Sie sind auf Seite 1von 21

PENGARUH PENGALAMAN MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK MELALUI

MEDIASI KEPUASAN MEREK DAN KEPERCAYAAN MEREK


(Studi Pada Kuliner Khas Kota Malang)

Andrey Olaf Yeriko Panjaitan, Rofiaty, Sudjatno


Pascasarjana Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Brawijaya
Email: andreyolaf@yahoo.com

Abstract: The research objective was to examine the influence of the brand experience, brand
satisfaction, and brand trust toward brand loyalty. The quantitative research approach of this
research was Path Analysis (Path Analysis). The population is all the people who've made a
purchase on the 8 (eight) objects typical culinary Malang. The sampling method is Non-
Probability Sampling and sampling technique is purposive sampling. Data sources are primary
and secondary. Primary data is data results of the questionnaire testing the research instrument
using validity and reliability test.
The results showed that the experience of the brand had a significant influence on the
satisfaction of the brand, the brand experience had a significant influence on brand trust, brand
experience had no significant effect on brand loyalty, satisfaction brand had a significant
influence on brand loyalty, brand trust had a significant influence on brand loyalty , experience
the brand had an influence indirectly significant brand loyalty through mediation brand
satisfaction, and brand experiences have indirect effect on brand loyalty through the mediation
of confidence in the brand.

Keywards: Brand Experience, Brand Satisfaction, Brand Trust, and Brand Loyalty

Abstrak; Tujuan penelitian adalah untuk menelaah pengaruh pengalaman merek, kepuasan
merek, dan kepercayaan merek terhadap loyalitas merek. Pendekatan penelitian adalah
kuantitatif dengan menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis). Populasi adalah seluruh orang
yang pernah melakukan pembelian pada 8 (delapan) obyek kuliner khas Kota Malang. Metode
pengambilan sampel adalah Non Probability Sampling dan teknik pengambilan sampel adalah
Purposive Sampling. Sumber data adalah primer dan sekunder. Data primer adalah data hasil
kuesioner Pengujian instrumen penelitian menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman merek memiliki pengaruh signifikan terhadap
kepuasan merek, pengalaman merek memiliki pengaruh signifikan terhadap kepercayaan merek,
pengalaman merek memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap loyalitas merek, kepuasan
merek memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas merek, kepercayaan merek memiliki
pengaruh signifikan terhadap loyalitas merek, pengalaman merek memiliki pengaruh secara tidak
langsung yang signifikan terhadap loyalitas merek melalui mediasi kepuasan merek, dan
pengalaman merek memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap loyalitas merek melalui
mediasi kepercayaan merek.

Kata Kunci: Pengalaman Merek, Kepuasan Merek, Kepercayaan Merek, Dan Loyalitas Merek.

Dalam beberapa tahun terakhir kondisi beberapa tempat atau obyek kuliner yang paling
kegiatan usaha yang terdapat di Kota Malang dikenal atau obyek kuliner yang menjadi khas
dapat dikatakan sedang mengalami Kota Malang, seperti: Toko Oen, Bakso
pertumbuhan dan peningkatan yang cukup baik President, Bakso Kota Cak Man, Pia Mangkok,
dan positif, khususnya untuk kegiatan usaha Warung Ronde Titoni, Depot Hok Lay, Rumah
kuliner khas Kota Malang. Pertumbuhan dan Makan Cairo, Depot Rawon Nguling, dan lain
peningkatan tersebut dipengaruhi, didukung, sebagainya.
atau ditunjang oleh beberapa hal seperti Dikenalnya Kota Malang dengan Kota
dikenalnya Kota Malang dengan Kota Pendidikan dan Kota Wisata dapat memberikan
Pendidikan dan Kota Wisata. Untuk badan daya tarik yang kuat bagi orang-orang untuk
usaha kuliner khas Kota Malang, terdapat berkunjung atau menetap di Kota Malang,

141
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 142

seperti untuk mengikuti dan melanjutkan dan kepercayaan dalam diri konsumen terhadap
kegiatan pendidikan atau mengunjungi obyek- produk atau merek yang telah dibeli, dipakai,
obyek wisata yang terdapat di Kota Malang. atau dikonsumsi tersebut. Terbentuk dan
Semakin banyaknya orang yang datang, terciptanya sebuah kepuasan dan kepercayaan
berkunjung, atau menetap di Kota Malang akan pada akhirnya diharapkan akan dapat
membuat pasar untuk kegiatan usaha yang membentuk dan menciptakan sebuah loyalitas.
terdapat di Kota Malang semakin besar. Membentuk sebuah kepuasan,
Semakin besar pasar diharapkan akan dapat kepercayaan, dan loyalitas tidaklah hadir dan
memberikan dampak, pengaruh, atau kontribusi terbentuk begitu saja, tetapi dibentuk oleh
positif untuk kegiatan usaha yang terdapat di berbagai hal, seperti salah satunya yaitu
Kota Malang, seperti kegiatan penjualan atau pengalaman yang baik dan positif dalam
jual-beli dan kegiatan permintaan-penawaran. penggunaan sebuah produk dan merek. Karena
Khusus untuk kegiatan usaha kuliner yang sebuah kepuasan dan kepercayaan terjadi ketika
terdapat di Kota Malang, pertumbuhan, seorang konsumen benar-benar merasa puas
peningkatan, dan perkembangannya dapat terhadap pengalaman yang dialami secara
dilihat dan diketahui dari semakin banyaknya berulang-ulang dari penggunaan suatu produk
jumlah obyek atau tempat kuliner di Kota atau merek yang sama, serta konsumen tersebut
Malang. Jumlah yang semakin banyak dan menganggap bahwa produk atau merek tersebut
bertambah serta didukung dengan semakin tidak akan mengecewakan dirinya.
berkembangnya kegiatan usahanya diharapkan Kepercayaan terbangun, tercipta, atau
akan dapat memiliki dampak, pengaruh, atau terbentuk karena adanya harapan bahwa pihak
kontribusi positif bagi lapangan pekerjaan, lain akan bertindak sesuai dengan keinginan
penyerapan tenaga kerja, kegiatan dan kebutuhan dari konsumen. Ketika
perekonomian, pendapatan asli daerah (PAD), seseorang telah mempercayai pihak lain, maka
serta perkembangan Kota Malang. Semakin mereka akan yakin bahwa harapan mereka akan
berkembangnya kegiatan usaha kuliner di Kota terpenuhi dan tidak akan kecewa. Kepercayaan
Malang diharapkan akan dapat meningkatkan seseorang tidak hanya selalu ditujukan untuk
value dan image Wisata Kuliner Kota Malang, sesama manusia saja tetapi juga ditujukan
dan semakin meningkatnya value dan image kepada obyek tidak nyata seperti merek. Jika
Wisata Kuliner Kota Malang diharapkan akan seorang konsumen telah percaya terhadap suatu
dapat meningkatkan value dan image Kota merek, maka konsumen tersebut akan yakin
Malang. bahwa merek tersebut akan dapat memenuhi
Dalam upaya untuk dapat meningkatkan kebutuhan, keinginan, dan harapannya. Seorang
kegiatan usahanya, setiap badan usaha kuliner konsumen yang telah percaya kepada suatu
di Kota Malang perlu melakukan berbagai cara merek, maka konsumen tersebut dapat
dan strategi yang efektif dan efisien. Terdapat dikatakan pernah atau sering membeli atau
beberapa cara yang perlu dilakukan untuk dapat mengkonsumsi produk dari merek tersebut, dan
menunjang, mendukung, serta meningkatkan produk untuk merek tersebut mampu
kegiatan usahanya, seperti membentuk sebuah menciptakan dan membentuk sebuah
loyalitas dalam diri konsumen. Diharapkan pengalaman yang baik dan positif. Sebuah
dengan terbentuk dan terciptanya sebuah kepercayaan dari konsumen terhadap suatu
loyalitas dalam diri konsumen diharapkan akan merek dapat menjadi sebuah hal yang positif,
dapat menjaga dan meningkatkan kegiatan menguntungkan, dan potensial sebagai target
penjualan dan laba, dengan kegiatan penjualan yang penting untuk dicapai, karena
dan laba yang selalu terjaga dan meningkat kelangsungan atau eksistensi perusahaan atau
diharapkan akan dapat mencerminkan produk hasil dari perusahaan tersebut sangat
meningkatnya kegiatan usaha. bergantung pada kepercayaan konsumen.
Sebuah loyalitas konsumen terhadap suatu Hasil akhir yang diharapkan dari terbentuk
produk atau merek akan terbentuk jika badan dan terciptanya sebuah pengalaman, kepuasan,
usaha mampu membentuk dan menciptakan dan kepercayaan adalah terbentuk dan
sebuah produk yang berkualitas. Diharapkan terciptanya sebuah loyalitas. Loyalitas inilah
dengan membentuk dan menciptakan sebuah yang dapat membuat konsumen mengambil
produk yang berkualitas akan mampu keputusan untuk melakukan pembelian
membentuk dan menciptakan sebuah kepuasan berulang pada waktu yang akan datang,
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 143

merekomendasikan atau memberitahukan salah satu elemen, memegang peranan penting


kepada orang lain mengenai kinerja produk dimana dari waktu ke waktu mereka semakin
atau merek yang dirasakan, serta setia terhadap kritis dalam menyikapi suatu produk. Menurut
produk atau merek tersebut. Kotler (2003:10) pemasaran dikemukakan
Berdasarkan latar belakang yang telah sebagai berikut:
diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah “Marketing is societal process by which
dalam penelitian ini adalah: individual and group obtain what they need
1. Apakah terdapat pengaruh signifikan and want throught creating, offering, and freely
antara Pengalaman Merek terhadap exchanging product and service of value with
Kepuasan Merek? others”. Memiliki arti yaitu suatu proses sosial
2. Apakah terdapat pengaruh signifikan yang di dalamnya individu dan kelompok
antara Pengalaman Merek terhadap mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
Kepercayaan Merek? inginkan dengan menciptakan, menawarkan,
3. Apakah terdapat pengaruh signifikan dan secara bebas mempertukarkan produk dan
antara Pengalaman Merek terhadap jasa yang bernilai dengan individu-individu
Loyalitas Merek? atau kelompok-kelompok lain.
4. Apakah terdapat pengaruh signifikan Menurut Swastha dan Irawan (2000:5)
antara Kepuasan Merek terhadap Loyalitas pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
Merek? kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
5. Apakah terdapat pengaruh signifikan merencanakan, menentukan harga,
antara Kepercayaan Merek terhadap mempromosikan, dan mendistribusikan barang
Loyalitas Merek? dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik
6. Apakah terdapat pengaruh signifikan kepada pembeli yang ada maupun pembeli
antara Pengalaman Merek terhadap potensial.
Loyalitas Merek melalui mediasi Teori tersebut juga didukung oleh teori
Kepuasan Merek? atau pendapat lain dari Hasan (2008:1), Doyle
7. Apakah terdapat pengaruh signifikan dalam Tjiptono (2007:2), dan Deliyanti
antara Pengalaman Merek terhadap (2010:2) yang mengemukakan bahwa
Loyalitas Merek melalui mediasi pemasaran adalah merupakan sebuah sistem,
Kepercayaan Merek? konsep ilmu, proses, serta perpaduan dari
aktivitas-aktivitas dalam suatu kegiatan dan
TINJAUAN PUSTAKA strategi bisnis dalam manajemen yang
Kuliner berkaitan dengan merencanakan dan
Menurut Kamus Inggris-Indonesia menciptakan suatu produk (barang atau jasa),
(1990:159), kuliner merupakan hal yang menentukan harga, merencanakan dan
berhubungan dengan dapur atau masakan. melakukan promosi, serta melakukan distribusi
Menurut Echols dan Shadily (1976:75), kuliner produk untuk dapat memenuhi dan memuaskan
adalah suatu hal yang berhubungan dengan kebutuhan dan keinginan, menjalin hubungan
dapur dan memasak. Sedangkan menurut dengan stakeholder (pelanggan, karyawan, dan
Bahasa Melayu (2009), kuliner adalah hasil pemegang saham), memaksimumkan laba
olahan yang berupa masakan, masakan tersebut (return) bagi pemegang saham, serta
berupa lauk-pauk, makanan (panganan) dan menciptakan keunggulan kompetitif.
minuman.
Merek
Pemasaran Definisi brand (merek) menurut (Kotler,
Pemasaran merupakan salah satu dari Armstrong, 1997), brand (merek) adalah janji
kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat,
pengusaha dalam usahanya untuk manfaat, dan jasa spesifik secara konsisten
mempertahankan kelangsungan hidupnya kepada pembeli. Teori dan pendapat tersebut
usahanya, untuk berkembang dan mendapatkan juga didukung oleh teori dan pendapat lain dari
laba. Sebuah perusahaan dikatakan berhasil Janita (2005), Stephen King dalam Temporal
menjalankan fungsinya apabila mampu menjual dan Lee (2002:46), dan American Marketing
produknya pada konsumen dan memperoleh Association yang mengemukakan bahwa brand
profit semaksimal mungkin. Konsumen sebagai (merek) adalah selain kumpulan sifat, manfaat,
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 144

dan jasa tetapi juga berkaitan dengan ide, kata, b. Identitas dan tanda baik visual maupun
desain grafis, suara atau bunyi, nama, tanda, verbal, meliputi nama, logo, warna, dan
simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal lain-lain.
tersebut yang diharapkan dengan membentuk c. Tampilan produk, baik desain, kemasan,
hal-hal tersebut sebagai bagian atau bentuk dari maupun penampakan.
sebuah brand (merek) dapat mengidentifikasi, d. Co-branding, meliputi even-even
mesimbolisasi, dan membedakan produk dan pemasaran, sponsorship, aliansi dan
perusahaan dengan produk dan perusahaan lain rekanan kerja, lisensi, penempatan produk
atau pesaing, karena brand (merek) adalah dalam film, dan sebagainya.
sesuatu yang unik yang tidak dapat ditiru oleh e. Lingkungan spatial, termasuk desain
orang lain dan perusahaan lain/pesaing. kantor, baik interior maupun eksterior,
outlet penjualan, ekshibisi penjualan, dan
Pengalaman Merek lain-lain.
Brand experience telah menarik perhatian f. Web sites
dalam praktek pemasaran sekarang ini. Praktisi- g. Orang, meliputi penjual, representasi
praktisi pemasaran harus menyadari bahwa perusahaan, customer service, operator
dengan memahami apa sebenarnya peran brand call centre.
experience, akan sangat membantu para Schmitt (1999) juga mengemukakan
pemasar untuk mengembangkan strategi beberapa cara untuk membentuk dan mengelola
pemasaran. Menurut Brakus, Schmitt, dan Brand Experience, yakni:
Zarantonello (2009), Brand Experience a. Experience don’t just happen; they need to
didefinisikan sebagai sensasi, perasaan, be planned.
kognisi, dan tanggapan konsumen yang Dalam proses perencanaan, seorang
ditimbulkan oleh merek, terkait rangsangan pemasar harus kreatif, memanfaatkan
yang ditimbulkan oleh desain merek, identitas kejutan, intrik, dan bahkan provokasi.
merek, komunikasi pemasaran, orang dan b. Think about the customer experience first.
lingkungan merek tersebut dipasarkan. Seorang pemasar menentukan
Untuk dapat mendefinisikan lebih jauh karakteristik-karakteristik fungsional dari
mengenai brand experience Brakus, Schmitt, sebuah produk dan manfaat dari merek
dan Zarantonello (2009) memulai penelitian yang ada.
dengan melihat sudut pandang konsumen c. Be obsessive about the details of the
dengan menguji pengalaman-pengalaman experience.
konsumen itu sendiri dan bagaimana Konsep pemuasan kebutuhan konsumen
pengalaman itu menghasilkan pendapat sikap, tradisional melewatkan unsur-unsur
dan aspek lainnya dari perilaku konsumen. sensori, perasaan hangat yang dirasakan
Brand experience dimulai pada saat konsumen konsumen, serta “cuci otak” konsumen,
mencari produk, membeli, menerima pelayanan yang meliputi pemuasan seluruh tubuh dan
dan mengkonsumsi produk. Brand experience seluruh pikiran konsumen. Schmitt (1999)
dapat dirasakan langsung saat konsumen menyebutkan Exultate Jubilate, yang
mengkonsumsi dan membeli produk. Brand berarti kepuasan yang amat sangat.
experience dapat dirasakan secara tidak d. Find the “duck” for your brand.
langsung saat konsumen melihat iklan atau juga Maknanya, seorang pemasar diharapkan
saat pemasar mengkomunikasikan produk mampu memberikan suatu karakter yang
melalui sebuah website. memberikan kesan yang mendalam, yang
Menurut Schmitt (1999) idealnya, sebuah akan terus-menerus membangkitkan
perusahaan yang ingin menerapkan experiential kenangan, sehingga konsumen menjadi
marketing mampu memberikan experience loyal. Karakter ini adalah suatu elemen
yang integral, yaitu menyampaikan kelima kecil yang sangat mengesankan,
elemen experience melalui Experience membingkai, dan merangkum keseluruhan
Provider yang terdiri dari: experience yang dirasakan konsumen.
a. Komunikasi, meliputi iklan, komunikasi e. Think consumption situation, not product.
perusahaan baik internal maupun f. Strive for “holistic experiences”.
eksternal, dan public relation. Holistic, seperti yang telah disebutkan
diatas, adalah sebuah perasaan yang luar
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 145

biasa, menyentuh hati, menantang subyektif pada saat alternatif dipilih dan
intelegensi, relevan dengan gaya hidup melakukan perbandingan apakah alternatif yang
konsumen, dan memberikan hubungan telah dipilih tersebut sesuai atau bahkan
yang mendalam antar konsumen. melebihi harapan dan ekspektasi yang diterima.
g. Profile and track experiential impact with Kepuasan merupakan perilaku positif
the Experiential Grid. terhadap sebuah merek, yang akan bermuara
h. Use methodologies eclectically. pada keputusan konsumen untuk melakukan
Metode penelitian dalam pemasaran dapat pembelian ulang terhadap merek tersebut.
berbentuk kuantitatif maupun kualitatif, Kepuasan terhadap merek dapat didefinisikan
verbal maupun visual, dan didalam sebagai hasil dari evaluasi subyektif pada saat
maupun diluar laboratorium. Pemasar alternatif terpilih sesuai atau bahkan melebihi
dalam meneliti harus eksploratif dan harapan konsumen, menurut Bloemer dan
kreatif, serta menomorsekiankan tentang Kasper dalam Lau dan Lee (2000).
reliabilitas, validitas, dan kecanggihan Membangun hubungan dengan konsumen
metodologinya. seringkali membawa keberhasilan, tetapi tidak
i. Consider how the experiences changes. selalu merupakan suatu strategi terbaik.
Pemasar terutama harus memikirkan hal Menurut Kotler dalam Setyawan (2008),
ini ketika perusahaan memutuskan untuk kepuasan konsumen diciptakan melalui
memperluas merek kedalam kategori baru. kualitas, pelayanan, dan nilai. Berikut adalah
j. Add dynamism and “dionysianism” to uraiannya:
your company and brand. a. Kualitas
Kebanyakan organisasi dan perusahaan Kualitas mempunyai hubungan erat
pemilik merek terlalu takut, terlalu dengan kepuasan konsumen. Kualitas akan
perlahan, dan terlalu birokratis. Untuk mendorong konsumen untuk menjalin
itulah dionysianism perlu diterapkan. hubungan yang erat dengan perusahaan.
Dionysianism adalah kedinamisan, gairah, Dalam jangka panjang, ikatan ini
dan kreativitas. memungkinkan perusahaan untuk
memahami harapan dan kebutuhan
Kepuasan Merek konsumen. Kepuasan konsumen pada
Kepuasan atau satisfaction adalah sebuah akhirnya akan menciptakan loyalitas
kata yang berasal dari bahasa latin “satis” yang konsumen kepada perusahaan yang
artinya cukup baik, memadai dan “facio” yang memberikan kualitas yang memuaskan
artinya melakukan atau membuat. Sehingga mereka.
dapat disimpulkan bahwa arti dari kepuasan b. Pelayanan konsumen
adalah upaya pemenuhan sesuatu atau membuat Pelayanan konsumen tidak hanya sekedar
sesuatu memadai. menjawab pertanyaan dan keluhan
Brand satisfaction (kepuasan terhadap konsumen mengenai suatu produk atau
merek) berarti kepuasan konsumen terhadap jasa yang tidak memuaskan mereka,
suatu merek yang mereka gunakan. Brand namun lebih dari pemecahan yang timbul
satisfaction terjadi ketika seorang konsumen setelah pembelian.
benar-benar puas terhadap pengalaman yang c. Nilai
dialami berulang-ulang dari penggunaan satu Nilai yang dirasakan konsumen adalah
atau beberapa produk dalam merek yang sama. selisih antara jumlah nilai konsumen
Para konsumen yakin bahwa mereka akan dengan jumlah biaya konsumen. Jumlah
selalu terpuaskan oleh produk dari merek nilai konsumen adalah sekelompok
tersebut. Menurut Assael yang dikutip dalam manfaat yang diharapkan dari produk dan
Setyawan (2008) kepuasan muncul apabila jasa. Jumlah biaya konsumen adalah
harapan konsumen sesuai dengan keputusan sekelompok biaya yang digunakan dalam
pembelian yang dilakukan. Teori dan pendapat menilai, mendapatkan, menggunakan, dan
tersebut didukung oleh teori dan pendapat yang membuang produk atau jasa.
dikemukakan oleh Bloemer dan Kasper dalam
Lau dan Lee (2000) dan Lin dalam Semuel Kepercayaan Merek
(2009:26) yang mengemukakan bahwa Kepercayaan terbangun karena adanya
kepuasan merek adalah sebuah evaluasi harapan bahwa pihak lain akan bertindak sesuai
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 146

dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. dalam sebuah lingkungan dimana konsumen
Ketika seseorang telah mempercayai pihak lain tidak merasa aman didalamnya, karena mereka
maka mereka yakin bahwa harapan mereka mengetahui bahwa mereka dapat mengandalkan
akan terpenuhi dan tidak akan kecewa. merek yang sudah dipercaya tersebut.
Kepercayaan seseorang tidak hanya selalu Menurut Mowen dan Minnar (2000:437),
ditujukan untuk sesama manusia saja, namun mengatakan bentuk kepercayaan konsumen
dapat juga ditujukan untuk obyek tidak nyata terhadap suatu merek pada sebagian besar
seperti merek. terjadi apabila merek produk tersebut mampu
Menurut pendapat para ahli, dikatakan memenuhi self concept, need, dan value. Self
bahwa merek memiliki respon yang potensial concept merupakan bentuk perasaan dan
untuk menciptakan pengaruh dan kepercayaan perkiraan secara keseluruhan dari individu
dari konsumen. Oleh karena itu perlu diketahui terhadap sebuah objek yang mencerminkan
secara jelas apakah yang dimaksud dengan dirinya. Komponen self concept terdiri dari:
brand trust dalam penelitian ini. Bagi a. Actual self : bagaimana seseorang atau
perusahaan, kepercayaan konsumen terhadap individu sebenarnya memahami dirinya.
suatu merek merupakan suatu target yang b. Ideal self : bagaimana seseorang atau
penting untuk dicapai. Kelangsungan hidup individu akan dapat memahami dirinya.
baik perusahaan atau produk hasil dari c. Social self : bagaimana seseorang atau
perusahaan tersebut sangat bergantung pada individu percaya bahwa orang lain
kepercayaan konsumen. memahami dirinya.
Menurut Delgado (2005:2), kepercayaan d. Ideal social self : bagaimana seseorang
merek atau brand trust adalah adanya harapan atau individu menginginkan orang lain
atau kemungkinan yang tinggi bahwa merek memahami dirinya.
tersebut akan mengakibatkan hasil positif e. Expected self : menjelaskan bagaimana
terhadap konsumen. Oleh karena itu, seseorang akan bersikap atau bertindak.
perusahaan perlu membangun dan f. Situational self : bagaimana sikap atau
mempertahankan kepercayaan konsumen agar kepribadian seseorang pada situasi
dapat menciptakan komitmen konsumen mulai tertentu.
dari sekarang sampai waktu yang akan datang. g. Extended self : konsep kepribadian
Sejalan dengan definisi diatas, trust menurut seseorang atau individu yang termasuk
Holbrook dalam Darsono (2008) dan Zaitmal mampu mempengaruhi image kepribadian
dalam Darsono (2008) adalah keinginan untuk yang dimiliki seseorang atau individu
bersandar (percaya) dan memiliki harapan yang tersebut.
tinggi kepada exchange partner yang h. Possible self : bagaimana seseorang atau
dipercayai dalam situasi yang tidak pasti. individu ingin menjadi, akan menjadi, dan
Secara khusus, trust mengurangi takut untuk menjadi orang lain.
ketidakpastian dalam suatu lingkungan dimana
konsumen merasa kacau karena mereka tahu Loyalitas Merek
akan dapat bersandar pada merek yang Seperti yang telah dikemukakan
dipercaya. Pengalaman dengan merek akan sebelumnya, hasil yang diharapkan dari
menjadi sumber bagi konsumen untuk kepercayaan merek adalah didapatkannya
menciptakan kepercayaan terhadap merek. Dari loyalitas. Dan loyalitas inilah yang dapat
pengalaman tersebut akan mempengaruhi membuat konsumen mengambil keputusan
evaluasi konsumen dalam konsumsi, untuk melakukan pembelian ulang pada waktu
penggunaan, atau kepuasan secara langsung yang akan datang dan memberitahukan kepada
dan tidak langsung terhadap merek. orang lain mengenai kinerja produk dan jasa
Chauduri dan Holbrook (2001:65) yang dirasakan.
mendefinisikan kepercayaan terhadap merek Menurut Sutisna (2001:41), loyalitas
atau brand trust sebagai kemauan dari rata-rata merek adalah sebagai sikap yang menyenangi
konsumen untuk bergantung kepada terhadap suatu merek yang dipresentasikan
kemampuan dari sebuah merek dalam dalam pembelian yang konsisten atau berulang
melaksanakan segala kegunaan atau fungsinya. terhadap merek tersebut sepanjang waktu. Teori
Lebih lanjut dikatakan bahwa secara spesifik, dan pendapat tersebut didukung oleh teori dan
kepercayaan dapat mengurangi ketidakpastiaan pendapat yang dikemukakan oleh Jones
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 147

(2002:1), Aaker (1997:57), dan Giddens Menurut Rowley (2005:3-4), jenis-jenis


(2002:79), yang mengemukakan bahwa konsumen loyal dapat dikategorikan kedalam 4
loyalitas merek adalah satu ukuranketerkaitan (empat) kategori, yakni:
seorang pelanggan pada sebuah merek dan a. Cagriuer, yakni konsumen yang netral
lebih dari sekedar kecenderungan konsumen terhadap terhadap merek dan
untuk melakukan pembelian berulang yang menggunakan sebuah merek dikarenakan
sederhana terhadap merek tertentu dalam tidak memiliki pilihan produk lain.
sebuah kategori produk. b. Comunixience-seeker, yakni konsumen
Loyalitas merek merupakan ukuran inti tidak begitu melakukan tindakan pada
dari brand equity. Apabila loyalitas merek suatu merek, hanya mencari kenyamanan
meningkat, maka kerentaan suatu kelompok dalam sebuah merek.
pelanggan dari serangan kompetitor dapat c. Comended, yakni konsumen yang setia
dikurangi. Hal ini merupakan suatu indikator pada suatu merek tapi tidak melakukan
dari brand equityyang berkaitan dengan pengembangan pembelian pada produk
perolehan laba di masa yang akan datang, ataupun layanan tambahan yang
karena loyalitas merek secara langsung dapat ditawarkan oleh merek tersebut.
diartikan sebagai penjualan di masa depan. d. Commited, yakni konsumen yang paling
Brand loyalty merupakan faktor penting setia pada merek tertentu dan memiliki
yang harus dijaga oleh perusahaan sehingga kemungkinan tinggi untuk melakukan
konsumen akan terus membeli produknya. tindakan word of mouth dalam rangka
Brand loyalty (loyalitas merek) merupakan menyebarkan merek yang disukai.
suatu ukuran keterkaitan antara pelanggan Sumarketer (2005:2), mengemukakan
dengan sebuah merek. Ukuran ini mampu bahwa terdapat 4 (empat) fase yang harus
memberikan gambaran mengenai mungkin dilalui oleh konsumen sebelum sampai pada
tidaknya seorang pelanggan beralih ke produk fase loyalty (loyalitas/kesetiaan), yakni:
yang lain, terutama jika pada merek tersebut a. Introduction (pengenalan)
didapati ada perubahan, baik menyangkut harga b. Trial (mencoba)
ataupun atributnya. Seorang pelanggan yang c. Repeat purchase (pembelian ulang)
sangat loyal kepada suatu merek tidak akan d. Loyalty (loyalitas/kesetiaan)
dengan mudah berpindah ke merek lain, apapun Menurut Darianto (2004:79), pengelolaan
yang terjadi dengan merek tersebut. Apabila dan pemanfaatan yang benar dari suatu strategi
loyalitas pelanggan terhadap suatu merek pemasaran, maka akan membuat brand loyalty
meningkat, kerentanan kelompok pelanggan menjadi aset strategis bagi perusahaan.
tersebut dari ancaman dan serangan dari merek Beberapa hal yang dapat diberikan brand
produk pesaing dapat dikurangi. loyalty kepada perusahaan, yakni: reduced
Brand loyalty merupakan fenomena marketing costs, trade leverage, attracting new
atitudional yang berhubungan dengan perilaku, customers, dan provide time to respond to
atau merupakan fungsi dari proses psikologis, competitive threats.
dibedakan menjadi 4 (empat) macam loyalitas a. Reduced marketing costs (mengurangi
menurut Hasan (2008:84), yaitu: biaya pemasaran).
a. Loyalitas merek yang sesungguhnya (true Adanya brand loyalty berkaitan dengan
focal brand loyalty), loyalitas pada merek biaya pemasaran. Biaya pemasaran akan
tertentu yang menjadi minatnya. lebih murah terutama dalam
b. Loyalitas merek ganda yang sesungguhnya mempertahankan pelanggan dibandingkan
(true multibrand loyalty), termasuk merek dengan upaya untuk mendapatkan
focal/utama. pelanggan baru. Jadi, biaya pemasaran
c. Pembelian ulang (repeat purchasing) akan menjadi kecil jika brand loyalty
merek focal/utama dari non-loyal. meningkat.
d. Pembelian secara kebetulan (happenstance b. Trade leverage (meningkatkan pelanggan).
purchasing) merek focal/utama oleh Loyalitas terhadap suatu merek akan
pembeli-pembeli loyal dan non-loyal menghasilkan peningkatan perdagangan
merek lain. atau penjualan, serta memperkuat
keyakinan perantara pemasaran. Semakin
biasa konsumen membeli suatu produk,
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 148

maka semakin tinggi frekuensi pembelian Pengaruh pengalaman merek terhadap


konsumen tersebut, yang pada akhirnya kepercayaan merek, berdasarkan hasil
dapat meningkatkan penjualan. penelitian terdahulu, terdapat beberapa
c. Attracting new customers (menarik penelitian yang memberikan hasil yang
pelanggan baru). berbeda. Sahin, Zehir, dan Kitapci (2011)
Banyaknya pelanggan yang merasa puas mengemukakan bahwa Brand Experience
dan suka pada merek tertentu, maka akan memiliki pengaruh positif yang signifikan
menimbulkan perasaan yakin atau percaya terhadap Brand Trust. Risitano, Romano, dan
pada calon pelanggan lain untuk Quintano (2010) mengemukakan bahwa Brand
mengkonsumsi merek tersebut. Di Experience memiliki pengaruh positif yang
samping itu, pelanggan yang puas signifikan terhadap Brand Trust. Marist,
umumnya akan merekomendasikan merek Yuliati, dan Najib (2014) mengemukakan
yang pernah atau sedang dikonsumsi oleh bahwa Brand Experience memiliki pengaruh
teman/kerabat dekatnya, sehingga akan negatif terhadap Brand Trust. Kusuma (2014)
menarik pelanggan baru. mengemukakan bahwa Brand Experience
d. Provide time to respond to competitive memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
threats (memberi waktu untuk ancaman Brand Trust.
pesaing). Pengaruh pengalaman merek terhadap
loyalitas merek, berdasarkan hasil penelitian
Kerangka Konsep Penelitian terdahulu, terdapat beberapa penelitian yang
Kerangka konsep dalam penelitian ini memberikan hasil yang berbeda. Sahin, Zehir,
disusun untuk menggambarkan model atau dan Kitapci (2011) mengemukakan bahwa
konsep yang terdiri dari variabel-variabel yang Brand Experience memiliki pengaruh positif
diteliti beserta hubungan kausal antar variabel yang signifikan terhadap Brand Loyalty.
penelitian. Kerangka konsep penelitian Marist, Yuliati, dan Najib (2014)
dijabarkan dari perumusan masalah yang telah mengemukakan bahwa Brand Experience
diuraikan dan dipaparkan sebelumnya serta memiliki pengaruh positif terhadap Brand
penjelasan masing-masing variabel dan pola Loyalty. Kusuma (2014) mengemukakan bahwa
hubungan yang dibentuk oleh variabel tersebut. Brand Experience memiliki pengaruh yang
Dari hasil kajian teori dan kajian empirik signifikan terhadap Brand Loyalty.
khususnya mengenai pengaruh pengalaman Pengaruh kepuasan merek terhadap
merek, kepuasan merek, dan kepercayaan loyalitas merek, berdasarkan hasil penelitian
merek terhadap loyalitas merek. Berdasarkan terdahulu, terdapat beberapa penelitian yang
kajian teori dan kajian empirik, dapat diketahui memberikan hasil yang berbeda. Sahin, Zehir,
bahwa pengalaman merek, kepuasan merek, dan Kitapci (2011) mengemukakan bahwa
dan kepercayaan merek memiliki pengaruh Brand Satisfaction memiliki pengaruh positif
terhadap loyalitas merek. yang signifikan terhadap Brand Loyalty.
Pengaruh pengalaman merek terhadap Marist, Yuliati, dan Najib (2014)
kepuasan merek, berdasarkan hasil penelitan mengemukakan bahwa Brand Satisfaction
terdahulu, terdapat beberapa penelitan yang memiliki pengaruh positif terhadap Brand
memberikan hasil yang berbeda. Sahin, Zehir, Loyalty. Kusuma (2014) mengemukakan bahwa
dan Kitapci (2011) mengemukakan bahwa Brand Satisfaction memiliki pengaruh yang
Brand Experience memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Brand Loyalty. Lee, Moon,
yang signifikan terhadap Brand Satisfaction. Kim, dan Yi (2014) mengemukakan bahwa
Marist, Yuliati, dan Najib (2014) Brand Satisfaction memiliki pengaruh langsung
mengemukakan bahwa Brand Experience yang signifikan terhadap Brand Loyalty.
memiliki pengaruh positif terhadap Brand Pengaruh kepercayaan merek terhadap
Satisfaction. Kusuma (2014) mengemukakan loyalitas merek, berdasarkan hasil penelitian
bahwa Brand Experience memiliki pengaruh terdahulu, terdapat beberapa penelitian yang
yang signifikan terhadap Brand Satisfaction. memberikan hasil yang berbeda. Dewanti,
Lin (2015) mengemukakan bahwa Innovative Ismail, Tasrihanto, dan Prabowo (2010)
Brand Experience memiliki pengaruh positif mengemukakan bahwa Brand Trust memiliki
secara langsung yang tidak signifikan terhadap pengaruh positif yang signifikan terhadap
Brand Satisfaction. Brand Loyalty. Ahmed (2014) mengemukakan
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 149

bahwa Brand Trust memiliki pengaruh positif mengemukakan bahwa Brand Trust memiliki
yang signifikan terhadap Brand Loyalty. pengaruh positif secara langsung terhadap
Upamannyu, Gulati, dan Mathur (2014) Brand Loyalty. Kusuma (2014) mengemukakan
mengemukakan bahwa Brand Trust memiliki bahwa Brand Trust memiliki pengaruh yang
pengaruh positif yang signifikan terhadap signifikan terhadap Brand Loyalty. Lee, Moon,
Customer Brand Loyalty. Anwar, Gulzar, Bin Kim, dan Yi (2014) mengemukakan bahwa
Sohail, dan Akram (2011) mengemukakan Brand Trust memiliki pengaruh langsung yang
bahwa Brand Trust memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Brand Loyalty.
yang signifikan terhadap Brand Loyalty. Rizan, Model hipotesis penelitian dibuat dengan
Saidani, dan Sari (2012) mengemukakan bahwa mengintegrasikan variabel pengalaman merek,
Brand Trust memiliki pengaruh positif yang kepuasan merek, kepercayaan merek, dan
signifikan terhadap Brand Loyalty. Zehir, loyalitas merek dalam sebuah model yang
Sahin, Kitapci, dan Ozsahin (2011) terintegrasi. Penelitian ini menggunakan 4
mengemukakan bahwa Brand Trust memiliki (empat) variabel dengan rincian: pengalaman
pengaruh positif yang signifikan terhadap merek sebagai variabel bebas (eksogen),
Brand Loyalty. Sahin, Zehir, dan Kitapci kepuasan merek dan kepercayaan merek
(2011) mengemukakan bahwa Brand Trust sebagai variabel mediasi, dan loyalitas merek
memiliki pengaruh positif yang signifikan sebagai variabel terikat (endogen). Konsep ini
terhadap Brand Loyalty. Marist, Yuliati, dan dibangun untuk membuktikan pengaruh
Najib (2014) mengemukakan bahwa Brand hubungan antara pengalaman merek terhadap
Trust memiliki pengaruh negatif terhadap loyalitas merek yang dimediasi oleh kepuasan
Brand Loyalty. Upamannyu dan Mathur (2012) merek dan kepercayaan merek. Atas dasar
mengemukakan bahwa Brand Trust memiliki hubungan tersebut dibangun kerangka
pengaruh positif yang signifikan terhadap konseptual penelitian seperti pada Gambar 3.2
Brand Loyalty. Lin dan Lee (2012) berikut:

Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian

H6

Kepuasan H4
H3 Merek
H1
Pengalaman Loyalitas
Merek H2 H5 Merek
Kepercayaan
Merek

H7

Sumber : diolah dari Kajian Teori dan Kajian Empirik, 2015

Hipotesis Penelitian H6 : Semakin baik pengalaman merek akan


H1 : Semakin baik pengalaman merek akan meningkatkan loyalitas merek melalui mediasi
meningkatkan kepuasan merek kepuasan merek
H2 : Semakin baik pengalaman merek akan H7 : Semakin baik pengalaman merek akan
meningkatkan kepercayaan merek meningkatkan loyalitas merek melalui mediasi
H3 : Semakin baik pengalaman merek akan kepercayaan merek
meningkatkan loyalitas merek
H4 : Semakin baik kepuasan merek akan METODE
meningkatkan loyalitas merek Jenis Penelitian
H5 : Semakin baik kepercayaan merek akan Penelitian ini menggunakan jenis
meningkatkan loyalitas merek penelitian survei yang digunakan untuk maksud
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 150

penjelasan (explanatory). Menurut


Singarimbun (1995:4) penelitian survei adalah Populasi dan Sampel
penelitian yang mengambil sampel dari suatu Singarimbun dan Effendi (1995:152)
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai mengemukakan bahwa populasi atau universe
alat dalam pengumpulan data yang pokok. adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa
Singarimbun menjelaskan, explanatory yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi
research (penelitian penjelasan) adalah (population) yaitu sekelompok orang, kejadian,
penelitian yang menjelaskan hubungan kausal atau segala sesuatu yang mempunyai
antara variabel-variabel melalui pengujian karakteristik tertentu (Indriantoro,1999:155).
hipotesa.Singarimbun dan Effendi (2006:93) Sedangkan menurut Sugiyono (2008:215),
menyebutkan penelitian explanatory populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi
merupakan penelitian penjelasan yang yang terdiri atas obyek atau subyek yang
menyoroti variabel-variabel penelitian dan mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
menguji hipotesis atau testing research yang yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
telah dirumuskan. Lebih lanjut Sugiyono dan kemudian ditarik kesimpulannya.
(2008:93) menjelaskan: Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
“Penelitian explanatory research apabila orang yang pernah membeli dan mengkonsumsi
data yang sama peneliti menjelaskan hubungan (pembeli, konsumen, atau pelanggan) produk
kausal antara variabel-variabel melalui dari 8 (delapan) tempat atau obyek kuliner khas
pengujian hipotesis maka penelitian dinamakan Kota Malang.
penelitian pengujian hipotesis atau penelitian Sampel adalah sebagian dari populasi itu
penjelasan. Metode riset ini dapat digunakan yang memiliki karakteristik sama dengan
dengan lebih banyak segi dan lebih luas dari populasi (Sugiyono 2008:215). Dalam
metode lain dan memberikan informasi yang penelitian ini populasi tidak diketahui secara
mutakhir yang bermanfaat bagi perkembangan pasti untuk menentukan sampel, peneliti
ilmu pengetahuan”. berpedoman pada pendapat yang dikemukakan
oleh Roscoe dalam Sekaran (2006:160) yang
Penelitian ini dilakukan dengan mengusulkan pengambilan ukuran sampel lebih
mengambil sampel dari suatu populasi dan dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
menggunakan kuesioner sebagai alat kebanyakan penelitian. Di samping itu, untuk
pengumpulan data yang pokok, untuk penelitian multivariat (termasuk analisis regresi
menjelaskan hubungan kausal antara variabel- linear berganda) ukuran sampel sebaiknya
variabel melalui pengujian hipotesa. beberapa kali (lebih disukai 10 kali atau lebih)
lebih besar dari jumlah indikator dalam studi.
Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan uraian tersebut peneliti mengambil
Ruang lingkup penelitian ini adalah sampel sebanyak 150 responden dimana angka
manajemen pemasaran. Khususnya mengenai 150 lebih dari 30 dan kurang dari 500.
pengukuran pengaruh Pengalaman Merek Disamping itu, sampel sebanyak 150 juga
terhadap Loyalitas Merek melalui mediasi memenuhi asumsi ke 2 (dua) yang menyatakan
Kepuasan Merek dan Kepercayaan Merek bahwa beberapa kali atau lebih besar dari
(Studi Pada Kuliner Khas Kota Malang). indikator penelitian yaitu 150 sampel : 15
indikator yang diobservasi = 10 kali jumlah
Lokasi Penelitian indikator yang diobservasi.
Lokasi penelitian merupakan tempat Cara pengambilan sampel dalam penelitian
penelitian tersebut berlangsung dan ini adalah dengan menggunakan Non
dilaksanakan oleh peneliti dalam rangka Probability Sampling atau Non Random
mengumpulkan data yang dibutuhkan sebagai Sampling. Teknik Non Random Sampling yang
penguat dan sebagai bukti nyata dalam digunakan adalah dengan menggunakan metode
penulisan. Lokasi ini juga merupakan keadaan Purposive Sampling. Widayat dan Amirullah
yang sebenarnya dari obyek yang diteliti guna (2002:55) menyatakan bahwa dalam teknik ini
untuk mendapatkan tambahan data yang sampel dipilih berdasarkan penilaian atau
berkaitan dengan masalah penelitian. Penelitian pandangan dari peneliti berdasarkan tujuan dan
dilakukan pada 8 (delapan) tempat atau obyek maksud peneliti. Sedangkan menurut
kuliner khas Kota Malang. Indriantoro dan Supomo (1999:117), teknik
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 151

penentuan sampel menggunakan purposive menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat
sampling, disebut juga judgement sampling, dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat
yaitu tipe pemilihan sampel secara acak yang pengukur dipakai dua kali untuk mengukur
diperoleh dengan menggunakan pertimbangan gejala yang sama dan hasil pengukuran yang
tertentu, umumnya disesuaikan dengan tujuan diperoleh relatif konsisten maka alat pengukur
atau masalah penelitian. tersebut reliabel. Menurut Arikunto (1998:116),
Berdasarkan metode dan teknik sampling teknik yang digunakan untuk mengukur
yang digunakan tersebut, maka responden yang reabilitas adalah dengan menggunakan Alpha
dipilih dalam penelitian ini adalah responden Cronbach.
dengan karakteristik sebagai berikut: Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel
a. Responden adalah seseorang yang pernah bila memiliki nilai koefisien keandalan lebih
membeli dan mengkonsumsi lebih dari 1 besar atau sama dengan 0,6 sehingga apabila α
(satu) kali produk-produk dari obyek sama dengan 0,6 maka instrumen dapat
kuliner khas Kota Malang. dikatakan reliabel.
b. Responden adalah seseorang yang
berumur lebih dari 17 tahun dengan Analisis Path
asumsi bahwa seseorang yang berumur Path analysis digunakan untuk
lebih dari 17 tahun dianggap telah dewasa menganalisis pola hubungan antara variabel
(UU No. 1 Pasal 47 Tahun 1974, tentang dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
Perkawinan dan UU No. 13 Pasal 1 angka langsung maupun tidak langsung seperangkat
26 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan). variabel bebas (eksogen) terhadap variabel
terikat (endogen). Melalui analisis jalur ini
Pengujian Instrumen Penelitian akan dapat ditemukan jalur mana yang paling
Agar data yang dikumpulkan memiliki tepat dan singkat suatu variabel eksogen
kualitas yang tinggi untuk menguji ketepatan menuju variabel endogen yang terkait.Analisis
hipotesis yang disusun, maka kuesioner harus jalur (Path Analysis) merupakan
diuji validitas dan reliabilitas. Suatu kuesioner pengembangan statistik regresi, sehingga
dapat dikatakan valid (sah) jika pernyataan analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan khusus analisis jalur. Analisis jalur digunakan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner untuk melukiskan dan menguji model
tersebut. Sedangkan suatu kuesioner tersebut hubungan antar variabel yang berbentuk sebab
dikatakan reliable (andal) jika jawaban akibat (Sugiyono: 2009).
responden terhadap pernyataan adalah Terdapat beberapa definisi mengenai
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. analisis jalur ini, diantaranya: “Analisis jalur
Menurut Ancok dalam Singarimbun dan ialah suatu teknik untuk menganalisis
Effendi (1995:128) validitas adalah sejauh hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi
mana suatu alat pengukur itu mengukur apa berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi
yang ingin diukur. Pengujian validitas untuk variabel tergantung tidak hanya secara
tiap tahap butir pertanyaan dalam kuesioner langsung tetapi juga secara tidak langsung”.
digunakan analisis item dengan skor totalnya (Robert D. Retherford 1993). Sedangkan
dengan rumus korelasi product moment menurut Webley (1997) mengemukakan
pearson dalam Singarimbun dan Effendi bahwa: “Analisis jalur merupakan
(1995:130). pengembangan langsung bentuk regresi
Apabila probabilitas hasil korelasi lebih berganda dengan tujuan untuk memberikan
kecil dari 0,05 maka dinyatakan valid dan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan
sebaliknya bila lebih besar dari 0.05 maka signifikansi (significance) hubungan sebab
dinyatakan tidak valid. Jika dalam perhitungan akibat hipotetikal dalam seperangakat
ditemukan pertanyaan yang tidak valid/tidak variabel”. David Garson dari North Carolina
signifikan kemungkinan dapat disebabkan State University mendefinisikan analisis jalur
pernyataan tersebut kurang susunan kata- sebagai “Model perluasan regresi yang
katanya sehingga menimbulkan penafsiran digunakan untuk menguji keselarasan matriks
yang berbeda. korelasi dengan dua atau lebih model hubungan
Reliabilitas menurut Ancok dalam sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti.
Singarimbun dan Effendi (1995:129) adalah Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 152

lingkaran dan panah dimana anak panah indirect effects, adalah power tes yang rendah
tunggal menunjukkan sebagai penyebab. bila distribusi indirect effect ab berdistribusi
Regresi dikenakan pada masing-masing tidak normal, khususnya pada sampel kecil
variabel dalam suatu model sebagai variabel (Wuensch., 2007; Preacher and Hayes., 2004).
tergantung (pemberi respon) sedang yang lain Hasil simulasi oleh Bollen dan Stine (1990)
sebagai penyebab. Pembobotan regresi serta Shrout dan Bolger (2002), menunjukkan
diprediksikan dalam suatu model yang bahwa distribusi sampling indirect effect tidak
dibandingkan dengan matriks korelasi yang selalu simetris atau normal (Preacher and
diobservasi untuk semua variabel dan Hayes., 2004). Satu metode yang
dilakukan juga penghitungan uji keselarasan direkomendasikan adalah menggunakan teknik
statistik (David Garson, 2003). Dari definisi- bootsrapping (Shrout dan Bolger., 2002 dalam
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Wuensch., 2007; Preacher and Hayes., 2004;
analisis jalur merupakan bentuk pengembangan Preacher, Rucker and Hayes., 2007).
dari analisis regresi berganda. Bootsrapping adalah pendekatan non-
parametrik untuk menguji hipotesis indirect
Sobel Test effect, yang tidak membutuhkan asumsi
Strategi kedua untuk pengujian mengenai bentuk distribusi variabel atau
mediasional adalah product of coefficient, yang distribusi sampling dari indirect effect ab.
menguji signifikansi pengaruh tak langsung Pendekatan ini juga tidak didasarkan pada teori
atau indirect effect (perkalian efek langsung sampel besar atau large-sample theory, yang
atau direct effect variabel independen terhadap berarti cocok untuk sampel kecil (Preacher and
mediator, a dan direct effect mediator terhadap Hayes., 2004; Preacher, Rucker and Hayes.,
variabel dependen, b atau ab). Uji signifikansi 2007).
terhadap koefisien indirect effect ab diakui Perhitungan besarnya indirect effect dan
memberikan pengujian yang lebih langsung pengujian signifikansi dengan teknik
terhadap hipotesis mediasional, dibanding bootstrapping dapat menggunakan macro
pendekatan causal step (Preacher and Hayes., SPSS/SAS dari Preacher dan Hayes yang
2004; Preacher, Rucker and Hayes., 2007). Uji tersedia di internet pada
signifikansi indirect effect ab dilakukan http://www.comm.ohio-
berdasarkan rasio antara koefisien ab dengan state.edu/ahayes/sobel.htm. Macro ini akan
standard error-nya yang akan menghasilkan menghasilkan semua nilai-nilai yang
nilai z statistik (z-value). Standard error dibutuhkan untuk pengujian mediasi
koefisien ab (Sab) dihitung berdasarkan versi berdasarkan aturan Baron dan Kenny, hasil
Aroian dari Sobel test yang dipopulerkan dan pengujian signifikansi indirect effect
direkomendasikan oleh Baron and Kenny menggunakan Sobel test versi Aroian yang
(1986), yaitu akar kuadrat (b2Sa2 + a2Sb + dipopulerkan dan direkomendasikan oleh Baron
Sa2Sb2). and Kenny, serta teknik bootsrapping untuk
Jika z-value dalam harga mutlak > 1,96 menghasilkan interval kepercayaan 95% dan
atau tingkat signifikansi statistik z (p-value) < 99% atau 95% confidence intervals dan 99%
0,05, berarti indirect effect atau pengaruh tak confidence intervals (Preacher and Hayes.,
langsung variabel independen terhadap variabel 2004). Bila indirect effect ab dalam 95%
dependen melalui mediator, signifikan pada confidence intervals, tidak mengandung nol
taraf signifikansi 0,05 (Preacher and Hayes., maka indirect effect atau pengaruh tak langsung
2004). z-value beserta nilai probabilitasnya (p- variabel independen terhadap variabel
value) dapat dihitung menggunakan Excel atau dependen melalui variabel mediator, signifikan
alat hitung interaktif dari Kris Preachers yang pada taraf signifikansi 0,05 yang berarti
terdapat pada dukungan terhadap adanya mediasi (Preacher
http://people.ku.edu/~preacher/sobel/sobel.htm. and Hayes., 2004; Wuensch., 2009).
Dengan hanya memasukkan nilai a, b
beserta standar error-nya masing-masing maka HASIL DAN PEMBAHASAN
uji signifikansi dengan Sobel test (bersama Hasil Pengujian Hipotesis
variannya) dapat diperoleh. Satu masalah Konversi diagram jalur ke dalam model
serius dengan pendekatan Sobel test di atas dan pengukuran dimaksudkan untuk mengubah
beberapa variannya dalam menguji signifikansi model diagram menjadi model pengukuran
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 153

berbasis data empiric yang digunakan untuk terhadap variabel endogen secara langsung
mengetahui pengaruh variabel eksogen maupun secara tidak tidak langsung.

Gambar 2
Konversi Diagram Jalur (Path) untuk Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung
0.095*(0.027)
Kepuasan Merek

0.494*(0.000) 0.192*(0.021)

0.082(0.294)
Pengalaman Loyalitas Merek
Merek

Kepercayaan
0.495*(0.000) 0.448*(0.000)
Merek

0.222*(0.000)

Model empirik yang dihasilkan adalah sebagai Model 3 : LM = 0.082 PM + 0.192 KM +


berikut : 0.448 KPM
Model 1 : KM = 0.494 PM Adapun pengaruh secara langsung
Model 2 : KPM = 0.495 PM maupun secara tidak langsung sebagaimana
disajikan dalam Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Hasil Uji Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung


Koefisien
Eksogen Endogen Mediasi 1 Grand
Direct Indirect Total
Total
Pengalaman Kepuasan 0.494* 0.494 0.494
Pengalaman Kepercayaan 0.495* 0.495 0.495
Kepuasan 0.095* 0.177
Pengalaman Loyalitas 0.082 0.481
Kepercayaan 0.222* 0.304
Kepuasan Loyalitas 0.192* 0.192 0.192
Kepercayaan Loyalitas 0.448* 0.448 0.448
Keterangan : * (signifikan)

Sumber Data Diolah.2016


baik pengalaman merek maka cenderung dapat
Berdasarkan Diagram Jalur dan tabel diatas meningkatkan kepuasan merek.
dapat diketahui bahwa:
H2: Semakin baik Pengalaman Merek akan
H1: Semakin baik Pengalaman Merek akan meningkatkan Kepercayaan Merek
meningkatkan Kepuasan Merek Koefisien pengaruh secara langsung
Koefisien pengaruh secara langsung pengalaman merek terhadap kepercayaan
pengalaman merek terhadap kepuasan merek merek sebesar 0.495. Hal ini menunjukkan
sebesar 0.494. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa pengalaman merek memiliki pengaruh
pengalaman merek memiliki pengaruh positif positif secara langsung yang signifikan
secara langsung yang signifikan terhadap terhadap kepercayaan merek. Dengan
kepuasan merek. Dengan demikian semakin demikian semakin baik pengalaman merek
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 154

maka cenderung dapat meningkatkan cenderung dapat meningkatkan loyalitas


kepercayaan merek. merek.

H3: Semakin baik Pengalaman Merek akan H7: Semakin baik Pengalaman Merek akan
meningkatkan Loyalitas Merek meningkatkan Loyalitas Merek melalui
Koefisien pengaruh secara langsung mediasi Kepercayaan Merek
pengalaman merek terhadap loyalitas merek Koefisien pengaruh secara tidak langsung
sebesar 0.082. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman merek terhadap loyalitas merek
pengalaman merek memiliki pengaruh positif melalui mediasi kepercayaan merek sebesar
secara langsung yang tidak signifikan terhadap 0.222. Hal ini menunjukkan bahwa
loyalitas merek. Dengan demikian semakin pengalaman merek memiliki pengaruh positif
baik pengalaman merek maka cenderung dapat yang signifikan terhadap loyalitas merek
meningkatkan loyalitas merek. Meskipun melalui mediasi kepercayaan merek. Dengan
pengalaman merek dapat meningkatkan demikian semakin baik dan meningkatnya
loyalitas merek, namun peningkatan tersebut kepercayaan merek yang disebabkan oleh
tidak signifikan. semakin baiknya pengalaman merek maka
cenderung dapat meningkatkan loyalitas
H4: Semakin baik Kepuasan Merek akan merek.
meningkatkan Loyalitas Merek
Koefisien pengaruh secara langsung Pembahasan Hasil Penelitian
kepuasan merek terhadap loyalitas merek Pengaruh Pengalaman Merek terhadap
sebesar 0.192. Hal ini menunjukkan bahwa Kepuasan Merek
kepuasan merek memiliki pengaruh positif Berdasarkan hasil penelitian
secara langsung yang signifikan terhadap menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif
loyalitas merek. Dengan demikian semakin secara langsung yang signifikan antara
baik dan meningkatnya kepuasan merek maka pengalaman merek terhadap kepuasan merek
cenderung dapat meningkatkan loyalitas dengan Koefisien pengaruh sebesar 0.494 dan
merek. probabilitas sebesar 0.000 (Sig p < 0.05).
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
H5: Semakin baik Kepercayaan Merek akan bahwa semakin baik pengalaman merek akan
meningkatkan Loyalitas Merek meningkatkan kepuasan merek. Dengan
Koefisien pengaruh secara langsung demikian Hipotesis 1 diterima dan dipenuhi.
kepercayaan merek terhadap loyalitas merek Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
sebesar 0.448. Hal ini menunjukkan bahwa ini mendukung dan menerima hasil penelitian
kepercayaan merek memiliki pengaruh positif yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti
secara langsung yang signifikan terhadap yang menyebutkan bahwa “pengalaman merek
loyalitas merek. Dengan demikian semakin memiliki pengaruh positif yang signifikan
baik dan meningkatnya kepercayaan merek terhadap kepuasan merek”, dan beberapa
maka cenderung dapat meningkatkan loyalitas peneliti yang mengemukakan hal tersebut,
merek. yakni: Azize Sahin, Cemal Zehir, dan Hakan
Kitapci (2011).
H6: Semakin baik Pengalaman Merek akan Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
meningkatkan Loyalitas Merek melalui ini tidak mendukung dan menolak hasil
mediasi Kepuasan Merek penelitian yang telah dikemukakan oleh
Koefisien pengaruh secara tidak langsung beberapa peneliti yang menyebutkan bahwa
pengalaman merek terhadap loyalitas merek “pengalaman merek memiliki pengaruh positif
melalui mediasi kepuasan merek sebesar yang tidak signifikan terhadap kepuasan
0.095. Hal ini menunjukkan bahwa merek”, dan beberapa peneliti yang
pengalaman merek memiliki pengaruh positif mengemukakan hal tersebut, yakni: Y. H. Lin
yang signifikan terhadap loyalitas merek (2015), Adi Irianto Marist, Lilik Noor Yuliati,
melalui mediasi kepuasan merek. Dengan Mukhamad Najib (2014), Yohanes Surya
demikian semakin baik dan meningkatnya Kusuma (2014).
kepuasan merek yang disebabkan oleh Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
semakin baiknya pengalaman merek maka ini mendukung serta memperkuat teori yang
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 155

menjadi acuan dalam penelitian ini, dimana Berdasarkan hasil penelitian


menurut Ferinnadewi (2008:148) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif
menyebutkan bahwa “Brand Experience akan secara langsung yang tidak signifikan antara
menjadi sumber bagi konsumen atas pengalaman merek terhadap loyalitas merek.
terciptanya Brand Trust (rasa percaya pada Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
merek) dan hal ini akan mempengaruhi bahwa semakin baik pengalaman merek akan
Customer Satisfaction pada saat meningkatkan loyalitas merek meskipun
mengkonsumsi suatu merek. pengaruhnya tidak signifikan. Dengan
demikian Hipotesis 3 ditolak dan tidak
Pengaruh Pengalaman Merek terhadap dipenuhi.
Kepercayaan Merek Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini mendukung dan menerima hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti
secara langsung yang signifikan antara yang menyebutkan bahwa “pengalaman merek
pengalaman merek terhadap kepercayaan memiliki pengaruh positif yang tidak
merek dengan Koefisien pengaruh sebesar signifikan terhadap loyalitas merek”, dan
0.495 dan probabilitas sebesar 0.000 (Sig p < beberapa peneliti yang mengemukakan hal
0.05). Berdasarkan hasil tersebut dapat tersebut, yakni: Adi Irianto Marist, Lilik Noor
disimpulkan bahwa semakin baik pengalaman Yuliati, Mukhamad Najib (2014), Yohanes
merek akan meningkatkan kepercayaan merek. Surya Kusuma (2014).
Dengan demikian Hipotesis 2 diterima dan Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
dipenuhi. ini tidak mendukung dan menolak hasil
Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian penelitian yang telah dikemukakan oleh
ini mendukung dan menerima hasil penelitian beberapa peneliti yang menyebutkan bahwa
yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti “pengalaman merek memiliki pengaruh positif
yang menyebutkan bahwa “pengalaman merek yang signifikan terhadap loyalitas merek”, dan
memiliki pengaruh positif yang signifikan beberapa peneliti yang mengemukakan hal
terhadap kepercayaan merek”, dan beberapa tersebut, yakni: Azize Sahin, Cemal Zehir,
peneliti yang mengemukakan hal tersebut, Hakan Kitapci (2011).
yakni: Azize Sahin, Cemal Zehir, Hakan
Kitapci (2011), Marcello Risitano, Rosaria Pengaruh Kepuasan Merek terhadap
Romano, Michele Quintano (2010). Loyalitas Merek
Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian Berdasarkan hasil penelitian
ini tidak mendukung dan menolak hasil menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif
penelitian yang telah dikemukakan oleh secara langsung yang signifikan antara
beberapa peneliti yang menyebutkan bahwa kepuasan merek terhadap loyalitas merek
“pengalaman merek memiliki pengaruh positif dengan Koefisien pengaruh sebesar 0.192 dan
yang tidak signifikan terhadap kepercayaan probabilitas sebesar 0.021 (Sig p < 0.05).
merek”, dan beberapa peneliti yang Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
mengemukakan hal tersebut, yakni: Adi Irianto bahwa semakin baik kepuasan merek akan
Marist, Lilik Noor Yuliati (2014), Yohanes meningkatkan loyalitas merek. Dengan
Surya Kusuma (2014). demikian Hipotesis 4 diterima dan dipenuhi.
Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
ini mendukung serta memperkuat teori yang ini mendukung dan menerima hasil penelitian
menjadi acuan dalam penelitian ini, dimana yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti
Ferinnadewi (2008:148) menyebutkan bahwa yang menyebutkan bahwa “kepuasan merek
“Brand Experience akan menjadi sumber bagi memiliki pengaruh positif yang signifikan
konsumen atas terciptanya Brand Trust (rasa terhadap loyalitas merek”, dan beberapa
percaya pada merek) dan hal ini akan peneliti yang mengemukakan hal tersebut,
mempengaruhi Customer Satisfaction pada yakni: Dongwon Lee, Junghoon Moon, Yong
saat mengkonsumsi suatu merek. Jin Kim, Mun Y. Yi (2014), Azize Sahin,
Cemal Zehir, Hakan Kitapci (2011).
Pengaruh Pengalaman Merek terhadap Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
Loyalitas Merek ini tidak mendukung dan menolak hasil
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 156

penelitian yang telah dikemukakan oleh Pengaruh Pengalaman Merek terhadap


beberapa peneliti yang menyebutkan bahwa Loyalitas Merek melalui mediasi Kepuasan
“kepuasan merek memiliki pengaruh positif Merek
yang tidak signifikan terhadap loyalitas Berdasarkan hasil penelitian
merek”, dan beberapa peneliti yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif
mengemukakan hal tersebut, yakni: Adi Irianto secara tidak langsung yang signifikan antara
Marist, Lilik Noor Yuliati, Mukhamad Najib pengalaman merek terhadap loyalitas merek
(2014), Yohanes Surya Kusuma (2014). melalui mediasi kepuasan merek dengan
Koefisien pengaruh sebesar 0.095*(0.027).
Pengaruh Kepercayaan Merek terhadap Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
Loyalitas Merek bahwa semakin baik kepuasan merek yang
Berdasarkan hasil penelitian dipengaruhi oleh pengalaman merek akan
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif meningkatkan loyalitas merek. Dengan
secara langsung yang signifikan antara demikian Hipotesis 6 diterima dan dipenuhi.
kepercayaan merek terhadap loyalitas merek Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
dengan Koefisien sebesar 0.448 dan ini mendukung dan menerima hasil penelitian
probabilitas sebesar 0.000 (Sig p < 0.05). yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan yang menyebutkan bahwa “pengalaman merek
bahwa semakin baik kepercayaan merek akan memiliki pengaruh positif yang signifikan
meningkatkan loyalitas merek. Dengan terhadap kepuasan merek”, dan beberapa
demikian Hipotesis 5 diterima dan dipenuhi. peneliti yang mengemukakan hal tersebut,
Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian yakni: Azize Sahin, Cemal Zehir, dan Hakan
ini mendukung dan menerima hasil penelitian Kitapci (2011).
yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
yang menyebutkan bahwa “kepercayaan merek ini mendukung dan menerima hasil penelitian
memiliki pengaruh positif yang signifikan yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti
terhadap loyalitas merek”, dan beberapa yang menyebutkan bahwa “kepuasan merek
peneliti yang mengemukakan hal tersebut, memiliki pengaruh positif yang signifikan
yakni: Retno Dewanti, Ishak Ismail, terhadap loyalitas merek”, dan beberapa
Muhammad Jalu Tasrihanto, Aditya Prabowo peneliti yang mengemukakan hal tersebut,
(2010), Dongwon Lee, Jinghoon Moon, Yong yakni: Dongwon Lee, Junghoon Moon, Yong
Jin Kim, Mun Y. Yi (2014), Zohaib Ahmed Jin Kim, Mun Y. Yi (2014), Azize Sahin,
(2014), Dr. Nischay K. Upamannyu, Prof. Cemal Zehir, Hakan Kitapci (2011).
Chanda Gulati, Dr. Garima Mathur (2014), Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
Ayesha Anwar, Amir Gulzar, Fahid Bin ini tidak mendukung dan menolak hasil
Sohail, Salman Naeem Akram (2011), penelitian yang telah dikemukakan oleh
Mohammad Rizan, Basrah Saidani, Yusiyana beberapa peneliti yang menyebutkan bahwa
Sari (2012), Cemal Zehir, Azize Sahin, Hakan “pengalaman merek memiliki pengaruh positif
Kitapci, Mehtap Ozsahin (2011), Azize Sahin, yang tidak signifikan terhadap kepuasan
Cemal Zehir, Hakan Kitapci (2011), Nischay merek”, dan beberapa peneliti yang
K. Upamannyu, Garima Mathur (2012). mengemukakan hal tersebut, yakni: Y. H. Lin
Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian (2015), Adi Irianto Marist, Lilik Noor Yuliati,
ini tidak mendukung dan menolak hasil Mukhamad Najib (2014), Yohanes Surya
penelitian yang telah dikemukakan oleh Kusuma (2014).
beberapa peneliti yang menyebutkan bahwa Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
“kepercayaan merek memiliki pengaruh positif ini tidak mendukung dan menolak hasil
yang tidak signifikan terhadap loyalitas penelitian yang telah dikemukakan oleh
merek”, dan beberapa peneliti yang beberapa peneliti yang menyebutkan bahwa
mengemukakan hal tersebut, yakni: Adi Irianto “kepuasan merek memiliki pengaruh positif
Marist, Lilik Noor Yuliati, Mukhamad Najib yang tidak signifikan terhadap loyalitas
(2014), Miao-Que Lin, Bruce C. Y. Lee merek”, dan beberapa peneliti yang
(2012), Yohanes Surya Kusuma (2014). mengemukakan hal tersebut, yakni: Adi Irianto
Marist, Lilik Noor Yuliati, Mukhamad Najib
(2014), Yohanes Surya Kusuma (2014).
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 157

Marist, Lilik Noor Yuliati (2014), Yohanes


Pengaruh Pengalaman Merek terhadap Surya Kusuma (2014).
Loyalitas Merek melalui mediasi Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
Kepercayaan Merek ini tidak mendukung dan menolak hasil
Berdasarkan hasil penelitian penelitian yang telah dikemukakan oleh
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif beberapa peneliti yang menyebutkan bahwa
secara tidak langsung yang signifikan antara “kepercayaan merek memiliki pengaruh positif
pengalaman merek terhadap loyalitas merek yang tidak signifikan terhadap loyalitas
melalui mediasi kepercayaan merek dengan merek”, dan beberapa peneliti yang
Koefisien pengaruh sebesar 0.222*(0.000). mengemukakan hal tersebut, yakni: Adi Irianto
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan Marist, Lilik Noor Yuliati, Mukhamad Najib
bahwa semakin baik kepercayaan merek yang (2014), Miao-Que Lin, Bruce C. Y. Lee
dipengaruhi oleh pengalaman merek akan (2012), Yohanes Surya Kusuma (2014).
meningkatkan loyalitas merek. Dengan
demikian Hipotesis 7 diterima dan dipenuhi. Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian Implikasi Teoritis
ini mendukung dan menerima hasil penelitian a. Terdapat pengaruh positif secara langsung
yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti yang signifikan antara pengalaman merek
yang menyebutkan bahwa “pengalaman merek terhadap kepuasan merek. Berdasarkan
memiliki pengaruh positif yang signifikan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
terhadap kepercayaan merek”, dan beberapa semakin baik pengalaman merek akan
peneliti yang mengemukakan hal tersebut, meningkatkan kepuasan merek.
yakni: Azize Sahin, Cemal Zehir, Hakan Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
Kitapci (2011), Marcello Risitano, Rosaria ini mendukung dan menerima hasil
Romano, Michele Quintano (2010). penelitian yang telah dikemukakan oleh
Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian beberapa peneliti yang menyebutkan
ini mendukung dan menerima hasil penelitian bahwa “pengalaman merek memiliki
yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti pengaruh positif yang signifikan terhadap
yang menyebutkan bahwa “kepercayaan merek kepuasan merek”, dan beberapa peneliti
memiliki pengaruh positif yang signifikan yang mengemukakan hal tersebut, yakni:
terhadap loyalitas merek”, dan beberapa Azize Sahin, Cemal Zehir, dan Hakan
peneliti yang mengemukakan hal tersebut, Kitapci (2011).
yakni: Retno Dewanti, Ishak Ismail, Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
Muhammad Jalu Tasrihanto, Aditya Prabowo ini tidak mendukung dan menolak hasil
(2010), Dongwon Lee, Jinghoon Moon, Yong penelitian yang telah dikemukakan oleh
Jin Kim, Mun Y. Yi (2014), Zohaib Ahmed beberapa peneliti yang menyebutkan
(2014), Dr. Nischay K. Upamannyu, Prof. bahwa “pengalaman merek memiliki
Chanda Gulati, Dr. Garima Mathur (2014), pengaruh positif yang tidak signifikan
Ayesha Anwar, Amir Gulzar, Fahid Bin terhadap kepuasan merek”, dan beberapa
Sohail, Salman Naeem Akram (2011), peneliti yang mengemukakan hal tersebut,
Mohammad Rizan, Basrah Saidani, Yusiyana yakni: Y. H. Lin (2015), Adi Irianto
Sari (2012), Cemal Zehir, Azize Sahin, Hakan Marist, Lilik Noor Yuliati, Mukhamad
Kitapci, Mehtap Ozsahin (2011), Azize Sahin, Najib (2014), Yohanes Surya Kusuma
Cemal Zehir, Hakan Kitapci (2011), Nischay (2014).
K. Upamannyu, Garima Mathur (2012). b. Terdapat pengaruh positif secara langsung
Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian yang signifikan antara pengalaman merek
ini tidak mendukung dan menolak hasil terhadap kepercayaan merek. Berdasarkan
penelitian yang telah dikemukakan oleh hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
beberapa peneliti yang menyebutkan bahwa semakin baik pengalaman merek akan
“pengalaman merek memiliki pengaruh positif meningkatkan kepercayaan merek.
yang tidak signifikan terhadap kepercayaan Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
merek”, dan beberapa peneliti yang ini mendukung dan menerima hasil
mengemukakan hal tersebut, yakni: Adi Irianto penelitian yang telah dikemukakan oleh
beberapa peneliti yang menyebutkan
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 158

bahwa “pengalaman merek memiliki Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian


pengaruh positif yang signifikan terhadap ini mendukung dan menerima hasil
kepercayaan merek”, dan beberapa penelitian yang telah dikemukakan oleh
peneliti yang mengemukakan hal tersebut, beberapa peneliti yang menyebutkan
yakni: Azize Sahin, Cemal Zehir, Hakan bahwa “kepuasan merek memiliki
Kitapci (2011), Marcello Risitano, pengaruh positif yang signifikan terhadap
Rosaria Romano, Michele Quintano loyalitas merek”, dan beberapa peneliti
(2010). yang mengemukakan hal tersebut, yakni:
Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian Dongwon Lee, Junghoon Moon, Yong Jin
ini tidak mendukung dan menolak hasil Kim, Mun Y. Yi (2014), Azize Sahin,
penelitian yang telah dikemukakan oleh Cemal Zehir, Hakan Kitapci (2011).
beberapa peneliti yang menyebutkan Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
bahwa “pengalaman merek memiliki ini tidak mendukung dan menolak hasil
pengaruh positif yang tidak signifikan penelitian yang telah dikemukakan oleh
terhadap kepercayaan merek”, dan beberapa peneliti yang menyebutkan
beberapa peneliti yang mengemukakan bahwa “kepuasan merek memiliki
hal tersebut, yakni: Adi Irianto Marist, pengaruh positif yang tidak signifikan
Lilik Noor Yuliati (2014), Yohanes Surya terhadap loyalitas merek”, dan beberapa
Kusuma (2014). peneliti yang mengemukakan hal tersebut,
c. Terdapat pengaruh positif secara langsung yakni: Adi Irianto Marist, Lilik Noor
yang tidak signifikan antara pengalaman Yuliati, Mukhamad Najib (2014),
merek terhadap loyalitas merek. Yohanes Surya Kusuma (2014).
Berdasarkan hasil tersebut dapat e. Terdapat pengaruh positif secara langsung
disimpulkan bahwa semakin baik yang signifikan antara kepercayaan merek
pengalaman merek akan meningkatkan terhadap loyalitas merek. Berdasarkan
loyalitas merek meskipun pengaruhnya hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
tidak signifikan. semakin baik kepercayaan merek akan
Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian meningkatkan loyalitas merek.
ini mendukung dan menerima hasil Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
penelitian yang telah dikemukakan oleh ini mendukung dan menerima hasil
beberapa peneliti yang menyebutkan penelitian yang telah dikemukakan oleh
bahwa “pengalaman merek memiliki beberapa peneliti yang menyebutkan
pengaruh positif yang tidak signifikan bahwa “kepercayaan merek memiliki
terhadap loyalitas merek”, dan beberapa pengaruh positif yang signifikan terhadap
peneliti yang mengemukakan hal tersebut, loyalitas merek”, dan beberapa peneliti
yakni: Adi Irianto Marist, Lilik Noor yang mengemukakan hal tersebut, yakni:
Yuliati, Mukhamad Najib (2014), Retno Dewanti, Ishak Ismail, Muhammad
Yohanes Surya Kusuma (2014). Jalu Tasrihanto, Aditya Prabowo (2010),
Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian Dongwon Lee, Jinghoon Moon, Yong Jin
ini tidak mendukung dan menolak hasil Kim, Mun Y. Yi (2014), Zohaib Ahmed
penelitian yang telah dikemukakan oleh (2014), Dr. Nischay K. Upamannyu, Prof.
beberapa peneliti yang menyebutkan Chanda Gulati, Dr. Garima Mathur
bahwa “pengalaman merek memiliki (2014), Ayesha Anwar, Amir Gulzar,
pengaruh positif yang signifikan terhadap Fahid Bin Sohail, Salman Naeem Akram
loyalitas merek”, dan beberapa peneliti (2011), Mohammad Rizan, Basrah
yang mengemukakan hal tersebut, yakni: Saidani, Yusiyana Sari (2012), Cemal
Azize Sahin, Cemal Zehir, Hakan Kitapci Zehir, Azize Sahin, Hakan Kitapci,
(2011). Mehtap Ozsahin (2011), Azize Sahin,
d. Terdapat pengaruh positif secara langsung Cemal Zehir, Hakan Kitapci (2011),
yang signifikan antara kepuasan merek Nischay K. Upamannyu, Garima Mathur
terhadap loyalitas merek. Berdasarkan (2012).
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan hasil tersebut juga penelitian
semakin baik kepuasan merek akan ini tidak mendukung dan menolak hasil
meningkatkan loyalitas merek. penelitian yang telah dikemukakan oleh
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 159

beberapa peneliti yang menyebutkan kepuasan dan kepercayaan dari konsumen


bahwa “kepercayaan merek memiliki terhadap merek yang telah dibeli, digunakan,
pengaruh positif yang tidak signifikan dipakai, atau dikonsumsi diharapkan akan
terhadap loyalitas merek”, dan beberapa dapat membuat konsumen tersebut bersedia
peneliti yang mengemukakan hal tersebut, untuk melakukan pembelian berulang,
yakni: Adi Irianto Marist, Lilik Noor bersedia merekomendasikan merek tersebut
Yuliati, Mukhamad Najib (2014), Miao- kepada orang lain, dan bersedia untuk setia
Que Lin, Bruce C. Y. Lee (2012), terhadap merek tersebut sebagai indikasi
Yohanes Surya Kusuma (2014). bahwa konsumen tersebut telah loyal terhadap
f. Terdapat pengaruh positif secara tidak merek tersebut, atau dengan kata lain telah
langsung yang signifikan antara terbentuk atau tercipta sebuah loyalitas merek
pengalaman merek terhadap loyalitas dari konsumen tersebut.
merek melalui mediasi kepuasan merek. Dengan terbentuk dan terciptanya sebuah
Berdasarkan hasil tersebut dapat loyalitas merek yang dipengaruhi oleh
disimpulkan bahwa semakin baik terbentuk dan terciptanya pengalaman merek,
kepuasan merek yang dipengaruhi oleh kepuasan merek, dan kepercayaan merek
pengalaman merek akan meningkatkan diharapkan akan dapat memiliki pengaruh,
loyalitas merek. dampak, atau kontribusi positif terhadap
g. Terdapat pengaruh positif secara tidak kegiatan usaha bagi badan usaha kuliner khas
langsung yang signifikan antara Kota Malang dalam upaya untuk
pengalaman merek terhadap loyalitas meningkatkan kegiatan penjualan dan
merek melalui mediasi kepercayaan penerimaan laba atau keuntungan.
merek. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa semakin baik Keterbatasan Penelitian
kepercayaan merek yang dipengaruhi oleh Penelitian ini memiliki keterbatasan yakni
pengalaman merek akan meningkatkan pada proses penelitian seharusnya dilakukan
loyalitas merek. tetapi tidak dapat dilakukan karena alasan
tertentu, keterbatasan dalam penelitian ini
Implikasi Praktis yakni kegiatan penelitian serta hasil penelitian
Penelitian ini juga dapat bermanfaat tidak dapat digeneralisir pada obyek penelitian
secara praktis, dimana badan usaha kuliner serta kota lain.
khas Kota Malang dapat meningkatkan
kegiatan usahanya, seperti kegiatan penjualan DAFTAR PUSTAKA
dan laba atau keuntungan dengan Aliman. 2000. Modul Ekonometrika Terapan.
memaksimalkan merek yang dimiliki. PAU Studi Ekonomi Universitas Gadjah
Memaksimalkan merek yang dimiliki dengan Mada, Yogyakarta.
membentuk, meningkatkan, dan Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen, Graha
memaksimalkan desain merek, identitas Ilmu, Yogyakarta.
merek, komunikasi pemasaran, co-branding, Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
lingkungan spatial, dan orang diharapkan akan Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
dapat membentuk dan menciptakan sebuah Jakarta: PT. Rineka Cipta.
pengalaman yang baik dan positif konsumen Assael, H. 1992. Consumer Behavior &
terhadap merek. Membentuk, meningkatkan, Marketing Action, Fourth Edition, Kent
dan memaksimalkan kualitas produk, Publishing Company, New York.
pelayanan konsumen, dan nilai diharapkan Brakus, J. J. Schmitt, B. H., and Zhang, S.
dapat membentuk dan menciptakan sebuah 2008. Experiential Attributes and
kepuasan konsumen terhadap merek. Consumer Judgments. Handbook on
Membentuk, meningkatkan, dan Brand and Experience Management,
memaksimalkan self concept, needs Bernd H. Schmitt and David Rogers
(kebutuhan), dan value (nilai) diharapkan edition, Northampton, MA: Edward
dapat membentuk dan menciptakan sebuah Elgar.
kepercayaan dari konsumen terhadap merek. Brakus, J. J., Schmitt, B. H., and Zarantonello,
Terbentuk dan terciptanya sebuah L. 2009. Brand Experience: what is it?
pengalaman yang baik dan positif serta
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 160

How is it measured? Does it affect Holbrook, M. B. 2000. Product Experience is


loyalty?. Journal of Marketing. 73, 52-68. Seductive. Journal of Consumer Research,
Chaudhuri, A. And Holbrook, M. B. 2001. The 29, 448-454.
Chain of Effects from Brand Trust and Holbrook, M. B. 1999. Consumer Value: A
Brand Affect to Brand Performance: The Framework for Analysis and Research.
Role of Brand Loyalty. The Journal of Indriantoro, dkk. 1999. Metodologi Penelitian
Marketing, 65 (2), 81-93. Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Dajan, A. 1986. Pengantar Metode Statistik. Indriantoro, Nur, dan Bambang Soepomo.
Jilid 1 & 2, LP3ES, Jakarta. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Darianto, dkk. 2001. Strategi Menaklukkan Akuntansi & Manajemen, Edisi Pertama,
Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku BPFE, Yogyakarta.
Merek, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kertajaya, H. 2007. Boosting Loyalty
Darsono. 2008. Hubungan Perceived Service Marketing Performance, Mizan Pustaka,
Quality dan Loyalitas: Peran Trust dan Bandung.
Satisfaction Sebagai Mediator, The 2nd Kotler, P. and Keller, K. L. 2006. Marketing
National Conference UKWMS, Surabaya. Management. Twelfth Edition, Pearson
De Chernatony, L. And McWilliam G. 1989. Prentice Hall, Pearson Education
The Varying Nature of Brands as Asset. International.
International Journal of Advertising Kotler, P. 2000. Marketing Management: The
8:339-349. Millenium Edition. Upperb Sadlle River,
Delgado, E. 2003. Development and N. J. : Prentice-Hall International, Inc.
Validation of a Brand Trust Scale. Kotler, P. 1999. Future Speak. Sales and
International Journal of Market Research Marketing Management. 151 (5), 14.
Vol. 45 (1), 35-54. Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi
Durianto, Sugiarto, Widjaja, dan Supraktino. 11. Indeks. Jakarta.
2003. Invasi Pasar Dengan Iklan Yang Kotler, P. and Armstrong, G. 2008. Prinsip-
Efektif. Gramedia Pustaka Utama, Prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jilid 1.
Jakarta. Erlangga, Jakarta.
Durianto, dkk. 2001. Strategi Menaklukkan Kotler, P. and Armstrong, G. 2001. Principles
Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku of Marketing (Nineth Edition). Prentice
Merek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hall Inc., Upper Saddle River, New
Durianto, I. 1996. Brand Equity Ten, PT. Jersey.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Lau, G. T., Lee, S. H. 1999. Consumer’s Trust
Ferrinadewi, E. 2008. Merek & Psikologi and The Link to Brand Loyalty. Journal of
Konsumen, Graha Ilmu, Yogyakarta. Market-Focus Management:
Ghozali, I. 2004. Model Persamaan ABI/INFORM Complete.
Struktural, Konsep, dan Aplikasi dengan Malhotra. 2005. Riset Pemasaran: Pendekatan
Program AMOS Ver.5.0, Semarang, BP Terapan, PT. Indeks Kelompok
Universitas Diponegoro. Gramedia, Jakarta.
Ghozali, I. 2005. Aplikasi Multivariate dengan Mowen, J. C. and Minor, M. 2000. Consumer
Program SPSS. Universitas Diponegoro. Behavior. New York: Prentice Hall, Inc.,
Giddens, A. 2002. Runaway World. How 5th Edition, 1998.
Globalization is Reshaping Our Lives. Mowen, J. C. and Minor, M. 2002. Perilaku
Profile Books: London, UK. Konsumen, Jilid 1, Terjemahan, Jakarta:
Gujarati, D. 2005. Basic Econometrics, Erlangga.
McGraw-Hill International Editions 4th Mowen, J. C. and Minor, M . 2002. Perilaku
New York, USA. Konsumen, jilid 2, Terjemahan, Jakarta:
Gujarati, D. 1997. Basic Econometrics, Erlangga.
McGraw-Hill, Inc. Sumarno Zain Peter, J. P. dan Olson, J. C. 1999. Perilaku
(penterjemah). Ekonometrika Dasar, Konsumen dan Strategi Pemasaran Jilid
Penerbit Erlangga, Jakarta. I, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hasan. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Rangkuti, F. 2002. The Power of Brands,
Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Teknik Mengelola Brand Equity dan
Indonesia, Jakarta.
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.2, Juni 2016 161

Strategi Pengembangan Merek. Jakarta: Sugiyono. 2005. Metode Penelitian


Gramedia Pustaka. Administrasi. Alfabeta, Bandung.
Rangkuti, F. 2004. The Power of Brand Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis.
(Mengelola Brand Equity dan Strategi Alfabeta, Bandung. Sulastiyono.
Pengembangan Merek + Analisa Kasus Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian.
dengan SPSS). PT Gramedia Pustaka Alfabeta, Bandung.
Utama, Jakarta. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis.
Rangkuti, F. 2003. Measuring Customer Alfabeta, Bandung.
Satisfaction, PT. Gramedia Pustaka Sugiyono. 1999. Statistika Untuk Penelitian.
Utama, Jakarta. Bandung: CY Alfabeta.
Rizan. Saidani. dan Sari. 2012. Pengaruh Sugiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian.
Brand Image dan Brand Trust Terhadap Bandung: CY Alfabeta.
Brand Loyalty Teh Botol Sosro. Jurnal Sutisna, dan Pawitra, T. 2001. Perilaku
Riset Manajemen Sains Indonesia Konsumen dan Komunikasi Pemasaran,
(JRMSI). Vol. 3, No. 1, 2012. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
Santoso, S. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Swastha, B. 1998. Manajemen Pemasaran
Parametrik. PT Elex Media Komputindo, Modern. Bandung: Alfabeta.
Jakarta. Temporal, P. 2002. Advanced Brand
Santoso, S. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Management. John Wiley, Singapore.
Parametrik, Cetakan Ketiga, PT. Elex Tjiptono, F. 2005. Pemasaran Jasa, Malang:
Media Komputindo Kelompok Gramedia, Bayumedia Publishing.
Jakarta. Tjiptono, F. 2005. Pemasaran Jasa.
Schmitt, B. 2007. Experiental Marketing. Bayumedia Publishing, Jawa Timur.
Sekaran, U. 2000. Research Methods for Tjiptono, F. 2005. Brand Management &
Business, A Akill-Building Approach Strategy. Andi Offset, Yogyakarta.
America: Thirt Edition, John Wiley and Umar, H. 2002. Metode Penelitian Aplikasi
Sons, Inc. dalam Pemasaran. Jakarta: Gramedia
Sekaran, U. 2004. Research Methods for Pustaka Utama.
Business. Terjemahan oleh Kwan Men Umar, H. 2004. Riset Pemasaran dan Perilaku
Yon, Salemba Empat, Jakarta. Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama,
Sekaran, U. 2006. Research Methods for Jakarta.
Business. Jakarta: Salemba Empat. Zarantonello, L., Schmitt, B. 2010. Using The
Simamora, B. 2001. Remarketing for Business, Brand Experience Scale To Profile
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Consumers and Predict Consumer
Simamora, B. 2004. Panduan Riset Perilaku Behavior. Journal of Brand Management,
Konsumen. Cetakan Kedua. Jakarta: PT. 17, 532-540.
Gramedia Pustaka Utama. Zeithaml, V. A. and Bitner, M. J. 2003.
Singarimbun, M. dan Effendi, S. 2006. Metode Service Marketing: Integrating Customer
Penelitian Survei, Edisi Revisi, LP3ES, Focus Across The Firm, Third Edition.
Jakarta. McGraw-Hill, New York.
Singarimbun, M. dan Efendi, S. 1995. Metode
Penelitian Survei. Jakarta: PT. Pustaka
LP3ES.

Das könnte Ihnen auch gefallen