Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
QanunVol. 3 No.
Medika 1 no.Januari
vol. 2019
|bulan tahun
Submitted:: October
Submitted Oktober 2018 Accepted:
2018 January
Accepted 2019 Published:
: Januari 2019 January 2019
Published : Januari 2019
ABSTRACT
Large pneumothorax with long duration of symptoms can be dangerous. Large pneumothorax can
cause hypoxemia and its duration states the duration of hypoxia. This long duration of hypoxia
can affect changes in tissue conditions of the lungs, which if it reaches 72 hours can increase the
permeability of the alveolar capillaries in the lungs to facilitate pulmonary edema. Large
pneumothorax with long duration of symptoms can be a risk factor for re-expansion pulmonary
edema (REPE). Meanwhile, hypoxia can also cause increased production of free radicals in lung
tissue (pulmonary oxidative stress). This study investigated whether the duration of pneumothorax
also affects the level of pulmonary oxidative stress, with experiments in rats. There were 4 groups
consisting of 6 rats in each group: 24 hours of pneumothorax (A), 48 hours of pneumothorax (B),
72 hours of pneumothorax (C) and control (D). Pneumothorax is made by injecting air into the
right pleural cavity of the chest, then we performed X-ray. All samples were examined for PaO 2
to ensure hypoxia status. After that, the rats were examined for malondialdehyde (MDA) levels
to express the level of oxidative stress. The result showed that all pneumothorax groups were
hypoxemic (PaO2 below 80 mmHg). Mean MDA levels were higher in pneumothorax groups.
However, only group C were significantly higher (p=0,031). MDA levels were 1,601 ± 0,739 in
group A, 1,585 ± 0,714 in group B, 2,256 ± 0,513 in group C, and 1,243 ± 0,162 in group D.
We concluded that pneumothorax can cause pulmonary oxidative stress if the pneumothorax has
a large volume and the duration of symptoms reaches 72 hours.
ABSTRAK
Pneumotorak luas dengan durasi gejala yang lama dapat berbahaya. Pneumotorak luas dapat
menyebabkan hipoksemia dan durasi gejalanya yang lama menyatakan durasi hipoksia parunya.
Durasi hipoksia ini dapat mempengaruhi perubahan kondisi jaringan di paru, yang bila mencapai
72 jam dapat meningkatkan permeabilitas kapiler alveolar di paru sehingga memudahkan
terjadinya edema paru. Pneumotorak luas dengan durasi gejala yang lama dapat menjadi faktor
resiko reexpansion pulmonary edema (REPE). Sementara itu, hipoksia juga dapat menyebabkan
peningkatan produksi radikal bebas di jaringan paru (stress oksidatif paru). Penelitian ini
halaman
45
Qanun Medika Vol.
Qanun 3 No.
Medika 1 no.
vol. Januari 2019
|bulan tahun
menginvestigasi apakah durasi pneumotorak juga mempengaruhi tingkat stress oksidatif paru,
dengan eksperimen pada tikus. Terdapat 4 kelompok yang masing-masing terdiri dari 6 tikus:
kelompok pneumotorak 24 jam (A), pneumotorak 48 jam (B), pneumotorak 72 jam (C) dan
kontrol (D). Pneumotorak dibuat dengan cara injeksi udara ke rongga pleura dada kanan, lalu di
X-ray. Semua sampel diperiksa PaO2 untuk memastikan tingkat hipoksianya. Setelah itu, tikus
diperiksa kadar malondialdehid (MDA) parunya untuk mengetahui tingkat stress oksidasi
parunya. Hasil penelitian menunjukkan semua kelompok tikus pneumotorak mengalami
hipoksemia. Rata-rata kadar MDA lebih tinggi pada kelompok pneumotorak, namun secara
statistik hanya bermakna pada kelompok 72 jam (C) dengan p=0,031. Kadar MDA pada masing-
masing kelompok adalah 1,601 ± 0,739 pada kelompok A, 1,585 ± 0,714 pada kelompok B, 2,256
± 0,513 pada kelompok C, dan 1,243 ± 0,162 pada kelompok D. Kesimpulannya pneumotorak
dapat menyebabkan stress oksidatif paru bila pneumotorak bervolume luas dan durasi gejala
mencapai 72 jam.
Kata kunci: Pneumotorak, REPE, Edema Paru, Radikal Bebas, Malondialdehid, Hipoksia
Korespondensi : faisaldanyani@gmail.com
Pneumotorak yang luas dapat Durasi gejala yang lama pada pneumotorak
menyebabkan paru tertekan atau kolaps yang luas menyatakan durasi hipoksia
sehingga terjadi gangguan pertukaran gas. parunya. Durasi lama ini dapat
Hal berakibat pada turunnya partial berpengaruh pada perubahan kondisi
pressure of arterial oxygen (PaO2) atau jaringan di paru. Penelitian eksperimental
halaman
46
Qanun Medika
QanunVol. 3 No.
Medika vol.1no.Januari 2019
|bulan tahun
Pneumotorak yang luas dan durasi lama Pada pneumotorak juga dapat terjadi
dapat menjadi faktor resiko reexpansion hipoksia dan hipoksemia karena kolapsnya
pulmonary edema (REPE). REPE dapat paru akibat penekanan udara. Belum
terjadi pada pneumotorak volume luas diketahui bagaimana stress oksidatif paru
dengan durasi gejala yang mencapai lebih karena hipoksia yang disebabkan
dari 3 hari (Peter et al., 2017). Angka pneumotorak. Durasi pneumotorak juga
kejadian REPE pada pneumotorak spontan berkaitan dengan durasi hipoksianya.
bervariasi, menurut laporan-laporan yang Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
ada antara lain 15,6% (Morioka et al., pengaruh durasi pneumotorak terhadap
2013), 16% (Yoon et al., 2013), 29,8% tingkat stress oksidatif paru, dengan
(Kwon et al., 2009) dan 32,5% (Taira et eksperimen pada tikus.
al., 2014). Angka ini relatif kecil namun
mortalitas REPE dapat mencapai 20% METODE PENELITIAN
(Mahfood et al., 1988). Patologi ini Penelitian ini merupakan penelitian
disebabkan oleh reekspansi paru yang eksperimental menggunakan tikus wistar.
cepat dan perubahan kondisi jaringan paru Desain penelitiannya adalah post-test only
karena hipoksia. Reekspansi paru yang control group design. Penelitian dilakukan
cepat menyebabkan perubahan cepat di Laboratorium Animal house dan
tekanan intratorakal sehingga terjadi Bioteknologi Fakultas Kedokteran
peningkatan tekanan kapiler dan Universitas Sriwijaya dari tanggal 23
hidrostatik paru. Kondisi ini diperkuat Agustus sampai 5 September 2018.
dengan kondisi paru yang sudah
mengalami hipoksemia jaringan paru Terdapat 24 tikus pada penelitian ini.
regional yang menyebabkan migrasi sel Semua tikus secara random dibagi dalam 4
dan mediator inflamasi, serta perubahan kelompok yang masing-masing terdiri dari
permeabilitas kapiler alveolar (Peter et al., 6 tikus yaitu kelompok pneumotorak 24
2017). jam (A), pneumotorak 48 jam (B),
pneumotorak 72 jam (C) dan kelompok
Sementara itu, terdapat penelitian yang tanpa pneumotorak atau kontrol (D).
mengatakan hipoksia dapat menyebabkan Pneumotorak dibuat dengan cara injeksi
stress oksidatif di paru. Adanya kondisi udara pada rongga pleura. Setelah itu
halaman
47
Qanun Medika Vol.
Qanun 3 No.
Medika 1 no.Januari
vol. 2019
|bulan tahun
semua sampel diperiksa PaO2 untuk dengan manusia. Nilai normal PaO2 tikus
memastikan tingkat hipoksianya. Tikus berkisar dari 80,72-109,56 mmHg
kemudian diperiksa kadar malondialdehid (Subramanian et al., 2013).
(MDA) parunya untuk mengetahui tingkat
stress oksidasi parunya. Teknik pemeriksaan stress oksidasi paru
Setelah memeriksa PaO2, kami langsung
Hewan Penelitian mengambil paru kanan tikus untuk analisa
Hewan penelitian adalah tikus wistar stress oksidasi. Dilakukan insisi midsternal
jantan dengan berat badan 200-250 g, usia sampai paru ekspose(sternotomi),
2-3 bulan, sehat, tidak terdapat kemudian paru kanan dievakuasi. Paru
abnormalitas anatomi serta bukan tikus dicuci dengan larutan PBS 1% sampai
hasil uji coba penelitian lain. Tikus bersih lalu di sentifuse dengan kecepatan
didapatkan dari Animal house Fakultas 3000 rpm selama 20 menit. Hasil sentrifuse
Kedokteran Universitas Sriwijaya. Tikus berupa presipitat dan supernatant.
dirawat dalam kandang berisi 3 tikus Supernatant kemudian diambil untuk
perkadang dengan suhu ruang 20-24oC, pemeriksaan malondialdehid (MDA)
siklus gelap terang selama 12 jam serta dengan teknik ELISA.
diberi makan dan minum secukupnya.
Semua prosedur eksperimen tikus telah Analisa statistik
disetujui komite etik Fakultas Kedokteran Data ditampilkan dalam bentuk rata-rata
Universitas Sriwijaya. (mean) dan standar deviasinya. Analisa
dilakukan dengan software SPSS versi 25.
Teknik membuat pneumotorak Perbandingan kelompok pneumotorak dan
Tikus dibius dengan menyuntikkan kelompok kontrol dilakukan dengan uji
ketamin 90 mg/kgBB dan xylazine 10 ANOVA dan uji post-hoc Tukey, dengan
mg/kgBB intraperitoneal. Teknik p<0.05 sebagai batas signifikansi.
membuat pneumotorak adalah dengan
menginjeksikan udara pada rongga pleura Kami berhasil membuat tikus
(Elias et al., 2014). Setelah mencukur pneumotorak sebagaimana terlihat pada
dinding dada kanan tikus, dibuat insisi gambar 1. Tidak terdapat cedera seperti
±0,5-1 cm pada regio intercostal ke-empat hemothoraks dan udara diluar rongga torak
lalu insisi diperdalam sampai tampak iga seperti emfisema subcutis atau udara
dan otot intercostalis. Udara sebanyak 6cc intraabdomen karena tepatnya lokasi
diinjeksikan ke rongga pleura kanan injeksi udara.
dengan spuit yang ditusukkan sedalam
±0,5 cm dan diatas iga pada intercostal
space ke-empat. Setelah itu dilakukan X-
ray untuk membuktikan pneumotorak.
halaman
48
Qanun Medika Vol.
Qanun 3 No.
Medika 1 no.Januari
vol. 2019
|bulan tahun
1
Kadar malondialdehid sampel
Terdapat peningkatan kadar MDA pada
kelompok pneumotorak sebagaimana 0.5
halaman
49
Qanun Medika Vol.
Qanun 3 No.
Medika 1 no.Januari
vol. 2019
|bulan tahun
masuk dan mengalami pertukaran gas pneumotorak durasi 72 jam. Hal ini
menjadi semakin sedikit akibatnya dapat menunjukkan kadar MDA juga semakin
terjadi hipoksemia. Pada tabel 1 terlihat meningkat sejalan dengan durasi
bahwa PaO2 semua kelompok tikus pneumotoraknya. Hal ini berkaitan dengan
pneumotorak berada dibawah 80 mmHg durasi keparahan hipoksia akibat
(hipoksemia). Hipoksemia ini menandakan pneumotoraknya. Pada penelitian
telah terjadinya hipoksia akibat dikatakan tingkat stress oksidatif juga
pneumotorak. bergantung pada derajat keparahan
maupun durasi hipoksianya (Araneda and
Pada penelitian ini terdapat peningkatan Tuesta, 2012).
MDA pada kelompok tikus pneumotorak.
MDA yang meningkat pada pneumotorak Penelitian hipoksia kebanyakan dengan
menunjukkan bahwa hipoksia karena cara memasukkan sampel hewan ke ruang
pneumotorak juga dapat menimbulkan minim oksigen berupa hypoxia chamber
stress oksidasi paru. Hal ini berarti terdapat atau hypobaric chamber. Terdapat
produksi radikal bebas atau ROS penelitian yang melihat tingkat stress
berlebihan oleh sel-sel paru yang oksidasi paru pada kondisi normobarik
menyebabkan cedera sel paru (stress hipoksia (inhalasi kadar O2 10%),
oksidasi). Sebagaimana telah disebutkan didapatkan bahwa MDA meningkat pada
sebelumnya manifestasi stress oksidasi di hari ke-5 (Wilhelm et al., 2003). Terdapat
paru dapat berupa inflamasi dan edema juga penelitian yang meneliti hipoksia
paru. Radikal bebas atau ROS di paru dapat hipobarik (tekanan 338 mmHg) dengan
menstimulasi produksi mediator inflamasi paparan durasi hipoksia yang berbeda-
sehingga terjadi inflamasi pada kapiler. beda (2 jam, 4 jam, 8 jam, 16 jam, 24 jam
Inflamasi ini dapat meningkatkan dan 48 jam), didapatkan bahwa MDA
permeabilitas vaskuler lalu terjadi edema meningkat pada hipoksia kelompok durasi
paru (Araneda and Tuesta, 2012; Sarada et 16 jam, 24 jam dan 48 jam. Bahkan lebih
al., 2008). Peningkatan MDA ini secara jauh dikatakan paparan hipoksia jangka
statisik bermakna pada kelompok pendek (2 - 4 jam) tidak menunjukkan efek
pneumotorak durasi 72 jam. Hal ini dapat signifikan pada arstitektur paru (Smita et
menjelaskan patofisiologi terjadinya REPE al., 2015). Pada penelitian kami, MDA
(re-expansion pulmonary edema). REPE meningkat secara statistik pada 72 jam.
terjadi pada pneumotorak dengan durasi Perbedaan hasil penelitian kami dengan
gejala yang mencapai lebih dari 72 jam penelitian-penelitian tersebut diatas
(Peter et al., 2017). Ekspansi paru yang disebabkan karena perbedaan cara
cepat setelah pemasangan chest tube pada membuat kondisi hipoksianya. Hipoksia
kasus pneumotorak menyebabkan pada penelitian kami dihasilkan karena
peningkatan tekanan tekanan kapiler dan kolapsnya alveoli. Namun dapat diambil
hidrostatik paru, ditambah permeabilitas kesimpulan yang sama yaitu kondisi
membran kapiler alveolar yang meningkat hipoksia dapat meningkatkan stress
karena radikal bebas, menyebabkan REPE. oksidatif dan durasinya memperberat
tingkat stressnya.
Peningkatan MDA pada sampel hanya
bermakna secara statistik pada kelompok
halaman
50
Qanun Medika Vol.
Qanun 3 No.
Medika 1 no.Januari
vol. 2019
|bulan tahun
halaman
51
Qanun Medika Vol. 3 No. 1 Januari 2019
Qanun Medika vol. no. |bulan tahun
52halaman
Qanun Medika Vol. 3 No. 1 Januari 2019
Qanun Medika vol. no. |bulan tahun
53halaman