Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Abstract: The research objective was to examine the influence of the brand experience, brand
satisfaction, and brand trust toward brand loyalty. The quantitative research approach of this
research was Path Analysis (Path Analysis). The population is all the people who've made a
purchase on the 8 (eight) objects typical culinary Malang. The sampling method is Non-
Probability Sampling and sampling technique is purposive sampling. Data sources are primary
and secondary. Primary data is data results of the questionnaire testing the research instrument
using validity and reliability test.
The results showed that the experience of the brand had a significant influence on the
satisfaction of the brand, the brand experience had a significant influence on brand trust, brand
experience had no significant effect on brand loyalty, satisfaction brand had a significant
influence on brand loyalty, brand trust had a significant influence on brand loyalty , experience
the brand had an influence indirectly significant brand loyalty through mediation brand
satisfaction, and brand experiences have indirect effect on brand loyalty through the mediation
of confidence in the brand.
Keywards: Brand Experience, Brand Satisfaction, Brand Trust, and Brand Loyalty
Abstrak; Tujuan penelitian adalah untuk menelaah pengaruh pengalaman merek, kepuasan
merek, dan kepercayaan merek terhadap loyalitas merek. Pendekatan penelitian adalah
kuantitatif dengan menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis). Populasi adalah seluruh orang
yang pernah melakukan pembelian pada 8 (delapan) obyek kuliner khas Kota Malang. Metode
pengambilan sampel adalah Non Probability Sampling dan teknik pengambilan sampel adalah
Purposive Sampling. Sumber data adalah primer dan sekunder. Data primer adalah data hasil
kuesioner Pengujian instrumen penelitian menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman merek memiliki pengaruh signifikan terhadap
kepuasan merek, pengalaman merek memiliki pengaruh signifikan terhadap kepercayaan merek,
pengalaman merek memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap loyalitas merek, kepuasan
merek memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas merek, kepercayaan merek memiliki
pengaruh signifikan terhadap loyalitas merek, pengalaman merek memiliki pengaruh secara tidak
langsung yang signifikan terhadap loyalitas merek melalui mediasi kepuasan merek, dan
pengalaman merek memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap loyalitas merek melalui
mediasi kepercayaan merek.
Kata Kunci: Pengalaman Merek, Kepuasan Merek, Kepercayaan Merek, Dan Loyalitas Merek.
Dalam beberapa tahun terakhir kondisi beberapa tempat atau obyek kuliner yang paling
kegiatan usaha yang terdapat di Kota Malang dikenal atau obyek kuliner yang menjadi khas
dapat dikatakan sedang mengalami Kota Malang, seperti: Toko Oen, Bakso
pertumbuhan dan peningkatan yang cukup baik President, Bakso Kota Cak Man, Pia Mangkok,
dan positif, khususnya untuk kegiatan usaha Warung Ronde Titoni, Depot Hok Lay, Rumah
kuliner khas Kota Malang. Pertumbuhan dan Makan Cairo, Depot Rawon Nguling, dan lain
peningkatan tersebut dipengaruhi, didukung, sebagainya.
atau ditunjang oleh beberapa hal seperti Dikenalnya Kota Malang dengan Kota
dikenalnya Kota Malang dengan Kota Pendidikan dan Kota Wisata dapat memberikan
Pendidikan dan Kota Wisata. Untuk badan daya tarik yang kuat bagi orang-orang untuk
usaha kuliner khas Kota Malang, terdapat berkunjung atau menetap di Kota Malang,
141
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 142
seperti untuk mengikuti dan melanjutkan dan kepercayaan dalam diri konsumen terhadap
kegiatan pendidikan atau mengunjungi obyek- produk atau merek yang telah dibeli, dipakai,
obyek wisata yang terdapat di Kota Malang. atau dikonsumsi tersebut. Terbentuk dan
Semakin banyaknya orang yang datang, terciptanya sebuah kepuasan dan kepercayaan
berkunjung, atau menetap di Kota Malang akan pada akhirnya diharapkan akan dapat
membuat pasar untuk kegiatan usaha yang membentuk dan menciptakan sebuah loyalitas.
terdapat di Kota Malang semakin besar. Membentuk sebuah kepuasan,
Semakin besar pasar diharapkan akan dapat kepercayaan, dan loyalitas tidaklah hadir dan
memberikan dampak, pengaruh, atau kontribusi terbentuk begitu saja, tetapi dibentuk oleh
positif untuk kegiatan usaha yang terdapat di berbagai hal, seperti salah satunya yaitu
Kota Malang, seperti kegiatan penjualan atau pengalaman yang baik dan positif dalam
jual-beli dan kegiatan permintaan-penawaran. penggunaan sebuah produk dan merek. Karena
Khusus untuk kegiatan usaha kuliner yang sebuah kepuasan dan kepercayaan terjadi ketika
terdapat di Kota Malang, pertumbuhan, seorang konsumen benar-benar merasa puas
peningkatan, dan perkembangannya dapat terhadap pengalaman yang dialami secara
dilihat dan diketahui dari semakin banyaknya berulang-ulang dari penggunaan suatu produk
jumlah obyek atau tempat kuliner di Kota atau merek yang sama, serta konsumen tersebut
Malang. Jumlah yang semakin banyak dan menganggap bahwa produk atau merek tersebut
bertambah serta didukung dengan semakin tidak akan mengecewakan dirinya.
berkembangnya kegiatan usahanya diharapkan Kepercayaan terbangun, tercipta, atau
akan dapat memiliki dampak, pengaruh, atau terbentuk karena adanya harapan bahwa pihak
kontribusi positif bagi lapangan pekerjaan, lain akan bertindak sesuai dengan keinginan
penyerapan tenaga kerja, kegiatan dan kebutuhan dari konsumen. Ketika
perekonomian, pendapatan asli daerah (PAD), seseorang telah mempercayai pihak lain, maka
serta perkembangan Kota Malang. Semakin mereka akan yakin bahwa harapan mereka akan
berkembangnya kegiatan usaha kuliner di Kota terpenuhi dan tidak akan kecewa. Kepercayaan
Malang diharapkan akan dapat meningkatkan seseorang tidak hanya selalu ditujukan untuk
value dan image Wisata Kuliner Kota Malang, sesama manusia saja tetapi juga ditujukan
dan semakin meningkatnya value dan image kepada obyek tidak nyata seperti merek. Jika
Wisata Kuliner Kota Malang diharapkan akan seorang konsumen telah percaya terhadap suatu
dapat meningkatkan value dan image Kota merek, maka konsumen tersebut akan yakin
Malang. bahwa merek tersebut akan dapat memenuhi
Dalam upaya untuk dapat meningkatkan kebutuhan, keinginan, dan harapannya. Seorang
kegiatan usahanya, setiap badan usaha kuliner konsumen yang telah percaya kepada suatu
di Kota Malang perlu melakukan berbagai cara merek, maka konsumen tersebut dapat
dan strategi yang efektif dan efisien. Terdapat dikatakan pernah atau sering membeli atau
beberapa cara yang perlu dilakukan untuk dapat mengkonsumsi produk dari merek tersebut, dan
menunjang, mendukung, serta meningkatkan produk untuk merek tersebut mampu
kegiatan usahanya, seperti membentuk sebuah menciptakan dan membentuk sebuah
loyalitas dalam diri konsumen. Diharapkan pengalaman yang baik dan positif. Sebuah
dengan terbentuk dan terciptanya sebuah kepercayaan dari konsumen terhadap suatu
loyalitas dalam diri konsumen diharapkan akan merek dapat menjadi sebuah hal yang positif,
dapat menjaga dan meningkatkan kegiatan menguntungkan, dan potensial sebagai target
penjualan dan laba, dengan kegiatan penjualan yang penting untuk dicapai, karena
dan laba yang selalu terjaga dan meningkat kelangsungan atau eksistensi perusahaan atau
diharapkan akan dapat mencerminkan produk hasil dari perusahaan tersebut sangat
meningkatnya kegiatan usaha. bergantung pada kepercayaan konsumen.
Sebuah loyalitas konsumen terhadap suatu Hasil akhir yang diharapkan dari terbentuk
produk atau merek akan terbentuk jika badan dan terciptanya sebuah pengalaman, kepuasan,
usaha mampu membentuk dan menciptakan dan kepercayaan adalah terbentuk dan
sebuah produk yang berkualitas. Diharapkan terciptanya sebuah loyalitas. Loyalitas inilah
dengan membentuk dan menciptakan sebuah yang dapat membuat konsumen mengambil
produk yang berkualitas akan mampu keputusan untuk melakukan pembelian
membentuk dan menciptakan sebuah kepuasan berulang pada waktu yang akan datang,
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 143
dan jasa tetapi juga berkaitan dengan ide, kata, b. Identitas dan tanda baik visual maupun
desain grafis, suara atau bunyi, nama, tanda, verbal, meliputi nama, logo, warna, dan
simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal lain-lain.
tersebut yang diharapkan dengan membentuk c. Tampilan produk, baik desain, kemasan,
hal-hal tersebut sebagai bagian atau bentuk dari maupun penampakan.
sebuah brand (merek) dapat mengidentifikasi, d. Co-branding, meliputi even-even
mesimbolisasi, dan membedakan produk dan pemasaran, sponsorship, aliansi dan
perusahaan dengan produk dan perusahaan lain rekanan kerja, lisensi, penempatan produk
atau pesaing, karena brand (merek) adalah dalam film, dan sebagainya.
sesuatu yang unik yang tidak dapat ditiru oleh e. Lingkungan spatial, termasuk desain
orang lain dan perusahaan lain/pesaing. kantor, baik interior maupun eksterior,
outlet penjualan, ekshibisi penjualan, dan
Pengalaman Merek lain-lain.
Brand experience telah menarik perhatian f. Web sites
dalam praktek pemasaran sekarang ini. Praktisi- g. Orang, meliputi penjual, representasi
praktisi pemasaran harus menyadari bahwa perusahaan, customer service, operator
dengan memahami apa sebenarnya peran brand call centre.
experience, akan sangat membantu para Schmitt (1999) juga mengemukakan
pemasar untuk mengembangkan strategi beberapa cara untuk membentuk dan mengelola
pemasaran. Menurut Brakus, Schmitt, dan Brand Experience, yakni:
Zarantonello (2009), Brand Experience a. Experience don’t just happen; they need to
didefinisikan sebagai sensasi, perasaan, be planned.
kognisi, dan tanggapan konsumen yang Dalam proses perencanaan, seorang
ditimbulkan oleh merek, terkait rangsangan pemasar harus kreatif, memanfaatkan
yang ditimbulkan oleh desain merek, identitas kejutan, intrik, dan bahkan provokasi.
merek, komunikasi pemasaran, orang dan b. Think about the customer experience first.
lingkungan merek tersebut dipasarkan. Seorang pemasar menentukan
Untuk dapat mendefinisikan lebih jauh karakteristik-karakteristik fungsional dari
mengenai brand experience Brakus, Schmitt, sebuah produk dan manfaat dari merek
dan Zarantonello (2009) memulai penelitian yang ada.
dengan melihat sudut pandang konsumen c. Be obsessive about the details of the
dengan menguji pengalaman-pengalaman experience.
konsumen itu sendiri dan bagaimana Konsep pemuasan kebutuhan konsumen
pengalaman itu menghasilkan pendapat sikap, tradisional melewatkan unsur-unsur
dan aspek lainnya dari perilaku konsumen. sensori, perasaan hangat yang dirasakan
Brand experience dimulai pada saat konsumen konsumen, serta “cuci otak” konsumen,
mencari produk, membeli, menerima pelayanan yang meliputi pemuasan seluruh tubuh dan
dan mengkonsumsi produk. Brand experience seluruh pikiran konsumen. Schmitt (1999)
dapat dirasakan langsung saat konsumen menyebutkan Exultate Jubilate, yang
mengkonsumsi dan membeli produk. Brand berarti kepuasan yang amat sangat.
experience dapat dirasakan secara tidak d. Find the “duck” for your brand.
langsung saat konsumen melihat iklan atau juga Maknanya, seorang pemasar diharapkan
saat pemasar mengkomunikasikan produk mampu memberikan suatu karakter yang
melalui sebuah website. memberikan kesan yang mendalam, yang
Menurut Schmitt (1999) idealnya, sebuah akan terus-menerus membangkitkan
perusahaan yang ingin menerapkan experiential kenangan, sehingga konsumen menjadi
marketing mampu memberikan experience loyal. Karakter ini adalah suatu elemen
yang integral, yaitu menyampaikan kelima kecil yang sangat mengesankan,
elemen experience melalui Experience membingkai, dan merangkum keseluruhan
Provider yang terdiri dari: experience yang dirasakan konsumen.
a. Komunikasi, meliputi iklan, komunikasi e. Think consumption situation, not product.
perusahaan baik internal maupun f. Strive for “holistic experiences”.
eksternal, dan public relation. Holistic, seperti yang telah disebutkan
diatas, adalah sebuah perasaan yang luar
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 145
biasa, menyentuh hati, menantang subyektif pada saat alternatif dipilih dan
intelegensi, relevan dengan gaya hidup melakukan perbandingan apakah alternatif yang
konsumen, dan memberikan hubungan telah dipilih tersebut sesuai atau bahkan
yang mendalam antar konsumen. melebihi harapan dan ekspektasi yang diterima.
g. Profile and track experiential impact with Kepuasan merupakan perilaku positif
the Experiential Grid. terhadap sebuah merek, yang akan bermuara
h. Use methodologies eclectically. pada keputusan konsumen untuk melakukan
Metode penelitian dalam pemasaran dapat pembelian ulang terhadap merek tersebut.
berbentuk kuantitatif maupun kualitatif, Kepuasan terhadap merek dapat didefinisikan
verbal maupun visual, dan didalam sebagai hasil dari evaluasi subyektif pada saat
maupun diluar laboratorium. Pemasar alternatif terpilih sesuai atau bahkan melebihi
dalam meneliti harus eksploratif dan harapan konsumen, menurut Bloemer dan
kreatif, serta menomorsekiankan tentang Kasper dalam Lau dan Lee (2000).
reliabilitas, validitas, dan kecanggihan Membangun hubungan dengan konsumen
metodologinya. seringkali membawa keberhasilan, tetapi tidak
i. Consider how the experiences changes. selalu merupakan suatu strategi terbaik.
Pemasar terutama harus memikirkan hal Menurut Kotler dalam Setyawan (2008),
ini ketika perusahaan memutuskan untuk kepuasan konsumen diciptakan melalui
memperluas merek kedalam kategori baru. kualitas, pelayanan, dan nilai. Berikut adalah
j. Add dynamism and “dionysianism” to uraiannya:
your company and brand. a. Kualitas
Kebanyakan organisasi dan perusahaan Kualitas mempunyai hubungan erat
pemilik merek terlalu takut, terlalu dengan kepuasan konsumen. Kualitas akan
perlahan, dan terlalu birokratis. Untuk mendorong konsumen untuk menjalin
itulah dionysianism perlu diterapkan. hubungan yang erat dengan perusahaan.
Dionysianism adalah kedinamisan, gairah, Dalam jangka panjang, ikatan ini
dan kreativitas. memungkinkan perusahaan untuk
memahami harapan dan kebutuhan
Kepuasan Merek konsumen. Kepuasan konsumen pada
Kepuasan atau satisfaction adalah sebuah akhirnya akan menciptakan loyalitas
kata yang berasal dari bahasa latin “satis” yang konsumen kepada perusahaan yang
artinya cukup baik, memadai dan “facio” yang memberikan kualitas yang memuaskan
artinya melakukan atau membuat. Sehingga mereka.
dapat disimpulkan bahwa arti dari kepuasan b. Pelayanan konsumen
adalah upaya pemenuhan sesuatu atau membuat Pelayanan konsumen tidak hanya sekedar
sesuatu memadai. menjawab pertanyaan dan keluhan
Brand satisfaction (kepuasan terhadap konsumen mengenai suatu produk atau
merek) berarti kepuasan konsumen terhadap jasa yang tidak memuaskan mereka,
suatu merek yang mereka gunakan. Brand namun lebih dari pemecahan yang timbul
satisfaction terjadi ketika seorang konsumen setelah pembelian.
benar-benar puas terhadap pengalaman yang c. Nilai
dialami berulang-ulang dari penggunaan satu Nilai yang dirasakan konsumen adalah
atau beberapa produk dalam merek yang sama. selisih antara jumlah nilai konsumen
Para konsumen yakin bahwa mereka akan dengan jumlah biaya konsumen. Jumlah
selalu terpuaskan oleh produk dari merek nilai konsumen adalah sekelompok
tersebut. Menurut Assael yang dikutip dalam manfaat yang diharapkan dari produk dan
Setyawan (2008) kepuasan muncul apabila jasa. Jumlah biaya konsumen adalah
harapan konsumen sesuai dengan keputusan sekelompok biaya yang digunakan dalam
pembelian yang dilakukan. Teori dan pendapat menilai, mendapatkan, menggunakan, dan
tersebut didukung oleh teori dan pendapat yang membuang produk atau jasa.
dikemukakan oleh Bloemer dan Kasper dalam
Lau dan Lee (2000) dan Lin dalam Semuel Kepercayaan Merek
(2009:26) yang mengemukakan bahwa Kepercayaan terbangun karena adanya
kepuasan merek adalah sebuah evaluasi harapan bahwa pihak lain akan bertindak sesuai
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 146
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. dalam sebuah lingkungan dimana konsumen
Ketika seseorang telah mempercayai pihak lain tidak merasa aman didalamnya, karena mereka
maka mereka yakin bahwa harapan mereka mengetahui bahwa mereka dapat mengandalkan
akan terpenuhi dan tidak akan kecewa. merek yang sudah dipercaya tersebut.
Kepercayaan seseorang tidak hanya selalu Menurut Mowen dan Minnar (2000:437),
ditujukan untuk sesama manusia saja, namun mengatakan bentuk kepercayaan konsumen
dapat juga ditujukan untuk obyek tidak nyata terhadap suatu merek pada sebagian besar
seperti merek. terjadi apabila merek produk tersebut mampu
Menurut pendapat para ahli, dikatakan memenuhi self concept, need, dan value. Self
bahwa merek memiliki respon yang potensial concept merupakan bentuk perasaan dan
untuk menciptakan pengaruh dan kepercayaan perkiraan secara keseluruhan dari individu
dari konsumen. Oleh karena itu perlu diketahui terhadap sebuah objek yang mencerminkan
secara jelas apakah yang dimaksud dengan dirinya. Komponen self concept terdiri dari:
brand trust dalam penelitian ini. Bagi a. Actual self : bagaimana seseorang atau
perusahaan, kepercayaan konsumen terhadap individu sebenarnya memahami dirinya.
suatu merek merupakan suatu target yang b. Ideal self : bagaimana seseorang atau
penting untuk dicapai. Kelangsungan hidup individu akan dapat memahami dirinya.
baik perusahaan atau produk hasil dari c. Social self : bagaimana seseorang atau
perusahaan tersebut sangat bergantung pada individu percaya bahwa orang lain
kepercayaan konsumen. memahami dirinya.
Menurut Delgado (2005:2), kepercayaan d. Ideal social self : bagaimana seseorang
merek atau brand trust adalah adanya harapan atau individu menginginkan orang lain
atau kemungkinan yang tinggi bahwa merek memahami dirinya.
tersebut akan mengakibatkan hasil positif e. Expected self : menjelaskan bagaimana
terhadap konsumen. Oleh karena itu, seseorang akan bersikap atau bertindak.
perusahaan perlu membangun dan f. Situational self : bagaimana sikap atau
mempertahankan kepercayaan konsumen agar kepribadian seseorang pada situasi
dapat menciptakan komitmen konsumen mulai tertentu.
dari sekarang sampai waktu yang akan datang. g. Extended self : konsep kepribadian
Sejalan dengan definisi diatas, trust menurut seseorang atau individu yang termasuk
Holbrook dalam Darsono (2008) dan Zaitmal mampu mempengaruhi image kepribadian
dalam Darsono (2008) adalah keinginan untuk yang dimiliki seseorang atau individu
bersandar (percaya) dan memiliki harapan yang tersebut.
tinggi kepada exchange partner yang h. Possible self : bagaimana seseorang atau
dipercayai dalam situasi yang tidak pasti. individu ingin menjadi, akan menjadi, dan
Secara khusus, trust mengurangi takut untuk menjadi orang lain.
ketidakpastian dalam suatu lingkungan dimana
konsumen merasa kacau karena mereka tahu Loyalitas Merek
akan dapat bersandar pada merek yang Seperti yang telah dikemukakan
dipercaya. Pengalaman dengan merek akan sebelumnya, hasil yang diharapkan dari
menjadi sumber bagi konsumen untuk kepercayaan merek adalah didapatkannya
menciptakan kepercayaan terhadap merek. Dari loyalitas. Dan loyalitas inilah yang dapat
pengalaman tersebut akan mempengaruhi membuat konsumen mengambil keputusan
evaluasi konsumen dalam konsumsi, untuk melakukan pembelian ulang pada waktu
penggunaan, atau kepuasan secara langsung yang akan datang dan memberitahukan kepada
dan tidak langsung terhadap merek. orang lain mengenai kinerja produk dan jasa
Chauduri dan Holbrook (2001:65) yang dirasakan.
mendefinisikan kepercayaan terhadap merek Menurut Sutisna (2001:41), loyalitas
atau brand trust sebagai kemauan dari rata-rata merek adalah sebagai sikap yang menyenangi
konsumen untuk bergantung kepada terhadap suatu merek yang dipresentasikan
kemampuan dari sebuah merek dalam dalam pembelian yang konsisten atau berulang
melaksanakan segala kegunaan atau fungsinya. terhadap merek tersebut sepanjang waktu. Teori
Lebih lanjut dikatakan bahwa secara spesifik, dan pendapat tersebut didukung oleh teori dan
kepercayaan dapat mengurangi ketidakpastiaan pendapat yang dikemukakan oleh Jones
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 147
bahwa Brand Trust memiliki pengaruh positif mengemukakan bahwa Brand Trust memiliki
yang signifikan terhadap Brand Loyalty. pengaruh positif secara langsung terhadap
Upamannyu, Gulati, dan Mathur (2014) Brand Loyalty. Kusuma (2014) mengemukakan
mengemukakan bahwa Brand Trust memiliki bahwa Brand Trust memiliki pengaruh yang
pengaruh positif yang signifikan terhadap signifikan terhadap Brand Loyalty. Lee, Moon,
Customer Brand Loyalty. Anwar, Gulzar, Bin Kim, dan Yi (2014) mengemukakan bahwa
Sohail, dan Akram (2011) mengemukakan Brand Trust memiliki pengaruh langsung yang
bahwa Brand Trust memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Brand Loyalty.
yang signifikan terhadap Brand Loyalty. Rizan, Model hipotesis penelitian dibuat dengan
Saidani, dan Sari (2012) mengemukakan bahwa mengintegrasikan variabel pengalaman merek,
Brand Trust memiliki pengaruh positif yang kepuasan merek, kepercayaan merek, dan
signifikan terhadap Brand Loyalty. Zehir, loyalitas merek dalam sebuah model yang
Sahin, Kitapci, dan Ozsahin (2011) terintegrasi. Penelitian ini menggunakan 4
mengemukakan bahwa Brand Trust memiliki (empat) variabel dengan rincian: pengalaman
pengaruh positif yang signifikan terhadap merek sebagai variabel bebas (eksogen),
Brand Loyalty. Sahin, Zehir, dan Kitapci kepuasan merek dan kepercayaan merek
(2011) mengemukakan bahwa Brand Trust sebagai variabel mediasi, dan loyalitas merek
memiliki pengaruh positif yang signifikan sebagai variabel terikat (endogen). Konsep ini
terhadap Brand Loyalty. Marist, Yuliati, dan dibangun untuk membuktikan pengaruh
Najib (2014) mengemukakan bahwa Brand hubungan antara pengalaman merek terhadap
Trust memiliki pengaruh negatif terhadap loyalitas merek yang dimediasi oleh kepuasan
Brand Loyalty. Upamannyu dan Mathur (2012) merek dan kepercayaan merek. Atas dasar
mengemukakan bahwa Brand Trust memiliki hubungan tersebut dibangun kerangka
pengaruh positif yang signifikan terhadap konseptual penelitian seperti pada Gambar 3.2
Brand Loyalty. Lin dan Lee (2012) berikut:
H6
Kepuasan H4
H3 Merek
H1
Pengalaman Loyalitas
Merek H2 H5 Merek
Kepercayaan
Merek
H7
penentuan sampel menggunakan purposive menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat
sampling, disebut juga judgement sampling, dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat
yaitu tipe pemilihan sampel secara acak yang pengukur dipakai dua kali untuk mengukur
diperoleh dengan menggunakan pertimbangan gejala yang sama dan hasil pengukuran yang
tertentu, umumnya disesuaikan dengan tujuan diperoleh relatif konsisten maka alat pengukur
atau masalah penelitian. tersebut reliabel. Menurut Arikunto (1998:116),
Berdasarkan metode dan teknik sampling teknik yang digunakan untuk mengukur
yang digunakan tersebut, maka responden yang reabilitas adalah dengan menggunakan Alpha
dipilih dalam penelitian ini adalah responden Cronbach.
dengan karakteristik sebagai berikut: Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel
a. Responden adalah seseorang yang pernah bila memiliki nilai koefisien keandalan lebih
membeli dan mengkonsumsi lebih dari 1 besar atau sama dengan 0,6 sehingga apabila α
(satu) kali produk-produk dari obyek sama dengan 0,6 maka instrumen dapat
kuliner khas Kota Malang. dikatakan reliabel.
b. Responden adalah seseorang yang
berumur lebih dari 17 tahun dengan Analisis Path
asumsi bahwa seseorang yang berumur Path analysis digunakan untuk
lebih dari 17 tahun dianggap telah dewasa menganalisis pola hubungan antara variabel
(UU No. 1 Pasal 47 Tahun 1974, tentang dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
Perkawinan dan UU No. 13 Pasal 1 angka langsung maupun tidak langsung seperangkat
26 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan). variabel bebas (eksogen) terhadap variabel
terikat (endogen). Melalui analisis jalur ini
Pengujian Instrumen Penelitian akan dapat ditemukan jalur mana yang paling
Agar data yang dikumpulkan memiliki tepat dan singkat suatu variabel eksogen
kualitas yang tinggi untuk menguji ketepatan menuju variabel endogen yang terkait.Analisis
hipotesis yang disusun, maka kuesioner harus jalur (Path Analysis) merupakan
diuji validitas dan reliabilitas. Suatu kuesioner pengembangan statistik regresi, sehingga
dapat dikatakan valid (sah) jika pernyataan analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan khusus analisis jalur. Analisis jalur digunakan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner untuk melukiskan dan menguji model
tersebut. Sedangkan suatu kuesioner tersebut hubungan antar variabel yang berbentuk sebab
dikatakan reliable (andal) jika jawaban akibat (Sugiyono: 2009).
responden terhadap pernyataan adalah Terdapat beberapa definisi mengenai
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. analisis jalur ini, diantaranya: “Analisis jalur
Menurut Ancok dalam Singarimbun dan ialah suatu teknik untuk menganalisis
Effendi (1995:128) validitas adalah sejauh hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi
mana suatu alat pengukur itu mengukur apa berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi
yang ingin diukur. Pengujian validitas untuk variabel tergantung tidak hanya secara
tiap tahap butir pertanyaan dalam kuesioner langsung tetapi juga secara tidak langsung”.
digunakan analisis item dengan skor totalnya (Robert D. Retherford 1993). Sedangkan
dengan rumus korelasi product moment menurut Webley (1997) mengemukakan
pearson dalam Singarimbun dan Effendi bahwa: “Analisis jalur merupakan
(1995:130). pengembangan langsung bentuk regresi
Apabila probabilitas hasil korelasi lebih berganda dengan tujuan untuk memberikan
kecil dari 0,05 maka dinyatakan valid dan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan
sebaliknya bila lebih besar dari 0.05 maka signifikansi (significance) hubungan sebab
dinyatakan tidak valid. Jika dalam perhitungan akibat hipotetikal dalam seperangakat
ditemukan pertanyaan yang tidak valid/tidak variabel”. David Garson dari North Carolina
signifikan kemungkinan dapat disebabkan State University mendefinisikan analisis jalur
pernyataan tersebut kurang susunan kata- sebagai “Model perluasan regresi yang
katanya sehingga menimbulkan penafsiran digunakan untuk menguji keselarasan matriks
yang berbeda. korelasi dengan dua atau lebih model hubungan
Reliabilitas menurut Ancok dalam sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti.
Singarimbun dan Effendi (1995:129) adalah Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 152
lingkaran dan panah dimana anak panah indirect effects, adalah power tes yang rendah
tunggal menunjukkan sebagai penyebab. bila distribusi indirect effect ab berdistribusi
Regresi dikenakan pada masing-masing tidak normal, khususnya pada sampel kecil
variabel dalam suatu model sebagai variabel (Wuensch., 2007; Preacher and Hayes., 2004).
tergantung (pemberi respon) sedang yang lain Hasil simulasi oleh Bollen dan Stine (1990)
sebagai penyebab. Pembobotan regresi serta Shrout dan Bolger (2002), menunjukkan
diprediksikan dalam suatu model yang bahwa distribusi sampling indirect effect tidak
dibandingkan dengan matriks korelasi yang selalu simetris atau normal (Preacher and
diobservasi untuk semua variabel dan Hayes., 2004). Satu metode yang
dilakukan juga penghitungan uji keselarasan direkomendasikan adalah menggunakan teknik
statistik (David Garson, 2003). Dari definisi- bootsrapping (Shrout dan Bolger., 2002 dalam
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Wuensch., 2007; Preacher and Hayes., 2004;
analisis jalur merupakan bentuk pengembangan Preacher, Rucker and Hayes., 2007).
dari analisis regresi berganda. Bootsrapping adalah pendekatan non-
parametrik untuk menguji hipotesis indirect
Sobel Test effect, yang tidak membutuhkan asumsi
Strategi kedua untuk pengujian mengenai bentuk distribusi variabel atau
mediasional adalah product of coefficient, yang distribusi sampling dari indirect effect ab.
menguji signifikansi pengaruh tak langsung Pendekatan ini juga tidak didasarkan pada teori
atau indirect effect (perkalian efek langsung sampel besar atau large-sample theory, yang
atau direct effect variabel independen terhadap berarti cocok untuk sampel kecil (Preacher and
mediator, a dan direct effect mediator terhadap Hayes., 2004; Preacher, Rucker and Hayes.,
variabel dependen, b atau ab). Uji signifikansi 2007).
terhadap koefisien indirect effect ab diakui Perhitungan besarnya indirect effect dan
memberikan pengujian yang lebih langsung pengujian signifikansi dengan teknik
terhadap hipotesis mediasional, dibanding bootstrapping dapat menggunakan macro
pendekatan causal step (Preacher and Hayes., SPSS/SAS dari Preacher dan Hayes yang
2004; Preacher, Rucker and Hayes., 2007). Uji tersedia di internet pada
signifikansi indirect effect ab dilakukan http://www.comm.ohio-
berdasarkan rasio antara koefisien ab dengan state.edu/ahayes/sobel.htm. Macro ini akan
standard error-nya yang akan menghasilkan menghasilkan semua nilai-nilai yang
nilai z statistik (z-value). Standard error dibutuhkan untuk pengujian mediasi
koefisien ab (Sab) dihitung berdasarkan versi berdasarkan aturan Baron dan Kenny, hasil
Aroian dari Sobel test yang dipopulerkan dan pengujian signifikansi indirect effect
direkomendasikan oleh Baron and Kenny menggunakan Sobel test versi Aroian yang
(1986), yaitu akar kuadrat (b2Sa2 + a2Sb + dipopulerkan dan direkomendasikan oleh Baron
Sa2Sb2). and Kenny, serta teknik bootsrapping untuk
Jika z-value dalam harga mutlak > 1,96 menghasilkan interval kepercayaan 95% dan
atau tingkat signifikansi statistik z (p-value) < 99% atau 95% confidence intervals dan 99%
0,05, berarti indirect effect atau pengaruh tak confidence intervals (Preacher and Hayes.,
langsung variabel independen terhadap variabel 2004). Bila indirect effect ab dalam 95%
dependen melalui mediator, signifikan pada confidence intervals, tidak mengandung nol
taraf signifikansi 0,05 (Preacher and Hayes., maka indirect effect atau pengaruh tak langsung
2004). z-value beserta nilai probabilitasnya (p- variabel independen terhadap variabel
value) dapat dihitung menggunakan Excel atau dependen melalui variabel mediator, signifikan
alat hitung interaktif dari Kris Preachers yang pada taraf signifikansi 0,05 yang berarti
terdapat pada dukungan terhadap adanya mediasi (Preacher
http://people.ku.edu/~preacher/sobel/sobel.htm. and Hayes., 2004; Wuensch., 2009).
Dengan hanya memasukkan nilai a, b
beserta standar error-nya masing-masing maka HASIL DAN PEMBAHASAN
uji signifikansi dengan Sobel test (bersama Hasil Pengujian Hipotesis
variannya) dapat diperoleh. Satu masalah Konversi diagram jalur ke dalam model
serius dengan pendekatan Sobel test di atas dan pengukuran dimaksudkan untuk mengubah
beberapa variannya dalam menguji signifikansi model diagram menjadi model pengukuran
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 153
berbasis data empiric yang digunakan untuk terhadap variabel endogen secara langsung
mengetahui pengaruh variabel eksogen maupun secara tidak tidak langsung.
Gambar 2
Konversi Diagram Jalur (Path) untuk Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung
0.095*(0.027)
Kepuasan Merek
0.494*(0.000) 0.192*(0.021)
0.082(0.294)
Pengalaman Loyalitas Merek
Merek
Kepercayaan
0.495*(0.000) 0.448*(0.000)
Merek
0.222*(0.000)
H3: Semakin baik Pengalaman Merek akan H7: Semakin baik Pengalaman Merek akan
meningkatkan Loyalitas Merek meningkatkan Loyalitas Merek melalui
Koefisien pengaruh secara langsung mediasi Kepercayaan Merek
pengalaman merek terhadap loyalitas merek Koefisien pengaruh secara tidak langsung
sebesar 0.082. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman merek terhadap loyalitas merek
pengalaman merek memiliki pengaruh positif melalui mediasi kepercayaan merek sebesar
secara langsung yang tidak signifikan terhadap 0.222. Hal ini menunjukkan bahwa
loyalitas merek. Dengan demikian semakin pengalaman merek memiliki pengaruh positif
baik pengalaman merek maka cenderung dapat yang signifikan terhadap loyalitas merek
meningkatkan loyalitas merek. Meskipun melalui mediasi kepercayaan merek. Dengan
pengalaman merek dapat meningkatkan demikian semakin baik dan meningkatnya
loyalitas merek, namun peningkatan tersebut kepercayaan merek yang disebabkan oleh
tidak signifikan. semakin baiknya pengalaman merek maka
cenderung dapat meningkatkan loyalitas
H4: Semakin baik Kepuasan Merek akan merek.
meningkatkan Loyalitas Merek
Koefisien pengaruh secara langsung Pembahasan Hasil Penelitian
kepuasan merek terhadap loyalitas merek Pengaruh Pengalaman Merek terhadap
sebesar 0.192. Hal ini menunjukkan bahwa Kepuasan Merek
kepuasan merek memiliki pengaruh positif Berdasarkan hasil penelitian
secara langsung yang signifikan terhadap menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif
loyalitas merek. Dengan demikian semakin secara langsung yang signifikan antara
baik dan meningkatnya kepuasan merek maka pengalaman merek terhadap kepuasan merek
cenderung dapat meningkatkan loyalitas dengan Koefisien pengaruh sebesar 0.494 dan
merek. probabilitas sebesar 0.000 (Sig p < 0.05).
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
H5: Semakin baik Kepercayaan Merek akan bahwa semakin baik pengalaman merek akan
meningkatkan Loyalitas Merek meningkatkan kepuasan merek. Dengan
Koefisien pengaruh secara langsung demikian Hipotesis 1 diterima dan dipenuhi.
kepercayaan merek terhadap loyalitas merek Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
sebesar 0.448. Hal ini menunjukkan bahwa ini mendukung dan menerima hasil penelitian
kepercayaan merek memiliki pengaruh positif yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti
secara langsung yang signifikan terhadap yang menyebutkan bahwa “pengalaman merek
loyalitas merek. Dengan demikian semakin memiliki pengaruh positif yang signifikan
baik dan meningkatnya kepercayaan merek terhadap kepuasan merek”, dan beberapa
maka cenderung dapat meningkatkan loyalitas peneliti yang mengemukakan hal tersebut,
merek. yakni: Azize Sahin, Cemal Zehir, dan Hakan
Kitapci (2011).
H6: Semakin baik Pengalaman Merek akan Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
meningkatkan Loyalitas Merek melalui ini tidak mendukung dan menolak hasil
mediasi Kepuasan Merek penelitian yang telah dikemukakan oleh
Koefisien pengaruh secara tidak langsung beberapa peneliti yang menyebutkan bahwa
pengalaman merek terhadap loyalitas merek “pengalaman merek memiliki pengaruh positif
melalui mediasi kepuasan merek sebesar yang tidak signifikan terhadap kepuasan
0.095. Hal ini menunjukkan bahwa merek”, dan beberapa peneliti yang
pengalaman merek memiliki pengaruh positif mengemukakan hal tersebut, yakni: Y. H. Lin
yang signifikan terhadap loyalitas merek (2015), Adi Irianto Marist, Lilik Noor Yuliati,
melalui mediasi kepuasan merek. Dengan Mukhamad Najib (2014), Yohanes Surya
demikian semakin baik dan meningkatnya Kusuma (2014).
kepuasan merek yang disebabkan oleh Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
semakin baiknya pengalaman merek maka ini mendukung serta memperkuat teori yang
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 155