Sie sind auf Seite 1von 24

1. Asbury, Taylor. Trauma Mata. Dalam: Vaughan.

Oftalmologi Umum Edisi

XVII. Jakarta: Widya Medika. 2008; 373-80.

2. Garrity, J.A.2008.Proptosis. Merck Manual Home Health Handbook.

3. Whitcher, E.P. 2007. Chapter 1: Anatomy and Embriology of the Eye, in:

Vaughan’s and Asbury’s General Opthalmology.

4. Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. 2010. Clinically Oriented Anatomy.

Philadelphia: Lippincott William and Wilkins. 6th ed.p. 889-909

5. Guyton and Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran .Edisi 11. Terjemahan

oleh : Irawati, dkk. Halaman 67

6. Snell, R.S. 2006. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran edisi 6.

Terjemahan oleh: Liliana. EGC, Jakarta, Indonesia. Hal. 766-782.

7. Ilyas, S. 2014. Ilmu penyakit mata untuk dokter umum dan mahasiswa

Kedokteran (edisi ke-5) Perdani. Sagung Seto, Jakarta, Indonesia.

8. Nerad, J.A. 2010. Techniques in Ophthalmic Plastic Surgery : A Personal

Tutorial. Saunder Elsevier. 392-393

9. Vardizer,Y et al. Effect of Exophthalmometer Design on Its Accuracy. The

American Society of Opthalmic Plastic and Reconstructive Surgery, Inc. 2005.

21(6) pp 429

10. Benjamin, L. 2009. Training in Ophthalmology the Essential Clinical

Curriculum. Oxford Speciality Training. 402.

11. Claus EB, Bondy ML, Schildkraut JM, Wiemels JL, Wrensch M, Black PM.

Epidemiology of intracranial meningioma. Neurosurgery. 2005 Dec. 57

(6):1088-95; discussion 1088-95.


12. Ostrom QT, Gittleman H, de Blank PM, Finlay JL, Gurney JG, McKean-

Cowdin R, et al. American Brain Tumor Association Adolescent and Young

Adult Primary Brain and Central Nervous System Tumors Diagnosed in the

United States in 2008-2012. Neuro Oncol. 2016 Jan. 18 Suppl 1:i1-i50

13. Ibebuike K, Ouma J. Demographic profile of patients diagnosed with

intracranial meningiomas in two academic hospitals in Johannesburg, South

Africa: a 12-month prospective study. Afr Health Sci. 2014 Dec. 14 (4):939-

45.

14. Bonavolontà G, Strianese D, Grassi P, Comune C, Tranfa F, Uccello G, et al.

An analysis of 2,480 space-occupying lesions of the orbit from 1976 to 2011.

Ophthal Plast Reconstr Surg. 2013 Mar-Apr. 29 (2):79-86.

15. Bowers CA, Sorour M, Patel BC, Couldwell WT. Outcomes after surgical

treatment of meningioma-associated proptosis. J Neurosurg. 2016 Sep. 125

(3):544-50.

16. Shrivastava RK, Sen C, Costantino PD, Della Rocca R. Sphenoorbital

meningiomas: surgical limitations and lessons learned in their long-term

management. J Neurosurg. 2005 Sep. 103 (3):491-7.

17. Bikmaz K, Mrak R, Al-Mefty O. Management of bone-invasive, hyperostotic

sphenoid wing meningioma s. J Neurosurg. 2007 Nov. 107 (5):905-12.

18. Hentschel SJ, DeMonte F. Olfactory groove meningiomas. Neurosurg Focus.

2003 Jun 15. 14 (6):e4


19. Rodríguez-Colón G, Bratton EM, Serracino H, Bennett JL, Hink EM.

Sphenoid wing meningioma with Extraocular Muscle Involvement Mimicking

Idiopathic Orbital Inflammation. Ophthal Plast Reconstr Surg. 2016 Feb 12.

20. Frič R, Hald JK, Antal EA. Benign Sphenoid wing meningioma Presenting

with an Acute Intracerebral Hemorrhage - A Case Report. J Cent Nerv Syst

Dis. 2016 Apr 21. 8:1-4.

21. Simas NM, Farias JP. Sphenoid Wing en plaque meningiomas: Surgical results

and recurrence rates. Surg Neurol Int. 2013 Jul 9. 4:86.

22. Chen TC. Primary Intraosseous Meningioma. Neurosurg Clin N Am. 2016 Apr.

27 (2):189-93

23. Kotecha RS, Jacoby P, Cole CH, Gottardo NG. Morbidity in survivors of child

and adolescent meningioma. Cancer. 2013 Dec 15. 119 (24):4350-7.

24. Bikmaz K, Mrak R, Al-Mefty O. Management of bone-invasive, hyperostotic

sphenoid wing meningioma s. J Neurosurg. 2007 Nov. 107 (5):905-12.

Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta

mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea.

Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata

terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata.1,6

Dapat membuka diri untuk memberi jalan masuk sinar kedalam bola mata

yang dibutuhkan untuk penglihatan.Pembasahan dan. pelicinan seluruh

permukaan bola mata terjadi karena pemerataan air mata dan sekresi berbagai
kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak mata. Kedipan kelopak mata

sekaligus menyingkirkan debu yang masuk.5

Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di

bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.

Gangguan penutupan kelopak akan mengakibatkan keringnya permukaan mata

sehingga terjadi keratitis et lagoftalmos.1

Pada kelopak terdapat bagian-bagian :1

 Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat,

kelenjar Zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus
 Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam

kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat

tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai

M. Rioland. M. orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi

N. facial M. levator palpebra, yang berorigo pada anulus foramen orbita

dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M. orbikularis

okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M.

levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini

dipersarafi oleh n. III, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata

atau membuka mata.


 Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan

kelenjar di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo

palpebra.
 Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita

merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan.


 Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada

seluruh lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan

ikat yang merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar

Meibom (40 bush di kelopak atas dan 20 pada kelopak bawah).


 Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra.
 Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V,

sedang kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V.

Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat

dengan melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup

bulbus okuli. Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel

Goblet yang menghasilkan musin.1

Sistem Lakrimal

Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola

mata. Sistem ekskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus

lakrimal, duktus nasolakrimal, meatus inferior.1,5

Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :1,5

 Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di

temporo antero superior rongga orbita.


 Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal,

sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak dibagian

depan rongga orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke

dalam rongga hidung di dalam meatus inferior.


Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk

ke dalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal tidak

menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melalui margo palpebra yang

disebut epifora. Epifora juga akan terjadi akibat pengeluaran air mata yang

berlebihan dari kelenjar lakrimal.1

Konjungtiva

Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak

bagian belakang.3 Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh

sel Goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea.1

Konjungtiva mencegah benda-benda asing di dalam mata seperti bulu mata

atau lensa kontak (contact lens), agar tidak tergelincir ke belakang mata. Bersama-

sama dengan kelenjar lacrimal yang memproduksi air mata, selaput ini turut

menjaga agar cornea tidak kering.5

Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :1

 Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar

digerakkan dari tarsus.


 Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di

bawahnya.
 Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat

peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.


Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan

jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak.1

Bola Mata2

Bola mata terdiri atas dinding bola mata dan isi bola mata. Dinding bola mata

terdiri atas sklera dan kornea. Isi bola mata terdiri atas uvea, retina, badan kaca

dan lensa.2 Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola

mata di bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam

sehingga terdapat bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda. Bola mata

dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu :1

1. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada

mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan

sklera disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk

ke dalam bola mata. Kelengkungan kornea lebih besar dibanding sklera.


2. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi

oleh ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada

ruda paksa yang disebut perdarahan suprakoroid.

Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada iris

didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar
masuk ke dalam bola mata. Otot dilatator dipersarafi oleh parasimpatis,

sedang sfingter iris dan otot siliar di persarafi oleh parasimpatis. Otot siliar

yang terletak di badan siliar mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan

akomodasi. Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan

bilik mata (akuos humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak

pada pangkal iris di batas kornea dan sklera.

3. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan

mempunyai susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran

neurosensoris yang akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik

dan diteruskan ke otak. Terdapat rongga yang potensial antara retina dan

koroid sehingga retina dapat terlepas dari koroid yang disebut ablasi retina.

Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang

hanya menempel pupil saraf optik, makula dan pars plans. Bila terdapat

jaringan ikat di dalam badan kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka

akan robek dan terjadi ablasi retina.

Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya pada

badan siliar melalui Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peranan pada

akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di daerah

makula lutea.

Terdapat 6 otot penggerak bola mata, dan terdapat kelenjar lakrimal yang

terletak di daerah temporal atas di dalam rongga orbita.


Gambar 1. Penampang horizontal mata kanan

Sklera

Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea merupakan

pembungkus dan pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil saraf optik

sampai kornea.1 Sklera sebagai dinding bola mata merupakan jaringan yang kuat,

tidak bening, tidak kenyal dan tebalnya kira-kira 1 mm.5

Sklera anterior ditutupi oleh 3 lapis jaringan ikat vaskular. Sklera mem-

punyai kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola

mata.1 Dibagian belakang saraf optik menembus sklera dan tempat tersebut

disebut kribosa. Bagian luar sklera berwarna putih dan halus dilapisi oleh kapsul
Tenon dan dibagian depan oleh konjungtiva. Diantara stroma sklera dan kapsul

Tenon terdapat episklera. Bagian dalamnya berwarna coklat dan kasar dan

dihubungkan dengan koroid oleh filamen-filamen jaringan ikat yang berpigmen,

yang merupakan dinding luar ruangan suprakoroid. 5 Kekakuan sklera dapat

meninggi pada pasien diabetes melitus, atau merendah pada eksoftalmos goiter,

miotika, dan meminum air banyak.1

Kornea

Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata,

bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup

bola mata sebelah depan dan terdiri atas lapis : 1,5

1. Epitel
 Tebalnya 50 pm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang

sating tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel

gepeng.
 Pada sel basal Bering terlihat mitosis sel, dan sel muds ini ter-

dorong ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke

depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal

di sampingya dan sel poligonal di depannya melalui desmosom dan

makula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit,

dan glukosa yang merupakan barrier.


 Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepada-

nya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.


 Epitel berasal dari ektoderm permukaan.

2. Membran Bowman
 Terletak di bawah membran basal epitel komea yang merupakan kolagen

yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan

stroma.
 Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi

3. Stroma

Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu

dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian

perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan

waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel

stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma.

Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan

embrio atau sesudah trauma.

4. Membran Descement

Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma komea

dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya. Bersifat sangat elastik

dan berkembang terns seumur hidup, mempunyai tebal 40 µm.

5. Endotel

Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 pm.

Endotel melekat pada membran descement melalui hemidesmosom dan zonula

okluden. Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf

siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid,
masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan

selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis

terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbul Krause untuk sensasi dingin ditemukan di

daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi

dalam waktu 3 bulan.1

Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola

mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40

dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea.1

Gambar 2. Penampang melintang kornea

Uvea

Walaupun dibicarakan sebagai isi, sesungguhnya uvea merupakan dinding

kedua bola mata yang lunak, terdiri atas 3 bagian, yaitu iris, badan siliar, dan

koroid.1,5
Pendarahan uvea dibedakan antara bagian anterior yang diperdarahi oleh 2

buah arteri siliar posterior longus yang masuk menembus sklera di temporal dan

nasal dekat tempat masuk saraf optik dan 7 buah arteri siliar anterior, yang

terdapat 2 pada setiap otot superior, medial inferior, satu pada otot rektus lateral.

Arteri siliar anterior dan posterior ini bergabung menjadi satu membentuk arteri

sirkularis mayor pada badan siliar. Uvae posterior mendapat perdarahan dari 15 -

20 buah arteri siliar posterior brevis yang menembus sklera di sekitar tempat

masuk saraf optik.1

Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola

mata dengan otot rektus lateral, 1 cm di depan foramen optik, yang menerima 3

akar saraf di bagian posterior yaitu :1

1. Saraf sensoris, yang berasal dari saraf nasosiliar yang mengandung serabut

sensoris untuk komea, iris, dan badan siliar.

2. Saraf simpatis yang membuat pupil berdilatasi, yang berasal dari saraf

simpatis yang melingkari arteri karotis; mempersarafi pembuluh darah uvea

dan untuk dilatasi pupil.

3. Akar saraf motor yang akan memberikan saraf parasimpatis untuk

mengecilkan pupil.

Pada ganglion siliar hanya saraf parasimpatis yang melakukan sinaps. Iris

terdiri atas bagian pupil dan bagian tepi siliar, dan badan siliar terletak antara iris

dan koroid. Batas antara korneosklera dengan badan siliar belakang adalah 8 mm
temporal dan 7 mm nasal. Di dalam badan siliar terdapat 3 otot akomodasi yaitu

longitudinal, radiar, dan sirkular.1

Ditengah iris terdapat lubang yang dinamakan pupil, yang mengatur

banyak sedikitnya cahaya yang masuk kedalam mata. Iris berpangkal pada badan

siliar dan memisahkan bilik mata depan dengan bilik mata belakang. Permukaan

depan iris warnanya sangat bervariasi dan mempunyai lekukan-lekukan kecil

terutama sekitar pupil yang disebut kripti. Badan siliar dimulai dari basis iris

kebelakang sampai koroid, yang terdiri atas otot-otot siliar dan proses siliar. 5 Otot-

otot siliar berfungsi untuk akomodasi. Jika otot-otot ini berkontraksi ia menarik

proses siliar dan koroid kedepan dan kedalam, mengendorkan zonula Zinn

sehingga lensa menjadi lebih cembung.2 Fungsi proses siliar adalah memproduksi

Humor Akuos.2

Koroid adalah suatu membran yang berwarna coklat tua, yang letaknya

diantara sklera dan. retina terbentang dari ora serata sampai kepapil saraf optik.

Koroid kaya pembuluh darah dan berfungsi terutama memberi nutrisi kepada

retina.2

Pupil

Pupil merupakan lubang ditengah iris yang mengatur banyak sedikitnya

cahaya yang masuk.2 Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum

berkembangnya saraf simpatis. Orang dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan

orang tua pupil mengecil akibat rasa silau yang dibangkitkan oleh lensa yang
sklerosis.1 Pupil waktu tidur kecil , hal ini dipakai sebagai ukuran tidur, simulasi,

koma dan tidur sesungguhnya. Pupil kecil waktu tidur akibat dari :1

1. Berkurangnya rangsangan simpatis


2. Kurang rangsangan hambatan miosis

Bila subkorteks bekerja sempurna maka terjadi miosis. Di waktu bangun

korteks menghambat pusat subkorteks sehingga terjadi midriasis. Waktu tidur

hambatan subkorteks hilang sehingga terjadi kerja subkorteks yang sempurna

yang akan menjadikan miosis. Fungsi mengecilnya pupil untuk mencegah aberasi

kromatis pada akomodasi dan untuk memperdalam fokus seperti pada kamera foto

yang difragmanya dikecilkan.1

Sudut bilik mata depan

Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris.

Pada bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat hambatan

pengaliran keluar cairan mata akan terjadi penimbunan cairan bilik mata di dalam

bola mata sehinga tekanan bola mata meninggi atau glaukoma. Berdekatan dengan

sudut ini didapatkan jaringan trabekulum, kanal Schelmm, baji sklera, garis

Schwalbe dan jonjot iris. Sudut filtrasi berbatas dengan akar berhubungan dengan

sklera kornea dan disini ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar

360 derajat dan merupakan batas belakang sudut filtrasi Berta tempat insersi otot

siliar longitudinal. Anyaman trabekula mengisi kelengkungan sudut filtrasi yang

mempunyai dua komponen yaitu badan siliar dan uvea.1


Pada sudut fitrasi terdapat garis Schwalbe yang merupakan akhir perifer

endotel dan membran descement, dan kanal Schlemm yang menampung cairan

mata keluar ke salurannya. Sudut bilik mata depan sempit terdapat pada mata

berbakat glaukoma sudut tertutup, hipermetropia, blokade pupil, katarak

intumesen, dan sinekia posterior perifer.1

Retina

Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas

penyebaran daripada serabut-serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan

koroid.1,2 Bagian anterior berakhir pada ora serata. Dibagian retina yang letaknya

sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat makula lutea (bintik kuning) kira-kira

berdiameter 1 - 2 mm yang berperan penting untuk tajam penglihatan. Ditengah

makula lutea terdapat bercak mengkilat yang merupakan reflek fovea.2

Kira-kira 3 mm kearah nasal kutub belakang bola mata terdapat daerah

bulat putih kemerah-merahan, disebut papil saraf optik, yang ditengahnya agak

melekuk dinamakan ekskavasi faali. Arteri retina sentral bersama venanya masuk

kedalam bola mata ditengah papil saraf optik. Arteri retina merupakan pembuluh

darah terminal.2 Retina terdiri atas lapisan:1

1. Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang

mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut.

2. Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi.


3. Lapis nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang.

Ketiga lapis diatas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.

4. Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat

sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal

5. Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel

Muller Lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral

6. Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aselular merupakan tempat sinaps

sel bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion

7. Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua.

8. Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arch saraf

optik. Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah

retina.

2. Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan

kaca.

Lapisan luar retina atau sel kerucut dan batang mendapat nutrisi dari koroid. 1

Batang lebih banyak daripada kerucut, kecuali didaerah makula, dimana kerucut

lebih banyak. Daerah papil saraf optik terutama terdiri atas serabut saraf optik dan

tidak mempunyai daya penglihatan (bintik buta).2

Badan kaca
Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak

antara lensa dengan retina. Badan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata.

Mengandung air sebanyak 90% sehingga tidak dapat lagi menyerap air.

Sesungguhnya fungsi badan kaca sama dengan fungsi cairan mata, yaitu

mempertahankan bola mata agar tetap bulat. Peranannya mengisi ruang untuk

meneruskan sinar dari lensa ke retina. Badan kaca melekat pada bagian tertentu

jaringan bola mata. Perlekatan itu terdapat pada bagian yang disebut ora serata,

pars plana, dan papil saraf optik. Kebeningan badan kaca disebabkan tidak

terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya

kekeruhan badan kaca akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan

oftalmoskopi.1

Struktur badan kaca merupakan anyaman yang bening dengan diantaranya

cairan bening. Badan kaca tidak mempunyai pembuluh darah dan menerima

nutrisinya dari jaringan sekitarnya: koroid, badan siliar dan retina.2

Lensa mata

Lensa merupakan badan yang bening, bikonveks 5 mm tebalnya dan

berdiameter 9 mm pada orang dewasa. Permukaan lensa bagian posterior lebih

melengkung daripada bagian anterior. Kedua permukaan tersebut bertemu pada

tepi lensa yang dinamakan ekuator. Lensa mempunyai kapsul yang bening dan

pada ekuator difiksasi oleh zonula Zinn pada badan siliar. Lensa pada orang
dewasa terdiri atas bagian inti (nukleus) dan bagian tepi (korteks). Nukleus lebih

keras daripada korteks.2

Dengan bertambahnya umur, nukleus makin membesar sedang korteks

makin menipis, sehingga akhirnya seluruh lensa mempunyai konsistensi nukleus.2

Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :1

- Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam

akomodasi untuk menjadi cembung

- Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan,

- Terletak di tempatnya.

Keadaan patologik lensa ini dapat berupa :1

- Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia,

- Keruh atau spa yang disebut katarak,

- Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi.

Lensa orang dewasa di dalam perjalanan hidupnya akan menjadi

bertambah besar dan berat.

Fungsi lensa adalah untuk membias cahaya, sehingga difokuskan pada

retina. Peningkatan kekuatan pembiasan lensa disebut akomodasi.2

Rongga Orbita
Rongga orbita berbentuk seperti buah pear dengan volume + 30 ml pada orang

dewasa. Permukaan orbita memiliki tinggi + 35 mm dan lebar + 45 mm. Lebar

maksimal orbita terletak 1 cm dibelakang batas orbita anterior. Jarak antara

permukaan orbita dengan apex orbita pada orang dewasa bervariasi yaitu 40 – 45

mm.3

Dinding orbita dibentuk oleh tujuh tulang yaitu tulang frontal, sphenoid,

maksila, lakrimal, ethmoid, palatina dan zigomatik. Bagian superior / atap orbita

dibentuk oleh tulang frontal dan tulang sphenoid ala minor. Bagian medial

dibentuk oleh tulang maksila, lakrimal, ethmoid dan tulang sphenoid ala minor.

Sebagian besar dinding medial dibentuk oleh tulang ethmoid. Struktur tipis dari

dinding medial (paper-thin structure) sesuai dengan namanya yaitu lamina

papyracea. Bagian lateral disusun oleh tulang zigomatik dan the greater wing dari

tulang sphenoid. Dinding lateral merupakan dinding yang paling tebal dan kuat.

Dinding inferior/dasar orbita disusun oleh tulang maksila, zigomatik dan palatina.

Dasar orbita merupakan atap dari sinus maksilaris.3

Foramen optik terletak pada apeks rongga orbita, dilalui oleh saraf

optik, arteri, vena, dan saraf simpatik yang berasal dari pleksus karotid.1

Fisura orbita superior di sudut orbita atas temporal dilalui oleh saraf

lakrimal (V), saraf frontal (V), saraf troklear (IV), saraf okulomotor (III), saraf

nasosiliar (V), abdusen (VI), dan arteri vena oftalmik. Fisura orbita inferior

terletak di dasar tengah temporal orbita dilalui oleh saraf infra-orbita dan

zigomatik dan arteri infra orbita. Fosa lakrimal terletak di sebelah temporal atas

tempat duduknya kelenjar lakrimal.1


Otot Penggerak Mata

Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakkan

mata tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot.1 Otot

penggerak mata terdiri atas 6 otot yaitu :1,2

1. Otot Oblik Inferior

Oblik inferior mempunyai origo pada foss lakrimal tulang lakrimal,

berinsersi pada sklera posterior 2 mm dari kedudukan makula, dipersarafi saraf

okulomotor, bekerja untuk menggerakkan mata keatas, abduksi dan eksiklotorsi.1

1. Otot Oblik Superior

Oblik superior berorigo pada anulus Zinn dan ala parva tulang sfenodi di

atas foramen optik, berjalan menuju troklea dan dikatrol batik dan kemudian

berjalan di atas otot rektus superior, yang kemudian berinsersi pada sklera

dibagian temporal belakang bola mata. Oblik superior dipersarafi saraf ke IV atau

saraf troklear yang keluar dari bagian dorsal susunan saraf pusat. 1 Mempunyai

aksi pergerakan miring dari troklea pada bola mata dengan kerja utama terjadi bila

sumbu aksi dan sumbu penglihatan search atau mata melihat ke arch nasal.

Berfungsi menggerakkan bola mata untuk depresi (primer) terutama bila mata

melihat ke nasal, abduksi dan insiklotorsi. Oblik superior merupakan otot

penggerak mata yang terpanjang dan tertipis.1

3. Otot Rektus Inferior


Rektus inferior mempunyai origo pada anulus Zinn, berjalan antara oblik

inferior dan bola mata atau sklera dan insersi 6 mm di belakang limbus yang pada

persilangan dengan oblik inferior diikat kuat oleh ligamen Lockwood. Rektus

inferior dipersarafi oleh n. III . Fungsi menggerakkan mata : 1

 Depresi (gerak primer)


 Eksoklotorsi (gerak sekunder)
 Aduksi (gerak sekunder)
 Rektus inferior membentuk sudut 23 derajat dengan sumbu penglihatan.

4. Otot Rektus Lateral

Rektus lateral mempunyai origo pada anulus Zinn di atas dan di bawah

foramen optik. Rektus lateral dipersarafi oleh N. VI. Dengan pekerjaan

menggerakkan mata terutama abduksi.1

5. Otot Rektus Medius

Rektus medius mempunyai origo pada anulus Zinn dan pembungkus dura

saraf optik yang sering memberikan dan rasa sakit pada pergerakkan mata bila

terdapat neuritis retrobulbar, dan berinsersi 5 mm di belakang limbus. Rektus

medius merupakan otot mata yang paling tebal dengan tendon terpendek. 1

Menggerakkan mata untuk aduksi (gerak primer).1

6. Otot Rektus Superior


Rektus superior mempunyai origo pada anulus Zinn dekat fisura orbita

superior beserta lapis dura saraf optik yang akan memberikan rasa sakit pada

pergerakkan bola mata bila terdapat neuritis retrobulbar. Otot ini berinsersi 7

mm di belakang limbus dan dipersarafi cabang superior N.III. Fungsinya

menggerakkan mata-elevasi, terutama bila mata melihat ke lateral :1

 Aduksi, terutama bila tidak melihat ke lateral


 Insiklotorsi
Meningioma medial (clinoidal) dibedakan menjadi 3 subkategori

berdasarkan hubungannya dengan proses clinoidal anterior, yaitu :

Meningioma tipe I berasal dari permukaan inferomedial dari proses clinoidal

proksimal ke cincin karotid distal. Jenis ini sangat sulit untuk direseksi karena

tidak adanya bidang arachnoid antara tumor dan arteri karotis internal.

1. Meningioma tipe II berasal dari permukaan superolateral, menyebabkan

pelebaran fisura sylvian, dan relatif mudah untuk dihilangkan.

2. Meningioma tipe III berasal dari foramen optik dan meluas ke kanal

optik.

Das könnte Ihnen auch gefallen