Sie sind auf Seite 1von 12

MEKANISME PENERBITAN CEK DAN BILYET GIRO

SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN GIRAL


PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Tbk) CABANG
PADANG
Yegi Saputri, Jhon Fernos
Akademi Keuangan Perbankan “Pembangunan” Padang
Jhonfernos@akbpstie.ac.id

ABSTRACT

Cheque are unconditionally warrant from the customer to the bank that
maintains the customer's checking account, to pay some money to the parties
mentioned therein or to the holder of the cheque. While the Giro is a warrant
from the customer to the bank that maintains the customer's checking account
to transfer a sum of money from the account in question to the recipients
named in the same bank or another bank. Demand deposits (bank deposits) are
funds or money held in checking accounts in commercial banks that can be
used to perform a payment transaction through an intermediary cheque, giro,
or orders to pay within a certain time. The purpose of the issuance of securities
(cheque and demand deposits) is as fulfilling accomplishment in the form of
payment of a sum of money in the form of demand deposits. Publishing
mechanism checks and demand deposits at the State Savings Bank bnak
together with other banks, because it is set by the central bank or Bank
Indonesia Based on the analysis of the author, publishing mechanism and giro
cheque above, the Issuer and the holders of the possibilities could be opened in
the same bank or a different bank. Therefore, if a person does not have an
account at a Bank Giro, the holder may act as recipients of cheque, but for
Giro holder must have a checking account advance. Demand Deposit Account
in payment by transferring funds is not an absolute requirement. Payment
orders will be carried out by snagging when the issuer has a Giro account
balances effective enough

Keywords : Publishing mechanism and giro cheque, demand deposits payment.

PENDAHULUAN
Perkembangan sistem pembayaran dari masa ke masa semakin berkembang
pesat, manusia pada awalnya menggunakan sistem barter terus mengalami peningkatan
perkembangan dengan menggunakan uang sebagai alat pembayaran, sehingga proses
tukar menukar barang menjadi semakin efektif. Uang merupakan alat penukar dan
pembayaran transaksi komersial dan finansial, sehingga uang menjadi pendorong
kemajuan perekonomian dan perdagangan nasional dan internasional. Uang dibedakan
menjadi uang kartal dan uang giral. Uang kartal adalah alat penukar yang terdiri dari
uang pecahan kertas dan logam yang nilai nominalnya telah ditentukan oleh pemerintah,
sedangkan uang giral adalah uang kertas dan nilai nominalnya ditentukan oleh
penariknya masing-masing.
Sejarah telah mencatat bahwa tumbuhnya bank-bank pemerintah Indonesia ini
tidak terlepas dari masa perjuangan negara Indonesia dalam melepaskan diri dari
penjajahan. Dua masa penjajahan yang masih sangat jelas kita ingat adalah masa
1
penjajahan Belanda dan Jepang. Bank BTN sebagai salah satu bagian yang tak terpisah
dari bank milik pemerintah, tidak lepas dari masa perjuangan itu, dimana Bank BTN
yang telah dikenal sejak tahun 1897 yang berkedudukan di Batavia (Jakarta) telah
melakukan penghimpunan dana dalam bentuk simpanan untuk mendidik masyarakat
agar gemar menabung. Bank Tabungan Negara (BTN) sepanjang perjalananya dalam
mengukir sejarah dengan segala prestasi yang dimilikinya telah membuktikan peranya
dalam menghubungkan kegemaran masyarakat Indonesia untuk menabung. Dengan
semua usahanya maka BTN telah mengambil peran dalam usaha pembagunan disegala
bidang diseluruh Indonesia. Dunia perbankan Indonesia yang berasaskan Demokrasi
Ekonomi, yang mempunyai fungsi utama sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat sesuai dengan ketentuan Undang-Undang.
Bank mempunyai kegiatan operasional, diantaranya jasa perbankan dalam
aktivitas pembayaran menggunakan alat-alat pembayaran yang berupa uang maupun
surat-surat berharga. Sistem pembayaran non tunai dalam perkembangannya
berimplikasi luas terhadap berbagai aspek, antara lain : lembaga yang terlibat, aspek
hukum pihak-pihak yang terkait, mekanisme pembayaran dan resiko. Dari berbagai
aspek tersebut memberikan dampak terhadap sistem keuangan dan perekonomian
sehingga memunculkan kebutuhan akan adanya suatu sistem pembayaran yang cepat,
aman, dan mudah.
Lembaga perbankan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan para nasabah,
selain menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat,
juga memberikan fasilitas buku formulir Cek, buku formulir Bilyet Giro, maupun buku-
buku formulir surat berharga lainnya kepada para pemegang rekeningnya. Cek dan
Bilyet Giro merupakan bagian dari jasa perbankan di Indonesia yang dilakukan oleh
bank umum konvensional. Bank umum konvensional sangat berkaitan dengan kegiatan
perekonomian masyarakat. Penggunaan Cek dan Bilyet Giro sebagai alat pembayaran
mulai dirasakan oleh kalangan usaha, sehingga pengenalan dan penggunaan Cek dan
Bilyet Giro merupakan tanda dimana masyarakat mengetahui peranan penting Cek dan
Bilyet Giro sebagai alat pembayaran giral. Cek adalah surat yang memuat kata cek,
yang diterbitkan pada tanggal dan tempat tertentu, dengan mana penerbit
memerintahkan tanpa syarat kepada bankir untuk membayar sejumlah uang tertentu
kepada pemegang atau pembawa, di tempat tertentu. Bilyet Giro adalah surat perintah
dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari
rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang telah disebutkan
namanya. Terkait dengan penggunaan Cek dan Bilyet Giro sebagai alat pembayaran
giral dalam transaksi perdagangan, PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang
Padang, sebagai salah satu perbankan konvensional yang menyediakan jasa perbankan,
telah memberikan jasa melalui penerbitan dan pemindahbukuan penggunaan Cek dan
Bilyet Giro kepada nasabah pemegang rekening giro di PT.Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk. Cabang Padang.
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka pokok permasalahan yang akan
dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : “Bagaimana Mekanisme
Penerbitan Cek dan Bilyet Giro Sebagai Alat Pembayaran Giral pada PT. Bank
Tabungan Negara ( Persero ) tbk. Cabang Padang?”

2
LANDASAN TEORI
Pengertian Bank
Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dalam
ketentuan Pasal 1 huruf b yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya daalm rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Pengertian diatas menjelaskan bahwa bank adalah suatu kegiatan yang
menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana (leading) merupakan kegiatan
utama perbankan. Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari
masyarakat (kegiatan funding). Pengertian kegiatan funding adalah mengumpulkan atau
mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas.
Fungsi Bank
Secara umum fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau fungsi
Financial Intermediari. Fungsi bank ini dikemukakan oleh Susilo, triandoro dan
Santoso (2006:9).
Fungsi utama bank ada 3 yaitu :
1. Bank berfungsi sebagaialat untuk menghimpun dan menyalurkan dana kepada
masyarakat.
2. Funsi bank sebagai memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi suatu negara,
dengan menghimpun dana dari masyarakat untuk berinvestasi terhadap
pembangunan negara.
3. Bank berfungsi sebagai lembaga yang memberikan pelayanan kepada masyarakat,
yang berupa jasa pelayanan perbankan kepada masyarakat agar mesyarakat merasa
nyaman dan aman.
Pengertian Surat Berharga
Menurut Purwosutjipto (1998) mengatakan, surat berharga adalah surat bukti
tuntutan utang yang sukar diperjualbelikan. Dan menurut Munir Fuady (1998)
merumuskan, surat berharga adalah sebuah dokumen yang diterbitkan oleh penerbitnya
sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang sehingga
berfungsi sebagai alat pembayaran yang di dalamnya berisikan suatu perintah untuk
membayar kepada pihak-pihak yang memegang surat tersebut.
Tujuan adanya penerbitan surat berharga adalah sebagai pemenuhan prestasi
berupa pembayaran sejumlah uang. Secara yuridis Surat Berharga mempunyai 3 (tiga)
fungsi utama yaitu :
1. Sebagai alat pembayaran (alat tukar).
2. Sebagai alat untuk memindahkan hak tagih (diperjualbelikan dengan mudah atau
sederhana).
3. Sebagai surat bukti hak tagih (surat legitimasi).
Jenis-jenis Surat Berharga Secara garis besar apabila ditinjau dari segi
pengaturan, maka Surat Berharga dapat dibedakan atas dua golongan, yaitu :
1. Surat wesel.
Menurut H. M. N. Purwosutjipto (2000) yang dimaksud dengan wesel adalah surat
berharga yang memuat kata wesel di dalamnya, ditanggali dan ditandatangani di
suatu tempat, dalam mana penerbit (tekker) memberi perintah tak bersyarat kepada
tersangkut (betrokkene) untuk membayara sejumlah uang pada hari bayar

3
(vervaldag) kepada orang yang di tunjuk oleh penerbit yang disebuut penerima
(nemer) atau penggantinya di suatu tempat tertentu.
2. Surat sanggup.
Undang-undang tidak memberikan rumusan atau definisi surat sanggup, dalam
ketentuan Pasal 174 KUHD dimuat syarat-syarat formal sepucuk surat sanggup.
Syarat-syarat formal tersebut dapat dirumuskan atau definisi surat sanggup adalah
sebagai surat yang memuat kata surat sangup atau promesse aan order, yang
ditandatangani pada tangal dan tempat tertentu, dengan mana penandatangan
menyanggupip tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada
pemegang atau penggantinya pada tanggal dan tempat tertentu.
3. Surat cek
Pada mulanya istilah “Cek” berasal dari kata “cheque” (bahasa Perancis), istilah
tersebut juga digunakan Belanda dan Inggris. Definisi tentang cek sebenarnya tidak
dirumuskan dalam peraturan perundang-undangan ketentuan mengenai syarat-
syarat formal cek terdapat di dalam Pasal 178 KUHD Pengertiannya adalah surat
yang memuat kata cek, diterbitkan pada tanggal dan tempat tertentu dimana
penerbit memerintahkan tanpa syarat kepada bankir untuk membayar sejumlah
uang tertentu kepada pemegang atau pembawa di tempat tertentu.
4. Kwitansi dan Promes atas tunjuk.
Kata kwitansi berasal dari kata bahasa Belanda yaitu kwitantie, artinya tanda
pemabayaran, bahasa Inggrisnya yaitu receipt. Pengaturan kwItansi atas tunjuk
dalam ketentuan Pasal 229f, 229g, dan 229h KUHD. Pengertian Kwitansi adalah
surat yang diterbitkan oleh penanda tangan pada tanggal dan tempat tertentu yang
berisi perintah membayar sejumlah uang tertentu kepada pemegang pada saat
diperlihatkan.
Kata promes berasal dari kata bahasa Perancis promesse artinya sanggup atau
janjji, yaitu sanggup membayar atau janji membayar. Pengaturan promes atas tunjuk
dalam ketentuan Pasal 229i KUHD.
Cek (Cheque)
1. Pengertian Cek
Berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 cek adalah surat perintah tanpa
syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening nasabah tersebut untuk
membayar sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan didalamnya atau kepada
seseorang yang membawa cek tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
cek adalah perintah tertulis pemegang rekening kepada bank yang ditunjuknya
supaya membayar sejumlah uang pemegangnya.
2. Syarat Hukum Cek
Syarat hukum dan penggunaan cek sebagai alat pembayaran giral seperti yang
diatur dalam KUH Dagang pasal 178 dengan syarat yaitu :
a. Pada surat cek tertulis perkataan “CEK”
b. Surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk memebayar sejumlah uang
tertentu
c. Nama bank yang harus membayar (tertarik)
d. Penyambutan tanggal dan tempat cek dekeluarkan
e. Tanda tangan penarik
3. Jenis-jenis Cek

4
Penarikan dana dengan menggunakan sarana cek disamping persyaratan diatas juga
sangat tergantung dari jenis-jenis cek yang dikeluarkan oleh si pemberi cek.
Adapun jenis-jenis cek yang dimaksud adalah :
a. Cek atas Nama
Merupakan cek yuang diterbitkan atas nama orang atau badan tertentu yang
tertulis jenis di dadam cek tersebut. Misalnya bayarlah kepada Tn. Roy Akase
sejumlah Rp 3000.000;
b. Cek atas Unjuk
Yaitu cek yang tidak tertulis nama seseorang atau badan tertentu di dalam cek
tersebut.
c. Cek Silang
Jika suatu cek yang dipojok kiri atas diberi dua tanda silanhg sehingga cek
tersebut berfungsi sebagai pemindahbukuan bukan tunai.
d. Cek Mundur
Yang merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang,
misalnya hari tanggal 01 mei 2001, Tn Roy Akase bermaksut mencairkan
ceknya dimana dalam cek tersebut tertulis tanggal 5 mei 2001. Jenis cek inilah
yang desbut dengan cek mundur, hal ini biasa terjadi karena ada kesepakatan
antara sipemberi cek dengan sipenerima cek
e. Cek Kosong
Yaitu cek yang dananya tidak tersedia sebagai contoh misalnya nasabah
menarik cek senilai 66 juta rupiah tertulis didalam cek tersebut, akan tetapi
dana yang tersedia di rekening giro tersebut hanya ada 20 juta rupiah. Jelas cek
tersebut kurang jumlahnya dibandingkan dengan jumlah dana yang ada.
4. Pembayaran dan tenggang waktu penawaran.
Menurut keentuan Pasal 206 KUHD, suatu cek yang diterbitkan atau harus
dibayar di Indonesia, harus diperlihatkan untuk pembayarannya daalm
tenggang waktu 70 hari. Tenggang waktu ini berjalan mulai hari tanggal
penerbitannya. Apabila dihubungkan dengan penerbitan surat cek bertanggal
mundur maksudnya ialah untuk memperpanjang waktu beredarnya sehingga
melebihi jangka waktu 70 hari itu, mungkin disebabkan saat cek diserahkan
dananya belum cukup tersedia, sehingga untuk menyakinkan penerimanya
maka cek dibuat bertanggal mundur.
Penjelasan Bilyet Giro
1. Pengertian Bilyet Giro
Menurut H. M. N. Purwosutjipto (2000), bilyet giro adalah surat perintah tak
bersyarat dari nasabah yang telah dibakukan bentuknya, kepada bank penyimpan
dana untuk memindahkan sejumlah dana dari rekening giro yang bersangkutan
kepada pihak penerima yang sebutkan namanya, kepada bank tersebut.
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,
bilyet giro adalah salah satu cara untuk melakukan pemindahbukuan terhadap
simpanan dalam bentuk giro yang dapat dilakukan oleh setiap nasabah yang
bersangkutan.
Berbagai pengertian bilyet giro diatas mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Surat perintah.
b. Dari nasabah penyimpan kepada bank.
c. Pemindahbukuan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan.
d. Sejumlah uang tersebut ditujukan kepada penerima yang disebutkan namanya.

5
2. Syarat Hukum Bilyet Giro
Syarat-syarat penerbitan Bilyet Giro harus memenuhi sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Pasal 2 ayat (1) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor
28/32/KEP/DIR tahun 1995 yaitu :
a. Nama dan nomor Bilyet Giro yang bersangkutan.
b. Nama tertarik.
c. Perintah yang jelas dan tanpa syarat untuk memindahbukukan dana atas beban
rekening penarik.
d. Nama dan nomor rekening pemegang.
e. Nama bank pemerima.
f. Jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun huruf
selengkap-lengkapnya.
g. Tempat dan tanggal penarikan.
h. Tanda tangan, nama jelas, dan atau dilengkapi dengan cap / stempel sesuai
dengan persyaratan pembukuan rekening.
Berdasarkan uraian tersebut Bilyet Giro merupakan alat pembayaran sehingga
termasuk juga sebagai surat berharga. Sebagai surat perintah pemindahbukuan,
Bilyet Giro tidak dapat dilakukan pembayarannya dengan uang tunai.
3. Pembayaran dan tenggang waktu pembayaran
Masa penawaran Bilyet Giro diatur dalam Pasal 6 ayat 1 Keputusan Direksi Bank
Indonesia Nomor 28/32/KEP/DIR tahun 1995 yaitu tenggang waktu yang diberikan
adalah 70 hai terhitung sejak tanggal penarikan, apabila sebelum tanggal efektif
harus ditolak oleh bank yang bersangkutan. Tenggang waktu penawaran selama 70
hari mempunyai 2 (dua) fungsi yaitu:
a. Untuk membatasi penetapan tanggal efektif.
b. Untuk batas waktu tidak diperkenankannya penarik membatalkan Bilyet Giro
yang bersangkutan.
Bilyet giro ditawarkan setelah berkahirnya tenggang waktu penawaran dapat
dipindahbukukan, menurut ketentuan Pasal 6 ayar 3 Keputusan Direksi Bank
Indonesia Nomor 28/32/KEP/DIR tahun 1995 bahawa bilyet giro yang diterima
oleh bank setelah tanggal berakhirnya tenggang waktu penawaran dapat
dilaksanakan perintahnya sepanjang dananya tersedia dan tidak dibatalkan oleh
penarik.
Syarat mengenai tanggal efektif berkaitan dengan kadaluwarsanya (batas
waktunya) serta batas waktu penyediaan dana bagi penarik, namun demikian
hal tersebut tidak jelas diatur dan merupakan kelemahan dari peraturan
mengenai bilyet giro.
Suatu transaksi perdagangan yang pembayarannya menggunakan bilyet giro , maka
kemudahan-kemudahan yang akan diperoleh nasabah sebagai berikut :
a. Bebas bea materai.
b. Lebih aman penggunaannya.
c. Kewajiban penyedia dana.
d. Pelaksanaan amanat sampai pada tujuannya.
e. Dapat dibatalkan.
4. Perbedaan Bilyet Giro dengan Cek
a. Sifat

6
Cek merupakan surat berharga yang dapat diuangkan secara tunai pada bank
yang ditunjuk. Sedangkan bilyet giro sendiri merupakan surat berharga yang
tidak dapat diuangkan secara tunai.
b. Pembayaran
Jika dilihat dari cara pembayarannya, pembayaran yang menggunakan cek bisa
dilakukan atas unjuk dari bank tertentu. Sedangkan pembayaran menggunakan
bilyet giro haruslah dilakukan oleh pihak ketiga yang namanya terdapat atau
tertera pada bilyet giro tersebut.
c. Bea Materai
Penarikan menggunakan cek maka dikenakan bea materai. Tapi penarikan
menggunakan bilyet giro tidak dikenakan bea.
d. Tanggal Berlaku
Untuk surat berharga cek, terdapat istilah yaitu cek mundur atau tanggal
berlaku ini dapat diperpanjang cek mundur ini dapat terjadi jika kedua belah
pihak setuju atau sepakat. Sedangkan untuk surat berharga bilyet giro, terdapat
tanggal berlaku dan juga tanggal efektif surat perintah yang bersangkutan.
e. Tanggal penyerahan
Jika menggunakan cek, pihak bank tidak dapat menguangkan surat berharga
tersebut jika belum ada tanggal penerbit pada surat perintah tersebut.
Sedangkan bilyet giro dapat secara langsung diserahkan oleh pihak bank
walaupun belum mencapai tanggal efektif. Dengan syarat jika tanggal efektif
tersebut lebih awal dibandingkan tanggal penerbit dari bilyet giro tersebut.
Transaksi Cek dan Bilyet Giro antar Bank
Transaksi cek dan bilyet giro antar bank disebut dengan kliring, Pengertian dari
Kliring adalah tata cara penghitungan ataupun penyelesaian utang-piutang dalam bentuk
surat-surat berharga terhadap Bank lain agar penyelesaiannya dapat terselenggara
dengan mudah, cepat, dan aman serta memperlancar lalu lintas pembayaran dengan
menggunakan uang giral. Lalu lintas pembayaran merupakan suatu proses kegiatan
pembayaran dengan warkat Kliring yang dilakukan dengan cara memperhitungkan
diantara Bank-Bank, baik atas beban maupun untuk keuntungan nasabah yang
bersangkutan. PBI No. 7/18/PBI/2005 kliring adalah Pertukaran warkat atau data
keuangan elektronik antar peserta kliring atas nama peserta maupun nasabah.
Tinjauan Tentang Uang Giral
Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan
adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia, bank yang
berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia. Menurut UU
No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi uang giral adalah tagihan yang ada di
bank umum, yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Uang giral
(simpanan di bank) ialah dana atau uang yang disimpan pada rekening koran di bank-
bank umum yang bisa dipakai untuk melakukan sebuah transaksi pembayaran melalui
perantara cek, bilyet giro, atau perintah membayar dalam waktu tertentu.

METODE PENELITIAN
Dalam pengumpulan data dan bahan-nahan untuk melakukan penelitian ini,
digunakan metode-metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Metode Pengumpulan Data
a. Studi Lapangan (Field Research)

7
Peninjauan langsung ke objek penelitian yang dipilih untuk meneliti hasil data
primer dan membantu penulis melengkapi data yang diperlukan. Adapun cara
riset ini adalah dengan mewawancarai pihak-pihak yang berkepentigan dalam
hal ini adalah perusahaan atau instansi yang terkait.
b. Studi Kepustakaan (Library Research)
Penilaian yang dilakukan ke perpustakaan beberapa buku-buku ilmiah dan
tulisan-tulisan yang berhubungan dengan pembahasan yang dilakukan.
2. Metode Analisa Data
Dalam menganalisa data, penulis menggunakan analisis data kuantitatif sebagai
metode penelitianyang menjelaskan secara deskriptif mengenai bagaimana
mekanisme penerbitan cek dan bilyet giro sebagai alat pembayaran giral pada PT.
Bank Tabungan Negara ( Persero ) tbk. Cabang Padang.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Mekanisme Penerbitan Cek dan Bilyet Giro
Mekanisme penerbitan cek dan bilyet giro pada Bank Tabungan Negara sama
dengan bnak-bank lain, karena sudah diatur oleh bank pusat atau Bank indonesia.
Sedangkan mekanisme penerbitan cek dan bilyet giro pada bank BTN yaitu, Seorang
nasabah pergi ke Bank BTN untuk menerbitkan Cek dan Bilyet Giro dan mengambil
nomor antrian sesuai dengan tujuan nasabah tersebut, ketika nomor nasabah tersebut
dipanggil nasabah langsung menghampiri customer service (CS), menceritakan maksud
dan tujuannya, setelah nasabah selesai menceritakan maksud dan tujuannya untuk
menerbitkan cek dan bilyet giro, lalu CS yang bertanya kepada nasabah tersebut apakah
memiliki rekening giro, apabila nasabah tersebut tidak memiliki rekening giro maka
nasabah tersebut harus membuka rekening girodengan setoran awal minimal Rp
500,000; atas nama perorangan dan giro atas nama badan Rp 1000,000;, dan apabila
nasabah sudah memiliki rekening giro maka CS akan meminta bukti penerbitan buku
Cek/ BG dari nasabah tersebut. Setelah CS menerima bukti penerbitan buku Cek/ BG,
CS menyerahkan bukti penerbitan buku cek/ BG kepada unit Transaksi Prosesing (TP)
dengan menyediakan register sudah terima. Lalu unit Transaksi Prosesing TP
memproses dokumen yang diberikan customer service atas permintaan nasabah dan unit
TP juga memeriksa apakah data-data tersebur memang benar adanya baru bisa diproses
melalui Bank Indonesia (BI). Setelah cek/ BG tersebut sudah selesai diterbitkan atau
dibuat, kemudian unit Transaksi Prosesing (TP) diberikan lagi kepada CS, dan yang
terakhir baru CS menyerahkan Cek/ BG tersebut kepada nasabah.
Terjadinya penerbitan cek dan bilyet giro karena adanya permintaan dari
nasabah untuk menerbitkan cek dan bilyet giro pada bank tersebut. Cek dan bilyet giro
bisa diterbitkan nasabah dengan membuka rekening giro untuk bisa melakukan
transaksi dalam lalu lintas pembayaran giral, yang bertujuan untuk meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
Permasalahan yang akan terjadi apabila nasabah menerbitkan cek dan bilyet
giro kosong, dan jika nasabah melakukan kesalahan tersebut hingga tiga kali maka
rekening gironya akan di black list oleh Bank Indonesia.
Data Nasabah Pengguna Cek dan Bilyet Giro
Nasabah Bank BTN yang menerbitkan cek dan bilyet giro selama tahun 2016
adalah 30 orang nasabah, pada bulan januari dan februari tidak mengalami peningkatan
nasabah yang menerbitkan cek dan bilyet giro masing-masing tiga orang nasabah, pada
bulan maret mengalami peningkatan daritiga menjadi tujuh nasabah, pada bulan april

8
mengalami penurunan dari tujuh menjadi empat orang nasabah, pada bulan may dan
juni mengalami peningkatan dari empat menjadi enam orang nasabah, pada bulan juli
mengalami penurunan yang tajam dari enam orang nasabah menjadi satu orang nasabah,
pada bulan agustus mengalami peningkatan tiga orang nasabah, pada bulan september
mengalami peningkatan yang sangat tajam yaitu sebelas orang nasabah, pada bulan
oktober mengalami penurunan menjadi 4 orang nasabah, pada bulan november
mengalami peningkatan menjadi enam orang nasabah, dan pada bulan desember
mengalami penurunan dari enam orang nasabah menjadi empat orang nasabah.
Sehingga penggunaan cek dan bilyet giro cenderung mengalami peningkatan dari bulan
ke bulan, apalagi dari tahun ke tahun, terutama dari kalangan pedagang yang
menggunakannya sebagai alat pembayaran dalam transaksi perdagangan yang
jumlahnya sangat besar.
Faktor-faktor pendorong nasabah dalam menggunakan Cek dan Bilyet Giro
Faktor-faktor pendorong nasabah BTN Cabang Padang menggunakan Cek dan
Bilyet Giro, antara lain disebabkan karena lebih aman, kewajiban penyedia dana,
sampai pada tujuannya, anjuran dari Bank Indonesia, dan lain-lain.
Pemindahbukuan
Dalam Pemindahbukuan Cek dan Bilyet Giro dapat dilakukan oleh bank yang
sama yaitu Bank Tabungan Negara ke Bank Tabungan Negara lainnya maupun dari
Bank Tabungan Negara ke Bank yang lain melalui kliring atau transaksi antar bank
yang diadakan oleh Bank Indonesia.
Pembahasan
Pada penjelasan mekanisme penerbitan cek dan bilyet giro di atas, Penerbit dan
pemegang kemungkinan bisa dibuka pada Bank yang sama atau pada Bank yang
berbeda. Oleh karena itu, apabila seseorang tidak mempunyai rekening Giro pada suatu
Bank, maka pemegang mungkin bertindak sebagai penerima Cek, akan tetapi untuk
Bilyet Giro pemegang harus mempunyai rekening giro terlebih dahulu. Rekening Giro
dalam pembayaran melalui pemindahbukuan dana bukan merupakan syarat mutlak.
Perintah pembayaran akan dilaksanakan oleh tersangkut apabila rekening Giro penerbit
mempunyai saldo efektif yang cukup. Manfaat dan efektif pengguna Cek dan Bilyet
Giro di kalangan masyarakat khususnya masyarakat pedagang dibagi dalam 2 segi yaitu
:
1. Segi Ekonomi :
a. Penundaan pembayaran yang berkaitan dengan beban bunga.
b. Sebagai barang atau jaminan akan tersedianya dan pada waktu yang telah
ditentukan.
c. Sebagai alat kelancaran lalu lintas perdagangan.
2. Segi Praktis :
a. Mudah dan praktis dalam membawa dan menyimpannya.
b. Menghemat waktu dan tidak memerlukan perhitungan lama.
c. Dapat dipindahtangankan dengan orang lain dengan cara peralihan.
d. Lebih aman dari resiko kehilangan.
e. Dapat langsung diuangkan sesuai dengan klausul perjanjian
Mengenai faktor-faktor pendorong penggunaan Cek dan Bilyet Giro di Bank
BTN Cabang Padang:
1. Lebih aman.
Apabila terjadi kehilangan, pencurian atau pun lepas dari kekuasaan pemiliknya,
Cek dan Bilyet Giro yang telah diisi lengkap nama dan Bank penerima dana, maka

9
Cek dan Bilyet Giro itu tidak dapat digunakan oleh orang lain. Cek dan Bilyet Giro
juga tidak dapat dibayar dengan uang tunai. Dengan demikian penggunaan Cek dan
Bilyet Giro adalah lebih aman.
2. Kewajiban penyediaan dana.
Cek dan Bilyet Giro penyediaan dana oleh penerbit baru timbul pada saat tanggal
efektif tiba (jatuh tempo). Sebelumnya masih ada kesempatan bagi penerbit untuk
berusaha mencari dana. Pengajuan Cek dan Bilyet Giro sebelum tanggal efektif tiba
(jatuh tempo) maka akan ditolak oleh Bank tanpa memperhatikan apakah dananya
cukup atau tidak.
3. Sampai pada tujuannya.
Cek dan Bilyet Giro yang telah diisi lengkap oleh penerbit, maka tidak dapat
beredar lagi dan penerbit dapat mengetahui segera bahwa dananya sudah
dipindahbukukan ke dalam rekening orang yang ditujunya atau penerima.
4. Dapat dibatalkan.
Selama amanat dalam Bilyet Giro belum dilaksanakan oleh Bank yang
bersangkutan, maka Bilyet Giro tersebut dapat dibatalkan oleh penerbitnya. Faktor
ini merupakan penolong yang sangat tepat bagi penerbit yang kebetulan
berhubungan dengan pihak yang tidak jujur, beritikat buruk atau wanprestasi.
5. Anjuran Bank Indonesia
Karena pengaruh peredaran uang kartal, Bank Indonesia menganjurkan kepada para
nasabah Bank atau pemilik rekening Giro agar supaya selain menggunakan surat
Cek, juga menggunakan Bilyet Giro yaitu alat pembayaran dengan cara
pemindahbukuan. Hal ini ada pengaruhnya terhadap peredaran uang kartal.
6. Kepastian Hukum.
Bilyet Giro maupun Cek tidak dapat dibatalkan selama tenggang waktu penawaran,
sehingga pemegang merasa terjamin kepastian haknya memperoleh pembayaran
dengan pemindahbukuan melalui Bilyet Giro dan Cek yang ditawarkan oleh bank
tertarik.
Tentang pemindahbukukan rekening giro untuk penggunaan Cek dan Bilyet
Giro. Rekening Giro tersebut mungkin tersimpan pada Bank yang sama atau mungkin
pada Bank yang berbeda. Apabila tersimpan pada Bank yang sama, maka
pemindahbukuan dana tersebut mudah untuk dilaksanakan yaitu dengan cara
mengurangi rekening Giro penerbit, kemudian ditambahkan ke rekening Giro
pemegang. Tetapi apabila pemindahbukuan tersebut harus dilakukan dengan Bank yang
berbeda, maka pelaksanaan administrasi pemindahbukuan tersebut dilakukan dengan
cara Kliring. Lembaga Kliring yang diadakan oleh Bank Indonesia atau bank lain yang
ditunjuk untuk itu, mengadakan pertemuan kliring setiap hari, dimana setiap wakil dari
bank-bank peserta kliring harus hadir tepat waktu. Untuk keterlambatan lebih dari
sepuluh menit setelah pertemuan kliring dimulai tidak akan diperbolehkan mengajukan
tagihan-tagihan kepada kepada bank peserta kliring lain, tetapi hanya boleh menerima
tagihan-tagihan dari bank peserta kliring yang lain. Adapun perhitungan atas Bilyet
Giro yang diterima oleh Bank BRI dari nasabah yang lain, akan dihitung bersama-sama
dengan warkat-warkat kliring yang lain.

SIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan mengenai
mekanisme penerbitan cek dan bilyet giro sebagai alat pembayaran giral pada PT. Bank

10
Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Padang, maka dikemukakan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Manfaat penggunaan cek dan bilyet giro adalah mempermudah nasabah dalam
bertransaksi dan memberi keringanan kepada nasabah untuk tidak perlu membawa
uang tunai dalam jumlah yang banyak.
2. Mekanisme penerbitan cek dan bilyet giro pada PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk. Cabang Padang adalah sebagai berikut :
a. Nasabah menemui Customer Service
b. Membuka rekening giro (Jika belum ada)
c. Menyerahkan bukti penerbitan buku cek dan bilyet giro ke customer service.
d. Bukti penerbitan buku cek dan bilyet giro diserahkan ke unit Tranaksi
Prosesing (TP)
e. TP memproses data yang sudah diberikan Customer Service.
f. Setelah penerbitan cek dan bilyet giro selesai oleh TP, TP memberikan cek dan
bilyet giro tersebut ke Customer Service.
g. Setelah selesai diterbitkan, cek dan bilyet giro diserahkan ke nasabah dan
memeriksanya.
3. Faktor-faktor pendorong nasabah BTN Cabang Padang menggunakan Cek dan
Bilyet Giro, antara lain disebabkan karena lebih aman, kewajiban penyedia dana,
sampai pada tujuannya, anjuran dari Bank Indonesia, dan lain-lain.
4. Pemindahbukukan rekening giro untuk penggunaan Cek dan Bilyet Giro. Rekening
Giro tersebut mungkin tersimpan pada Bank yang sama atau mungkin pada Bank
yang berbeda. Apabila tersimpan pada Bank yang sama, maka pemindahbukuan
dana tersebut mudah untuk dilaksanakan yaitu dengan cara mengurangi rekening
Giro penerbit, kemudian ditambahkan ke rekening Giro pemegang. Tetapi apabila
pemindahbukuan tersebut harus dilakukan dengan Bank yang berbeda, maka
pelaksanaan administrasi pemindahbukuan tersebut dilakukan dengan cara Kliring
melalui Lembaga Kliring setempat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir, Muhammad, Hukum Dagang Surat-Surat Berharga, (PT. Citra Aditya


Bhakti, Bandung). 1998, hal. 5.
Anwari, Achmad, (1980), Bilyet Giro, Balai Aksara, Jakarta.
http://1t4juwita.wordpress.com/2011/03/19/jasa-jasa-bank-fee-base-income/
http://www.btn.co.id/Produk/Produk-Jasa/Inkaso.aspx.
Kasmir, (1999), Bank dan Lembaga Keuangan lainnya, PT. Raja Grapindo Persada:
Jakarta.
Kasmir, 2010, Dasar - Dasar Perbankan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir, (2011), Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo Persada:
Jakarta.
M. Bahsan, Cek dan Bilyet Giro Perbankan Indonesia, PT. Raja Grafindo Perkasa,
Jakarta, 2006, hal.1.

11
M. Bahsan, (2005), Cek dan Bilyet Giro Perbankan Indonesia, PT. Raja Grafindo
Perkasa, Jakarta
Malayu SP Hasibuan, 2005, Dasar – Dasar Perbankan, Jakarta : Bumi Aksara.
Muhammad, Abdulkadir, 1998, Hukum Dagang Tentang Surat – Surat Berharga,
Bandung : PT.Citra Aditya Bakti
Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/ 29 /PBI/2006 tentang Daftar Hitam Nasional
Penarik Cek Dan /Atau Bilyet Giro Kosong
Purwosujipto, H.M.N, 2000, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Surat-
Surat Berharga, Jilid 7 Cetakan ke 5, Jakarta : Jambatan.
Safitri, R. N., & Marlius, D. (2017). Penerapan E-Banking Dalam Meningkatkan Jasa
Dan Layanan Perbankan Di PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Padang.
https://doi.org/10.31227/osf.io/gkv8t
Subagyo, dkk, (1997), Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Yogyakarta: STIE
YKPN.
Surat Edaran Bank Indonesia No. 28/32/UPG/1995 Tentang Pengaturan Bilyet Giro
Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992.
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.
Undang- Undang Hukum Dagang (KUHD)
www.bi.go.id/web/id/Sistem+Pembayaran/

12

Das könnte Ihnen auch gefallen