Sie sind auf Seite 1von 10

Qanun Medika vol.I no.

2 | Juli 2017

Laporan Hasil Penelitian


PENGARUH PEMBERIAN ALGA COKLAT (Sargassum sp.) TERHADAP
ENZIM KATALASE KELENJAR SUBMANDIBULARIS TIKUS RATTUS
NOVERGICUS STRAIN WISTAR AKIBAT IRADIASI LINEAR ENERGY
TRANSFER (LET) RENDAH

Sarianoferni1, Dwi Agnes Vivi Paramita2, Dian Mulawarmanti3


1)
Departement Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah
2)
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah
3)
Laboratorium Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah

Submitted : March 2017 | Accepted : June 2017 | Published : July 2017

ABSTRACT
Intraoral radiography uses lower LET (Linear Energy Transfer), that penetrate
submandibular salivary gland and as the negative effect it may decreases the catalase enzyme
activity. Brown algae (Sargassum sp.) has a flavonoid antioxidant, polysaccharides such as
Fucoidan and alginate (Na-alginate) which could be used for immunomodulator, antioxidative
and activation of immune modulator. This study purpose is to measure effectiveness of brown
algae (Sargassum sp.) on catalase enzyme activity in Rattus novergicus strain Wistar
submandibular salivary gland with irradiation low LET. 28 samples of Rattus novergicus strain
Wistar, weight 200gr, age 2-3 months, gender male, sample divided into 4 groups: K1 (control
with brown algae dosage 0,018mg/kgbw), K2 (use brown algae and irradiation 4 times), K3
(use brown algae and irradiation 8 times) and K4 (use brown algae and irradiation 14 times).
Brown algae was given 7 days before irradiation on day 8, and the submandibular salivary
gland were taken after euthanasia. We measured the catalase enzyme activity and analyzed
using spectrophotometer with 240 λ. The catalase enzyme activity was increased;
0.2586±0.1050 (K1), 0.2595±0,0630 (K2), 0.3252±0,1663 (K3), 0.3668±0.0852 (K4) although
there were no significant differences on catalase enzyme activity in each group. Brown algae
dosage 0,018mg/kgbw could not increase catalase enzyme activity on Rattus Novergicus strain
Wistar.

Keywords : Brown algae, catalase enzyme, irradiation, low LET


Correspondence : sarianoferni@gmail.com

ABSTRAK
Radiografi intraoral menggunakan radiasi dengan LET (Linear Energy Transfer) rendah
serta dapat mengenai kelenjar saliva submandibularis. Radiografi mempunyai dampak negatif
bagi tubuh, yaitu menurunkan aktivitas enzim katalase. Alga Coklat (Sargassum sp) mengandung
antioksidan flavonoid dan polisakarida seperti Fucoidan dan alginat (Na-alginat) yang dapat
digunakan sebagai imunomodulator, antioksidatif dan aktivasi modulasi imun. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Alga Coklat terhadap aktivitas enzim katalase
kelenjar submandibularis Rattus novergicus strain Wistar yang diiradiasi dengan LET rendah.
Sampel 28 tikus Rattus novergicus strain Wistar, BB ± 200 gram, usia 2-3 bulan, jenis kelamin
jantan, sampel dibagi 4 kelompok, K1 (kontrol diberi Alga Coklat dosis 0,018mg/kgBB), K2
(diberi Alga Coklat dan diiradiasi 4 kali), K3 (diberi Alga Coklat dan diiradiasi 8 kali), dan K4
(diberi Alga Coklat dan diiradiasi 14 kali). Alga Coklat diberi selama 7 hari sebelum dilakukan

1
Qanun Medika vol.I no.2 | Juli 2017

iradiasi pada hari ke-8, kemudian dilakukan euthanasia dan pengambilan kelenjar
submandibularis selanjutnya spesimen dilakukan pengukuran aktivitas enzim katalase dengan
menggunakan spektrofotometer dengan λ240. Aktivitas enzim katalase mengalami peningkatan
berturut-turut yaitu 0,2586 ± 0,1050 (K1), 0,2595 ± 0,0630 (K2), 0,3252 ± 0,1663 (K3), 0,3668
± 0,0852 (K4) namun tidak terdapat perbedaan aktivitas enzim katalase yang bermakna atau
signifikan antar kelompok pada kelenjar submandibularis Rattus norvegicus strain wistar.
Pemberian Alga Coklat (Sargassum sp) dengan dosis 0,018mg/kgBB tidak mampu meningkatkan
aktivitas enzim katalase tikus Rattus novergicus strain Wistar.

Kata Kunci : Alga Coklat, enzim katalase, iradiasi, LET rendah.


Korespondensi : sarianoferni@gmail.com

PENDAHULUAN (White Stuart C, 2014; Edward C, 1990;


Sudiana IK, 2005).
Pemeriksaan radiografi mempunyai
Radiografi selain memiliki manfaat
peranan yang sangat penting pada bidang
tetapi juga memberikan dampak
kedokteran gigi agar perawatan yang
negatif bagi tubuh manusia, karena tubuh
dilakukan mencapai hasil optimal. Teknik
tidak sepenuhnya dapat dilindungi dari
radiografi intraoral menggunakan sinar x
bahaya radiasi. Salah satunya adalah
sebagai sumber energinya penggunaan
kelenjar submandibularis. Kelenjar
sinar x di bidang kesehatan biasa
submandibularis merupakan kelenjar
digunakan sebagai radiodiagnosis maupun
saliva terbesar kedua setelah kelenjar
radioterapi. Dosis radiasi efektif yang
parotis yang memproduksi sekret mukoid
digunakan pada radiografi periapical
maupun serosa. Paparan radiasi ionisasi
umumnya sebesar 0,002mSv, sedangkan
pada kelenjar submandibularis akan
dosis panoramik sebesar 0,09mSv sehingga
menyebabkan fungsi kelenjar saliva
jika dilakukan 14x iradiasi periapical sama
menjadi terganggu (Tamin S & Yassi D.,
dengan 1 kali iradiasi panoramik. Radiasi
2012; Kontis TC, 2001). Sarianoferni pada
sinar x merupakan iradiasi dengan LET
tahun 2009 membuktikan bahwa radiasi
(Linear Energy Transfer) rendah (Wall,
ionisasi sinar photon dan elektron dengan
1997; White Stuart C., 2014).
dosis tinggi meningkatkan terjadinya
Linear Energy Transfer (LET) adalah
apoptosis pada sel-sel asini kelenjar
jumlah perpindahan energi dari partikel ke
submandibularis dan menyebabkan
jaringan dan melepaskan energi kinetik
penurunan sekresi saliva.
setiap mengionisasi. Perpindahan energi
Dampak negatif dari radiasi ionisasi
linear mempengaruhi jumlah kerusakan
yaitu menyebabkan efek biologis pada sel
biologi yang terbentuk pada sistem hidup
tubuh yang masih hidup karena energi
melalui radiasi ionisasi. Bila sejumlah
radiasi akan diserap sebagian oleh tubuh
energi radiasi ionisasi dipindahkan ke
(Barunawaty, 2009). Efek biologi yang
atom dan molekul yang membentuk
ditimbulkan oleh radiasi radiografi
jaringan tubuh manusia, struktur molekul
periapikal terhadap sel dapat melalui efek
jaringan tersebut akan terganggu sehingga
langsung dan tidak langsung. Efek
sangat penting untuk mempertahankan
langsung yaitu sinar x langsung mengenai
fungsi selular sel yang teradiasi. Bila
inti sel dan menyebabkan kerusakan DNA.
kerusakan ini tidak diperbaiki dengan
Sedangkan efek tidak langsung yaitu
enzim perbaikan sel, sel kehilangan
melalui pembentukan radikal bebas yang
fungsinya (abnormal) atau bahkan mati
dihasilkan oleh ionisasi molekul air

2
Qanun Medika vol.I no.2 | Juli 2017

(Whaites E, 2013; Frommer H, 2011). menjadi golongan enzimatik dan non


Radikal bebas dapat menimbulkan enzimatik. Salah satu yang termasuk
kerusakan sel dan komponen sel seperti antioksidan enzimatik adalah enzim
lipid, protein, DNA, mutasi dan bersifat katalase. Enzim katalase di produksi dalam
karsinogenik (Astuti, 2008; BATAN, sel berfungsi sebagai katalisator dismutasi
2011). hidrogen peroksida menjadi air dan
Radikal bebas sangat berbahaya oksigen pada mekanisme pertahanan
karena bersifat tidak stabil dan menjadi terhadap paparan radikal bebas (Kohen
sangat reaktif dalam upaya mendapatkan 2002; Hidayat, 2014). Selain itu enzim
pasangan elektronnya sehingga katalase digunakan sebagai salah satu
menyebabkan terbentuknya radikal baru parameter peningkatan ROS (Reactive
(Winarsih, 2017; Suryohudoyo, 2000). Oxygen Species), semakin rendah aktivitas
Pembentukan radikal baru ini akan katalase maka semakin tinggi aktivitas
menimbulkan kerusakan berbagai ROS (Yustini dkk, 2009).
komponen sel tubuh seperti DNA, dan juga Enzim-enzim yang berfungsi
dapat menyebabkan terjadinya peroksidasi sebagai antioksidan endogen aktivitasnya
lipid (Tamin, 2011). Akumulasi radikal dapat menurun pada keadaan patologik
bebas yang berlebihan dalam jaringan akan yang timbul akibat terbentuknya
menimbulkan reaksi metabolic yang radikal bebas dalam jumlah berlebihan.
menggunakan oksigen dan Oleh karena itu, jika terjadi peningkatan
mengakibatkan gangguan keseimbangan radikal bebas dalam tubuh, dibutuhkan
antara oksidan dan antioksidan sel, antioksidan eksogen (berasal dari makanan
keadaan ini disebut stres oksidatif yang dikonsumsi) dalam jumlah yang
(Suarsana IN, 2013; Alatas, 2010). lebih banyak untuk mengeliminir dan
Stres oksidatif dapat menyebabkan menetralisir e f e k radikal b ebas
kerusakan sel dan merupakan dasar ( As t ut i , 2 00 8; Ca h ya ni , 2 01 5) .
patogenesis bagi proses penyakit Salah satu jenis sumber alam yang dapat
kardiovaskuler, penyakit pulmoner, digunakan sebagai antioksidan alami
penyakit autoimmun, keganasan, gangguan adalah Alga coklat. Keberadaan alga
metabolik dan penuaan (Halliwell & coklat di perairan Indonesia sangat
Gutteridge, 2015; Kevin dkk, 2006; Valko melimpah sekitar 134 jenis alga coklat
dkk, 2007). Stres oksidatif tetapi pemanfaatannya kurang optimal
menggambarkan banyaknya Reactive (Lestario, 2008; Yunizal, 1999). Alga
Oxygen Species (ROS) pada proses coklat (Sargassum sp) mampu mensintesis
oksidasi, sehingga menyebabkan gagalnya fucoidan yang memiliki beberapa khasiat
pertahanan kapasitas antioksidan tubuh farmakologi seperti sebagai antikoagulan,
terhadap produksi ROS yang berlebih antitrombolitik, antitumor, antivirus,
(Putri, 2009). Adanya peningkatan stress imunomodulator, antioksidan, dan anti
oksidatif berdampak negative pada antikomplemen (Duarte, 2001). Lailiyah
beberapa komponen penyusun membran dkk tahun 2014 menyebutkan bahwa alga
sel, yaitu kerusakan pada lipid membran coklat (Sargassum cristaefolium) memiliki
membentuk malondialdehida (MDA), kandungan antioksidan tinggi sehingga
kerusakan protein, karbohidrat, dan DNA dapat digunakan sebagai bahan untuk
(Alatas, 2010; Kevin, 2006). menetralkan radikal bebas yang
Antioksidan sebagai pelindung disebabkan oleh paparan ionisasi
terhadap stress oksidatif dapat digolongkan radiografi. Senyawa antioksidan alami

3
Qanun Medika vol.I no.2 | Juli 2017

tumbuhan umumnya adalah senyawa Sargassum Sp. dengan dosis 0,018


fenolik yang dapat berupa golongan mg/grBB/hari d i b e r i k a n s el ama 7, 14
flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, dan 21 hari dapat meningkatkan kuantitas
dan asam-asam organik polifungsional. angiogenesis pada penyembuhan ulkus
Komponen ini mampu menghambat reaksi traumatikus. Berdasarkan penelitian Firly
oksidasi dan menangkap radikal bebas, Waliani R dkk tahun 2015 tentang
hal ini dikarenakan adanya gugus hidroksil pengaruh ekstrak Sargassum sp. terhadap
pada struktur kimianya (Lailiyah dkk, jumlah eritrosit, menyebutkan ekstrak
2014; Parwata, 2009). Sargassum sp. Terbukti ma mpu
Beberapa penelitian yang telah meningkatkan ketahanan tubuh, karena
dilakukan sebelumnya, diantaranya senyawa fucoidan yang terkandung dalam
penelitian yang dilakukan oleh Hijaz ekstrak Sargassum sp. berfungsi
tahun 2008 meneliti pemanfaatan alga meningkatkan sel imun dengan
sebagai antioksidan, alga coklat jenis merangsang produksi sel imun (Rahma,
Padina antillarium menghasilkan ekstrak 2015; Castro, 2006).
fukoidan dengan metode DPPH Berdasarkan latar belakang diatas,
(difenilpikril hidrazil). Lestario dkk, peneliti ingin mengetahui pengaruh Alga
(2008) meneliti alga hijau memiliki Coklat (Sargassum sp.) terhadap aktivitas
aktivitas antioksidan kurang dari 20% enzim katalase kelenjar
dan alga coklat dari spesies Hijikia submandibularis tikus Rattus norvegicus
fusiformis memiliki aktivitas antioksidan strain wistar akibat iradiasi LET (Linear
sampai 65%, yang berarti dari beberapa Energy Transfer) rendah.
jenis alga yang sudah diteliti alga coklat
memiliki aktivitas antioksidan paling METODE PENELITIAN
tinggi. Putri (2016) menyebutkan bahwa Penelitian ini menggunakan metode
iradiasi LET (Linear Energy Transfer) post-test kelompok kontrol dengan
rendah yaitu iradiasi sinar-x pada menggunakan tikus wistar jantan yang
radiografi intra oral sebanyak 4 kali, 8 dibagi dalam 4 kelompok yakni K1 adalah
kali dan 14 kali iradiasi menurunkan kelompok kontrol, K2, K3 dan K4 adalah
aktivitas enzim katalase pada kelenjar kelompok yang diberi Sargassum sp. Dosis
submandibularis Rattus norvegicus strain setiap kelompok adalah
Wistar. Jumlah iradiasi yang diberikan 0,018mg/grBB/hari. Pada K1 tanpa
yaitu sebanyak 4 kali dan 8 kali irradiasi, K2 diiradiasi sebanyak 4 kali, K3
berdasarkan pada penelitian yang telah diiradiasi sebanyak 8 kali dan K4
dilakukan sebelumnya oleh Deny Saputra diiradiasi sebanyak 14 kali. Alat yang
pada tahun 2012 mengenai akibat dari digunakan pada penelitian ini adalah
radiasi sinar-x dental radiografik mesin dental radiography Kodak 2200
(konvensional) terhadap apoptosis dan dengan tegangan maksimum 70 kVp dan
nekrosis sel mukosa rongga mulut, serta 14 arus 7 mA, masker, hand scoon, mortar,
kali iradiasi periapikal sama dengan 1 pestle, tabung reaksi, gelas ukur,
kali iradiasi panoramic. timbangan digital, kandang, kawat untuk
Dosis 0,018 mg/grBB/hari yang fiksasi tikus, tempat makan dan minum
digunakan berdasarkan penelitian Amelia tikus, timbangan badan tikus, oral gastric
tahun 2012 tentang pengaruh ekstrak tube, alat pembedahan tikus untuk
Sargassum sp. pada ulkus traumatikus. mengambil bahan uji (scalpel, pinset,
Pada penelitian tersebut diketahui gunting bedah, kapas), tabung untuk

4
Qanun Medika vol.I no.2 | Juli 2017

sampel dan hasil uji, tabung sentrifuge,


mikropipet, tabung plastik dan Berdasarkan Tabel 1 dan Gambar 1
spektrofotometer. Bahan yang digunakan tampak adanya peningkatan aktivitas
dalam penelitian ini adalah bubuk enzim katalase pada K1, K2 dan K3.
Sargassum sp., buffer, H2O2 60 Sebelum melakukan uji hipotesis
mM, makanan dan minuman standar tikus hasil penelitian, maka dilakukan uji
rattus norvegicus strain wistar, eter, PBS normalitas menggunakan uji Shapiro-
(Phospate Buffer Saline) pH 7. Wilk. Hasil uji Shapiro-wilk menunjukkan
Langkah awal penelitian ini dimulai bahwa data terdistribusi normal dan uji
dengan 28 ekor tikus wistar jantan yang Levene statistic untuk uji homogenesitas
digunakan dibagi menjadi empat didapatkan nilai signifikansi 0,057
kelompok, masing-masing kelompok sehingga dapat disimpulkan bahwa data
menggunakan 7 ekor tikus. Semua tikus hasil penelitian homogen (p > 0,05).
akan diadaptasi dan mengalami
penyesuaian, serta dipelihara dalam Tabel 2. Hasil uji One-way Anova
kandang hewan coba selama satu minggu.
Hari ke-8 K1, K2, K3, K4 diberikan
bubuk Sargassum sesuai dengan dosis
dilarutkan dengan 2 ml akua destilata per
sonde. Perlakuan ini berlangsung selama Berdasarkan hasil uji One-way
7 hari, pada hari ke-15 kelompok K1 Anova pada tabel 2 nilai signifikansi 0,025
tanpa irradiasi, K2 diiradiasi sebanyak 4 (p<0,05), maka menunjukkan bahwa
kali, K3 diiradiasi sebanyak 8 kali dan K4 terdapat perbedaan aktivitas enzim katalase
diiradiasi sebanyak 14 kali. yang bermakna atau signifikan.
Selanjutnya, untuk mengetahui
HASIL PENELITIAN
lebih detail perbedaan aktivitas enzim
Tabel 1. Rerata dan simpangan baku aktivitas katalase pada masing-masing kelompok
enzim katalase pada kelenjar submandibularis Rattus
norvegicus strain wistar perlakuan, maka dilakukan pengujian
Bonferroni dengan signifikansi p < 0,05.

Tabel 3. Tabel hasil uji enzim katalase kelenjar


Submandibularis dengan uji Bonferroni

Data numerik yang diperoleh dari


penelitian digunakan untuk membuat
diagram batang seperti yang tersaji pada
Gambar 1 berikut :

Berdasarkan Tabel 3 dapat


disimpulkan secara statistik, bahwa tidak
terdapat perbedaan aktivitas enzim katalase
yang bermakna atau signifikan antar
kelompok pada kelenjar submandibularis
Rattus norvegicus strain wistar karena p
Gambar 1. Diagram hasil rata-rata aktivitas enzim >0,05.
katalase

5
Qanun Medika vol.I no.2 | Juli 2017

PEMBAHASAN menekan aktivitasnya. Kondisi ini


menyebabkan ketidakseimbangan produksi
Radiasi ionisasi yang digunakan
ROS (Reactive Oxygen Species) dan status
pada penelitian ini yaitu radiasi sinar-
antioksidan endogenous yang disebut
x yang memiliki panjang gelombang
dengan stress oksidatif (Winarsi, 2007;
pendek dan merupakan radiasi dengan LET
Zainuri & Wanandi, 2012).
(Linear Energy Transfer) yang rendah
Pada saat peningkatan aktivitas
(Alataz, 2010). Radiasi ionisasi apabila
radikal bebas, maka tubuh melakukan
mengenai suatu materi biologi dapat
mekanisme homeostatis dengan
menimbulkan proses ionisasi kemudian
memproduksi antioksidan endogen untuk
diikuti oleh efek biologi, dan menimbulkan
mencegah terjadinya stres oksidatif, namun
kematian sel atau DNA. Efek tidak
tubuh terkadang juga memerlukan
langsung dari radiasi ionisasi
bantuan dari asupan senyawa antioksidan
menyebabkan peningkatan jumlah radikal
eksogen (berasal dari makanan yang
bebas hasil dari proses ionisasi molekul air
dikonsumsi) dalam jumlah yang lebih
(Whaites, 2013; Frommer, 2011;
banyak untuk mengeliminir dan
Supriyadi, 2008).
menetralisir efek radikal bebas (Astuti,
Proses ionisasi yang terjadi dapat
2008; Sies & Stahl, 2001).
menimbulkan terbentuknya radikal bebas.
Berdasarkan hasil penelitian yang
Keberadaan radikal bebas yang sangat
dilakukan, menunjukkan adanya
reaktif dan tidak stabil dalam tubuh
peningkatan aktivitas enzim katalase pada
dapat mengakibatkan kerusakan seluler,
kelenjar submandibularis Rattus
jaringan dan genetik (mutasi) yaitu
norvegicus strain wistar akibat iradiasi
terjadinya terjadinya modifikasi pada
dengan LET (Linear Energy Transfer)
DNA (Whaites, 2013; Rohmatussolihat,
rendah setelah diberi Alga Coklat
2009; Pouget & Mather, 2001). Perubahan
(Sargassum sp.) dengan dosis 0,018
biokimia yang banyak diperhatikan
mg/grBB/hari, jika dibandingkan dengan
adalah kerusakan, kematian dan
kelompok kontrol yaitu kelompok tanpa
perbaikan DNA serta enzim antioksidan,
perlakuan iradiasi.
salah satunya yaitu enzim katalase.
Pada kelompok kontrol tanpa
Katalase merupakan salah satu
perlakuan iradiasi, aktivitas enzim katalase
komponen cairan tubuh yang dapat diambil
pada kelenjar submandibularis adalah
sebagai indikator biokimia sebagai respon
sebesar 0,2586 U/mg. Pada kelompok
terhadap radiasi (Supriyadi, 2008;
perlakuan 4 kali iradiasi, aktivitas enzim
Syaifudin, 2005).
katalase pada kelenjar submandibularis
Enzim katalase merupakan
mengalami peningkatan menjadi sebesar
antioksidan endogen yang bekerja secara
0,2595 U/mg. Selanjutnya terus meningkat
langsung dengan cara menangkap dan
pada kelompok perlakuan 8 kali iradiasi
menguraikan radikal bebas di dalam sel
yaitu sebesar 0,3252 U/mg. Pada kelompok
menjadi zat yang kurang reaktif yaitu
perlakuan 14 kali iradiasi terjadi
mengkatalisis substrat hidrogen
peningkatan aktivitas enzim katalase pada
peroksida (H2O2) dan peroksida
kelenjar submandibularis namun tidak
organik sehingga dapat mencegah
jauh berbeda dengan kelompok perlakuan
terjadinya peroksidasi lipid pada membran
8 kali iradiasi yaitu menjadi sebesar 0,3668
sel. Semakin tinggi terbentuknya hidrogen
U/mg.
peroksida (H2O2), kerja enzim katalase
untuk mengkatalisisnya makin berat dan

6
Qanun Medika vol.I no.2 | Juli 2017

Perubahan peningkatan aktivitas Peran alginat pada penelitian ini


enzim katalase yang tidak jauh berbeda yaitu sebagai imunostimulan dengan cara
antara kelompok perlakuan 8 kali iradiasi merangsang sistem imun (Rustikawati,
dengan kelompok perlakuan 14 kali 2012; Ivanova dkk, 1994).
iradiasi dijelaskan pada penelitian yang Ekstraks Sargassum sp. berperan
telah dilakukan sebelumnya oleh Hayati sebagai immunostimulan dengan cara
pada tahun 2011 mengenai aktivitas meningkatkan sistem pertahanan alami
superoksida dismutase, katalase dan kadar tubuh yang ditandai dengan peningkatan
malondialdehida kelenjar submandibularis kadar limfosit. Immunostimulan
tikus Wistar setelah iradiasi sinar membentuk limfosit yang merupakan
gamma, yang menyebutkan bahwa indikator pertahanan alami dari tubuh dan
penelitian menggunakan hewan coba merupakan sistem kekebalan non spesifik.
mencit secara morfologi menunjukkan Limfosit berfungsi untuk membantu
adanya recovery sel yang ditandai mensintesis antibodi dan memfagositosit
dengan adanya infiltrasi sel-sel bakteri. Immunostimulan dapat
inflamatori pada sel asinar setelah pajanan meningkatkan limfosit sel T dan limfosit
sinar gamma serta semakin lama sel B. Limfosit sel T berperan sebagai
Sargassum didalam tubuh poliferasi sel imunitas selluler untuk memproteksi
akan meningkat dan mengaktivasi sistem tubuh, sedangkan limfosit sel B berperan
imun sehingga menyebabkan perubahan untuk meningkatkan imunitas humoral dan
yang tidak jauh berbeda antara kelompok serum antibodi (Rustikawati, 2012; Rahma
perlakuan 8 kali iradiasi dengan kelompok dkk, 2015; Sumardika & Jawi, 2011).
perlakuan 14 kali iradiasi pada penelitian Alga Coklat mempunyai senyawa
ini (Urek dkk, 2005; Hayati, 2011). antioksidan alami tumbuhan yaitu
Berdasarkan hasil penelitian yang senyawa fenolik golongan flavonoid.
diperoleh, membuktikan bahwa efek Berdasarkan strukturnya, flavonoid
pemberian antioksidan eksogen (berasal memiliki lebih dari satu gugus fenol
dari makanan yang dikonsumsi) berupa (gugus –OH dan aromatik) serta
ekstrak Alga coklat (Sargassum sp) dapat mempunyai ikatan rangkap yang
menyebabkan penurunan jumlah radikal terkonjugasi, sehingga mampu untuk
bebas atau penurunan stres oksidatif, yang menangkal radikal bebas (Rahma 2017).
ditandai dengan peningkatan aktivitas Mekanisme flavonoid sebagai antioksidan
enzim katalase. Pada penelitian ini terjadi secara langsung maupun tidak
antioksidan eksogen yang digunakan langsung. Mekanisme flavonoid sebagai
adalah Alga coklat (Sargassum sp) antioksidan secara langsung terjadi dengan
karena memiliki kandungan antioksidan mendonorkan ion hidrogen sehingga
tinggi sehingga dapat digunakan sebagai dapat menetralisir efek toksik dari radikal
bahan untuk menetralkan radikal bebas bebas, sedangkan mekanisme secara tidak
yang disebabkan oleh iradiasi sinar x langsung yaitu dengan meningkatkan
dengan LET (Linear Energy Transfer) yang ekspresi gen antioksidan endogen
rendah. Selain itu Alga coklat (Sumardika dkk, 2011).
(Sargassum sp) mampu mensintesis Pemberian Alga Coklat (Sargassum
fucoidan yang memiliki khasiat sp. dosis 0,018 mg/grBB/hari) tidak
farmakologi sebagai imunomodulator mampu meningkatkan aktivitas enzim
sekaligus antioksidan (Tamin & Yassi, katalase. Saran supaya penelitian
2011; Duarte dkk, 2001) selanjutnya mendapatkan hasil yang lebih

7
Qanun Medika vol.I no.2 | Juli 2017

bermakna sebaiknya menggunakan dosis http://www.batan.go.id/ptlr/11id/sites/default/


files/PedomanKNS2011.pdf.
yang lebih besar tetapi tidak menimbulkan Cahyani, DI., Rustanti, N. (2015). Pengaruh
efek toksik, agar aktivitas enzim katalase Penambahan Teh Hijau terhadap Aktivitas
lebih mampu menetralisir radikal bebas Antioksidan dan Kadar Protein Minuman
Fungsional Susu Kedelai dan Madu.
yang ada, karena adanya peningkatan Jurnal Gizi Fakultas Kedokteran Universitas
antioksidan di dalam tubuh akan Diponegoro. Vol. 4 (2).
http://download.portalgaruda.org/article.php?
meningkatkan kadar total status article=365457&val=4711&title=PENGARU
antioksidan (TSA) dan menurunkan H%20PENAMBAHAN%20TH%20HIJAU%
MDA secara signifikan yang merupakan 20TERHADAP%20AKTIVITAS%20ANTI
OKSIDAN%20DAN%20KADAR%20PROT
indikator penurunan aktivitas stres EIN%20MINUMAN%20FUNGSIONAL%2
oksidatif (Kamilatussaniah, 2015). 0SUSU%20KEDELAI%20DAN%20MADU.
[Accesed: Januari 15, 2017].
Castro, RI., Zarrab, J., Lamas. (2006). Watersoluble
KESIMPULAN Seaweed Extracts Modulate the Pantoea
agglomerans lippolysaccharide (LPS). Fish
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ShellfisImmunol (10), pp. 555-8.
Duarte, J. et al, (2001) Antihypertensive effects of the
disimpulkan bahwa alga coklat (Sargassum flavonoid quercetin in spontaneously
sp.) dengan dosis 0,018 mg/grBB/hari tidak hypertensive rats. British J of Pharmacology
mampu meningkatkan aktivitas enzim vol.133, pp.117-24.
Edwards, C., Statkiewicz, MA., Ritenour, ER. (1990).
katalase tikus wistar. Perlindungan Radiasi bagi Pasien dan Dokter
Gigi., Jakarta: Widya Medika. pp. 88
Frommer, HH., Stabulas-Savage, JJ. (2011).
DAFTAR PUSTAKA Radiology for The Dental Professional. 9th
Ed. Mosby Elsevier. pp. 2, 70-72, 360.
Alatas, Z., (2010). Efek Kesehatan Pajanan Radiasi Halliwell, B., Gutteridge, JMC. (2015). Cellular
Dosis Rendah. Puslitbang Keselamatan response to oxidative stress: adaptation,
Radiasi dan Biomedika Nuklir-BATAN. damage repair, senescence and death. In Free
Jakarta. Available from: Radical in Biology and Medicine. 5th ed.
http://www.iaea.org/inis/collection/NCLCol- London, Oxford: University Press, pp.187 –
lectionStore/_Public/42/105/42105369.pdf 267.
[Diakses: April 2, 2016]. Hayati, K. (2011). Aktivitas Superoksida Dismutase,
Amelia, M.,(2012).Pengaruh Pemberian Ekstrak Alga Katalase dan Kadar Malondialdehida
Coklat (Sargassum sp.) Terhadap Jumlah Sel Kelenjar Submandibularis Tikus Wistar
Fibroblas Mukosa Bukal Pada Ulkus Setelah Iradiasi Sinar Gamma. Tesis,
Traumatikus. Skripsi Fakultas Kedokteran Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya. Airlangga Surabaya.
Astuti, S., (2008). Isoflavon Kedelai dan Potensinya Hidayat, YW. (2014). Pengaruh Paparan Radiasi
sebagai Penangkap Radikal Bebas. Staf Telepon Genggam terhadap Aktivitas Enzim
Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian Katalase Kelenjar Parotis Rattus Norvegicus
Fakultas Pertanian Universitas Lampung. H. Strain Wistar. Skripsi Fakultas Kedokteran
pp.129- 32 Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya.
Ballard, K., Lane, H., Hudelist, G., Banerjee,S., Hijaz, MK. (2008). Uji Aktivitas Antioksidan
Wright, J. (2010). Can specific pain Karaginan dalam Alga Merah Jenis
symptoms help in the diagnosis of Eucheuma spinosum dan gracillaria
endometriosis? A cohort study of women verrucosa. Skripsi. Malang: Jurusan Kimia
with chronic pelvic pain. Fert. Steril J, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
vol.94(1), pp.20-7. Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Barunawaty, Hj. (2009). Efek Samping Radiasi Sinar
X dan Sinar Gamma Pada Daya Tahan Ivanova, VR., Rouseva, M., Kolarova, J., Serkedjieva,
Rongga Mulut. Dentofasial Jurnal R., Rachev, N., Maolova. (1994). Isolation
Kedokteran Gigi FKG-UH. Vol.1, No.1, of a polysaccharide with antiviral effect
Oktober 2002. Boimin. Minuman Fungsional from Ulva lactuca. Prep. Biochem.
Rumput Laut. http://www.surya.co.id/2009/ Vol.242, pp.83–97
04/20/minuman-fungsional-rumputlaut.html. Kamilatussaniah, A., Yuniastuti, RS., Iswari. (2015).
Diakses: April 12, 2016. Pengaruh suplementasi madu kelengkeng
BATAN. (2011). Pedoman Keselamatan dan Proteksi terhadap kadar tsa dan mda tikus putih
Radiasi. Komisi Proteksi Radiasi Kawasan yang diinduksi timbal (pb). Jurnal mipa 38.
Nuklir Serpong Badan Tenaga Nuklir Vol 2, pp.108-114. Available from
Nasional. Available from:

8
Qanun Medika vol.I no.2 | Juli 2017

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JM http://journal.unair.ac.id/download-
[Diakses:Desember 1, 2016]. fullpapers-jipk5a9965cc7bfull.pdf
Kevin, CK., Hannah, JZ. (2006). An integrated view Rohmatussolihat. (2009). Antioksidan, Penyelamat
of oxidative stress in aging: basic Sel-Sel Tubuh Manusia. Staf Peneliti Pusat
mechanisms, functional effects, and Penelitian Bioteknologi-LIPI. Available
pathological considerations, Am J Physiol from: http://www.biotek.lipi.go.id/images/
Regul Integr Comp Physiol. Vol.292, stories/biotrends/vol4no1/finaloksidan2nop
pp.18-36. 209hal59.pdf. [Diakses: Desember 1, 2016].
Kohen, R., Nyska, A. (2002). Oxidation of Biological Rustikawati, I. (2012), Efektivitas ekstraks
System: Oxidative Stress Phenomena, Sargassum sp. Terhadap Diferensiasi
Antioxidant, Redox Reaction and Methods Leukosit Ikan Nila yang diinfeksi
for Their Quantification, Toxicologic Streptococus Iniae, Staf Pengajar FPIK,
Pathology, vol.30, pp.620-50. Universitas Padjajaran, Vol: III.
Kontis, TC., Johns, ME. (2001). Anatomy and file:///C:/Users/Mita/Documents/a%20skrip
physiology of the salivary gland. In: Baily si%20na/jurnal/imunomodulator%20OSA
BJ, ed. Head and neck surgery- %20alga%20coklat%20SUBARYONO%2
otolaryngology, Philadelphia, Lippincott. 02016.pdf, [Diakses: 19 Desember 2016]
pp.429-36. Saputra, D. (2012), Apoptosis dan Nekrosis Sel
Lailiyah, A., Adi, TK., Hakim, A., Yusnawan, E. Mukosa Rongga Mulut Akibat Radiasi
(2014). Kapasitas Antioksidan dan Sinar-X Dental Radiografik
Kandungan Total Senyawa Fenolik Ekstrak (Konvensional). Tesis Fakultas Kedokteran
Kasar Alga Coklat Sargassum Cristaefolium Gigi Universitas Airlangga Surabaya.
Dari Pantai Sumenep Madura. Jurnal Kimia Sarianoferni. (2009), Apoptosis Sel Asinar Kelenjar
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Submandibularis Tikus Wistar Jantan
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Akibat Radiasi Ionisasi Sinar Photon dan
Malang. Vol.3(1), pp.18 – 30, Elektron, Tesis Fakultas Kedokteran Gigi
Lestario, LN., Sugiarto, S., Timotius. (2008). Universitas Airlangga, Surabaya.
Aktivitas Antioksidan dari Kadar Fenolik Sies, H., Stahl, W. (2001). Vitamins E and C, beta-
Total dari Ganggang Merah (Gracilaria carotene, and other carotenoids as
verrucosa L.), Jurnal Teknol dan Industri antioxidants, Am J Clin Nutr, vol.62,
Pangan. Vol.19(2) pp.1315S–21S.
Parwata, I.M.O.A., Wiwik, SR., Raditya, Y. (2009), Suarsana, IN., Wresdiyati, T., Suprayogi, A. (2013).
Isolasi dan Uji Antiradikal Bebas Minyak Respon Stres Oksidatif dan Pemberian
Atsiri Pada Daun Sirih (Piper betle, Linn) Isoflavon terhadap Aktivitas Enzim
Secara Spektroskopi Ultra Violet- Tampak. Superoksida Dismutase dan Peroksidasi
Jurnal Kimia. Vol.3(1), pp.7-13, ISSN Lipid pada Hati Tikus, Jurnal Hedokteran
1907-9850. hewan. Vol.18(2), pp.146-52.
Pouget, JP., Mather, SJ. (2001). General Aspects of Sudiana, IK. (2005). Teknologi Ilmu Jaringan dan
the Cellular Response to Low- and High- Immunohistokimia. Jakarta: Sagung Seto.
LET Radiation, European J of Nuclear pp.36-46.
Med. Vol.28, pp. 541-61, Available from: Sumardika, IW., Jawi, IM. (2011). Ekstrak Air
http://link.springer.com/article/10.1007/s00 Daun Ubijalar Ungu Memperbaiki
2590100484. [Diakses:: Desember 13, Profil Lipid dan Meningkatkan Kadar
2015]. SOD Darah Tikus Yang Diberi Makanan
Putri, DR. (2009), Efek Antioksidan Fraksi Larut Tinggi Kolesterol, Jurnal Ilmiah
Etil Asetat Ekstrak Etanol Daun Jambu Kedokteran vol.43(2), pp.67-70
Biji (Psidium guajava L.) pada Kelinci Supriyadi. (2008). Evaluasi Apoptosis Sel
yang Dibebani Glukosa, Fakultas Farmasi, Odontoblas Akibat Paparan Radiasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ionisasi. Laboratorium Radiologi
Surakarta. Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi
Putri, NT. (2016). Pengaruh Radiasi Ionisasi LET Universitas Jember, Available from
(Linear Energy Transfer) Rendah file:///C:/Users/OWNER/Downloads/87-
Terhadap Aktivitas Enzim Katalase 324-1-PB%20(4).pdf, [Diakses: Desember
Kelenjar Submandibularis Rattus 1, 2016].
Norvegicus Strain Wistar. Skripsi Fakultas Suryohudoyo, P. (2000), Oksidan, Antioksidan dan
Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Radikal bebas. dalam Ilmu Kedokteran
Surabaya. Molekuler. Kapita Selekta. Jakarta: Sagung
Rahma, FW., Mahasri, G., Surmartiwi, L. (2015). Seto pp.31-46.
Pengaruh pemberian ekstrak sargassum sp. Syaifudin, M. (2005). Indikator Biokimia Sel
Dengan pelarut metanol pada pakan terhadap Radiasi Pengion. Puslitbang
terhadap jumlah eritrosit dan differensial Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir
leukosit ikan lele dumbo (Clarias – BATAN. Jakarta. Available from
gariepinus). Jurnal Ilmiah Perikanan dan http://jurnal.batan.go.id/index.php/Alara/art
Kelautan, Vol. 7 (2). , icle/view/1570/1488, [Diakses: Desember
1, 2016].

9
Qanun Medika vol.I no.2 | Juli 2017

Tamin, S, Yassi, D. (2011), Penyakit Kelenjar Saliva Winarsi, H. (2007). Antioksidan Alami dan Radikal
dan Peran Sialoendoskopi untuk Diagnostik Bebas, Cetakan ke-5, Yogyakarta: Kanisius.
dan Terapi, Fakultas Kedokteran Yunizal. 1999. Teknologi Ekstraksi Alginat
Universitas Indonesia, Rumah Sakit Dr. dari Rumput Laut Coklat (Phaeophyceae).
Cipto Mangunkusumo. Jakarta. Available Instalasi Penelitian Perikanan Laut Slipi,
from file://C:/Users/Mita/Downloads/45- Balai Penelitian Perikanan Laut, Pusat
87-1SM.pdf, [Diakses: April 12, 2016]. Penelitian dan Pengembangan Perikanan,
Tamin, S., Yassi, D. (2012), Penyakit Kelenjar Saliva Jakarta.
dan Peran Sialoendoskopi untuk Diagnostik Yustini, A., Elmatris, Sy. (2009), Efek Pemberian
dan Terapi. http//www.perhati.org. Vitamin E terhadap Jumlah Erytrosit dan
Urek, MM., Bralic, M., Tomac, J., Borcic, J., Uhac, I., Aktivitas Enzim Katalase Tikus Akibat
Glazar, I., et al. (2005), Early and late Paparan Sinar Ultraviolet, Majalah
effects of X- irradiation on submandibular Kedokteran Andalas. Vol.33(2),
gland : A morphological study in mice, http://mka.fk.unand.ac.id/images/articles/N
Arch. of Med. Research, vol.36, pp.339-43. o_2_2009/hal129-135isi.pdf, [Diakses:
Valko, M., Leibfritz, D., Moncol, J., Cronin, MTD., April 29, 2016].
Mazur, M., Telser, J. (2007). Review: Free Zainuri, M., Wanandi, SI. (2012), Aktivitas
radicals and antioxidants in normal Spesifik Manganese Superoxide Dismutase
physiological functions and human disease. (MnSOD) dan Katalase pada Hati Tikus
Inter J Biochem Cell Biol. Vol.39, pp.44-84. yang Diinduksi Hipoksia Sistemik:
Wall, BF., Hart, D. (1997). Revised radiation doses for Hubungannya dengan Kerusakan Oksidatif,
typical X-ray examinations, Br J Radiol. Media Litbang Kesehatan. Available from:
Vol.70, pp.437–9. http://ejournal.litbang.depkes.go.id/in
Whaites, E. (2013), Essentials of Dental Radiography dex.php/MPK/article/viewFile/2631/614,
and Radiology. 5th Ed, Elsevier, pp.29-31, [Diakses: Desember 1, 2016].
88, 91.
White, S., Pharoah, C., Michael, J. (2014). Oral
Radiology: Principles and Interpretation, 7th
Ed, Canada, Elsevier Health Sciences, pp.3-
20.

10

Das könnte Ihnen auch gefallen