Sie sind auf Seite 1von 14

Membangun Citra Perusahaan Melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR)

Di Indonesia
Meirinawati dan Indah Prabawati
Dosen Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya

Abstract
Corporate image is very important for any institution or any corporate. This is due to it
is an overall impression that is formed in public minds about the corporate. One aspect that
can establish it, namely Corporate Social Responsibility (CSR). Corporate Social
Responsibility is a form of corporate concern to society as well as a corporate’s support to
sustainable development. Problem formulation is in this article, namely how to build corporate
image through CSR program? Then, the aim of the article describes the development of the
corporate image through CSR. Study of corporate image-building through CSR in Indonesia
has 2 scope, namely narrow scope and broad scope. Narrow scope is further divided into three
categories: a) CSR for employees, by improving the lives of workers, such as social security
program, includes accident insurance, life insurance, old age insurance, health insurance, etc.,
b) CSR for stakeholders. Stakeholders comprised of customers and partners. CSR for the
customer run the customer protection in the use of products and services by the corporate.
While CSR for business partners in terms of the relationship that exist not only on the contract
and economic calculations but also consider the socio-economic impacts, c) CSR for public,
measured by the increase in the level of quality of life, referring to the values of justice and
equality for the opportunity, choice of participation, reciprocity, and togetherness. Community
development is done ny empowering community through partnerships and environmental
development programs.

Keywords: Corporate image, corporate social responsibility


Abstrak
Citra perusahaan sangat penting bagi setiap instansi atau perusahaan, hal ini
disebabkan citra perusahaan merupakan keseluruhan kesan yang terbentuk dibenak
masyarakat tentang perusahaan. Salah satu aspek yang dapat membangun citra perusahaan
melalui CSR (Corporate Social Responsibility) yaitu partisipasi dunia usaha dalam
pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dengan mengembangkan program
kepedulian perusahaan kepada masyarakat. Pokok masalah dalam tulisan ini ialah bagaimana
membangun citra perusahaan melalui program CSR? Sedangkan tujuan tulisan ini adalah
mendeskripsikan pembangunan citra perusahaan melalui program CSR. Kajian pembangunan
citra perusahaan melalui CSR di Indonesia terdapat 2 ruang lingkup yaitu ruang lingkup arti
sempit dan arti luas. Ruang lingkup CSR arti sempit dibagi menjadi 3 yaitu: (a) CSR kepada
karyawan, melalui perbaikan kondisi tenaga kerja, misalnya program jaminan sosial tenaga
kerja, meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, jaminan
pemeliharaan kesehatan dan sebagainya, (b) CSR kepada stakeholder dilihat dari customer
dan mitra kerja. CSR kepada customer dilihat ketika customer menggunakan produk barang
atau jasa, maka perlu adanya perlindungan customer dari perusahaan. Sedangkan CSR kepada
mitra kerja dalam arti hubungan yang terjalin tidak hanya atas kontrak yang disepakati dan
perhitungan ekonomi tetapi juga mempertimbangkan dampak sosial ekonomi, (c) CSR kepada
masyarakat umum, diukur berdasarkan kenaikan taraf kualitas hidup masyarakat, mengacu
pada nilai keadilan dan kesetaraan atas, kesempatan, pilihan partisipasi, timbale balik, dan
kebersamaan. Pembangunan masyarakat dilakukan dengan pemberdayaan kepada masyarakat
melalui program kemitraan dan bina lingkungan.
Kata Kunci: Citra perusahaan, CSR
Pendahuluan penegakan good corporate government
Perusahaan atau instansi memahami (GCG).
sekali perlunya member perhatian yang Salah satu aspek yang dapat
cukup untuk membangun citra yang membangun citra perusahaan melalui CSR
menguntungkan bagi perusahaan, tidak (Corporate Social Responsibility) yaitu
hanya melepaskan diri terhadap partisipasi dunia usaha dalam pembangunan
terbentuknya suatu kesan publik yang berkelanjutan (sustainable development)
negative. Citra perusahaan sangat penting dengan mengembangkan program
bagi setiap perusahaan atau instansi, hal ini kepedulian perusahaan kepada masyarakat.
disebabkan karena citra perusahaan Corporate Social Responsibility merupakan
merupakan keseluruhan kesan yang salah satu upaya juga untuk menciptakan
terbentuk dibenak masyarakat tentang keberlangsungan usaha dalam menciptakan
perusahaan. Penilaian tertentu terhadap dan memelihara keseimbangan antara
citra perusahaan oleh publiknya bisa mencetak keuntungan, fungsi-fungsi sosial
berbentuk citra baik, atau buruk. Dengan dan pemeliharaan lingkungan hidup (triple
perkataan lain, citra perusahaan merupakan bottom line). Sesuai dengan Undang-
fragile coomodity (komoditas yang Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
rapuh/mudah pecah). Namun, banyak Perseroan Terbatas (UU PT) terdapat
perusahaan juga mengakui dan meyakini pengaturan CSR yaitu perseroan yang
bahwa citra perusahaan yang positif adalah menjalankan kegiatan usahanya di bidang
esensial, sukses yang berkelanjutan dan dan/atau berkaitan dengan sumber daya
dalam jangka panjang. alam wajib melaksanakan tanggung jawab
Setiap perusahaan dapat memiliki sosial dan lingkungan. Praktek dunia usaha
lebih dari satu citra, tergantung dari kondisi dimasa lampau yang cenderung berdampak
interaksi yang dilakukan perusahaan dengan negatif, membuat wacana tanggung jawab
kelompok-kelompok yang berbeda, seperti sosial perusahaan atau yang lebih dikenal
misalnya karyawan, pemegang saham, sebagai CSR (Corporate Social
nasabah, pelanggan perusahaan, supplier, Responsibility), menjadi kebutuhan untuk
pesaing, dimana setiap kelompok tersebut mengubah citra dunia usaha yang ramah
mempunyai pengalaman dan komunikasi lingkungan.
yang tidak sama dengan perusahaan. Bagi Tanggung jawab moral yang dahulu
suatu perusahaan, reputasi dan citra hanya diperuntukkan bagi individu, telah
perusahaan merupakan asset yang paling bergeser kea rah tanggung jawab kolektif
utama dan tak ternilai harganya. Oleh dari korporasi. Apapun yang dilakukan oleh
karena itu segala daya upaya dan biaya organ atau anggota dari korporasi menjadi
digunakan untuk memupuk, merawat serta tanggung jawab bersama organ atau partner
mengembangkan pembentukan citra yang lainnya. Menurut Feinberg dalam Fajar
positif yang menguntungkan bagi yang dimaksud dengan tanggung jawab
perusahaan. Menurut News of Perhumas moral kolektif tersebut bukan dikarenakan
(2004) beberapa aspek yang merupakan adanya kesalahan, namun lebih pada
unsure pembentuk citra dan reputasi persoalan moral atau tanggung jawab tanpa
perusahaan antara lain (1) kemampuan adanya kesalahan seperti perbuatan yang
financial (2) mutu produk dan pelayanan (3) tidak pantas atau memalukan.
fokus pada pelanggan (4) keunggulan dan Dengan melaksanakan tanggung
kepekaan sumber daya manusia (5) jawab sosialnya, ada beberapa manfaat yang
reliability (6) inovasi (7) tanggung jawab akan dirasakan oleh perusahaan. Pertama,
lingkungan (8) tanggung jawab sosial (9) perusahaan akan terhindar dari reputasi
negative perusak lingkungan, yang hanya
mengejar keuntungan jangka pendek tanpa 5. Integrity. Setiap aktivis yang dilakukan
memperdulikan akibat dari perilaku oleh korporasi harus mengacu pada
buruknya. Kedua, kerangka kerja etis yang standar etika, yang mengajarkan
kokoh dapat memandu para manajer dan kejujuran, dan integritas moral.
para karyawan menghadapi masalah seperti
permintaan lapangan kerja dari lingkungan Salah satu yang menonjol dari
sekitarnya. Ketiga, perusahaan etis praktek CSR di Indonesia adalah penekanan
mendapat rasa hormat dari kelompok inti pada aspek pemberdayaan masyarakat
masyarakat yang sangat membutuhkan (community development). Meskipun CSR
perusahaan untuk eksis terutama pelanggan bukam semata-mata menggunakan
dan karyawannya. Keempat, banyak community development, namun hal ini
perusahaan yang sadar bahwa perilaku etis memang sangat sesuai dengan kondisi dan
membuat perusahaan aman dari gangguan kebutuhan masyarakat kita, yang masih
lingkungan sekitar, sehingga dapat bergelut dengan kemiskinan serta
beroperasi dengan lancar. Utamanya tentu pengangguran. Data pemerintah
juga untuk menjamin keberlanjutan usaha. menyebutkan jumlah kemiskinan di
Jadi dalam hal ini pelaksanaan tanggung Indonesia lebih dari 30% populasi,
jawab sosial bukan hanya sekedar menjaga sedangkan pengangguran sudah mencapai
atau menjalin hubungan harmonis antara 40 juta orang. Hal ini belu lagi rendahnya
perusahaan dan masyarakat sekitarnya, kualitas pendidikan dan kesehatan yang
tetapi bermakna jauh lebih besar lagi. menjadi penyebab utama sulitnya memutus
Menggunakan aspek etika sebagai rantai kemiskinan.
pertimbangan bisnis akan menciptakan Setiap perusahaan (besar atau kecil)
kondisi budaya bisnis yang baik. Cerminan seyogyanya beroperasi secara bertanggung
personalisasi pengelolaan perusahaan akan jawab. Apabila belum dapat berkontribusi
terlihat dan terefleksikan dalam budaya dalam upaya pemberdayaan masyarakat,
perusahaan dan nilai-nilai ogranisasi, minimal setiap usaha dapat mengurangi
seperti halnya memiliki tanggung jawab akibat buruk terhadap masyarakat sekitar.
sosial perusahaan. Menurut Kline dalam Misalnya dengan membuat produk
Fajar, ada 5 (lima) inti nilai yang harus berkualitas dan aman bagi kesehatan,
diacu oleh perusahaan, yaitu: penyaluran limbah dengan baik, membuat
1. Customer. Korporasi harus sumur resapan seimbang dengan daerah
memproduksi barang atau jasa yang terbuka, yang kemudian ditutup karena
inovatif yang seperti yang diinginkan pembangunan gedung, gudang, dan pabrik,
oleh konsumen. membatasi penggunaan AC dan listrik serta
2. People. Korporasi dan masyarakat kendaraan bermotor dan sebagainya.
harus saling menghargai, bekerja Praktek CSR sebagai wujud
bersama, sebagai perbedaan yang kepedulian usaha dalam ikut membantu
menyatu. mengatasi masalah sosial di Indonesia.
3. Community. Dimana saja ada korporasi dalam konteks Indonesia sebenarnya tidak
melakukan bisnis, harus berusaha diketahui secara pasti kapan CSR mulai
untuk menciptakan kehidupan yang masuk ke Indonesia, namun seiring dengan
baik, pekerjaan dan pertumbuhan bagi semakin majunya teknologi dan
masyarakat. perkembangan dunia bisnis maka konsep
4. Excellent. Korporasi harus CSR inipun begitu marak di Indonesia. CSR
mengusahakan dengan sangat untuk di Indonesia saat ini banyak mendapat
hasil yang terbaik. Terbaik untuk perhatian dari masyarakat maupun
layanan konsumen, terhadap karyawan pemerintah. sebaliknya di sejumlah Negara
dan hasil yang terbaik untuk pemegang maju, khususnya Eropa dan Amerika,
saham. banyak korporasi yang telah menjadikan
CSR bukan hanya sebagai komitmen seseorang, suatu komite, atau suatu
manajemen dan strategi perusahaan, aktivitas.
melainkan juga budaya perusahaan. Citra perusahaan tidak bisa direkayasa,
Permasalahan yang muncul dalam artinya citra tidak datang dengan sendirinya
pelaksanaan CSR umumnya terletak pada melainkan dibentuk oleh masyarakat, dari
program CSR yang hanya terkait langsung upaya komunikasi dan keterbukaan
dengan jenis usaha yang dijalankan perusahaan dalam usaha membangun citra
perusahaan, sehingga jangkauan program positif yang diharapkan. Terdapat faktor-
CSR relatif terbatas dan tidak efektif. faktor yang mempengaruhi citra perusahaan
Disamping itu pelaksanaan CSR sering yaitu:
tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh 1. Orientasi terhadap manfaat yang
masyarakat sekitarnya. Hal ini disebabkan telah diberikan atau diterima dan
masyarakat sekitar banyak yang belum sebagaimana diinginkan oleh
mengenal program-program CSR. CSR kelompok khalayak sasarannya.
hendaknya bukan merupakan aktivitas yang 2. Manfaat yang ditampilkan melalui
hanya merupakan kewajiban perusahaan kualitas atau kuantitas pelayanan
secara formalitas kepada lingkungan cukup realistis dan mengesankan
sosialnya, namun CSR seharusnya bagi khalayak.
merupakan sentuhan moralitas perusahaan 3. Citra yang baik tersebut telah
terhadap lingkungan sosialnya sehingga dipresentasikan berdasarkan
CSR merupakan denyut nadi perusahaan, kemampuan perusahaan,
serta kegiatan CSR yang dilakukan suatu kebangaan, nilai-nilai
instansi dapat memberikan mengangkat kepercayaan, kejujuran dan mudah
citra yang positif bagi instansi tersebut. dimengerti oleh public sebagai
khalayak sasaran.
Kajian Pustaka 4. Citra yang baik muncul dari akibat
1. Citra Perusahaan penilaian atau tanggapan publik
a. Pengertian terhadap berbagai aktivitas,
Setiap perusahaan mempunyai citra empati, prestasi dan reputasi
yang disadari atau tidak telah melekat pada perusahaan selama melakukan
perusahaan tersebut. Menurut Kotler citra berbagai kegiatannya.
perusahaan adalah respon konsumen pada 5. Citra baik perusahaan lainnya yang
keseluruhan penawaran yang diberikan dapat timbul dari aspek yang
perusahaan dan didefinisikan sebagai menampilkan keseriusan dalam
sejumlah kepercayaan, ide-ide, dan kesan tanggung jawab sosial perusahaan
masyarakat pada suatu organisasi. yang lebih peduli pada kelestarian
Pendapat lain oleh Dowling lingkungan hidup, menggunakan
menyatakan bahwa citra dapat dikatakan teknologi ramah lingkungan dan
sebagai persepsi masyarakat dari adanya meningkatkan kesejahteraan
pengalaman, kepercayaan, perasaan dan masyarakat sekitarnya.
pengetahuan masyarakat itu sendiri
terhadap perusahaan, sehingga aspek Citra merupakan salah satu asset
fasilitas yang dimiliki perusahaan dan terpenting dari perusahaan yang selayaknya
layanan yang disampaikan karyawan terus menerus dibangun dan dipelihara.
kepada konsumen dapat mempengaruhi Citra yang baik merupakan perangkat kuat,
persepsi konsumen terhadap citra. bukan hanya untuk menarik konsumen
Sedangkan menurut Katz dalam Soemirtat dalam memilih produk atau perusahaan,
dan Ardianto citra adalah cara bagaimana melainkan juga dapat memperbaiki sikap
pihak lain memandang sebuah perusahaan, dan kepuasan pelanggan terhadap
perusahaan Berbicara citra perusahaan
dapat berhubungan dengan nama, arsitektur, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita
variasi dari produk, tradisi, idiologi dan mengorganisasikan citra kita tentang
kesan pada kualitas komunikasi yang lingkungan. Public Relations digambarkan
dilakukan oleh setiap karyawan yang sebagai input-output, proses intern adalah
berinteraksi dengan klien perusahaan. pembentukan citra, sedangkan inputnya
Jefkins mengemukakan jenis-jenis stimulus yang diberikan dan output adalah
citra, antara lain: tanggapan atau perilaku tertentu. Dengan
1. Citra bayangan (mirror image). demikian, citra perusahaan tidak bisa
Citra ini melekat pada orang direkayasa. Artinya, citra tidak datang
dalam atau anggota organisasi, dengan sendirinya melainkan dibentuk oleh
biasanya adalah pemimpinnya masyarakat, dari upaya komunikasi dan
mengenai anggapan pihak luar keterbukaan perusahaan dalam usaha
tentang organisasinya. membangun citra positif yang diharapkan.
2. Citra yang berlaku (current Upaya membangun citra tidak bisa
image). dilakukan secara instant pada saat tertentu
Suatu citra atau pandangan yang saja, tetapi merupakan suatu proses panjang.
dianut oleh pihak-pihak luar Karena citra merupakan semua persepsi atas
mengenai suatu organisasi. objek yang dibentuk oleh konsumen
3. Citra yang diharapkan (wish sepanjang waktu.
image). 2. Corporate Social Responsibility
Suatu citra yang diinginkan oleh (CSR)
pihak perusahaan. Citra ini a. Pengertian
diaplikasikan untuk suatu yang Substansi keberadaan Prinsip
baru sebelum publik eksternal Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
memperoleh informasi secara bagi perusahaan (Corporate Social
lengkap. Responsibility) adalah dalam rangka
4. Citra perusahaan (corporate memperkuat kemampuan perusahaan untuk
image). beradaptasi dengan lingkungannya,
Citra dari suatu organisasi secara komunitas dan stakeholder yang terkait
keseluruhan jadi bukan sekedar dengannya, baik lokal, nasional maupun
citra atas produk dan global. Menurut pendapat Ambadar (2002:
pelayanannya. 30) tanggung jawab sosial dapat diartikan
5. Citra majemuk (multiple image). kepedulian para manajer suatu perusahaan
Banyaknya jumlah pegawai, berkenaan dengan konsekuensi sosial,
cabang atau perwakilan dari lingkungan, politik, manusia dan keuangan
sebuah perusahaan atau atas tindakan-tindakan yang mereka ambil.
organisasi dapat memunculkan Sedangkan Bank Dunia menyatakan CSR
suatu citra yang belum tentu sama sebagai komitmen bisnis untuk berperilaku
dengan organisasi atau etis dan berperan serta dalam pembangunan
perusahaan tersebut secara berkelanjutan dengan bekerja sama dengan
keseluruhan. seluruh pemangku kepentingan guna
memperbaiki kehidupan mereka dengan
b. Pembentukan Citra cara yang bermanfaat bagi bisnis, agenda
Menurut Danasaputra efek kognitif pembangunan berkelanjutan serta
dari komunikasi sangat mempengaruhi masyarakat umum.
proses pembentukan citra seseorang. Citra Dalam implementasinya, diharapkan
terbentuk berdasarkan pengetahuan dan agar unsur-unsur perusahaan, pemerintah
informasi-informasi yang diterima dan masyarakat saling berinteraksi dan
seseorang. Komunikasi tidak secara mendukung, supaya CSR dapat diwujudkan
langsung menimbulkan perilaku tertentu, secara komprehensif, sehingga dalam
pengambilan keputusan, menjalankan meliputi baik kegiatan produk
keputusan dan pertanggungjawabannya maupun jasa.
dapat dilaksanakan bersama. CSR Di dalam ISO 26000, CSR mencakup
merupakan fungsi yang sangat penting 7 (tujuh) isu pokok, yaitu: 1) Pengembangan
dalam mengembangkan lingkungan sosial masyarakat, 2) Konsumen, 3) Praktek
perusahaan sehingga perkembangan kegiatan institusi yang sehat, 4)
masyarakat akan seiring dengan Lingkungan, 5) Ketenagakerjaan, 6) Hak
perkembangan perusahaan. Diharapkan Asasi Manusia, 7) Organizational
dengan CSR ini tidak akan terjadi lagi Governance (Organisasi Kepemerintahan).
ketimpangan antara perusahaan dengan Berdasarkan konsep ISO 26000, maka
masyarakat di sekitarnya. Idealnya CSR ini untuk penerapan CSR hendaknya
harus menjadi bagian yang terintegrasi terintegrasi di seluruh aktivitas perusahaan
dalam kebijakan perusahaan yang yang mencakup 7 (tujuh) isu pokok diatas.
merupakan investasi masa depan Prinsip-prinsip dasar CSR yang menjadi
perusahaan (social incestmen), bukan dasar pelaksanaan yang menjiwai atau
sekedar dianggap sebagai biaya sosial (cost menjadi informasi dalam pembuatan
social). Dengan demikian CSR merupakan keputusan dan kegiatan CSR menurut ISO
sebuah konsep manajemen yang 26000 meliputi:
menggunakan pendekatan “triple bottom 1. Kepatuhan kepada hukum
line” yaitu keseimbangan antara mencetak 2. Menghormati instrument/badan-
keuntungan, harus seiring dan berjalan badan internasional
selaras dengan fungsi-fungsi sosial dan 3. Menghormati stakeholder dan
pemeliharaan lingkungan hidup demi kepentingannya
terwujudnya pembangunan yang 4. Akuntabilitas
sustainable (berkelanjutan). 5. Transparansi
International Organization for 6. Perilaku yang beretika
Standardization (ISO) sebagai induk 7. Melakukan tindakan pencegahan
organisasi standardisasi internasional 8. Menghormati dasar-dasar hak asasi
berhasil menghasilkan panduan dan manusia
standardisasi untuk tanggung jawab sosial
yang diberi nama ISO 26000: Guidance b. Sistematika Tahapan CSR
Standard on Social Responsibility. ISO Tahapan CSR yang sistematis dan
26000 menjadi standar pedoman untuk kompleks, maka langkah yang dapat
penerapan CSR. ISO 26000 mengartikan ditempuh adalah dimulai dengan melihat
CSR sebagai tanggung jawab suatu dan menilai kebutuhan (need assessment)
organisasi yang atas dampak dari keputusan masyarakat sekitar. Caranya dengan
dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan mengidentifikasi masalah atau problem
lingkungan, melalui perilaku yang yang terjadi di masyarakat dan
transparan dan etis, yang: lingkungannya setelah itu dicarikan solusi
1. Konsisten dengan pembangunan yang terbaik menurut kebutuhan
berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, perusahaan tidak
masyarakat perlu melakukannya sendiri, melainkan
2. Memperhatikan kepentingan dari dapat menggunakan sumber daya di luar
para stakeholder perusahaan, misalnya menunjuk perusahaan
3. Sesuai hukum yang berlaku dan atau lembaga lain melakukan riset dasar
konsisten dengan norma-norma atau base line study.
internasional Membuat rencana aksi, lengkap
4. Terintegrasi di seluruh aktivitas dengan anggaran, jadwal waktu, indikator
organisasi, dalam pengertian ini untuk mengevaluasi dan sumber daya
manusia yang ditunjuk untuk
melakukannya. Dalam hal ini, perusahaan apakah program CSR mereka sudah tepat
dapat membagi program dalam bentuk sasaran dan atau sudah tertata secara baik
kegiatan jangka pendek, jangka menengah dan terencana dengan tujuan yang jelas.
hingga jangka panjang. Sehingga Menurut Kotler mengajukan 6 (enam)
masyarakat menjadi mandiri dalam arti prakarsa sebagai pesan utama CSR, untuk
yang sesungguhnya. melakukan tindak kebajikan sebagai bagian
Monitoring yang dapat dilakukan dari kegiatan perusahaan, dalam rangka
melalui survei maupun kinjungan langsung. pencapaian tujuan bisnis (tidak mengada-
Evaluasi dilakukan secara reguler dan ada). Keenam prakarsa tersebut adalah
dilaporkan, agar menjadi panutan untuk sebagai berikut:
strategi atau pengembangan program 1) Cause promotions
selanjutnya. Selain itu evaluasi juga Inisiatif perusahaan untuk
dilakukan dengan cara mencocokkan hasil mengalokasikan dana atau bantuan
evaluasi internal perusahaan dengan pihak dalam bentuk barang dan sumber daya
eksternal. Disamping itu, perlu pula lain, untuk meningkatkan kesadaran
dilakukan audit sosial (Social audit) secara dan perhatian tentang masalah sosial
objektif terhadap pelaksanaan program tertentut atau dalam rangka rekruitmen
untuk melihat apakah program telah tepat sukarelawan.
sasaran, serta dirasakan manfaatnya oleh 2) Cause-related marketing
masyarakat sesuai tujuan pelaksanaannya. Komitmen perusahaan untuk
mendonasikan sejumlah persentase
c. Komunikasi CSR tertentu dari pendapatan untuk tertentu
Menurut pendapat Ambadar hal yang berkaitan dengan penjualan
komunikasi CSR dapat diartikan sama produk.
dengan komunikasi pemasaran produk atau 3) Corporate social marketing
jasa untuk merubah persepsi sasaran Upaya perusahaan member dukungan
khalayak yang menerima pesan tersebut pada pembangunan dan atau
menjadi positif. Hanya saja, CSR adalah pelaksanaan kegiatan yang ditujukan
suatu produk yang tidak berwujud (wacana) untuk merubah sikap dan perilaku
dan tidak segera menunjukkan hasilnya, masyarakat dalam rangka memperbaiki
sehingga strategi komunikasi lebih rumit kesehatan masyarakat, dalam rangka
dan ditunjukkan untuk bisa menyentuh sisi pelestarian lingkungan dan lainnya.
afektif (feel) sasaran khalayak, daripada sisi 4) Corporate philantrophy
kognitif (think) mereka. Selain itu mereka Pemberian sumbangan sebagai
akan lebih mudah memahami pesan anda kegiatan amal yang seringkali dalam
dengan melibatkan mereka pada kegiatan bentuk hibah tunai, donasi dan atau
atau program yang dilakukan. Karena itu, dalam bentuk barang.
format pesan umumnya publisitas dari suatu 5) Community volunteering
kegiatan yang dilakukan, tidak sekedar Perwujudan dukungan dan dorongan
memberikatakan saja (tell it). perusahaan kepada karyawan, mitra
Komunikasi CSR tidak perlu pemasaran dan atau anggota franchise
menunggu hingga timbulnya krisis, untuk menyediakan dan mengabdikan
meskipun beberapa perusahaan masih waktu dan tenaga mereka untuk
merasa ragu untuk mengkomunikasikan membantu kegiatan sosial tertentu.
program CSR mereka, sebagian karena 6) Socially responsible business practices
kekuatiran diserbu berbagai permintaan Adopsi praktek-praktek bisnis yang
bantuan, sebagian yang lain merasa tidak bersifat diskresi serta berbagai investasi
perlu karena khawatir menimbulkan yang mendukung pemecahan masalah
prasangka. Hal ini hanya menunjukkan sosial tertentu.
bahwa perusahaan tersebut masih ragu-ragu
3. Membangun Citra Perusahaan masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan CSR
Melalui Program CSR sangat beragam. Hal ini bergantung pada
Sesungguhnya substansi keberadaan proses interaksi sosial, bersifat sukarela
CSR adalah dalam rangka memperkuat didasarkan pada dorongan moral dan etika
keberlanjutan perusahaan itu sendiri di dan biasanya melebihi dari hanya sekedar
sebuah kawasan dengan jalan membangun kewajiban memenuhi peraturan perundang-
kerjasama antar stakeholders yang undangan. Dalam rangka menciptakan
difasilitasi perusahaan tersebut dengan kemajuan pelaksanaan konsep CSR harus
menyusun program-program didukung oleh peranan pemerintah, baik
pengembangan masyarakat sekitarnya. sebagai partisipan, convenor atau fasilitator
Pengembangan CSR ke depan seyogyanya dan sebagainya. Masyarakat juga dapat
mengacu pada konsep pembangunan turut serta mendukung konsep CSR, yaitu
berkelanjutan. dengan cara memberikan informasi, saran
Pembangunan berkelanjutan dan masukan atau pendapat untuk
(sustainable development) menghendaki menentukan program yang akan dilakukan.
adanya hubungan yang harmonis antara Implementasi program CSR ini sangat
pemerintah, dunia usaha dan masyarakat penting dalam membangun citra bagi
(stakeholders). Masing-masing perusahaan.
stakeholders melakukan perannya masing- Melalui CSR yang berhasil daoat
masing sesuai dengan kapasitas dan meningkatkan citra yang melekat pada
kompetensi yang dimiliki. Dunia usaha perusahaan tersebut. Hal ini karena citra
sebagai salah satu stakeholders memegang dapat dikatakan sebagai persepsi
peranan yang cukup penting karena masyarakat dari adanya pengalaman,
potensinya dalam hal modal (kapital) dan kepercayaan, perasaaan dan pengetahuan
sumber daya manusia. Prinsip berkelanjutan masyarakat terhadap perusahaan, sehingga
mengedepankan pertumbuhan khususnya aspek fasilitas yang dimiliki perusahaan dan
bagi masyarakat miskin dalam mengelola layanan yang diberikan pegawai kepada
lingkungannya dan kemampuan institusi pelanggan dapat mempengaruhi persepsi
dalam mengelola pembangunan serta masyarakat terhadap citra perusahaan.
strategi yang merupakan kemampuan untuk
mengintegrasikan dimensi ekonomi, Pembahasan
ekologi, dan sosial yang menghargai Pembahasan tentang CSR di
kemajemukan ekologi dab sosial budaya. Indonesia baru menjadi isu penting sejak
Tanggung jawab moral yang lebih tiga-empat tahun belakangan ini.
dahulu hanya diperuntukkan bagi individu, Sebaliknya disejumlah Negara maju,
telah bergeser ke arah tanggung jawab khususnya Eropa dan Amerika, banyak
kolektif dari korporasi. Apapun yang perusahaan yang menjadikan CSR tidak
dilakukan oleh organ atau anggota dari hanya sekedar komitmen manajemen dan
korporasi menjadi tanggung jawab bersama strategi perusahaan tetapi juga untuk
organ atau partner lainnya. Menurut membangun citra perusahaan dimata
Feinberg dalam Fajar yang dimaksud masyarakat dan pemangku kepentingan.
dengan tanggung jawab moral kolektif Kalangan dunia usaha, menurut Jackson dan
tersebut bukan dikarenakan adanya Nelson dalam Fajar, telah berevolusi dan
kesalahan, namun lebih pada persoalan makin menyadari bahwa tujuan utama
moral atau tanggung jawab tanpa adanya perusahaan pada akhirnya lebih dari sekedar
kesalahan seperti perbuatan yang tidak menciptakan keuntungan. Ditambahkan
pantas atau memalukan. oleh mereka, perusahaan modern dituntut
Di dalam prakteknya, penerapan CSR lebih memberikan nilai tambah secara sosial
disesuaikan dengan kemampuan masing- bagi masyarakat dan lingkungan serta harus
masing perusahaan dan kebutuhan mampu menciptakan nilai-nilai baru
melalui kemitraan dengan para pemangku lingkup CSR dalam arti sempit dapat dibagi
kepentingan. Komitmen ini dipicu terutama dalam 3 (tiga) bagian yaitu:
oleh faktor-faktor antara lain: adanya a. CSR kepada karyawan
tuntutan lingkungan global dalam Sudah menjadi rahasia umum pada
penerapan CSR, perubahan persepsi awal revolusi industri, kondisi dan keadaan
manajemen terkini bahwa CSR merupakan tenaga kerja waktu tidak mendapatkan
bagian dari Good Corporate Governance, perhatian dan perlindungan yang layak.
meningkatkan ekspektasi investor global Tenaga kerja diibaratkan sebagai mesin
terhadap implementasi CSR. yang dikerahkan secara maksimal. Pada
jaman itu tenaga kerja bekerja dengan tanpa
Membangun Citra Perusahaan melalui ada jam kerja, tidak diperhatikan kondisi
CSR di Indonesia fisik tempat kerja. Tidak diperhatikan
keselamatan kerjanya, serta sistem upah
Menurut sifatnya pelaksanaan
atau gaji yang sangat rendah. Hal ini tidak
program CSR dapat dibagi 2 (dua) yaitu :
jauh berbeda dengan Negara sedang
a. Program Pengembangan berkembang termasuk Indonesia.
Masyarakat (Community Bahkan Chyntia A. Williams (2002:
Development/CD) 746) mengingatkan, seharusnya perusahaan
b. Program Pengembangan Hubungan juga tetap memperhatikan aspek “fair
dengan Publik (Relations competition” dengan memberikan upah
Development/RD). yang “layak” bagi tenaga kerja di Negara
Berdasarkan sifat pelaksanaan berkembang. Persoalannya bahwa selama
program CSR tersebut, maka dapat ini perusahaan asing tetap memberikan upah
diketahui sasaran program CSR, antara lain: yang lebih rendah bagi tenaga kerja di
a. Pemberdayaan SDM lokal (pelajar, Negara berkembang karena dianggap
mahasiswa, pemuda) sebagai tenaga kerja “unskilled” dan “semi-
b. Pemberdayaan ekonomi masyarakat skilled”, sehingga tidak bisa disamakan
sekitar daerah operasi, dengan tenaga kerja di Negara maju yang
c. Pembangunan fasilitas sosial/umum, lebih terampil dan terdidik. Realita tersebut
d. Pengembangan kesehatan memerlukan perubahan yang kelas. Tenaga
masyarakat, kerja tidak sebagai mesin atau bagian proses
e. Sosial budaya dan lain-lain. produksi tetapi mempunyai peran penting
Lebih jelasnya sasaran dan ruang dalam pembangunan ekonomi secara lebih
lingkup CSR mencakup 3 (tiga) aspek luas. Perlunya perbaikan terhadap kondisi
pokok keberlanjutan (sustainability), yaitu: tenaga kerja, misalnya adanya program
Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan. Bidang jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi
Ekonomi dan Sosial memiliki spectrum jaminan kecelakaan kerja, jaminan
yang luas yaitu mencakup isu kematian, jaminan hari tua, jaminan
pengembangan masyarakat (community pemeliharaan kesehatan dan sebagainya.
development) termasuk pengembangan
b. CSR kepada stakeholder
ekonomi masyarakat, pengembangan
Dalam penulisan artikel ini perlu
pegawai, kesejahteraan dan jaminan hari tua
kami batasi tentang stakeholder yang
pegawai, kesehatan dan keselamatan kerja,
merupakan pihak-pihak eksternal yang ikut
hak asasi manusia, tanggung jawab produk
mempengaruhi jalannya perusahaan. Pihak-
dan jasa, bantuan pendidikan serta donasi
pihak stakeholder dalam artikel ini dibatasi
untuk korban bencana alam.
pada pihak pelanggan/customer dan mitra
Kajian ruang lingkup CSR di
kerja. CSR kepada pelanggan berwujud
Indonesia menurut Fajar terdapat 2 (dua)
adanya tanggung jawab dan kewajiban
arti yaitu arti sempit dan arti luas. Ruang
untuk melindungi hak-hak pelanggan.
Menurut Etcheverry dalam Fajar (2009: pemberdayaan kondisi sosial masyarakat
233), kewajiban untuk bertanggung jawab oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari
kepada konsumen didasarkan pada 3 (tiga) bagian laba BUMN. Program kemitraan ini
prinsip tanggung jawab, yaitu : terwujud dalam bentuk pemberdayaan
1) Tanggung jawab mutlak (absolut/strict ekonomi masyarakat, yang dilandaskan
liability) pada 4 (empat) prinsip utama yaitu :
2) Tanggung jawab berdasarkan 1. Keberpihakan kepada
kesalahan (fault liability) kepentingan masyarakat
3) Tanggung jawab berdasar kontraktor 2. Menjadi bagian strategi bisnis
(contractual liability) perusahaan
Jika ditinjau berdasarkan konsep 3. Berkontribusi untuk
CSR, perlindungan terhadap peningkatan ekonomi dan
pelanggan/customer tidak hanya dilihat kulitas hidup pegawai dan
pada pelanggaran hukum (kerugian bersifat masyarakat
materiil) saja tetapi juga mempunyai 4. Menjunjung tinggi etika bisnis
tanggung jawab moral kepada pelanggan.
CSR melalui mitra kerja (berupa rekanan, CSR mempunyai komitmen untuk
kreditor, dsb) tidak hanya terikat pada membantu pengusaha kecil dan koperasi
kontrak kerja dan perhitungan ekonomi, agar dapat berkembang dan mandiri,
namun menyangkut juga persoalan dampak meningkatkan kepedulian instansi terhadap
sosial ekonomi. pembinaan lingkungan masyarakat, dan
mendorong kegiatan serta pertumbuhan
c. CSR kepada masyarakat umum ekonomi juga terciptanya lapangan kerja
Ruang kingcup CSR berikutnya dan kesempatan berusaha. Sedangkan
kepada masyarakat umum. Pembangunan program bina lingkungan terdiri dalam
masyarakat secara eksplisit dalam CSR beberapa macam, yaitu : 1) Bantuan
diukur berdasarkan kenaikan taraf kualitas pendidikan dan atau pelatihan, 2) Bantuan
hidup dari masyarakat, dengan mengacu peningkatan kesehatan, 3) Bantuan
pada nilai keadilan dan kesetaraan atas pengembangan prasarana dan sarana umum,
kesempatan, pilihan partisipasi, timbal 4) Bantuan sarana ibadah, 5) Bantuan
balik, dan kebersamaan. Pembangunan pelestarian alam, 6) Bantuan korban
masyarakat dilakukan dengan bencana alam.
pemberdayaan kepada masyarakat.
Terdapat 2 (dua) faktor penting pelaksanaan Berikutnya ruang lingkup CSR
CSR dengan program pembangunan dalam arti luas, menurut Fajar dapat dibagi
masyarakat, yaitu sebagai ajang promosi dalam 3 (tiga) bagian yaitu :
untuk meningkatkan keuntungan bagi
a. CSR terhadap lingkungan hidup
instansi, sedangkan yang kedua sebagai
Ruang lingkup CSR seringkali
bentuk kepedulian sosial instansi terhadap
dihubungkan dengan persoalan tentang
masyarakat.
lingkungan hidup terutama bagaimana
Program CSR tertuang dalam
pencegahan terhadap pencemaran atau
Peraturan Menteri Negara BUMN no. :Per-
kerusakan lingkungan hidup. Selama ini
05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan
fakta menunjukkan bahwa proses
BUMN dengan Usaha Kecil dan Program
pembangunan hanya mengejar keuntungan
Bina Lingkungan. Program Kemitraan yang
semata yang mengabaikan kelestarian
dimaksud adalah program untuk
lingkungan dalam arti banyak terjadi
meningkatkan kemampuan usaha kecil agar
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
menjadi tangguh dan mandiri melalui
Konsideran Undang-Undang No. 23
pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Program Bina Lingkungan yaitu program
Lingkungan Hidup huruf b, telah
memberikan penekanan pentingnya keberlanjutan pembangunan suatu Negara.
pembangunan berkelanjutan dalam Hal ini disebabkan korupsi merusak sistem
pengelolaan lingkungan hidup sebagai dan struktur masyarakat di segala lapisan
berikut: yang mengakibatkan kerugian yang besar,
“bahwa dalam rangka tak terkecuali bagi suatu instansi atau
mendayagunakan perusahaan. Fenomena ini perlu
sumber daya alam untuk diperhatikan bahwa kinerja instansi dapat
memajukan melakukan tindakan penyimpangan atau
kesejahteraan umum kejahatan yang berakibat pada kondisi
seperti diamanatkan sosial ekonomi. Hal ini sering disebut
dalam Undang-Undang patologi birokrasi. Kesadaran akan akibat
Dasar 1945 dan untuk yang ditimbulkan oleh korupsi, saat ini di
mencapai kebahagiaan Indonesia mulai melakukan reformasi
hidup berdasarkan birokrasi. Reformasi birokrasi yang
Pancasila, perlu dilaksanakan sekarang ini menyentuh pada
dilaksanakan penataan kelembagaan, penataan
pembangunan ketatalaksanaan, penataan sumber daya
berkelanjutan yang aparatur, akuntabilitas dan kualitas
berwawasan lingkungan pelayanan.
hidup berdasarkan Melalui program CSR yang
kebijaksanaan nasional diarahkan untuk penyelarasan manfaat
yang terpadu dan sosial, ekonomi dan ekologi memungkinkan
menyeluruh dengan perusahaan untuk meraih keuntungan
memperhitungkan ekonomi dan sosial dalam jangka panjang,
kebutuhan generasi sehingga dapat meningkatkan citra dan
masa kini dan generasi reputasi instansi atau perusahaan. Hal ini
masa depan”. disebabkan citra sebagai persepsi
masyarakat dari adanya pengalaman,
Hal tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan, perasaan dan pengetahuan
pengelolaan lingkungan hidup harus masyarakat itu sendiri terhadap instansi atau
memperhatikan keberlanjutan agar bisa perusahaan, sehingga aspek fasilitas yang
diambil manfaatnya oleh generasi yang dimiliki instansi dan layanan yang
akan datang. disampaikan pegawai kepada pelanggan
b. CSR terhadap hak asasi manusia dapat mempengaruhi persepsi pelanggan
Menurut Dickerson dalam Fajar, terhadap citra perusahaan.
berbicara tentang hak asasi manusia dalam
konteks CSR, dikaitkan dengan Penutup
permasalahan ketenagakerjaan, lingkungan Membangun suatu citra sangatlah
hidup dan hak-hak sipil masyarakat lainnya, penting bagi suatu instansi/perusahaan.
seperti hak ekonomi, hak politik, dan hak Melalui CSR yang berhasil dapat
kebudayaan. CSR terhadap hak asasi meningkatkan citra yang melekat pada
manusia dalam hubungannya dengan perusahaan tersebut. Hal ini karena citra
permasalahan ketenagakerjaan bisa dilihat dapat dikatakan sebagai persepsi
pada hak atas jaminan sosial misalnya masyarakat dari adanya pengalaman,
pemberian uang pesangon bagi pegawai kepercayaan, perasaaan dan pengetahuan
yang diputus hubungan kerjanya, masyarakat terhadap perusahaan, sehingga
pemberian tunjangan kesehatan, dll. aspek fasilitas yang dimiliki perusahaan dan
c. CSR dan anti korupsi layanan yang diberikan pegawai kepada
Seperti diketahui korupsi pelanggan dapat mempengaruhi persepsi
merupakan suatu tantangan besar atas masyarakat terhadap citra perusahaan.
Citra perusahaan itu sendiri dapat Abdul Wahab, Solichin. 2002. Analisis
dibentuk melalui CSR, karena : 1) Instansi Kebijaksanaan dari Formulasi ke
akan terhindar dari reputasi negative Implementasi Kebijaksanaan Negara.
perusak lingkungan, yang hanya mengejar Jakarta: Bumi Aksara.
keuntungan jangka pendek tanpa
memperdulikan akibat dari perilaku Ambadar, Jackie. 2002. Corporate Social
buruknya. 2) Sebagai kerangka kerja etis Responsibility (CSR) dalam Praktek
dapat memandu manajer dan karyawan di Indonesia. Jakarta: PT Elex Media
menghadapi masalah permintaan lapangan Komputindo.
kerja dari lingkungan sekitarnya. 3) Instansi
Ardianto, Elvinaro dan Sumirat, Soleh.
mendapat rasa hormat dari pelanggan dan
2004. Dasar-Dasar Public Relations.
karyawannya.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Citra perusahaan yang dibentuk
melalui program CSR daqpat dibagi 2 (dua) Danasaputra, Chairany Hanoun. 1995.
macam, yaitu: a) Program Pengembangan Kontribusi Kegiatan VIP Party
Masyarakat (Community terhadap Citra Positif Tamu-Tamu
Development/CD), b) Program VIP pada Gran Hotel Preanger
Pengembangan Hubungan/Relasi dengan Bandung. Bandung: Fikom Unpad.
Publik (Relations Development/RD). kebih
jelasnya sasaran dan ruang lingkup CSR Djanaid, Djanalis. 1993. Public Relations
mencakup 3 (tiga) aspek pokok dalam Teori dan Praktek. Malang:
keberlanjutan (sustainability), yaitu : Indopurels Training Edisi VII.
Ekonomi, Sosial, Lingkungan.
Saran yang dapat diberikan Effendy, Onong Uchjana. 2006. Hubungan
berkaitan dengan pembangunan citra Masyarakat Suatu Studi
perusahaan melalui CSR adalah sebagai Komunikologis. Bandung: PT Remaja
berikut : Rosdakarya.
1. Kesadaran semua instansi atau Fajar, Mukti. 2009. Tanggung Jawab Sosial
perusahaan untuk melaksanakan Perusahaan di Indonesia.
program CSR Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2. Program CSR yang dilaksanakan
tidak hanya berkaitan pada jenis Jefkins, Frank. 2003. Public Relations.
usaha, tetapi berdasarkan kebutuhan Edisi Kelima Direvisi Daniel Yadin.
masyarakat Alih Bahasa: Haris Muandar. Jakarta:
3. Pengembangan program CSR Penerbit Erlangga.
diharapkan mengacu pada konsep
pembangunan berkelanjutan yang http://forum.vibizportal.com/archive/ondex
mengedepankan pemberdayaan .php?/t-3770.htmt
khususnya bagi masyarakat miskin,
http://id.shvoong.com/business/manageme
pengelolaan lingkungan dan
nt
kemampuan instansi atau
perusahaan dalam mengintegrasikan http://id.wikipedia.org/wiki/Citra_perusaha
dimensi ekonomi, ekologi, dan an
sosial.
4. Sosialisasi program CSR agar lebih http://noanggie.wordpress.com/2008/04/07
ditingkatkan supaya masyarakat /penerapan-prinsip-tanggung-jawab-
dapat memanfaatkan secara sosial-dan....19/03/2009
maksimal.
http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-
Daftar Pustaka harian/jatim-kti/lid21262.html
http://www.ahmadheryawan.com/opini-
media/sosial-politik/1734-ci.
http://www.duniaesai.com/hukum/hukuml4
.html
Kottler, Phillip dan Nancy Lee. 2005.
Corporate Social Responsibility :
Doing The Most Good for Your
Company and You Cause, JohnWiley
& Son Inc. Hoboken, New Jersey.
News of PERHUMAS. 2004. CSR dan
Citra Corporate. Dokumen
http://www.perhumasor.id/
Projono, O.S dan Pranarka, A.M.W. 1996.
Pemberdayaan : Konsep, Kebijakan
dan Implementasi. Jakarta: CSIS.
Sedarmayanti. 2009. Reformasi
Administrasi Publik, Reformasi
Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa
Depan. Refika Adi Tama. Bandung.
Seitel, Fraser P. 1992. The Practice of
Public Relations. Colombus. Ohio:
Charles E. Merril Publishing
Company.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
William, Chyntia A. 2002. Corporate
Social Responsibility In Era of
Economic Globalization, Article for
Symposium: Corporations Theory
and Corporate Governance Law.
U.C. Davis Law Review.

Das könnte Ihnen auch gefallen