MATA KULIAH SEMINAR AKUNTANSI

REVIEW JURNAL ASING

KELOMPOK :

Ivana Elvaretta Indrianto 1607532026/01 (S)

Ni Kadek Vidyamaharani 1607532035 / 03 (S)

PROGRAM S1 AKUNTANSI REGULER DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
Judul THE EFFECT OF ACCOUNTING CONSERVATISM ON THE VALUE RELEVANCE
OF
ACCOUNTING INFORMATION: EVIDENCE FROM INDONESIA
Motivasi Riset
Pertanyaan Riset
Hipotesis H1 : The value relevance of accounting information of companies with
more conservative accounting practices is higher than companies with less
conservative accounting practices.

Teknik Analisis The data analysis technique used to examine the hypothesis in this study
is the one-way anova test.

Sampel The sample consists of 111 listed companies in Indonesia, observed over
11 years, with a total of 1221 observations.

Variablel Pengukuran Variable Dependen : value relevance of accounting information is

represented by the coefficient of determination R2, by regressing stock
price (on the publication date of the financial statement) on EPS and BVPS
for each company over a period of time (2006-2016), deflated by lagged
price, to avoid problems associated with variables expressed in levels.

Variable Independen :
1. first model, ACC is the total accruals, NI is the net income, DEP is
the depreciation expense and CFO is the operating cash flows.
ACCit = (NIIT + Depit) – CFOit

2. In the second model, OACC is the operatingaccruals

(nondiscretionary), AR is the accounts receivable, I is inventory, PE
is the prepaid expenses, AP is the accounts payable and TP is the
taxes payable.
OACCit = ∆ (Arit + lit + Peit) - ∆ (APIT + TPit)

3. Finally, the third model includes NOACC which is the non-operating

accruals, in other words, discretionary accruals. To measure
conservatism, the NOACC is deflated by the total assets of the
company in each time period, and afterwards multiplied by (-1).
The value resulted measures the degree of conservatism in
company i during time period of t (CONit).
NOACCit = (ACCit – OACCit)

Hasil Analisis The hypothesis (H1) in this study, which states that the value relevance of
firms with higher degree of accounting conservatism is greater than the
value relevance of firms with lower degree of conservatism, is rejected.
This is seen from the One-way Anova test result in Table 4 which shows
thatthe P-value is 0.216 or 21.6% and the mean value relevance is highest
for the low conservatism group (0.461), followed by the group of moderate
conservatism (0.435) and lowest for the high conservatism group (0.353).
Kesimpulan 1. According to the hypothesis test results, it can be concluded that
accounting conservatism does not have significant effect on the
value relevance of accounting information in Indonesia.
2. No significant differences in explanatory power of the accounting
information such as earnings and book value were observed
among the highly conservative, moderately conservative and less
conservative group of firms.
 Review Jurnal Asing

Judul PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI PADA RELEVANSI NILAI

AKUNTANSI INFORMASI: BUKTI DARI INDONESIA
Motivasi Riset
Pertanyaan Riset
Hipotesis H1 : Relevansi nilai informasi akuntansi perusahaan dengan praktik
akuntansi yang lebih konservatif lebih tinggi daripada perusahaan dengan
praktik akuntansi yang kurang konservatif.
Teknik Analisis Metode untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah anova satu
arah (analisis varian). Alat yang digunakan adalah Statistical Package for
the Social Sciences (SPSS)
Sampel Sampel dalam penelitian ini berdasarkan metode purposive sampling dan
rumus Slovin adalah 111 perusahaan, dengan total 1221 observasi.
Variablel Pengukuran Variable Independen : Relevansi nilai informasi akuntansi diwakili oleh
koefisien determinasi R2, dengan regresi harga saham (pada tanggal
publikasi laporan keuangan) pada EPS dan BVPS untuk setiap perusahaan
selama periode waktu tertentu (2006-2016), dikurangi dengan harga
lagged , untuk menghindari masalah yang terkait dengan variabel yang
dinyatakan dalam level.

Variable Dependen : Nilai relevansi informasi akuntansi diukur dengan

1. Model pertama, ACC adalah total akrual, NI adalah laba bersih, DEP
adalah biaya depresiasi dan CFO adalah arus kas operasi. .
ACCit = (NIIT + Depit) – CFOit
2. Model kedua, OACC adalah operasional akrual (nondiscretionary),
AR adalah piutang dagang, I adalah persediaan, PE adalah biaya
dibayar di muka, AP adalah utang dagang dan TP adalah utang
pajak.
OACCit = ∆ (Arit + lit + Peit) - ∆ (APIT + TPit)
3. Model ketiga termasuk NOACC yang merupakan akrual yang tidak
beroperasi, dengan kata lain, akrual diskresioner. Untuk mengukur
konservatisme, NOACC dikempiskan oleh total aset perusahaan
dalam setiap periode waktu, dan kemudian dikalikan dengan (-1).
Nilai yang dihasilkan mengukur tingkat konservatisme di
perusahaan i selama periode t (CONit).
NOACCit = (ACCit – OACCit)

Hasil Analisis Hipotesis (H1) dalam penelitian ini, yang menyatakan bahwa relevansi nilai
perusahaan dengan tingkat konservatisme akuntansi yang lebih tinggi lebih
besar daripada relevansi nilai perusahaan dengan tingkat konservatisme
yang lebih rendah, ditolak. Ini terlihat dari hasil uji One-way Anova pada
Tabel 4 yang menunjukkan bahwa nilai-P adalah 0,216 atau 21,6% dan
relevansi nilai rata-rata tertinggi untuk kelompok konservatisme rendah
(0,461), diikuti oleh kelompok konservatisme moderat (0,435) ) dan
terendah untuk kelompok konservatisme tinggi (0,353).
Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa
konservatisme akuntansi tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap nilai relevansi informasi akuntansi di Indonesia.
2. Tidak ada perbedaan signifikan dalam kekuatan penjelas dari
informasi akuntansi seperti pendapatan dan nilai buku yang
diamati antara kelompok perusahaan yang sangat konservatif,
cukup konservatif dan kurang konservatif.