Sie sind auf Seite 1von 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN, KELELAHAN MATA DAN


GANGGUAN KETAJAMAN PENGLIHATAN PADA PEKERJA BAGIAN
INSPECTING PT. TEKSTIL X

Intan Alfina Khoiriyah, Siswi Jayanti, Baju Widjasena


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: intanalfinakh@gmail.com

Abstract : Comfortable lighting intensity was very needed on work that requires
using eye skills, concentration and high accuracy, especially the monotonous
work process. One of the stages monotonous work process was the inspecting
section work that requires high accuracy in aligning the colors, inspecting the
grey thread, and determining the quality product. During initial survey, it was
found that the local lighting intensity was 103 lux on the manual table and 135 lux
on the machine table while under the lighting standard. The purpose of this
research was to analyze the correlation between the lighting intensity, eye
fatigue, and visual acuity disturbance. This research was using observational
analytic method and cross sectional studies. The sampling technique was using
total sampling method taking population of inspecting section workers, which was
about 74 people that divided on the morning shift and afternoon shift. Lighting
intensity is measured by luxmeter, eye fatigue measured by the reaction timer
and visual acuity measured by snellen chart. Bivariate analysis with Rank
Spearman correlation results in shows a significant relationship of lighting
intensity to eye fatigue ρvalue of 0,001<0.05, a significant relationship of fatigue
eyes on visual acuity disturbances ρvalue 0.043 <0.05, and a significant
correlation between the lighting intensity on visual acuity disturbance ρvalue
0,001<0,05. Companies were needed to carry out regular eye checks, increase
lighting intensity by increasing the power of lights, and workers should keep eye
healthy and prevent eye fatigue.

Keywords : Light Intensity, Eye Intensity, Visual Acuity Disturbance, Inspection.

PENDAHULUAN
Pada tahun 2015 jumlah pada pekerja terutama di bagian
perusahaan tekstil di Indonesia inspecting unit finishing.
mencapai 5.273 perusahaan dengan Pekerjaan yang dilakukan
menyerap 2,5% dari 114.63 juta bagian inspecting bertujuan untuk
pekerja seluruh Indonesia.1 PT. menyelarasan warna, pembersihan
Tekstil X merupakan perusahaan dan kontroling kelayakan sarung.
yang memproduksi sarung. Aktivitas Jumlah pekerja inspecting terdapat
pembuatan sarung tenun 74 pekerja yang terbagi dalam 2 shift
mencangkup Pencelupan (Dyeing), dengan mulai pukul 06.00-14.00
Persiapan (Preparation), Pertenunan WIB, dan 14.00-22.00 WIB. Waktu
(Weaving), Penyempurnaan kerja 8 jam perhari dengan istirahat
(Finishing), dan Jahit Sarung 1 jam tiap shift mulai pukul 12.00-
(Sewing).2 Intensitas pencahayaan 13.00 WIB, 18.00-19.00 WIB, sistem
merupakah salah satu bahaya fisik shift tersebut dilakukan dengan
rotasi bergantian setiap 3 hari sekali.

67
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Kegiatan yang dilakukan pekerja total sampling, didapatkan seluruh


inspecting setelah kain tenun pekerja inspecting yang terbagi
dipotong, lembaran kain dibuka lebar masing-masing 34 orang pada shift
diatas meja pengamatan dibawah pagi dan shift siang. Variabel bebas
lampu secara langsung kemudian yaitu intensitas pencahayaan
dilihat ada tidaknya kecacatan menggunakan luxmeter. Variabel
benang grey tenun, keselarasan antara yaitu kelelahan mata diukur
warna benang, dan pembersihan menggunakan reaction timer dan
benang-benang yang belum rapi. variabel terikat yaitu gangguan
Cara kerja proses inspecting ketajaman penglihatan diukur
keduanya dengan mengamati menggunakan snellen chart. Analisis
langsung objek dengan mata diatas data menggunakan uji korelasi Rank
meja biasa dengan posisi duduk dan Spearman karena jenis data rasio
diatas meja mesin pengukuran dan berdistribusi tidak normal.
dengan posisi kerja berdiri.
PT. Tekstil X terdapat pekerja HASIL DAN PEMBAHASAN
inspecting yang mengharuskan Karakteristik Responden
pekerja menggunakan kemampuan Berdasarkan hasil wawancara
matanya untuk bekerja. Sedangkan mayoritas pekerja inspecting PT.
pencahayaan pada bagian Tekstil X berusia Tidak beresiko <40
inspecting memiliki nilai intensitas tahun sebanyak 41 orang (55,4%),
pencahayaan dibawah standar yang hal ini karena dalam pekerjaan
peraturan yang berlaku. inspecting membutuhkan pekerja
Berdasarkan wawancara terhadap yang berusia belum beresiko terkena
beberapa pekerja, sebagian besar gangguan penglihatan sehingga
pekerja mengeluhkan matanya dalam melakukan proses pekerjaan
mengalami gejala kelelahan mata lebih konsentrasi, teliti dan tidak
dan adanya tanda penurunan cepat mengalami kelelahan.
ketajaman penglihatan. Perusahaan Sedangkan masa kerja mayoritas
sebelumnya belum pernah memiliki masa kerja lama ≥19,5
melakukan pemeriksaan terhadap tahun sebanyak 40 orang (54,0%),
kelelahan mata maupun ketajaman hal ini memungkinkan terjadinya
mata kepada pekerjanya. dampak kronis kelelahan mata dan
Berdasarkan uraian masalah di atas penurunan ketajaman penglihatan
“Apakah ada hubungan antara pada pekerja.
intensitas pencahayaan, kelelahan
mata, dan gangguan ketajaman Intensitas Pencahayaan
penglihatan pada pekerja bagian Tabel 1. Distribusi Frekuensi
inspecting PT. Tekstil X?” Intensitas Pencahayaan
Pekerja Inspecting PT.
METODE PENELITIAN Tekstil X Tahun 2019
Intensitas
No f %
Penelitian ini menggunakan Pencahayaan
metode analitik observasional 1 Tidak Sesuai 56 75,7
dengan pendekatan cross sectional. Standar
Populasi dalam penelitian ini adalah 2 Sesuai 18 24,3
seluruh pekerja bagian inspecting Standar
PT. Tekstil X yang berjumlah 74 Total 74 100,0
orang pekerja. Sampel dalam Berdasarkan hasil pengukuran
penelitian ini diambil dengan metode mayoritas intensitas pencahayaan

68
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

lokal tidak sesuai standar <500 lux Gangguan


sebanyak 75,7%, hal ini terjadi No Ketajaman f %
karena pekerja hanya Penglihatan
menggantungkan pada cahaya 1 Turun 64 86,5
lampu. Terdapat 12 titik lampu pada 2 Normal 10 13,5
meja mesin inspecting dan 35 titik Total 74 100,0
lampu di tempat kerja, namun hanya Berdasarkan hasil penelitian
sebagian lampu dinyalakan untuk mayoritas pekerja inspecting PT.
pekerja shift pagi, berbeda dengan Tekstil X pekerja mengalami
shift siang karena semua lampu penurunan ketajaman penglihatan
akan dinyalakan apabila sudah sebanyak 64 orang (86,5%). Hal ini
menjelang petang hari. dikarenakan kondisi pekerjaan yang
Pencahayaan lokal dari lampu pada memaksa otot mata terus bekerja
shift pagi dan siang memang selama bertahun-tahun dengan
berbeda akan tetapi hasilnya intensitas pencahayaan yang kurang
sebagian besar sama masih belum sehingga berpengaruh terhadap
memenuhi standar. Selain itu, ketajaman penglihatan pekerja.
beberapa lampu mati dan belum
diperbaiki sehingga mengandalkan Tabulasi Silang antara Usia
cahaya lampu seadanya. terhadap Kelelahan Mata Pekerja
Inspecting PT. Tekstil X
Kelelahan mata Tabel 4. Hasil Tabulasi Silang antara
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Usia terhadap Kelelahan
Kelelahan Mata Pekerja Mata Pekerja Inspecting
Inspecting PT. Tekstil X PT. Tekstil X Tahun 2019
Tahun 2019 Kelelahan Mata
Kelelahan Total
No f % No Usia Lelah Tidak
Mata f % f % f
1 Lelah 28 37,8 1 Beresiko 14 42,2 19 57,5 33
2 Tidak lelah 46 62,2 2 Tidak 14 34,1 27 65,8 41
Total 74 100,0 Beresiko
Berdasarkan hasil penelitian Berdasakan hasil penelitian
mayoritas pekerja inspecting PT. dapat diketahui proporsi pekerja
Tekstil X pekerja tidak mengalami inspecting PT. Tekstil X yang
kelelahan mata waktu reaksi <240 memilki usia tidak beresiko dengan
milidetik sebanyak 46 orang tidak mengalami kelelahan mata
(62,2%). Hal ini dikarenakan, sebesar 27 orang (65,8%). Hal
sebagian besar pekerja memiliki tersebut menunjukan bahwa pekerja
umur belum beresiko ≤40 tahun yang berusia <40 tahun menunjukan
sehingga bisa bekerja secara cepat, belum beresiko mengalami
teliti dan otot masih baik tidak cepat kelelahan mata dikarenakan masih
mengalami kelelahan. memiliki otot mata yang berfungsi
dengan baik.
Gangguan Ketajaman Penglihatan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Masa Kerja
Gangguan Ketajaman terhadap Kelelahan Mata
Penglihatan Inspecting PT. Tabel 5. Hasil Tabulasi Silang antara
Tekstil X Tahun 2019 Masa Kerja terhadap
Kelelahan Mata Pekerja

69
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Inspecting PT. Tekstil X Intensitas pencahayaan yang


Tahun 2019 sesuai standar dapat meningkatkan
Kelelahan efesiensi dalam proses penglihatan
Masa Mata Total dan dapat mengurangi risiko
No
Kerja Lelah Tidak terjadinya kelelahan mata pada
f % f % f pekerja. pekerjaan inspecting
1 Baru 10 32,2 21 67,7 31 termasuk pada pekerjaan jenis
2 Lama 18 41,8 25 58,1 43 membeda-bedakan barang-barang
Berdasakan hasil penelitian halus dengan kontras yang sedang
dapat diketahui proporsi pekerja dalam waktu yang lama sebesar
inspecting PT. Tekstil X yang 500-1000 lux.3 Adanya peningkatan
memilki masa kerja baru dengan performa penglihatan pekerja
tidak mengalami kelelahan mata setelah dilakukan intervensi
sebesar 21 orang (67,7%). Hal perbaikan intensitas pencahayaan di
tersebut menunjukan bahwa pekerja tempat kerja dan menurunkan
yang masih baru menunjukan belum proporsi pekerja yang mengalami
beresiko mengalami kelelahan mata. kelelahan mata.4
Pencahayaan yang kurang akan
Hubungan Intensitas menyebabkan pupil membesar yang
Pencahayaan terhadap Kelelahan berakibat menurunnya ketajaman
Mata penglihatan sehingga mata akan
Tabel 6. Hasil Tabulasi Silang antara sulit memfokuskan objek dan
Intensitas Pencahayaan sensitivitas terhadap kontras yang
terhadap Kelelahan Mata meningkatkan efek silau.5 Selain itu
Pekerja Inspecting PT. fotoreseptor kerucut yang
Tekstil X Tahun 2019 mengendalikan proses akomodasi
Kelelahan menjadi meningkat sehingga terjadi
Intensitas Mata Total kontraksi otot siliaris secara terus-
No menerus, maka suplai oksigen
Cahaya Lelah Tidak
f % f % f menurun dan merangsang glikolisis
1 Tidak 28 50 28 50 56 anaerob yang mengakibatkan
Sesuai penumpukan asam laktat yang
2 Sesuai 0 0 18 100 18 menyebabkan nyeri, stres dan
ρvalue = 0,001 kelelahan pada otot mata.5
koefisien korelasi = -0,408
Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Kelelahan Mata
didapatkan nilai ρvalue 0,001 Terhadap Gangguan Ketajaman
(p<0,05) yang menunjukan ada Penglihatan.
hubungan yang signifikan intensitas Tabel 7. Hasil Tabulasi Silang antara
pencahayaan dengan kelelahan Kelelahan Mata Terhadap
mata. Sedangkan, nilai koefisien Gangguan Ketajaman
korelasinya sebesar (-0,408) yang Penglihatan Pekerja
menunjukan arah hubungan negatif Inspecting PT. Tekstil X
yang bermakna semakin meningkat Tahun 2019
intensitas pencahayaan maka
semakin berkurang kelelahan mata,
sedangkan tingkat keeratan
hubungan menunjukan cukup kuat
intensitas pencahayaan dengan
kelelahan mata.

70
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Gangguan seperti mata berair, bayangan


Ketajaman Tot menjadi kabur atau ganda, bahkan
Kelelahan
No Penglihatan al mata merah disertai pusing kepala.
Mata Selain efek tersebut, pekerja yang
Turun Normal
f % f % f mengalami penurunan keajaman
1 Lelah 28 100 0 0,0 28 penglihatan hanya mengandalkan
2 Tidak 36 78,1010 21, 6 perabaan dalam bekerja, karena
Lelah 2 7 sudah tidak lagi jeli dalam melihat
ρvalue = 0,043 benang tipis, warna yang berbeda
koefisien korelasi = -0,236 secara kontras ataupun kain yang
Berdasarkan hasil penelitian sebenarnya cacat menjadi terlewat
didapatkan nilai ρvalue 0,043 tidak terinspeksi. Pada saat
(p<0,05) yang menunjukan ada pengukuran ketajaman penglihatan
hubungan yang signifikan kelelahan hampir seluruh pekerja menyatakan
mata terhadap gangguan ketajaman belum pernah memeriksakan ukuran
penglihatan. Sedangkan nilai ketajaman penglihatannya sehingga
koefisien korelasi sebesar (-0,236) para pekerja menganggap
yang menunjukan arah hubungan ketajaman matanya masih jeli dan
negatif yang bermakna semakin tidak perlu menggunakan kacamata.
meningkat kelelahan mata maka
semakin berkurang ketajaman Hubungan Intensitas
penglihatan, sedangkan tingkat Pencahayaan terhadap Gangguan
keeratan hubungan menunjukan Ketajaman Penglihatan
sangat lemah kelelahan mata Tabel 8. Hasil Tabulasi Silang antara
terhadap gangguan ketajaman Intensitas Pencahayaan
penglihatan. terhadap Gangguan
Seseorang yang mengalami Ketajaman Penglihatan
penurunan ketajaman melihatnya Pekerja Inspecting PT.
akan melakukan akomodasi lebih Tekstil X Tahun 2019
kuat dan lensa akan lebih cembung Gangguan
agar bayangan yang dilihatnya jatuh Ketajaman
Intesitas Total
tepat di retina.6 Pekerjaan inspecting Cahaya
Penglihatan
menggunakan penglihatan yang Turun Normal
dekat, saat penglihatan dekat akan f % f % f
terjadi akomodasi mata, konvergensi 1 Tidak 53 94,6 3 5,3 56
dan penyempitan pupil. Pekerja Sesuai
yang mengalami penurunan 2 Sesuai 11 61,1 7 38,8 18
ketajaman penglihatan akan terus- ρvalue = 0,001
menerus bekerja sehingga otot koefisien korelasi = 0,402
siliaris akan berkontraksi lebih dari Berdasakan uji statistik rank
kemampuannya yang spearman didapatkan nilai ρvalue
mengakibatkan kelelahan mata dan 0,001 (p<0,05) menunjukan ada
memicu penurunan ketajaman hubungan intensitas pencahayaan
penglihatan. Selain itu, pekerja terhadap gangguan ketajaman
dipaksa untuk lebih teliti dan penglihatan Sedangkan nilai
konsentrasi yang mengharuskan koefisien korelasi sebesar sebesar
akomodasi mata selama 8 jam 0,402 yang menunjukan arah
perhari. Hal ini menyebabkan hubungan positif yang bermakna
pekerja sering mengeluh mengalami semakin meningkat intensitas
keluhan gejala kelelahan mata pencahayaan maka semakin

71
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

meningkat ketajaman penglihatan, sesuai standar <500 lux 75,7%,


sedangkan tingkat keeratan dan pekerja tidak mengalami
hubungan menunjukan cukup kuat kelelahan mata 67,6%.
intensitas pencahayaan terhadap 2. Karakteristik responden
gangguan ketajaman penglihatan. mayoritas berusia <40 tahun
Intensitas pencahayaan juga (55,4%), dan masa kerja lama
menenkan jangkauan akomodasi, ≥19,5 tahun (54,0%).
apabila intensitas pencahayaan 3. Terdapat hubungan intensitas
rendah, titik jauh bergerak menjauh pencahayaan terhadap
maka kecepatan dan ketepatan kelelahan mata pada pekerja
akomodasi bisa berkurang.6 inspecting (ρvalue = 0,001).
Intensitas pencahayaan dapat 4. Terdapat hubungan kelelahan
memberikan dampak positif mata terhadap gangguan
terhadap pekerja, sehingga ketajaman penglihatan pada
memungkinkan pekerja melihat pekerja inspecting (ρvalue =
objek pekerjaan secara jelas, cepat 0,043).
dan teliti pada saat bekerja. Nilai 5. Terdapat hubungan intensitas
intensitas pencahayaan harus pencahayaan terhadap
disesuaikan dengan tingkat gangguan ketajaman
kebutuhan atau jenis pekerjaan penglihatan (ρvalue = 0,001).
untuk memelihara kesehatan mata
dan kegairahan kerja. Intensitas SARAN
pencahayaan yang baik sesuai Bagi PT. Tekstil X
standar, dapat mencegah terjadinya a. Memberlakukan kebijakan
ketegangan, kelelahan mata, pemeriksaan kesehatan secara
menghemat waktu pekerjaan berkala setiap 6 bulan sekali
sehingga memeberikan efisiensi pada bagian inspecting.
yang lebih tinggi dan meningkatkan b. Melakukan mutasi pekerja yang
produktivitas serta mengurangi memiliki penurunan ketajaman
kesulitan dan tekanan penglihatan penglihatan berat ke bagian lain.
pada pekerjaan.7 Jika pencahayaan c. Melakukan intervensi terhadap
kurang maka akan mengakibatkan pekerja yang mengalami
kelelahan mata pekerja, penurunan ketajaman mata
berkurangnya daya efesiensi kerja, dianjurkan untuk menggunakan
sakit kepala disekitar mata dan kacamata.
menyebabkan kelainan refraksi mata d. Memperbaiki segera lampu
seperti miopi, hipermetropi dan yang sudah mati.
presbiopi. Hal ini mendorong mata e. Melakukan penambahan daya
secara paksa untuk melakukan dan jumlah lampu inspecting
akomodasi maksimal agar melihat agar sesuai standar
objek secara jelas sehingga apabila pencahayaan (500-1000 lux).
intensitas pencahayaan kurang f. Melakukan perawatan
maka akan menurunkan kebersihan dinding, langit-
kemampuan ketajaman penglihatan. langit, lampu dan perangkatnya
dilakukan paling sedikit 2 kali
KESIMPULAN dalam 1 tahun.4
1. Mayoritas pekerja mengalami Bagi Pekerja inspecting
penurunan ketajaman 1. Setiap 20 menit sekali pekerja
penglihatan 86,5%, Intensitas memalingkan pandangan
pencahayaan (lokal) yang tidak kearah lain yang berjarak 20

72
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

meter selama 20 detik untuk


meminimalisir resiko kelelahan
mata.8

DAFTAR PUSTAKA
1. API. Highlight of Indonesia
Textile & Textile Product
Industry. Kementrian
Perindustrian, Badan Pusat
Statistik; 2015.
2. Yuliawan, FA. Kajian Optimasi
Untuk Meningkatkan
Profitabilitas Pada PT. Tekstil X.
Bogor: Institut Pertanian Bogor,
Fakultas Ekonomika dan Bisnis;
2009.
3. Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik
Indonesia No 5 Tahun 2018
Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan
Kerja.
4. Untimanon O, P W, BK, TL.
Visual Problems among
Electronic and Jewelry Workers
in Thailand. J Occup Health
[Online]. 2006;48:407-12 [cited
2019 July 4. Available from:
https://joh.sanei.or.jp/pdf/E48/E4
8_5_14.pdf
5. Jumini, Sri. Fisika Kedokteran.
Wonosobo: Mangkubumi; 2018.
6. Sherwood,L. Fisiologi Manusia:
dari sel ke sistem. Jakarta:EGC;
2012.
7. Budiono, S. Bunga Rantai
Hiperkes dan Keselamatan
Kerja Semarang; 2013.
8. SC, Ranganatha and Sheetu
Jailkhani. Prevalence and
Associated Risk Factor of CVS
Among The Computer Science
Students of an Engineering
college of Bengaluru-A Cross
Sectional Study. Galore
International Journal of Health
Science Reasearch Vol 4 Issue
3.;2019.

73

Das könnte Ihnen auch gefallen