Sie sind auf Seite 1von 10

NASKAH PUBLIKASI

USULAN TATA LETAK GUDANG GUNA MEMINIMALISASI MATERIAL


HANDLING PADA GUDANG LEMPUYANGAN PT. HOLCIM
INDONESIA.Tbk

yang dipersiapkan dan disusun oleh:


Erwin Wicaksono
151.32.1006

Pembimbing

Cyrilla Indri Parwati, S.T.,M.T.


NIK: 01.0374.567.E

Ketua Jurusan
Teknik Industri

Endang Widuri Asih, S.T.,M.T


NIK: 95 0969 507 E
USULAN TATA LETAK GUDANG GUNA MEMINIMALISASI MATERIAL
HANDLING PADA GUDANG LEMPUYANGAN PT. HOLCIM
INDONESIA.Tbk

Erwin Wicaksono 1), Cyrilla Indri P 2)


Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains &Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Jl. Kalisahak 28 Yogyakarta
E-mail: erwinwicaksono987@gmail.com

ABSTRACT

PT Holcim Indonesia.Tbk is a company engaged in the field of cement industry. The company has a storage
warehouse in Yogyakarta which is divided into 2 warehouses in one area namely Warehouse of Lempuyangan 1 (LPN1)
and Warehouse of Lempuyangan 2 (LPN2). Holcim's cement demand from various fluctuating regions made the delivery
of cement from the production plant to the storage warehouse to be non-permanent. With such fluctuating demand and
with existing warehouse capacity makes material handling storage extremely high. One way to reduce that is by
redesigning the warehouse layout.
The purpose of the research is to reduce cement handling material at Gudang Lempuyangan. The calculation used
is rectilinear distance to calculate the distance of cement displacement, then the distance is used for laying of cement
using share storage method. Based on the calculation, Warehouse Lempuyangan 1 before the proposal has a material
handling distance 82266.2 meters, Lempuyangan Warehouse 1 proposal has a material handling distance 10235 meters.
Lempuyangan 2 warehouse before proposal has material handling distance 193001,2 meter, Lempuyangan Warehouse 2
proposal have material handling distance 296888,8 meter. The total handing material in the warehouse before the
proposal is 480,485 meters, the total handing material in the proposed warehouse is 372,301.8 meters. Material material
distance savings occur 108,183.2 meters.

Keywords: Material handling, rectilinear distance, share storage

INTISARI

PT Holcim Indonesia.Tbk merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang industri semen. Perusahaan ini
memiliki gudang penyimpanan di Yogyakarta yang terbagi menjadi 2 gudang pada satu wilayah yaitu Gudang
Lempuyangan 1 (LPN1) dan Gudang Lempuyangan 2 (LPN2). Permintaan semen Holcim dari berbagai daerah yang
fluktuatif membuat pengiriman semen dari pabrik produksi ke gudang penyimpanan menjadi tidak tetap. Dengan
permintaan yang fluktuatif tersebut dan dengan kapasitas gudang yang ada membuat material handling penyimpanan
menjadi sangat tinggi. Salah satu cara untuk mengurangi hal tersebut yaitu dengan merancang kembali tata letak gudang.
Tujuan dari penelitian adalah mengurangi material handling semen pada Gudang Lempuyangan. Perhitungan yang
digunakan adalah rectilinear distance untuk menghitung jarak perpindahan semen, kemudian jarak tersebut digunakan
untuk peletakan semen menggunakan metode share storage. Berdasarkan hasil perhitungan, Gudang Lempuyangan 1
sebelum usulan memiliki jarak material handling 82266,2 meter, Gudang Lempuyangan 1 usulan memiliki jarak material
handling 10235 meter. Gudang Lempuyangan 2 sebelum usulan memiliki jarak material handling 193001,2 meter,
Gudang Lempuyangan 2 usulan memiliki jarak material handling 296888,8 meter. Material handing total pada gudang
sebelum usulan yaitu 480.485 meter, material handing total pada gudang usulan yaitu 372.301,8 meter. Terjadi
penghematan jarak material handling 108.183,2.
Keywords: Material handling, rectilinear distance, share storage

PENDAHULUAN
Tata letak gudang merupakan hal yang kurang diperhatikan oleh suatu perusahaan, padahal tata letak
merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang dan
memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas,
proses fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata
letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya
rendah, atau respon cepat. Tata letak juga dapat mempengaruhi aktivitas yang terdapat dalam gudang seperti
material handling.
PT HOLCIM Indonesia.Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi semen. Dalam
proses distribusi semen, PT Holcim memiliki beberapa gudang penyimpanan diantaranya gudang semen
Lempuyangan di Yogyakarta. Gudang semen Lempuyangan juga memiliki 2 (dua) gudang penyimpanan, yaitu
Gudang Lempuyangan 1 dan Gudang Lempuyangan 2. Dua gudang tersebut jaraknya tidak berdekatan dan
dibatasi oleh rel kereta api serta memiliki kapasitas yang berbeda dan memiliki priyoritas yang berbeda. Pada
proses penyimpanan di gudang diharapkan mampu untuk melakukan penyimpanan semen secara efektif,
efisien, serta menggunakan metode first in first out (FIFO). Untuk dapat menyimpan barang di dalam gudang,
perusahaan harus dapat memilih tipe gudang yang digunakan, tata letak yang baik pada gudang, peralatan yang
digunakan dalam gudang, sehingga tidak ada defect pada semen dan tidak menimbulkan biaya lebih untuk
material handling semen yang defect. Namun pada kenyataannya metode FIFO yang digunakan tidak berjalan
lancar karena peletakan semen yang kurang sesuai, sehingga semen yang seharusnya dikeluarkan terlebih
dahulu tidak bisa diambil. Penempatan semen pada gudang yang kurang tertata dengan baik menyebabkan
kapasitas gudang kurang maksimal sehingga semen harus mengalami handling lebih jauh ke Gudang
Lempuyangan 1 yang menimbulkan jarak material handling semen lebih besar. Berdasarkan permasalahan
tersebut maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana tata letak gudang yang baik
agar meminimalisasi material handling pada Gudang Lempuyangan. Penelitian ini memiliki tujuan
menghitung total semen masuk pada Gudang Lempuyangan 1 dan Gudang Lempuyangan 2 setelah
usulan dan meminimalkan jarak material handling semen di Gudang Lepuyangan PT. Holcim
Indonesia Tbk.

BAHAN DAN METODE


1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah luas gudang penyimpanan, bentuk dan ukuran
gudang penyimpanan, ukuran dimensi forklift, data masuk dan keluar produk di gudang penyimpanan,
volume produksi, data jenis produk.
2. Metode
a. Share Storage
Metode shared storage adalah suatu penyusunan area-area penyimpanan berdasarkan kondisi luas lantai
gudang, kemudian diurutkan area yang paling dekat sampai area yang terjauh dari pintu keluar masuk I/O
sehingga penempatan barang yang akan segera dikirim diletakkan pada area yang paling dekat dan begitu
seterusnya. Shared storage bisa dianggap sebagai sistem pemindahan barang yang cepat terhadap suatu
produk, jika masing-masing palet diisi di dalam area gudang yang berbeda dari waktu ke waktu. Tergantung
pada jumlah dari produk di dalam gudang pada waktu pengiriman tiba, akan mungkin bahwa 5 palet yang
terisi akan berada di ruang simpan hanya 1 hari. Sedangkan 5 palet yang lain di dalam pengiriman yang
sama akan berada di gudang untuk 20 hari (Richard L. Francis, Leon F McGinnis Jr, and White, John A.
White 1992).

b. Rectilinear Distance
Pengukuran Jarak diukur sepanjang lintasan dengan menggunakan garis tegak lurus (orthogonal) satu
dengan yang lainnya. Sebagai contoh adalah material yang berpindah sepanjang gang (aisle) rectilinear di
pabrik.
𝑑𝑖𝑗 = |𝑥 − 𝑎| + |𝑦 − 𝑏|
Keterangan:
dij= jarak slot ij ke titik I/O
x = titik awal perhitungan I/O pada sumbu x (horizontal)
a = jarak titik tengah tujuan terhadap sumbu x
y = titik awal perhitungan I/O pada sumbu y (vertical)
b = jarak titik tengah tujuan terhadap sumbu y
c. Penentuan Aisle
Aisle dimanfaatkan sebagai gang atau jalur material handling, adapun alat yang digunakan yaitu berupa
forklift, maka dari itu digunakan dimensi forklift untuk menentukan lebar aisle, pesamaan berikut ini
digunakan untuk menentukan lebar aisle.
𝑑𝑖𝑎𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙 = √𝑝2 + 𝑙 2
𝑝 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
𝑙 = 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil
a. Penentuan luas area penyimpanan yang dibutuhkan
Untuk menghemat penyimpanan, maka dilakukan penumpukan dua palet ke atas, hal tersebut sesuai
Standart Operating Procedures (SOP) gudang yang dikeluarkan oleh PT. Holcim Indonesia.Tbk. Setiap
palet memiliki kapasitas maksimal dua ton. Penentuan luas area penyimpanan dihitung berdasarkan
data cadangan gudang setiap harinya. Berikut data kebutuhan luas penyimpanan per hari di tahun 2018
di Gudang Lempuyangan.

Tabel 1 Kebutuhan luas penyimpanan per hari


GUDANG LEMPUYANGAN 2018
Jumlah Barang (ton)
Tanggal Ukuran semen
Sub Total Luas (m2)
40 kg 50 kg
31 Des 2017 1223.48 387.6 1611.08 513.5318
01-Jan 2788.36 299.6 3087.96 984.2873
02-Jan 3089.48 123.55 3213.03 1024.153
03-Jan 2542.24 99.5 2641.74 842.0546
04-Jan 1855.8 215.4 2071.2 660.195
05-Jan 1536.88 94.85 1631.73 520.1139
06-Jan 1571.48 150.8 1722.28 548.9768
07-Jan 2618.12 157.9 2776.02 884.8564
08-Jan 1926.36 125.8 2052.16 654.126
09-Jan 2035 11.8 2046.8 652.4175
10-Jan 1619.36 3.8 1623.16 517.3823
11-Jan 1032.36 187.35 1219.71 388.7826
12-Jan 663 179.15 842.15 268.4353
13-Jan 225.56 162.85 388.41 123.8057
14-Jan 1086.92 130.75 1217.67 388.1323
15-Jan 1219.44 154.4 1373.84 437.9115
16-Jan 819.88 98.2 918.08 292.638
17-Jan 1541.04 170.05 1711.09 545.4099
18-Jan 1873.24 161.9 2035.14 648.7009
19-Jan 2101.92 233.9 2335.82 744.5426
20-Jan 1856.6 201.8 2058.4 656.11
21-Jan 2912.48 281.8 3194.28 1018.177
22-Jan 2947.76 73.65 3021.41 963.0744
23-Jan 2418.76 1.55 2420.31 771.4738
24-Jan 1851.28 281.4 2132.68 679.7918
25-Jan 2009.2 521.1 2530.3 806.5331
26-Jan 1510.4 472.95 1983.35 632.1928
27-Jan 1641.8 456.95 2098.75 668.9766
28-Jan 2721.24 432.95 3154.19 1005.398
29-Jan 2810.52 279.3 3089.82 984.8801
30-Jan 2810.52 279.3 3089.82 984.8801
31-Jan 2810.52 279.3 3089.82 984.8801
Total 73468.2 5908.3 79376.54
Sumber : Data yang telah diolah
Untuk penyimpanan semen pada bulan Januari semuanya sudah terpenuhi dengan adanya gudang
LPN1 dan LPN2.

b. Pengukuran jarak pada setiap blok di gudang ini menggunakan bantuan software AutoCAD untuk
menentukan koordinat.

Gambar 1 Lempuyangan 1

Sebelum usulan Sesudah usulan


c. Menghitung material handling total LPN2 usulan berdasarkan beban.
1) Menentukan total material yang akan dilangsir ke gudang.
Untuk menentukan total material handling yang akan dilangsir ke gudang yaitu dengan
menjumlahkan jumlah langsir LPN 1 dengan jumlah langsr LPN 2.

Tabel 2 Total material langsir


Total Material Masuk
Tgl LPN 1 LPN 2 Jumlah (sak) Jumlah (fallet)
1 19900 22900 42800 856
2 7800 22300 30100 602
3 0 24800 24800 496
4 8000 10000 18000 360
5 0 27800 27800 556
6 0 26400 26400 528
7 9455 27545 37000 740
8 0 21400 21400 428
9 0 40600 40600 812
10 0 28800 28800 576
11 0 22200 22200 444
12 0 29000 29000 580
13 0 22000 22000 440
14 0 46100 46100 922
15 0 39200 39200 784
16 0 29200 29200 584
17 0 46100 46100 922
18 7150 61000 68150 1363
19 5700 24800 30500 610
20 0 5627 5627 112.54
21 26600 3000 29600 592
22 0 32100 32100 642
23 0 16200 16200 324
24 0 12800 12800 256
25 8700 18500 27200 544
26 0 20600 20600 412
27 0 30800 30800 616
28 20400 10600 31000 620
29 0 36800 36800 736
30 0 34000 34000 680
31 0 18600 18600 372
Sumber : Data yang telah diolah
2) Menentukan material handling LPN 2 usulan berdasarkan beban
Tabel 4.19 Peletakan semen total LPN2 usulan berdasarkan beban.
Mutasi Gudang Lempuyangan LPN 2
Tgl jumlah (fallet) blok 1 blok 2 blok 3 blok 4 blok 5 blok 6 blok 7 jumlah
1 856 308 308 176 28 36 856
2 602 308 294 602
3 496 308 188 496
4 360 308 52 360
5 556 308 248 556
6 528 308 220 528
7 740 308 308 124 740
8 428 308 120 428
9 812 308 308 176 20 812
10 576 308 268 576
11 444 308 136 444
12 580 308 272 580
13 440 308 132 440
14 922 308 308 176 28 36 856
15 784 308 308 168 784
16 584 308 276 584
17 922 308 308 176 28 36 856
18 1363 308 308 176 28 36 856
19 610 308 302 610
20 112.54 113 113
21 592 308 284 592
22 642 308 308 26 642
23 324 308 16 324
24 256 256 256
25 544 308 236 544
26 412 308 104 412
27 616 308 308 616
28 620 308 308 4 620
29 736 308 308 120 736
30 680 308 308 64 680
31 372 308 64 372
Jumlah 9301 6908 0 0 1386 132 144
Sumber : Data yang telah diolah
Tabel 1 Total material handling LPN 2 usulan
Jarak Fallet Material
No Area penyimpan
(meter) (unit) handling (MH)
1 Block A 15.35 328 5188.3
2 Block B 23.75 206 4655
3 Block C 3.73 105 391.65
4 Block D 19.85 0
5 Block E 11.5 0
6 Block F 2.25 0
Jumlah 639 10235
Sumber : Data yang telah diolah

Gambar 2 Lempuyangan 2
11

Sebelum usulan Sesudah usulan

Tabel 2 Total material handling LPN 2 usulan


Jarak Fallet Material
No Area penyimpan
(meter) (unit) handling (MH)
1 Block 1 17.2 9301 159977
2 Block 2 17.2 6908 118818
3 Block 3 0.1 0 0
4 Block 4 9.05 0 0
5 Block 5 12.35 1386 17117.1
6 Block 6 2.11 132 278.52
7 Block 7 4.85 144 698.4
Jumlah 17871 296888.8
Sumber : Data yang telah diolah

Total material handling pada gudang usulan dapat diketahui dari penjumlahan total material handling
LPN1 usulan + total jarak gudang LPN1 sampai LPN2 per fallet pada LPN1 + total material handling
LPN2 usulan
Total MH= 10235 + (102 m x 639) + 296888,8 = 372301.8 meter

2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan data Gudang LPN1 usulan memiliki blok yang lebih sedikit daripada
LPN1 sebelum usulan, gudang usulan hanya memiliki 6 blok dengan ukuran yang lebih besar dan
menyesuaikan dengan ukuran fallet serta penataan fallet. Pintu 2 dan 4 pada LPN1 usulan memiliki ukuran
yang berbeda dari LPN1 sebelum usulan, hal itu dikarenakan untuk memperbesar kapasitas pada blok F
dan blok E. Perhitungan material handling LPN1 usulan sama dengan perhitungan sebelumnya, material
handling paling kecil yaitu pada blok C dengan angka 3,75 m, sedangkan material handling paling besar
yaitu pada blok B dengan angka 23,75 m. Total material handling pada LPN1 usulan diketahui dari jumlah
matrial handling per blok, Total material handling pada LPN1 usulan yaitu 10235 m.
Gudang LPN2 usulan ini memiliki blok yang lebih sedikit daripada LPN2 sebelum usulan, gudang
usulan hanya memiliki 7 blok dengan ukuran yang lebih besar dan menyesuaikan dengan ukuran fallet serta
penataan fallet. LPN2 usulan memiliki 4 pintu dengan ukuran yang sama.
Perhitungan material handling LPN1 usulan sama dengan perhitungan sebelumnya, material handling
paling kecil yaitu pada blok 3 dengan angka 0,1 m sedangkan material handling paling besar yaitu pada
blok 1 dan 2 dengan angka 17,2 m. Total material handling pada LPN2 usulan diketahui dari jumlah matrial
handling per blok, Total material handling pada LPN2 usulan yaitu 296888,8 m.
Total material handling usulan dari Gudang Lempuyangan 1 dan Lempuyangan 2 yaitu 372301.8 m.

KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengumpulan data dan pengolahan pada Gudang Lempuyangan PT Holcim
Indonesia.Tbk, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu tata letak usulan memiliki total jarak tempuh yang
lebih kecil daripada tata letak awal dengan perbaikan penempatan area simpan. Total jarak tempuh tata
letak awal adalah sebesar 480.485 meter. Total jarak tempuh tata letak usulan adalah sebesar 372.301,8
meter. Terjadi selisih nilai total jarak tempuh sebesar 108.183,2 meter dari total jarak tempuh awal. Hal
ini berarti tata letak usulan dapat memperpendek jarak tempuh yang dilalui oleh forklift dalam mengambil
barang.
2. Saran
Berdasarkan Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut yaitu:
1. Perusahaan hendaknya dapat membuat blok penyimpanan sesuai dimensi fallet agar penyimpanan
lebih optimal.
2. Perusahaan hendaknya mengoptimalkan penyimpanan dengan cara menutup beberapa pintu
3. Mempertimbangkan aisle (gang) dengan ukuran yang semestinya untuk meminimalisasi kerusakan
semen akibat material handling.
DAFTAR PUSTAKA

Apple, J. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan Penerjemah; ,Nurhayati
Mardiono. Bandung;Penerbit ITB.

Karonsih, Santi Nurrisa dkk. “Perbaikan Tata Letak Penempatan Barang Di Gudang Penyimpanan Material
Berdasarkan Class Based Storage Policy”. Surabaya.

Richard L. Francis, Leon F. McGinnis, Jr., and John A. White, Facility Layout and Location: An Analytical
Approach, 1992, Prentice Hall, NJ.

Santoso, Putra S.A dkk, “Usulan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode Shared Storage Dan
Pendekatan Simulasi Di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara”, Universitas Sultan Agung Tirtayasa.

Tomkins. 1990. The Warehouse Management Handbook. Dalam Jurnal Karonsih, Santi Nurrisa dkk.
“Perbaikan Tata Letak Penempatan Barang Di Gudang Penyimpanan Material Berdasarkan Class
Based Storage Policy”. Surabaya.

Wignjoesoebroto. 2003. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Pada Jurnal Meylinda Pramono. Perbaikan
Tata Letak Fasilitas Departemen Sheet Metal 1 PT. MCP.

Das könnte Ihnen auch gefallen