Sie sind auf Seite 1von 10

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis

Macromedia Flash Terhadap Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Muatan


Pembelajaran Ppkn Siswa Kelas IV SDN Tawangsari 1 Taman Sidoarjo

Eny Mulyamti
Guru SDN Tawangsari 1 Taman

This study discusses the significant use of macromedia flash-based


interactive learning media for critical learning of class IV PPKn content. The
subjects of this study were fourth grade students at Tawangsari 1 Elementary School
Taman Sidoarjo, and for significant learning about the use of macromedia flash-
based interactive learning media on student learning outcomes in PPKn learning.
The subject of this study was fourth grade students of SDN Tawangsari 1 Taman-
Sidoarjo.
This study is a quasi-experimental study (Quasi Experiment) with the
research subjects being the experimental class IV C students and class IV D students
as the control class. The type of research used is Pretest-Posttest Control Group
Design, the experimental class uses learning by using macromedia flash interactive
media, while the control class uses learning using power point media. The research
data was obtained from the results of the following research: the results of research
on students' critical thinking (posttest) in the experimental class were higher than the
control class, with t_count (5.847)> t_table (2.001), so there was the use of
interactive learning media using macromedia flash against critical thinking of
students. While testing the experimental class (posttest) results is higher than the
control and assessment classes with t-count (4.393)> t table (2.001), so there are
those who use macromedia flash-based interactive learning media for student
learning outcomes.
Based on the results of the study, it can be concluded that the interactive
learning media based on macromedia flash are related to critical thinking skills and
learning outcomes between students taught using macroflash-based interactive
media, with students taught using power point media.
Kata kunci: media interaktif macromedia flash, berpikir kritis, dan hasil
belajar

Berdasarkan observasi penulis pada pembelajaran dikelas IV, diperoleh


suatu kenyataan tertentu, yaitu guru cenderung menggunakan media yang ada dalam
pembelajaran di kelas. misalnya dengan menggunakan media power point dalam
pembelajaran. Hal tersebut menyebabkan pembelajaran PPKn cenderung cenderung
tidak mengena pada pengembangan kemampuan berpikir dan hanya membebani
mereka dengan keharusan menghafal dan mengingat sejumlah fakta untuk dites pada
kegiatan akhir belajar. Akibatnya pembelajaran yang berlangsung kurang bermakna,
dan belum mampu memberikan dorongan kepada siswa dan kurang memberikan
ruang yang cukup untuk mengembangkan ide kemandirian yang kreatif dan kritis.
Disinilah pentingnya memaksimalkan sebuah media pembelajaran. Hal ini sejalan
1
dengan pendapat dari Derek Rowntree ( dalam Rohani, 1997:7-8) bahwa media
pembelajaran berfungsi untuk membangkitkan motivasi dan kemauan belajar siswa.
Hal ini akan memungkinkan siswa akan lebih mudah memahami isi pembelajaran
yang disampaikan oleh guru.
Berdasarkan daftar nilai siswa, pada ulangan harian PPKn pada semester 1
tahun 2017 yaitu siswa kelas IV ada pada kisaran nilai 75< sebanyak 39,69 % .Data
tersebut memberikan gambaran bahwa siswa yang hasil atau nilai di bawah KKM.
Secara keseluruhan belum mencapai KKM kelas yaitu 75 %.
Beberapa informasi juga diperoleh bahwa dalam pembelajaran, guru kurang
inovasi dalam penggunaan media pembelajaran. Dalam setiap ulangan ,rata-rata guru
masih menggunakan soal yang mengukur pengetahuan level pengetahuan sampai
pemahaman saja. Hal ini berpengaruh pada tingkat berfikir kritis siswa masih rendah.
Siswa hanya menjawab pertanyaan dan melakukan apa yang disuruhkan guru.
Jawaban yang diberikan siswa juga masih mengambil apa yang ada di buku (teks
book), belum yang sedapat memberikan jawaban yang sifatnya analisis pada materi
yang sedang dipelajari. Padahal Kurikulum 2013 menuntut guru untuk menciptakan
pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh aspek kemampuan siswa.
Pengembangan pengetahuan dan keterampilan diarahkan pada kemampuan berpikir
kritis.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkanlah media pembelajaran
interaktif yang menarik bagi siswa, sehingga mereka akan dapat lebih memahami dan
memaknai PBM dengan baik. Media berbasis macromedia flash yang dipakai pada
pembelajaran interaktif adalah media dalam bentuk sebuah program yang berisi
desain animasi yang didalamnya memuat tentang materi tentang keberagaman,
permainan berbentuk kuis, serta latihan soal yang telah disesuaikan dengan muatan
pembelajaran tema 1. Semua dikemas secara edutaintment, didasarkan pada
kelebihan yang dimiliki.
Dengan menggunakan media interaktif ini berpengaruh pada proses berpikir
kritis siswa, karena macromedia flash ini melatih siswa untuk dapat memecahkan
masalah secara langsung, sehingga siswa dapat menyimpan pengalaman belajar
dalam memori jangka panjang, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berfikir
kritis. Dengan memori jangka panjang, siswa dapat mengingat kembali pengalaman
belajar yang telah dialaminya, sehingga siswa mampu menyelesaikan tes yang
diberikan meskipun dalam bentuk yang berbeda. Hal ini sejalan dengan pendapat
Derek Rowntree ( dalam Rohani, 1997: 7-8) bahwa media pembelajaran berfungsi
untuk meningkatkan motivasi dan keinginan belajar siswa, serta siswa dapat tertarik
dan lebih mudah mengerti dari materi yang dihadapi.

2
Hal tersebut yang memacu peneliti untuk menganalisis pengaruh penggunaan
media interaktif berbasis macromedia flash, untuk mengetahui perbedaan
kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan
macromedia flash, dengan siswa yang diajar dengan media power point.
METODE
Pada penelitian ini menggunakan jenis Quasi Experiment. Rancangan
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain Pretest-Posttes Control
Group Design.. Desain penelitian digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1

Keterangan :
X : adalah pemberian perlakuan dengan media interaktif macromedia flash
C : adalah pembelajaran konvension al
O1 : adalah pretest yang dilakukan pada kelas eksperimen
O2 : adalah posttest yang dilaksanakan pada kelas eksperimen
O3 : adalah pretest yang dilaksanakan pada kelas kontrol
O4 : adalah posttest yang dilaksanakan pada kelas kontrol
Kelas yang diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan media interaktif
macromedia flash adalah kelas yang telah ditentukan atau yang dipilih. Selanjutnya
kelas yang tidak mendaptkan perlakuan menggunakan media interaktif disebut
sebagai kelas control, dalam pembelajarannya menggunakan media power point.
Penelitian dilaksanakan di SDN Tawangsari 1. Penentuan sampel penelitian
dilakukan secara random. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas IV-C sebagai
kelas eksperimen dan kelas IV-D sebagai kelas kontrol. data dikumpulkan
menggunakan instrument tes berupa tes ketrampilan berfikir kritis dan soal tes hasil
belajar, yang telah diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya.
Uji validitas dan reliabilitas menggunakan SPSS 22 for Windows. Teknik
analisis data menggunakan analisis diskriptif dan statistik. Pengujian sampel dengan
uji normalitas dan uji homogenitas Peningkatan kemampuan berfikir kritis dan hasil
belajar dihitung menggunakan rumus gain ternormalisasi atau N-Gain ternormalisasi
Skor gain ternormalisasi dapat dinyatakan dengan rumus berikut:

3
Perbandingan serata N-gain antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji menggunakan uji
t-test pada taraf signifikan 5% setelah melalui uji normalitas dan homogenitas varian data.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji Perangkat
Sebelum digunakan dalam penelitian, soal tes terlebih dahulu uji validitas
dan reabilitas. Untuk menguji validitas soal kemampuan berpikir kritis
digunakan rumus pearson product moment dengan menggunakan aplikasi SPSS
version 25. Pada penelitian ini dilakukan uji validitas terlebih dahulu terhadap 20

sampel penelitian. Dengan ketentuan untuk jumlah siswa atau N=20

adalah 0,444. Menurut Singarimbun dan Effendi (2003, p. 139-140), keputusan


pada sebuah butir pertanyaan dapat dianggap valid pada taraf signifikansi 5%

apabila nilai > . Sebaliknya jika nilai < maka item

soal dianggap tidak valid.


Berdasarkan hasil uji validasi pada tabel 4.6 di atas, dari 5 item soal pada
kemampuan berpikir kritis yang diujikan, terdapat 5 indikator valid. Nilai

korelasi lebih dari 0,444, maka sudah memenuhi syarat bahwa ≥ .

Jadi, semua item soal pada kemampuan berpikir kritis dinyatakan valid.
Untuk mengetahui reliabilitas kemampuan berpikir kritis digunakan
bantuan software SPSS version 25 rumus Cronbach’s Alpha karena
menggambarkan tipe soal uraian.
Menurut Sujarweni (2014. P. 199) kriteria dalam perhitungan reliabel yaitu
menggunakan batasan 0,6 dengan kriteria perhitungan adalah jika nilai
Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 maka instrumen tersebut baik atau
reliabel. Hasil analisis reliabilitas instrumen ditunjukkan berikut:
Berdasarkan tebel 4.7 di atas instrument soal kemampuan berpikir kritis
siswaa menghasilkan nilai reliabilitas 0,631, maka sudah memenuhi syarat
bahwa nilai Cronbach’s lebih besar dari 0,6. Sehingga,instrumen tersebut
dinyatakan reliabel.
Untuk menganalisis tes hasil belajar digunakan rumus Pearson Product
Moment. Pada penelitian ini dilakukan uji validitas terlebih dahulu kepada 20

sampel penelitian. Dengan ketentuan untuk N=20 adalah 0,444. Menurut


4
Singarimbun dan Effendi (2003, p. 139-140), keputusan pada sebuah butir

pertanyaan dapat dianggap valid pada taraf signifikansi 5% apabila >

, sebaliknya jika nilai < maka item soal dianggap tidak valid.

Hasil analisis viliditas instrument dengan rumus pearson prodct moment ditunjukkan
dalam tabel di bawah ini:
Berdasarkan hasil uji validitas dari 40 item soal pada tes hasil belajar
yang diujikan, terdapat 34 item soal valid dan 6 soal tidak valid. Instrumen soal
tes hasil belajar siswa yang menghasilkan nilai korelasi lebih dari 0,444, maka

sudah memenuhi syarat bahwa ≥ . Jadi, 34 item soal pada tes hasil

belajar dinyatakan valid dan digunakan sebagai soal pretest dan posttest, untuk
tahap selanjutnya yaitu pengujian reabilitas.
Untuk mengetahui reabilitas tes hasil belajar digunakan rumus
Spearman-Brown karena tes hasil belajar ini memiliki tipe soal obyektif
sebanyak 20 item soal. Menurut Priyatno (2014, p. 64) kriteria dalam
perhitungan reliable Spearman-Brown yaitu menggunakan batasan 0,6 dengan
kriteria perhitungan adalah jika nilai reliabilitas lebih besar dari 0,6 maka
instrument tersebut baik atau reliable dan sebaliknya apanila nilai reliabilitas
kurang dari 0,6 maka instrument tersebut kurang baik atau tidak reliable.
Hasil analisis reliabilitas instrument dengan rumus Spearman Brown
diperoleh hasil Spearman-Brown Cofficient equal length 0,863 > 0,6 dengan 34
item soal valid dan reliabel, yang dapat dilihat pada N of Items. Sesuai dengan
ketentuan bahwa jika Spearman-Brown lebih besar dari 0,6 maka instrument
tersebut dikatakan bersifat reliabel.
Pengujian Hipotesis Berpikir Kritis
Dalam uji statistic skor mentah diubah menjadi skor baku yang akan
digunakan sebagai dasar untuk uji asumsi statistic berupa uji normalitas dan
homogenitas yang merupakan syarat dari uji statistic dengan uji-t.
Hasil uji normalis diperoleh nilai signifikansi kemampuan berpikir kritis
(pretest) di kelas eksperimen sebesar 0,200 dan di kelas kontrol sebesar 0,200.
Karena kedua kelompok tersebut memiliki signifikansi > 0,05 atau > 5% maka
dapat disimpulkan bahwa data kemampuan berpikir kritis siswa pada masing-
masing kelompok pretest adalah berdistribusi normal. Sedangkan untuk hasil
analisis normalitas kemampuan berpikir kritis (posttest) di kelas eksperimen
sebesar 0,483 dan di kelas kontrol sebesar 0,200 Kedua kelompok tersebut
memiliki signifikansi > 0,05 atau >5%, maka dapat disimpulkan bahwa data
5
kemampuan berpikir kritis siswa pada masing-masing kelompok posttest adalah
berdistribusi normal
Hasil uji homogenitas diperoleh nilai homogenitas pretest dan posttest
dengan signifikansi sebesar 0,146. Karena angka signifikansi > 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa varians sampel adalah homogen.
Nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa sebelum adanya perlakuan
(pretest), dari data kemampuan berpikir kritis tersebut diperoleh nilai rata-rata
pada kelas eksperimen sebesar 68,60 dan pada kelas kontrol mendapat nilai rata-
rata sebesar 62,4. Kemudian dengan melihat hasil uji independent sample T-test
diperoleh nilai t hitung sebesar 1,891. Dan t tabel sebesar 2,001. Apabila
dilakukan perbandingan t hitung 1,891 < t tabel 2,001 , dengan hasil sig. 2 tailed
sebesar 0,064 > 0,05 maka Ho diterima berarti bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan. Yang artinya tidak ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa
antara kelompok kontrol dan kelas eksperimen pada saat pretest.
Setelah adanya perlakuan pembelajaran terhadap kedua kelas yaitu , kelas
eksperimen dan kelas kontrol, dilakukan posttest, hasil analisis kemampuan
berpikir kritis siswa pada saat pelaksanaan posttest pada kelas kontrol mendapat
nilai rata-rata sebesar 67,3, dan nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen
adalah sebesar 83,6. Kemudian dengan melihat hasil uji Independent Sample T-
test pada tabel 4,.19 diperoleh nilai t hitung 5,847 > t tabel 2,001, dengan hasil
sig. 2 tailed sebesar 0,00 < 0,05 maka Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, kemampuan berpikir
kritis siswa yang menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis
macromedia flash lebih tinggi dibandingkan dengan berpikir kritis siswa pada
kelompok pembelajaran yang menggunakan media power point. Hal ini
didukung oleh Heinich (1996) dalam Sutarno (2011), secara umum manfaat yang
dapat diperoleh melalui pengunaan multimedia interaktif adalah proses
pembelajaran dapat berjalan lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu
mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses
belajar mengajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja, serta dapat
meningkatkan kemampuan penalaran siswa.
Uji Hipotesis Hasil Belajar
. Nilai signifikansi untuk analisis normalitas hasil belajar (pretest) di kelas
eksperimen sebesar 0,200 dan kelas kontrol sebesar 0,200. Karena kedua
kelompok tersebut memiliki signifikansi > atau > 5%, maka dapat disimpulkan

6
bahwa data hasil belajar siswa pada masing-masing kelompok pretest adalah
berdistribusi normal. Sedangkan untuk analisis normalitas hasil belajar (posttest)
di kelas eksperimen sebesar 0,172 dan di kelas kontrol sebesar 0,153 , kedua
kelompok tersebut memiliki signifikansi > 0,05 atau >5%, maka dapat
disimpulkan bahwa data hasil belajar siswa pada masing-masing kelompok
posttest adalah berdistribusi normal.
Hasil uji homogenitas hasil belajar siswa diperoleh nilai homogenitas
pretest dan posttest dengan signifikansi sebesar 0,520. Karena angka signifikansi
> 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa varians sampel adalah homogeny.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum adanya perlakuan (pretest) dapat
diperoleh nilai rata-rata pada kelas eksperimen sebesar 65,6. Dan pada kelas
kontrol mendapat nilai rata-rata sebesar 62,4. Kemudian dengan melihat hasil uji
Independent Sample T-test diperoleh nilai t hitung sebesar 1.299 dan t tabel
sebesar 2.001. Apabila dilakukan perbandingan t hitung 1,299,< t tabel 2,001,
dengan hasil sig. 2 tailed sebesar 0,199 > 0,05 maka Ho diterima yang berarti
bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan. Yang artinya tidak ada perbedaan
hasil belajar siswa antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen pada saat
pretest.
Setelah adanya perlakuan pembelajaran terhadap kedua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol, dilakukan posttest. Hasil analisis kemampuan
berpikir kritis siswa pada saat pelaksanaan posttest pada kelas kontrol mendapat
nilai rata-rata sebesar 71,3, dan nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen
sebesar 81,83. Kemudian dengan melihat hasil uji independen sample t-test
diperoleh nilai t hitung sebesar 4,393 dan t tabel sebesar 2,001. Apabila
dilakukan perbandingan t hitung 4,393 > t tabel 2,001, dengan hasil sig. 2 tailed
sebesar 0,000 < 0,05 maka Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan hasil belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Pada saat pelaksanaan pretest dari kedua kelas tersebut tidak ada
perbedaan secara signifikan. Namun, pada pelaksanaan posttest ada perbedaan
secara signifikan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Hal tersebut
berarti hasil belajar siswa yang menggunakan media Interaktif berbasis
macromedia flash lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang
pembelajarannya menggunakan media power point. Hal ini didukung oleh
pendapat Majid (2007: 181) Salah satu bahan ajar interaktif yang dapat
mendukung pembelajaran interaktif yaitu, media interaktif yang merupakan
kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan

7
video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah atau
perilaku alami dari suatu presentasi.
PENUTUP
Berdasarkan diskusi hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka
disimpulkan bahwa,:
1. Ada pengaruh penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis
macromedia flash terhadap kemampuan berpikir kritis muatan pembelajaran
PPKn siswa kelas IV, SDN Tawangsari 1 Taman Sidoarjo. Hal ini ditunjukkan
dengan uji t yang dilakukan terhadap hasil post-test yang dilakukan di kelas
eksperimen dan kelas kontrol, dengan hasil hitung yaitu 5,847 lebih besar dari t
tabel yang hanya sebesar 2,001. Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen
lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil belajar kelas kontrol setelah diberi
perlakuan, dimana rata-rata hasil belajar siswa kelas ekperimen adalah 83,6 dan
kelas kontrol sebesar 67,3.
2. Ada pengaruh penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis
macromedia flash terhadap hasil belajar muatan pembelajaran ppkn siswa kelas
IV SDN Tawangsari 1 Taman Sidoarjo. Hal ini ditunjukkan dengan uji t yang
dilakukan terhadap hasil post-test yang dilakukan di kelas eksperimen dan kelas
kontrol, dengan hasil hitung yaitu 4,393 lebih besar dari t tabel yang hanya
sebesar 2,001. Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi jika
dibandingkan dengan hasil belajar kelas kontrol setelah diberi perlakuan, dimana
rata-rata hasil belajar siswa kelas ekperimen adalah 81,83 dan kelas kontrol
sebesar 71,3.
3. Ada pengaruh antara Media Interaktif dengan kemampuan berpikir kritis dan
hasil belajar siswa yang ditunjukkan oleh hasil pretest-posttest siswa kelas
kontrol dan kelas eksperimen yaitu, 67.3 dan 83,6 sedangkan pretest-posttest
berturut-turut pada tes hasil belajar siswa adalah 71,3 dan 81,83.

iv
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Azis Wahab & Sapriya. 2011. Teori dan Landasan Pendidikan
Kewarganegaraan. Bandung:CVAlfabeta
Adi W Gunawan. 2003. Genius Learning Strategy. Jakarta:Gramedia Pustaka Umum.

Aminnudin, Rasyad. 2003. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.

Anggra.2008. Memahami Teknik Dasar Pembuatan Game Berbasis Flash.


Yogyakarta:Gava Media.
Angkowo R., & Kosasih, A. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta:
PT.Grasindo
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta:Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta

Arsyad, A. 2010. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo:Jakarta.

Ary, Donald, 1982. PengantarPenelitian dalam Pendidikan. Terjemahan Arief


Furchan. Surabaya: Usaha Nasional.

Candra Parmanto. 2012. “Media Pembelajaran Interaktif untuk Meningkatkan


Prestasi Belajar Sistem Kelistrikan Sepeda Motor”. Journal .unnes. ASEJ1 (1)
(2012) Agustus 2012.

Giriyanti, (2011). Pemanfaatan Animasi Flash dan Soal Interaktif berbasis Power
Point pada Materi Sistem Pernapasan Manusia kelas x. Tesis, Digital
Repository Unila.

Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan. Bandung:Citra Aditya

Indra. Sakti, Yuniar Mega, dan Eko. P. 2012. “Pengaruh Model Pembelajaran
Langsung (Direct Instruction) Melalui Media Animasi berbasis Macromedia
Flash terhadap Minat Belajar dan Pemahaman Konsep Fisika Siswa di SMA
99
Plus”. Jurnal Exacta.Vol. X No. 1 Juni 2012. ISSN 1412-3617.

Jensen, Michael C. and Clifford H. Smith Jr., eds. The Modern Theory of Corporate
Finance. McGraw-Hill, 1984.

Koesnandar, Ade. 2006. Guru dan Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia:


http://www.smuha-yog.sch.id

9
Liliasari, (2009). Berpikir Kritis dalam pembelajaran Kimia Menuju Profesionalitas
Guru. http://file UPI.Edu/ai.php. Diakses tanggal 20 April 2018.

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:PT.


Prestasi Pustakaraya

Purnomo, D. 2012. Produksi dan penggunaan media pembelajaran. [Online].


Tersedia: http://www.infodiknas.com/264-produksi-dan-penggunaan- media-
pembelajaran/ [20 Maret 2018].

Riyanto, Yatim. 2017. Buku Diktat Analisis Data Kuantitatif. Surabaya:UNESA.

Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta:Rineka cipta.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Sapriya, 2011. Pendidikan IPS. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Septiangsih, D. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran Geografi tentang


Penggunaan Peta Interaktif Menggunakan Software Carrymap. Journal
Student UNY. IV.

Sudjana. 2002. Metoda Statistik. Bandung:Tarsito.

Sudjana, N., & Rivai, A. 2007. Media Pengajaran. Bandung:Sinar Baru Algesindo.

Supriyono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sutopo. H. 2012. Multimedia Interaktif dengan Flash. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Stacia. H. Oroh, R. J. Wenas, P. V. J. Runtu,. 2013. “Pengaruh Penggunaan


Macromedia Flash terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Matriks.” Jurnal
MIPA. UNIMA. Vol. 1 No. 3 (2013).

Yeni Anjar Jayadi. 2008. Penggunaan Jurnal Belajar dengan Macromedia Flash
dalam Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Siswa Kelas X di SMA Negeri 2 Surakarta. Skripsi. Surakarta:FKIP UNS.

10

Das könnte Ihnen auch gefallen