran untuk diri sendiri tersebut merupakan pengalaman
dari setiap penolakan. komunikasi antara anggota
Jamaah Tabligh dengan keluarga,
Kesimpulan lingkungan pertemanan dan
Berdasarkan hasil penelitian yang masyarakat yang di datangi/di
dilakukan dengan wawancara dan dakwahi. Adapun pengalaman
observasi yang dilakukan oleh peneliti komunikasi yang menyenangkan
mengenai konstruksi makna khuruj fi berupa dukungan dari keluarga
sabilillah bagi anggota Jamaah Tabligh di dan sesama anggota Jamaah
kota Pekanbaru, maka dapat diambil Tabligh, dan masyarakat yang di
kesimpulan sebagai berikut: datangi/di dakwahi. Sedangkan
pengalaman komunikasi tidak
1. Motif anggota Jamaah Tabligh menyenangkan berupa antipati
melaksanakan khuruj fi sabilillah dari keluarga, sindiran dan celaan
di Kota Pekanbaru memiliki dua masyarakat dan penolakan dari
motif sesuai dengan pandangan masyarakat.
Alfred Schutz yaitu motif karena 4. Harta, tahta dan wanita/pria sering
(because motive) dan motif dianggap menjadi hasrat dasar
harapan (in order to motive). bagi setiap manusia. Harta
Motif karena (because motive) melambangkan kebutuhan materi,
anggota Jamaah Tabligh tahta melambangkan kebutuhan
melaksanakan khuruj fi sabilillah penghargaan diri dan wanita/pria
adalah karena perintah Allah Swt. melambangkan kebutuhan
Sedangkan motif harapan (in biologis. Namun setelah peneliti
order to motive) pada anggota melakukan penelitian ini, peneliti
Jamaah Tabligh ini yaitu menjadi mendapatkan suatu kesimpulan
menambah pengetahuan agama, yaitu ada satu hasrat yang selama
memperbaiki diri dan mengajak ini terlupakan atau dilupakan.
orang lain untuk mengamalkan Satu hasrat inilah yang membuat
agama. anggota Jamaah Tabligh rela
2. Pemaknaan yang diberikan oleh meninggalkan keluarga, pekerjaan
Jamaah Tabligh kepada khuruj fi dan urusan dunia untuk sementara
sabilillah yaitu khuruj fi waktu agar satu hasrat ini
sabilillah adalah bentuk dari jihad terpenuhi. Hasrat itu bernama
fi sabililah dan representasi dari spiritual. Oleh karena itu, kita
pengorbanan untuk agama. Selain perlu menambahkan satu poin dari
itu khuruj juga dimaknai sebagai hasrat dasar manusia. Harta, tahta,
napak tilas kehidupan dan wanita/pria dan spiritual.
perjuangan nabi dan para sahabat

JOM FISIP voL. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 12


DAFTAR PUSTAKA Sosial Lainnya. Bandung: Remaja
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Rosdakarya.
Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Mulyana, Deddy & Solatun. 2008.
Creswell, J. W. 1998. Qualitative Inquiry Metode Penelitian Komunikasi
And Research Design :Choosing Contoh- Contoh Penelitian
Amon Five Tradition . London: Kualitatif Dengan Pendekatan
Sage Publication Praktis. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi
Metodologi Penelitian dan Prastowo, Andi. 2011. Metodologi
Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Penelitian Kualitatif dalam
Indonesia. perpektif Rancangan Penelitian.
Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Yogyakarta: Arruzz Media.
Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:
Prenada Media Group. Ruslan, Rosady. 2004. Metode Penelitian
Public Relations Dan Komunikasi.
Kuswarno, Enkus. 2009. Metodelogi Jakarta: Grafindo Persada.
Penelitian Komunikasi
Fenomenologi: Konsepsi, Schutz, Alfred. 1967. “The
Pedoman, Dan Contoh Penelitian Phenomenology Of The Social
Fenomena Pengemis Kota World”. Northwestern: University
Bandung. Bandung: Widya Press.
Padjadjaran.
Sobur, Alex. 2009. Semiotika
L. Tubbs, Stewart & Sylvia Moss. 2006. Komunikasi. Bandung: PT
Human Communication. Bandung: RemajaRosdakarya.
Remaja Rosda Karya.
Vardiansyah, Dani. 2004. Pengantar Ilmu
Littlejohn W.Stephen dan Karen A. Foss. Komunikasi. Bogor: Ghalia
2011. Teori Komunikasi. Jakarta: Indonesia.
Salemba Humanika.
West, Richard Dan Lynn H. Turner.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi 2009. Pengantar Teori
Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Komunikasi: Analisis Dan
Bandung: Remaja Rosdakarya. Aplikasi. Jakarta: PT. Salemba
Humanika.
Mulyana, Deddy. 2007. Metodologi Putera, Nusa, 2012. Penelitian Kualitatif:
Penelitian Komunikasi. Bandung: Proses dan Aplikasi. Jakarta:
PT Remaja Rosdakarya. Permata Puri Media
Aziz, Muhammad Ali. 2009. Ilmu
Mulyana, Deddy. 2010. Metodologi Dakwah. Jakarta: Kencana
Penelitian Kualitatif Paradigma Shahab, An Nadhar M.Ishak. tt. Khuruj fi
Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sabilillah Sarana Tarbiyah Umat

JOM FISIP voL. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 13


Untuk Membentuk Sifat Imaniyah. sebagai media komunikasi
Bandung: Pustaka Al Ishlah. dikalangan mahasiswa Ilmu
Komunikasi Universitas Riau.
Somad, Abdul. 2014. 37 Masalah Pekanbaru. Universitas Riau
Populer. Pekanbaru: Tafaqquh
Skripsi
Yunus, Mahmud dan Muhammad Qasim
Bakry. 1930. Al-Qamus a-Zahabiy. Rivai, Fikri 2010. Aktivitas Dakwah KH.
Mesir: Al-Mathba‟ah Al- Najib Al Ayyubi di Jamaah
Rahmaniyah. Tabligh. Jakarta. UIN Syarif
Hidayatullah.
Jurnal
Novri, Mutiara Sukma. Konstruksi Makna
Hadi, Muktar. 2014. Unsur Sufisme Penggunaan Cadar Bagi Wanita
Dalam Jama‟ah Tabligh (Studi Bercadar Pada Jamaah Pengajian
Kasus Jama‟ah Tabligh di Kota Masjid Umar Bin Khattab
Metro). Metro. STAIN Jurai Siwo Kelurahan Delima Kecamatan
Metro Tampan Pekanbaru. Pekanbaru.
Universitas Riau
Murkilim. 2015. Pendekatan Dakwah Setyahadi, Ibnu. 2014. Kegiatan Khuruj
Jamaah Tabligh di Bengkulu. dan Dinamika Keluarga Jamaah
Bengkulu. IAIN Bengkulu. Tabligh (Studi pada anggota
Jamaah Tabligh di Masjid Jami‟
Kamaruddin, Syamsu. A. 2011. Dampak Al Ittihad Jalan Kaliurang Km. 5
sosial Jamaah Tabligh di Kota Kecamatan Depok Kabupaten
Makassar. Makassar. UVRI Sleman Provinsi Daerah Istimewa
Makassar Yogyakarta). UIN Kalijaga
Yogyakarta.
Amin, Edi. 2012. Dakwah Rahmatan li
al-„Alamin Jamaah Tabligh di Kota Website
Jambi. Jambi. http://www.konsultasislam.com/2010/03/
apakah-keluar-berdakwah-3-hari-40-
Yunita, Laila 2015. Konstruksi makna hari.html
penggunaan smartphone android

JOM FISIP voL. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 14

Das könnte Ihnen auch gefallen