Sie sind auf Seite 1von 10

VII.25.

Kecelakaan kecelakan Dalam Operasi

Kesalahan kesalahan oprasi yang di uray kan dalam psal VII.24 kususnya
yang menyangkut kesalahn oprasi dalam istalasi tegangan tinggi dan tegangan
menengah, dapat menimbulkan kecelakaan. Kasus kasus oprasi yang dapat
menimbulkan kecelakan dalam oprasi. contoh kasus kasus yang pernah
menimbulkan kecelakaan adalah:

1. Pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan yang perlu memerlukan


pembebasan tegangan pada SUTM dan SUTT dengan sirkit ganda.
Kecelakan terjadi karna yang di bebas kan adalah sirkit no. Sedangkan yg
di kerja kan adalah sirkit no 2.untuk mencegah terjadi hal demikian perlu
ada indentifikasi yang jelas mengenai sirkit dan SUTT. Salah satu cara
adalah dengan memberi warna pada sirkit supaya mempermudah kan
dalam mengerjakan sirkit SUTT.
2. Pekerjaan perbaikan kabel tanah. hal ini serupa dengan persoalan
mengenai SUTT sirkit ganda bahkan lebih sulit karna indikator kabel
tanah mudah hilang sedang kan jumlah kabel tanah kusus nya kabel
tegangan menengah yang berdekatan bisa dari duah buah, sehingga
indentifikasi kabel tanah yang akan dikerja kan akan lebih sulit.
3. Pada waktu pekerjaan pada SUTM, SUTT atau pun kabel tanah seperti
tersebutdalam butir satu dan butir dua berlangsung, ada kemungkinan di
ujung SUTM, SUTM, SUTT maupun kabel tersebut secara tidak sengaja
atau karna salah pengertian orang memasukan tegangan sehingga
menimbulkan kecelakaan terhadap orang yang sedang bekerja pada
SUTM, SUTT, atau pun kabel tersebut, di atas. Hal serupa dapat terjadi
pada istalsi pada tegangan rendah maupun istalasi Rumah.
4. Pekerja pemeliharaan ataupun, perbaikan pada salh satu sirkit dari SUTT
sirkit ganda, dengan sirkit lainya yang bersebelahan yang tetap beroprasi.
Dalam keadan demikianmudag timbul kecelakaan pada sirkit yang
dikerjakan lupa tidak di tanah kan di tempat yang dikerjakan dan para
petugas lupa memakai sabuk pengaman sehingga menyebab kan petugas
terjatuh dan megalami kecelakaan dalam bekerja.
5. Pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan dalam istalasi tegangan tinggi atau
tegangan menengah dimana Hanya sebaigian saja dari instalasi yang di
bebaskan dari tegangan untuk keperluan pekerjaan tersebut, misal nya
pekerjaan pada seltegngan mnengah atau tegangan tinggi di gardu induk.
Pada waktu melakukan pekerjaan ini petugas harus berhati hati dengan
bagian istalasi yang bertegangan dan letak nya berdekatan.
untuk menghindari kecelakan pada saat bekerja di istalasi tegangan
menengah dan tegangan tinggi harus di lakukan oleh lebih dari satu orang
dan minimal ada satu orang yang bertugas sebagai pengawas sehingga
para pekerja dapat di awasi dari kelalaian atau mendekati menyentuh
bagian istalasi yg betegangan.

VII.26. langkah langkah keselamatan bekerja


Untuk mencegah terjadi kecelakaan seperti di uraikan pada pasal
VII.24 dan pasal VII.25 dilakukan langkah langkahkeselamatan kerja
sebagi berikut
1. Pemberian tanda. Bertujuan sebagi dari istalasi yang tidak terisolir dan
letaknya kemungkinan besar dapat tersentuh manusia, harus diberi
tanda “awas tegangan listrik”
2. Daerah terlarang. Daerah instalasi yang bertegangan menengah dan
bertegangan tinggi harus merupakan darah terlarang dalam arti bahwah
hanya petugas petugas tertentu yang boleh masauk daerah terlarang
ini. Petugas petugas ini yang hanya mereka yang berkepentingan dan
dianggap telah mengerti dengan tata cara bekerja dalm, instalasi
tegangan menengah dan istalsi tegangan tinggi.
3. Prosedur bekerja yang jelas. Prosedur kerja dalam istalasi tegangan
tinggi dan tegangan menengah harus menggambarkan langkah langkah
pekerja yang akan dilakukan secara jelas dalam arti ap dan bagaimana
setiap langkah harus dilakukan serta jelas pada siapa yang berwenang
dan bertanggung jawab bagi setiap langkah langkah.

Seperti yang telah di singgung dalam pasal VII.7, pekerjaan


pemelihraan, perbaikan serta perluasan instalasi tegangan tinggi dan
tegangan menengah memerlukan pembebasan tegangan pada umum nya
meliputi empat masalah yang memerlukan pertanggung jawaban yanh
jelas, yaitu:
1. Kapan suatu , instalasi dapat di bebaskan dari tegangan keluar dari
oprasi tampa mengganggu oprasi sistem.
2. Apakah bagian dari istalasi yang akan dikerjakan dalam arti akan
disentuh orang telah bebas tegangan.
3. Harus ada pengawas yang mengawasi agar selama bagian instalasi
yang di bebaskan dari tegangan sedang dikerjakan atau disentuh, tidak
ada tegangan yang masuk kedalam bagian instalasi tersebut baik secara
langsung maupun tidak langsung.
4. Setelah pekerjaan tersebut dala butir 3 selesai, pengawas pekerjaan
harus memeriksa instalasi yang selesai dikerjakan terhadap hal hal
sebagi berikut
a. Tidak ada lagi petugas yang masih menyentuh atau berada dalam
batas yang membahayakan dengan instalasi.
b. Pernisa tanah dari istalasi yang selesai dikerjakan telah telepas,
begitu pula dengan alat alat pertanahan lainnya juga telah telepas.
c. Tidak ada lagi peralatan kerja yang tertinggal disekitar instalasi
yang selesai dikerjakan.
d. Instalasi yang selesai dikerjakan dan hendak diberi tegangan,
isolasinya harus cukup baik.

Selesai pemeriksaan tersebut diatas pengawasan pekerjaan harus


melaporkan kepada pengawas instalasi bahwah instalasi telah selesai
dikerjakan dan siap diberitegangan. Penguasa instalasi kemudian meminta
izin pengiprasian instalasi dari oprator sistem. Spindel merupakan
kelompok penyulang (feeder) yang terjadi dari 5 sampai 8 penyulang
keluar dari gardu induk (GI) menuju ke gardu hubung (GH). Dari sebuag
gi ada 3 sampai 5 spinde. Dalam setiap spinde ada sebuah express feeder
dalam keadaan normal (tidak ada penyulang yang terganggu, tidak
dibebani. Express feeder iberi tegangan, arti artinya pmt nya yang ada di
GI, gambar BII.30. selalu masuk, tetapi yang ada di GH dalam keadaan
dibuka. Pada express feeder tidak terdapat gardu distribusi (GD), sehingga
dalam keaadan tidak ada gangguan, seperti diuraikan di atas, tidak ada
beban yang mengalir dalam express feeder.
Apabilla terjadi gangguan pada salah satu penyulang maka PMT
penyulang tersebut yang ada GI trip, lihat gambar VII.30, yaitu PMT no
C1. Apabila gangguan ini merupakan gangguan permanen dalam arti PMT
yang trp telah dicoba dimasukan kembali trip kembali, maka tempat
gangguan perlu segera dicari untuk kemudian segera di lokalisir. Seteah
gangguan dapat di lokalisirdengan jalan membuka PMS PMS yang
menuju tempat gangguan, yaitu PMS no. 2 dan PMS no. 3 pada gambar
VII.30, kemudian PMT penyulan yang ada GI yaitu PMT GI dimasukan
untuk memberikan tegangan pada bagian penyulang yang terdapat antara
PMT C1PMS no.2.sedangkan bagian penyulang antara PMS no.3 dengan
PMT no C4 diberi tegangan dengn masukan PMT no B3 dan PMT no
C4.PMT no C2 dari PMT no C3 dalam keadaan masuk.Hal ini berlangsung
sampai kerusakan yang menyebabkan gangguan permanen tersebut diatas
selesai diperbaiki.Jika perbaikan ini telah selesai maka jaringan
dikembalikan ke keadaan sebelum gangguan.Untuk mempercepat proses
mengatasi gangguan dapat dilakukan dengan menggunakan Komputer
Real Time.Komputer Real Time dipasang di pusat pengatur
distribusi,sedangkan data dan informasi yang menyangkut jaringan spindel
yang diamati melalui Komputer Real Time ini adalah:
1. Posisi PMT tegangan distribusi primer(dalam gambar VII.30,tegangan
20 KV) di gardu induk (GI) di gardu tengah (GT) dan di gardu
hubungan (GH).
2. Arus yang mengalir dalam setiap penyulang.
3. Tegangan distribusi primer dari rel yang ada di GI,GT dan GH.

Ini dapat dilaksanakan lebih cepat,karena pembukaan dan pemasukan


PMT dilakukan secara telekontrol,hanya pembukaan dan pemasukan PMS saja
yang dilakukan secara manual cepat.

GARDU INDUK
VII.27. SISTEM INTERIOK.

Untuk memperkuat langkah-langkah keselamatan kerja tersebut dalam


pasal VII..26,dipakai sistem interlok dalam instalasi.Sistem interlok dimaksudkan
untuk mencegah PMS atau PMT dikeluarkan atau dimasukkan dalam keadaan
yang tidak dikehendaki.Misalnya PMS yang ada di depan dan di belakang PMT
tidak bisa dibuka apabila PMT nya masih dalam keadaan masuk.Untuk instalasi
yang dibebaskan dari tegangan dan sedang dikerjakan orang,selain diberi tanda
agar PMT yang ada di ujung-ujung instalasi tidak dimasukkan seperti telah
diuraikan dalam pasal VII.25 dapat pula ditambah dngan sistem kunci pada
paralel PMT tersebut.PMT tidak da[at dimasukkan sebelum semua kunci paralel
dibuka.Sistem kunci ini dapat diperluas sedemikian hingga untuk mengeluarkan
PMS-PMS yang ada di depan dan di belakang sebuah PMT,dapat dilakukan
dengan anak kunci,sedangkan anak kunci ini baru bisa diambil setelah PMT yang
bersangkutan dibuka dan dikunci.Selanjutnya PMS tanah dari instalasi,baru bisa
dimasukkan dengan sebuah anak kunci yang baru bisa didapat setelah PMT
instalasi dibuka dan dikunci.Sistem kunci ini diperlukan pada instalasi di mana
letak PMT dan PMS nya berjauhan sehingga tidak bisa dilakukan interlok
mekanis.Sistem kunci juga membantu menaikkan keselamatan kerja apabila ada
lebih dari satu regu bekerja pada alat yang sama.Setiap regu harus mempunyai
kunci (gembok) sendiri untuk mengunci PMS-PMS yang bersangkutan dengan
SUTT yang dikerjakan.Apabila salah satu regu telah selesai bekerja maka hanya
kunci dari regu yang selesai bekerja yang dibuka,sehingga ada jaminan bahwa
PMS-PMS SUTT belum bisa dimasukkan sehingga tidak membahayakan regu
yang masih bekerja pada SUTT tersebut.Interlok secara listrik juga ada tetapi
digunakan untuk mencegah dua PMTdalam keadaan masuk secara bersama-
sama.Interlok listrik sebaiknya tidak dilakukan untuk pekerjaan pemeliharaan
yang menyangkut keselamatan kerja,karena interlok secara listrik tidak mudah
dilihat secara mekanis.Untuk mendukung sistem interlock dan sistem kunci
tersebut harus pula ada sistem administrasi teknis yang menggambarkan secara
jelas kewajiban dan wewenang setiap serta petugas yang bekerja dalam instalasi.

VII.28. Operasi Jaringan Spindel Dengan Fasilitas Komputer.

Jaringan tipe spindel merupakan salah satu bentuk jaringan


distribusi.Penggunaan fasilitas komputer untuk mengoperasikan jaringan
distribusi spindel secara on line real time di PLN mulaipada tahun 1982 di jakarta.
Namun penggunaan komputer utuk keperluan oprasi jaringan distribusi secara on
line real time tidak lah terbatas untuk jaringan tipe spindel saja, bisa pula
diterapkan pada jaringan distribusi tipe lainya.
Apabila sistem distribusi yang harus dominan oleh pusat pengatur
distribusi menjadi luas, misalnya meliputi lebih dari 100 gardu distribusi dan
terletak dalam daerah kota yang padat lalulintas, maka oprasi mengatasi gangguan
secara manual akan memakan banyak waktu. Gardu distribusi umumnya tidak
dijaga, sehingga untuk melakukan manuver jaringan dalam rangk mengatasi
gangguan perlu dikirim petugas oprasi yang mengendarai kendaraan bermotor
dengan membawa radio transcaiver agar dapat berkomunikasi dengan pusat
pengaturan distribusi, untuk menerima dan melaksanakan perintah perintah
operasinyonal.

Dengan menggunakan jaringan sistem spindel sepertiditunjukan pada


gambar VII.29 dalam jaringan didtribusi primer 20 kv yang dioprasikan memakai
fasilitas komputer diharap waktu yang diperlukan untuk mengatasi gangguan
dapat dipersingkat, sehingga pelayanan penyediaan tenaga listrik menjadi lebih
baik.

Catatan :

GI : Gardu induk

GH : Gardu hubung

CD : Gardu distribusi

Dari uraian diatas tampak bahwa express feeder sesungguhnya berfungsi


sebagai penyulang cadangan, baru dipakai apabila ada perbaikan pada salah satu
penyulang spindel maka dari itu setiap spindel mempunyai sebuah express feeder
yang berfungsi sebagi penyulang cadangan, sedangan setiap sepindel terdiri dari 5
sampai 8 penyulang.
VII.29 BBEBAN BEBAN YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN
DALAM OPRASI SISTEM TENAGA LISTRIK

Dalam pengopraian sistem tenaga listrik, kususnya sistem tenaga listrik


yang beban puncaknya relatif masih rendah, kurang dari 200 MW, ada beban
beban tertentu yang perlu mendapat perhatian kuhsus. Beban ini adalah tanur
busur listrik dan mesin rol baj. Tanur busur listrik dengan kapasitas motor rol
diatas 10.000 daya kuda dapat menimbul kan goncangan tegangan dan goncangan
frekuwensi dalam sistem yang relatif masih kecil. Tanur bususr listrik belerja
adalah dengan menimbulkan bunga api listrik seperti ditunjukan oleh gambar
VII.31, dengan bunga api listrik ini dipakai untuk mencairkan besi.

Darai segi listrik, proses ini merupakan hubungan singkat yang mengambil
daya nyata dan daya relatif dari sistem. Oleh karnanya akan menimbulkan
goncangan frekwensi dan juga goncangan pada sistem.besarnya beban tanur busur
tergantung kepada jarak kepada elektroda elektroda tanur busur dengan besi yang
akan di cairkan. Makin dekat jaraknya makin besar bebannya. Jarak ini diatur
sesuai dengan proses pencairanbesi yang di inginkan.

Pada mesin rol baja,pelat pelat baja dirol dengan rol seperti ditunjukan
oleh gambar VII.32. peroses pengerolan ini berlangsung beberapa kali sampai
didapat tebal platbaja yang di ingin kan. Pada saat plat baja masuk dalam rol maka
motor listrik pengerak rol mengambil daya nyata yang besar dari sestem secara
mendadak dan pada plat baja meninggal kan rol, beban daya nyata ini juga
berkurang dengan mendadak. Proses mengambil daya nyata yang demikian dari
sistem akan menimbul kan goncangan frekwensi, apabila kapasitas mesin rol baja
relatif berbagai sistem.

VII.30 MENGOPRASIAN SALURAN TRASMISI YANG TIDAK


BERBEBAN (PASAL TAMBAHAN)

Dalam praktek pengoprasiankan saluaran trasmisiyang tidak berbeban


dcwaktu terjadi gangguan, kemudian dilakukan proses pemulihan sistem, seperti
ditunjukan oleh gambar VII.33

Dalam peroses pemulihan sistem sehabis mengalami gangguan, tegangan dikirim


dari pusat listrik ke GI yangbsudahtidak berbeban, karna pada umumnya beban di
GI dilepaskan sewaktu terjadi gangguan yang menyebab kan tegangan di GI
hilang. Dalam melakukan langkah pengiriman tegangan ke saluaran trasmisi yang
tidak berbeban ini bisa terjadi hal hal sebagi berikut :

1. Generator trip karena relay under excitation bekerja. Relay under


excitation atau relay eksitasi lemah diperlukan untuk mencegah terjadinya
pemanasan berlebihan di ujung kumparan stator generator sebagi akibat
penguatan medan yang lemah. Penguatan yang lemah juga bisa
menyebabkan generator lepas dari hubungan sinkron dengan sistem (out of
slep) yang bisa menggangu sistem terutama jika terutama yang mengalami
out of slep adalah generator dengan gaya besar. Relay under excitation
kerjanya seperti relay ipendansi tetap diarah kan kearah generator,
sehingga karakteristiknya seperti ditunjukan seperti gambar VII.34.

2. Tegangan yang diterima di GI terlalu tinggi. Hal ini bisa membahaya kan
peralatan di GI. Untuk mencegah terjadinya hal ini dapat dilakukan
tindakan sebagi berikut :
a. Di GI ada beban distribusi yang tidak dibuka PMT nya sehingga
waktu tegangan yang dikirim dari pusat listrik tiba di GI sudah
langsung dibebani sehingga tegangan tidak akan terlalu tinggi.
b. Dengan melakukan tap staggering, yaitu transfomator di GI diparalel
dengan posisi tap yang berada, sehingga waktu tegangan yang dikirim
dari pusat listrik tiba di GI akan langsung dibebani dengan arus
sirkulasi transformator yang sifat nya induktif, sehingga tegangan
tersebut tidak terlalu tinggi.
c. Memasang reaktor di titik penerima yaitu di GI seperti ditunjukan oleh
gambar VII.33. rektor dapat dipasang di salah satu saluran saja karna
waktu mengirim tegangan dari pusat listrik ke GI cukup dipakai
senuah saluran saja agar supaya beban kapasitif saluran tidak terlalu
besar. Reaktor diharapkan bisa mengimbangi beban kapasitif saluran
sengingga teganggannya tiba di GI tidak akan terlalu tinggi.

Cara dengan menggunakn reaktor ini sesungguh nya kurang


ekonomis karena peristiwa gangguan besar (black out) relatif jarang terjadi,
sehingga penggunaan reaktor akan jarang terjadi.

Das könnte Ihnen auch gefallen