Sie sind auf Seite 1von 10

OPEN ACCESS

E-ISSN : 2549-6581
Journal of Issues in
Artikel Hasil Penelitian Midwifery
Diterima :3 Juli 2017
Direview :10 Juli 2017
Dimuat : Agustus – November 2017

Usia dan Pengalaman KB Berhubungan Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi

Lilik Indahwati1*, Linda Ratna Wati1, Devie Trias Wulandari1


1
Program Studi S1 KebidananFakultas KedokteranUniversitasBrawijaya, Malang, Jawa Timur,
Indonesia

Email* : lulikw.ub@gmail.com
HP : 081252012351

ABSTRACT
Achievement of FP (Family Planning) LTM is lower than non LTM. The low rate use of this
LTM cause some problems such as high rates of failure postponement or thinning on having
children. Selection of contraceptive methods in course can be influenced by several factors.
The purpose of this study was to determine the characteristics of the mother's relationship
with the selection of contraceptive methods in Puskesmas Lawang Malang. This type of
research is descriptive analytic with cross sectional method. The study population was all
new family planning users who are listed in the Puskesmas Lawang FP registration in the
period from April to June 2016. The samples were taken by using cluster sampling
techniques amounted to 222 mothers. The independent variables in this study were age,
parity, education and LP experience while the dependent variable was the choice of
contraceptive methods. The result showed the characteristics of mothers who used
contraception were mostly between aged 20-35 years (62.2%), they have 2-3 children
(69.8%), attended primary and junior education (54.5%), and their family planning
experience as the new acceptors (56.7%). Based on the test analysis which using Chi
Square, there were a relationship between age and family planning experience with the
selection of contraceptive methodsbut don’t to parity and education. It is expected that health
care institutions can develop communication strategies to contraceptive services.

Keywords : contraception, characteristics of mother

ABSTRAK
Pencapaian peserta KB MKJP lebih rendah dibandingkan non MKJP.Rendahnya angka
penggunaan MKJP ini dinilai menimbulkan beberapa permasalahan seperti tingginya angka
kegagalan penundaan atau penjarangan memiliki anak.Pemilihan metode kontrasepsi in
tentunya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.Tujuan penelitian ini adalah menentukan
hubungan karakteristik ibu dengan pemilihan metode kontrasepsi di Puskesmas Lawang
Kabupaten Malang. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitik dengan
metode cross sectional. Populasi penelitian adalah semua pengguna KB baru yang terdaftar
dalam buku Register KB Puskesmas Lawang pada periode April—Juni 2016.Sampel diambil
dengan menggunakan teknik Cluster Sampling berjumlah 222 Ibu. Variabel independen
pada penelitian ini adalah usia, paritas, pendidikan dan pengalaman KB sedangkan variabel
Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2017, Vol. 1 No. 2, 9-18

dependen adalah pemilihan metode kontrasepsi. Hasil penelitian didapatkan karakteristik ibu
yang menggunakan kontrasepsi yaitu paling banyak berusia 20-35 tahun (62,2%), memiliki
2-3 anak (69,8%), pendidikan SD-SMP (54,5%) dan pengalaman KB sebagai akseptor baru
(56,7%). Berdasarkan uji analisis dengan menggunakan Chi Square, terdapat hubungan
antara usia dan pengalaman KB dengan pemilihan metode kontrasepsitetapi tidak ada
hubungan paritas dan pendidikan.Diharapkan institusi pelayanan kesehatan dapat
mengembangkan strategi komunikasi pelayanan kontrasepsi.

Kata kunci: karakteristik ibu, kontrasepsi

*Korespondensi: Lilik Indahwati. Surel: lulikw.ub@gmail.com

PENDAHULUAN sudah mulai membayar sendiri alat


Indonesia merupakan salah satu kontrasepsinya.Dengan adanya
negara dengan jumlah penduduk keleluasaan masyarakat untuk memilih
paling banyak di dunia. Pertumbuhan metode kontrasepsi yang ingin
penduduk di Indonesia mencapai digunakan, hal ini dapat
1,49% pertahun. Sehingga pada tahun memungkinkan masyarakat untuk
2010, jumlah penduduk di Indonesia memilih menjarang-kan dan menunda
mencapai 235,5 juta jiwa. Dampak dari kehamilan atan berhenti untuk
adanya ledakan jumlah penduduk ini mempunyai anak. Hal ini tentu
adalah munculnya berbagai masalah mempengaruhi pemilihan alat
31/2
sosial. Untuk itu, pemerintah secara kontrasepsi yang dipakai.
aktif telah melakukan program Metode kontrasepsi dibagi menjadi
penekanan penduduk menggunakan dua menurut jangka waktu
kontrasepsi atau program Keluarga pemakaianya, yaitu metode
Berencana.36/1 kontrasepsi jangka pendek dan jangka
Program Keluarga Berencana di panjang. Metode Kontrasepsi Jangka
Indonesia sudah dimulai sejak tahun Panjang merupakan kontrasepsi yang
1968.Pada periode ini, pemerintah dapat dipakai dalam jangka waktu
lebih banyak berinisiatif dan partisipasi lama lebih dari dua tahun.Kontrasepsi
masyarakat sangat rendah, sehingga yang tergolong MKJP antara lain
masih terdapat unsur pemaksaan Implan, IUD, MOW, MOP.21Laporan
dalam menggunakan alat kontrasepsi. penggunaan kontrasepsi pada
Untuk meningkatkan partisipasi Pasangan Usia Subur saja didapatkan
masyarakat dalam program Keluarga data penggunaaan MKJP masih
Berencana, pemerintah menggalakkan rendah yaitu berkisar antara 3-4%,
sosialisasi kontrasepsi. Salah satu dimana penggunaan kontrasepsi
bentuk sosialisasi kontrasepsi adalah suntik adalah yang paling tinggi yaitu
dengan adanya program Safari KB. sebesar 32% dan diikuti penggunaan
Program ini dimulai pada tahun kontrasepsi Pil sebanyak 14%.17/3
1980an. Dengan terlaksananya Provinsi Jawa Timur sudah
program ini, pemaksaan telah mencapai target cakupan laporan
dikurangi dan masyarakat dapat bebas sebesar 100%. Pada tahun 2015,
memilih metode kontrasepsi yang ingin BKKBN Provinsi Jawa Timur
dipakai walaupun masih tetap menyatakan bahwa jumlah
dipilihkan jenis kontasepsinya (periode pencapaian peserta KB aktif MKJP
Lingkaran Biru).Pada tahun 1988, sebesar 1.796.086 ibu atau 29,37
pemerintah sepenuhnya menyerahkan persen dari sasaran 6.115.178 ibu,
kepada masyarakat untuk pemilihan sedangkan untuk KB pria 136.005 atau
alat kontrasepsi dan masyarakat 2,22% sedangkan untuk KB wanita

10

Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2017, Vol. 1 No. 2, 9-18

5.979.173 ibu atau 97,78%. Di Malang, sedangkan tingkat pendidikan yang


pencapaian ibu pengguna KB masih tinggi cenderung memilih kontrasepsi
88,54% dari perkiraan permintaan IUD.
masyarakat yang telah ditentukan.8/4 Hasil studi pendahuluan yang
Rendahnya angka penggunaan dilakukan di Puskesmas Lawang,
MKJP ini dinilai menimbulkan didapatkan informasi bahwa program
beberapa permasalahan seperti SAFARI KB dilakukan 4-5 kali dalam
tingginya angka kegagalan penundaan setahun.Meskipun jumlah ibu yang
atau penjarangan memiliki anak. mengikuti program ini dalam tiga bulan
Pemilihan metode kontrasepsi in terakhir yaitu periode April-Juni 2016
tentunya dapat dipengaruhi oleh mencapai 276 Ibu pengguna KB
beberapa faktor. Seperti diketahui baru.Berdasarkan uraian diatas,
bahwa distribusi penggunaan metode peneliti tertarik untuk melakukan
kontrasepsi dibedakan berdasarkan penelitian yang berjudul “Hubungan
karakteristik Ibu pengguna KB, yaitu Karakteristik Ibu (Usia, Paritas,
tempat tinggal, usia, status Pendidikan dan pengalaman KB)
perkawinan, pendidikan, jumlah anak dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi
yang hidup dan status ekonomi di Puskesmas Lawang Kabupaten
keluarga.30/5 Malang”.
Faktor yang memiliki hubungan Berdasarkan uraian diatas, peneliti
yang bermakna dengan pemilihan ingin membahas “Apakah terdapat
jenis kontrasepsi yang digunakan oleh Hubungan Karakteristik Ibu (Usia,
PUS adalah usia istri, jumlah anak, Paritas, Pendidikan, pengalaman KB)
dan tingkat pendidikan. Sedangkan dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi
faktor tingkat kesejahteraan keluarga, di Puskesmas Lawang Kabupaten
kepemilikan Jamkesmas, tingkat Malang.
pengetahu-an, dukungan pasangan, Tujuan secara umum ingin mengetahui
dan pengaruh agama tidak memiliki hubungan karakteristik ibu (usia,
hubungan yang bermakna pada PUS paritas, pendidikan, pengalaman KB)
di Desa kambangan, Kecamata Blado, dengan pemilihan metode kontrasepsi
Kabupaten Batang. di Puskesmas Lawang Kabupaten
Hal ini sama dengan penelitian Malang.
Arifuddin pada tahun 2013 Penelitian ini bertujuan untuk
menyatakan ada hubungan antara mengidentifikasi jenis di wilayah
usia dengan pemilihan kontrasepsi. Puskesmas Lawang Kabupaten
Bernadus dkk pada tahun 2013 MalangMenganalisis hubungan
menyatakan ada hubungan antara karakteristik ibu dengan pemilihan
usia dengan pemilihan kontrasepsi. metode kontrasepsi jangka panjang
Berdasarkan kedua penelitian dan non metode kontrasepsi jangka
tersebut, dapat diambil kesimpulan panjang di wilayah Puskesmas
bahwa ada hubungan usia dengan Lawang Kabupaten Malang.
pemilihan kontrasepsi. Hasil penelitian Mengidentifikasi karakteristik ibu yang
diatas berbeda dengan penelitian Fitri meliputi usia, paritas, pendidikan dan
pada tahun 2012 menyatakan bahwa pengalaman KB di Puskesmas
tidak ada hubungan antara usia Lawang Kabupaten Malang,
dengan pemilihan kontrasepsi. Penelitian ini diharapkan
Jurisman dkk pada tahun 2016 juga sebagai data dasar untuk penelitian
menyatakan bahwa usia dan jumlah selanjutnya, sebagai informasi
anak tidak memiliki hubungan tambahan mengenai hubungan
terhadap pemilihan kontrasepsi karakteristik ibu khususnya usia,

11

Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2017, Vol. 1 No. 2, 9-18

paritas, tingkat pendidikan dan Lawang pada periode April—Juni 2016


pengalaman KB dengan pemilihan dan menggunakan data lengkap
metode kontrasepsi sehingga dapat sesuai dengan tujuan peneliti.
dijadikan sebagai pertimbangan
pembuatan kebijakan strategi Pengolahan Data dan Analisa Data.
konseling kepada calon ibu pengguna Pengolahan data dilakukan
KB.Hasil penelitian ini diharapkan dalam 5 tahap meliputi editing, coding,
dapat menambah pengalaman dan scoring, entry data, dan
pengetahuan peneliti tentang cleaning.Kemudian data dianalisis
hubungan karakteristik ibu (usia, secara univariat menggunakan SPSS
paritas, pendidikan dan pengalaman 20.0 for Windows dan secara bivariat
KB) dengan pemilihan metode melalui analisis proporsi atau
kontrasepsi, serta sebagai persyaratan persentase dan analisis uji statistik chi
untuk memperoleh gelar Sarjana square.
Kebidanan.Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi masukan HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
informasi bagi Dinas Kesehatan dalam DATA
menekan laju pertumbuhan penduduk
melalui program kontrasepsi KARAKTERISTIK RESPONDEN
khususnya program konseling, Tabel 1. Rangkuman karakteristik
sehingga Dinas Kesehatan dapat responden
menyesuaikan pelayanan kontrasepsi No Karakteristik Responden Jumlah %
1. Umur
dengan karakteristik ibu di berbagai <20tahun 7 3,1
wilayah di Indonesia. 20-35tahun 138 62,2
36-49tahun 77 34,7
2. Paritas 4
METODE <2 62 28
2-3 156 70,2
Desain penelitian ini dalam bentuk >4 4 1,80
studi analitik observasional dengan 3. Pendidikan
Dasar 122 55
pendekatan cross sectional Menengah 90 40,5
dimanapengukuran variabel Tinggi 10 4,5
5. Pengalaman KB
independen dan dependen dilakukan Akseptor Baru 126 57
secara bersamaan.Analisis data Akseptor Lama 96 43
menggunakan analisis univariat dan
bivariat.
Hasil Analisis Bivariat
Populasi dan Sampel.Populasi Hubungan antara Usia Ibu
dalam penelitian ini adalah semua Pengguna KB dengan Pemilihan
pengguna KB baru yang terdaftar Metode Kontrasepsi
dalam buku Register KB Puskesmas Tabel 2 Distribusi Usia Ibu pengguna
Lawang pada periode April—Juni 2016 KB dengan pemilihan metode
yang berjumlah 276 ibu kontrasepsi
Teknik sampling dalam Usia Non MKJP Total P
penelitian ini adalah teknik Cluster MKJP Value
Sampling dimana sampel dipilih ∑ % ∑ % ∑ %
< 20 6 2.7 1 5 7 3.2
secara acak berdasarkan proporsi 20-35 86 38.7 52 23.4 138 62.2
0.000
sampel masing-masing jenis 36-49 19 8.6 58 58 77 34.7
Total 111 50.0 111 50.0 222 100
KB.Dalam penelitian ini yang termasuk
kriteria inklusi adalahIbu pengguna
alat kontrasepsi yang terdaftar dalam Berdasarkan tabel 2, ibu yang
buku Register KB di Puskesmas berusia 20-35 tahun paling banyak

12

Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2017, Vol. 1 No. 2, 9-18

menggunakan Non Metode menengah lebih banyak menggunakan


Kontrasepsi Jangka Panjang (86 non metode kontrasepsi jangka
ibu).Ibu yang berusia 35-49 tahun panjang (55 ibu), sedangkan ibu yang
menggunakan metode kontrasepsi pendidikan dasar (SD-SMP) lebih
jangka panjang (58 ibu).Hasil uji banyak menggunakan Metode
statistik chi-square menunjukkan nilaip Kontrasepsi Jangka Panjang (67 ibu).
= 0,000. Hal ini menyatakan bahwa Hasil uji statistik dengan chi-square
ada hubungan bermakna antara usia menunjukkan nilai p = 0,010. Hal ini
dengan pemilihan metode kontrasepsi. menyatakan bahwa pendidikan
mempunyai hubungan dengan
Hubungan antara Paritas Ibu pemilihan metode kontrasepsi.
Pengguna KBdengan Pemilihan
Metode Kontrasepsi Hasil Analisis antara Pengalaman
Tabel 3 Distribusi Paritas Ibu KB dengan Pemilihan Metode
pengguna KB dengan pemilihan Kontrasepsi
metode kontrasepsi Tabel 5.5 Distribusi pengalaman KB
Parita Non MKJP Total P
Valu
Ibu pengguna KB dengan pemilihan
s MKJP
e metode kontrasepsi
∑ % ∑ % ∑ %
<2 41 18. 21 9.5 62 27.
Pengalam Non MKJP Total P
5 9
0.006 an KB MKJP Value
2-3 69 31. 86 38. 15 69.
1 7 5 8 ∑ % ∑ % ∑ %
>4 1 5 4 1.8 5 2.3 Akseptor 100 45 26 11.7 126 56.7
Total 11 50. 11 50. 22 100 Baru
1 0 1 0 2
0.00
Berdasarkan tabel 3, ibu Akseptor 11 5 85 38. 96 43. 0
dengan paritas sedang (2-3 anak) Lama 3 3
Total 111 50. 11 50. 22 10
paling banyak memilih non metode 0 1 0 2 0
kontrasepsi jangka panjang (69 ibu) Berdasarkan data diatas,
dan metode kontrasepsi jangka bahwa ibu yang belum pernah
panjang (86 ibu).Hasil uji statistik menggunakan KB, lebih banyak
dengan chi-square menunjukkan nilai menggunakan non metode kontrasepsi
p = 0,006. Hal ini menyatakan bahwa jangka panjang dengan jumlah 100
paritas mempunyai hubungan dengan sedangkan ibu yang sebelumnya
pemilihan metode kontrasepsi. pernah menggunakan KB lebih banyak
menggunakan Metode Kontrasepsi
Hasil Analisis antara Pendidikan Ibu Jangka Panjang dengan jumlah 85.
Pengguna KB dengan Pemilihan Hasil uji statistik menunjukkan nilai p =
Metode Kontrasepsi 0,000. Hal ini menyatakan bahwa
Tabel 4 Distribusi pendidikan pengalaman KB mempunyai hubungan
Ibu pengguna KB dengan pemilihan dengan pemilihan metode kontrasepsi.
metodekontrasepsi. PEMBAHASAN
Pendidikan Non MKJP MKJP Total P
Value Hubungan Usia dengan Pemilihan
∑ % ∑ % ∑ % Metode Kontrasepsi
Dasar 54 24.3 67 30.2 121 54.5
(SD-SMP) 0.010 Usia merupakan variabel
Menengah 55 24.8 36 16.2 91 41.0 penting yang mempunyai pengaruh
(SMA)
Tinggi 2 9 8 3.6 10 4.5 terhadap pemakaian alat kontrasepsi.5
(Dipl – S1) Dalam penelitian ini, menunjukkan
Total 111 50.0 111 50.0 222 100
bahwa ibu yang berusia 20 sampai 35
Berdasarkan hasil penelitian tahun paling banyak menggunakan
table 4, ibu dengan pendidikan Non Metode Kontrasepsi Jangka

13

Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2017, Vol. 1 No. 2, 9-18

Panjang dan ibu yang usia diatas 35 Pada penelitian ini, diperoleh
tahun lebih banyak menggunakan bahwa paritas sedang (2-3 anak)
metode kontrasepsi jangka panjang. paling banyak memilih Metode
Selain itu hasil analisis data Kontrasepsi Jangka Panjang dan non
didapatkan p value 0,000 yang berarti metode kontrasepsi jangka panjang.
ada hubungan yang bermakna antara Hasil analisis data didapatkan p value
usia dengan pemilihan metode 0,006 yang berarti bahwa ada
kontrasepsi. hubungan yang bermakna antara
Usia sangat berpengaruh dalam jumlah anak dengan pemilihan metode
mengatur jumlah anak yang dilahirkan. kontrasepsi.
Periode usia 20-35 tahun adalah Jumlah anak berkaitan erat
periode menjarangkan kehamilan dengan program KB. Jumlah anak ini
untuk itu diperlukan metode selalu di asumsikan dengan
kontrasepsi yang efektivitasnya cukup penggunaan alat kontrasepsi, karena
tinggi, jangka waktunya lama (2-4 salah satu misi dari program KB
tahun) dan reversibel. Prioritas adalah terciptanya keluarga dengan
kontrasepsi yang sesuai yaitu AKDR, jumlah anak yang ideal yaitu dua anak
Suntikan, Mini pil, Pil, cara sederhana, dalam satu keluarga dengan konsep
Norplant (AKBK) dan slogan “dua anak lebih baik”.5/9
26
Kontap. Berbeda dengan jenis Jumlah anak merupakan salah
kontrasepsi yang digunakan oleh ibu satu faktor yang paling mendasar
yang berusia lebih dari 35 tahun. Pada mempengaruhi perilaku pasangan usia
usia ini merupakan fase menghentikan subur (keluarga) dalam menggunakan
kehamilan sehingga dibutuhkan metode kontrasepsi. Salah satu hal
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih yang mendorong seseorang untuk
tinggi yaitu efektivitas sangat tinggi memutuskan akan mengikuti program
dan tidak menambah KB adalah apabila merasa bahwa
kelainan/penyakit yang sudah ada.26/6 banyaknya anak yang masih hidup
Berdasarkan pendapat diatas sudah mencukupi jumlah anak yang
dapat disimpulkan bahwa usia diinginkan. Jadi, banyaknya anak yang
mempunyai hubungan yang positif masih hidup mempengaruhi
dengan pemilihan jenis alat keikutsertaan seseorang dalam
kontrasepsi dimana seiring tingginya mengikuti KB. Semakin besar jumlah
tingkat kematangan sistem reproduksi anak hidup yang dimiliki seseorang,
atau usia ibu akan diikuti kenaikkan semakin besar kemungkinan untuk
dalam pemilihan jenis metode membatasi kelahiran .10/10
kontrasepsi jangka panjang. Jumlah banyak anak disini
Penelitian ini juga sejalan apabila jumlah anaknya lebih dari 4
dengan Arifuddin (2013) dan Hartanto (paritas tinggi) dan jumlah anak kurang
(2004), yang menyatakan ada dari 2 (paritas rendah) dan jumlah
hubungan usia dengan pemilihan anak sedang antara 2-3 (paritas
metode kontrasepsi. Namun hasil ini sedang).Ibu yang telah memiliki dua
berbeda dengan Fitri pada tahun 2012 anak dianjurkan untuk menggunakan
menyatakan bahwa tidak ada kontrasepsi sehingga kemungkinan
hubungan usia dengan pemilihan untuk mengalami kehamilan lagi cukup
metode kontrasepsi. 7/8 rendah. Pasangan Usia Subur yang
berusia diantara 20-35 tahun
Hubungan Paritas dengan dianjurkan untuk menggunakan
Pemilihan Metode Kontrasepsi. kontrasepsi jangka panjang, salah
satunya IUD dan Implant .17Didukung

14

Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2017, Vol. 1 No. 2, 9-18

dalam penelitian Syamsiah (2002) perempuan sama saja) maka keluarga


yang mengatakan bahwa ada kecil bahagia dan sejahtera dapat
hubungan antara jumlah anak dengan tercapai dengan mudah. Hal ini
pemilihan alat kontrasepsi. Responden dikarenakan seseorang dengan tingkat
dengan paritas sedang dan tinggi lebih pendidikan lebih tinggi memiliki
banyak menggunakan IUD yang pandangan yang lebih luas tentang
memiliki efektivitas tinggi.Selain itu suatu hal dan lebih mudah untuk
secara umum, keluarga yang telah menerima ide atau cara kehidupan
mempunyai 2 anak dan usia istri telah baru. Hal ini didukung oleh Bernadus
melebihi 35 tahun, sebaiknya tidak dkk (2013) yang mengemukakan
hamil lagi dimungkinkan untuk bahwa terdapat hubungan antara
mencegah komplikasi selama tingkat pendidikan dengan pemilihan
kehamilan. metode kontrasepsi.
Secara teoritis, pendidikan
Hubungan Pendidikan dengan formal sangat besar pengaruhnya
Pemilihan Metode Kontrasepsi terhadap pengetahuan dimana jika
Pada penelitian ini, diperoleh seseorang tersebut berpendidikan
bahwa ibu yang berpendidikan tinggi maka akan mempunyai
menengah (SMA) paling banyak pengetahuan yang tinggi juga.
menggunakan Non metode Sebaliknya jika seseorang mempunyai
kontrasepsi jangka panjang pendidikan yang formal yang rendah
sedangkan ibu yang berpendidikan maka pengetahuannya juga akan
dasar lebih banyak menggunakan rendah. Seseorang yang
metode kontrasepsi jangka panjang berpendidikan tinggi diharapkan lebih
daripada ibu yang berpendidikan mudah dan cepat memahami
tinggi. Hasil analisis data didapatkan p pentingnya kesehatan dan
value 0,010 yang berarti bahwa ada menentukan pilihannya.23 Dengan
hubungan yang bermakna tingkat pendidikan tinggi yang dimiliki oleh
pendidikan dengan pemilihan metode seseorang diharapkan lebih mudah
kontrasepsi. untuk menerima pesan dan motivasi
Tingkat pendidikan seseorang pada pemilihan metode kontrasepsi
sangat menentukan dalam pola ini. Namun pada zaman sekarang ini,
pengambilan keputusan dan pengetahuan seseorang itu tidak
penerimaan informasi.9 Pendidikan tergantung pada pendidikannya yang
juga akan mempengaruhi tinggi tetapi dapat mereka peroleh dari
pengetahuan dan persepsi seseorang informasi-informasi dari media,
tentang pentingnya sesuatu hal, informasi dari orang sekitarnya,
termasuk perannya dalam program sehingga hal tersebut sangat
KB. Pada ibu pengguna KB dengan berpengaruh terhadap apa yang
tingkat pendidikan rendah, mereka putuskan khususnya pada
keikutsertaanya dalam program KB keputusan untuk memilih
hanya ditujukan untuk mengatur menggunakan kontrasepsi.
kelahiran. Sementara itu pada ibu
pengguna KB dengan tingkat Hubungan Pengalaman KB dengan
pendidikan tinggi, keikutsertaannya Pemilihan Metode Kontrasepsi
dalam program KB selain untuk Pengalaman memiliki sifat yang
mengatur kelahiran juga untuk sangat berharga bagi setiap individu.
meningkatkan kesejahteraan keluraga Pengalaman dapat digunakan dan
karena dengan cukup dua anak dalam menjadi acuan serta pembelajaran .12
satu keluarga (laki-laki atau Pengalaman pengguna KB dalam

15

Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2017, Vol. 1 No. 2, 9-18

memakai alat kontrasepsi merupakan pada data register KB ibu tersebut


hal yang tidak bisa diabaikan, karena seperti usia, paritas, pendidikan,
sebagian besar dari keseluruhan pengalaman KB, HPHT, keadaan
pengguna KB yang menggunakan alat umum, berat badan, tinggi badan,
kontrasepsi menginginkan hal yang pekerjaan dan metode yang dilayani.
terbaik dan tanpa ada efek samping Tidak terdapat data perubahan berat
dari penggunaan alat kontrasepsi. badan,efek samping, masa efektivitas
Hasil penelitian membuktikan IUD dan implant.
bahwa ada hubungan antara
pengalaman KB dengan pemilihan KESIMPULAN
metode kontrasepsi. Dibuktikan Karakteristik ibu yang
dengan hasil analisis data dengan menggunakan kontrasepsi yaitu paling
menggunakan chi square didapatkan p banyak berusia 20-35 tahun (62,2%),
value 0,010 yang berarti kurang dari memiliki 2-3 anak (69,8%), pendidikan
signifikansi (α = 0,005 ) dengan tingkat SD-SMP (54,5%) dan pengalaman KB
kepercayaan 95%. sebagai akseptor baru (56,7%).
Mayoritas akseptor KB baru Jenis kontrasepsi yang digunakan
lebih banyak menggunakan Non adalah metode kontrasepsi jangka
Metode kontrasepsi jangka panjang sebesar 50% dan non metode
panjang.Hal ini diasumsikan ibu masih kontrasepsi jangka panjang sebesar
dalam fase mencoba.Dengan 50%.
demikian apabila terjadi efek samping Ada hubungan antara usia, paritas,
tidak berlangsung lama. pendidikan dan pengalaman KB
Berbeda dengan pengguna dengan pemilihan metode kontrasepsi
MKJP, sebagian besar merupakan .
akseptor KB lama, sehingga ibu telah SARAN.
memiliki pengalaman terkait Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
kontrasepsi yang digunakan diharapkan bagi puskesmas dan
sebelumnya.Pengalaman ini pelayanan kesehatan lainnya untuk
menambah pengetahuan ibu sehingga melakukan sosialisasi dan melakukan
ibu memahami kontrasepsi yang variasi metode konseling terkait
sesuai dengan kondisinya dan alasan dengan metode kontrasepsi.Bagi
inilah yang mendorong ibu untuk yakin Profesi Kebidanan diharapkan agar
menggunakan kontrasepsi jangka bidan meningkatkan ketrampilan
panjang.Hal ini sesuai dengan teori dalam upaya pemilihan metode
Hartanto (2004) yang menyatakan kontrasepsi, manfaatnya untuk
bahwa pengalaman KB dalam menjarangkan kehamilan, menunda
menggunakan alat kontrasepsi yang kehamilan dan menghentikan
lalu merupakan salah satu faktor kehamilan.Bagi peneliti selanjutnya
dalam pemilihan metode kontrasepsi. diharapkan dapat melakukan
penelitian lebih lanjut untuk
KETERBATASAN PENELITIAN mengembangkan penelitian dengan
Penelitian ini masih memiliki menggunakan variabel yang
keterbatasan yang dapat dijadikan berbeda.Sampel yang digunakan juga
acuan atau saran guna perbaikan dapat diperbanyak, agar penelitian
penelitian berikutnya yaituPenelitian ini lebih valid.Pengambilan data juga
menggunakan data sekunder yang dapat dilakukan dengan tehnik yang
didapatkan dari data register KB ibu di berbeda, seperti menggunakan
Puskesmas Lawang Kabupaten kuisoner ataupun wawancara agar
Malang. Beberapa data yang terdapat data yang diperoleh lebih akurat.

16

Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2017, Vol. 1 No. 2, 9-18

jatim-gelar-rakerda-tahun-2015)
diakses 23 Juni 2016.
KONFLIK KEPENTINGAN [9] Brower, Francine diterjemahkan
Tidak ada konflik kepentingan dalam Novita Heny Purwanti. 100 Ide
penelitian ini. MembimbingAnak Autis, Jakarta:
Penerbit Erlangga, 1993.
[10] Depkes RI.2001. Pedoman
DAFTAR PUSTAKA pelayanan pusat sterilisasi
[1] Arifuddin M. Faktor yang dirumah sakit. Jakarta :
berhubungan dengan pemilihan Departemen Kesehatan RI
kontrasepsi hormonal pasutri di [11] Depdiknas, (2005). Kamus
wilayah kerja Puskesmas Lampa Bahasa Indonesia. Balai Pustaka
Kecamatan Duampanua Indonesia.
Kabupaten Pinrang 2013. Jurnal [12] Dewa ayu, 2014. Faktor
Hasanuddin University. 2013:5-7. Pendukung Dan Penghambat
[2] Bernadus, J.D., Madianung, A., & Istri Pasangan Usia Subur Dalam
Masi, G. 2013. Faktor-Faktor yang Penggunaan Alat Kontrasepsi
berhubungan dengan Pemilihan Implant Di Puskesmas I
Alat Kontrasepsi dalam Rahim Denpasar Utara. Laporan Akhir
(AKDR) bagi Akseptor KB di Penelitian Karya Tulis Ilmiah.
Puskesmas Jailolo. Jurnal e-NERS Fakultas Kedokteran Universitas
(eNS), Volume 1, Nomor 1, Maret Udayana Denpasar.
2013, hlm. 1- 10. [13] Endarmoko, E. 2006. Kamus
[3] Bina Diknakes, 1994, “ Aspek Bahasa Indonesia. Jakarta, EGC.
Kronologis pada Kodrat Alam [14] Fitri R. Hubungan faktor
dalam KonsepPendidikan Nasional predisposisi, faktor pemungkin
Ki Hajar Dewantara), Laporan dan faktor penguat dengan
Penelitian, Universitas Gadjah pemilihan kontrasepsi IUD di
Mada, Yogyakarta wilayah kerja Puskesmas
[4] BKBPM Malang. 2014. BKBPM Pagaran Tapah Darussalam
Kota Malang Gelar Pelayanan KB Kabupaten Rokan Hulu Provinsi
Gratis (online) RIAU tahun 2012 (skripsi).
[5] BKKBN, 2000. Petunjuk Teknis Jakarta: FKM-UI Depok. 2012.
Pendataan Keluarga di Desa dari [15] Glasier A dan Gebbie A. 2004.
Kelurahan. Medan. Keluarga Berencana Dan
[6] BKKBN. 2009. Faktor-Faktor yang Kesehatan Reproduksi. Jakarta:
Mempengaruhi Penggunaan EGC
MKJP. Puslitbang KB dan [16] Handayani, S. 2010. Buku Ajar
Kesehatan Reproduksi Badan Pelayanan Keluarga Berencana.
Koordinasi Keluarga Berencana Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Nasional. [17] Hartanto. 2003. Keluarga
[7] BKKBN. 2011. Pedoman Berencana dan Kontrasepsi.
Pelaksanaan Pelayanan KB Jakarta : Pustaka Sinar
Metode Kontrasepsi Jangka Harapan
Panjang. Jakarta [18] Hartanto. 2004.Keluarga
[8] BKKBN JATIM. 2015. BKKBN Berencana dan Kontrasepsi.
Jatim Perkuat Kerjasama Antar Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Lembaga Melalui Rakerda Tahun [19] IDHS. 2012The Use of
2015 (online) Contraceptive among Post
(http://jatim.bkkbn.go.idbkkbn-

17

Journal of Issues in Midwifery, Agustus – November 2017, Vol. 1 No. 2, 9-18

Partum and Post Abortion (DMPA) Di Rumah Bersalin


Women. Sehat Gentungan Ngargoyoso
[20] IBI. 2007. 50Tahun IBI; Bidan Karanganyar. Maternal Volume 7
Menyongsong Masa Depan. Edisi Oktober 2012.
Jakarta [29] Saifuddin, A, B. 2010. Buku
[21] Jurisman, dkk. 2016. Hubungan Panduan Praktis Pelayanan
Karakteristik Ibu dengan Kontrasepsi. Jakarta: Penerbit
Pemilihan Kontrasepsi di Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Puskesmas Padang Pasir Prawirohardjo.
Padang. Laporan Akhir Penelitian [30] SDKI,2012 Badan Pusat Statistik
Karya Tulis Ilmiah. Fakultas (BPS), [Indonesia]. 2011.
Kedokteran Universitas Andalas Pedoma Wawancara
Padang. Rumahtangga dan Wanita.
[22] Kusumaningrum, R., & Palarto, [31] Sekarpuri, A. 2014. Modul
B. 2009. Faktor-Faktor yang Pembelajran Sejarah
Mempengaruhi Pemilihan Jenis Perkembangan Program KKBPK,
Kontrasepsi yang Digunakan Kebijakan dan Strategi Program
pada PUS KTI. Fakultas KKBPK,
Kedokteran Universitas [32] Sinclair, C. 2010. Buku Saku
Diponegoro, Semarang. Kebidanan. Jakarta: EGC.
[23] Notoatmodjo, S. 1993. [33] Siswosudarmo. 2008. Teknologi
Metodologi Penelitian Kesehatan. Kontrasepsi. Yogyakarta: Medika
Jakarta: Rineka Cipta Fakultas Kedokteran UGM.
[24] Nugroho Joko., 2014. Faktor- [34] Siswosudarmo, R. 2008. Obstetri
Faktor Yang Berhubungan Fisiologi.Yogyakarta: Pustaka
Dengan Kelangsungan Cendekia.
Penggunaan Alat Kontrasepsi Pil [35] Syamsiah. 2002. Peranan
KB di Desa Semeli Jaya Dukungan Suami Dalam
Kecamatan Abung Semuli Pemilihan Alat Kontrasepsi Pada
Kabupaten Lampung Utara. Peserta KB Di Kelurahan
http://www.fkm.undip.ac.id. Serasan Jaya, Soak Baru Dan
[25] Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Balai Agung Kecamatan Sekayu
Ilmu kebidanan. Jakarta : Kabupaten Musi Banyuasin
Yayasan Bina Pustaka Tahun 2002(Skripsi). Jakarta:
[26] Prawirohardjo, Sarwono. 2013. FKM Universitas Indonesia.
Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina [36] Worl Population Data Sheet.
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010. Washington DC : PRB.
[27] Rezkitunnisa. 2010. Faktor- [37] Yanuar, 2010. Pengaruh
Faktor yang Berhubungan Pengetahuan dan Sikap PUS
dengan Pemilihan tentang KB terhadap Pemilihan
AlatKontrasepsi di Wilayah Kerja Kontrasepsi di Lingkungan
di Puskesmas Takalala Kelurahan Joho Kecamatan
KecamatanMarioriwawo Sukoharjo. KTI. Yogyakarta.
Kabupaten Soppeng. Skripsi.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin.
[28] Rosita, S.D. 2012. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pemilihan
Kontrasepsi Suntik Depo
Medroksi Progesteron Asetat

18

Das könnte Ihnen auch gefallen