Sie sind auf Seite 1von 23

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR PERDESAAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN


MASYARAKAT KECAMATAN WANASALAM KABUPATEN LEBAK

Oleh :
Ahmad Sururi
Dosen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Serang Raya

ABSTRACT

This study aims to describe and analyze the empowerment of communities through the
Rural Infrastructure Development Program (PPIP) in Improving Public Welfare Wanasalam
District of Lebak
From the results of this study concluded that the Community Empowerment through
Rural Infrastructure Development (PPIP) in improving public welfare Wanasalam District of
Lebak has implemented 10 (ten) of the 12 (twelve) principles proposed community
empowerment in Mardikanto Dahatma and Bhatnagar (2013: 106), then through the
Community Empowerment for Rural Infrastructure Development (PPIP) in improving public
welfare Wanasalam District of Lebak not carry two (2) principles of community empowerment
which principles of community development cooperation is based on the analysis of the
participation and empowerment of the principle of democratic society based on the analysis
in the application science, this is due 1.Less public's understanding of the meaning of
community empowerment and the existence of the Rural Infrastructure Development Program
(PPIP), 2 Lack of socialization given by the community facilitators and institutional devices
village in providing information on the activities and the lack of public awareness both as
individuals and members of society concerning the conditions and environment, 3 There is a
culture of compliance citizens against warlords (formal and informal leaders) that affect
people's attitudes in policy decision making.

Keyword: Community Empowerment, Rural Infrastructure Development Program (PPIP),


Public Welfare.

A. PENDAHULUAN daerah secara tepat, efektif dan efisien,


Bahwa tidak ada satupun dibutuhkan kredibilitas sumber daya
pemerintahan dari suatu negara dengan manusia masyarakat dan kualitas aparatur
wilayah yang sangat luas dapat menentukan pemerintahan yang mampu merumuskan
kebijakan secara efektif ataupun dapat dan memformulasikan kebijakan, di sini
melaksanakan kebijakan dan progam- dibutuhkan adanya kebijakan-kebijakan
programnya secara efisien melalui sistem dari sumber daya manusia pemerintah
sentralisasikarena itu urgensi pelimpahan daerah yang mampu merespon persoalan
kebutuhan atau penyerahan sebagian masyarakat setempat karena pada
kewenangan pemerintah pusat, baik dalam hakekatnya pembangunan daerah
konteks politik maupun secara administratif merupakan tugas yang terbebankan kepada
kepada organisasi atau unit di luar seluruh masyarakat di daerah dan
pemerintah pusat yang dalam hal ini adalah pembangunan suatu daerah tidak hanya
pemerintahan daerah menjadi hal yang dimonopoli oleh aktor-aktor kebijakan
sangat penting untuk dilakukan guna eksekutif (pemerintahan provinsi,
menggerakkan dinamika sebuah pemerintah kabupaten dan kota)dan
pemerintahan. legislatif (anggota Dewan Perwakilan
Untuk melaksanakan pembangunan Rakyat Daerah) saja, melainkan terdapat

1
2 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 1 - 25

peranan dari seluruh masyarakat untuk menempatkan pemerintah pusat dan atau
merencanakan, mengarahkan, menentukan elit masyarakat sebagai pencetus gagasan
dan mengawasi proses pelaksanaan dengan asumsi mereka tahu yang terbaik
pembangunan daerah itu sendiri. bagi masyarakatnya, tanpa harus
Sebagai sebuah konsep mendengarkan akomodasi aspirasi
penyelenggaraan pemerintahan, masyarakat (bawah) dilibatkan atau
desentralisasi pada akhirnya menjadi dimobilisasi dengan memberikan insentif
pilihan akibat ketidakmungkinan sebuah dan atau menumbuhkan rasa takut.
negara yang wilayahnya luas dan Sebaliknya pembangunan dari bawah
penduduknya banyak untuk mengelola (bottom up) memberikan kesempatan
manajemen pemerintah secara kepada masyarakat untuk berinisiatif sejak
sentralistis.Desentralisasi dalam hal ini perencanaan dengan asumsi bahwa
menjadi sebuah pilihan karena di dalamnya masyarakat memiliki kemampuan untuk
terkandung semangat demokrasi untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan
mendekatkan partisipasi masyarakat dalam serta cara-cara terbaik yang cocok dengan
menjalankan sebuah pembangunan.Pada kondisi mereka.
perkembangan selanjutnya, desentralisasi Pemberdayaan masyarakat sebagai
menjadi semangat bagi negara-negara yang sebuah strategi sekarang telah banyak
menyepakati demokrasi sebagai landasan diterima bahkan telah berkembang dalam
gerak utamanya.Kesamaan orientasi berbagai literatur di dunia barat.
desentralisasi dan demokratisasi inilah yang Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah
membuat sebuah pemerintahan di masa kini konsep pembangunan merangkum nilai-
tidak bisa lagi memerintah secara nilai sosial dan budaya yang berkembangan
sentralistik dan pada akhirnya terdapat dinamis di masyarakat dan mencerminkan
kesadaran baru di kalangan para paradigma pembangunan yang bersifat
penyelenggara pemerintahan bahwa people centered atau berpusat kepada
masyarakat merupakan pilar utama yang masyarakat sebagai subjek dan pelaku
harus dilibatkan dalam berbagai formulasi pembangunan. Secara konseptual
dan implementasikebijakan pembangunan. pemberdayaan masyarakat sebagai upaya
Di Indonesia, keberadaan UU No 5 meningkatkan harkat dan martabat lapisan
Tahun 1974 tentang Pemerintahan Daerah masyarakat yang dalam kondisi sekarang
sebagai payung hukum merupakan sumber tidak mampu untuk melepaskan diri dari
sentralisasi kebijakan pembangunan maka perangkap kemiskinan dan
dengan datangnya reformasi pemerintahan keterbelakangan. Dengan kata lain
yang melahirkan UU No 22 Tahun 1999 memberdayakan adalah memampukan dan
dan UU No 25 Tahun 1999, dan direvisi memandirikan masyarakat.
melalui UU No 32 Tahun 2004 dan UU No Program pembangunan infrastruktur
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan perdesaan atau yang lebih dikenal sebagai
Daerah lebih membuka peluang partisipasi PPIP adalah salah satu program pemerintah
masyarakatdan upaya pemberdayaan dari Kementerian Pekerjaan Umum melalui
pembangunan berbasis masyarakat dalam Direktorat Jendral Cipta Karya yang
rangka merumuskan dan melakasanakan berupaya menciptakan dan meningkatkan
kebijakan pembangunan. Pembangunan kualitas kehidupan masyarakat, baik secara
berbasis masyarakat secara sederhana individu maupun kelompok melalui
dapat diartikan sebagai pembangunan yang partisipasi dalam memecahkan berbagai
mengacu kepada kebutuhan masyarakat, permasalahan yang terkait kemiskinan dan
direncanakan dan dilaksanakan oleh ketertinggalan desanya sebagai upaya
masyarakat dengan sebesar-besarnya meningkatkan kualitas kehidupan,
memanfaatkan potensi sumber daya yang kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.
ada dan dapat diakses oleh masyarakat. PPIP merupakan program bantuan langsung
Pembangunan dari atas (top down) masyarakat yang bantuannya meliputi
Ahmad Sururi, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaandalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak 3

fasilitasi dan memobilisasi masyarakat tersebar di 32 (tiga puluh dua) propinsi


dalam melakukan identifikasi permasalahan dengan sasaran lokasi mengacu kepada
kemiskinan, menyusun perencanaan dan Surat Keputusan (SK) Menteri Pekerjaan
melaksanakan pembangunan infrastruktur Umum. Salah satu daerah yang mendapat
desanya. program ini adalah Kecamatan Wanasalam
Dalam pelaksanaannya, PPIP Kabupaten Lebak Provinsi Banten yang
meningkatkan kualitas pemberdayaan tersebar di 3 (tiga) desa yaitu Desa Cisarap,
masyarakat dan peran stakeholder dalam Desa Cilangkap dan Desa Parungsari.
pelaksanaan program.Menurut Buku Sebagai program yang berbasis
Pedoman Pelaksanaan PPIP yang pemberdayaan masyarakat, PPIP senantiasa
diterbitkan oleh Direktorat Jendral Cipta mendorong keterlibatan masyarakat secara
Karya Kementerian Pekerjaan Umum hal- optimal dalam semua tahapan kegiatan,
hal tersebut dilakukan melalui : mulai dari pengorganisasian masyarakat,
1. Peningkatan kepekaan dan kesadaran di penyusunan rencana program, menentukan
semua tingkatan melalui pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur
Public Awareness Campaign (PAC) perdesaan, serta pengelolaanya. Disamping
yang optimal itu terdapat 3 (tiga) komponen PPIP sebagai
2. Peningkatan kapasitas penyelenggara landasan pemberdayaan masyarakat yaitu
melalui pelatihan yang akan 1). Penguatan kapasitas perencanaan
diintegrasikan ke dalam sistem masyarakat, 2). Peningkatan layanan dan
penyelenggaraan program penyediaan infrastruktur desa melalui
3. Pemantauan kinerja yang akan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) dan
dilakukan secara berjenjang dari tingkat 3).Peningkatan kapasitas pelaksanaan dan
pusat, provinsi, kabupaten, sampai ke pengendalian program.
tingkat terendah di desa Rendahnya tingkat pemberdayaan
4. Peningkatan partisipasi masyarakat masyarakat diindikasikan dengan
secara aktif dalam pelaksanaan program kurangnya tingkat kerjasama dan partisipasi
khususnya peran serta perempuan dan masyarakat dalam tahap penyiapan dan
masyarakat kelompok miskin, terutama mobilisasi masyarakat dimana tingkat
dalam proses pengambilan keputusan kehadiran masyarakat terutama kaum
5. Penilaian kinerja yang dikaitkan dengan miskin dan perempuan pada sosialisasi desa
sistem, penghargaan, dan sanksi bagi dan musyawarah desa 1 masih sangat
penyelenggara program, dari tingkat rendah, rendahnya tingkat pemberdayaan
provinsi, kabupaten, sampai tingkat masyarakat pada tahap perencanaan
desa berdasarkan kinerja dalam partisipatif oleh masyarakat diindikasikan
pelaksanaan program; dan kurangnya tingkat kehadiran masyarakat
6. Penguatan mekanisme serta pada kegiatan musyawarah desa II
implementasi penanganan pengaduan sedangkan rendahnya tingkat
Selanjutnya Program Pembangunan pemberdayaan masyarakat pada tahap
Infrastruktur Pedesaan (PPIP) berfokus pelaksanaan fisik ditemukan bahwa pada
pada : 1).peningkatan akses masyarakat pelaksanaan pembangunan infrastruktur
terhadap pelayanan infrastruktur dasar dikontraktualkan atau menggunakan pihak
permukiman perdesaan, 2).peningkatan ke-3 dan tidak dilaksanakan secara
kapasitas perencanaan dan pengembangan swakelola atau oleh masyarakat langsung
masyarakat serta 3).peningkatan kapasitas untuk memberikan tambahan pendapatan
pemangku kepentingan (stakeholders) kepada masyarakat setempat.
dalam penyelenggaraan pembangunan
dengan penerapan tata kelola pemerintahan Berdasarkan latar belakang
yang baik (good governance). PPIP 2014 permasalahan yang ada, dapat dirumuskan
merupakan bagian dari Program Nasional permasalahan sebagai berikut :
Pemberdayaan Mandiri (PNPM) yang 1. Rendahnya tingkat pemberdayaan
4 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 1 - 25

masyarakat dalam kerjasama dan Chatterjee & Canda, 1998 dalam Aprillia
partisipasi pelaksanaan kegiatan, hal ini theresia dkk, 2014:115)
berdasarkan data tingkat kehadiran Sedangkan Mardikanto (2013:100)
masyarakat dalam tahap penyiapan dan mendefinisikan pengertian pemberdayaan
mobilisasi dan tahap perencanaan masyarakat adalah :
partisipatif yang rendah. “Proses perubahan sosial, ekonomi dan
2. Rendahnya tingkat pemberdayaan politik untuk memberdayakan dan
masyarakat dalam demokrasi memperkuat kemampuan masyarakat
(metodepemberdayaan) dan melalui proses belajar bersama yang
pengambilan keputusan, hal ini partisipatif, agar terjadi perubahan
berdasarkan temuan bahwa dalam perilaku pada diri semua stakeholders
kegiatan musyawarah desa masyarakat (individu, kelompok dan kelembagaan)
cenderung bersikap pasif dan menerima yang terlibat dalam proses pembangunan
saja hasil keputusan. demi terwujudnya kehidupan yang
semakin berdaya, mandiri dan
B. TINJAUAN PUSTAKA partisipatif yang semakin sejahtera
1. Pemberdayaan Masyarakat secara berkelanjutan”.
Konsep pemberdayaan masyarakat Filosofi pemberdayaan masyarakat
mencakup pengertian “pembangunan dan paling banyak dikemukakan oleh
masyarakat (community development) dan berbagai pihak dan dalam banyak
pembangunan yang bertumpu pada kesempatan dikutip oleh Kelsey dan Hearne
masyarakat (community-based (1995) bahwa “falsafah pemberdayaan
development) Chamber tahun 1995” masyarakat harus berpijak kepada
(Kartasasmita, 1997:41). Pendekatan utama pentingnya pengembangan individu di
dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa dalam perjalanan pertumbuhan masyarakat
masyarakat tidak dijadikan obyek dari dan bangsanya Mardikanto dan Soebiato,
berbagai proyek pembangunan, tetapi 2013. Pemberdayaan masyarakat pada
merupakan subyek dari upaya dasarnya merupakan proses untuk membuat
pembangunannya sendiri. masyarakat menjadi berdaya. Setiap
Pembangunan partisipatif anggota masyarakat dalam sebuah
mempunyai kaitan yang erat dengan komunitas sebenarnya memiliki potensi,
pemberdayaanmasyarakat, dimana pada gagasan serta kemampuan untuk membawa
pembangunan partisipatif diperlukan upaya dirinya dan komunitasnya untuk menuju ke
dan langkah-langkah untuk mempersiapkan arah yang lebih baik, namun potensi itu
masyarakat guna memperkuat kelembagaan terkadang tidak bisa berkembang
masyarakat agar mereka mampu disebabkan faktor-faktor tertentu.
mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan Pemberdayaan masyarakat adalah
kesejahteraan dalam suasana keadilan yang sebuah konsep pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan untuk meningkatkan harkat merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini
dan martabatnya serta mampu melepaskan mencerminkan paradigma baru
diri dari perangkap kemiskinan dan pembangunan, yakni yang bersifat "people-
keterbelakangan. Upaya tersebut centered, participatory, empowering, and
merupakan salah satu wujud nyata dari sustainable" (Chambers, 1995). Konsep ini
pemberdayaan masyarakat (Sumaryadi, lebih luas dari hanya semata-mata
2005:111). memenuhi kebutuhan dasar (basic needs)
“Empowerment – “process by atau menyediakan mekanisme untuk
which individuals and groups gain power, mencegah proses pemiskinan lebih lanjut
acces to resources and control over their (safety net), yang pemikirannya belakangan
own lives. In doing so, they gain the ability ini banyak dikembangkan sebagai upaya
to achieve their highest personal and mencari alternatif terhadap konsep-konsep
collectives apirations and goals” (Robbins, pertumbuhan di masa yang lalu. Konsep ini
Ahmad Sururi, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaandalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak 5

berkembang dari upaya banyak ahli dan dan kekuasaan yang cukup untuk
praktisi untuk mencari apa yang antara lain mempengaruhi kehidupannya dan
oleh Friedman (1992) disebut alternative kehidupan orang lain yang menjadi
development, yang menghendaki “inclusive perhatiannya (Parsons et al. 1994 dalam
democracy, appropriate economic growth, Mardikanto 2010). Upaya memberdayakan
gender equality and intergenerational masyarakat adalah upaya untuk
equity”. menumbuhkan potensi yang terpendam
Dengan demikian, pemberdayaan dalam masyarakat yang mengharuskan
adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai adanya fasilitator untuk membangun
proses, pemberdayaan adalah serangkaian kapasitas produktif masyarakat
kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau (Indrianingrum 2011).
keberdayaan kelompok lemah dalam Sedangkan dasar-dasar pemberdayaan
masyarakat, termasuk individu-individu masyarakat adalah: mengembangkan
yang mengalami masalah kemiskinan. masyarakat khususnya kaum miskin, kaum
Sebagai tujuan, maka pemberdayaan lemah dan kelompok terpinggirkan,
menunjuk pada keadaan atau hasil yang menciptakan hubungan kerjasama antara
ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial masyarakat dan lembaga-lembaga
yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki pengembangan, memobilisasi dan
kekuasaan atau mengetahui pengetahuan optimalisasi penggunaan sumber daya
dan kemampuan dalam memenuhi secara keberlanjutan, mengurangi
kebutuhan hidupnya baik yang bersifat ketergantungan, membagi kekuasaan dan
fisik, ekonomi maupun sosial seperti tanggung jawab, dan meningkatkan tingkat
memiliki kepercayaan diri, mampu keberlanjutan. (Delivery dalam Sutrisno,
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata 2005:17).
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan Lebih lanjut, Dahama dan Bhatnagar
sosial dan mandiri sebagai tujuan seringkali dalam Mardikanto (2010) mengungkapkan
digunakan sebagai indikator keberhasilan prisip-prinsip pemberdayaan yang lain yang
pemberdayaan sebagai sebuah proses. mencakup:
Menurut Sumodiningrat (1999) 1) Minat dan kebutuhan, artinya
pemberdayaan masyarakat memerlukan pemberdayaan akan efektif jika selalu
kepedulian yang diwujudkan dalam mengacu pada minat dan kebutuhan
kemitraan dan kebersamaan pihak yang masyarakat.
sudah maju dengan pihak yang belum 2) Organisasi masyarakat bawah, artinya
berkembang. Dalam hal ini pemberdayaan pemberdayaan akan efektif jika mampu
merupakan suatu proses perubahan melibatkan/menyentuh organisasi
ketergantungan menjadi kemandirian. masyarakat bawah, sejak dari setiap
Sumodiningrat (1999) juga menjelaskan keluarga/kekerabatan.
bahwa segenap program pemberdayaan 3) Keragaman budaya, artinya
masyarakat yang dirancang untuk pemberdayaan harus memperhatikan
menanggulangi ketertinggalan merupakan adanya keragaman budaya. Perencanaan
bagian dari upaya mempercepat proses pemberdayaan harus selalu disesuaikan
perubahan kondisi sosial-ekonomi dengan budaya lokal yang beragam.
masyarakat yang masih tertinggal. 4) Perubahan budaya, artinya setiap
Pemberdayaan adalah sebuah kegiatan pemberdayaan akan
proses agar setiap orang menjadi cukup mengakibatkan perubahan budaya.
kuat dalam berpartisipasi dalam berbagi Kegiatan pemberdayaan harus
pengontrolan dan mempengaruhi kejadian- dilaksanakan dengan bijak dan hati-hati
kejadian serta lembaga-lembaga yang agar perubahan yang terjadi tidak
mempengaruhi kehidupannya. menimbulkan kejutan-kejutan budaya.
Pemberdayaan menekankan bahwa orang 5) Kerjasama dan partisipasi, artinya
memperoleh keterampilan, pengetahuan, pemberdayaan hanya akan efektif jika
6 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 1 - 25

mampu menggerakan partisipasi melakukan beragam kegiatan (meskipun


masyarakat untuk selalu bekerjasama masih berkaitan dengan kegiatan
dalam melaksanakan program-program pertanian).
pemberdayaan yang telah dirancang. 11) Segenap keluarga, artinya penyuluh
6) Demokrasi dan penerapan ilmu, artinya harus memperhatikan keluarga sebagai
dalam pemberdayaan harus selalu satu kesatuan dari unit sosial. Dalam hal
memberikan kesempatan kepada ini, terkandung pengertian-pengertian:
masyarakatnya untuk menawar setiap a) Pemberdayaan harus dapat
ilmu alternatif yang ingin diterapkan. mempengaruhi segenap anggota
Yang dimaksud demokrasi disini, bukan keluarga.
terbatas pada tawar menawar tentang b) Setiap anggota keluarga memiliki
ilmu alternatif saja, tetapi juga dalam peran atau pengaruh dalam setiap
penggunaan metoda pemberdayaan, pengambilan keputusan.
serta proses pengambilan keputusan c) Pemberdayaan harus mampu
yang akan dilakukan masyarakat mengembangkan pemahaman
sasarannya. bersama.
7) Belajar sambil bekerja, artinya kegiatan d) Pemberdayaan mengajarkan
pemberdayaan harus diupayakan agar pengelolaan keuangan keluarga.
masyarakat dapat “belajar sambil e) Pemberdayaan mendorong
bekerja” atau belajar dari pengalaman keseimbangan antara kebutuhan
tentang segala sesuatu yang ia kerjakan. keluarga dan kebutuhan usaha tani.
Dengan kata lain, pemberdayaan tidak f) Pemberdayaan harus mampu
hanya sekedar menyampaikan informasi mendidik anggota keluarga yang
atau konsep-konsep teoritis tetapi harus masih muda.
memberikan kesempatan kepada g) Pemberdayaan harus
masyarakat sasaran untuk mencoba atau mengembangkan kegiatan-kegiatan
memperoleh pengalaman melalui keluarga, baik yang menyangkut
kegiatan secara nyata. masalah sosial, ekonomi, maupun
8) Penggunaan metode yang sesuai, budaya.
artinya pemberdayaan harus dilakukan h) Mengembangkan pelayanan
dengan penerapan metoda yang selalu keluarga terhadap masyarakatnya.
disesuaikan dengan kondisi lingkungan 12) Kepuasan, artinya pemberdayaan harus
(lingkungan fisik, kemampuan ekonomi mampu mewujudkan tercapainya
dan nilai sosial budaya) sasarannya. kepuasan. Adanya kepuasan akan sangat
9) Kepemimpinan, artinya penyuluh tidak menentukan keikutsertaan sasaran pada
melakukan kegiatan-kegiatan yang program-program pemberdayaan
hanya bertujuan untuk selanjutnya.
kepentingan/kepuasannya sendiri, dan
harus mampu mengembangkan 2. Kesejahteraan Masyarakat
kepemimpinan. Dalam hubungan ini, Pengertian sejahtera menurut W.J.S
penyuluh sebaiknya mampu Poerwadarimta adalah ‘aman, sentosa, dan
menumbuhkan pemimpin-pemimpin makmur’. Sehingga arti kesejahteraan itu
lokal atau memanfaatkan pemimpin meliputi kemanan, keselamatan dan
lokal yang telah ada untuk membantu kemakmuran. Dalam arti sempit, kata sosial
kegiatan pemberdayaan. menyangkut sector kesejahteraan sosial
10) Spesialis yang terlatih, artinya penyuluh sebagai suatu bidang atau bagian dari
harus benar-benar pribadi yang telah pembangunan sosial atau kesejahteraan
memperoleh latihan khusus tentang rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan
segala sesuatu yangs esuai dengan kualitas kehidupan manusia, terutama yang
fungsinya sebagai penyuluh. Penyuluh- dikatagorikan sebagai kelompok yang tidak
penyuluh yang disiapkan untuk beruntung dan kelompok rentan, yaitu hal
Ahmad Sururi, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaandalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak 7

yang menyangkut program-program atau (freedom), dan (4) jati diri (Identity.
pelayanan-pelayanan sosial untuk Dalam memahami realitas tingkat
mengatasi masalah-masalah sosial seperti, kesejahteraan, pada dasarnya terdapat
kemiskinana, ketelantaran, beberapa faktor yang menyebabkan
ketidakberfungsian fisik dan psikis, tuna terjadinya kesenjangan tingkat
sosial, tuna susila dan kenakalan remaja. kesejahteraan antara lain : (1) social
Kesejahteran sosial memiliki arti ekonomi rumah tangga atau masyarakat, (2)
kepada keadaan yang baik, kebahagiaan dan struktur kegiatan ekonomi sektoral yang
kemakmuran, banyak orang yang menjadi dasar kegiatan produksi rumah
menamainya sebagai kegiatan amal. Di tangga atau masyarakat, (3) potensi regional
Amerika serikat kesejahteraan sosial juga (sumberdaya alam, lingkungan dan
diartikan sebagai bantuan public yang insfrastruktur) yang mempengaruhi
dilakukan pemerintah bagi keluarga miskin perkembangan struktur kegiatan produksi,
dan anak-anak mereka. Para pakar ilmu dan (4) kondisi kelembagaan yang
sosial mendefinisikan kesejahteraan sosial membentuk jaringan kerja produksi dan
dengan tinggi rendahnya tingkat hidup pemasaran pada skala lokal, regional dan
masyarakat. global (Taslim, 2004).
Menurut Segel dan Bruzy (1998:8),
“Kesejahteraan sosial adalah kondisi C. METODOLOGI PENELITIAN
sejahtera dari suatu masyarakat. Metode yang digunakan dalam
Kesejahteraan sosial meliputi kesehatan, penelitian ini adalah metode penelitian
keadaan ekonomi, kebahagiaan, dan deskriptif.Melalui metode penelitian
kualitas hidup rakyat”. Sedangkan deskriptif, penulis berusaha
Wilensky dan Lebeaux (1965:138) mendeskripsikan tentang pemberdayaan
merumuskan kesejahteraan sosial sebagai masyarakat melalui PPIP dalam
sistem yang terorganisasi dari pelayanan- meningkatkan kesejahteraan masyarakat
pelayanan dan lembaga-lembaga sosial, Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak.
yang dirancang untuk membantu individu- Dengan pemilihan rancangan deskriptif
individu dan kelompok-kelompok agar kualitatif, maka penulis akan melakukan
mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang pendekatan terhadap obyek penelitian
memuaskan. Maksudnya agar tercipta dengan menggali informasi sesuai dengan
hubungan-hubungan personal dan sosial persepsi penulis dan informan dan dapat
yang memberi kesempatan kepada individu- berkembang sesuai dengan interaksi yang
individu pengembangan kemampuan- terjadi dalam proses wawancara.
kemampuan mereka seluas-luasnya dan Penulissenantiasa menginterpretasikan
meningkatkan kesejahteraan mereka sesuai makna yang tersurat dan tersirat dari
dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat. penjelasan yang diberikan informan, hasil
Sedangkan menurut Midgley (1995:14) observasi lapangan serta catatan
Kondisi kesejahteraan sosial diciptakan atas pribadi.Definisi operasional dan indikator-
kompromi tiga elemen. Pertama, sejauh indikator yang diteliti dalam penelitian
mana masalah-masalah sosial ini diatur, tentang pemberdayaan masyarakat melalui
kedua sejauh mana kebutuhan-kebutuhan PPIP dalam meningkatkan kesejahteraan
dipenuhi, ketiga sejauh mana kesempatan masyarakat Kecamatan Wanasalam
untuk meningkatkan taraf hidup dapat Kabupaten Lebak ini berdasarkan kepada
disediakan. prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat
Konsep kesejahteraan menurut berdasarkan teori dari Dahama dan
Nasikun (1993) dapat dirumuskan sebagai Bhatnagar dalam Mardikanto (2013)
padanan makna dari konsep martabat Teknik pengumpulan data yang
manusia yang dapat dilihat dari empat dikumpulkan terdiri atas data primer dan
indicator yaitu : (1) rasa aman (security), data skunder.Dataprimer merupakan data
(2) Kesejahteraan (welfare), (3) Kebebasan yang langsung dikumpulkan pada saat
8 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 1 - 25

melaksanakan penelitian di lapangan berupa berpihak padapembangunan manusia


wawancara, pengamatan langsung melalui khususnya masyarakat miskin di
komunikasi yang tidak secara langsung Kecamatan Wanasalam Kabupaten
tentang pokok masalah.Sedangkan data Lebak.Dalam memantau dan melakukan
sekunder adalah data yang merupakan hasil analisis bagaimana keberhasilan dan
pengumpulan orang atau instansi dalam indikator pemberdayaan masyarakat
bentuk publikasi, laporan, dokumen, dan peneliti melakukan analisis berdasarkan
buku-buku lainnya yang berkaitan dengan teori indikator-indikator dan prinsip-prinsip
penelitian ini.Data primer berasal dari pemberdayaan masyarakat yang
informan. Informan yang dipilih adalah dikemukakan oleh Dahama dan Bhatnagar
unsur Camat Wanasalam, Perangkat dalam Mardikanto (2013) yang dipakai
Kecamatan, Kepala Desa, Badan untuk mengukur pelaksanaan
Perwakilan Desa (BPD), Perwakilan dari pemberdayaan masyarakat yaitu :
Masyarakat/stakeholders (Tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh 1. Analisis Minat dan kebutuhan
wanita/PKK), Organisasi Masyarakat Minat dan kebutuhan tersebut harus
Setempat (OMS), Kelompok Pemanfaat dan berdasarkan minat dan kebutuhan yang
Pemelihara (KPP), Kader Desa (KD) dan dirasakan (felt – need) artinya program
yang terlibat dalam proses perencanaan yang akan dirumuskan harus bertolak dari
pembangunan. Data skunder diambil dari minat dan kebutuhan-kebutuhan yang telah
beberapa dokumen atau catatan yang dirasakan oleh masyarakat sehingga
berasal dari instansi yang terkait, hasil program itu benar-benar dirasakan sebagai
penelitian sejenis maupun publikasi buku- pemecahan masalah atau pencapaian tujuan
buku yang menunjang pembahasan yang dikehendaki.Dari hasil wawancara
penelitian. dapat dikemukakan bahwa kebutuhan
infrastruktur sudah sesuai dengan minat dan
D. HASIL PENELITIAN DAN kebutuhan masyarakat, selanjutnya dapat
PEMBAHASAN dikemukakan bahwa minat dan kebutuhan
Pemberdayaan merupakan upaya untuk masyarakat sudah dilakukan berdasarkan
meningkatkan kapasitas masyarakat dan prioritas pemilihan usulan kegiatan minat
pemberian kesempatan yang seluas-luasnya dan kebutuhan masyarakat, hal ini
bagi penduduk kategori miskin untuk dilaksanakan pada kegiatan Musyawarah
melakukan kegiatan sosial ekonomi yang Desa II sebagai bagian dari tahapan
produktif, sehingga mampu menghasilkan perencanaan partisipatif masyarakat dalam
nilai tambah yang lebih tinggi dan penentuan minat dan jenis kebutuhan
pendapatan yang lebih besar. Dengan infrastruktur yang akan dibangun
demikian, pemberdayaan masyarakat pada sebagaimana diuraikan pada tabel berikut
hakekatnya diarahkan untuk meningkatkan ini :
akses hidup sejahtera bagi individu,
keluarga dan kelompok masyarakat
terhadap sumber daya untuk melakukan
proses produksi dan kesempatan berusaha.
Untuk dapat mencapai hal tersebut
diperlukan berbagai upaya untuk
memotivasi dalam bentuk antara lain
bantuan modal dan pengembangan sumber
daya manusia.
Program Pembangunan Infrastruktur
Perdesaan(PPIP)yang direncanakan
merupakan bentuk pengembangan dari
model perencanaan pembangunan yang
Ahmad Sururi, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaandalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak 9

Tabel 1
Analisis Prioritas Usulan Kegiatan/
Minat dan Kebutuhan Masyarakat
Usulan Kegiatan Masyarakat
No
Aspek Penilaian Nilai Pengas Rabat Paving Air Drai
Telford MCK
palan Beton Block Bersih nase
Kegiatan mendukung
1. peningkatan ekonomi dan
menjadi akses langsung
terhadap pemanfaat potensi
(pertanian, perkebunan,
A=3
perikanan, sumber air baku, 2 2 2 3 1 3 1
B =2
dll) yang ada di desa
C=1
a. Sangat mendukung
b. Mendukung
c. Tidak

Penerima Manfaat
a. < 1/3 jumlah penduduk A=1
b. Antara 1/3 s.d. 2/3 B=2 2 2 1 2 2 1 1
2.
jumlah penduduk C=3
c. >dua pertiga jumlah
penduduk
Manfaat dirasakan secara
langsung oleh masyarakat A=3 3 3 3 3 3 1 3
3.
a. Ya B=1
b. Tidak
Ketersediaan Lahan
a. Ada, dari lahan A=3
eksisting B=2 2 3 1 3 1 1 3
4.
b. Ada, namun berupa C=1
ruang/fasilitas umum
c. Tidak tersedia
Lokasi kegiatan berada pada
kantung-kantung kemiskinan A=3 3 3 3 3 3 1 3
5.
a. Ya B=1
b. Tidak
Besarnya biaya
a. <250 juta A=3 1 3 3 3 3 3 1
6.
b. 250 – 300 juta B=2
c. >300 juta C=1
Metode Pengerjaan
a. Teknologi sederhana A=3
7.
b. Memerlukan peralatan B=1 1 3 3 3 3 3 3
berat
Waktu Pelaksanaan
8. a. <3 bulan A=3 3 3 3 3 1 3 1
b. >3 bulan B=1
TOTAL NILAI 17 22 19 23 17 16 16
PERINGKAT 4 2 3 1 5 6 7

(Sumber : Hasil penelitian lapangan, 2015)


10 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 1 - 25

Tabel 2
Analisis Prioritas Usulan Kegiatan/
Minat dan Kebutuhan Masyarakat Desa Cisarap
Usulan Kegiatan
No Aspek Penilaian Nilai Pengas Rabat Paving Air Drai
Telford MCK
palan Beton Block Bersih nase
Kegiatan mendukung
1. peningkatan ekonomi dan
menjadi akses langsung
terhadap pemanfaat potensi
(pertanian, perkebunan,
2 3 2 2 1 2 1
perikanan, sumber air baku, A=3
dll) yang ada di desa B =2
a. Sangat mendukung C=1
b. Mendukung
c. Tidak
Penerima Manfaat
a. <sepertiga jumlah A=1
penduduk B=2 2 3 1 2 2 1 1
b. Antara 1/3 s.d. 2/3
2.
jumlah penduduk C=3
c. >dua pertiga jumlah
penduduk

Manfaat dirasakan secara


langsung oleh masyarakat 3 3 3 3 3 1 3
3.
a. Ya A=3
b. Tidak B=1
Ketersediaan Lahan
a. Ada, dari lahan eksisting A=3
4. b. Ada, namun berupa B=2 2 3 1 3 1 1 3
ruang/fasilitas umum
c. Tidak tersedia C=1
Lokasi kegiatan berada pada
kantung-kantung kemiskinan 3 3 3 1 3 1 3
5. a. Ya A=3
b. Tidak B=1

Besarnya biaya
a. <250 juta A=3 1 3 3 3 3 3 1
6.
b. 250 – 300 juta B=2
c. >300 juta C=1
Metode Pengerjaan
a. Teknologi sederhana A=3
7.
b. Memerlukan peralatan 1 3 3 3 3 3 3
berat B=1
Waktu Pelaksanaan
8. a. <3 bulan A=3 3 3 3 3 1 3 1
b. >3 bulan B=1
TOTAL NILAI 17 24 19 21 17 16 16
PERINGKAT 4 1 3 2 5 6 7

(Sumber : Hasil penelitian lapangan, 2015)


Ahmad Sururi, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaandalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak 11

Tabel 3
Analisis Prioritas Usulan Kegiatan/
Minat dan Kebutuhan Masyarakat Desa Parungsari
Usulan Kegiatan
No. Aspek Penilaian Nilai Pengas Rabat Paving Air
Telford MCK Drainase
palan Beton Block Bersih
Kegiatan mendukung
1. peningkatan ekonomi dan
menjadi akses langsung
terhadap pemanfaat potensi (
pertanian, perkebunan,
2 2 2 3 1 3 1
perikanan, sumber air baku, A=3
dll) yang ada di desa B =2
a. Sangat mendukung C=1
b. Mendukung
c. Tidak
Penerima Manfaat
a. <sepertiga jumlah A=1
penduduk B=2 2 2 1 2 2 1 1
b. Antara sepertiga s.d.
2.
duapertiga jumlah C=3
penduduk
c. >dua pertiga jumlah
penduduk
Manfaat dirasakan secara
langsung oleh masyarakat 3 3 3 3 3 1 3
3.
a. Ya A=3
b. Tidak B=1

Ketersediaan Lahan A=3 2 3 1 3 1 1 3


a. Ada, dari lahan eksisting B=2
4. b. Ada, namun berupa
ruang/fasilitas umum C=1
c. Tidak tersedia
Lokasi kegiatan berada pada
kantung-kantung kemiskinan 3 3 3 3 3 1 3
5.
a. Ya A=3
b. Tidak B=1
Besarnya biaya
a. <250 juta A=3 1 3 3 3 3 3 1
6.
b. 250 – 300 juta B=2
c. >300 juta C=1
Metode Pengerjaan
a. Teknologi sederhana A=3
7.
b. Memerlukan peralatan 1 3 3 3 3 3 3
berat. B=1
Waktu Pelaksanaan
8. a. <3 bulan A=3 3 3 3 3 1 3 1
b. >3 bulan B=1
TOTAL NILAI 17 22 19 23 17 16 16
PERINGKAT 4 2 3 1 5 6 7

(Sumber : Hasil penelitian lapangan, 2015)


14 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 1 - 25

Dari uraian di atas maka dapat Tujuan utama pengorganisasian masyarakat


disimpulkan bahwa indikator minat dan bawah adalah untuk memperbaiki kualitas
kebutuhan masyarakat sudah mendapatkan hidup masyarakat melalui pendayagunaan
perhatian dan dilaksanakan dengan baik, sumber-sumber yang ada pada mereka serta
minat dan kebutuhan tersebut sudah sesuai menekankan pada prinsip partisipasi sosial.
dengan keinginan masyarakat dan selaras Dan dari hasil wawancara dapat
dengan rencana kerja program yang disampaikan bahwa pengorganisasian
diimplementasikan dalam bentuk masyarakat sudah menjadi prioritas setiap
pembangunan infrastruktur, dengan tahapan kegiatan Program Pembangunan
demikian indikator dan prinsip-prinsip Infrastruktur Perdesaan (PPIP) dan
pemberdayaan masyarakat berdasarkan berdasarkan hasil temuan di lapangan dapat
analisis minat dan kebutuhan sudah dikemukakan pengorganisasian dan
dilaksanakan. pemberdayaan masyarakat sudah dilakukan
melalui proses kegiatan Musyawarah Desa I
2. Analisis Pengorganisasian yang memilih dan menetapkan Organisasi
masyarakat Masyarakat Setempat (OMS), Kelompok
Menurut Ross dalam Aprillia Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) dan
Theresia (2014:237) pengorganisasian Kader Desa (KD) sebagai organisasi
masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat yang berperan dalam
masyarakat mengidentifikasi kebutuhan- perencanaan dan pelaksanaan
kebutuhan atau tujuan-tujuannya, pembangunan. Susunan OMS terdiri dari
mengembangkan kepercayaan diri dan ketua, bendahara, sekretaris, tenaga teknis
kemauan untuk bekerja dalam memenuhi dan anggota dengan keanggotaan minimal
kebutuhan, menemukan sumber daya 30% perempuan. Organisasi Masyarakat
(internal/eksternal) untuk menangani Setempat (OMS).
kebutuhan-kebutuhan, mengambil tindakan Struktur Organisasi OMS dapat
dan mengembangkan sikap kooperatif dan digambarkan sebagai berikut :
kolaboratif dan praktik di masyarakat.

Gambar 1 Struktur Organisasi OMS

KETUA

BENDAHARA SEKRETARIS

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

Sumber : Buku Pedoman Pelaksanaan PPIP, 2014


Dari uraian di atas dapat kemukakan berdasarkan tujuan awal program
pengorganisasian masyarakat sangat pemberdayaan, maka program atau usaha
penting di dalam melaksanakan ini dapat dikatakan telah efektif
pembangunan infrastruktur berbasis dikarenakan telah mencapai salah satu
masyarakat karena organisasi masyarakat tujuannya yakni keterlibatan masyarakat
merupakan instrumen institusional dimana bawah dimulai dari keluarga, kekerabatan
kinerja pembangunan dapat diukur dan dan persaudaraan sehingga keefektifan
Ahmad Sururi, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaandalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak 15

pemberdayaan dapat dilaksanakan. Dengan pembangunan;


demikian dapat disimpulkan pemberdayaan 2. Unsur-unsur budaya secara simbolis
masyarakat melalui Program Pembangunan merupakan untuk komunikasi paling
Infrastruktur Perdesaan (PPIP) dalam berharga dari penduduk setempat;
meningkatkan kesejahteraan masyarakat 3. Unsur-unsur budaya mempunyai aneka
Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak ragam fungsi (baik terwujud maupun
sudah melaksanakan prinsip-prinsip terpendam) yang sering
pemberdayaan masyarakat berdasarkan menjadikannnya sebagai sarana yang
analisis pengorganisasian masyarakat. paling berguna untuk perubahan
dibandingkan dengan yang tampak pada
3. Analisis Keragaman Budaya Lokal. permukaan jika hanya dilihat dalam
Menurut Colletta dalam Aprillia kaitan dengan fungsinya yang berwujud
Theresia (2014:59) menguraikan saja.
pentingnya budaya lokal dalam proses Berdasarkan data observasi lapangan,
pembangunan masyarakat yaitu : peneliti uraikan mengenai peta, profil
1. Unsur-unsur budaya lokal mempunyai masalah dan potensi sosial budaya dalam
legitimasi tradisional di mata tabel berikut
masyarakat binaan yang menjadi
sasaran program pemberdayaan dan

Tabel 4
Peta, Profil Masalah dan
Potensi Sosial dan Budaya
Profil dan Karakteristik Masalah
Potensi Sosial Prioritas Lokasi Tingkat Akses
No Nilai Sosial/
Budaya Masalah (Dusun) Pendidikan/ Modal
Budaya/Adat
Pelatihan Pasar
Desa Cisarap, Desa Belum mampu Pelatihan Belum ada
1. Gapoktan Belum Cilangkap dan menciptakan khusus yang dukungan
optimalnya Desa Parungsari sesuatu yg perlu materiil dan
hasil ekonomis untuk digalakan non materiil
produksi kebutuhan warga dari pihak
terkait
Desa Cisarap, Desa Kemampuan SDM Tidak ada
2. Karang Taruna Kurang Cilangkap dan yang terbatas pelatihan yang
berperan Desa Parungsari sangat memadai
aktif menghambat sesuai
kegiatan kebutuhan
Desa Cisarap, Desa
3. Lembaga Kurang Cilangkap dan Pemahaman Pembinaan
pendidikan & sinergi Desa Parungsari persepsi yang dari tokoh
keagamaan dengan harmonis masyarakat
Pemdes dan
BPD

Sumber : Laporan Fasilitator Masyarakat, 2015


Berdasarkan hasil penelitian Infrastruktur Perdesaan (PPIP) dalam
ditemukan fakta empiris di Kecamatan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Wanasalam keragaman budaya setiap desa Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak
bersifat homogen sehingga lebih sudah melaksanakan prinsip-prinsip
memudahkan masyarakat untuk ikut aktif pemberdayaan masyarakat berdasarkan
berpartisipasi dalam setiap kegiatan analisis keragaman budaya.
pemberdayaan, dengan demikian dapat
disimpulkan pemberdayaan masyarakat 4. Analisis Perubahan budaya
melalui Program Pembangunan Mengenai perubahan budaya yang
16 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 1 - 25

terjadi dalam proses pemberdayaan dampak positif terhadap pemberdayaan


masyarakat, berikut hasil wawancara masyarakat karena nilai-nilai budaya
dengan fasilitator masyarakat selaku tersebut memberikan input bagi kegiatan
pendamping masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat atau dapat
melaksanakan kegiatan PPIP di tingkat desa diartikan pemberdayaan masyarakat sudah
: menyesuaikan dengan perubahan budaya
“Sebagai fasilitator, kami senantias setempat.
melihat terlebih dahulu nilai-nilai Berdasarkan uraian di atas,
budaya yang ada di desa sepert hal- pemberdayaan masyarakat berdasarkan
hal yang tabu dan tidak analisis perubahan budaya sudah
diperbolehkan, tujuannya agar memberikan kontribusi positif terhadap
pendekatan pemberdayaan kepada pemberdayaan masyarakat.
masyarakat dalam pelaksanaan
program dapat tercapai.”(Sumber 5. Analisis Kerjasama dan partisipasi
Informan : Fasilitator Masyarakat, Slamet dalam Aprilia Theresia (2014:207)
10 April 2015) menguraikan bahwa tumbuh
Dari hasil penelitian lapangan berkembangnya partisipasi masyarakat
ditemukan bahwa nilai-nilai budaya yang dalam pembangunan sangat ditentukan hal-
berada di dalam masyarakat Kecamatan hal seperti : adanya kesempatan yang
Wanasalam mempunyai hubungan yang diberikan kepada masyarakat untuk
sangat erat dengan pemberdayaan berpartisipasi, adanya kemauan masyarakat
masyarakat. Kearifan lokal atau nilai-nilai dan adanya kemampuan masyarakat untuk
budaya selalu dijadikan pedoman atau berpartisipasi. Dilihat dari tingkatan
acuan oleh masyarakat dalam bertindak partisipasi masyarakat, Wilcox dalam
atau berperilaku dalam praktek Aprillia Theresia (2014:202)
kehidupannya sehingga mempunyai mengemukakan sebagai berikut :

Gambar 2
Jenjang Tingkat Partisipasi

5. Supporting

4. Acting Together

3. Deciding Together

2. Consultation

1. Information

Sumber : Wilcox, 2014


Ahmad Sururi, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaandalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak 17

1. Information, memberikan Informasi; dukungan lain untuk mengembangkan


2. Consultation, memberikan pendapat agenda kegiatan.
sebagai pendengar yang baik untuk Selanjutnya hasil wawancara yang
memberikan umpan balik tetapi tidak dilakukan dengan Kepala Desa mengatakan
terlibat dalam implementasi ide dan sebagai berikut :
gagasan;
3. Deciding Together, pengambilan “Ketidakhadiran masyarakat terutama
keputusan bersama, dalam arti kaum perempuan dalam kegiatan
memberikan dukungan terhadap ide, musyawarah desa karena masyarakat
gagasan, pilihan-pilihan serta sibuk dengan aktivitas di siang hari dan
mengembangkan peluang yang masyarakat cenderung pasif kalaupun
diperlukan guna pengambilan hadir dalam setiap pertemuan atau
keputusan; musyawarah desa. ”(Sumber Informan :
4. Acting together, bertindak bersama Tokoh Masyarakat/Agama, 11 April
dalam arti tidak sekedar ikut dalam 2015)
pengambilan keputusan tetapi juga
terlibat dan menjalin kemitraan dalam Untuk melengkapi data wawancara di atas
pelaksanaan kegiatannya; peneliti menguraikan data tingkat
5. Supporting, memberikan dukungan partisipasi masyarakat dalam kegiatan PPIP
dimana kelompok-kelompok lokal yaitu sebagai berikut :
menawarkan pendanaan, nasehat dan
Tabel 5
Monitoring Partisipasi Masyarakat
Dalam Perencanaan Tingkat Desa
Nama Desa Sasaran
Kegiatan Uraian
Cisarap Cilangkap Parungsari

Jumlah Undangan 45 40 45

Jumlah Total Peserta 34 36 31


Sosialisasi
Jumlah Peserta Perempuan 10 26 6

Jumlah Masyarakat Miskin yang hadir 36 24 27

Jumlah Total KK 959 577 697

Jumlah Undangan 55 60 50

Jumlah Total Peserta 49 52 41


Musyawarah
Desa I
Jumlah Peserta Perempuan 8 15 4

Jumlah Masyarakat Miskin yang hadir 41 47 31

Jumlah Total KK 959 577 697

Jumlah Undangan 135 60 95

Jumlah Total Peserta 125 56 83


Musyawarah
Desa II
Jumlah Peserta Perempuan 40 21 20

Jumlah Masyarakat Miskin yang hadir 110 48 71

Jumlah Undangan 85 60 95

Jumlah Total Peserta 82 57 88


Musyawarah
Desa III
Jumlah Peserta Perempuan 23 16 19

Jumlah Masyarakat Miskin yang hadir 78 49 81

Jumlah Total KK 959 577 697

Sumber : Fasilitator Masyarakat, Tahun 2015


18 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 1 - 25

Berdasarkan tabel monitoring oleh sebab itu proses pemberdayaan harus


partisipasi dalam perencanaan tingkat desa dibebaskan dari upaya-upaya menciptakan
di atas dapat diketahui jumlah kehadiran ketergantungan atau bentuk-bentuk
masyarakat masing-masing desa dalam penindasan baru artinya melalui
setiap kegiatan musyawarah desa cukup pemberdayaan penerima manfaat harus
rendah dan apabila dibandingkan dengan diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
jumlah total Kepala Keluarga (KK) di satu menyampaikan pengalaman dan
desa maka rata-rata presentase kehadiran mengembangkan daya nalarnya sehingga
masyarakat dalam kegiatan sosialisasi desa dalam proses pemberdayaan tersebut
sebesar 4,74 persen, rata-rata tingkat kedudukan fasilitator (sebagai pendidik)
partisipasi kegiatan Musyawarah Desa I dan penerima manfaat (yang dididik)
sebesar 6,67 persen, rata-rata tingkat berada dalam situasi yang setara.
partisipasi kegiatan Musyawarah Desa II Berdasarkan wawancara ditemukan
sebesar 11,55 persen dan rata-rata tingkat fakta empiris bahwa dalam proses
partisipasi kegiatan Musyawarah Desa III demokrasi (metode pemberdayaan) dan
sebesar 10,35 persen.Dengan demikian pengambilan keputusan dalam kegiatan
dapat disimpulkan prinsip-prinsip musyawarah desa masyarakat cenderung
pemberdayaan masyarakat berdasarkan bersikap pasif dan menerima saja hasil
analisis kerja sama dan partisipasi belum keputusan seperti dalam wawancara berikut
dilaksanakan. ini dengan anggota masyarakat :
“Sebagai warga masyarakat, kami nurut
6. Analisis Demokrasi dan penerapan saja dengan apa kata pimpinan (dalam hal
ilmu ini kepala desa dan aparat desa), karena
Menurut Freire dalam Mardikanto mereka lebih tahu dan paham tentang apa
(2013:210) terkait dengan metode kebutuhan yang harus dipenuhi dari
pemberdayaan bahwa kegiatan pendidikan warganya.”(Sumber Informan : Anggota
orang dewasa merupakan proses Masyarakat, 11 April 2015)
penyadaran menuju kepada pembebasan

Tabel 6
Pemantauan Partisipasi Masyarakat
Dalam setiap Kegiatan
Kualitas Partisipasi dalam Komentar
demokrasi dan pengambilan Umum
Kegiatan
keputusan
Sangat aktif Aktif Rendah
Musyawarah Desa I √
Identifikasi Permasalahan √
Musyawarah Desa II √
Penyusunan UPD dan RKM √
Musyawarah Desa III √
Pelaksanaan Kegiatan (Tenaga kerja, √
pengadaan bahan dan material)
Musyawarah Desa IV √
Pelestarian (Jumlah orang yang
berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian) √
Sumber : Laporan Fasilitator Masyarakat, tahun 2015
Ahmad Sururi, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaandalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak 19

Proses penyadaran ini perlu pula Dari hasil wawancara peneliti


mengkaji problem-problem yang dihadapi dengan ketua Organisasi Masyarakat
oleh masyarakat miskin, sehingga solusi Setempat (OMS) ditemukan adanya fakta
yang diberikan benar-benar sesuai dengan bahwa pemberdayaan dilakukan dengan
kondisi dan potensi yang ada pada diri pembelajaran nyata kepada masyarakat,
mereka. Dengan demikian pemberdayaan yaitu sebagai berikut :
masyarakat melalui Program Pembangunan
Infrastruktur Perdesaan (PPIP) dalam “Dalam pelaksanaan kegiatan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pemberdayaan masyarakat dari
Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak fasilitator kepada masyarakat terlihat
belum melaksanakan prinsip-prinsip cukup antusias, fasilitator memberikan
pemberdayaan masyarakat berdasarkan bimbingan dan pembinaan misalnya
analisis demokrasi dan penerapan ilmu. bagaimana membuat laporan keuangan
dan melakukan pemetaan
7. Analisis Belajar sambil bekerja wilayah.”(Sumber Informan :
Dalam kaitan ini, menurut Organisasi Masyarakat Setempat
Mardikanto (2013:68), inti dari kegiatan (OMS), 11 April 2015)
pemberdayaan yang bertujuan untuk
mewujudkan perubahan adalah terwujudnya Dari hasil temuan lapangan, peneliti
proses belajar yang mandiri untuk terus- menguraikan data-data hasil observasi
menerus melakukan perubahan. Dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat terkait
perkataan lain, pemberdayaan harus dengan bimbingan dan learning by doing
didesain sebagai proses belajar atau dalam Fasilitator Masyarakat dan masyarakat yaitu
setiap upaya pemberdayaan harus sebagai berikut :
terkandung upaya-upaya pembelajaran dan
penyelenggaraan pelatihan.
Tabel 7
Matriks Analisis Belajar sambil bekerja
No Kegiatan Progres dan Hasil Kegiatan Keterlibatan Masyarakat
1. Identifikasi o Tersusunnya kondisi Demografi desa; - Organisasi Masyarakat dan
Permasalahan dan o Tersusunnya peta dan Profil Keluarga Kader Desa menjadi
pemetaan Desa Miskin; koordinator pemetaan
o Tersusunnya peta dan Profil Relawan dan - Masyarakat menjadi relawan
Sumber Daya; di lapangan dengan ikut aktif
o Tersusunnya peta dan Profil Masalah melakukan identifikasi dan
Infrastruktur; pemetaan dengan didampingi
o Tersusunnya peta dan Profil Masalah dan oleh FM.
Potensi Ekonomi;
o Tersusunnya peta dan Profil Masalah dan
Potensi Sosial dan Budaya;
o Tersusunnya peta dan Profil Masalah dan
Potensi Kelembagaan;
o Tersusunnya peta sederhana kawasan
desa, yang berisi Tata letak tapak, status
tanah dan status penguasaan
o Tersusunnya kondisi dan permasalahan
sarana dan prasarana desa;
o Tersusunnya profil persoalan dan potensi
lingkungan;
o Tersusunnya profil Keluarga miskin.
2 Penyusunan a. Usulan rencana pembangunan Penyusunan dilakukan OMS, KPP
Rencana Kegiatan infrastruktur dan Kader Desa
Masyarakat b. Usulan rencana operasi dan pemeliharaan
c. Usulan rencana pembiayaan operasi dan
pemeliharaan

Sumber : Laporan OMS Desa Cisarap, tahun 2015


20 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 1 - 25

Dari hasil wawancara dan observasi 8. Analisis Penggunaan metode yang


di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan sesuai
kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui Scmidt dalam Mardikanto
belajar sambil bekerja yang dilakukan (2013:211) mengatakan agar pemilihan
sudah berjalan dengan baik, masyarakat metode pemberdayaan masyarakat harus
terlibat dan diberikan kesempatan untuk selalu mengacu kepada tujuan yang ingin
belajar dan dapat merasakan pengalaman dicapai oleh program pemberdayaan yang
nyata dan tidak hanya sekedar menerima pada dasarnya menjadi dua, yaitu :
informasi atau konsep-konsep teoritis a) Menata pengalaman masa lampau yang
tentang program, dengan demikian dapat telah dimilikinya dengan cara baru
disimpulkan pemberdayaan masyarakat b) Memberikan pengetahuan baru
melalui Program Pembangunan (pengetahuan, sikap dan keterampilan).
Infrastruktur Perdesaan (PPIP) sudah Sedangkan Mardikanto dalam
melaksanakan prinsip pemberdayaan Aprillia Theresia (2014:228) menguraikan
masyarakat berdasarkan analisis belajar ragam metode pemberdayaan masyarakat
sambil bekerja, yang secara rinci dikemukakan dalam tabel
sebagai berikut :

Tabel 8
Ragam Metode Pemberdayaan Masyarakat
No Kelompok Metode Ragam Metode Keterangan
1 Tatap Muka Percakapan/dialog, Individual
Pertemuan ceramah, diskusi, FGD, Kelompok
pelatihan,
Pameran Masal
2 Percakapan tak langsung Telepon, TV, radio, teleconference Individual
Kelompok
3 Demonstrasi Demonstrasi cara, demonstrasi hasil. Kelompok
4 Barang cetakan Foto, pamflet, brosur, baliho
5 Media masa Surat kabar, tabloid, Media cetak
Radio, tape recorder Media lisan
TV, VCD, DVD Media
Multi media Terproyeksi

6 Kampanye Gabungan dari semua metode di atas


Sumber : Mardikanto, 2014

Pemberdayaan masyarakat dengan Rogers dalam Mardikanto


prinsip penggunaan metode yang sesuai (2013:149) mengemukakan kualifikasi
sudah dilaksanakan dengan baik, dengan fasilitator pemberdayaan masyarakat dalam
demikian peneliti memberikan kesimpulan aspek kepemimpinan yaitu sebagai berikut :
bahwa pemberdayaan masyarakat melalui 1. Kemauan dan kemampuan untuk
Program Pembangunan Infrastruktur menjalin hubungan secara langsung dan
Perdesaan (PPIP) di Kecamatan Wanasalam tidak langsung dengan masyarakat
Kabupaten Lebak sudah melaksanakan penerima manfaatnya;
prinsip pemberdayaan masyarakat 2. Kemauan dan kemampuan untuk
berdasarkan penggunaan metode menjadi perantara antara sumber-
pemberdayaan masyarakat yang sesuai. sumber inovasi (lembaga penelitian,
9. Analisis Kepemimpinan, tokoh masyarakat) dengan
Ahmad Sururi, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaandalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak 21

pemerintah/lembaga pemberdayaan geografis.


masyarakat dan masyarakat sasaran; Berdasarkan uraian di atas, dapat
3. Kemauan dan kemampuan untuk disimpulkan bahwa pemberdayaan
menyesuaikan kegiatan-kegiatan yang masyarakat melalui Program Pembangunan
dilakukan dengan kebutuhan-kebutuhan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) di
yang dapat dirasakan oleh Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak
pemerintah/lembaga pemberdayaan sudah melaksanakan prinsip pemberdayaan
masyarakat dan masyarakat sasaran. masyarakat berdasarkan analisis
Selanjutnya berdasarkan hasil data- kepemimpinan.
data sekunder, peneliti kemukakan
komponen program PPIP sebagai salah satu 10. Analisis spesialis yang terlatih
pengembangan masyarakat dalam aspek Lippit dan Rogers dalam Mardikanto
kepemimpinan yaitu program ini akan (2013) bahwa fasilitator adalah pekerja
mendukung dan meningkatkan kemampuan atau pelaksana pemberdayaan masyarakat
masyarakat untuk memprioritaskan, dan agen perubahan (agent change) yaitu
merencanakan, melaksanakan, mengelola seseorang yang atas nama pemerintah dan
dan memantau pelaksanaan pembangunan lembaga pemberdayaan masyarakat
infrastruktur dasar. Penguatan dilaksanakan berkewajiban untuk mempengaruhi proses
melalui: (i) memposisikan masyarakat pengambilan keputusan yang dilakukan
sebagai penentu/pengambil kebijakan dan oleh (calon) penerima manfaat dalam
pelaku utama pembangunan, (ii) mengadopsi inovasi. Karena itu fasilitator
mengutamakan nilai-nilai universal dan haruslah profesional dalam arti memiliki
budaya serta kearifan lokal dalam kualifikasi tertentu baik yang menyangkut
pelaksanaan tahapan kegiatan, sesuai kepribadian, pengetahuan, sikap dan
dengan karakteristik sosial, budaya dan keterampilan memfasilitasi pemberdayaan
masyarakat.

Tabel 9
Evaluasi Kemampuan Organisasi Masyarakat
Setempat dan Kader Desa
22 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 1 - 25

Dari uraian di atas, dapat 11. Analisis Segenap keluarga,


disimpulkan pemberdayaan masyarakat Kegiatan PPIP sebagai salah satu program
melalui Program Pembangunan pemerintah yang fokus kepada
Infrastruktur Perdesaan (PPIP) di pembangunan infrastruktur mengutamakan
Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak keluarga sebagai organisasi masyarakat
sudah melaksanakan prinsip pemberdayaan yang terkecil, dan berikut adalah data
masyarakat berdasarkan analisis spesialis sekunder berdasarkan komponen program,
yang terlatih dengan baik. konsep dan dampak manfaat analisis
segenap keluarga berikut ini :

Tabel 10
Matrik Analisis dampak masyarakat (keluarga)
Fakta Empiris Lapangan/Dampak
Komponen Program Konsep (Panduan) Analisis Segenap Keluarga

Penguatan kapasitas Memposisikan masyarakat sebagai Keluarga sebagai komponen organisasi


perencanaan masyarakat penentu/pengambil kebijakan dan pelaku masyarakat terkecil berperan aktif dalam
utama pembangunan, (ii) mengutamakan pelaksanaan program dana nilai-nilai
nilai-nilai universal dan budaya serta kemasyarakatan dalam keluarga
kearifan lokal dalam pelaksanaan tahapan bersinergi dengan pelaksanaan tahapan
kegiatan, sesuai dengan karakteristik kegiatan
sosbud dan geografis.
Peningkatan layanan dan Dana BLM disalurkan langsung ke desa Dana BLM dimanfaatkan untuk rencana
penyediaan infra- struktur sasaran untuk mendukung pelaksanaan pembangunan infrastruktur dan
permukiman perdesaan rencana pembangunan pemberdayaan ekonomi keluarga
melalui Bantuan Langsung meningkat.
Masyarakat
Peningkatan kapasitas (i).Pendampingan dan fasilitasi oleh Proses pendampingan dengan kontribusi
pelaksanaan dan konsultan manajemen, (ii). Peningkatan melalui pengawasan dan evaluasi
pengendalian pelaksanaan pengendalian dengan dilakukan oleh seluruh masyarakat
menguatkan tugas dan fungsi setiap unsur (keluarga)
dalam struktur organisasi program,
(iii).Pengawasan dari seluruh lapisan
masyarakat melalui pemantauan dan
evaluasi.

Sumber : Hasil Analisis Peneliti, tahun 2015


Ahmad Sururi, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaandalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak 23

Dari uraian di atas, dapat Dalam evaluasi terhadap ketiga program


disimpulkan pemberdayaan masyarakat ini, cara mengukur tingkat kepuasan
melalui Program Pembangunan masyarakat dilakukan melalui dua teknik
Infrastruktur Perdesaan (PPIP) di yaitu wawancara terstruktur dan diskusi
Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak kelompok terarah (FGD). Aspek yang
sudah melaksanakan prinsip pemberdayaan dilihat dari kepuasan masyarakat antara lain
masyarakat berdasarkan analisis segenap meliputi transparansi informasi program,
keluarga. pengetahuan masyarakat tentang program,
ketersediaan informasi dan publikasi
12. Kepuasan program, termasuk yang terkait dengan
Salah satu tolok ukur dari keberhasilan mekanisme penanganan komplain
sebuah proyek adalah tingkat kepuasan masyarakat tentang program hingga kepada
masyarakat terhadap proses dan hasil yang tingkat kepuasan masyarakat dan
dapat dicapai selama program berlangsung. stakeholder/pemangku kepentingan
terhadap pelaksanaan dan hasil program.

Tabel 11
Matriks Tingkat Kepuasan Masyarakat
Variabel Konsep (Panduan) Fakta empiris lapangan

Kinerja Teknis Seluruh kriteria teknis baik Sebagian besar telah memenuhi
secara kualitas maupun kriteria teknis dalam hal volume
kuantitas telah dipenuhi dan pekerjaan bahkan terjadi penambahan
diterapkan dengan baik volume meski dengan anggaran yang
tetap.

Kriteria Manajemen Pengelolaan program Pengelolaan sudah dilakukan


memenuhi kriteria menurut prinisp dan pendekatan
manajemen yang ditetapkan pemberdayaan masyarakat

Kriteria Keuangan Efektivitas dan efisiensi Efektivitas dan efisiensi anggaran


penggunaan anggaran telah dipenuhi
dengan baik
Kriteria Organisasi Terjadinya partisipasi Adanya partisipasi masyarakat dan
masyarakat informasi (sosialisasi) proyek dari
tahap perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan.

Sumber : Hasil analisis peneliti, tahun 2015

Berdasarkan uraian di atas dapat bentuk kegiatan yakni sosialisasi program


dikemukakan bahwa tingkat kepuasan, melalui pertemuan, publikasi atas
pemberdayaan masyarakat telah mendorong program.Disamping itu pengaduan
agar masyarakat luas dapat mengetahui masyarakat berkenaan dengan
tentang program.Pengetahuan masyarakat penyimpangan atau dampak negatif dari
terhadap program kelak dapat membantu pelaksanaan program. Kesemua ini
partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam menunjukan bahwa program dirancang
pelaksanaan program hingga pengawasan tidak semata mengukur kepuasan
dan pelestarian infrastruktur yang telah masyarakat dari sisi hasil fisik infrastruktur
dibangun. Hal ini dilakukan melalui 2 yang dibangun, melainkan juga dari aspek
24 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 1 - 25

proses dari pelaksanaan pembangunan 1) Kurangnya pemahaman masyarakat


infrastruktur perdesaan. tentang makna pemberdayaan
Dari uraian di atas, dapat masyarakat dan keberadaan
disimpulkan pemberdayaan masyarakat Program Pembangunan Infrastruktur
melalui Program Pembangunan Pedesaan (PPIP);
Infrastruktur Perdesaan (PPIP) di 2) Kurangnya sosialisasi yang
Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak diberikan oleh fasilitator masyarakat
sudah melaksanakan prinsip pemberdayaan dan perangkat kelembagaan desa
masyarakat berdasarkan analisis kepuasan. dalam memberikan informasi
kegiatan dan
3) Kurangnya kesadaran masyarakat
E. KESIMPULAN DAN baik sebagai individu maupun
REKOMENDASI anggota masyarakat menyangkut
kondisi dan lingkungannya
1. Kesimpulan 4) Sebagian besar masyarakat tidak
Berdasarkan hasil analisis dan mempunyai kapasitas yang
pembahasan, maka dapat ditarik memadai untuk terlibat secara
beberapa kesimpulan sebagai berikut ; produktif dalam pengambilan
a) Pemberdayaan Masyarakat melalui keputusan
Pembangunan Infrastruktur Perdesaan 5) Adanya budaya kepatuhan warga
(PPIP) dalam meningkatkan masyarakat terhadap penguasa
kesejahteraan masyarakat Kecamatan wilayah (tokoh formal maupun
Wanasalam Kabupaten Lebak sudah informal) yang mempengaruhi sikap
melaksanakan 10 (sepuluh) dari 12 (dua masyarakat dalam kebijakan
belas) prinsip-prinsip pemberdayaan pengambilan keputusan.
masyarakat yang dikemukakan
Dahatma dan Bhatnagar dalam 2. Rekomendasi
Mardikanto (2013:106) yaitu analisis Berdasarkan kesimpulan yang telah
minat dan kebutuhan, analisis prinsip diuraikan di atas, disarankan hal-hal
pengorganisasian masyarakat, analisis sebagai berikut :
keragaman budaya lokal, analisis 1. Pemberdayaan masyarakat melalui
perubahan budaya, analisis belajar Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
sambil bekerja, analisis penggunaan (PPIP) dalam meningkatkan
metode yang sesuai, analisis kesejahteraan masyarakat Kecamatan
kepemimpinan, analisis spesialis yang Wanasalam Kabupaten Lebak yang
terlatih, analisis segenap keluarga dan sudah dilaksanakan berdasarkan 10
analisis kepuasan. (sepuluh) prinsip-prinsip pemberdayaan
b) Pemberdayaan Masyarakat melalui masyarakat menurut Dahatma dan
Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Bhatnagar dalam Mardikanto
(PPIP) dalam meningkatkan (2013:106) perlu dipertahankan dan
kesejahteraan masyarakat Kecamatan ditingkatkan dalam pelaksanaannya.
Wanasalam Kabupaten Lebak belum 2. Pemberdayaan masyarakat melalui
melaksanakan 2 (dua) prinsip-prinsip Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
pemberdayaan masyarakat dari 12 (dua (PPIP) dalam meningkatkan
belas) prinsip-prinsip pemberdayaan kesejahteraan masyarakat Kecamatan
masyarakat yaitu prinsip pemberdayaan Wanasalam Kabupaten Lebak yang
masyarakat berdasarkan analisis kerja belum melaksanakan 2 (dua) prinsip-
sama partisipasi dan prinsip prinsip pemberdayaan masyarakat,
pemberdayaan masyarakat berdasarkan disarankan hal-hal sebagai berikut :
analisis demokrasi dalam penerapan a. Fasilitator masyarakat perlu
ilmu, hal ini disebabkan karena : membangun komunikasi dan
Ahmad Sururi, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaandalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak 25

pemahaman serta komitmen kepada Kartasasmita, Ginanjar, 1997, Administrasi


seluruh masyarakat tentang Pembangunan. Jakarta, LP3ES
pentingnya program pembangunan Mardikanto T dan Soebiato P, 2013,
infrastruktur dalam meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat.
kesejahteraan masyarakat. Bandung, Alfabeta
b. Pemerintah desa perlu Michael, Todaro, 1977, Pembangunan
mengoptimalkan kegiatan sosialisasi ekonomi di dunia Ketiga, Jakarta
di tingkat desa mengenai kegiatan- Erlangga,
kegiatan pemberdayaan masyarakat. Siagian, Sondang P, 1994, Administrasi
c. Melakukan proses penyadaran Pembangunan, Jakarta, Gunung
masyarakatbaik sebagai individu Agung
maupun anggota masyarakat tentang Sumaryadi, I Nyoman, 2005, Perencanaan
kondisi lingkungannya baik yang Pembangunan Daerah Otonom dan
menyangkut lingkungan fisik, sosial Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta:
budaya dan ekonomi termasuk Penerbit Citra Utama
menunjukkan pentingnya perubahan Sumaryadi, I Nyoman, 2005, Perencanaan
untuk memperbaiki keadaannya. Pembangunan Daerah Otonom dan
d. Memberikan kesempatan Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta:
pendidikan non formal kepada Penerbit Citra Utama
masyarakat sebagai upaya Sumodiningrat G. 1999. Pemberdayaan
penguatan modal sosial dengan masyarakat dan jaringan pengaman
pelibatan masyarakat dalam sosial. Jakarta [ID]: Gramedia
berbagai kegiatan sekaligus Pustaka Utama.
mengurangi peranan fasilitator Theresia, Aprillia, at al, 214, Pembangunan
dalam pengambilan keputusan dan Berbasis Masyarakat Bandung,
meningkatkan intensitas kegiatan Alfabeta
kepada masyarakat. W.J.S. Poerwadarimta, 1996, Pengertian
e. Fasilitator masyarakat harus Kesejahteraan Manusia, Bandung,
mendorong masyarakat untuk berani Mizan
berpartisipasi dalam mengemukakan Buku Pedoman Pelaksanaan Program
pendapat, ide dan gagasan dalam Pembangunan Infrastruktur
proses pengambilan keputusan Perdesaan (PPIP), Direktorat Jendral
dengan tetap memperhatikan dan Cipta Karya Kementrian Pekerjaan
mempertimbangkan karakteristik Umum, 2014
budaya, nilai-nilai sosial dan Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang
peraturan dalam masyarakat. Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang
F. DAFTAR PUSTAKA Sistem perencanaan pembangunan
Girsang LJ. 2011. Faktor yang Nasional.
mempengaruhi partisipasi Undang-undang No. 32 Tahun 2004
masyarakat dalam kegiatan Tentang Otonomi Daerah.
perbaikan prasarana jalan (Kasus: Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009
Program Nasional Pemberdayaan tentang ketentuan-ketentuan pokok
Masyarakat (PNPM) Mandiri kesejahteraan sosial
Perdesaan di Desa Megamendung,
Bogor)
Hasan, Iqbal, Pokok-pokok Materi
Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Jakarta, Ghalia
Indonesia

Das könnte Ihnen auch gefallen