Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
1, Januari 2016
1,2,3
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Jl. Raya Dramaga, Kampus IPB Dramaga, PO BOX 220, Bogor, Jawa Barat Indonesia
ABSTRACT
Earthquake risk in Jakarta is the intermediate category in Indonesia based on the 2010 seismic hazard map
published by the Ministry of Public Works, Republic of Indonesia. It was important to know the condition
of the building that would be affected by earthquake load and to prevent collapse of the building structures
that could cause loss of live people in the building and the collisions between buildings. The purpose of this
research was to know the ultimate performance limit of the existing X building in Jakarta. Evaluation of
these building was based on guidelines SNI 03-1726-2012, SNI 03-2847-2013 and PPPURG 1987. The
structure model of X building was designed and analyzed using ETABS Version 9.7.2. The result showed
value of story drift was affected by dynamic response spectrum load, the maximum drift in x–direction is
68.60 mm and y–direction is 101.2 mm. The X building was declared unsafe in performance condition of
the ultimate limits.
20
JSIL | Sayed Ahmad Fauzan dkk. : Evaluasi Ketahanan Gempa
21
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 1, Januari 2016
22
JSIL | Sayed Ahmad Fauzan dkk. : Evaluasi Ketahanan Gempa
23
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 1, Januari 2016
Gambar 2 Grafik desain respons spektra gedung pada lokasi objek penelitian
24
JSIL | Sayed Ahmad Fauzan dkk. : Evaluasi Ketahanan Gempa
25
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 1, Januari 2016
berdasarkan PPPURG 1987. Pembebanan pasal 7.8.2. Nilai Ta juga dapat diperoleh
dinamik diantaranya terdiri dari beban melalui hasil analisis pemodelan ETABS,
angin dan beban gempa, namun pada antara lain: nilai Ta pada mode shape 1
penelitian ini, beban angin pada pemodelan untuk arah-x dan Ta pada mode shape 2
struktur gedung tidak diberikan, karena untuk arah-y. Nilai Ta yang diambil harus
kecepatan angin di wilayah objek memenuhi ketentuan syarat bahwa nilai Ta
penelitian tidak terlalu berpengaruh atau harus lebih besar dari nilai minimum dan
bernilai kecil. tidak perlu melebihi nilai maksimum
Tinjauan analisis pembebanan (Tabel 2).
26
JSIL | Sayed Ahmad Fauzan dkk. : Evaluasi Ketahanan Gempa
27
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 1, Januari 2016
(a) (b)
Gambar 5 Grafik gaya geser bangunan pada (a) arah-x dan (b) arah-y
dan dinamik yang dikeluarkan program Hasil analisis program ETABS pada
ETABS pada modal load participation story shears diperoleh bahwa nilai Vt arah-
ratios menunjukkan bahwa nilai partisipasi x (B-T) sebesar 15.665,47 kN dan nilai Vt
massa arah percepatan UX dan UY sudah arah-y (U-S) sebesar 12.221,68 kN (Tabel
mencapai 90% pada mode shape ke 106 5). Dari analisis gaya geser seismik melalui
(Tabel 4). analisis statik ekivalen lateral sebelumnya
telah diperoleh bahwa nilai V1 arah-x (B-
T) sebesar 13.614,54 kN dan V1 arah-y (U-
Persyaratan Gaya Geser Dasar Seismik S) sebesar 13.345,93 kN. Hasil dari analisis
Spektrum Respons Ragam (Vt) nilai V1 dan nilai Vt tersebut, diketahui
28
JSIL | Sayed Ahmad Fauzan dkk. : Evaluasi Ketahanan Gempa
Tabel 7 Perhitungan story drift dari kinerja batas ultimum arah-x (B-T)
Tinggi Total Perpindahan Story Story Drift
Lantai Drift lantai Drift Izin (Δa) Kontrol
Lantai
Story Drift < Δa
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Atap 0 120,56 2,56 11,53 24,5 Aman
Penthouse 3.500 117,99 4,16 18,74 35 Aman
12 5.000 113,83 5,28 23,76 28 Aman
11 4.000 108,55 8,54 38,43 28 Tidak Aman
10 4.000 100,01 11,30 50,84 28 Tidak Aman
9 4.000 88,71 11,97 53,88 28 Tidak Aman
8 4.000 76,74 13,40 60,29 28 Tidak Aman
7 4.000 63,34 13,11 59,02 28 Tidak Aman
6 4.000 50,23 12,07 54,32 28 Tidak Aman
5 4.000 38,16 7,37 33,18 28 Tidak Aman
4 4.000 30,78 5,12 23,02 35 Aman
3 5.000 25,67 15,25 68,60 42 Tidak Aman
2 6.000 10,42 10,06 45,26 35 Tidak Aman
1 5.000 0,36 0,27 1,21 22,4 Aman
Base-2 3.200 0,10 0,10 0,43 22,4 Aman
Base-1 3.200 0,00 0,00 0,00 0,00 Aman
bahwa nilai Vt lebih besar dari 0,85V1 dapat diberikan dengan cara mengalikan
untuk arah-x dan y. Hal ini menunjukkan nilai faktor redudansi tersebut kedalam
bahwa dalam pembebanan gempa untuk Vt nilai faktor skala untuk U1 pada arah-x dan
arah-x maupun arah-y tidak perlu dikali U2 pada arah y (Tabel 6).
(0,85V1)/Vt atau faktor skala. Hasil analisis pengaruh faktor
redudansi 1,3 menunjukkan bahwa nilai
Faktor Redudansi (ρ) untuk gaya geser lantai akibat beban gempa
Pembebanan Gempa rencana menjadi lebih besar setelah
Hasil analisis untuk faktor redudansi diberikan faktor redudansi tersebut, hal ini
pada 35%Vt arah-x dan y diperoleh bahwa dimaksudkan agar desain struktur dapat
untuk 35%Vt untuk arah-x sebesar dievaluasi dengan pembebanan gempa
5.482,91 kN dan nilai 35%Vt untuk arah-y batas ultimum (Gambar 5 (a) dan (b)).
sebesar 4.277,59 kN. Hasil evaluasi 35%Vt
pada setiap lantai untuk ρ = 1 disajikan Kinerja Batas Ultimum dari
pada Tabel 5. Simpangan Antar Lantai Tingkat (Story
Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil Drift)
evaluasi nilai gaya geser lantai (V) arah-x Penentuan batas izin simpangan
dan arah-y pada lantai atap sampai lantai antar lantai tingkat (story drift) dihitung
11, belum memenuhi 35% dari Vt arah-x berdasarkan SNI 03-1726-2012 pasal
dan arah-y, sehingga nilai Vt arah-x dan 7.12.1. Gedung X dibangun dengan sistem
arah-y harus dikalikan dengan faktor penahan seismik berupa dinding geser batu
redudansi (ρ) sebesar 1,3. Pada program bata dan termasuk dalam jenis gedung
ETABS, nilai faktor redudansi (ρ) = 1,3 perkantoran yang memiliki kategori resiko
29
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 1, Januari 2016
Tabel 8 Perhitungan story drift dari kinerja batas ultimum arah-y (U-S)
Tinggi Total Perpindahan Story Story Drift Kontrol
Lantai Lantai Drift lantai Drift Izin (Δa) Story Drift<Δa
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Atap 0 161,40 4,84 21,77 24,5 Aman
Penthouse 3.500 156,56 11,32 50,92 35 Tidak Aman
12 5.000 145,24 5,29 23,81 28 Aman
11 4.000 139,95 8,17 36,77 28 Tidak Aman
10 4.000 131,78 10,93 49,19 28 Tidak Aman
9 4.000 120,85 12,16 54,74 28 Tidak Aman
8 4.000 108,69 13,90 62,56 28 Tidak Aman
7 4.000 94,78 14,49 65,20 28 Tidak Aman
6 4.000 80,30 15,11 68,00 28 Tidak Aman
5 4.000 65,18 14,02 63,10 28 Tidak Aman
4 4.000 51,16 17,40 78,28 35 Tidak Aman
3 5.000 33,77 22,49 101,20 42 Tidak Aman
2 6.000 11,28 10,82 48,69 35 Tidak Aman
1 5.000 0,46 0,35 1,57 22,4 Aman
Base-2 3.200 0,11 0,11 0,48 22,4 Aman
Base-1 3.200 0,00 0,00 0,00 0,00 Aman
II, sehingga nilai batas simpangan antar drift pada lantai tersebut lebih besar dari
tingkat yang diizinkan pada Gedung X nilai story drift izin.
bernilai 0,007hsx. Nilai hsx merupakan Hasil analisis pembebanan gempa
tinggi lantai tingkat dibawahnya. Hasil dinamik spektrum respons ragam
perhitungan nilai story drift yang diperoleh menyatakan bahwa Gedung X yang
berdasarkan SNI 03-1726-2012 pasal berlokasi di Jakarta tersebut, belum
7.9.3. ditunjukkkan pada Tabel 7 dan Tabel memenuhi syarat (aman) terhadap kinerja
8. batas ultimum yang dihitung berdasarkan
Tabel 7 menunjukkan nilai story drift SNI 03-1726-2012.
maksimum yang diperoleh dari kinerja
batas ultimum untuk arah-x sebesar 68,60 KESIMPULAN
mm. Nilai simpangan antar lantai (story
drift) pada arah-x untuk lantai 2, 3, 5, 6, 7, Simpulan
8, 9, 10 dan 11 dinyatakan tidak aman, Berdasarkan hasil analisis
karena nilai story drift pada lantai tersebut pembebanan gempa dinamik spektrum
lebih besar dari nilai story drift izin. respons ragam pada arah-x dan y diperoleh
Tabel 8 menunjukkan nilai story drift bahwa nilai gaya geser dasar spektrum
maksimum yang diperoleh dari kinerja respons ragam (Vt) lebih besar dari 85
batas ultimum untuk arah-y sebesar 101,20 persen gaya geser dasar respons ragam
mm. Nilai simpangan antar lantai (story pertama melalui prosedur statik ekivalen
drift) pada arah-y untuk lantai 2, 3, 4, 5, 6, lateral (V1). Dari hasil tersebut dapat
7, 8, 9, 10, 11 dan lantai penthouse disimpulkan bahwa nilai akhir respons
dinyatakan tidak aman, karena nilai strory dinamik struktur gedung terhadap
30
JSIL | Sayed Ahmad Fauzan dkk. : Evaluasi Ketahanan Gempa
31
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 1, Januari 2016
32