Sie sind auf Seite 1von 7

ANALISA PERANCANGAN ANTENA OMNI VERTIKAL

SEBAGAI TRANSCEIVER PENGUAT ROUTER WIFI


DENGAN FREKUENSI 2,4 GHZ

Muhammad Hanafi *), Pony Sedianinggsih *), Fitri Imansyah *)

* Program Studi Teknik Elektro (Telekomunikasi)


Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
E-mail : mhanafi09001@gmail.com

Abstract

Omnidirectional antenna (Omni) is a type of antenna that has a pattern radiance whole or in all
directions in the amount of 360 ° in the vertical position, as it has a beam thorough omni antenna does
not have a coverage area that is too far away, then this antenna is more devoted to relations wireless
communication indoors antenna which is paired to a wifi router that functioned as an amplifier
reconfigured so this antenna will work as a transceiver amplifier with a working frequency of 2.4
GHz for wireless LAN (local area network). The parameters that must be considered in designing
antennas for wireless LAN is working frequency, Input Impedance, SWR (Standing Wave Ratio) and
Gain, and omni antenna designed to have input impedance parameter value 34.65 + J 7.24 ohms, the
SWR 1.44 and Gain 8.32 dB. In the connectivity test used the command line via the command prompt
provided by MS-DOS on a computer with a Windows-based operating system, and testing
applications use power beam analyzer wifi version of Android-based smartphones. To test the speed
of the download and upload, conducted through speedtest.net on two different networks that wifi.id
network with download speeds of 15.22 Mbps, upload 10.48 Mbps network and the Faculty of
Engineering at 1.09 Mbps download speed, upload 0.11 Mbps, which is influenced by the speed
speedtest maximum value and minimum speeds provided by ISP (internet Service Provider).
Keywords : Antena Omni, Transceiver, Router Wifi, frekuensi 2,4 GHz

1. Pendahuluan kabel. Dan dibutuhkan perangkat berupa


1.1 LatarBelakang antena untuk menunjang terjadinya
Pada era teknologi seperti saat ini komunikasi dalam suatu sistem wireless ini.
teknologi dan informasi selalu berkembang Dalam system komunikasi wireless,
dengan sangat cepat. Manusia memerlukan peranan antenna sangat penting yaitu untuk
sarana serta prasarana komunikasi yang memancarkan dan menerima gelombang
memadai pula untuk dapat menunjang elektromagnetik dari suatu perangkat ke
kebutuhan berkomunikasi tersebut, sehingga perangkat lain. Seperti antenna pemancar, dan
antara dua orang ataupun lebih agar dapat ada juga antenna penerima, sehingga
saling bertukar informasi di mana saja, kapan memungkinkan terjadinya komunikasi dalam
saja dan dengan siapa saja. Salah satu system suatu jaringan wireless tersebut. Salah satu
komunikasi andalan bagi terselenggaranya system telekomunikasi wireless adalah
integrasi sistem telekomunikasi secara global jaringan internet yang menggunakan Router
adalah system komunikasi wireless (tanpa Wifi sebagai media penghubung dari LAN
kabel). (Local Area Network) kebeberapa perangkat
Sistem telekomunikasi wireless adalah ataupun dari perangkat satu keperangkat lain
suatu sistem yang menghubungkan antara dua dengan system nirkabel. Dalam system ini,
perangkat atau lebih tanpa menggunakan antenna digunakan sebagai pengantar dan
kabel, yaitu menggunakan gelombang penerima gelombang elektromagnetik.
elektromagnetik sebagai sarana pengganti
Dalam hubungan tersebut, diperlukan
jalur frekuensi yang sama agar suatu perangkat
dapat terhubung keperangkat lainnya. Ada
beberapa jenis jalur frekuensi yang dipakai
dalam sistem wireless, salah satunya ialah
sistem yang beroperasi pada frekuensi 2,4
GHz yang akan digunakan sebagai frekuensi Gambar 1 Pola radiasi antena Omni
tetap dalam penulisan tugas akhir ini. Gambar 1 menunjukkan pola radiasi
Sementara yang menjadi permasalahan pancaran antena omnidirectional yang
dalam komunikasi jaringan wireless saat ini memiliki radiasi pancaran ke segala arah
ialah menitik beratkan pada jarak atau luasan disekelilingnya. Namun antena ini hanya
area jangkauan. Sehingga ada berbagai cara digunakan sebagai pemancar dalam hubungan
untuk meningkatkan dan memperluas area wireless jarak pendek, karena daya jangkauan
jangkauan wireless tersebut, salah satunya antena yang tidak dapat mencakup pada area
adalah dengan mengganti perangkat antenna yang terlalu jauh.
pada perangkat penghubungnya.
Antena yang digunakan dalam sebuah 2. Metodologi Perancangan
jaringan wireless disesuaikan dengan lingkup 2.1. Perhitungan Perancangan Antena
jangkauan yang diharapkan, dalam system ini Antena yang akan dirancang merupakan
untuk menjangkau kesegala arah atau dengan salah satu jenis antena dipole ½ λ, seperti
kata lain yang memiliki pancaran hingga 360° diketahui bahwa ante dipole adalah jenis
maka digunakan jenis antena omni directional antena yang terbuat dari kawat tembaga. Pada
atau antenna omni. Karena antenna omni antena ini digunakan kawat tembaga
merupakan antena yang memiliki radiasi berukuran diameter 2,5 mm yang mana nilai
pancaran nondirectional pada salah satu Velocity Faktor terhadap frekuensi 2,4 GHz
bidang, dan pola directional pada bidang yang (2,4 x 109 Hz) telah diketahui sebesar 0,96.
lain, atau dengan kata lain antenna omni Sedangkan untuk jenis pola pancaran antena
menjangkau pada area sekeliling antenna tanpa ini memiliki pola omnidirectional atau
suatu arah tertentu. kesegala arah dan diaplikasikan dengan posisi
Penggunaan antenna dengan jenis pola vertical maka antena ini dinamakan Antena
pancaran omnidirectional lebih dikhususkan Omni Vertikal.
untuk sebuah hubungan komunikasi data Untuk dapat merancang antena nilai
dengan jaringan wireless dalam ruangan dasar yang harus diketahui nilai λ (Panjang
(indoor), karena antenna dengan jenis ini gelombang) yang sesuai dengan frekuensi
memiliki area jangkauan yang tidak terlalu kerja antena, dimana antena yang dirancang ini
jauh. Dikarenakan hal tersebut maka akan akan dioperasikan pada frekuensi 2,4 GHz.
dirancang antena omni ½ λ dengan vertical Berikut adalah persamaan untuk menghitung
position yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz. pangang gelombang :

1.2. Antena Omni Pada Jaringan Wireless


Antena Omnidirectional biasa disebut 𝐂
λ = 𝐟
juga antena nondirectional yaitu jenis antena
yang mempunyai pola pancaran ke segala arah Dimana :
atau jenis antena yang tidak memiliki pola C = kecepatan cahaya, yaitu 3 x 108 (m/s)
pancaran ke satu arah tertentu. Antena ini F = Frekuensi (Hertz)
sering digunakan dalam hubungan komunikasi
nirkabel jarak pendek, yang menghubungkan Dari persamaan diatas akan didapatkan
point to multi-point atau yang menghubungkan nilai panjang gelombang yang akan menjadi
satu point pemancar ke banyak point dasar dari perhitungan ukuran fisik antena
penerima. Sehingga Antena ini dapat diletakan omni vertical yang akan dirancang.
di tengah – tengah sebagai pemancar dan
penerima pada posisi sekeliling antena. Karena
antena ini memiliki sudut pancaran radiasi
yang besar yaitu 360° atau satu putaran penuh
pada sekelilingnya.
yang ingin dicapai, pada perancangan ini akan
melokasikan antena pada frekuensi 2,4 GHz.
Sedangkan untuk menghitung ukuran fisik
antena harus diketahui besaran panjang
gelombang (meter) dari frekuensi kerja
antena,. Panjang gelombang pada frekuensi 2,4
Gambar 2 Perhitungan Dasar Perancangan GHz dapat dihitung berdasarkan persamaan
Antena berikut :
Antena ini memiliki segmen – segmen 𝐂
λ =𝒇
lingkaran kawat secara linieritas atau sejajar,
seperti diperlihatkan pada Gambar 2 dimana L 𝟑 𝒙 𝟏𝟎𝟖
= 𝟐,𝟒 𝒙 𝟏𝟎⁹
adalah jarak antar segmen dan D adalah 𝟑
diameter lingkaran pada setiap segmen antena, = 𝟐𝟒
atau dapat dituliskan dengan persamaan = 0,125 meter atau 125 mm
berikut :
Dari perhitungan diatas diketahui
𝐕𝐞𝐥𝐅 𝐱 𝐂 panjang gelombang pada frekuensi kerja 2,4
L = 𝟐𝐱𝐟 GHz adalah 125 mm, dan untuk menghitung
dan, ukuran fisik antena agar bekerja sesuai
frekuensi 2,4GHz maka harus dihitung
D =2xr panjang jarak antar segmen (L).
𝐋
√𝐫 = 𝟐𝟐/𝟕

Dimana :
L = Jarak antar segmen rangkaian antena
(mm)
VelF = Velocity factor kawat tembaga, yaitu
0,96 Gambar 3 Panjang Jarak antar Segmen
D = Diameter lingkaran segmen (mm)
r = jari – jari lingkaran segmen antena Jarak antar segmen antena ialah ½ λ
(mm) yang dipengaruhi velocitu faktor kabel yang
diketahui sebesar 0.96. Seperti diperlihatkan
2.2. Peralatan Dan Bahan pada Gambar 3 ialah ukuran panjang jarak
Beberapa peralatan yang akan digunakan antar segmen antena yang dapat dihitung
dalam perancangan antena Omni vertikal dan berdasarkan persamaan berikut :
termasuk bahan dalam pembuatan antena ini 𝐕𝐞𝐥𝐅 𝐱 𝐂
L =
adalah : 𝟐𝒙𝒇
1. Dua batang kawat tembaga 2,5 mm 𝟎,𝟗𝟔 𝐱 (𝟑 𝐱 𝟏𝟎𝟖 )
(masing – masing panjang 1 meter) L = 𝟐 𝒙 (𝟐,𝟒 𝒙 𝟏𝟎⁹)
2. Dua buah konektor model BNC 𝟎,𝟗𝟔 𝐱 𝟑
female = 𝟐 𝒙 𝟐𝟒
3. Dua buah Pigtail model BNC male to L = 0,6 meter atau 60 mm
RP-SMA female
4. Seperangkat Router wireless (support Dari perhitungan diatas didapatkan
double antenna) panjang jarak antar segmen antena adalah 60
5. Dua buah pipa PVC ½ inci (masing – mm. Sedangkan disetiap segmen antena
masing panjang 0,6 meter) mempunyai sebuah lingkaran yang
6. Empat buah tutup pipa PVC ½ inci berdiameter (D).
7. Penggaris
8. Solder dan Timah Patri

2.3. Metode Perancangan


Dalam perancangan antena yang paling
utama harus ditentukan ialah besaran frekuensi Gambar 4 Diameter Lingkaran Segmen
Seperti yang diperlihatkan pada Gambar a) Membuat Inti Antena (Elemen Driven)
4 ialah segmen antena yang berbentuk Inti antena adalah elemen utama pada
lingkaran dimana D ialah diameter antena. karena antena ini adalah jenis antena
lingkarannya dan lingkaran segmen antena ini ground plane, maka antena ini hanya terdiri
mempunyai luasan sebesar ½ panjang dari sebuah elemen tunggal yang dinamakan
gelombang yang dipengaruhi nilai velocity Elemen Driven. Berikut akan dijelaskan
faktor kabel sebesar 60 mm. Karena segmen metode perancangan elemen driven antena :
antena ini berbentuk lingkaran, maka untuk 1. Siapkan alat dan bahan
mengetahui diameter lingkaran tersebut dapat 2. Ukur kawat tembaga sepanjang 60
dihitung dengan persamaan berikut : mm
3. Buat satu buah lingkaran dengan
D =2xr
ukuran diameter ± 8,74 mm tepat
dan, untuk menghitung r, digunakan rumus pada ukuran 60 mm, seperti pada
lingkaran yang telah diketahui luasnya yaitu Gambar 6
60 mm.
𝐋
√𝐫 =
𝟐𝟐/𝟕
𝟔𝟎
√𝐫 = 𝟐𝟐/𝟕
√𝐫 = 19,10
r = 4,37
Jadi,
Gambar 6 Lingkaran Segmen Antena
D = 2 x 4,37
= 8,74 mm 4. Ukur mulai dari pangkal lingkaran
tersebut sepanjang 60 mm dan
Dari perhitungan diatas, didapatkan ulangi langkah nomor-3 hingga
panjang diameter lingkaran setiap segmen memiliki 5 buah segmen lingkaran.
antena adalah 8,74 mm. Maka untuk 5. Setelah membuat segmen lingkaran
perancangan antena omni vertikal ini telah ke-5, ukur mulai dari pangkal
didapat kan panjang jarak antar segmen antena lingkaran segmen tersebut dan
adalah 60 mm dan diameter lingkaran segmen potong kawat tepat pada ukuran 60
antana adalah 8,74 mm. mm.

b) Pemasangan Elemen Driven Antena ke-


Konektor dan Membuat Pigtail
Elemen driven akan dipasangkan ke
sebuah konektor dimana konektor tersebut
memiliki jenis yang sama dengan salah satu
kutub pigtail, dan elemen driven ini akan
Gambar 5 Ukuran Fisik Antena Omni diberikan sebuah pelindung (cover) berupa
Vertikal pipa PVC dengan ukuran ½ inci.
Antena omni vertikal ini akan dirancang Pigtail adalah sebuah komponen yang
dengan memeliki segmen - segmen yang berfungsi sebagai konektor, pigtail digunakan
diharapkan akan mendapatkan nilai penguatan karena perbedaan jenis konektor pada kedua
gain yang besar, dimana segmen – segmen buah kutub. Pigtail memiliki banyak jenis, ada
tersebut telah diketahui ukurannya seperti yang pigtail yang berjenis connector to-
diperlihatkan pada gambar 3.3 dengan satuan conennctor yaitu menggabungkan kedua buah
panjang mm (mili meter). konektor tanpa menggunakan kabel, dan ada
Berikut akan dijelaskan langkah – langkah pigtail yang menggunakan kabel penghubung
proses perancangan antena omni vertikal yang sebagai perantara kedua buah konektor
beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz dengan tersebut. Dalam perancangan antena ini pigtail
singkat dan jelas mulai dari persiapan sampai yang digunakan ialah jenis pigtail yang dengan
dihubungkan ke akses point hingga siap untuk menggunakan kabel yang memiliki panjang
diuji. 60 cm dan difungsikan untuk menghubungkan
antena ke akses point. Berikut akan dijelaskan
secara singkat metode pemasangan elemen
driven ke-konektor dan langkah – langkah
pembuatan pigtail :
1. Pasang elemen driven antena yang
telah dirancang pada konektor NBC
female, disolder jika perlu. Dan Gambar 10 Menghubungkan Antena ke-
pasangkan konektor tersebut pada
Akses Point
penutup pipa PVC ½ inc.
6. Antena siap untuk diuji

3. Pengujian Antena
3.1. Pengujian Konektivitas
Pengujian konektivitas dapat dilakukan
dengan berbagai cara salah satunya
menggunakan command prompt yang dapat
dilakukan dengan memberikan perintah PING
Gambar 7 Pemasangan Elemen Driven ke- melalui jendela cmd (singkatan dari command
Konektor prompt) pada komputer berbasis Windows.
Seperti diketahui PING (Packet Internet
2. Buat Pigtail dengan menghubungkan
Gropher) ialah salah satu layanan dalam baris
konektor NBC male dan konektor
perintah command prompt yaitu sebuah
RP-SMA female dengan kabel, dan
perintah untuk memberikan informasi tentang
pasang Pigtail bagian konektor NBC
konektivitas sebuah perangkat ke perangkat
male dengan konektor NBC female
lain atau dari sebuah perangkat ke server
yang telah terpasang elemen driven
internet.
antena.
Dalam pengujian ini PING akan
dilakukan dari sebuah perangkat komputer ke
perangkat server yaitu sebuah router yang
telah dipasangkan antena omni vertikal yang
telah dirancang dan ter sambung ke jaringan
internet Fakultas Teknik yang tersedia di
Laboratorium Telekomunikasi.
Perintah PING akan dijalankan dengan
meng-input alamat IP (Internet Protokol)
Gambar 8 Pigtail NBC male to RP-SMA perangkat server, dan untuk koneksi ke
female internet PING dapat dilakukan dengan meng-
input halaman web (website) yang akan dituju,
3. Pasang pipa PVC pada penutup
dalam hal ini akan dilakukan PING ke
tersebut sehingga elemen driven
www.google.co.id
antena berada didalamnya.

Gambar 9 Pemasangan Cover antena


4. Pasang penutup pipa bagian sisi
lainnya sehingga ujung antena Gambar 11 PING ke perangkat Router
tertutup
5. Hubungkan pigtail bagian RP-SMA Pada Gambar 11 ialah hasil dari PING
female ke akses point ke perangkat router wifi yang telah terpasang
antena omni vertikal. Diketahui terdapat empat antena omni vertikal yang telah dirancang
buah paket ping yang dikirimkan dalam satu dalam kondisi terhubung ke dua jaringan
kali perintah ping dan menghasilkan empat internet. Dimana pengujian ini akan dilakukan
paket ping yang diterima kembali, dengan time dengan dua jaringan internet yang berbeda
maksimum ialah 8 ms dan time minimum ialah yaitu dengan jaringan internet yang disediakan
1 ms dan nilai loss ialah nol, yang berarti tidak oleh Wifi.id dan jaringan internet yang
terjadi terputus hubungan konektivitas dari disediakan oleh ICT Fakultas Teknik yang
perangkat computer ke perangkat server saat tersedia di Laboratorium Telekomunikasi.
melakukan PING. Dalam hal ini kecepatan maksimum ialah
kecepatan yang diberikan oleh ISP.
Untuk pengujian ini digunakan sebuah
perangkat komputer yang akan digunakan
untuk mengakses internet melalui router wifi
yang telah dipasangkan antena omni vertikal
yang telah dirancang dan akan dilakukan dua
kali pengujian pada jaringan yang terkoneksi
pada dua buah jaringan internet yang masing -
masing berbeda tersebut.
Gambar 12 PING ke website
Pada Gambar 12 ialah hasil PING ke
salah satu halaman server internet yaitu
www.google.co.id menggunakan router
dengan antena omni vertikal yang terhubung
ke internet. Dengan empat buah peket ping
yang dikirim dalam satu kali perintah ping
mendapatkan nilai time maksimum ialah 80
ms dan nilai time minimum ialah 79 ms serta
loss ialah nol, yang berarti jaringan terkoneksi
penuh tanpa terputus saat melakukan PING Gambar 13 Speedtest melalui Jaringan Wifi.id
dari sebuah perangkat computer ke sebuah Pada Gambar 13 ialah hasil dari
perangkat server yang terkoneksi ke server speedtest melalui speedtest.net pada jaringan
internet. yang disediakan oleh Wifi.id yang
menampilkan nilai timming ping diatas ialah
3.2. Pengujian Speedtest melalui berarti statistik ketersediaan bandwidth pada
speedtest.net satu kali pengujian ialah 15ms dengan
Speedtest.net adalah salah satu layanan kecepatan download ialah 15,22 mbps dan
pengujian yang memberikan informasi kecepatan upload ialah 10,48 mbps. Maka
kecepatan koneksi internet yang diberikan oleh tersebut ialah kecepatan rata – rata pada setiap
ISP (Internet Service Provider) pada perangkat kali download dan upload dalam komunikasi
yang terhubung. Dalam hal ini dapat juga wireless yang terhubung ke internet.
untuk memastikan kecepatan internet yang
dimiliki apakah sesuai dengan kecepatan yang
telah sepakati dengan penyedia layanan atau
tidak. Pada sebuah konektivitas internet, ada
istilah CIR (Committed Information Rate)
yaitu kecepatan minimal yang harus terpenuhi
oleh ISP sesuai dengan kesepakatan. Dimana
didalam speedtest ini terdapat pengujian
downloadtest yaitu menguji kecepatan
mengunduh (download) dan uploadtest yaitu
menguji kecepatan mengunggah (upload). Gambar 14 Speedtest melalui Jaringan
Pengujian speedtest akan dilakukan Fakultas Teknik
dengan menguji kecepatan jaringan yang
terkoneksi dengan router yang telah terpasang Pada Gambar 14 ialah hasil dari
speedtest melalui speedtest.net pada jaringan
yang disediakan oleh Fakultas Teknik yang meter untuk mengetahui nilai
menampilkan nilai timming ping diatas ialah tegangan yang keluar dan tenganan
berarti statistik ketersediaan bandwidth pada pantul, yang berikutnya digunakan
satu kali pengujian ialah 15ms dengan untuk menghitung nilai VSWR yang
kecepatan download ialah 15,22 mbps dan lebih akurat.
kecepatan upload ialah 10,48 mbps. Maka 2. Menggunakan akses point yang
tersebut ialah kecepatan rata – rata pada setiap telah diketahui daya keluaran ke
kali download dan upload dalam komunikasi antena (mW) untuk menghitung
wireless yang terhubung ke internet. daya pancaran yang dihasilkan oleh
Dari dua pengujian tersebut maka dapat antena (dBm), sehingga didapatkan
diketahui bahwa kecepatan mengunduh nilai daya keluar dan daya pantul
(download) dan mengunggah (Upload) serta dapat mempertimbangkan
dipengaruhi oleh kecepatan maksimum yang dimensi ukuran antena yang ideal.
diberikan oleh ISP (Internet Service Provider).

4. Penutup Refrensi
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perancangan dan (1) Arief Hamdani, Gunawan, komunikasi
pengujian antena omni vertikal ini, dapat data melalui kabel network, edisi
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : pertama, Jakarta, 2004.
1. Antena yang memiliki pola pancaran (2) ARRL Antenna Handbook,
omnidireksional tidak memiliki http://www.arrl.org 15 December 2015
jangkauan yang terlalu jauh karena 00:25
pola pancarannya yang berbentuk (3) Balanis, Constantine A., Antenna
lingkaran keliling 360° yang bersifat Theory Analysis and Design, John
menyeluruh dan tidak memiliki arah Wiley & Sons. Inc , New Jersey, 2005.
pancaran tertentu. (4) Dennis Roddy, John Collen, Komunikasi
2. Nilai impedansi input antena adalah elektronika, edisi 3, jilid ke-dua,
34,65 + J 7,24 nilai SWR antena Lakehead University, Canada, 1990.
1,44 dalam kategori BAIK, besaran (5) Easy Homemade 2.4 Ghz Omni Antenna
Gain antena adalah 8,32 dB. http://wireless.gumph.org/articles/hmem
3. Dimensi atau ukuran fisik antena adeomni.html 15 December 2015 01:37
mempengaruhi nilai penguatan gain (6) http://radiotengkorak.blogspot.co.id/201
tidak merubah frekuensi kerja 2/04/berapa-besar-impedansi-yang-
antena. terbaca.html 7 June 2016 22.16
4. Speedtest dilakukan pada dua (7) http://www.tp-
jaringan berbeda yaitu jaringan link.com/Resources/document/TL-
Wifi.id dengan kecepatan download WA830RE_User_Guide.pdf 13
15.22 Mbps, upload 10.48 dan December 2015 23:21
jaringan Fakultas Teknik dengan (8) Smale PH, Sistem telekomunikasi I,
kecepatan download 1.09 Mbps, edisi ke-2, Jakarta, 1997.
upload 0.11 Mbps. (9) William Stalling, Komunikasi dan
5. Kecepatan Download dan Upload jaringan nirkabel, edisi 2, jilid ke-dua,
dipengaruhi oleh kecepatan Jakarta, 1996
maksimum dan minimum yang
disediakan oleh ISP (Internet
Service Provider). Muhammad Hanafi, Lahir 28
Desember 1990 di Kabupaten
4.2. Saran Sintang, Kalimantan Barat.
Berdasarkan kesimpulan dari hasil Memperoleh gelar sarjana pada 19
perancangan dan analisa antena, berikut Agustus 2016 Program Studi
beberapa saran yang direkomendasikan penulis Teknik Elektro Telekomunikasi,
yaitu : jurusan Teknik Elektro,
1. Melakukan percobaan pengukuran Universitas Tanjungpura,
menggunakan alat ukur berupa SWR Pontianak, Indonesia.

Das könnte Ihnen auch gefallen