Sie sind auf Seite 1von 9

Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Pertanian di Kabupaten Karawang

Indrawan Haryanto
indrawan.haryanto@gmail.com

Rijanta
rijanta@ugm.ac.id

Abstract
Food as a basic human needs must be fulfilled over time by person, household, regency, province, and
nation from the national level to households and individuals.This research was done by using quantitative
methods with secondary data analysis, the Karawang Regency’s Rumah Tangga Usaha Pertanian issued
by the Central Bureau of Statistic. Data processing was done by using descriptive analysis techniques
and scoring analysis techniques as well as plotting the Terner Diagram.The results showed that the
agricultural household food security index of Karawang Regency had a higher average value than the
national and West Java Provinces and was slightly lower than the value of Java Island. There are 21
subdistricts classified as typologies in the proportion of class 1 food security and 6 sub-districts classified
in typology 2. Demographic characteristics of food security in the Karawang Regency demographic, that
consist of the sex of the head of the family, the age of the family head, the number of family members, and
the education level of the household head as well as rural areas and urban areas showing different
patterns for each class typology of agricultural household food security.

Key words: farming system, organic and anorganic farming system, farming

Abstrak
Pangan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia haruslah dimiliki secara terus-menerus, dari tingkatan
nasional hingga rumah tangga dan individu. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode kuantitatif
dengan analisis data sekunder yaitu Survey Rumah Tangga Usaha Pertanian Kabupaten Karawang yang
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik. Pengolahan data dilakukan menggunakan teknik analisis
deskriptif dan teknik analisis skoring serta plotting Diagram Terner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
indeks ketahanan pangan rumah tangga pertanian Kabupaten Karawang memiliki rerata nilai lebih tinggi
dibandingkan nilai nasional dan Provinsi Jawa Barat serta sedikit lebih rendah dengan nilai Pulau Jawa.
Terdapat 21 kecamatan yang tergolong kedalam tipologi proporsi kelas ketahanan pangan tipe 1 dan 6
kecamatan yang tergolong dalam tipologi 2. Karakteristik demografis ketahanan pangan di Kabupaten
Karawang demografis, yaitu jenis kelamin kepala keluarga, usia kepala keluarga, jumlah anggota
keluarga, dan tingkat pendidikan kepala keluarga serta kawasan pedesaan dan kawasan perkotaan
menunjukkan pola yang berbeda untuk tiap tipologi kelas ketahanan pangan rumah tangga pertanian.

Kaca Kunci: ketahanan pangan, ketahanan pangan rumah tangga, rumah tangga pertanian

PENDAHULUAN pangan dilakukan berdasarkan asas kedaulatan,


Keberadaan pangan sangat penting bagi kemandirian, ketahanan, keamanan, manfaat,
manusia, karena pangan merupakan salah satu pemerataan, berkelanjutan, dan bekeadilan.
kebutuhan pokok manusia. Undang-Undang Asas-asas yang ada tersebut diharapkan mampu
nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan menyatakan menjadi landasan dalam mewujudkan
pangan merupakan hak asasi bagi setiap individu pemenuhan kebutuhan pangan untuk seluruh
di Indonesia, sehingga pemenuhan kebutuhan rakyat Indonesia.
akan pangan haruslah terpenuhi. Berdasarkan Sebagai upaya mewujudkan ketahanan
Undang-Undang nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan yang kuat dan berkesinambungan,
Pangan menyatakan bahwa penyelenggaran berdasarkan Undang-Undang Pangan nomor 18
tahun 2012 tentang pangan, maka implementasi Kabupaten Karawang mulai terancam seiring
pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan dengan berkembangnya sektor industri di daerah
dengan memperhatikan tiga komponen utama tersebut serta ancaman dari daerah sekitarnya.
yang harus dipenuhi, yaitu: (1) Ketersediaan Kawasan Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang
pangan yang cukup dan merata; (2) dan Bekasi) sebagai penyangga ibukota sudah
Keterjangkauan pangan yang efektif dan efisien; tidak bisa menampung lagi dan berdampak
serta (3) Konsumsi pangan yang beragam dan kepada wilayah sekitarnya, khususnya
bergizi seimbang. Selaras dengan ketahanan Kabupaten Karawang yang berdekatan dengan
pangan yang dikemukakan oleh FAO pada tahun kawasan tersebut. Kemudahan akses yang
2002, yaitu ketersediaan, aksesibilitas, stabilitas, dilalui oleh jalur pantura serta letak geografis
dan pemanfaatan pangan. FAO memasukkan yang berada di dua kota besar yaitu Jakarta dan
utilitas dalam pilar ketahanan pangan, sementara Bandung mengakibatkan daerah ini menjadi
Indonesia belum memasukkan unsur tersebut daerah penyangga yang strategis (Chofyan, et al,
dalam ketahanan pangan Indonesia (Nurheni et 2016).
al, 2014). Tujuan dari penelitian ini
Ketahanan pangan menurut definisi FAO Mengklasifikasikan ketahanan pangan rumah
(1996) merupakan situasi dimana semua rumah tangga pertanian di Kabupaten Karawang,
tangga mempunyai akses baik fisik maupun Mengidentifikasi tipologi kecamatan menurut
ekonomi untuk memperoleh pangan bagi proporsi kelas ketahanan pangan rumah tangga
seluruh anggota keluarganya, dimana rumah pertanian di Kabupaten Karawang, dan
tangga tidak beresiko mengalami kehilangan Mendeskripsikan karakteristik ketahanan
kedua akses tersebut. Seperti yang banyak pangan rumah tangga pertanian tiap kecamatan
diketahui, baik secara nasional maupun global, yang ada di Kabupaten Karawang
ketersediaan pangan yang melimpah melebihi
kebutuhan pangan penduduk tidak menjamin METODE PENELITIAN
bahwa seluruh penduduk terbebas dari kelaparan Penelitian ini dilaksanakan menggunakan
dan gizi kurang. Konsep ketahanan pangan metode kuantitatif dengan analisis data
dapat diterapkan untuk menyatakan situasi sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah
pangan pada beberapa tingkatan yaitu tingkat data hasil Survey Rumah Tangga Usaha
global, nasional, regional, dan tingkat rumah Pertanian Kabupaten Karawang yang tergabung
tangga serta individu (Soehardjo et al, 1986). kedalam Sensus Tani tahun 2013.
Simatupang pada tahun 1999 menyatakan Pendeskripsian ketahanan pangan pada rumah
bahwa ketahanan pangan tingkat global, tangga pertanian dapat diperoleh dengan
nasional, regional, komunitas lokal, rumah melakukan skoring sesuai dengan ketentuan
tangga dan individu merupakan suatu rangkaian klasifikasi ketahanan pangan rumah tangga
sistem hierarkis. Dalam hal ini ketahanan pertanian yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
pangan rumah tangga tidak cukup menjamin Statistik pad tahun 2014. yang kemudian diolah
ketahanan pangan individu (Rachman dan untuk menjadi Indeks Ketahanan Pangan Rumah
Ariani, 2002). Definisi ketahanan pangan Tangga (IKPRT) dan Kelas Ketahanan Pangan
berubah-ubah dan menyangkut aspek yang Rumah Tangga Pertanian (KKPRT).
sangat luas, sehingga indikator, cara dan data Penentuan tipologi kecamatan menurut
yang digunakan oleh peneliti atau para pakar proporsi kelas ketahanan pangan dilakukan
untuk mengukur ketahanan pangan juga sangat dengan menggunakan diagram tri-plot untuk
beragam. Soekirman pada 1996 mengemukakan melihat kecenderungan proporsi yang ada pada
bahwa untuk mengukur ketahanan pangan di ketahanan pangan rumah tangga pertanian di
Indonesia tidak hanya pada tingkat agregatif Kabupaten Karawang. Komparasi wilayah yang
nasional atau regional tetapi juga dapat diukur ada di Kabupaten Karawang dilakukan dengan
pada tingkat rumah tangga dan individu. menggunakan tabulasi silang. Penggunaan
Kabupaten Karawang dikenal sebagai tabulasi silang diharapkan dapat memberikan
lumbung padi nasional dan tercatat sebagai gambaran terkait karakterisitik ketahananan
daerah produsen beras terbesar kedua setelah pangan yang ada di Kabupaten Karawang.
Kabupaten Indramayu. Secara konsisten Penelitian ini menggunakan metode
Kabupaten Karawang memproduksi 9% dari survey yaitu dengan pengumpulan data primer
produksi beras Jawa Barat dan sekitar 1,6% meliputi observasi, wawancara terstruktur, dan
produksi beras nasional. Saat ini lahan sawah di wawancara mendalam. Cara pengumpulan data
sekunder dilakukan dengan melakukan PKP3i = Persentase proporsi kelas ketahanan
pengumpulan data terkait kondisi pertanian pangan kurang
diantaranya kondisi geografis wilayah, luas 1i = Rumah tangga kelas ketahanan
lahan, dan jumlah petani. Beberapa studi pangan tinggi
penelitian terdahulu yang sejenis memberikan 2i = Rumah tangga kelas ketahanan
gambaran serta pemahaman terhadap objek pangan cukup
penelitian. 3i = Rumah tangga kelas ketahanan
Penentuan kelas ketahanan pangan rumah pangan kurang
tangga pada penelitian ini mengacu kepada N = Total rumah tangga responden
klasifikasi yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik pada tahun 2013. Ketahanan pangan Tipe proporsi kelas ketahanan pangan
suatu daerah dapat diketahui dengan rumah tangga pertanian didapatkan dengan
menggunakan pendeketan perhitungan Indeks memasukkan proporsi kelas ketahanan pangan
Ketahanan Pangan (IKP) kemudian skor IKP rumah tangga tiap kecamatan kedalam diagram
yang ada diklasifikasikan kedalam jenjang skor terner / diagram tri-plot. Diagram terner
tertentu yang menunjukkan kelas ketahanan digunakan untuk melihat tipe proporsi yang ada
pangan. Indeks ketahanan pangan tersusun oleh karena pada diagram ini mampu menjelaskan
tiga dimensi yaitu dimensi ketersediaan pangan, kedudukan proporsi dari suatu unsur yang
keterjangkauan/akses pangan, dan pemanfaatan terbentuk dari tiga aspek, dalam penelitian ini
pangan. Skoring dari jawaban-jawaban pada ketahanan pangan rumah tangga pertanian di
kuesioner dikelompokkan menjadi tiga dimensi, Kabupaten Karawang terbentuk dari kelas
dimana tiap dimensi hanya diwakili 1 aspek ketahanan pangan tinggi, cukup, dan kurang.
masing-masing, yaitu kecukupan pangan, Analisis karakteristik ketahanan pangan
keterjangkauan fisik, ekonomi, sosial, dan dua rumah tangga pertanian dilakukan dengan
aspek untuk dimensi pemanfaatan pangan, yaitu melakukan tabulasi silang antara tipe proporsi
kecukupan asupan serta kualitas air (BPS,2014). kelas ketahanan pangan dengan variabel
Proporsi kelas ketahanan pangan demografi dan sub wilayah pembangunan.
didapatkan dari persentase akumulasi jumlah Variabel demografi yang digunakan adalah
rumah tangga tiap kelas ketahanan pangan yang ukuran rumah tangga, usia kepala keluarga, jenis
ada pada setiap kecamatan di Kabupaten kelamin kepala keluarga, dan tingkat Pendidikan
Karawang.dibandingkan dengan jumlah kepala keluarga dan variabel tata ruang wilayah
responden rumah tangga pertanian yang ada di yang digunakan adalah sistem desa-kota.
kecamatan Proporsi tersebut mencakup kelas Penggunaan tabulasi silang merujuk pada
ketahanan pangan tinggi, cukup, dan kurang. Singarimbun dan Efendi (1998) dimana dalam
Proporsi kelas ketahanan pangan rumah tangga penelitian ini variabel pengaruh merupakan
dapat diketahui dengan menggunakan demografi serta tata ruang wilayah dan variabel
perhitungan sebagai berikut: terpengaruh merupakan ketahanan pangan
rumah tangga pertanian. Persentase selalu
Proporsi kelas ketahanan pangan tinggi dihitung pada variabel pengruh, yaitu persentase
∑ 1𝑖 distribusi variabel terpengaruh dihitung bagi
𝑃𝐾𝑃1𝑖 = 𝑥 100% setiap kelompok variabel pengaruh.
𝑁
Proporsi kelas ketahanan pangan cukup
∑ 2𝑖 HASIL DAN PEMBAHASAN
𝑃𝐾𝑃2𝑖 = 𝑥 100%
𝑁
Proporsi kelas ketahanan pangan kurang Klasifikasi Ketahanan Pangan Rumah
∑ 3𝑖 Tangga Pertanian
𝑃𝐾𝑃3𝑖 = 𝑥 100% Kelas ketahanan pangan merupakan hasil
𝑁
klasifikasi nilai indeks ketahanan pangan rumah
tangga. Kelas yang ada terbagi menjadi tiga,
Keterangan: yaitu kelas tahan, cukup, dan kurang, dimana
PKP1i = Persentase proporsi kelas ketahanan pembagian kelas didasarkan kepada klasifikasi
pangan tinggi indeks ketahanan pangan nasional dimana kelas
PKP2i = Persentase proporsi kelas ketahanan tinggi (IKP ≥ 83,01); Cukup (74,92 < IKP ≤
pangan cukup 83,01); dan Kurang (IKP < 74,92). Kabupaten
Karawang memiliki proporsi rumah tangga
dengan kelas tinggi sebanyak 63,43%, kelas pertanian, khususnya padi, yang tinggi dapat
cukup 17,22% dan kelas kurang sebanyak menjamin ketahanan pangan yang baik bagi
17,22% (Tabel 4.1). Persentase kelas ketahanan mayoritas rumah tangga pertanian yang ada di
pangan tinggi yang mencapai lebih dari 60% Kabupaten Karawang, walaupun untuk nilai
untuk rawan pangan. Sementara, rumah tangga pendapatan regional hanya berpengaruh kecil
pertanian yang terklasifikasi cukup dan rendah terhadap pendapatan regional Kabupaten
dengan total persentase lebih dari 35% dapat Karawang apabila dibandingkan dengan sektor
menjadi cermin bagi kesejahteraan petani unggulan lainnya, yaitu sektor industri.
disalah satu kabupaten dengan produksi padi
tertinggi di Indonesia, dimana sekitar satu per Identifikasi Tipologi Kecamatan Menurut
tiga rumah tangga pertanian yang ada belum Proporsi Kelas Ketahanan Pangan Rumah
memiliki ketahanan pangan yang baik Tangga Pertanian
Kelas ketahanan yang ada untuk tiap
Tabel 1. Frekuensi Kelas Ketahanan Pangan kecamatan di Kabupaten Karawang memiliki
Rumah Tangga proporsi kelas yang beragam. Perbedaan
proporsi tersebut menunjukkan kondisi
Kelas N % ketahanan pangan rumah tanggga pertanian
Cukup 243 17,22% yang berbeda pada beberapa kecamatan. Tabel
Kurang 273 19,35% 4.4 menunjukkan bahwa proporsi kelas
Tinggi 895 63,43% ketahanan pangan rumah tangga pertanian yang
Jumlah 1411 100% ada pada tingkat kabupaten dapat berbeda
kecenderungannya apa bila dilihat pada tingkat
Dikaitkan dengan rata-rata nilai kecamatan. Proporsi tingkat kabupaten
IKPRTP, terlihat perbedaan signifikan rerata menunjukkan kelas tinggi sebagai kelas yang
nilai IKPRTP untuk setiap kelas yang ada. Kelas dominan, diikuti dengan kelas cukup dan kurang
tinggi memiliki nilai rata-rata IKP sebesar 91,9, dengan selisih persentase yang sedikit. Proporsi
kelas cukup sebesar 77,89, sementara kelas yang kurang lebih sama juga terjadi pada
kurang memiliki nilai sebesar 67,29. Rentang tingkatan kecamatan dimana terdapat 23
nilai IKPRTP yang ada untuk setiap kelas kecamatan dengan proporsi kelas ketahanan
menunjukkan perbedaan kemampuan ketahanan pangan lebih dari 50%.
pangan yang jauh (Tabel 1). Semakin jauh Empat kecamatan dengan persentase
rentang yang ada menunjukkan kesenjangan kelas ketahanan pangan rumah tangga tinggi
kemampuan untuk tahan pangan yang semakin tidak lebih dari 50% adalah Kecamatan
meningkat. Rentang nilai sebesar 10,6 antara Banyusari, Kecamatan Cilebar, Kecamatan
kelas kurang dengan cukup, rentang nilai 14,0 Karawang Barat, dan Kecamatan Purwasari.
antara kelas cukup dengan tinggi Kecamatan Cilebar merupakan kecamatan
memperlihatkan nilai rentang yang tidak dengan proporsi kelas ketahanan pangan
berbeda jauh antara keduanya. Peningkatan terendah, dengan persentase sebesar 40%,
rentang secara gradual menjelaskan bahwa sedangkan ketiga kecamatan lainnya memiliki
rumah tangga pertanian kelas kurang di persentase sebesar 50%. Lebih rendahnya
Kabupaten Karawang rata-rata membutuhkan persentase kelas ketahanan pangan tinggi, dan
usaha dua kali lipat untuk mencapai kelas proprosi kelas ketahanan pangan kurang yang
ketahanan pangan tinggi dibandingkan dengan lebih tinggi dibandingkan dengan mayoritas
usaha untuk mencapai kelas ketahanan pangan kecamatan lainnya menunjukkan bahwa
cukup. keempat kecamatan ini merupakan kelompok
Nilai rata-rata IKPRTP kelas ketahanan kecamatan yang perlu perhatian lebih dalam hal
pangan tinggi lebih baik apabila dibandingkan pengentasan kerawanan pangan di Kabupaten
dengan nilai rata-rata IKP Kabupaten Karawang, Karawang.
Provinsi Jawa Barat, bahkan Nasional Kondisi Terdapat kecamatan yang memiliki
ini dapat terjadi karena peran sektor pertanian proporsi kelas ketahanan pangan rumah tangga
yang ada di Kabupaten Karawang sebagai salah tinggi lebih baik dari proporsi kelas ketahanan
satu sektor unggulan, mampu membuat lebih pangan rumah tangga Kabupaten Karawang,
dari 60% rumah tangga pertanian tidak rentan dimana pada Kabupaten Karawang, memiliki
pangan baik untuk skala kabupaten, provinsi, proporsi kelas ketahanan pangan tinggi sebesar
maupun nasional. Keuntungan produksi 63,43%. Hal ini menunjukkan bahwa pada
sebagian besar kecamatan, memberikan lebih dari 30%. Kelompok kecamatan ini
pengaruh yang besar terhadap kondisi proporsi merupakan tipologi kecamatan menurut proporsi
kelas ketahanan pangan Kabupaten Karawang. kelas ketahanan pangan rumah tangga pertanian
Pengaruh tiap kecamatan terhadap proporsi yang ada di Kabupaten Karawang, yang
untuk tiap kelas ketahanan pangan di Kabupaten kemudian dalam penelitian ini disebut sebagai
berbeda-beda, walaupun memiliki kelas kelompok kecamatan tipe 1.
dominan yang sama. Jumlah rumah tangga Selain dari kelompok kecamatan tipe 1,
pertanian yang tidak tersebar merata pada tiap pada diagram terner terdapat enam kecamatan
kecamatan, dimana rumah tangga pertanian dengan lokasi plot berada disekitar lokasi
lebih banyak berada pada kawasan pedesaan kelompok kecamatan tipe1. Keenam kecamatan
dibandingkan dengan kawasan perkotaan. ini pada diagram terner terlihat seperti outlier,
Sebaran yang tidak merata tersebut secara hal tersebut dikarenakan kelompok kecamatan
langsung berpengaruh terhadap kontribusi tiap ini tidak memiliki ciri yang sama dengan
kecamatan terhadap ketahanan pangan kelompok kecamatan tipe 1, dimana proprsi
Kabupaten Karawang. kelas ketahanan pangan rumah tangga tinggi
yang ada pada kelompok ini dominan, akan
Gambar 1. Tipologi Kecamatan Menurut tetapi proporsinya lebih rendah dari kelompok
Proporsi Kelas Ketahanan Pangan di Kabupaten kecamatan tipe 1 dan proporsi kelas ketahanan
Karawang pangan rumah tangga cukup dan kurang lebih
tinggi dibandingkan kelompok kecamatan tipe 1.
Kelompok kecamatan dalam penelitian ini
disebut sebagai kelompok kecamatan tipe 2.
Kemiripan nilai ini bila dilihat secara
spasial, sebaran dari Kecamatan Talagasari dan
Cilamaya Kulon serta Kecamatan Telukjambe
Barat, Kecamatan Cibuaya, dan Kecamatan
Tempuran terdispersi dan tidak saling
berbatasan antar kecamatan (Gambar 4.8). Hal
ini menunjukkan kemiripan nilai proporsi yang
ada tidak dibentuk oleh faktor jarak. Tingkat
perkembangan wilayah dan kemampuan rumah
tangga pertanian serta penyediaan fasilitas dapat
menjadi hal yang mempengaruhi kemiripan nilai
proporsi kelas ketahanan pangan yang ada pada
Gambar 1 menunjukkan hasil plotting beberapa kecamatan di tipe 1 proporsi kelas
proporsi kelas ketahanan pangan rumah tangga ketahanan pangan rumah tangga.
tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Dilihat dari sebarannya, kecamatan
Karawang pada diagram terner. Hasil plot pada bertipe 2 tidak mengelompok, akan tetapi
diagram terner menunjukkan bahwa pola terdapat dua kecamatan yang memiliki lokasi
proporsi kelas ketahanan pangan rumah tangga bersebelahan dan empat kecamatan yang
pertanian tingkat kecamatan di Kabupaten memiliki lokasi terpisah. Kecmatan yang
Karawang memiliki ciri yang hampir sama pada memiliki lokasi bersebelahan adalah Kecamatan
mayoritas kecamatan, yaitu memiliki kelas Karawang Barat dan Kecamatan
ketahanan pangan tinggi, cukup, dan kurang, Rengasdengklok, sedangkan kecamatan bertipe
dengan kelas ketahanan pangan tinggi sebagai 2 yang tidak saling bersebelahan adalah
kelas yang dominan dan persentase kelas Kecamatan Purwasari, Kecamatan Ciampel,
ketahanan pangan kurang dan cukup tidak lebih Kecamatan Cilebar, dan Kecamatan Banyusari.
dari 30%. Pada diagram terner, kecamatan Sebarn yang ada pada keenam kecamatan
dengan ciri tersebut terlihat dengan jelas, tersebut menjelaskan bahwa kondisi kecamatan
dimana sebaran plot tiap kecamatan yang ada bertipe 2, dapat terjadi baik di kawasan pedesaan
mengelompok pada area proporsi kelas maupun kawasan perkotaan, dan ketahanan
ketahanan pangan tinggi lebih dari 55% dan pangan rumah tangga pada suatu kecamatan,
berada pada area proporsi kelas ketahanan khususnya kecamatan bertipe 2 tidaklah
pangan rumah tangga kurang dan cukup tidak dipengaruhi secara langsung oleh kondisi
ketahanan pangan rumah tangga ada pada dengan tipe 2 yang berada pada kawasan
kecamatan disekitarnya perkotaan dan pedesaan memperjelas kondisi
Asosiasi dengan kegiatan utama yang bahwa kerentanan pangan dapat terjadi dimana
dilakukan memberikan penjelasan bahwa saja, baik di kawasan perkotaan maupun
keberadaan rumah tangga pertanian yang ada kawasan pedesaan.
pada fungsi ruang yang berbeda-beda tidak serta
merta memberikan stimulus bagi ketahanan Karakteristik Ketahanan Pangan Rumah
pangan rumah tangga pertanian. Sebaliknya Tanga Pertanian
asosiasi yang berbeda tersebut memberikan Ketahanan pangan rumah tangga,
standar sosial untuk konsumsi pangan yang dipengaruhi oleh faktor demografis, yaitu jenis
berbeda. Kawasan industri memberikan lebih kelamin kepala keluarga, usia kepala keluarga,
sedikit sumberdaya untuk melakukan kegiatan jumlah anggota keluarga, dan tingkat pendidikan
pertanian dibandingkan kawasan pesisir. Hal kepala keluarga (Abdullah, et al, 2017; Zakari,
tersebut terjadi karena sektor industri yang ada et al, 2014). Selain faktor demografis, adanya
di Kabupaten Karawang merupakan sektor kawasan yang ditetapkan oleh Pemerintah
dengan proporsi PDRB terbesar, sehingga tidak Kabupaten Karawang dalam peraturan daerah
dapat dipungkiri terdapat prioritas alokasi mengenai Rencana Tata Ruang dan Wilayah
sumberdaya untuk tiap sektor yang ada, (RTRW) tahun 2011 sebagai kawasan pedesaan
mengingat sektor industri yang ada di dan kawasan perkotaan memberikan pengaruh
Kabupaten Karawang merupakan salah satu terhadap rumah tangga pertanian dalam
sentra industri nasional. menyediakan pangan, mengakses pangan, dan
memanfaatkan pangan. Karakteristik
Gambar 2. Peta Tipologi Kecamatan demografis yang berbeda dalam tiap rumah
tangga pertanian membuat tiap rumah tangga
pertanian memiliki kondisi ketahanan pangan
yang berbeda.
Jenis kelamin kepala keluarga, usia
kepala keluarga, jumlah anggota keluarga, dan
tingkat pendidikan kepala keluarga yang
berbeda dalam tiap rumah tangga pertanian
diharapkan memiliki kemampuan untuk
menciptakan kondisi tahan pangan pada tiap
rumah tangga pertanian. Akan tetapi, terdapat
beberapa karakter demografis yang
menunjukkan kecenderungan kualitas ketahanan
pangan yang kurang baik. Sebaliknya, terdapat
pula karakter demografis tertentu yang
menunjukkan kecenderungan kualitas ketahanan
pangan yang baik. Karakter yang memiliki
persentase dominan dianggap mencirikan
kualitas ketahanan pangan, baik untuk tipe
proporsi kelas ketahanan pangan tipe 1 maupun
tipe 2.
Jenis kelamin kepala keluarga, usia
kepala keluarga, jumlah anggota keluarga, dan
tingkat pendidikan kepala keluarga yang
berbeda dalam tiap rumah tangga pertanian
diharapkan memiliki kemampuan untuk
Tipe kelas ketahanan pangan rumah tangga tipe menciptakan kondisi tahan pangan pada tiap
1 dan tipe 2 berada baik pada kawasan pedesaan rumah tangga pertanian. Akan tetapi, terdapat
maupun kawasan perkotaan. Tidak beberapa karakter demografis yang
tergolongnya tipe 1 dan tipe 2 khusus kedalam menunjukkan kecenderungan kualitas ketahanan
satu kawasan membuktikan jikalau tipe kelas pangan yang kurang baik. Sebaliknya, terdapat
ketahanan pangan tidak didasari oleh kawasan pula karakter demografis tertentu yang
dimana kecamatan berada. Adanya kecamatan menunjukkan kecenderungan kualitas ketahanan
pangan yang baik. Karakter yang memiliki 2012 Tentang Pangan, agar kondisi
persentase dominan dianggap mencirikan ketahanan pangan yang ada dapat terpetakan
kualitas ketahanan pangan, baik untuk tipe dengan baik dan detail, tidak hanya pada
proporsi kelas ketahanan pangan tipe 1 maupun tingkatan nasional, provinsi maupun
tipe 2. kabupaten, juga sampai pada tingkatan
Melihat frekuensi yang ada untuk tiap rumah tangga.
karakter, terdapat kesamaan untuk tiap karakter 2. Kerjasama lintas sektor yang dimotori oleh
demografi dengan frekuensi tertinggi baik untuk Badan Ketahanan Pangan, Kementerian
tipe 1 maupun tipe 2. Adapun karakteristik yang Pertanian dan Badan Urusan Logistik perlu
paling banyak terdapat pada tipe 1 dan tipe 2 ditingkatkan untuk mewujudkan kondisi
ialah rumah tangga pertanian dengan kepala tahan pangan yang berkelanjutan, tidak
keluarga berjenis kelamin laki-laki hanya pada tingkatan nasional, tetapi juga
berpendidikan tamat sekolah dasar, berusia ketahanan pangan di daerah, karena masih
antara 41 hingga 50 tahun, memiliki anggota banyak ditemui rumah tangga pertanian
keluarga berjumlah 3 hingga 4 orang, dan yang belum memiliki kondisi yang tahan
tinggal pada kawasan pedesaan. Terdapatnya pangan.
kesamaan dalam hal ini bertolak belakang 3. Upaya pengentasan kerawanan pangan baik
dengan kecenderungan tipe proporsi ketahanan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
pangan yang ada, sehingga dapat dijelaskan Daerah diharapkan memperhatikan
untuk tipe proporsi kelas ketahanan pangan yang karakteristik demografis dari rumah tangga
ada tidak dipengaruhi oleh frekuensi tertinggi pertanian, sehingga kegiatan pengentasan
dari karakteristik demografi dan zonasi. kerawanan pangan menjadi lebih tepat
sasaran dan meminimalisir adanya rumah
tangga pertanian rawan pangan yang tidak
KESIMPULAN terbantu dalam memperoleh pangan.

1. Indeks ketahanan pangan rumah tangga DAFTAR PUSTAKA


pertanian Kabupaten Karawang memiliki Abdullah., Zhou, D., Shah, T., Ali, S., Ahmad,
rerata nilai lebih tinggi dibandingkan nilai W., Din, I.U., dan Ilyas, A. 2017. Factors
nasional dan Provinsi Jawa Barat serta affecting household food security in rural
sedikit lebih rendah dengan nilai Pulau northern hinterland of Pakistan. Journal of
Jawa. the Saudi Society of Agricultural Sciences.
2. Terdapat 21 kecamatan dengan proporsi Badan Pusat Statistik. 2014. Analisis Sosial
kelas ketahanan pangan yang memiliki Ekonomi Petani di Indonesia Analisis Hasil
kecenderungan sama dengan proporsi kelas Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha
ketahanan pangan Kabupaten Karawang, Pertanian Sensus Pertanian Tahun 2013.
memiliki persentase kelas ketahanan Jakarta: Badan Pusat Statistik.
pangan cukup dan kurang sama tidak lebih Chofyan, Ivan., Rustan, Uton., dan Hariyanto,
dari 30% Asep. 2016. Upaya Mempertahankan
3. Ketahanan pangan rumah tangga, Kabupaten Karawang Sebagai Lumbung
dipengaruhi oleh faktor demografis, yaitu Padi Nasional. Ethos (Jurnal Penelitian dan
jenis kelamin kepala keluarga, usia kepala Pengabdian Masyarakat), Vol. 4 No.1: 149-
keluarga, jumlah anggota keluarga, dan 160.
tingkat pendidikan kepala keluarga serta Food and Agriculture Organization. 2002.
kawasan pedesaan dan kawasan perkotaan Report of the World Food Summit Five
Years After. Roma: Food and Agriculture
Organization
Nurheni, Soekro, dan Suryani. 2014. Pemetakan
SARAN Ketahanan Pangan Di Indonesia.
1. Penghitungan indeks ketahanan pangan Pendekatan TFP dan Indeks Ketahanan
yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Pangan. Jakarta: Bank Indonesia
pada tahun 2013 barulah menggunakan tiga Rachman, Saliem, H.P., dan Mewa, Ariani.
aspek saja, perlu adanya alat analisis 2002. Ketahanan Pangan: Konsep.
ketahanan pangan sesuai dengan definisi Pengukuran dan Strategi. Bogor: Forum
ketahanan pangan dalam UU no 18 Tahun Penelitian Agroekonomi
Simatupang, P.1999, Projection and Policy
implementation of Medium and Long-term
Rice Supply and Demand in Indonesia.
Washington DC: Center for Agro-
socioeconomic Research Bogor,
International Food Policy Research
Institute.
Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofian 1998.
Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta
Soehardjo, L.J., Harper, B.J., Deaton dan
Driskel, J.A. 1986. Pangan, Gizi dan
Pertanian. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 1996. Tentang Pangan. Jakarta:
Departemen Pertanian.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2012. Tentang Pangan. Jakarta:
Kementerian Pertanian

Das könnte Ihnen auch gefallen