antibiotik

1. BATAS KEAMANAN OBAT ATAU WINDOW OF THERAPY DITENTUKAN OLEH FAKTOR BERIKUT:
1. DURATION OF ACTION
2. MINIMUM TOXIC CONCENTRATION (MTC)
3. PEAK CONCENTRATION
4. MINIMUM EFFECTIVE CONCENTRATION (MEC)
2. ANTIBIOTIK GOLONGAN AMINOGLIKOSIDA DAPAT MENYEBABKAN EFEK TOKSIK BERIKUT:
1. OTOTOKSISITAS
2. IRITASI LAMBUNG
3. NEFROTOKSISITAS
4. MUAL
1. OTOTOKSISITAS ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA BERSIFAT:
1. REVERSIBEL
2. SELEKTIF
3. IREVERSIBEL
4. TIDAK TERGANTUNG DOSIS
5. DAPAT DIMINIMALISIR DENGAN PEMBERIAN PARENTERAL DOSIS TINGGI
2. KARAKTERISTIK EFEK NEFROTOKSISITAS ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA DAPAT BERUPA GEJALA
BERIKUT:
1. PROTENIURIA
2. IRITASI LAMBUNG
3. PENURUNAN GLOMERULAR FILTRATION RATE
4. MUAL

1. TOKSISITAS AMINOGLIKOSIDA AKAN MENINGKAT PADA PASIEN DENGAN KONDISI BERIKUT:

1. USIA LANJUT
2. DIABETES MELLITUS
3. PENYAKIT HATI
4. SEPTIC SHOCK
2. AMINOGLIKOSIDA BERIKUT SANGAT TOKSIK PADA PEMBERIAN SISTEMIK:
1. NEOMISIN
2. STREPTOMISIN
3. GENTAMISIN
4. TOBRAMISIN
5. SISOMISIN
3. RESIKO NEFROTOKSISITAS AMINOOGLIKOSIDA AKAN MENINGKAT PADA PEMBERIAN BERSAMA:

1. AMFOTERISIN B

2. VANKOMISIN

3. ACE INHIBITOR

4. CISPLATIN

metanol

1. ASIDOSIS METABOLIK KARENA KERACUNAN METANOL DAPAT DIATASI DENGAN PEMBERIAN

ANTIDOTUM:

5. ETHYLENE GLYCOLE

6. OMEPRAZOLE

7. CO2

8. NaHCO3
 9. C2H5OH

2 BERIKUT INI ADALAH EFEK TOKSIK YANG TIMBUL AKIBAT KERACUNAN METHANOL:

10. DEPRESI SUSUNAN SARAF PUSAT

11. ASIDOSIS METABOLIK

12. KOMA

13. KEBUTAAN

3 DERIVAT ALKOHOL BERIKUT INI TIDAK DIPERUNTUKKAN UNTUK PRODUK MINUMAN:

14. ETIL ALKOHOL

15. ETANOL

16. CH3CH2OH

17. METANOL

18. C2H5OH

4. KERACUNAN METHANOL DAPAT DIBERIKAN ANTIDOTUM BERIKUT:

1. FOMEPIZOLE

2. ETHYLENE GLYCOLE

3. ETHANOL

4. METHYLENE GLYCOLE

1. ENZIM BERIKUT INI BERPERAN PENTING DALAM METABOLISME METANOL MENJADI FORMAT:

1. TDH

2. ADH

3. MDH

4. FDH

2. ENZIM BERIKUT INI BERPERAN PENTING DALAM METABOLISME ETANOL MENJADI ASETAT:

1. NADH

2. ALCOHOL DEHYDROGENASE

3. NADPH

4. ACETALDEHYDE DEHYDROGENASE
CARCINOGEN

1. SENYAWA BERIKUT INI BERSIFAT CARCINOGEN:

1. NICOTINE-DERIVED NITROSAMINOKETONE (NNK)

2. AFLATOXIN B1

3. 2-AMINONAPHTHALENE

4. BENZOPYRENE

2. BENZOPYRENE BERASAL DARI SUMBER BERIKUT:

1. TEMBAKAU

2. ASAP TEMBAKAU

3. KACANG

4. ZAT PEWARNA

5. JAGUNG

3. AKTIVITAS CARCINOGEN BENZOPYRENE DENGAN MEKANISME AKSI BERIKUT:

1. AKTIVASI METABOLIK DENGAN MEMBENTUK DNA ADDUCTS

2. PENGLEPASAN GSH

3. AKTIVITAS METABOLIK DENGAN MEMBENTUJK REACTIVE OXYGEN SPECIES (ROS)

4. MENGAKTIFKAN ISOFORM PKC

4. DEPLESI GLUTATHION (GSH) DAPAT DISEBABKAN OLEH SENYAWA BERIKUT:

1. NICOTINE-DERIVED NITROSAMINOKETONE (NNK)

2. AFLATOXIN B1

3. ETHANOL

4. BENZOPYRENE

5. JELASKAN SECARA SKEMATIS TERBENTUKNYA SEL KANKER(CRCINOGENESIS) DIMULAI DARI

TERPAPARNYA SUBYEK OLEH CARCINOGEN (GENOTOXIC) SAMPAI TERBENTUKNYA METASTASIS SEL
KANKER.

6. JELASKAN MENGAPA “PASSIVE SMOKER” DAPAT TERSERANG PENYAKIT KANKER PARU.

7. PADA PAPARAN CEMARAN LINGKUNGAN DENGAN DOSIS DI BAWAH LOAEL DAPAT DIOBSERVASI
HAL BERIKUT:

1. TIDAK ADA ADVERSE EFFECT YANG DIOBSERVASI

2. LOAEL SECARA TEORITIS DIPEROLEH DARI HASIL UJI PADA MANUSIA

3. DOSIS DIBERIKAN BERDASARKAN TINGGI BADAN

4. DI ATAS LOAEL SLOPE KURVA DIEKSTRAPOLASIKAN MENINGKAT TAJAM

5. HASIL UJI PADA HEWAN INI TIDAK DAPAT DIEKSTRAPOLASIKAN PADA MANUSIA
8. LOAEL DAN NOAEL UMUMNYA DIGUNAKAN UNTUK MEMPERKIRAKAN ADVERSE
EFFECT DARI SENYAWA BERIKUT:
1. PAPARAN SENYAWA OLEH LINGKUNGAN

2. KOSMETIK

3. HEALTH SUPPLEMENT

4. OBAT

9. THE INTERNATIONAL AGENCY FOR RESEARCH ON CANCER (IARC) MENGKLASIFIKASIKAN SENYAWA

BERDASARKAN RISIKO EFEK CARCINOGENIC:

1. GROUP 1: CARCINOGEN

2. GROUP 2A: MUNGKIN CARCINOGEN

3. GROUP 2B: MEMUNGKINKAN SEBAGAI CARCINOGEN

4. GROUP 3: PERAN NYA SEBAGAI CARCINOGEN BELUM JELAS KARENA KURANG

DATA PENDUKUNG

5. GROUP 4: BUKAN CARCINOGEN

10. MENURUT THE INTERNATIONAL AGENCY FOR RESEARCH ON CANCER (IARC) SENYAWA YANG
TERGOLONG DALAM GROUP 4 ADALAH:

1. BUKAN CARCINOGEN

2. CARCINOGEN

3. MUNGKIN CARCINOGEN

4. MEMUNGKINKAN SEBAGAI CARCINOGEN

5. PERANANNYA SEBAGAI CARCINOGEN BELUM JELAS KARENA KURANG DATA

PENDUKUNG

11. PROSES BERIKUT INI BERSIFAT MENGURANGI RISIKO PEMBENTUKAN SEL KANKER:

1. DNA REPAIR

2. METABOLIC DETOXIFICATION

3. CELL DEATH

4. METABOLIC ACTIVATION

12. PROSES BERIKUT INI BERSIFAT MEMICU PEMBENTUKAN SEL KANKER:

1. DNA ADDUCT FORMATION

2. MUTATION

3. CLONAL EXPANSION

4. ANGIOGENESIS AND INVASION

1. TAHAPAN PROSES BERIKUT TERMASUK DALAM INISIASI CARCINOGENESIS:
1. CARCINOGEN EXPOSURE
2. ABSORPTION
3. METABOLIC ACTIVATION
4. DNA ADDUCT FORMATION

2. TAHAPAN PROSES BERIKUT TERMASUK DALAM PROMOSI CARCINOGENESIS:

1. CLONAL EXPANSION
2. ANGIOGENESIS AND INVASION
3. METASTASIS
4. DNA REPAIR

1. KUMULASI PENCEMARAN MERCURY AKHIRNYA AKAN BERAKUMULASI PADA SUMBER MAKANAN

DI LAUT DALAM BENTUK:

A. Hgo

B. Hg2+

C. MeHg+

D. MeHg2+

E. MeHg0

2. SENYAWA YANG BERASAL SECARA POTENSIAL DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI CHEMOPREVENTIVE

KANKER PARU:

A. CATECHIN

B. CURCUMIN

C. CHLOROPHYLIN

D. OLTIPRAZ

E. VITAMIN E

3. SENYAWA YANG BERASAL SECARA POTENSIAL DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI CHEMOPREVENTIVE

KANKER COLO-RECTAL:

A. CATECHIN

B. CURCUMIN

C. CHLOROPHYLIN

D. OLTIPRAZ

E. VITAMIN E
4. SENYAWA YANG BERASAL SECARA POTENSIAL DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI CHEMOPREVENTIVE
KANKER LIVER:

A. CATECHIN

B. CURCUMIN

C. CHLOROPHYLIN

D. OLTIPRAZ

E. VITAMIN E

5. SAAT INI BELUM ADA OBAT YANG DISETUJUI SEBAGAI CHEMOPREVENTION ENVIROMENTAL
CARCINOGENESIS, KECUALI UNTUK PENCEGAHAN KARENA ESTROGEN ENDOGENOUS:

A. VAKSIN HEPATITIS B

B. RALOXIFENE

C. VAKSIN HUMAN PAPILLOMA VIRUS

D. TAMOXIFEN

6. SAAT INI BELUM ADA OBAT YANG DISETUJUI SEBAGAI CHEMOPREVENTION ENVIROMENTAL
CARCINOGENESIS, KECUALI UNTUK PENCEGAHAN KARENA VIRUS:

A. VAKSIN HEPATITIS B

B. RALOXIFEN

C. VAKSIN HUMAN PAPILLOMA VIRUS

D. TAMOXIFEN

7. BERIKUT INI ADALAH FAKTA BERKAITAN DENGAN KERACUNAN TIMBAL (Pb):

A. MENGHAMBAT PEMBENTUKAN HEME

B. MENYEBABKAN HYPOCHROMIC MICROCYTIC ANEMIA

C. UMUR ERITROSIT MENJADI LEBIH PENDEK

D. DAPAT DIATASI DENGAN TERAPI KELASI

8. LOGAM BERAT BERIKUT INI SERING KALI SEBAGAI PENCEMAR LINGKUNGAN YANG BERBAHAYA
BAGI MANUSIA:

A. As

B. Pb

C. Hg

D. Cd
9. CEMARAN LOGAM BERAT BERIKUT INI DALAM JUMLAH TERTENTU TIDAK BOLEH MENCEMARI
PRODUK KESEHATAN BERIKUT:

A. OBAT TRADISIONAL SEDIAAN LUAR

B. OBAT TRADISIONAL SEDIAAN DALAM

C. KOSMETIK

D. PRODUK KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)

10. CEMARAN LOGAM BERAT BERIKUT INI BERSIFAT KARSINOGENIK YANG TERMASUK DALAM GROUP
1:

A. As

B. Pb

C. Hg

D. Fe

E. Co

11. KERACUNAN LOGAM BERAT SEPERTI TEMBAGA, MERKURI, SENG DAN TIMBAL DAPAT DIATASI
DENGAN PEMBERIAN KELAT BERIKUT INI KARENA AKAN MENINGKATKAN EKSKRESI LOGAM BERAT
INI DALAM URIN:

A. DEFROXAMINE

B. DEFERIPRONE

C. DEFERASIROX

D. PENICILLAMINE

E. PENICILLINE

12. BERIKUT INI KARAKTERISTIK DARI DEFERASIROX:

A. MERUPAKAN IRON CHELATOR

B. DIBERIKAN SECARA ORAL

C. DIINDIKASIKAN UNTUK CHRONIC IRON OVERLOAD

D. PADA PENDERITA THALASEMIA YANG MENDAPATKAN TRANSFUSI DARAH SECARA

TERATUR

13. CHRONIC IRON OVERLOAD PADA PENDERITA THALASSEMIA YANG MENDAPAT TREATMENT
TRANSFUSI DARAH SECARA TERATUR DAPAT DIATASI DENGAN PEMBERIAN IRON CHELATOR
BERIKUT:

A. DEFROXAMINE

B. DEFERIPRONE

C. DEFERASIROX
 D. PENICILLAMINE

14. REAKSI METABOLISME ARSENIK MENUNJUKKAN BEBERAPA FAKTA BERIKUT:

A. HASIL AKHIRNYA TERBENTUK PENTAVALENT METHYLATED ARSEN

B. REAKSI METABOLISME ARSEN SERIAL INI MERUPAKAN DETOXIFICATION

PATHWAY

C. PENTAVALENT METHYLATED ARSEN INI BERSIFAT KURANG TOKSIK

D. REAKSI INI MERUPAKAN REAKSI REDUKSI

15. REAKSI KERACUNAN MERCURY DAPAT MENYEBABKAN EFEK TOKSIK PADA BERBAGAI ORGAN
DENGAN EFEK BERIKUT:

A. PNEUMONITIS

B. TREMOR

C. GINGIVITIS

D. NEPHROTIC SYNDROME

ANTIDOTUM

1. JELASKAN ENZYME YANG BERPERAN UNTUK MENGURANGI HEPATOKSISITAS PARASETAMOL

HEPATOKSISITAS PARASETAMOL DAPAT DIKURANGI DENGAN PEMBERIAN:

1. MERCAPTURATE CONYUGATES
2. ACETYLCYSTEINE
3. CYSTEINE CONYUGATE
4. GLUTATHIONE
2. JELASKAN ENZYME YANG BERPERAN DALAM PEMBENTUKAN METABOLIT PARASETAMOL YANG
DAPAT MENYEBABKAN HEPATOKSISITAS

1. MERCAPTURATE CONYUGATES

2. CYSTEIN CONJUGATE

3. GLUTATHIONE

4. N-ALPHA-P-BENZOQUINONE IMINE

5. N-ACETYL-P-BENZOQUINONE IMINE

1. N-ACETYL-P-BENZOQUINONE IMINE (NAPQI) MERUPAKAN METABOLIT

PARASETAMOL YANG BERSIFAT HEPATOTOKSIK SEBAB PARASETAMOL
DIINAKTIVASI OLEH GLUTATHIONE
Jwab : benar
1. PASIEN YANG MENGALAMI KERACUNAN ARSENAT DAPAT DIOBATI DENGAN PEMBERIAN
ANTIDOTUM BERIKUT:
A. DEFERASIROX
B. DIMERCAPROL (BAL)
C. DEFERIPRONE
D. EDTA
E. VITAMIN K (PHYTONADIONE)
2
2. PASIEN YANG MENGALAMI KERACUNAN COUMARINE DAPAT DIOBATI DENGAN PEMBERIAN
ANTIDOTUM BERIKUT:

A. DEFERASIROX

B. DEFEROXAMINE

C. DEFERIPRONE

D. EDTA

E. VITAMIN K2 (PHYTONADIONE)

3. PASIEN YANG MENGALAMI KERACUNAN ZAT BESI (Fe) DAPAT DIOBATI DENGAN PEMBERIAN
ANTIDOTUM BERIKUT:

A. DEFERASIROX

B. DEFEROXAMINE

C. DEFERIPRONE

D. EDTA

4. PASIEN YANG MENGALAMI KERACUNAN KARBONMONOKSIDA (CO) DAPAT DIOBATI DENGAN

PEMBERIAN ANTIDOTUM BERIKUT:

A. ASETILSISTEIN

B. PYRIDOXINE HCL

C. OKSIGEN HIPERBARIK

D. EDTA

E. NALOXONE HCL
5. PASIEN YANG MENGALAMI KERACUNAN OPIOID DAPAT DIOBATI DENGAN PEMBERIAN
ANTIDOTUM BERIKUT:

A. ASETILSISTEIN

B. PYRIDOXINE HCL

C. GLUTATION

D. EDTA

E. NALOXONE HCL

6. PASIEN YANG MENGALAMI KERACUNAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAPAT DIOBATI DENGAN
PEMBERIAN ANTIDOTUM BERIKUT:

A. ASETILSISTEIN

B. PYRIDOXINE HCL

C. GLUTATION

D. EDTA

E. KALSIUM GLUKONAT

7. PASIEN YANG MENGALAMI KERACUNAN ISONIAZID SEIZURES DAPAT DIOBATI DENGAN PEMBERIAN
ANTIDOTUM BERIKUT:

A. ASETILSISTEIN

B. PYRIDOXINE HCL

C. GLUTATION

D. EDTA

E. KALSIUM GLUKONAT

8. PASIEN YANG MENGALAMI KERACUNAN PARASETAMOL DAPAT DIOBATI DENGAN PEMBERIAN

ANTIDOTUM BERIKUT:

A. ASETILSISTEIN

B. ATROPIN SULFAT

C. GLUTATION

D. EDTA

9. PASIEN YANG MENGALAMI KERACUNAN PESTISIDA KARBAMAT ATAU SENYAWA ORGANIKFOSFAT

DAPAT DIOBATI DENGAN PEMBERIAN ANTIDOTUM BERIKUT:

A. ASETILSISTEIN

B. ATROPIN SULFAT

C. GLUTATION

D. EDTA

E. KALSIUM GLUKONAT
10. TINDAKAN HEMODIALISIS DAPAT DILAKUKAN APABILA PASIEN MENGALAMI KERACUNAN OBAT
BERIKUT:

A. SALISILAT

B. METANOL

C. KARBAMAZEPIN

D. ASAM VALPROAT

1. TINDAKAN YANG DAPAT DILAKUKAN APABILA TERJADI KERACUNAN SECARA ORAL PADA TAHAP
PRE – ABSORPSI ADALAH:

1. LAKUKAN BILAS LAMBUNG

2. MERANGSANG PASIEN AGAR MUNTAH ATAU DIBERIKAN OBAT MUNTAH

3. BERIKAN SENYAWA ADSORBEN

4. BILA PERLU DIBERIKAN SENYAWA ABSORBEN

2. TINDAKAN YANG DAPAT DILAKUKAN APABILA TERJADI KERACUNAN SECARA ORAL PADA TAHAP
PASCA – ABSORPSI ADALAH:

1. MEMPERCEPAT ELIMINASI OBAT

2. MANIPULASI PH URIN

3. HEMODIALISIS

4. BERIKAN ABSORBEN

3. ASIDOSIS METABOLIK KARENA KERACUNAN METANOL DAPAT DIATASI DENGAN PEMBERIAN

ANTIDOTUM:

1. ETHYLENE GLYCOLE

2. OMEPRAZOLE

3. CO2

4. NaHCO3

5. C2H5OH

4. BERIKUT INI ADALAH EFEK TOKSIK YANG TIMBUL AKIBAT KERACUNAN METHANOL:

1. DEPRESI SUSUNAN SARAF PUSAT

2. ASIDOSIS METABOLIK

3. KOMA

4. KEBUTAAN
5. DERIVAT ALKOHOL BERIKUT INI TIDAK DIPERUNTUKKAN UNTUK PRODUK MINUMAN:

1. ETIL ALKOHOL

2. ETANOL

3. CH3CH2OH

4. METANOL

5. C2H5OH

6. KERACUNAN METHANOL DAPAT DIBERIKAN ANTIDOTUM BERIKUT:

1. FOMEPIZOLE

2. ETHYLENE GLYCOLE

3. ETHANOL

4. METHYLENE GLYCOLE

7. ENZIM BERIKUT INI BERPERAN PENTING DALAM METABOLISME METANOL MENJADI FORMAT:

1. TDH

2. ADH

3. MDH

4. FDH

8. ENZIM BERIKUT INI BERPERAN PENTING DALAM METABOLISME ETANOL MENJADI ASETAT:

1. NADH

2. ALCOHOL DEHYDROGENASE

3. NADPH

4. ACETALDEHYDE DEHYDROGENASE
9. SEORANG PASIEN WANITA, USIA 27 TAHUN DIBAWA KE UGD DENGAN KONDISI TIDAK SADAR,
DEPRESI PERNAFASAN, HIPOTERMI DAN MIOSIS. PASIEN DIDIAGNOSIS KERACUNAN NARKOTIK
JENIS MORFIN. DOKTER UGD INGIN MEMBERIKAN ANTIDOTUM UNTUK MENANGANI PASIEN
TERSEBUT. ANTIDOTUM APA YANG ANDA SEBAGAI APOTEKER RUMAH SAKIT REKOMENDASIKAN
UNTUK MENGATASI PASIEN WANITA TERSEBUT?

1. ATROPIN

2. DEFERIPRONE

3. ASETILSISTEIN

4. EDTA

5. NALOKSON

10. ENZIM BERIKUT INI BERPERAN PENTING DALAM METABOLISME METANOL MENJADI FORMAT:

1. TDH

2. ADH

3. MDH

4. FDH

11. ENZIM BERIKUT INI BERPERAN PENTING DALAM METABOLISME ETANOL MENJADI ASETAT:

1. NADH

2. ALCOHOL DEHYDROGENASE

3. NADPH

4. ACETALDEHYDE DEHYDROGENASE