Sie sind auf Seite 1von 12

1

PENGARUH METODE PRAKTIKUM BERBASIS


LINGKUNGAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA
MATERI LAJU REAKSI

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
FAJRIATI
NIM F02112005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
1
1

PENGARUH METODE PRAKTIKUM BERBASIS LINGKUNGAN


TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI LAJU REAKSI

Fajriati, Husna Amalya Melati, Rody Putra Sartika


Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak
Email :fajri_aswati@yahoo.com

Abstract
The aims of this research were to determine whether there is a difference in understanding the
concept of students class taught by environmental-based practice method with taught convensional
student class on the reaction rate material and determine of the influence of the use of practice
method based on the understanding of the concept of students on the reaction rate material. This
form of research is a quasi experiment with the design of Nonequivalent Control Group Design.
The sample of this research is class XI IPA which is divided into two groups, the first group as the
experimental class and the second group as the control class. The worksheet were used are
instruments and concept comprehension test. Based on the U Mann-Whitne testwith significance
level α = 5% indicates that there is a difference between understanding the concept of students
taught by environment-based practice method with those taught without using environment-based
practicum methods. The value of effect size is 1.06 with high category and gave the contribution
35,54%, it means the use of environment-based practice method influence the students' concept of
understanding.

Keywords: Environmental Based Practicum Method, Concept Understanding,Reaction Rate

Kimia sebagai proses salah satunya dapat metode praktikum menjadi alternatif
berupa praktikum maupun eksperimen di pembelajaran yang baik bagi siswa untuk
laboratorium. Bagi peserta didik diadakannya mengembangkan keterampilan, kemampuan
praktikum selain dapat melatih bagaimana berpikir (hands-on dan mind-on) karena siswa
penggunaan alat dan bahan yang tepat, juga dituntut aktif dalam memecahkan masalah,
membantu pemahaman mereka terhadap materi berpikir kritis dan kreatif dalam
kimia yang diajarkan di kelas. Selain itu, siswa mengaplikasikan konsep, dan prinsip-prinsip
yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, agar menjadi lebih bermakna (Santyasa, 2007).
maka melalui praktikum mereka dapat Berdasarkan hasil wawancara guru,
memperoleh jawaban dari rasa ingin tahunya selama ini pembelajaran yang dilakukan oleh
secara nyata. Hal ini sesuai dengan guru bidang studi kimia SMA Negeri 4 Sungai
Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Raya, guru sering menggunakan metode
Standar Kompetensi Lulusan bahwa pelajaran ceramah dan melakukan diskusi kelompok dan
kimia seharusnya dapat membuat siswa tidak pernah dilakukan kegiatan praktikum,
melakukan percobaan, antaralain merumuskan sehingga siswa lebih banyak menerima apa
masalah, mengajukan dan menguji hipotesis, yang disampaikan guru daripada menemukan
menentukan variabel, merancang dan merakit sendiri pengetahuan yang mereka butuhkan.
instrumen, mengumpulkan, mengolah dan Siswa tidak paham materi yang disampaikan
menafsirkan data, menarik kesimpulan, serta oleh guru serta menyebabkan kesulitan belajar
mengkomunikasikan hasil percobaan secara siswa dan berdampak pada rendahnya hasil
lisan dan tertulis (Permendiknas, 2006: 369). belajar siswa. Hal ini diperparah dengan
Pembelajaran berbasis proses menggunakan keadaaan sekolah belum bisa melaksanakan
2

pembelajaran berbasis proses karena ketiadaan dapat melakukan eksperimen dengan bahan-
laboratorium. Alat dan bahan yang dibutuhkan bahan dan alat yang mudah diperoleh di
sangat mahal sehingga memerlukan biaya yang lingkungan alam sekitar siswa dengan harga
banyak dalam pelaksanaan praktikum. sangat terjangkau, sehingga dapat sebagai
Ketiadaan alat dan bahan kimia sering menjadi alternatif yang baik mengenai masalah biaya
kendala tidak dilakukannya praktikum, pelaksanaan praktikum dan praktikum di
meskipun guru pengampu memiliki petunjuk laboratorium dapat dilaksanakan secara
praktikumnya. Siswa tidak paham materi yang kontinyu. Pemahaman konsep merupakan
disampaikan guru berdampak pada rendahnya kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam
hasil belajar. melakukan prosedur (algoritma) secara luwes,
Hasil wawancara siswa mengatakan akurat dan efisien (Miftakhul Jannah dalam
bahwa pembelajaran kimia merupakan Pramita Dewiatmini, 2010). Menurut Zoller,
pelajaran yang sulit dipahami dengan metode et.al dalam Kartika (2012), ada dua hal yang
ceramah. Guru kurang menekankan penting untuk memahami ilmu kimia secara
pembelajaran berbasis proses dan lebih utuh, yaitu memiliki pemahaman konsep dan
mengutamakan kimia sebagai produk. Metode pemahaman algoritmik. Pemahaman
ceramah belum mampu untuk meningkatkan konseptual adalah pemahaman tentang hal-hal
pemahaman konsep siswa salah satunya pada yang berhubungan dengan konsep yaitu arti,
materi laju reaksi. Laju reaksi merupakan sifat dan uraian suatu konsep dan juga
materi yang dianggap sulit oleh sebagian besar kemampuan dalam menjelaskan teks, diagram
siswa. Berdasarkan kompetensi dasar materi dan fenomena yang melibatkan konsep-konsep
laju reaksi menghendaki adanya praktikum pokok yang bersifat abstrak dan teori-teori
(pembelajaran berbasis proses), oleh karena dasar sains (Mustofa, 2010).
itu, untuk membantu siswa memahami materi Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
laju reaksi, maka materi tersebut perlu Sunyono (2005) menunjukkan bahwa
diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran kimia dengan eksperimen
praktikum. menggunakan bahan sehari-hari (bahan yang
Hasil observasi kegiatan belajar mengajar ada di lingkungan) di kelas X semester genap
di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Sungai Raya SMA Negeri Natar dapat meningkatkan
tahun ajaran 2015/2016 menunjukkan siswa aktivitas, minat, dan hasil belajar siswa secara
kurang berperan aktif saat pembelajaran, tidak signifikan. Berdasarkan kenyataan di lapangan
memperhatikan penjelasan guru, kurangnya dan hasil penelitian diatas, maka penulis
interaksi antara guru dan siswa. Hal ini tertarik untuk menggunakan metode praktikum
menyebabkan siswa tidak paham materi yang berbasis lingkungan pada materi laju reaksi.
disampaikan oleh guru dan terjadi kesulitan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
belajar yang mengakibatkan rendahnya hasil menentukan besarnya pengaruh penggunaan
belajar siswa. Diperoleh hasil observasi di metode praktikum berbasis lingkungan
SMA Negeri 4 Sungai Raya, bahwa pada tahun terhadapa pemahaman konsep siswa SMA
ajaran 2015/2016 ketidaktuntasan belajar siswa Negeri 4 Sungai Raya pada materi laju reaksi.
pada materi laju reaksi larutan masih rendah
yaitu mencapai 100 % dengan Kriteria METODE PENELITIAN
Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75. Metode penelitian yang digunakan dalam
Salah satu metode pembelajaran yang penelitian ini adalah metode penelitian
dapat membantu peserta didik dalam eksperimen, dengan bentuk eksperimen semu
menguasai konsep-konsep yang aplikatif dapat (Quasi Experimental Research) dengan desain
dilakukan melalui metode praktikum berbasis Nonequivalent Control Group Design.
lingkungan. Praktikum berbasis lingkungan
3

Tabel 1. Pola Nonequivalent Control Group Desain

Kelas Pre-test Perlakuan Post-test


E O1 X O2
K O3 - O4
Keterangan:
X = Perlakuan pada kelas eksperimen
E = Kelas eksperimen
dengan pembelajaran menggunakan
K = Kelas kontrol
metode praktikum berbasis
O1 = Pre-test pada kelas
lingkungan.
eksperimen
O3 = Pre-test kelas kontol
O2 = Post-test pada kelas
O4 = Post-test kelas kontrol
eksperimen.
(Sugiyono, 2016)

Populasi dalam penelitian ini adalah pembelajaran, (f) Merevisi instrumen dan
semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 4 perangkat pembelajaran berdasarkan hasil
Sungai Raya yang terdiri dari 1 kelas. Teknik validasi.
yang digunakan untuk mengambil sampel Tahap Pelaksanaan
dalam penelitian ini adalah sampling jenuh Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap
dimana semua anggota populasi dijadikan persiapan adalah: (a) Memberikan pre-test
sampel. Teknik pengumpulan data pada untuk mengetahui kemampuan awal siswa, (b)
penelitian ini adalah teknik pengukuran Memberikan perlakuan dengan menggunakan
menggunakan tes tertulis (pre-test dan post- praktikum berbasis lingkungan dalam
test) berbentuk soal esai. Instrumen penelitian pelaksanaan pembelajaran, (c) Memberikan
divalidasi oleh 1 orang dosen Pendidikan post-test dengan tujuan untuk mengetahui
Kimia dan 1 orang guru Kimia SMA Negeri 4 pemahaman konsep siswa setelah diberi
Sungai Raya dengan hasil validasi bahwa perlakuan.
instrumen yang digunakan valid. Tahap Akhir
Hasil pre-test dan post-test dianalisis Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap
menggunakan rumus statistik inferensial persiapan adalah: (a) Melakukan analisis dan
sebagai berikut: pemberian skor sesuai dengan pengolahan data hasil penelitian menggunakan
pedoman penskoran, uji normalitas uji statistik yang sesuai, (b) Menarik
menggunakan uji Shapiro-Wilk, pada soal pre- kesimpulan untuk menjawab pertanyaan di
test dan post-test diperoleh salah satu data dalam penelitian, (c) Menyusun laporan
tidak berdistribusi normal sehingga dilakukan penelitian.
ujistatistik nonparametrik U-Mann Whitney
dan dilanjutkan dengan menghitung effect size. HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 3 Hasil Penelitian
tahap, yaitu: Penelitian ini dilakukan pada kelas XI
Tahap Persiapan IPA SMA Negeri 4 Sungai Raya dengan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap jumlah sampel penelitian sebanyak 34 orang.
persiapan adalah: (a) Melaksanakan pra-riset di Kelas tersebut dibagi menjadi 2 kelompok,
SMAN 4 Sungai Raya, (b) Perumusan masalah yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
penelitian hasil pra-riset, (c) Membuat kontrol.
instrumen penelitian tes pemahaman konsep Pemahaman Konsep Kelas Kontrol Dan
yang meliputi soal pre-test dan post-test, (d) Kelas Eksperimen
Membuat perangkat pembelajaran berupa
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (e) Kelas XI IPA yang dibagi menjadi dua
Melakukan validasi instrumen dan perangkat kelompok yaitu kelompok kelas eksperimen
4

dan kelompok kelas kontrol. Jumlah siswa dan post-test pemahaman konsep pada kelas
kelas kontrol sebanyak 17 orang dan kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat
eksperimen sebanyak 17 orang. Hasil pre-test pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Pemahaman Konsep Pada Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen


Data
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
Jumlah siswa 17 17 17 17
Nilai tertinggi 40 87,5 40 100
Nilai terendah 30 50 30 62,5
Rata-rata 44,11 69,11 45,58 81,61
SD 0,62 0,94 0,49 0,87
Varians 0,38 0,88 0,24 0,76

Perbedaan pemahaman konsep kelas kelas dari indikator soal dapat dilihat pada Tabel 2.
eksperimen dan kelas kontrol dilihat

Tabel 2. Data Pemahaman Konsep Tiap Indikator Pada Kelas Kontrol Dan Kelas
Eksperimen
Persentase Ketuntasan (%)
Indikator soal Kelas Kelas
Kontrol Eksperimen
1. Menjelaskan pengaruh konsentrasi terhadap laju 97 100
reaksi
2. Menjelaskan pengaruh luas permukaan sentuh 88 94
3. Menjelaskan pengaruh suhu terhadap laju reaksi 64 88
4. Menjelaskan pengaruh katalis terhadap laju reaksi 26 44

Persentase indikator hasil pre-test dan menunjukkan ketuntasan pada indikator empat
post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen masih rendah.

Hasil Wawancara Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Hasil wawancara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 3.
5

Tabel 3. Hasil Wawancara Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas eksperimen Kelas kontrol


1. Pelajaran kimia menjadi lebih 1. Masih belum paham penjelasan,
menyenangkan karena siswa baru tetapi malu bertanya.
pertamakali melakukan kegiatan
praktikum.
2. Lebih banyak siswa yang aktif 2. Pelajaran kimia dianggap sulit
berpartisipasi dalam kegiatan sehingga siswa tidak tertarik
praktikum karena tertarik mencoba hal memperhatikan pelajaran.
baru.
3. Tidak bosan dan tidak ngantuk. 3. Bosan dan ngantuk mendengarkan
penjelasan.

4. Lebih mudah dipahami karena dengan 4. Tidak mengerti karena tidak


melakukan dan pengamatan langsung. memperhatikan pelajaran dengan
seksama.

5. Menjadi lebih tertarik belajar kimia. 5. Tidak suka pelajaran kimia.

Pembahasan Penelitian terhadap laju reaksi, yaitu semakin besar


Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi pereaksi maka jumlah molekul
terdapat perbedaan pemahaman konsep yang dalam larutan lebih banyak. Jarak antar
signifikan antara siswa kelas kontrol dan siswa molekul lebih dekat dengan susunannya lebih
kelas eksperimen dikarenakan penggunaan rapat sehingga lebih sering bertumbukan.
praktikum berbasis lingkungan pada kelas Semakin sering tumbukan terjadi laju reaksi
eksperimen yang memberikan pengaruh menjadi lebih cepat. Hasil praktikum
sebesar 35,54% terhadap pemahaman konsep menunjukkan bahwa konsentrasi cuka yang
laju reaksi siswa SMA Negeri 4 Sungai Raya. lebih tinggi yang paling cepat bereaksi dengan
Berikut penjelasan lebih rinci berdasarkan cangkang telur.
hasil yang diperoleh dari kelas eksperimen dan Menjelaskan Pengaruh Luas Permukaan
kelas kontrol. Terhadap Laju Reaksi
Menjelaskan Pengaruh Konsentrasi Ketuntasan kelas eksperimen dan kelas
Terhadap Laju Reaksi kontrol lebih dari 80 %. Pada kelas eksperimen
Data hasil percobaan menunjukkan terdapat dua siswa yang tidak dapat
ketuntasan kelas eksperimen dan kelas kontrol menjelaskan pengaruh luas permukaan sentuh
lebih dari 90 %. Hasil pemahaman konsep terhadap laju reaksi dan hanya dapat
pada indikator satu sangat baik, ketuntasan menentukan reaksi mana yang berlangsung
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan lebih cepat, sedangkan pada kelas kontrol
dengan kelas kontrol. Kelas kontrol masih terdapat 4 orang siswa yang hanya dapat
terdapat satu orang siswa yang tidak dapat menentukan dengan benar reaksi yang
memberikan penjelasan pengaruh konsentrasi berlangsung lebih cepat, sedangkan
terhadap laju reaksi dan hanya dapat menjelaskan pengaruh luas permukaan tiga
menentukan mana yang lebih cepat bereaksi, orang siswa tidak menjawab dan satu orang
padahal jawaban LKS pada kelompok siswa siswa menjawab tidak tepat. Pemahaman
tersebut benar. Pada indikator 1, siswa sudah konsep kelas eksperimen lebih tinggi
memahami konsep pengaruh konsentrasi dibanding kelas kontrol. Berdasarkan jawaban
6

LKS setiap kelompok semua benar pada Menjelaskan Pengaruh Katalis Terhadap
indikator teesebut. Pada indikator 2 siswa Laju Reaksi
sudah memahami konsep pengaruh luas Ketuntasan kelas eksperimen dan kelas
permukaan terhadap laju reaksi. Zat yang kontrol kurang dari 50%. Hasil pemahaman
semakin kecil ukurannya maka semakin luas konsep pada indikator menjelaskan pengaruh
permukaan bidang sentuh antar partikelnya suhu terhadap laju reaksi ketuntasan kelas
sehingga tumbukan yang terjadi semakin eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
banyak membuat laju reaksi semakin cepat. kelas kontrol, namun persentase ketuntasan
Hasil praktikum menunjukkan luas permukaan masih tergolong rendah. Kelas eksperimen
dalam bentuk serbuk lebih cepat bereaksi terdapat 11 orang siswa yang hanya dapat
dibanding bentuk tablet. menentukan jawaban benar dan tidak dapat
Menjelaskan Pengaruh Suhu Terhadap menjelaskan pengaruh katalis terhadap laju
Laju Reaksi reaksi, sedangkan 4 orang siswa tidak
Ketuntasan kelas eksperimen dan kelas menjawab sama sekali. padakelas kontrol
kontrol masing-masing sebesar 88% dan 64 terdapat 7 orang siswa yang tidak dapat
%. Hasil pemahaman konsep pada indikator memberikan penjelasan pengaruh konsentrasi
menjelaskan pengaruh suhu terhadap laju terhadap laju reaksi dan hanya dapat
reaksi ketuntasan kelas eksperimen lebih tinggi menentukan dengan benar dan 9 orang siswa
dibandingkan dengan kelas kontrol. Kelas tidak menjawab. Siswa belum memahami
eksperimen terdapat 4 orang siswa yang hanya konsep pengaruh katalis terhadap laju reaksi.
dapat menentukan reaksi yang berlangsung Katalis bekerja dengan cara menurunkan
lebih cepat, 2 diantaranya tidak memberikan energi aktivasi sehingga energi yang
penjelasan dan 2 siswa penjelasannya tidak dibutuhkan untuk bereaksi semakin rendah
tepat. Sedangkan kelas kontrol terdapat 10 menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Hasil
orang siswa yang tidak dapat memberikan jawaban LKS 4 kelompok masih kurang tepat
penjelasan pengaruh konsentrasi terhadap laju pada setiap kelompok kelas eksperimen pada
reaksi dan hanya dapat menentukan mana yang indikator empat, siswa hanya dapat
lebih cepat bereaksi dan 1 orang siswa tidak menentukan mana yang lebih cepat bereaksi
menjawab. Pemahaman konsep kelas tanpa dapat menjelaskan katalis mempengaruhi
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan laju reaksi. Hal ini dikarenakan siswa tidak
kelas kontrol. Berdasarkan jawaban LKS setiap mengetahui katalis yang terdapat pada daun
kelompok semua benar pada indikator pepaya dan tidak paham konsep kerja katalis
teesebut. Siswa pada kelas eksperimen telah dalam mempengaruhi laju reaksi. Katalis yang
memahami konsep pengaruh suhu terhadap berperan pada reaksi ini adalah enzim papain
laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang terdapat dalam daun pepaya. Hasil
yang berlangsung dinaikkan, maka praktikum menunjukkan daging ayam yang
menyebabkan partikel semakin bergerak aktif direbus dengan daun pepaya lebih cepat
sehingga energi kinetik molekul bertambah matang dibandingkan denan daging yang
mengakibatkan kompleks teraktivasi lebih direbus tanpa daun pepaya.
cepat terbentuk. Energi kinetik yang tinggi Pengaruh Metode Praktikum Berbasis
mengakibatkan gerakan antar molekul semakin Lingkungan Terhadap Pemahaman Konsep
cepat, frekuensi tumbukan semakin sering Hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas
terjadi sehingga laju reaksi semakin cepat. eksperimen mengalami peningkatan. Grafik
Hasil praktikum menunjukkan suhu yang lebih skor rata-rata peningkatan hasil pre-test dan
tinggi lebih cepat suatu zat bereaksi dibanding post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen
suhu rendah. disajikan pada Grafik 1.
7

100
81,61

Rata-rata Nilai Siswa


80 69,11

60 45,58
44,1
pretest
40 posttest
20

0
kelas kontrol kelas eksperimen

Grafik 1. Grafik Nilai Rata-rata Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat Pada kelas kontrol siswa hanya menduga
rata-rata skor post-test kelas kontrol dan kelas dan membayangkan fenomena yang terjadi
eksperimen menunjukkan peningkatan hasil sesuai penjelasan guru di kelas. Seperti konsep
belajar kelas eksperimen sangat tinggi. Data pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi,
hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas cangkang telur yang direaksikan dengan cuka
eksperimen, persentase ketuntasan indikator murni lebih cepat menhasilkan gelembung
lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal dibandingkan dengan cangkang telur yang
tersebut dikarenakan penggunaan metode direaksikan dengan cuka yang telah
praktikum berbasis lingkungan mampu diencerkan. Hal ini menyebabkan kurang
memberikan pengamatan dan keterlibatan efektif karena pemahaman dan gambaran
siswa langsung terhadap reaksi yang terjadi di setiap siswa berbeda sehingga konsep-konsep
sekitar kita. Alat dan bahan yang digunakan yang dimaksudkan dari materi faktor-faktor
untuk praktikum juga mudah didapat di yang mempengaruhi laju reaksi tidak
lingkungan sekolah seperti, daun pepaya, tersampaikan. Data penelitian menunjukkan
jesscool, garam, air, cangkang telur, cuka, dan bahwa ketuntasan indikator menjelaskan
gelas plastik. pengaruh katalis terhadap laju reaksi tergolong
Praktikum berbasis lingkungan mampu paling rendah. Metode praktikum berbasis
meningkatkan pemahaman konsep siswa pada lingkungan yang digunakan pada kelas
materi laju reaksi. Siswa melakukan eksperimen tidak memberikan pengaruh yang
eksperimen langsung untuk membuktikan signifikan pada peningkatan pemahaman
secara nyata konsep laju reaksi, sehingga konsep siswa. Siswa masih bingung dalam
mempengaruhi daya memori semakin lebih menentukan konsep kerja katalis sebagai faktor
baik. Hasil penelitian Francis M. Dwyer (1978) yang mempengaruhi laju reaksi, seperti
menyebutkan bahwa setelah lebih dari tiga hari kegunaan ragi dalam pembuatan roti agar lebih
pada umumnya manusia dapat mengingat cepat mengembang. Siswa tidak mengetahui
pesan yang disampaikan melalui tulisan macam-macam katalis yang ada dikehidupan
sebesar 10%, audio 10%, visual 30%, audio sehari-hari. Dari LKS yang dikerjakan oleh
dan visual 50%, dan apabila ditambah dengan siswa masih kurang tepat sehingga
melakukan akan mencapai 90%. Hasil mempengaruhi hasil post-test siswa yang
penelitian yang telah dilakukan oleh Sunyono masih rendah. Hasil wawancara siswa kelas
(2005) menunjukkan bahwa pembelajaran eksperimen didapat informasi bahwa siswa
kimia dengan eksperimen menggunakan bahan lebih tertarik dengan pelajaran kimia melalui
sehari-hari (bahan yang ada di lingkungan) di kegiatan dan pengalaman langsung karena
kelas X semester genap SMA Negeri Natar dianggap lebih mudah dipahami. Selain itu,
dapat meningkatkan aktivitas, minat, dan hasil siswa tidak merasa bosan karena metode yang
belajar siswa secara signifikan. digunakan berbeda dari biasanya. Sedangkan
pada kelas kontrol siswa tidak melakukan
8

pengalaman dan pengamatan langsung. siswa DAFTAR RUJUKAN


menganggap pelajaran kimia adalah pelajaran Chandrasegaran, A.L. (2007). The
yang sulit sehingga tidak tertarik Development of A Two-tier Multiple-
mendengarkan penjelasan guru. Hal ini choice Diagnostic Intrumen for
menjadi bertambah rumit karena suasana
Evaluating Secondary School Student’s
pembelajaran yang membosankan karena
menggunakan metode ceramah. Keterlibatan Ability to Describe and Explain
siswa yang masih kurang seperti malu untuk Chemical Reaction Using Multiple
bertanya dalam kegiatan pelajaran membuat Levels of Representation. Chemistry
siswa tidak memahami materi yang Education Research and Practice, 8 (3):
disampaikan guru. 293-307.
Hasil perbandingan antara post-test kelas Francis M. Dawyer. (1978). Strategies for
eksperimen dan kelas kontrol dapat
Improving Visual Learning A Handbook
disimpulkan bahwa kelas yang menggunakan
metode praktikum berbasis lingkungan dalam for The Effective Selection Design and
proses pembelajaran memiliki pemahaman Use of Visualized Materials.
konsep lebih baik daripada kelas yang diajar Pennsylvania: Learning Services.
dengan metode konvensional, artinya I Wayan Santyasa. (2007). Landasan
penggunaan metode praktikum berbasis Konseptual Media Pembelajaran. Banjar
lingkungan pada materi laju reaksi Angkang.
berpengaruh terhadap pemahaman konsep laju
Kartika. (2012). Analisis Pemahaman Konsep
reaksi siswa SMA Negeri 4 Sungai Raya.
Melalui Gambaran Mikroskopis Pada
Materi Reaksi Kimia dan Hubungan
SIMPULAN DAN SARAN dengan Kemampuan Berpikir Formal
Simpulan Siswa Kelas X SMA Santo Petrus RSBI
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Pontianak. Skripsi. Pontianak:
dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan pemahaman konsep siswa SMA Universitas Tanjungpura.
Negeri 4 Sungai Raya yang diajarkan Mustofa. (2010). Problematika Pemahaman
menggunakan metode praktikum berbasis Konseptual dan Alogaritmik Dalam
lingkungan dengan yang diajarkan Pembelajaran Kimia dan Upaya
menggunakan metode konvensional pada Perbaikannya. (Online). Library. Um.
materi laju reaksi. Penggunaan metode Ac. Id. Diakses tanggal 10 Maret 2016.
praktikum berbasis lingkungan berpengaruh
sebesar 35,54% terhadap pemahaman konsep Paramita Dewiatmini. (2010). Upaya
siswa SMA Negeri 4 Sungai Raya. Meningkatkan Pemahaman Konsep
Saran Matematika Pada Pokok Bahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan Himpunan Siswa Kelas VIIA SMP
kesimpulan di atas, maka disarankan: (1) Negeri 914 Yogyakarta dengan
pembelajaran dengan menggunakan metode Penerapan Model Pembelajaran
praktikum berbasis lingkungan dapat menjadi
Kooperatif Tipe Student Teams
salah satu alternatif metode pembelajaran di
dalam kelas. (2) untuk peneliti lainnya agar Achievment Division (STAD). Skripsi.
dapat mengembangkan LKS praktikum Yogyakarta: Universitas Negeri
berbasis lingkungan pada pelajaran kimia di Yogyakarta.
sekolah dengan mengkolaborasikan model Permendiknas. (2006). Peraturan Menteri
pembelajaran lain. Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No. 23 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan Untuk Satuan Pendidikan
9

Dasar dan Menengah. Jakarta: Sirhan, G. (2007). Learning Difficulties in


Depdiknas. Chemistry: An Overview. Journal of
Preseisen, BZ. (1985). Thinking Skill: Turkish Science Education. 4 (2).
Meaning and Models in A.L Costa (Ed) Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Develoving Mind, A Resource Book of Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Teaching Thinking. Alexandri: ASCD. Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Pusat Kurikulum. (2003). Standar Kompetensi Alfabeta.
Mata Pelajaran Kimia SMA dan MA. Sunyono. (2005). Belajar Dan Pembelajaran
Jakarta: Balitbang Depdiknas. Teori dan Konsep Dasar. Surabaya:
Rosda.

Das könnte Ihnen auch gefallen