Sie sind auf Seite 1von 15

Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Oleh Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru

Terhadap Pelajar di Kota Pekanbaru

Oleh : Mulia Andri


Pembimbing 1 : Dr. Erdianto Effendi, S.H, M.Hum
Pembimbing 2 : Widia Edorita, S.H., M.H
Alamat : Jalan Pertanian perum ligako blok I No 15
Email : muliaandri02@yahoo.co.id/ Handphone 083187054410

ABSTRACT
The development of world civilization are increasingly berkembangan towards
modernisasi.Perkembangan which always brings changes in every facet of life seem more
nyata.Seiring with that also forms of crime are also constantly keep abreast of the times and
transformed into forms that increasingly sophisticated and diverse.
Drugs (narcotics, psychotropic, and Drugs) is a term of law enforcement and
masyarakat.Narkoba called dangerous, because it is not safe to use manusia.Oleh therefore, use,
production, and circulation is regulated in the law undang.Barang who use and distribute
outside provisions of the law, subject to criminal sanctions of imprisonment and fines. Because
of the danger of dependency, use, and distribution of drugs regulated by law, namely Law No. 35
of 2009 on Narcotics.
Based on the above to know what are the factors that cause crime drug abuse among students in
the jurisdiction of the National Narcotics Agency Pekanbaru, What are the obstacles that
dihadapin by the National Narcotics Agency Pekanbaru against the crime of drug abuse by
students in the city of Pekanbaru, the efforts undertaken by national agencies na rkotika city of
Pekanbaru in tackling criminal acts of drug abuse by students in the city of Pekanbaru.
Terms of the method used, this research can be classified into types of juridical sociological
research, which means reviewing the state of the existing problems in the field in associate with
aspects applicable laws and governing problems tersebut.Karena in this study the authors
directly conduct research on location or place which ditrliti to provide complete and clear
picture of the problem under study.
In general, there are several factors that led to the occurrence of a crime, the first is a factor that
comes or there from the perpetrator that means that that predispose a person to commit a crime
that arises from within the actors themselves were based on heredity and psychological (mental
illness ). The second factor is the factors that are beyond the offender is a factor of households
and the environment, While it has been given the authority in the enforcement of an issue of
drugs, but in the prevention, combating abuse and illicit drug trafficking in the city of Pekanbaru
still encounter obstacles in Caused by a variety of factors

Keywords: Prevention, Abuse, Drugs, Student

1
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
BAB I 3. Bagaimanakah upaya-upaya yang
PENDAHULUAN dilakukan oleh badan na rkotika
A. Latar Belakang Masalah nasional kota Pekanbaru dalam
Perkembangan peradaban dunia menanggulangi terjadinya tindak
semakin hari semakin berkembangan pidana penyalahgunaan narkotika
menuju modernisasi.Perkembangan yang oleh pelajar di kota Pekanbaru ?
selalu membawa perubahan dalam setiap
sendi kehidupan tampak lebih 1. Tujuan Dan Kegunaan
nyata.Seiring dengan itu pula bentuk- Penelitian
bentuk kejahatan juga senantiasa 1. Tujuan Penelitian
mengikuti perkembangan zaman dan a. Untuk mengetahui
bertransformasi dalam bentuk-bentuk faktor yang
yang semakin canggih dan menyebabkan
beranekaragam. timbulnya kejahatan
Narkoba (Narkotika, Psikotropika, penyalahgunaan
dan Obat Terlarang) adalah istilah narkotika dikalangan
penegakan hukum dan pelajar di wilayah
masyarakat.Narkoba disebut berbahaya, hukum Badan
karena tidak aman digunakan Narkotika Nasional
manusia.Oleh karena itu, penggunaan, Kota Pekanbaru
pembuatan, dan peredarannya diatur b. Untuk mengetahui
dalam undang-undang.Barang siapa faktor penghambat
menggunakan dan mengedarkannya di dalam pelaksanaan
luar ketentuan hukum, dikenai sanksi penegakan hukum
pidana penjara dan hukuman terhadap pelajar yang
denda.1Karena bahaya ketergantungan, menyalahgunakan
penggunaan, dan peredaran narkoba diatur narkotika oleh Badan
dalam undang-undang, yaitu Undang- Narkotika Nasional
Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Kota Pekanbaru.
Narkotika.2 c. Untuk mengetahui
. upaya-upaya yang
A. RumusanMasalah dilakukan oleh pihak
Badan
1. Apa saja faktor-faktor yang NarkotikaNasional
menyebabkan timbulnya kejahatan Kota Pekanbaru dalam
penyalahgunaan narkotika menanggulangi
dikalangan pelajar di wilayah terjadinya tindak
hukum Badan Narkotika Nasional pidana penyalahgunaan
Kota Pekanbaru? narkotika Oleh pelajar
2. Apa saja kendala yang dihadapin di kota Pekanbaru..
oleh Badan Narkotika Nasional A. Kegunaan Penelitian
Kota Pekanbaru terhadap tindak a. Penelitian ini
pidana penyalahgunaan narkotika menambah
oleh pelajar di kota Pekanbaru ? pengetahuan dan
pemahaman penulis
1
khususnya
Lydia Harlina Martono Dan Satya Joewana, mengenai masalah
Pencegahan Dan Penanggulangan yang diteliti.
Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah, Balai
Pustaka, Jakarta; 2006, hlm. 5.
b. Penelitian ini dapat
2
Ibid, hlm. 6. menjadikan sebagai
2
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
masukan dalam BNN mempunyai peran
pelaksanaan membantu Presiden dalam :
penegakan hukum 1) Mengoordinasikan
terhadap remaja instansi pemerintah
penyalahguna terkait dalam
narkotika diwilayah penyusunan kebijakan
hukum Badan operasional di bidang
Narkotika Nasional ketersediaan dan
Kota Pekanbaru pencegahan,
c. Penelitian ini pemberantasan
sumbangan penyalahgunaan dan
pemikiran dan alat peredaran gelap
mendorong bagi narkotika,
rekan-rekan psikotropika, precursor
mahasiswa untuk dan bahan adiktif
melaksanakan lainnya atau dapat
penelitian disingkat dengan
selanjutnya. P4GN.
2) Melaksanakan P4GN
2. Kerangka Teori dengan membentuk
1. Teori Peranan satuan tugas yang
Menurut Soejono soekanto terdiri atas unsur
dalam bukunya yang berjudul instansi pemerintah
sosiologi suatu pengantar, terkait sesuai dengan
menjelaskan pengertian tugas, fungsi dan
peranan merupakan aspek kewenangannya
dinamis kedudukan (status). masing-masing.
Apabila ssorang melakukan b. Badan Narkotika Propinsi
hak dan kewajibannya sesuai (BNP) adalah Lembaga
kedudukannya, dia Non Struktural yang
menjalankan suatu peranan. berkedudukan dibawah dan
Atau jgak biasa di artikan bertanggung jawab
peranan sebagai rangkain langsung kepada Gubernur.
prilaku yang teratur, yang BNP mempunyai peran
ditimbulkan karena jabatan membantu Gubernur
tertentu.3 dalam:
Sedangkan peranan Badan 1) Mengoordinasikan
Narkotika Nasional menurut perangkat daerah dan
Peraturan Presiden Republik instansi pemerintah di
Indonesia No. 83 tahun 2007, provinsi dalam
yaitu: penyusunan kebijakan
a. Badan Narkotika Nasional dan pelaksanaan
(BNN) adalah lembaga non kebijakan operasional
struktural yang berkedudukan BNN di bidang
dibawah dan bertanggung ketersediaan dan
jawab langsung kepada P4GN.
Presiden. 2) Membentuk satuan
tugas sesuai kebijakan
3
www.repository.uin-suska.ac.id diakses,
operasional BNN yang
Tanggal 12 Juli 2015. terdiri atas unsure
3
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
perangkat daerah dan 5. Delik6
isntansi pemerintah di Van hamel mengartikan
Provinsi sesuai dengan strafbaar feit adalah kelakuan orang
tugas, fungsi dan (menselikejke bedraging) yang
kewenangannya dirumuskan dalam wet, bersifat
masing-masing. melawan hukum, patut di pidana
c. BNK mempunyai tugas (straf waar dig) dan dilakukan
membantu Bupati/walikota dengan kesalahan.
dalam: Mengenai perumusan tindak
1) Mengkoordinasi pidana, R. Tresna mrngumumkan
perangkat daerah dan bahwa tindak pidana dianalogikan
instansi pemerintah di sebagai “peristiwa pidana” yaitu
kabupaten/kota, dalam suatu perbuatan atau rangkaian
mengimplentasikan perbuatan manusia, yang
kebijakan dan bertentangan dengan undang-
pelaksanaan undang tentang peraturan-peraturan
operasional di bidang lainnya, terhadap perbuatan mana
P4GN. diadakan tindakan penghukuman.
2) Membentuk satuan Moeljatno merumuskan tindak
tugas sesuai kebijakan pidana sebagai “perbuatan pidana”
operasional BNN yang yaitu terjemahan dari strafbaar feit,
terdiri atas unsur yakni perbuatan yang dilarang dan
perangkat daerah dan diancam dengan pidana (barang
instansi pemerintah di siapa melanggar barang tersebut)
Kabupaten/Kota sesuai dan perbuatan itu harus betul
dengan tugas, fungsi dirasakan oleh masyarakat sebagai
dan kewenangannya perbuatan yang tidak boleh atau
masing-masing.4 menghambat terciptanya tata dalam
pergaulan masyarakat yang dicita-
2. Teori Tindak Pidana citakan oleh masyarakat itu.7
Dalam bahasa belanda Suatu peristiwa hukum dapat
tindak pidana disebut “strafbaar dinyatakan sebagai peristiwa pidana
feit” yang terdiri dari kata strafbaar kalau memenuhi unsur-unsur
diartikan dihukum dan feit berarti pidanannya terdiri dari:8
kenyataan.Jadi strafbaar feit adalah 1. Objektif
sebagian dari kenyataan yang dapat Yaitu suatu tindakan atau perbuatan
dihukum.5 Strafbaar feit telah yang bertentangan dengan hukum
diterjemahkan dalam bahasa dan mengindahkan akibat yang oleh
Indonesia sebagai: hukum dilarang dengan ancaman
1. Perbuatan yang dapat atau hukum.Yang dijadikan titik utama
boileh dihukum. dari pengertian objektif disini adalah
2. Peristiwa pidana tindakannya.
3. Perbuatan pidana 2. Subjektif
4. Tindak pidana; dan

6
Mardani, Penyalahgunaan Narkoba, PT Raja
4
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. Grafindo Persada, Jakarta: 2008, hlm 59.
7
83 tahun 2007 Ibid,
5 8
Erdianto Effendi, Pokok-Pokok Hukum R.Abdoel, Pengantar Hukum Indonesia, PT
Pidana, Alfa Riau, Pekanbaru: 2010, hlm. 99. RajaGrafindo Persada, Jakarta: 1984, hlm 175.
4
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
Yaitu perbuatan seseorang yang dengan cara memasukkan kedalam
berakibat tidak dikehendaki oleh tubuh.
undang-undang.Sifat unsur ini (1)
mengutamakan adanya pelaku B. Kerangka Konseptual
(seseorang atau beberapa orang).9 Dalam penelitian ini
Hukum pidana Indonesia mencantumkan pengertian agar tidak
hanya mengenal dua jenis pidana, terjadi kesalahpahaman dan memudahkan
yaitu pidana pokok dan pidana penulis dalam melakukan penelitian;
tambahan. Menurut ketentuan di 1. Pencegahan adalah yaitu suatu upaya
dalam pasal 10 Kitab Undang- yang di lakukan sebelum atau setelah
UndangHukum pidana pokok itu sesuatu terjadi, pencegahan itu
terdiri atas:10 terdiri dari pencegahan primer dan
1. Pidana mati; pencegahan sekunder.13
2. Pidana penjara; 2. Penyalahgunaan adalah suatu prilaku
3. Pidana kurungan, dan atau tindakan dalam jumlah berlebih,
4. Pidana denda. secara kurang tetatur, dan berlangsung
Adapun pidana tambahan dapat cukup lama, sehingga menyababkan
berupa: gangguan kesehatan fisik, mental, dan
1. Pencabutan dari hak-hak tertentu; kehidupan sosialnya.14
2. Penyitaan dari benda-benda 3. Tindak Pidana adalah suatu tindakan
tertentu, dan atau perbuatan yang dilarang oleh
3. Pengumunan dari keputusan suatu aturan hukum. Larangan itu di
hakim.11 sertai dengan ancaman (sanksi) yang
Tindak pidana narkotika itu berupa pidana tertentu, bagi barang
adalah salah satu sebab terjadinya siapa yang melanggar larangan
berbagai macam bentuk tindak tersebut.15
pidana kejahatan dan 4. Narkotika adalah zat atau obat yang
pelanggaran,yang secara langsung berasal dari tanaman atau bukan
menimbulkan akibat demoralisasi tanaman, baik sintetis maupun semi
terhadap masyarakat, generasi yang dapat menyebabkan penurunan
muda, dan terutama bagi si atau perubahan kesadaran,
pengguna itu sendiri.12 Secara menghilangkan atau mengurangi rasa
umum, yang dimaksud dengan nyeri.16
narkotika adalah sejenis zat yang 5. Pelajar adalah orang-orang yang ikut
dapat menimbulkan pengaruh- serta dalam proses belajar, pelajar
pengaruh tertentu bagi orang-orang adalah aset yang paling penting bagi
yang menggunakannya, yaitu Negara. Karena generasi pelajar adalah

9
Siswanto Sunarso, penegakan hukum
psikotropika, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta:
13
2004, hlm 35. Lydia Harlina Martono Dan Satya Joewana,
10
P.A.F Lamintang dan Theo Lamintang, Pencegahan Dan Penanggulangan
Hukum Penitensier Indonesia, Sinar Grafika, Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah, Balai
Jakarta:2010, hlm 35. Pustaka, Jakarta; 2006, hlm. 36.
11 14
Syaiful Bakhri, Kejahatan Narkotika Dan Ibid. hlm. 17.
15
Psikotropika, Gramata publishing, Jakarta; 2012, Moeljatno, Fungsi dan Tujuan Hukum
hlm 195 Pidana Indonesia, Jakarta: Bina Aksara, 1985. Hlm.
12
Taufik Makaro, Suhasril, Zakky, Tindak 7.
16
Pidana Narkotika,Ghalia Indonesia, Bogor: 2005, Undang-Undang No 35 Tahun 2009 Tentang
hlm. 16. Narkotika, Pasal 1 No 1
5
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
bibit-bibit yang harus dikembangkan 5. Undang-Undang Nomor 48 Tahun
untuk kemajuan Negara.17 2009 tentang Kekuasaan
6. Badan Narkotika Kota Pekanbaru Kehakiman.
adalah suatu badan milik Negara yang 6. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal
berfungsi khusus sebagai badan yang 24.
memproses hal yang bersangkutan b. Bahan Hukum Sekunder
dengan tindak pidana narkotika yang Data yang bersumber dari
berkedudukan di kota Pekanbaru. penelitian kepustakaan terdiri dari:
1) Bahan Hukum Primer
3. Metode Penelitian Yaitu bahan yang bersumber
1. Jenis Penelitian dari penelitian kepustakaan
Ditinjau dari sudut metode yang di peroleh dari undang-
yang dipakai maka penelitian undang antara lain Undang-
ini dapat digolongkan dalam Undang Nomor 35 Tahun 2009
jenis penelitian yuridis Tentang Narkotika, Peraturan
sosiologis yang artinya Presiden Republik Indonesia
meninjau keadaan No. 83 tahun 2007 dan
permasalahan yang ada di Peraturan Presiden Republik
lapangan di kaitkan dengan Indonesia Nomor 23 Tahun
aspek hukum yang berlaku dan 2010 Tentang Badan Narkotika
yang mengatur permasalah Nasional, Peraturan Presiden
tersebut.Karena dalam Republik Indonesia No. 83
penelitian ini penulis langsung tahun 2007 Tentang Peranan
mengadakan penelitian pada Badan Narkotika Nasional.
lokasi atau tempat yang ditrliti 2) Bahan Hukum Sekunder
guna memberikan gambaran Yaitu bahan-bahan penelitian
secara lengkap dan jelas yang berasal dari literatur dan
tentang masalah yang diteliti. hasil penelitian para ahli sarjana
. yang berupa buku-buku yang
2. Sumber Data berkaitan dengan pokok
Dalam penelitian normative ini, pembahasan.
penulis menggunakan data sekunder, yang 3) Bahan Hukum Tersier
terdiri dari: Yaitu bahan-bahan penelitian
a. Bahan Hukum Primer yang di peroleh dari
1. Undang-undang Dasar Negara ensiklopedia dan sejenisnya
Republik Indonesia Tahun 1945. mendukung data primer dan
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun sekunder seperti kamus bahasa
1946 tentang Kitab Undang-Undang Indonesia dan internet
Hukum Pidana.
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 3. Teknik Pengumpulan Data
1981 tentang Kitab Undang-Undang Dikarenakan bentuk dari penelitian
Hukum Acara Pidana. ini adalah penelitian sosiologis maka
4. Undang-Undang Komisi Yudisial teknik pengumpulan data dalam karya
Nomor 22 Tahun 2004 Tentang ilmiah ini adalah studi kelapangan dan
Kehakiman. diperkuat dengan wawancara.

4. Analisis Data
17
www.Duniapelajar.com diakses, tanggal, 10
Berdasarkan dengan rumusan
Juni 2015. permasalahan dan pembahasan atas
6
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
permasalahan yang di pergunakan maka menggunakan 3 (tiga) tipe
teknik analisis, data-data yang terkumpul pencegahan yaitu:
akan dianalisis secara kualilatif atrinya a. Pencegahan Primer:
data yang berdasarkan uraian kalimat atau melakukan berbagai upaya
data tidak dianalisis dengan mengunakan pencegahan sejak dini agar
statistic atau matematika apapun orang tidak menyalahgunakan
sejenisnya, yaitu apa yang dinyatakan narkoba, ditujukan pada anak-
responden secara tertulis atau lisan dan anak dan generasi muda yang
perilaku nyata yang di teliti dan di pelajari belum pernah
sebagai suatu yang utuh. Dari pembahasan menyalahgunakan narkoba, dan
tersebut, akan menarik kesimpulan secara semua sector masyarakat yang
deduktif yaitu penarikan kesimpulan dari berpotensi membantu generasi
yang bersifat umum kepada khusus muda untuk tidak
BAB II menyalahgunakan narkoba.
A. Tinjauan Umum Tentang Kegiatan pencegahan primer
Pencegahan terutama dilaksanakan dalam
1. Pengertian Pencegahan bentuk penyuluhan, penerangan
Pencegahan adalah yaitu dan pendidikan.
suatu upaya yang di lakukan sebelum b. Pencegahan Sekunder: bagi
atau setelah sesuatu terjadi, yang telah memulai,
pencegahan itu terdiri dari menginisiasi penyalahgunaan
pencegahan primer, pencegahan barkoba, disadarkan agar tidak
sekunder dan pencegahan tertier. berkembangan menjadi adiksi,
Penyalahgunaan narkoba menjalani terapi dan
dapat dicegah. Adalah lebih baik rehabilitasi, serta diarahkan
mencegah daripada mengobati atau agar yang bersangkutan
menanggulanginya, pencegahan melaksanakan pola hidup sehat
dilakukan ketika orang mulai dalam kehidupan sehari-hari,
memahami mengapa seseorang ditujukan pada anak-anak atau
memakai narkoba. Mula-mula para generasi muda yang sudah
peneliti memusatkan perhatiannya mulai mencoba-coba
untuk mempelajari hal-hal yang menyalahgunakan narkoba, dan
berkaitan dengan pemakainya, seperti sector-sektor masyarakat yang
cirri kepribadian, kemampuan dapat membantu anak-anak,
berkomunikasi, riwayat keluarga, generasi muda berhenti
serta sikap dan keyakinannya, sebagai menyalahgunakan narkoba.
faktor yang berhubungan dengan Kegiatan pencegahan sekunder
pengguna narkoba.18 menitikberatkan pada kegiatan
Sampai dengan saat ini, deteksi secara dini terhadap
praktek pencegahan penyalahgunaan anak yang menyalahgunakan
narkoba termasuk penyusunan dan narkoba, konseling perorangan
implementasi program dan keluarga pengguna,
penyalahgunaan narkoba, yang bimbingan sosial melalui
dilaksanakan oleh berbagai pihak: kunjungan rumah.
para pemerhati masalah narkoba, c. Pencegahan tertier: bagi
kelompok masyarakat, termasuk mereka yang telah menjadi
Badan Narkotika Nasional. Badan pecandu narkoba, direhabilitasi
Narkotika Nasional pun agar dapat pulih dari
ketergantungan, sehingga bisa
18
Lydia Harlina Martono , Op.Cit, hlm. 36 kembali bersosialisasi dengan
7
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
keluarga, dan masyarakat, A. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan
pencegahan ini ditujukan Timbulnya Kejahatan
kepada korban narkoba atau Penyalahgunaan Narkotika
bekas korban narkoba dan Dikalangan Pelajar di Wilayah
sector-sektor masyarakat yang Hukum Badan Narkotika Nasional
bisa membantu bekas korban Kota Pekanbaru
untuk tidak menggunakan Di dalam suatu lingkungan
narkoba lagi. Kegiatan masyarakat sering sekali terjadi suatu
pencegahan tertier dilaksanakan tindak pidana, kejahatan tidak akan
dalam bentuk bimbingan sosial terlepas dari kehidupan
dan konseling terhadap yang bermasyarakat. Karena dimana ada
bersangkutan dan keluarga serta masyarakat disitu pula adanya suatu
kelompok sebayanya, kejahatan. Dan juga ditemukan dalam
penciptaan lingkungan sosial tulisan Aristoteles, yang mengatakan
dan pengawasan sosial yang tentang adanya hubungan sebab
menguntungkan bekas korban akibat antara kejahatan dan
untuk mantapnya kesembuhan, masyaraka. Disini disinggung pula
pengembangan minat, bakat dan tentang kemiskinan. Kemiskinan
keterampilan kerja, pembinaan dapat menimbulkan kejahatan dan
orang tua, keluarga, teman pemberontakan. Aristoteles
diman korban tinggal, agar siap berpendapat ada dua kejahatan, yaitu
menerima bekas korban dengan kejahatan kecil dan kejahatan besar.
baik jangan sampai bekas Kejahatan kecil dilakukan karena
korban kembali sekedar buat memenuhi kebutuhan
menyalahgunakan narkoba.19 hidup. Sedangkan kejahatan besar
2. Model-Model Pencegahan dilakukan untuk mendapatkan
Penyalahgunaan narkoba kemewahan.21
sangat kompleks, tetapi selalu Secara umum ada beberapa
merupakan interaksi. Ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya
faktor penyebab, yaitu: (1) sebuah kejahatan, pertama adalah
narkoba; (2) individu; (3) faktor yang berasal atau terdapat dari
lingkungan. Ketiga faktor si pelaku yang maksudnya bahwa
penyebab tersebut harus ada, maka yang mempengaruhi seseorang untuk
barulah terjadi penyalahgunaan. melakukan sebuah kejahatan itu
Upaya pencegahan pun harus timbul dari dalam diri si pelaku itu
melibatkan ketiga faktor. sendiri yang didasari oleh faktor
Sehubungan dengan interaksi keturunan dan kejiwaan (penyakit
faktor narkoba yang telah jiwa). Faktor kedua adalah faktor
diuraikan, ada 4 model upaya yang berada diluar si pelaku yaitu
pencegahannya20: faktor rumah tangga dan
BAB III lingkungan.22
HASIL PENELITIAN DAN Melihat dari pernyataan-
PEMBAHASAN pernyataan diatas maka penulis akan
mengkaji lebih mendalam mengenai
faktor-faktor penyebab timbulnya
19
kejahatan penyalahgunaan narkotika
http://www.bnn.go.id/portal/, diakses,
tanggal, 26 mei 2015
20 21
Martono, L. Harlina, Pendidikan Sebagai Wahyu Moeljono, Loc. Cit.
22
Sarana Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika, Andi Hamzah, Hukum Pidana dan Acara
Balai Pustaka, Jakarta, 2006, hlm 29. Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta: 1986, hlm 64.
8
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
dikalangan pelajar di wilayah hukum 1. Kurang Perhatian Orang Tua
Badan Narkotika Nasional Kota Akhir-akhir ini penyalahgunaan
Pekanbaru. Berdasarkan wawancra narkotika merupakan bentuk
dengan ketua BNN Kota Pekanbaru prilaku menyimpang yang
yaitu ada dua faktorn yaitu.23 umumnya dilakukan oleh
1. Faktor Ingin Tahu golongan remaja atau pemuda
Para remaja awalnya ingin tahu sebagai manifestasi kegagalannya
apa itu narkoba sehingga mereka dalam proses sosialisasi. Banyak
melakukan sesuatu yang sebab kenapa anak bisa terjebak
seharusnya yang tidak mereka narkotika, baik langsung maupun
lakukan, kemudian dengan rasa tidak langsung. Salah satunya,
ingin tahu tersebut mereka ingin karena ketidak harmonisan
mencoba narkotika yang keluarga hingga kurangnya
menyebabkan mereka menjadi perhatian orang tua yang terlalu
seorang pemakai dan tanpa mereka sibuk dengan pekerjaanya.
sadari menjadi ketergantungan Akibatnya, anak merasa tidak
terhadap narkotika. disayangi, tidak dihargai, sendiri,
2. Faktor Lingkungan bahkan merasa tersisih di
Lingkungan yang merupakan rumahnya sendiri. Para pemuda
tempat bergaulnya para remaja yang menyalahgunakan narkotika
seharusnya jauh dari perbuatan umumnya berasal dari keluarga
yang tidak baik, tetapi yang tidak utuh, kurang perhatian,
kenyataanya lingkungan para dan kurang kasih saying orang
remaja tersebut menjadi tempat tuanya. Juga akibat pengaruh
terjurumusnya mereka yang pergaulan dengan teman-teman
menggunakan dan menjadi sepermainan yang
pecandu narkotika. menyalahgunakan narkotika.
Para remaja sangat rentan Para remaja yang salah didik dan
terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang perhatian atau kasih saying
tidak salah satunya menjadi pengguna dari orang tuanya, umumnya
narkotika yang meresahkan menjadi frustasi. Para remaja yang
masyarakat karena perbuatan mereka frustasi tersebut, kemudian
suatu lingkungan tersebut menjadi mencari konpensasi atau pelarian
tempat terjadinya suatu tindak pidana yang keliru dengan
penyalahgunaan narkotika. menyalahgunakan narkoba sebagai
Berdasarkan wawancara penulis sikap berontak dan meminta
dengan Ketua Badan Narkotika perhatian orang tua dan
Nasional Kota Pekanbaru bahwa para masyarakat umumnya skibatnya,
remaja yang terjurumus dalam mereka menjadi kecanduan atau
penyalahgunaan narkotika disebabkan ketergantungan kepada obat-obat
beberapa faktor yaitu:24 yang mengandung narkotika
tersebut. Dengan demikian,
23
Wawancara dengan Bapak Sukito, SH., mereka mrmbutuhkan dukungan
M.H., Kepala Badan Narkotika Nasional Kota lebih untuk dapat melewati rasa
Pekanbaru, Hari Selasa 19 Mei 2015, Bertempat di kecewa mereka tanpa bantuan
Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru. narkotika. Kesinambungan
24
Wawancara dengan Bapak Tendi Nurhayadi pemakaian narkotika mungkin
S,Sos kepala TU Badan Narkotika Nasional Kota sementara waktu dapat
Pekanbaru, Hari Rabu, tanggal 20 Mei 2015,
Bertempat di Badan Narkotika Nasional Kota
Pekanbaru.
9
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
menyamarkan masalah mereka, seperti halnya tindak pidana
tetapi dalam pelarian yang panjang penyalahgunaan narkotika
akan membuat keadaan memburuk dikalangan remaja.
secara kesuluruhan. Tetapi mereka 3. Rasa Penasaran dan Coba-Coba
tidak dapat berpikir seperti itu, Masa remaja adakah masa transisi,
karena pada saat itu narkotika dimana pada masa seperti ini
merupakan pelarian yang sangat sering terjadi ketidakstabilan baik
baik. Sangat penting untuk itu emosi maupun kejiwaan. Pada
mengetahui dan menolong anak masa transisi ini rasa ingin tahu
muda melampaui kesulitan- remaja yang tinggi menyebabkan
kesulitannya tanpa menggunakan remaja rentan terjurumus kedalam
narkotika. Selain masalah-masalah penyalahgunaan narkotika,
yang timbul, mereka juga sering berawal dari coba-coba dan rasa
mempunyai masalah dengan jati penasaran menyebabkan para
diri mereka, mungkin perlu ada remaja kecanduan terhadap
jaminan kembali dari orang tua narkotika.
jika mereka memang dicintai. Rasa ingin tahu adalah milik setiap
Ketergantungan terhadap narkotika orang, khususnya bagi remaja,
ini sulit untuk dihilangkan. Untuk mereka sangat terdorong untuk
menghilangkannya diperlukan mencoba hal-hal yang baru.
perawatan khusus yang banyak Pengalaman yang baru meskipun
memerlukan waktu, biaya, dan terkadang yang ia lakukan
tenaga. Para remaja yang mengandung resiko bahaya.
kecanduan, fisik dan mentalnya Luasnya publikasi dan banyaknya
menjadi tidak seimbang dan tidak informasi tentang narkotika bagi
sehat. Mereka biasanya tidak mereka terkadang justru terjadi
segan-segan untuk melakukan pencentus timbulnyanrasa ingin
tindakan kriminal. tahu dan mencoba-coba lalu
2. Faktor Lingkungan menjadi iseng, kemudian menjadi
Pengaruh sosial dan kultur pemakai tetap dan pada akhirnya
memegang peranan yang besar menjadi ketergantungan narkotika.
dalam menentukan perkembangan Sesuai dengan pendapat
seseorang dalam bertingkah laku. B.bosu, bahwa pada umumnya
Pengaruh lingkungan pergaulan kejahatan itu dapat timbulnya
yang buruk ditambah kontrol karena adanya dua macam faktor
sosial dan kontrol diri yang yaitu faktor pembawaan dan faktor
semakin lemah maka dapat lingkungan. Uraian terhadap kedua
mempercepat pertumbuhan faktor tersebut disajikan sebagai
seseorang yang suka melakukan berikut:
kegiatan-kegiatan yang 1. Faktor pembawaan, yaitu bahwa
bertentangan dengan hukum. seorang menjadi penjahat karena
Pengaruh lingkungan yang buruk pembawaan atau bakat alamiah,
dan kurangnya perhatian maupun karena kegemaran atau
masyarakat setempat inilah yang hobby. Kejahatan karena
menyebabkan banyaknya pembawaan ini timbul sejak anak
pelanggaran-pelanggaran terhadap itu dilahirkan ke dunia seperti:
norma-norma yang berlaku. keturunan/anak-anak yang berasal
Akibatnya timbul label yang tidak dari keturunan/orang tuanya, sebab
baik akibat dari reaksi masyarakat buah jatuh tidak jauh dari
terhadap perbuatan yang dilakukan pohonnya. Selain itu pertumbuhan
10
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
fisik dan meningkat usia ikut pula 2. Faktor Lingkungan
menentukan tingkat kejahatan. Ketergantunga seseorang
a. Dalam teori ini pendidikan pada lingkungan cukup
dikatakan bahwa ketika memegang peranan, sehingga
seseorang anak masih kanak- apabila ingin diketahui latar-
kanak, maka pada umunya belakang seseorang, maka
mereka suka melakukan cukuplah bertanya dimanakah
kejahatan perkelahian atau ia bertempat tinggal. Kalau ia
permusuhan kecil-kecilan mengatakan bahwa ia berasal
akibat perebutan permainan. dari daerah X yang sudah
b. Ketika seorang anak menjadi terkenal sebagai daerah
akil-balik (kurang lebih umur kejahatan maka jawaban itu
17 sampai 21 tahun), maka merupakan suatu pertanda
kejahatan yang dilakukannya bahwa setidak-tidaknya adalah
adalah perbuatan seks seperti penjahat.26
perzinahan, pemerkosaan dan Berdasarakan dari
seterusnya. wawancara dengan para
c. Antara umur 21 samapai mantan pelaku tindak pidana
dengan 30 tahun, biasanaya penyalahgunaan narkotika
mereka melakukan kejahatan diwilayah hukum Badan
di bidang ekonomi seperti Narkotika Naional Kota
pencurian, perampokan serta Pekanbaru di ketahui bahwa
perkelahian fisik akibat para pelajar menggunakan
perebutan pacar dan narkotika karena kurangnya
seterusnya. pengawasan dan perhatian
d. Antara umur 30nsamapai orang tua.27
dengan 50 tahun dimana Berdasarkan wawancara
manusia telah memegang dengan salah seorang mantan
posisi kehidupan yang mantap, pelaku, ia mengatakan bahwa
maka mereka sering awalnya ia hanya coba-coba
melakukan kejahatan karena melihat temannya yang
penggelapan, penyalahgunaan mengunakan narkotika,28lama-
kekuasaan, korupsi kekuasaan lama menjadi kecanduan dan
dengan jalan memberikan terus mengunakan narkotika
kesempatan kepada kelompok tersebut. Salah seorang
atau anggota keluarganya mantan pelaku mengatakan,
untuk menempatkan posisi- pada awalnya ia di tawarkan
posisi kunci didalam bidang untuk menggunakan
pekerjaanya. narkotika, akibat rasa ingin
e. Bila seseorang telah menginjak tahu yang tinggi menyebabkan
di atas usia 50 tahun, maka ia mencoba untuk
kejahatan yang dilakukan pada menggunakan narkotika
umunya adalah penghinaan
terhadap orang lain melalui
26
tulisan-tulisan serta karikatur Ibid, hlm 25.
27
yang dimuat didalam media- Wawancara dengan, Mantan Terpidana
media surat kabar maupun Narkotika, Rabu 12 Agustus 2015, bertempat di
majalah.25 Perumahan ligako Pekanbaru.
28
Wawancara dengan Mantan Terpidana
Narkotika, Rabu 12 Agustus 2015, bertempat di
25
Ibid, hlm 24. perumahan ligako Pekanbaru.
11
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
tersebut hingga akhirnya Kota Pekanbaru, peran serta
menjadi kecanduan.29 masyarakat menghadapi masalah
Berdasarkan wawancara narkoba ini sangat-sangat
penulis, faktor-faktor yang diperlukan. Karna kenyatannya
mempengaruhi pelajar banyak masyarakat yang tidak
menyalahgunakan narkotika ambil pusing apabila ada pelajar
yaitu dari faktor lingkungan yang menyalahgunakan narkoba,
ada 3 orang pelajar, dari faktor karena ia berfikir hal itu tidak
ingin tahu ada dua orang merugikan dirinya.
pelajar dan dari faktor Oleh karena itu BNN Kota
keluarga ada satu orang Pekanbaru sangat sulit untuk
pelajar yang menggunakan mencegah secara efektif, karena
narkotika di wilayah hukum belum adanya kesadaran
Badan Narkotika Nasional masyarakat untuk melaporkan dan
Kota Pekanbaru. mencegah penyalahgunaan
narkoba sejak dini. Karena BNN
B. Kendala Yang Dihadapi Badan Kota pekanbaru beranggapan
Narkotika Nasional Kota bahwa penyalahgunaan narkoba
Pekanbaru Dalam Pencegahan sangat baik di cegah pada masa
Penyalahgunaan Narkotika Oleh anak tersebut dalam umur remaja
Pelajar di Kota Pekanbaru atau pelajar.
Meskipun telah diberikan 2. Kurangnya Kuantitas Personil/Unit
kewenangan dalam penegakan hukum kerja
dibidang maslah narkoba, akan tetapi Dalam menjalankan setiap
dalam upaya pencegahan, kegiatan, tentunya kuantitas
pemberantasan penyalahgunaan dan personil sangat dibutuhkan, karena
peredaran gelap narkoba di wilayah kuantitas sangat mempengaruhi
kota Pekanbaru masih mengalami untuk memberantas
hambatan-hambatan yang di sebabkan penyalahgunaan narkotika di
oleh berbagai faktor, yaitu:30 kalangan pelajar. Dalam hal ini
BNN Kota Pekanbaru belum
1. Kurangnya Peran Serta adanya kewenangan langsung
Masyarakat untuk memutuskan suatu
Narkoba merupakan rehabilitasi dan masih kurangnya
kejahatn yang bersifat lintas seorang penyidik untuk mengusut
Negara, terorganisir dan serius. sebuah kasus. Akibatnya terjadi
Oleh karena itu perlu wujud nyata ketidakseimbangan antar tugas dan
seluruh komponen masyarakat tujuan dari BNN Kota Pekanbaru
untuk memerangi masalah ini, dalam memberantas
bukan hanya semata-mata tugas penyalahgunaan narkoba di
pemerintah atau lembaga hukum kalangan pelajar.
di bidang narkoba seperti BNN 3. Kurangnya Koordinasi Antar
Pihak Terkait
29
Wawancara dengan Mantan Terpidana Kurangnya koordinasi
Narkotika, Rabu 12 Agustus 2015, bertempat di antar pihak juga menghambat
perumahan ligako Pekanbaru kinerja BNN Kota Pekanbaru
30
Wawancara dengan Bapak Tendi Nurhayadi dalam mencegah penyalahgunaan
S,Sos kepala TU Badan Narkotika Nasional Kota narkotika oleh pelajar. Contohnya,
Pekanbaru, Hari Jumat, tanggal 7 Agustus 2015,
Bertempat di Badan Narkotika Nasional Kota
koordinasi pihak sekolah dengan
Pekanbaru. BNN Kota Pekanbaru masih
12
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
sangat minim, sehingga suatu kasus penyalahgunaan narkotika
penanganan itu baru dilakukan dikalangan remaja atau pelajar yang
setelah adanya kejadian atau kasus cukup meresahkan akhir-akhir ini.
yang terjadi di sekolah tersebut Pelaku penyalahgunaan pun tidak
dan masih adanya guru yang tidak sedikit, dari kalangan remaja atau
serta apabila BNN Kota Pekanbaru pelajar lapisan atas hingga lapisan
melakukan penyuluhan tentang bawah.31
pencegahan penyalahgunaan Dalam proses pencegahan
narkoba. Sehingga masyarakat penyalahgunaan narkoba, BNN
atau orang tua siswa berfikir sebagai unsur utama yang paling awal
kinerja BNN Kota Pekanbaru melakukan pencegahan
masih belum maksimal dalam penyalahgunaan narkoba, berdasarkan
pencegahan penyalahgunaan Undang-Undang No 35 Tahun 2009
narkotika. dan Peraturan Presiden Nomor 83
4. Kurangnya Melaksanakan Tahun 2007 beberapa tugas pokok
Tindakan Pencegahan Secara BNN adalah:
Represif 1. Menyusun dan melaksanakan
Badan Nakotika Nasional kebijakan nasional mengenai
Kota Pekanbaru masih kurang bisa pencegahan dan pemberantasan
menjalankan pencegahan secara penyalahgunaan dan peredaran
Represif, dikarenakan di Badan gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika Nasional Kota Narkotika.
Pekanbaru masih minimnya tenaga 2. Mencegah dan memberantas
penyidikan, dan harus penyalahgunaan dan peredaran
berkoordinasi dalam hal gelap Narkotika dan Prekursor
rehabilitasi pelaku Narkotika.
penyalahgunaan narkotika. Dalam 3. Berkoordinasi dengan Kepala
hal ini Badan Narkotika Nasional Kepolisian Negara Republik
Kota Pekanbaru masih sangat Indonesia dalam pencegahan dan
bergantung kepada Badan pemberantasan penyalahgunaan
Narkotika Nasional Provinsi Riau. dan peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika.
C. Upaya Dilakukan Oleh Badan 4. Meningkatkan kemampuan
Narkotika Nasional Kota lembaga rehabilitasi
Pekanbaru Menanggulangi 5. Memberdayakan masyarakat
Terjadinya Tindak Pidana dalam pencegahan
Penyalahgunaan Narkotika Oleh penyalahgunaan narkoba.
Pelajar Dikota Pekanbaru 6. Memantau, mengarahkan kegiatan
Persoalan besar di Indonesia masyarakat dalam pencegahan
termasuk Provinsi Riau khususnya penyalahgunaan narkoba,
Kota Pekanbaru adalah semakin
maraknya peredaran dan
penyalahgunaan narkotika, tidak
terkecuali penyalahgunaan narkoba A. Saran
oleh remaja atau pelajar, oleh karna 1. Kepada masyarakat/orang
itu Badan Narkotika Nasional Kota tua yang ada dikota
Pekanbaru sebagai aparatur yang
berperan penting dalam penanganan 31
Nurmalawaty, penegakan Pidana Dalam
pencegahan penyalahgunaan narkoba Penanggulangan Narkoba, Majalah Hukum USU
menaruh perhatian serius terhadap Vol 9 No. 2 Agustus 2004, hlm 188.
13
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
Pekanbaru, dalam hal ini Narkoba Berbasis Sekolah, Balai
agar lebuh memberikan Pustaka, Jakarta.
perhatian lebih kepada
setiap anaknya agar tidak Harlina Martono Lydia Dan Satya
mudah terjurumus pada Joewana, 2006, Peran Orang Tua
penyalahgunaan narkotika. Dalam Mencegah dan
2. Kepada pihak sekolah agar Menanggulangi Penyalahgunaan
lebih memberikan Narkoba, Balai Pustaka, Jakarta.
pengarahan, sosialisasi atau
pun kegiatan positif kepada HM Afif, dan Marzani Anwar, 2004
siswa agar tidak mudah Penanggulangan penyalahgunaan
terjerumus dalam hal narkoba di lingkungan sekolah,
negative khususnya Balai penelitian dan
narkotika. pengembangan agama, Jakarta.
3. Kepada Badan Narkotika
Nasional Kota Pekanbaru Jehani, Libertus, dan Antoro, 2006
dalam hal ini sebagai Mencegah Terjurumus Narkoba,
instansi yang berada di Visimedia, Tangerang.
wilayah kota Pekanbaru
agar dapat lebih koordinasi Lamintang, P.A.F dan Theo Lamintang,
dengan sekolah maupun 2010, Hukum Penitensier
masyarakat dalam Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.
mencegah dan
menanggulangi tindak M. Hikmat, Mahi, 2007, Awas Narkoba
pidana penyalahgunaan Pada Remaja waspadalah, grafitri,
narkotika dikalangan Bandung.
pelajar yang ada di kota
Pekanbaru. Makaro, Taufik, dan Suhasril, Zakky,
2003, Tindak Pidana Narkotika,
DAFTAR PUSTAKA Ghalia Indonesia, Jakarta.
A. Buku
Mardani, 2008, Penyalahgunaan
Narkoba, PT Raja Grafindo Persada,
Bakhri, Syaiful, 2012, Kejahatan Jakarta.
Narkotika Dan Psikotropika,
Gramata publishing, Jakarta. Makaro, Taufik, dan Suhasril, Zakky,
2005, Tindak Pidana Narkotika,
Darajat, Zakiyah,1999, Ilmu Jiwa Agama Ghalia Indonesia, Bogor.
(Cet. XIII, PT. Bulan Bintang, Jakarta.
Martono, L. Harlina, 2006 Pendidikan
Effendi, Erdianto, 2010, pokok-pokok Sebagai Sarana Pencegahan
Hukum Pidana, Alfa Riau, Penyalahgunaan Narkotika, Balai
Pekanbaru. Pustaka, Jakarta.

Hamzah, Andi, 1986, Hukum Pidana dan Moeljatno, 1985, Fungsi dan Tujuan
Acara Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta. Hukum Pidana Indonesia, Bina Aksara,
Jakarta.
Harlina Martono Lydia Dan Satya
Joewana, 2006, Pencegahan Dan Nurmalawaty, 2004, penegakan Pidana
Penanggulangan Penyalahgunaan Dalam Penanggulangan Narkoba,
14
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.
Majalah Hukum USU Vol 9 No. 2, Undang-Undang No 35 Tahun 2009
Medan. Tentang Narkotika.

Prodjodikiro, Wirjono, 2003, Asas-Asas Peraturan Presiden Republik Indonesia


Hukum Pidana di Indonesia, PT. Nomor 23 Tahun 2010 Tentang
Refika, Bandung. Badan Narkotika Nasional.

R.Abdoel, 1984, pengantar hukum Peraturan Presiden Republik Indonesia


Indonesia, PT RajaGrafindo Persada, No. 83 tahun 2007.
Jakarta.
D. Website
Sunarso Siswanto, 2004, penegakan
hukum psikotropika, PT. Raja http:// www.repository.uin-suska.ac.id
Grafindo Persada, Jakarta. diakses, tanggal 12 Juli 2015.

Sudarto, 1997, Hukum dan Hukum http://www.Duniapelajar.com diakses,


Pidana, Alumni, Bandung. tanggal, 10 Juni 2015.

Tongat, 2002 Hukum Pidana Materiil, http://www.bnn.go.id/portal/, diakses,


UMM Press, Malang. tanggal, 26 mei 2015

Waluyo, Bambang, 2002, Penelitian


Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafik,
Jakarta.

Zainal, Andi, Abidin, 1987, Hukum


Pidana (Asas Hukum Pidana dan
Beberapa Pengupasan Tentang
Delik-Delik Khusus), Prapanca,
Jakarta.

B. Jurnal/Kamus/Makalah

Salim, Peter dan Yenny Salim, 1991,


kamus Bahasa Indonesia
Komtemporer, Modern English
Press, Jakarta.

Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 6 No.


III Desember 2010: 232-245, paul
Upaya Penanggulangan
Penyalahgunaan Narkoba Oleh
Badan Narkotika Nasional.

C. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945.
15
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor IIOktober 2015.

Das könnte Ihnen auch gefallen