Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Pembimbing
Ketua Jurusan
Teknik Industri
ABSTRACT
PT Holcim Indonesia.Tbk is a company engaged in the field of cement industry. The company has a storage
warehouse in Yogyakarta which is divided into 2 warehouses in one area namely Warehouse of Lempuyangan 1 (LPN1)
and Warehouse of Lempuyangan 2 (LPN2). Holcim's cement demand from various fluctuating regions made the delivery
of cement from the production plant to the storage warehouse to be non-permanent. With such fluctuating demand and
with existing warehouse capacity makes material handling storage extremely high. One way to reduce that is by
redesigning the warehouse layout.
The purpose of the research is to reduce cement handling material at Gudang Lempuyangan. The calculation used
is rectilinear distance to calculate the distance of cement displacement, then the distance is used for laying of cement
using share storage method. Based on the calculation, Warehouse Lempuyangan 1 before the proposal has a material
handling distance 82266.2 meters, Lempuyangan Warehouse 1 proposal has a material handling distance 10235 meters.
Lempuyangan 2 warehouse before proposal has material handling distance 193001,2 meter, Lempuyangan Warehouse 2
proposal have material handling distance 296888,8 meter. The total handing material in the warehouse before the
proposal is 480,485 meters, the total handing material in the proposed warehouse is 372,301.8 meters. Material material
distance savings occur 108,183.2 meters.
INTISARI
PT Holcim Indonesia.Tbk merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang industri semen. Perusahaan ini
memiliki gudang penyimpanan di Yogyakarta yang terbagi menjadi 2 gudang pada satu wilayah yaitu Gudang
Lempuyangan 1 (LPN1) dan Gudang Lempuyangan 2 (LPN2). Permintaan semen Holcim dari berbagai daerah yang
fluktuatif membuat pengiriman semen dari pabrik produksi ke gudang penyimpanan menjadi tidak tetap. Dengan
permintaan yang fluktuatif tersebut dan dengan kapasitas gudang yang ada membuat material handling penyimpanan
menjadi sangat tinggi. Salah satu cara untuk mengurangi hal tersebut yaitu dengan merancang kembali tata letak gudang.
Tujuan dari penelitian adalah mengurangi material handling semen pada Gudang Lempuyangan. Perhitungan yang
digunakan adalah rectilinear distance untuk menghitung jarak perpindahan semen, kemudian jarak tersebut digunakan
untuk peletakan semen menggunakan metode share storage. Berdasarkan hasil perhitungan, Gudang Lempuyangan 1
sebelum usulan memiliki jarak material handling 82266,2 meter, Gudang Lempuyangan 1 usulan memiliki jarak material
handling 10235 meter. Gudang Lempuyangan 2 sebelum usulan memiliki jarak material handling 193001,2 meter,
Gudang Lempuyangan 2 usulan memiliki jarak material handling 296888,8 meter. Material handing total pada gudang
sebelum usulan yaitu 480.485 meter, material handing total pada gudang usulan yaitu 372.301,8 meter. Terjadi
penghematan jarak material handling 108.183,2.
Keywords: Material handling, rectilinear distance, share storage
PENDAHULUAN
Tata letak gudang merupakan hal yang kurang diperhatikan oleh suatu perusahaan, padahal tata letak
merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang dan
memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas,
proses fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata
letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya
rendah, atau respon cepat. Tata letak juga dapat mempengaruhi aktivitas yang terdapat dalam gudang seperti
material handling.
PT HOLCIM Indonesia.Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi semen. Dalam
proses distribusi semen, PT Holcim memiliki beberapa gudang penyimpanan diantaranya gudang semen
Lempuyangan di Yogyakarta. Gudang semen Lempuyangan juga memiliki 2 (dua) gudang penyimpanan, yaitu
Gudang Lempuyangan 1 dan Gudang Lempuyangan 2. Dua gudang tersebut jaraknya tidak berdekatan dan
dibatasi oleh rel kereta api serta memiliki kapasitas yang berbeda dan memiliki priyoritas yang berbeda. Pada
proses penyimpanan di gudang diharapkan mampu untuk melakukan penyimpanan semen secara efektif,
efisien, serta menggunakan metode first in first out (FIFO). Untuk dapat menyimpan barang di dalam gudang,
perusahaan harus dapat memilih tipe gudang yang digunakan, tata letak yang baik pada gudang, peralatan yang
digunakan dalam gudang, sehingga tidak ada defect pada semen dan tidak menimbulkan biaya lebih untuk
material handling semen yang defect. Namun pada kenyataannya metode FIFO yang digunakan tidak berjalan
lancar karena peletakan semen yang kurang sesuai, sehingga semen yang seharusnya dikeluarkan terlebih
dahulu tidak bisa diambil. Penempatan semen pada gudang yang kurang tertata dengan baik menyebabkan
kapasitas gudang kurang maksimal sehingga semen harus mengalami handling lebih jauh ke Gudang
Lempuyangan 1 yang menimbulkan jarak material handling semen lebih besar. Berdasarkan permasalahan
tersebut maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana tata letak gudang yang baik
agar meminimalisasi material handling pada Gudang Lempuyangan. Penelitian ini memiliki tujuan
menghitung total semen masuk pada Gudang Lempuyangan 1 dan Gudang Lempuyangan 2 setelah
usulan dan meminimalkan jarak material handling semen di Gudang Lepuyangan PT. Holcim
Indonesia Tbk.
b. Rectilinear Distance
Pengukuran Jarak diukur sepanjang lintasan dengan menggunakan garis tegak lurus (orthogonal) satu
dengan yang lainnya. Sebagai contoh adalah material yang berpindah sepanjang gang (aisle) rectilinear di
pabrik.
𝑑𝑖𝑗 = |𝑥 − 𝑎| + |𝑦 − 𝑏|
Keterangan:
dij= jarak slot ij ke titik I/O
x = titik awal perhitungan I/O pada sumbu x (horizontal)
a = jarak titik tengah tujuan terhadap sumbu x
y = titik awal perhitungan I/O pada sumbu y (vertical)
b = jarak titik tengah tujuan terhadap sumbu y
c. Penentuan Aisle
Aisle dimanfaatkan sebagai gang atau jalur material handling, adapun alat yang digunakan yaitu berupa
forklift, maka dari itu digunakan dimensi forklift untuk menentukan lebar aisle, pesamaan berikut ini
digunakan untuk menentukan lebar aisle.
𝑑𝑖𝑎𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙 = √𝑝2 + 𝑙 2
𝑝 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
𝑙 = 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟
b. Pengukuran jarak pada setiap blok di gudang ini menggunakan bantuan software AutoCAD untuk
menentukan koordinat.
Gambar 1 Lempuyangan 1
Gambar 2 Lempuyangan 2
11
Total material handling pada gudang usulan dapat diketahui dari penjumlahan total material handling
LPN1 usulan + total jarak gudang LPN1 sampai LPN2 per fallet pada LPN1 + total material handling
LPN2 usulan
Total MH= 10235 + (102 m x 639) + 296888,8 = 372301.8 meter
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan data Gudang LPN1 usulan memiliki blok yang lebih sedikit daripada
LPN1 sebelum usulan, gudang usulan hanya memiliki 6 blok dengan ukuran yang lebih besar dan
menyesuaikan dengan ukuran fallet serta penataan fallet. Pintu 2 dan 4 pada LPN1 usulan memiliki ukuran
yang berbeda dari LPN1 sebelum usulan, hal itu dikarenakan untuk memperbesar kapasitas pada blok F
dan blok E. Perhitungan material handling LPN1 usulan sama dengan perhitungan sebelumnya, material
handling paling kecil yaitu pada blok C dengan angka 3,75 m, sedangkan material handling paling besar
yaitu pada blok B dengan angka 23,75 m. Total material handling pada LPN1 usulan diketahui dari jumlah
matrial handling per blok, Total material handling pada LPN1 usulan yaitu 10235 m.
Gudang LPN2 usulan ini memiliki blok yang lebih sedikit daripada LPN2 sebelum usulan, gudang
usulan hanya memiliki 7 blok dengan ukuran yang lebih besar dan menyesuaikan dengan ukuran fallet serta
penataan fallet. LPN2 usulan memiliki 4 pintu dengan ukuran yang sama.
Perhitungan material handling LPN1 usulan sama dengan perhitungan sebelumnya, material handling
paling kecil yaitu pada blok 3 dengan angka 0,1 m sedangkan material handling paling besar yaitu pada
blok 1 dan 2 dengan angka 17,2 m. Total material handling pada LPN2 usulan diketahui dari jumlah matrial
handling per blok, Total material handling pada LPN2 usulan yaitu 296888,8 m.
Total material handling usulan dari Gudang Lempuyangan 1 dan Lempuyangan 2 yaitu 372301.8 m.
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengumpulan data dan pengolahan pada Gudang Lempuyangan PT Holcim
Indonesia.Tbk, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu tata letak usulan memiliki total jarak tempuh yang
lebih kecil daripada tata letak awal dengan perbaikan penempatan area simpan. Total jarak tempuh tata
letak awal adalah sebesar 480.485 meter. Total jarak tempuh tata letak usulan adalah sebesar 372.301,8
meter. Terjadi selisih nilai total jarak tempuh sebesar 108.183,2 meter dari total jarak tempuh awal. Hal
ini berarti tata letak usulan dapat memperpendek jarak tempuh yang dilalui oleh forklift dalam mengambil
barang.
2. Saran
Berdasarkan Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut yaitu:
1. Perusahaan hendaknya dapat membuat blok penyimpanan sesuai dimensi fallet agar penyimpanan
lebih optimal.
2. Perusahaan hendaknya mengoptimalkan penyimpanan dengan cara menutup beberapa pintu
3. Mempertimbangkan aisle (gang) dengan ukuran yang semestinya untuk meminimalisasi kerusakan
semen akibat material handling.
DAFTAR PUSTAKA
Apple, J. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan Penerjemah; ,Nurhayati
Mardiono. Bandung;Penerbit ITB.
Karonsih, Santi Nurrisa dkk. “Perbaikan Tata Letak Penempatan Barang Di Gudang Penyimpanan Material
Berdasarkan Class Based Storage Policy”. Surabaya.
Richard L. Francis, Leon F. McGinnis, Jr., and John A. White, Facility Layout and Location: An Analytical
Approach, 1992, Prentice Hall, NJ.
Santoso, Putra S.A dkk, “Usulan Tata Letak Gudang Produk Jadi Dengan Metode Shared Storage Dan
Pendekatan Simulasi Di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara”, Universitas Sultan Agung Tirtayasa.
Tomkins. 1990. The Warehouse Management Handbook. Dalam Jurnal Karonsih, Santi Nurrisa dkk.
“Perbaikan Tata Letak Penempatan Barang Di Gudang Penyimpanan Material Berdasarkan Class
Based Storage Policy”. Surabaya.
Wignjoesoebroto. 2003. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Pada Jurnal Meylinda Pramono. Perbaikan
Tata Letak Fasilitas Departemen Sheet Metal 1 PT. MCP.