Sie sind auf Seite 1von 7

J. Akad. Kim.

7(1): 32-35, Februari 2018


ISSN 2302-6030 (p), 2477-5185 (e)
PENERAPAN METODE PQ4R TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA
DAN RETENSI SISWA PADA MATERI KOLOID DI KELAS
XI SMA NEGERI 1 DAMPAL SELATAN

Implementation of PQ4R Method toward Learning Achievement on Chemistry and


Retention of Students in Colloid in Grade XI Science at SMA Negeri 1 Dampal Selatan
*Wardi, Afadil dan Sri Mulyani Sabang
Pendidikan Kimia/FKIP – Universitas Tadulako, Palu – Indonesia 94118
Received 13 Desember 2018, Revised 15Januari 2018, Accepted 14 Februari 2018

Abstract
This study aimed to analyze the implementation of PQ4R method toward learning achievement
on chemistry and retention of students in colloid in Grade XI Science at SMA Negeri 1 Dampal
Selatan. This study was a pre experiment with one group pretest-posttest design. This study was
conducted in two groups with class XI Science 4 as experiment group 1 (n = 30), and class XI Science
1 as experiment group 2 (n = 29). The results showed that learning achievement of students in the
experiment class 1 improved from the average of 30.0 (pretest) to 70.5 (posttest), and learning
achievement of students in the experiment class 2 improved from the average of 28.0 (pretest) to 70.0
(posttest). The classical completion score in the experiment class 1 was 77% while in the experiment
class 2 was 76%. These mean that learning achievements completion with PQ4R mehod was at
interval of 70% ≤ T < 80% which was in effective category. Furthermore, analysis of learning
achievements using N-gain test for the experiment class 1 obtained <g> value of 0.57 while for the
experiment class 2 obtained <g> value of 0.58, which were in medium category. The results of
students’ retention in the experiment class 1 obtained R value of 66% while for the experiment class 2
obtained R value of 63%, and both were in medium category. This study concluded that the
implementation of PQ4R method was effective to improve learning achievement of students and able
to strengthen the retention of students of grade XI at SMA Negeri 1 Dampal Selatan on Colloid.

Keywords: PQ4R, Learning Outcomes, Retention, Colloids

memaksimalkan hasil belajar dan retensi siswa


Pendahuluan 1 memerlukan beberapa usaha. Salahsatunya
Beberapa indikator keberhasilan proses adalah usaha dari pendidik dalam mengemas
pembelajaran adalah hasil belajar dan retensi pembelajaran.
(daya ingat) siswa terhadap materi yang telah Pembelajaran yang baik dapat dilakukan
diajarkan. Menurut Mappeasse (2009) hasil oleh guru dengan cara menggunakan pendekatan,
belajar adalah kemampuan yang dimiliki baik strategi, metode atau model pembelajaran yang
bersifat pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), tepat untuk siswa sehingga pada akhirnya akan
maupun keterampilan (psikomotorik) yang berdampak pada hasil belajar dan retensi siswa.
semuanya ini diperoleh melalui proses belajar Kenyataannya, saat ini sebagian besar guru
mengajar dengan keberhasilan yang mencapai kurang memperhatikan metode mengajarnya.
ketuntasan. Menurut Rahman (2006) bahwa Padahal seorang guru dituntut untuk menguasai
retensi belajar siswa merupakan proses metode-metode pembelajaran yang ada untuk
mengingat pemahaman dan perilaku baru yang dapat membawa peserta didiknya menghasilakan
diperoleh setelah mengalami proses menerima output yang maksimal dengan melibatkan peserta
informasi. Informasi yang diperoleh siswa dapat didik secara aktif dalam proses pembelajaran.
berupa materi yang diajarkan dari proses Oleh karena itu, untuk melibatkan peserta didik
pembelajaran yang dilaksanakan guru. Untuk secara aktif dalam proses belajar haruslah
menggunakan metode belajar yang berpusat pada
*Korespondensi siswa sesuai dengan kurikulum 2013 (Widyanthi
Wardi dkk., 2014).
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan
Berdasarkan hasil wawancara dengan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako
e-mail: wardicarlo@gmail.com seorang guru kimia di SMAN 1 Dampal Selatan,
© 2018 – Universitas Tadulako kurikulum yang diterapkan adalah kurikulum
Volume, 7, No. 1, 2018, 32-35 Jurnal Akademika Kimia

2013. Dalam pembelajaran siswa yang berperan adalah seluruh siswa kelas XI IPA pada tahun
aktif dan guru sebagai fasilitator. Hal ini ajaran 2017/2018. Sampel yang digunakan dalam
menuntut guru untuk memilih metode belajar penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 4
yang efektif dan efisien sesuai dengan kurikulum sebagai kelas eksperimen 1 dengan nilai rata-rata
2013. Namun penerapan kurikulum 2013 di kelas tinggi dan siswa kelas XI IPA 1 sebagai
sekolah tersebut belum maksimal karena pada kelas eksperimen 2 dengan nilai rata-rata kelas
materi koloid guru masih menggunakan metode rendah.
ceramah yang dipadukan dengan metode diskusi Data dikumpulkan dengan beberpa
pada materi koloid. metode (1) metode validitas perangkat
Salah satu metode yang dikenal untuk pembelajaran digunakan untuk mengetahui
membantu siswa memahami dan berpotensi kelayakan instrumen yang akan digunakan dalam
memberdayakan keterampilan berpikir untuk penelitian dan akan di validasi oleh para ahli.
mencapai hasil belajar dan daya ingat yang Dalam penelitian ini, para ahli terdiri dari dua
maksimal adalah Preview, Question, Read, Dosen Program Studi Pendidikan Kimia UNTAD
Reflect, Recite, dan Review (PQ4R) (Trianto, dan satu guru SMA N 1 Dampal Selatan yang
2014). kemudian akan dianalisis menggunakan
Tahapan metode PQ4R mengikuti perhitungan validitas, (2) metode tes digunakan
tahapan proses berpikir siswa, dimana dalam untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui
pelaksanaanya siswa berpikir dan menjawab pretest dan posttest dengan 20 soal materi koloid
pertanyaan yang dibuat oleh siswa sendiri dari pilihan ganda yang bertujuan untuk mengetahui
materi yang dibaca, Kemudian siswa juga perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah
melakukan perenungan atas jawabannya tersebut diberikan pembelajaran menggunakan metode
sebagai wujud keyakinannya atas jawaban dari PQ4R. Untuk mengetahui keefektifan
pertanyaan yang telah diajukan. Tahapan metode pembelajaran menggunakan metode PQ4R
PQ4R selanjutnya yaitu membuat intisari atas dengan menggunakan rumus persentase
materi yang telah dipelajari, hal ini menunjukan ketuntasan hasil belajar yang kemudian akan
suatu proses pengulangan informasi yang dapat dianalisis menggunakan uji N-Gain, setelah satu
memperkuat retensi siswa (Ramdiah, 2013). minggu setelah diberikan posttest dilakukan
Tulisan ini bertujuan untuk retest menggunakan soal yang sama dengan tes
mendekskripsikan hasil belajar kimia dan retensi hasil belajar untuk mengetahui retensi siswa
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan melalui uji retensi. Sebelum soal diterapkan pada
menerapkan metode PQ4R pada materi koloid di siswa terlebih dahulu akan dilakukan analisis
kelas XI SMA Negeri 1 Dampal Selatan. butir soal untuk mengetahui kelayakan soal yang
akan digunakan.
Metode
Penelitian ini termasuk jenis penelitian Hasil dan Pembahasan
pre-experimental atau pra ekperimen. Jenis Hasil dari validitas instrument
penelitian ini tidak ada kelompok pembanding pembelajaran yaitu validitas rencana pelaksanaan
(Sukmadinata, 2010). Rancangan penelitian pembelajaran oleh ahli diperoleh hasil validasi
yang digunakan adalah one group pretest- sebesar 82,74% dan dinyatakan layak digunakan.
posttest design atau desain prates-pascates satu Validitas lembar kerja peserta didik oleh ahli
kelompok. Rancangan penelitian ini, kelompok diperoleh hasil validasi sebesar 87,50% dan
tidak diambil secara acak atau pasangan, juga dinyatakan layak digunakan serta validitas soal
tidak ada kelompok pembanding (Sukmadinata, oleh ahli diperoleh hasil validasi sebanyak 40
2010). Penelitian melalui one-group pretest- butir soal yang layak digunakan untuk validasi
posstest design karena, peneliti melakukan empirik kepada siswa yang telah menerima
penilaian diawal dan diakhir kegiatan penelitian materi koloid, sehingga di peroleh 22 soal valid
dengan instrumen soal yang sama. Hal ini dan pada penelitian ini digunakan 20 butir soal
bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil untuk memperoleh data.
belajar sebelum dan sesudah diberikan perlakuan Hasil belajar siswa diukur dengan
dan setelah 1 minggu dilakukan retest untuk menggunakan instrumen tes tertulis yang telah
mengetahui kekuatan retensi siswa (Yanti dkk., divalidasi dan diberikan kepada siswa sebelum
2016). (pretest) dan sesudah (posttest) pembelajaran.
Pnelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Nilai rata-rata hasil pretest kelas eksperimen 1
Dampal Selatan pada semester genap 2017/2018. dan kelas eksperimen 2 berturut-turut adalah 30
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini dan 28 sedangkan nilai rata-rata hasil posttest

2
Volume, 7, No. 1, 2018, 32-35 Jurnal Akademika Kimia

kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 Berdasarkan Gambar 1 diperoleh data


berturut-turut adalah 70,5 dan 70. Berdasarkan nilai N-gain kelas eksperimen 1 dan kelas
data hasil pretest dan posttest diketahui bahwa eksperimen 2 berturut-turut: kategori rendah 2
hasil belajar kelas eksperimen 1 meningkat dari dan 4 orang, kategori sedang 22 dan 20 orang,
nilai 30 menjadi 70,5 dan hasil belajar siswa kategori tinggi 6 dan 5 orang. Rata-rata nilai N-
kelas eksperimen 2 meningkat dari nilai 28 gain kelas eksperimen 1 sebesar 0,57 dan kelas
menjadi 70. Menurut Zaini & Marsigit (2014), eksperimen 2 sebesar 0,58. Hal ini menunjukkan
batasan yang digunakan dalam menentukan keefektifan pembelajaran metode PQ4R pada
efektif atau tidaknya penerapan suatu metode kelas eksperimen 1 dengan nilai rata-rata kelas
pembelajaran dilihat dari ketuntasan hasil belajar tinggi dan kelas eksperimen 2 dengan nilai rata-
siswa dengan menggunakan acuan Kriteria rata kelas rendah mengalami peningkatan hasil
Ketuntasan Minimal (KKM). Metode PQ4R belajar yang signifikan dalam kategori sedang
dikatakan efektif jika nilai memenuhi KKM yang pada materi koloid. Materi koloid merupakan
ditentukan yaitu 68. Berdasarkan hasil penelitian materi yang memerlukan pemahaman melalui
diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen 1 kegiatan membaca sesuai dengan langkah
sebesar 70,5 dengan persentase ketuntasan 77% pembelajaran metode PQ4R.
dan nilai rata-rata kelas eksperimen 2 sebesar 70 Metode PQ4R membantu siswa untuk
dengan persentase ketuntasan 76%. Menurut memahami isi bacaan. Hal tersebut sesuai dengan
Trianto (2011) bahwa suatu pembelajaran dengan pendapat Trianto (2014) yang menyatakan bahwa
kategori efektif jika ketuntasan berada pada salah satu metode yang dikenal untuk membantu
interval 70% ≤ T < 80%. Berdasarkan hal siswa memahami isi bacaan adalah metode
tersebut diketahui bahwa kelas eksperimen 1 dan PQ4R. Hal ini juga didukung oleh peneliti
kelas eksperimen 2 memenuhi nilai KKM yaitu terdahulu oleh Nanda (2013) bahwa terdapat
melebihi 68 dan memenuhi persentase ketuntasan peningkatan hasil belajar yang signifikan dengan
yaitu melebihi 75% sehingga metode PQ4R menerapkan metode PQ4R. Kemudian pada
efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa penelitian Bibi dan Arif (2011) menemukan
kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. pengaruh metode PQ4R secara holistik mengenai
Hasil dari tes tertulis tersebut kemudian kemajuan pelajaran yang dicapai oleh siswa, hal
dianalisis menggunakan uji N-gain untuk melihat ini jua sejalan dengan penelitian yang dilakukan
kualitas penerapan metode PQ4R dalam oleh Omoteso & Sadiku (2013) yang menyatakan
meningkatkan hasil belajar siswa. bahwa pembelajaran dengan PQ4R pada kelas
Berdasarkan hasil yang diperoleh setelah eksperimen lebih efektif dalam meningkatkan
melakukan tes awal dan tes akhir, diperoleh data hasil belajar kimia siswa daripada pembelajaran
untuk pengujian N-gain. Pengujian <g> dengan metode konvensional.
dilakukan untuk menganalisis data dengan cara Seperti namanya PQ4R, kegiatan ini
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang diawali dengan “P” yang berarti preview. Fokus
telah terkumpul berdasarkan pencapaian masing- preview adalah peserta didik menentukan ide-ide
masing variabel dalam hubungan nilai pretest pokok yang dikembangkan dalam bahan bacaan.
dan nilai posttest siswa pada kelas eksperimen 1 Langkah berikutnya adalah “Q” yang berarti
maupun kelas eksperimen 2. Tujuan dari question atau bertanya. Peserta didik
pengujian N-gain adalah untuk menentukan merumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk
tingkat keefektifan metode PQ4R dalam dirinya sendiri yang meliputi pertanyaan tentang
meningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, dan
pada Gambar 1. bagaiman atau 5W + 1H (what, who, where,
30 when, why, and how). Selanjutnya 4R. “R” yang
Jumlah Siswa

25 22 20 pertama berarti read atau membaca secara detail


20 bahan bacaan yang dipelajarinya. Pada tahap ini
15 peserta didik diarahkan mencari jawaban
10 6 5
5 2 4 terhadap semua pertanyaan yang telah
dirumuskannya. “R” yang kedua berarti reflect
0
atau merefleksi. Selama membaca mereka tidak
Rendah Sedang Tinggi
Kategori N-gain hanya cukup mengingat dan menghafal, namun
Kelas eksperimen 1 Kelas eksperimen 2 mereka mencoba memahami apa yang sudah
dibacanya melalui kegiatan refleksi yaitu
Gambar 1. Pengujian N-gain Siswa di Kelas menghubungkan informasi yang lama dan yang
Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 baru serta menghubungkan pengetahuan yang di

3
Volume, 7, No. 1, 2018, 32-35 Jurnal Akademika Kimia

peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Menurut kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dapat
Berkant (2009) proses berpikir yang dalam perlu dilihat pada Gambar 2.
menghubungkan pengetahuan yang baru saja 30
diperoleh untuk pengetahuan yang ada, dan

Jumlah Siswa
25
menghubungkan konsep-konsep ke kehidupan
sehari-hari. “R” yang ketiga recite atau
20
15 12 14 12
menceritakan kembali. Pada tahap ini peserta 9 7
didik diminta menceritakan kembali informasi 10 6
yang telah dipelajari. Langkah terakhir adalah 5
peserta didik diminta menjelaskan apa yang telah 0
mereka pahami ke teman sebangkunya. Langkah Rendah Sedang Tinggi
tersebut dinamakan “R” yang keempat review Kategori Retensi
atau meresensi (Suprijono, 2009). Kelas eksperimen 1 Kelas eksperimen 2
Noviyanti dkk., (2015) mengemukakan
kelebihan-kelebihan dan kekurangan metode Gambar 2. Pengujian Retensi Siswa di Kelas
PQ4R adapun kelebihannya sebagai berikut: 1. Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2
Dapat membantu siswa yang daya ingatannya
lemah untuk memahami dan menghapal konsep- Berdasarkan Gambar 2 diperoleh data
konsep pelajaran; 2. Mampu membantu siswa hasil retensi siswa kelas eksperimen 1 dan kelas
dalam meningkatkan keterampilan proses eksperimen 2 berturut-turut: kategori rendah 6
bertanya dan mengomunikasikan dan 8 orang, kategori sedang 12 dan 14 orang,
pengetahuannya; 3. Metode ini mudah digunakan kategori tinggi 12 dan 7 orang. Rata-rata nilai
ketika peserta didik harus mempelajari materi retensi kelas eksperimen 1 sebesar 66% dan kelas
yang bersifat menguji pengetahuan kognitif; eksperimen 2 sebesar 63% dalam kategori
4. Cocok untuk memulai pembelajaran sehingga sedang. Keeley (1997) menyatakan 35% materi
peserta didik akan terfokus perhatiannya pada diingat 7 hari setelah diberikan pembelajaran, hal
istilah dan konsep yang akan dikembangkan dan ini berarti setelah 1 minggu daya ingat atau
yang berhubungan dengan mata pelajaran untuk kekuatan retensi berada pada kategori rendah,
kemudian dikembangkan menjadi konsep atau pada penelitian ini nilai retensi yang di peroleh
bagan pemikiran yang lebih ringkas; kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2
5. Memungkinkan siswa belajar lebih aktif. dalam rentang waktu 7 hari lebih besar dari 35 %
Selain itu metode PQ4R memiliki beberapa sehingga metode PQ4R dapat memperkuat
kelemahan yaitu: 1. Sangat sulit dilaksanakan retensi atau daya ingat pada materi koloid.
jika sarana seperti buku siswa (buku paket) tidak Materi koloid sangat erat kaitannya dengan
tersedia; 2. Tidak efektif dilaksanakan pada kelas permasalahan-permasalahan yang ada dalam
dengan jumlah siswa yang telalu besar; 3. Tidak kehidupan sehari-hari. Penerapan sifat-sifat
bisa digunakan pada setiap materi pelajaran; koloid banyak kita jumpai dalam bidang industri
4. Dalam mengimplementasikannya, pertanian maupun kedokteran. Sehingga materi
memerlukan waktu yang panjang; koloid menjadi sangat penting untuk dipelajari
Retensi siswa diukur dengan dan membutuhkan pemahaman yang cukup
menggunakan instrumen tes sama dengan yang tidak sekedar menghafal. Agar siswa dapat
digunakan untuk mengukur hasil belajar yang memahami materi koloid diperlukan metode
diberikan kepada siswa setelah satu minggu belajar yang tepat sehingga berdampak pada
dilakukan posttest (retest). Hasil dari retest keberhasilan proses pembelajaran (Seftiana,
tersebut di analisis dengan menggunakan Uji 2015).
retensi. Metode PQ4R terdidiri dari 6 langkah
Tes retensi dilakukan setelah 1 minggu pembelajaran, pada langkah ke 5 yaitu recite
dari perlakuan posttest. Hal ini didukung oleh (menceritakan kembali) pada tahap ini
Herlanti dkk., (2007) yang menyatakan tes merupakan proses pengulangan informasi
pemahaman (posttest) dilakukan pasca sehingga pada langkah ini siswa menyimpan
pembelajaran selesai, sedangkan retest dilakukan informasi dalam ingatan janka panjang. Hal ini
setelah satu minggu pembelajaran berhenti. Uji sesuai dengan pernyataan Shaleh (2008) bahwa
retensi dilakukan untuk menentukan kemampuan informasi yang sering diulang-ulang akan sering
siswa memanggil informasi yang tersimpan diingat, salah satu strategi untuk meningkatkan
dimemori jangka panjang menggunakan rumus kemampuan memori adalah mengulang-ulang
retensi melalui hubungan posttest dan retest kembali. Kemudian dilanjutkan pada langkah ke

4
Volume, 7, No. 1, 2018, 32-35 Jurnal Akademika Kimia

6 yaitu review (meresensi) pada tahap ini siswa dan instrumen tes hasil belajar serta retensi yang
menjelaskan kembali materi yang telah di telah divalidasi.
pahami keteman sebangkunya yang juga Tingkat keefektifan pembelajaran tidak
merupakan kegiatan pengulangan informasi. hanya dilihat dari hasil belajar siswa akan tetapi
Meskipun demikian, kelas eksperimen 1 dan keefektifan pembelajaran ditekankan pula pada
kelas eksperimen 2 mengalami penurunan nilai tingkat kemampuan pengajar dalam mengelola
dari posttest ke retest. pembelajaran dan tingkat penguasaan pengajar
Penurunan rata-rata nilai tes dari posttest terhadap metode pembelajaran serta tingkat
ke retest terjadi dalam selang waktu satu minggu. kesesuaian waktu yang digunakan selama proses
Penurunan pada kelas eksperimen 1 terjadi tersebut berlangsung (Wulandini dkk., 2015).
sebesar 22,5 poin dari 70,5 (posttest) menjadi 48 Berdasarkan data hasil pengamatan
(retest). Sedangkan pada kelas eksperimen 2 keterlaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen
terjadi penurunan sebesar 26 poin dari 70 1 diperoleh persentase pada pertemuan I sebesar
(posttest) menjadi 44 (retest). Hasil penelitian 79,17% dengan kriteria cukup efektif dan
ini sejalan dengan penelitian Ratna dkk., (2016) pertemuan II sebesar 92,5% dengan kriteria
meneliti tentang pengaruh pendekatan inkuiri sangat efektif sedangkan pada kelas eksperimen
terhadap kemampuan retensi siswa pada materi 2 diproleh persentase pada pertemuan I sebesar
sifat koligatif larutan. Dalam penelitian tersebut 77,08% dengan kriteria cukup efektif dan
terjadi penurunan nilai rata-rata dari 82,5 pertemuan II sebesar 94,12% dengan kriteria
(posttest) menjadi 65,5 (retest). Menurut sangat efektif. Nilai persentase keterlaksanaan
Ebbinghaus pada tahun 1885 (Suyanto, 2006) pembelajaran mengalami peningkatan dari
menunjukkan bahwa retensi dapat berkurang pertemuan pertama ke pertemuan kedua. Hal
dengan cepat setelah interval waktu tertentu dan tersebut dikarenakan pada pertemuan pertama
lupa atau berkurangnya retensi ini dapat terjadi siswa belum terbiasa dengan metode PQ4R.
beberapa jam pertama setelah proses belajar Tetapi secara keseluruhan pembelajaran
berlangsung. terlaksana dengan sangat efektif seperti yang
Terjadinya penurunan nilai dari posttest ke ditunjukan oleh rata-rata persentase yang lebih
retest dimungkinkan karena dalam selang waktu dari 85% dalam kategori sangat efektif.
antara posttest dan retest siswa telah Pembelajaran merupakan proses interaksi siswa
mendapatkan materi-materi yang baru, sehingga dengan guru dan sumber belajar pada suatu
materi tersebut mengganggu pemanggilan materi lingkungan belajar (Kemendikbud, 2013).
yang telah tersimpan, selain itu materi yang telah Pembelajaran yang baik menempatkan siswa
dipelajari tidak pernah dipelajari kembali secara responsif untuk belajar mandiri sehingga
(Rahman, 2006). Hal tersebut juga disebabkan dapat membangun pengetahuannya selama
oleh terjadinya peristiwa lupa. proses belajar (Arends, 1997). Pembelajaran
Peristiwa lupa dapat terjadi karena dengan metode PQ4R membantu siswa untuk
beberapa faktor, diantaranya informasi atau belajar mandiri.
materi yang telah didapat tidak dipelajari
kembali. Selain itu adanya informasi-informasi Kesimpulan
baru yang masuk kemudian menekan informasi Berdasarkan hasil analisis data
yang lama. Dalam hal ini, materi pelajaran lama penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan
akan sulit diingat atau diperiksa kembali. metode PQ4R efektif untuk meningkatkan hasil
Peristiwa lupa dapat menyebabkan terjadinya belajar siswa pada materi koloid di kelas XI
penurunan retensi (Syah, 2007). SMA Negeri 1 Dampal Selatan baik pada kelas
Pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen 1 dengan nilai rata-rata tinggi
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 maupun kelas eksperimen 2 dengan nilai rata-
menggunakan jumlah waktu pembelajaran yang rata rendah dilihat dari skor rata-rata postest
sama, yaitu 6 jam pelajaran. Selain jumlah waktu masing-masing kelas, yaitu kelas eksperimen 1 =
pembelajaran yang sama, pokok materi yang 70,5 dan kelas eksperimen 2 = 70. Hal tersebut
disampaikan pada kelas eksperimen 1 dan kelas mencapai ketuntasan hail belajar yaitu lebih dari
eksperimen 2 juga sama yaitu materi koloid nilai KKM = 68 dengan persentase ketuntasan
dengan urutan penyampaian materi yang sama hasil belajar kelas eksperimen 1 = 77% dan
pula serta perlakuan yang sama yaitu kelas eksperimen 2 = 76% dalam kategori
pembelajaran menggunakan metode PQ4R efektif. Hal tersebut diperkuat oleh analisis data
dengan menggunakan perangkat pembelajaran uji N-gain diperoleh kelas eksperimen 1 = 0,56
dan kelas eksperimen 2 = 0,58 masing-masing

5
Volume, 7, No. 1, 2018, 32-35 Jurnal Akademika Kimia

dalam kategori sedang. Pada retensi siswa, Noviyanti, T., Suripto, & Joharman. (2015).
metode PQ4R dapat memperkuat retensi. Hal ini Penerapan pembelajaran metode pq4r
dapat dilihat dari nilai persentase retensi kelas dalam peningkatan pembelajaran ips kelas
eksperimen 1 = 66% dan kelas eksperimen 2 = V SD Negeri Karangasem 02. Kalam
63% dalam kategori sedang. Cendekia PGSD KEBUMEN, 4(3), 1–8.
Omoteso, B.A., & Sadiku, F.A., (2013).
Ucapan Terimakasih Efectiveness of PQ4R study technique on
Penulis mengucapkan terimaksih performance of students in chemistry,
kepada kepala SMA Negeri 1 Dampal African Journals Online, 21(3), 238-250.
Selatan dan guru mata pelajaran kimia SMA
Negeri 1 Dampal Selatan serta semua pihak Rahman, T (2006). Peranan pertanyaan terhadap
yang banyak membantu penulis dalam kekuatan retensi dalam pembelajaran sains
pada siswa SMU. EDUCARE, 1(5), 12-18
menyelesaikan penelitian ini.
Ramdiah, S. (2013). Pengaruh strategi
Referensi pembelajaran pq4r terhadap keterampilan
Arends (1997). Model-model pembelajaran metakognitif dan hasil belajar biologi siswa
inovatif berorientasi konstuktivitis, Jakarta: putra dan putri kelas XI SMA di Kota
Prestasi Pustaka Publisher Banjarmasin. Prosiding Seminar Biologi,
10(2). 96-102
Berkant, HG. (2009). An investigation of
students’meaningful causal th inking Ratna, Cawang & Fitriani (2016). Pengaruh
abilities in terms of academic pendekatan inkuiri terhadap kemampuan
achievement,reading comprehension retensi siswa pada materi sifat koligatif
and gender. Educational Sciences: Th larutan kelas XII IPA SMA
eory & Practice, 9(3), 1149-1165. Muhammadiyah 2 Pontianak. Ar-Razi
Jurnal Ilmiah, 4(2), 118-126.
Bibi & Arif. (2011). Effect PQ4R study strategy
in scholostic achievement of secondary Seftiana, (2015). Pengembangan modul kimia
school student in Punjab (Pakistan). berbasis problem based learning pada
Language in India Strength for Today and materi koloid. Skripsi. Semarang: UNNES
Bright Hope for Tomorrow, 11(12), 247- Sukmadinata, N. S. (2010). Metode penelitian
267 pendidikan. Bandung: PT Remaja
Herlanti, Y., Nuryani Y.R. & Wawan S. (2007). Rosdakarya
Kontribusi wacana multimedia terhadap Suprijono, A. (2009). Cooperative learningteori
pemahaman dan retensi siswa. Jurnal dan aplikasi PAIKEM.
Pendidikan IPA, 2(1), 12-19 Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Suyanto. (2006). Pengaruh pendekatan
Keeley, M. (1997). Memory and the importance pembelajaran realistik ekspositori dan
of review. Jakarta : Indeks sikap murid pada pelajaran matematika
Kemendikbud, (2013). Permendikbud no 54 terhadap keterampilan menyelesaikan
tahun 2013 tentang skl. Jakarta : soal cerita dan retensi hasil belajar.
Departemen Pendidikan Naional Republik Tesis. Malang: Universitas Negeri
Indonesia Malang
Shaleh, A., R. (2008). Psikologi suatu pengantar
Mappeasse, M.Y. (2009). Pengaruh cara dan
dalam perspektif islam. Jakarta: Kencana
motivasi belajar terhadap hasil belajar
Prenada Media Grup
programmable logic controller (plc)
Syah, M. (2007). Psikologi pendidikan dengan
siswa kelas iii jurusan listrik SMK
pendekatan baru. Jakarta: PT. Remaja
Negeri 5 Makassar. Jurnal MEDTEK,
Rosdakarya
1(2), 1-8
Trianto. (2014). Mendesain model pembelajaran
Nanda, P., Armen, & Indriati, G. (2013). inovatif, progresif dan kontekstual
Penerapan metode belajar preview, Jakarta: Prenadamedia Group
question, read, reflect, recite, review (pq4r) Trianto. (2011). Model-model pembelajaran
terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X inovatif berorientasi konstruktivistik.
SMAN 4 Padang. Pendidikan Biologi, 2(2), Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
1–6. Widyanthi, I. A., Wahyuni, D. S., & Kesiman,
M. W. A. (2014). Pengaruh metode

6
Volume, 7, No. 1, 2018, 32-35 Jurnal Akademika Kimia

pembelajaran pq4r (preview, question,


read, reflect, recite, review) terhadap
hasil belajar TIK siswa kelas VIII.
Kumpulan Artikel Mahasiswa
Pendidikan Teknik Informatika
(KARAMPATI), 3(1), 34–38.
Wulandini, E., M, S., & Syah, I. (2015).
Pengaruh Metode Belajar PQ4R Terhadap
Hasil Belajar Kognitif Sejarah Siswa.
PESAGI Jurnal Pendidikan Dan Penelitian
Sejarah, 3(6), 1–12.
Yanti, N. S., Yusrizal, & Gani, A. (2016).
Penerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif dan motivasi
siswa ditinjau dari jenis kelamin pada
materi kalor kelas X SMAN 11 Banda
Aceh, Jurnal Pendidikan Sains Indonesia
4(2), 1–11.
Zaini, A & Marzigit. (2014). Perbandingan
keefektifan pembelajaran matematika
dengan pendekatan matematika realistik
dan konvensional ditinjau dari kemampuan
penalaran dan komunikasi matematik siswa.
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 1(2),
152-163

Das könnte Ihnen auch gefallen