Sie sind auf Seite 1von 5

Nama : Luthfi Izzah

NIM : 117210709
FEB / Akuntansi

BAB III
“Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik”

A.Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik


Setiap organisasi baik organisasi publik maupun swasta memiliki tujuan yang hendak
dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam
bentuk program-program atau aktivitas. Organisasi memerlukan sistem pengendalian manajemen
untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga
tujuan organisasi dapat dicapai. Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas, yaitu:
1. Perencanaan
2. Koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi
3. Komunikasi informasi
4. Pengambilan keputusan
5. Memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan
organisasi
6. Pengendalian
7. Penilaian kinerja
Kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat terjadi karena
adanya kelemahan atau kegagalan pada salah satu atau beberapa tahap dalam proses pengendalian
manajemen. Sistem pengendalian manajemen sektor publik berfokus pada bagaimana
melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai. Sistem pengendalian manajemen tersebut harus didukung dengan perangkat yang lain
berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian manajemen yang digunakan,
manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang mendukung.

B. Tipe Pengendalian Manajemen


Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Pengendalian preventif (preventive control). Dalam tahap ini pengendalian
manajemen terkait dengan perumusan strategi dan perencanaan stratejik yang
dijabarkan dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (operational control). Dalam tahap ini pengendalian
manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan
melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan
perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis
evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.

C. Struktur Pengendalian Manajemen


Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisai yang baik.
Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawab (responsibility
center). Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Suatu
organisasi merupakan kumpulan dari berbagai pusat pertanggungjawaban. Tujuan dibuatnya
pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:
1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya.
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien
7. Sebagai alat pengendalian anggaran.
Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk menciptakan hubungan
yang optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output yang dihasilkan dan
dikaitkan dengan target kinerja. Input diukur dengan jumlah sumber daya yang digunakan,
sedangkan output diukur dengan jumlah produk/output yang dihasilkan.

Pusat-Pusat Pertanggungjawaban
Pada dasarnya terdapat empat jenis pusat pertanggungjawaban, yaitu:
 Pusat biaya (expense center)
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan. Suatu unit organisasi disebut sebagai pusat blaya
apabila ukuran kinerja dinilai berdasarkan biaya yang telah digunakan (bukan ilai output
yang dihasilkan). Pusat biaya banyak dijumpai pada sektor publik karena output yang
dihasilkan sering kali ada akan tetapi tidak dapat diukur atau hanya dapat diukur secara
fisik tidak dalam nilai rupiahnya. Contoh pusat biaya adalah Departemen Produksi, Dinas
Sosial, dan Dinas Pekerjaan Umum.
 Pusat pendapatan ( revenue center )
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya
dinilai berdasarkan pendapatan yang dihasilkan. Contoh pusat pendapatan adalah Dinas
Pusat pendapatan (revenue center) Pendapatan Daerah dan Departemen Pemasaran.
 Pusat Laba (profit center)
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang membandingkan input (expense)
dengan output (revenue) dalam satuan moneter. Kinerja manajer dinilai berdasarkan laba
vang dihasilkan. Contoh: BUMN dan BUMD, objek pariwisata milik PEMDA bandara,
dan pelabuhan.
 Pusat investasi (investment center)
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan pada pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Contoh pusat investasi adalah Departemen Riset
dan Pengembangan dan Balitbang. Pengendalian manajemen berfokus pada pusat
pertanggungjawaban, karena pusat pertanggungjawaban merupakan alat untuk
melaksanakan strategi dan program-program yang telah diseleksi melalui proses
perencanaan stratejik. Pusat- pusat pertanggungjawaban organisasi mempunyai peran yang
sangat penting dalam melakukan perencanaan dan pengendalian anggaran.

D.Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik


Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formal terdiri
dari aktivitas formal dalam organisasi yang meliputi: (1) perumusan strategi (strategy
formulation), (2) perencanaan stratejik (strategic planning), (3) penganggaran, (4) operasional
(pelaksanaan anggaran), dan (5) evaluasi kinerja. Saluran komunikasi informal dapat dilakukan
melalui komunikasi langsung, pertemuan informal, diskusi, atau melalui metode management by
walking around.
 Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
Perumusan strategi merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target
(outcome), arah dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan
tugas dan tanggung jawab manajemen puncak (top management). Hasil perumusan strategi
lebih bersifat permanen dan berjangka panjang, bisa berjangka 4, 5, 10, atau bahkan 20
tahun. Dalam suatu organisasi baik swasta maupun pemerintah sangat jarang dilakukan
perubahan visi, misi, dan tujuan organisasi. Yang sering dilakukan adalah revisi strategi
atau adopsi strategi baru untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan.
Pertimbangan untuk melakukan revisi strategi atau mengadopsi strategi baru muncul
apabila terdapat faktor lingkungan yang berubah yang dapat berupa ancaman (threat) atau
peluang baru (opportunity).
 Perencanaan Stratejik (Strategic Planning)
Sistem pengendalian manajemen diawali dari perencanaan stratejik (strategic
planning). Perencanaan stratejik adalah proses penentuan program-program, aktivitas, atau
proyek yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber
daya yang akan dibutuhkan.
Perbedaannya dengan perumusan strategi adalah perumusan strategi merupakan
proses untuk menentukan strategi, sedangkan perencanaan stratejik adalah proses
menentukan bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut. Hasil perencanaan
stratejik berupa rencana-rencana stratejik (strategic plans). Dalam proses perumusan
strategi, manajemen memutuskan visi, misi, dan tujuan organisasi serta strategi untuk
mencapai tujuan organisasi. Perencanaan stratejik merupakan proses menurunkan strategi
dalam bentuk program-program.
 Manfaat perencanaan stratejik bagi organisasi
Perencanaan stratejik sangat penting bagi organisasi. Manfaat perencanaan stratejik bagi
organisasi antara lain:
a. Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif
b. Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang telah
ditetapkan
c. Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang optimal
(efektif dan efesien)
d. Sebagai rerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek (short term action)
e. Sebagai sarana bagi manajemen untuk dapat memahami strategi organisasi secara lebih
jelas
f. Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi.
Tujuan utama perencanaan stratejik adalah untuk meningkatkan komunikasi antara
manajer puncak dengan manajer level bawahnya. Adanya komunikasi ini akan
memungkinkan terjadi persetujuan antara manajer puncak dengan manajer level bawah
mengenai strategi terbaik untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan. Hal ini akan
mendorong terwujudnya goal congruence.
 Mengubah Perencanaan Stratejik Menjadi Tindakan Nyata
Perencanaan stratejik dapat digunakan untuk membantu mengantisipasi dan
memberikan arahan perubahan. Akan tetapi, perubahan belum tentu berjalan dengan mulus
meskipun sudah dilakukan perencanaan stratejik. Perencanaan stratejik bukan merupakan
hasil akhir final. Perencanaan stratejik perlu ditranslasikan dalam bentuk tindakan-tindakan
konkrit. Untuk itu, perencanaan stratejik harus didukung oleh hal-hal berikut:
a. Struktur pendukung, baik secara manajerial maupun political will
b. Proses dan praktik implementasi di lapangan
c. Kultur organisasi.
 Penganggaran
Apabila tahap perencanaan stratejik telah selesai dilakukan, tahap berikutnya adalah
menentukan anggaran. Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor
publik merupakan tahap yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor publik
memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta.
Perbedaan tersebut terutama adalah adanya pengaruh politik dalam proses penganggaran.
 Penilaian Kinerja
Tahap akhir dari proses pengendalian manajemen adalah penilaian kinerja. Penilaian
kinerja merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan
sebagai alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinerja
ilakukan dengan cara menciptakan mekanisme reward& punishment. Sistem emberian
penghargaan (rewards) dan hukuman (punishment) digunakan sebagai pendorong bagi
pencapaian strategi. Sistem penilaian kinerja dan mekanisme reward & punishment harus
didukung dengan manajemen kompensasi yang memadai Manajemen kompensasi
merupakan mekanisme penting untuk mendorong dan memotivasi manajer untuk mencapai
tujuan organisasi. Insentif positif bagi pencapaian tujuan disebut penghargaan (reward),
sedangkan insentif negatif jika tujuan tidak tercapai disebut hukuman (punishment). Peran
penting adanya penghargaan (rewards) dalam sebuah organisasi adalah untuk mendorong
tercapainya tujuan organisasi dan untuk menciptakan kepuasan bagi setiap individu.

Das könnte Ihnen auch gefallen