Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
How to Cite
Pendrice, Suryawati, E., & Suwondo (2018) Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk
Meningkatkan Kompetensi Siswa dalam Pembelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi, 8(1), 20-30.
yang matang dan siap mengubah paradigma orang siswa atau 80,77% tuntas, sedangkan 5
pengajaran. Pembelajaran kurikulum 2013 orang siswa atau 19,23% tidak mencapai
adalah pembelajaran kompetensi dengan ketuntasan sedangkan pengetahuan adalah 18
memperkuat proses pembelajaran dan penilai- orang siswa atau 69,24% tuntas sedangkan 8
an autentik. Penguatan proses pembelajaran orang siswa atau 30,76% tidak mencapai
dilakukan melalui pendekatan saintifik, mela- ketuntasan dan keterampilan adalah 21 orang
lui proses inkuiri yang bernapaskan kons- siswa atau 80,77% tuntas, sedangkan 5 orang
truktivisme. Sasaran pembelajaran dengan siswa atau 19,23% tidak mencapai ketuntasan.
pendekatan ilmiah mencakup pengembangan Berdasarkan permasalahan tersebut,
ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan penulis perlu untuk mencarikan solusi peme-
yang dielaborasi untuk setiap satuan cahan masalah tersebut agar tidak terulang
pendidikan (Hosnan, 2014). dan berkelanjutan. Salah satu upaya yang
Berdasarkan pengalaman penulis selama efektif adalah dengan melakukan suatu
menerapkan pembelajaran dengan pendekatan tindakan kelas melalui perubahan strategi
saintifik di SMA Negeri 2 XIII Koto Kampar pembelajaran atau model belajar, agar dapat
pada kelas X IPA 2, ditemukan permasalahan memperbaiki kompetensi siswa. Dalam
yang muncul dalam pembelajaran biologi pembelajaran biologi (teaching on science) yang
dengan pendekatan saintifik, pada kompetensi berkaitan dengan kerja ilmiah, adalah sangat
sikap yaitu siswa malu dan takut bertanya, tepat jika guru memilih dan menerapkan
rasa ingin tahu siswa rendah, siswa tidak metode inquiry. Untuk materi tertentu, guru
terbiasa dalam mencari informasi-informasi perlu memberikan kesempatan pada siswa
dan menemukan tentang konsep-konsep untuk mengembangkan rasa ingin tahunya
pembelajaran karena siswa bekerja secara dan memberikan peluang pada mereka untuk
individu, siswa belum percaya diri dan siswa menemukan sendiri jawaban atas rasa
kurang aktif dalam mencari informasi keingintahuan siswa pada alam; bukan justru
penunjang, kompetensi pengetahuan termasuk membunuh keingintahuan siswa, atau bahkan
pemahaman konsep dalam belajar rendah menuntut hanya satu cara dalam menemukan
sehingga nilai akhir siswa rendah sedangkan jawaban atas persoalan sains (Bruce, 2001).
kompetensi keterampilan mencakup siswa Namun demikian, untuk menumbuhkan
dalam menyiapkan alat dan bahan, pengamat- keingintahuan dan keterampilan siswa
an dan membuat hasil praktek masih rendah. menemukan berbagai jawaban atas pertanyaan
Permasalahan dari sisi guru adalah -pertanyaan ini, guru perlu memberikan
penerapan pendekatan saintifik belum berjalan bimbingan (guided), terlebih pada siswa yang
dengan baik, dimana guru lebih dominan belum biasa melakukan langkah-langkah kerja
bertanya kepada siswa, guru belum memak- ilmiah ini.
simalkan mendorong dan membimbing siswa, Namun disisi yang lain, pada usia
dan guru masih terbiasa dengan memberikan menjelang dewasa ini, siswa SMA dipandang
informasi-informasi dengan ceramah tentang masih memerlukan bantuan dan bimbingan
materi yang diajarkan, serta kurang guru dalam melakukan berbagai kegiatan
memberikan perhatian kepada siswa sebagai belajar, terutama dalam kaitannya dengan
fasilitator. pembangunan pengetahuan dan pemahaman
Berdasarkan hasil ulangan harian materi mereka. Bagaimana menangkap permasalahan
jamur dari 26 siswa, kelas X IPA 2 yang dari suatu fakta atau gejala biologi, bagaimana
mencapai ketuntasan kompetensi sikap 21 merumuskan permasalahan ini, sampai
21
Pendrice, et al. / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 20 - 30
22
Pendrice, et al. / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 20 - 30
pengujian data (data experimentation), organi- siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan
sasi data dan formulasi kesimpulan (organizing, menggunakan model pembelajaran inkuiri
formulating and explanation), dan analisis proses terbimbing, guru, untuk melihat tingkat
inkuiri (analysis of the inquiry proces) (Joyce and keberhasilan implementasi model pembelajar-
Weil, 1992; Wena, 2013; Natalina et al., 2013). an inkuiri terbimbing untuk meningkatkan
Menurut Putra (2013) tujuan pembelajar- kompetensi siswa dalam proses pembelajaran
an dengan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi klasifikasi tumbuhan, dan teman
adalah meningkatkan keterlibatan siswa dalam sejawat, untuk melihat implementasi PTK
menemukan dan memproses bahan pelajaran- secara komprehensif, baik dilihat dari sisi
nya, mengurangi ketergantungan siswa siswa maupun guru.
terhadap guru untuk mendapatkan pelajaran- Instrumen yang digunakan dalam
nya, melatih siswa dalam menggali dan penelitian ini adalah lembar observasi yang
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber digunakan untuk mengukur sikap adalah
belajar yang tidak ada habisnya dan memberi- pengamatan sikap religius dan sikap sosial
kan pengalaman belajar seumur hidup. meliputi beriman, jujur, disiplin, kerjasama,
toleransi dan gotong royong, sedangkan
METODE lembaran observasi keterampilan siswa adalah
kegiatan praktek. Tes dilakukan untuk meng-
Jenis penelitian yang dilakukan adalah ukur kompetensi belajar siswa diberikan
penelitian tindakan kelas (classroom action setelah pembelajaran setiap pertemuannya
research), yaitu penelitian reflektif oleh pelaku yaitu berupa soal post tes dan ulangan harian
tindakan yang dilakukan oleh guru sendiri pada akhir setiap siklus. Lembar catatan
untuk memperbaiki proses pembelajaran yang lapangan ini memuat kondisi siswa pada saat
menjadi tanggung jawabnya. Menurut kegiatan belajar mengajar berlangsung dan
Arikunto (2012) dalam pelaksanaan penelitian tindakan guru dalam melaksanakan pembela-
ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan jaran.
kelas yang pelaksanaan tindakannya terdiri
atas beberapa siklus. Setiap siklus terdiri atas Analisis Data
tahap perencanaan (planning), tindakan Penilaian kompetensi sikap melalui
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi observasi, meliputi aspek beriman dan bertaq-
(reflecting). wa kepada Tuhan Yang Maha Esa, jujur,
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X disiplin, kerjasama, toleransi dan gotong
IPA 2 semester II SMA Negeri 2 XIII Koto royong. Penilaian sikap dilakukan dengan
Kampar dengan jumlah siswa 26 orang yang observasi pada saat proses pembelajaran
terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 13 berlangsung. Penilaian pengetahuan siswa
orang siswa perempuan dengan tingkat untuk menentukan penguasaan konsep siswa
kemampuan yang heterogen. Pada penelitian terhadap pembelajaran data ini diperoleh
ini peneliti sekaligus guru bidang studi biologi melalui tes tertulis. Penilaian kompetensi kete-
dan teman sejawat yang bertindak sebagai rampilan melalui penilaian praktek dan
observer guna mengamati seluruh proses penilaian produk berupa pembuatan
belajar mengajar yang berlangsung. herbarium. Penilaian dilakukan dengan mem-
Sumber data dalam penelitian ini terdiri bandingkan antara skor perolehan siswa dan
dari beberapa sumber, yaitu siswa, untuk skor maksimum (Majid & Aep, 2014).
mendapatkan data tentang kompetensi belajar
23
Pendrice, et al. / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 20 - 30
Penelitian ini dikatakan berhasil jika si sikap, pengetahuan dan keterampilan. Hal
siswa dinyatakan mengalami peningkatan ini dibuktikan oleh data yang diperoleh dari
kompetensi sikap, pengetahuan dan keteram- prasiklus, siklus I, dan siklus II selama kegiat-
pilan belajar siswa. Kompetensi pengetahuan an penelitian berlangsung. Berikut ini pemba-
(kognitif) dan keterampilan (psikomotor) hasan masing-masing aspek kompetensi
dengan nilai 2,67 dan sikap (afektif) dengan dengan penerapan model pembelajaran inkuiri
nilai predikat Baik (Permendikbud No. 104 terbimbing.
tahun 2014).
Kompetensi Sikap (Afektif)
HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai rata-rata kompetensi sikap siswa
pada prasiklus adalah 2,79 dengan predikat
Berdasarkan analisa hasil penelitian baik, pada siklus I adalah 3,15 dengan
menunjukkan, pelaksanaan pembelajaran predikat baik, sedangkan pada siklus II
dengan penerapan model pembelajaran inkuiri diperoleh nilai 3,49 dengan predikat Baik.
terbimbing di kelas X IPA 2 SMA Negeri 2 Nilai rata-rata sikap pada prasiklus, siklus I
XIII Koto Kampar dapat meningkatkan dan siklus II disajikan pada Tabel 1.
kompetensi belajar siswa baik pada kompeten-
Tabel 1. Nilai rata-rata sikap siswa pada prasiklus, siklus I dan siklus II
Rata-rata Peningkatan
No. Indikator sikap
Pra siklus Siklus I Siklus II Prasiklus ke siklus I Siklus I ke siklus II
1 Beriman 3,08 3,83 3,95 0,75 0,12
2 Jujur 2,87 3,16 3,38 0,29 0,22
3 Disiplin 2,97 3,19 3,51 0,22 0,31
4 Kerja sama 2,92 3,06 3,42 0,14 0,36
5 Toleransi 2,42 2,84 3,45 0,42 0,62
6 Gotong royong 2,46 2,84 3,20 0,38 0,36
Rata-rata 2,79 3,15 3,49 0,37 0,33
Predikat Baik Baik Baik
4.5
3.5
3
Rata-rata
2.5
1.5
0.5
0
Beriman Jujur Disiplin Kerja sama Toleransi G otong royong
Gambar 1. Perbandingan nilai rata-rata observasi sikap dari prasiklus, siklus I dan siklus II
24
Pendrice, et al. / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 20 - 30
Nilai rata-rata tertinggi adalah beriman satu sama yang lain atau menciptakan suatu
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa semangat gotong royong dan saling
disebabkan oleh siswa sudah bersungguh- ketergantungan.
sungguh dalam mengikuti pembelajaran Berdasarkan hasil observasi penilaian
dengan pendekatan inkuiri terbimbing. Siswa kompetensi sikap selama menerapkan model
juga sudah terbiasa memulai kegiatan pembelajaran inkuiri terbimbing dari prasiklus,
pembelajaran dengan mengucapkan salam, siklus I dan siklus II menunjukkan peningkat-
dan berdoa. Guru juga pada setiap pembela- an. Nilai rata-rata prasiklus 2,79 meningkat
jaran selalu berusaha mengkaitkan materi pada siklus I menjadi 3,15 dan pada siklus II
dengan menyampaikan nilai-nilai keagungan menjadi 3,49. Penerapan model pembelajaran
ciptaan Tuhan. inkuiri terbimbing pada pokok bahasan
Berdasarkan observasi sikap religius ini klasifikasi tumbuhan seluruh siswa dinyatakan
siswa sudah terbiasa melakukan berdoa tuntas untuk kompetensi nilai sikap. Hal ini
sebelum dan sesudah belajar dan mengucap- menunjukkan bahwa model inkuiri terbimbing
kan salam dan guru selalu mengkaitkan dapat meningkatkan kompetensi sikap siswa.
pembelajaran dengan kebesaran ciptaan Hal ini sesuai dengan pendapat Yuniastuti
Tuhan. Proses kemanu-siaan sesuai dengan (2013) menyatakan bahwa penerapan pembe-
agama sebenarnya adalah proses internalisasi lajaran inkuiri terbimbing juga berdampak
iman, nilai–nilai pengetahuan dan keterampil- pada kenaikan motivasi belajar biologi siswa.
an dalam konteks mengakui dan mewujudkan Selanjutnya hasil penelitian Wahyuni
nilai-nilai itu dalam amal soleh (Sukanto, (2010) menyimpulkan bahwa pembelajaran
1985; Mustari, 2014). menggunakan model pembelajaran inkuiri
Nilai rata-rata sikap sosial yang tertinggi terbimbing peserta didik menjadi aktif
adalah sikap disiplin disebabkan siswa hadir, sehingga peserta didik menjadi lebih disiplin,
mengerjakan tugas dan mengumpulkan tugas lebih teliti, rasa ingin tahu meningkat dan
tepat waktunya. Salah satu keberhasilan dari bekerjasama dengan baik. Selanjutnya
sikap disiplin adalah siswa memiliki motivasi diperkuat oleh Natalina et al. (2013) menyata-
untuk hadir tepat pada waktunya. Dirman & kan model inkuiri terbimbing dapat dijadikan
Juarsih (2014) menyatakan bahwa keteraturan salah satu alternatif model pembelajaran yang
waktu dengan disiplin, dengan adanya disiplin dapat membangun sikap ilmiah siswa.
waktu maka akan membina sikap mental yang
baik pada diri peserta didik untuk memaknai Kompetensi Pengetahuan (Kognitif)
proses belajar. Berdasarkan analisa data kompetensi
Kompetensi sikap gotong royong menun- pengetahuan jumlah siswa yang tuntas pada
jukkan nilai rata-rata terendah. Penyebab prasiklus sebanyak 18 orang dan tidak tuntas
rendahnya nilai sikap gotong royong ini sebanyak 8 sedangkan pada siklus I yang
adalah siswa tidak aktif dalam kelompok, tuntas sebanyak 22 orang dan yang tidak
tidak melakukan tugas sesuai dengan tuntas 4 orang. Pada siklus II jumlah siswa
kesepakatan bersama dan mendahulukan yang tuntas meningkat menjadi 24 orang,
kepentingan pribadi. Dalam proses pembela- sedangkan yang tidak tuntas 2 orang. Pening-
jaran siswa seharusnya membangun team katan kompetensi pengetahuan seluruh siswa
building yang baik. Dirman & Juarsih (2014) dari prasiklus hingga siklus II disajikan pada
menyatakan team building (pembentukan tim) Tabel 2.
akan membantu peserta didik menjadi terbiasa
25
Pendrice, et al. / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 20 - 30
30
25
Jumlah
20
siswa
15
10
5
0
PRASIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS II
26
Pendrice, et al. / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 20 - 30
Sedangkan Putra (2013) menyatakan proses memberikan kesempatan kepada siswa untuk
pembelajaran inkuiri dapat membentuk dan memiliki pengalaman belajar yang nyata dan
mengembangkan konsep diri siswa. Hal ini aktif, siswa dilatih bagaimana memecahkan
didukung oleh penelitian yang dilakukan masalah sekaligus membuat keputusan. Peran
Sudarman (2012) bahwa implementasi guru didalam pembelajaran inkuiri terbimbing
(penerapan) model pembelajaran inkuiri lebih sebagai fasilitator, mediator, motivator,
terbimbing lebih efektif dalam meningkatkan dan evaluator (Nur & Djirimu, 2014).
pemahaman konsep dan kinerja ilmiah
daripada penerapan pembelajaran langsung. Kompetensi Keterampilan (Psikomotorik)
Hasil penelitian yang dilakukan Natalina Hasil analisis data kompetensi keterampil-
et al. (2013) menunjukkan penerapan model an dilakukan dengan 2 penilaian keterampilan
pembelajaran inkuiri terbimbing dapat yaitu melalui keterampilan praktek dan
meningkatkan hasil belajar siswa disebabkan keterampilan produk. Hasil analisa kompeten-
strategi pembelajaran inkuiri memberikan si keterampilan secara keseluruhan menunjuk-
motivasi yang besar kepada siswa melalui kan kenaikan, dari prasiklus ke siklus I menga-
permasalahan yang dimunculkan membuat lami peningkatan 0,44, sedangkan perlakuan
siswa terlibat aktif dalam belajar dan tertarik siklus I ke siklus II juga mengalami
dalam mendalami konsep. Peningkatan hasil peningkatan sebesar 0,19. Peningkatan seluruh
belajar yang menggunakan model pembelajar- kompetensi keterampilan disajikan pada Tabel
an inkuiri terbimbing disebabkan karena 3.
model pembelajaran inkuiri terbimbing
Gambar 3. Peningkatan nilai rata-rata kompetensi keterampilan dari prasiklus, siklus I dan siklus II
27
Pendrice, et al. / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 20 - 30
28
Pendrice, et al. / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 20 - 30
29
Pendrice, et al. / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 20 - 30
3 Amlapura. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Wena, M. (2013) Strategi Pembelajaran Inovatif
IPA Indonesia, 2(1) Kontemporer. Jakarta: Bumi aksara.
Trianto (2012) Mendesian Model Pembelajaran Yuniastuti, E. (2016). Peningkatan keterampilan
Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada proses, motivasi, dan hasil belajar biologi
Media group. dengan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing
Wahyuni, E. S. (2010) Meningkatkan Hasil Belajar pada siswa kelas VII SMP Kartika V-1
Siswa Sub Materi Kingdom Plantae dengan Balikpapan. Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(1),
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing di SMP. 78-86
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 4(6), 1-12
30