Sie sind auf Seite 1von 8

Volume 3 No.

1 Maret 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta

Proses Pengendalian Kualitas Produk Reject dalam Kualitas Kontrol Pada


PT. Yasufuku Indonesia Bekasi
Aprilia Puspasari1, Dede Mustomi2 , Erlina Anggraeni³
1
Universitas Bina Sarana Informatika/Afiliasi
e-mail: aprilia.alp@bsi.ac.id
2
Universitas Bina Sarana Informatika
e-mail: dede.ddo@bsi.ac.id

³Politeknik LP3i Jakarta


e-mail: Erlinaanggraeni70@gmail.com

Cara Sitasi: Puspasari, A., Mustomi, D., & Anggraeni, E. (2019). Proses Pengendalian Kualitas Produk Reject
dalam Kualitas Kontrol Pada PT. Yasufuku Indonesia Bekasi. Widya Cipta, 3(1), 71–78.

Abstract - Quality control on reject products at PT. Yasufuku Indonesia in Bekasi is quite good, because it is in
accordance with the theory of quality control, at least reject products can be minimized. Documents that are
available are functioning properly by HR and the functions of the relevant division are still not maximal in
carrying out their duties and authority in quality control in reject products. There are still obstacles. Machine
factors that cause the production of goods with reject short material, incomplete documents that hamper the
production process goods, as well as unintentional errors in data recording and processing, the solutions that
have been made by PT. Yasufuku Indonesia in overcoming these obstacles is as follows: Provide guidance on the
types of raw materials to users so that users understand the types of raw materials needed and separate the
place of raw materials by type, Make a different identity or lot card for each type of raw material production ,
from the identity color or lot card and the place where the identity or lot card is separated each type, Solution to
overcome unintentional errors in the production process of goods so that the product is rejected because of
several factors including creating work instructions and installing them on each table or production machine
and giving directives to all machine users to follow the standards of the machine production process procedures.

Keyword: Quality Control, Product Reject, Quality Control

PENDAHULUAN kualitas, tetapi sebelumnya harus ditetapkan terlebih


dahulu standar kualitas yang harus dicapai oleh
Kualitas pelayanan dan kualitas produk untuk suatu produk agar tidak menimbulkan masalah pada
memuaskan pelanggan merupakan salah satu hal proses produksi. PT. Yasufuku Indonesia adalah
yang menjadi tujuan utama bagi setiap perusahaan sebuah perusahaan manufaktur produk-produk karet
terlebih perusahaan industri atau manufaktur. dan plastik untuk kebutuhan industri.
Banyak produk yang dihasilkan dengan berbagai Proses produksi suatu produk tidak lepas dari yang
macam jenis, mutu, serta bentuk, dimana namanya suatu masalah atau barang reject. Sering
keseluruhan tersebut diajukan untuk menarik minat kali terjadinya barang reject bisa dikarenakan dari
pelanggan, sehingga konsumen cenderung faktor manusia, mesin, bahkan materialnya. Untuk
melakukan aktivitas membeli produk tersebut. Oleh mendapatkan produk dengan kualitas terbaik maka
karena itu perusahaan dituntut agar mampu karyawan dan quality control harus bekerja sama
menciptakan produk dengan spesifikasi yang terbaik dengan baik. Dengan menghasilkan produk yang
agar kepuasan pelanggan dapat terpenuhi. Hal berkualitas baik maka akan memberikan kepuasan
tersebut menuntut perusahaan untuk dapat kepada pelanggan. Perusahaan akan terus berjalan
merumuskan kembali strategi yang ditempuh untuk dengan produk yang terbaik untuk pelanggannya.
meningkatkan kemampuan bersaing dalam kualitas Kualitas produk sangatlah penting dalam proses
produk. produksi. Jika produk yang dihasilkan oleh produksi
reject maka akan menimbulkan kerugian bagi
Perusahaan agar dapat menghasilkan produk yang perusahaan, maka quality control harus mampu
berkualitas maka harus dilakukan pengendalian mengurangi produk reject.

Diterima: 07-02-2019 Direvisi: 22-02-2019 Disetujui: 25-02-2019 71


Proses Pengendalian Kualitas Produk Reject dalam Kualitas Kontrol Pada PT. Yasufuku Indonesia Bekasi

Produk reject/cacat merupakan produk yang Menurut Feigenbaum dalam buku (Nasution, 2015)
dihasilkan dari proses produksi yang tidak mendefinisikan sebuah kualitas sebagai berikut.
memenuhi standar kualitas yang sudah ditentukan. “kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya
Standar Kualitas yang baik menurut konsumen (full customer satisfaction). Suatu produk
adalah produk tersebut dapat digunakan sesuai berkualitas apabila dapat memberi kepuasan
dengan kebutuhan mereka. Apabila konsumen sudah sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan
merasa bahwa produk tersebut tidak dapat apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk”.
digunakan sesuai kebutuhan mereka maka produk Menurut Garvin dan Davis dalam buku (Nasution,
tersebut akan dikatakan produk reject. 2015) “kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang
Produsen harus melakukan suatu tindakan lebih berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja,
lanjut untuk mengatasi permasalahan produk cacat proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi
tersebut. Produk cacat dapat dikendalikan dengan atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen”.
melalui pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas Dalam buku (Juran’s Quality Handbook, n.d.)
bukan berarti bahwa kualitas produk yang tahapan dalam proses kualitas yang dikenal dengan
dikendalikan melainkan mengendalikan proses Juran Trilogy :
produksi agar kecacatan pada produk yang a. Quality Planning merupakan suatu proses
dihasilkan tidak terjadi kembali. Pengendalian perencanaan kualitas yang digunakan untuk
kualitas itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan memenuhi kebutuhan pelanggan.
kualitas produk yang dihasilkan sebuah perusahaan b. Quality Control merupakan tahap evaluasi
dengan cara mengurangi faktor kesalahan, cacat terhadap capaian kualitas dengan rencana
produk, kegagalan, dan ketidaksesuaian spesifikasi. kualitas yang telah disusun sebelumnya.
PT. Yasufuku Rubber Industries, CO.,LTD yang c. Quality Improvement merupakan suatu proses
didirikan di kota industri Kobe Jepang pada tahun perbaikan yang dilakukan berdasarkan hasil
1963, merupakan perusahaan manufaktur produk- evaluasi.
produk karet dan plastik untuk kebutuhan industri
untuk kendaraan roda dua maupun roda empat. Atas Produk merupakan sesuatu yang dapat dirasakan
dasar kepercayaaan yang telah diberikan dari manfaatnya oleh konsumen untuk memenuhi
pelanggan yang memiliki reputasi tinggi di Jepang, kebutuhannya. Perusahaan dituntut untuk untuk
kami terus berkembang dan telah memiliki 2 lokasi menciptakan suatu produk yang sesuai dengan
pabrik di Jepang dan di 4 negara lainnya yaitu, permintaan konsumen.
Amerika Serikat, Indonesia sebagai negara ke-3
berdiri pada tahun 1995, Vietnam dan Brazil. Kami Ada delapan dimensi kualitas menurut (Garvin,
dapat beroperasi dengan baik dan lancar di kelima 2015) yang dapat digunakan untuk menganalisis
negara tersebut karakteristik kualitas barang. Dimensi-dimensi
Berdasarkan latar belakang di atas Penulis tertarik tersebut adalah:
untuk mempelajari dan mengetahui lebih dalam 1. Performa (performance) yaitu karakteristik
mengenai Pengendalian kualitas produk reject pada operasi pokok dari produk inti.
PT. Yasufuku Indonesia. Dalam proses produksi 2. Keistimewaan (features) yaitu karakteristik
terdapat masalah terhadap produk seperti mesin sekunder atau pelengkap.
yang tidak stabil sehingga membuat produk gagal, 3. Kehandalan (reliability) yaitu kemungkinan
terdapat berbagai reject seperti burry, weld line, suatu produk berfungsi secara berhasil dalam
short material. Dengan adanya quality control dapat periode waktu tertentu dibawah kondisi
mengurangi produk reject dan memberikan produk tertentu.
deng dengan kualitas yang terbaik. 4. Konformansi (conformance) yaitu tingkat
Menurut (Assauri, 2016) mengemukakan bahwa kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang
“pengendalian kualitas adalah kegiatan memastikan telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan
apakah kebijakan dalam hal kualitas (standar) dapat keinginan pelanggan.
tercermin dalam hasil akhir atau dengan kata lain 5. Daya Tahan (durability) yaitu ukuran masa
usaha untuk mempertahankan mutu atau kualitas pakai suatu produk.
dari barang-barang yang dihasilkan agar sesuai 6. Kemampuan pelayanan (service ability) yaitu
dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan karakteristik yang berkaitan dengan
berdasarkan kebijakan pimpinan”. kecepatan/kesopanan, kompetensi, kemudahan,
Menurut Deming dalam buku (Nasution, 2015) serta akurasi dalam perbaikan,
mengungkapkan bahwa kualitas : 7. Estetika (aesthetic) yaitu karakteristik
”kualitas adalah conformance to requirement, yaitu mengenai keindahan yang bersifat subjektif
sesuai dengan yang disyaratkan atau di standarkan. sehingga berkaitan dengan pertimbangan
Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan
dengan standar kualitas yang telah ditentukan. individual.
Standar kualitas meliputi bahan baku, proses
produksi dan produk jadi”.

72 Aprilia Puspasari, Dede Mustomi, Erlina Anggraeni


Widya Cipta, Volume 3 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) dihasilkan oleh perusahaan adalah spare part dan
bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan air filter. Berikut adalah bisnis proses kegiatan
pelanggan dalam mengkonsumsi produk. produksi perusahaan

Menurut (Kotler, 2017) “produk adalah segala


sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk Produk-Produk PT Yasufuku Indonesia
memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen”. Hasil produksi PT. Yasufuku Indonesia sebagai
Produk reject yaitu produk yang kondisinya rusak, berikut :
atau tidak memenuhi standar mutu yang sudah
ditetapkan, dan tidak dapat diperbaiki secara
ekonomi menjadi produk yang baik. Meskipun
secara teknis dapat diperbaiki tapi akan berakibat
biaya perbaikan jumlahnya lebih tinggi
dibandingkan dengan kenaikan nilai atau manfaat
adanya perbaikan. Produk reject sudah berwujud
produk selesai, tetapi kondisinya tidak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
Sumber: Dokumen Perusahaan
Menurut Mulyadi produk reject yaitu produk yang Gambar 1. Produk-produk PT. Yasufuku Indonesia
tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan,
yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki
menjadi produk yang baik. Produk reject berbeda
dengan sisa bahan karena sisa bahan merupakan
bahan yang mengalami kerusakan dalam proses
produksi, sehingga belum sempat menjadi produk,
sedangkan produk reject merupakan produk yang
telah menyerap biaya bahan, biaya tenaga kerja dan
biaya overhead pabrik.
Tujuh waste menurut (Shigeo Shingo, 2015) dalam
buku Pengendalian Kualitas, 2015 yaitu: Sumber: Dokumen Perusahaan
a. Reject adalah cacat atau kegagalan pada suatu Gambar 2. Produk-produk PT. Yasufuku Indonesia
proses produksi.
b. Transportationi, pergerakan dari orang,
informasi atau barang yang berlebihan METODOLOGI PENELITIAN
menyebabkan pemborosan waktu, biaya dan
usaha. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
c. Overproduction, melakukan produksi terlalu kualitatif, merupakan penelitian yang menggambar-
banyak daripada yang dibutuhkan. kan keadaan subjek atau objek berdasarkan fakta-
d. Waiting, periode yang lama terhadap fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
ketidakaktifan orang, informasi, atau barang Penelitian ini dimaksudkan untuk menunjukkan
sehingga menghasilkan idle time penanganan produk reject pada PT. Yasufuku
e. Processing, penambahan aktivitas teteapi tidak Indonesia di Kabupaten Bekasi. Kegiatan yang
memberikan nilai tambah pada produk yang dilakukan oleh penulis dengan cara mengamati
dihasilkan secara langsung objek yang diteliti. Teknik
1. Motion, pengaturan peralatan dan tempat pengumpulan data-datanya dilakukan dengan
kerja yang tidak ergonomis. observasi. Observasi yaitu cara pengumpulan data
2. Inventory, persediaan yang melampaui yang dilakukan dengan cara mengamati secara
batas pada suatu aliran proses produksi. sistematis terhadap masalah yang akan diteliti, data
Produk cacat dapat disebabkan karena hal-hal diperoleh periode Maret sampai Mei 2017. Studi
sebagai berikut : pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan
a. Produk cacat yang disebabkan oleh sulitnya cara mempelajari berbagai bentuk bahan-bahan
pengerjaannya. tertulis seperti buku-buku yang berkaitan dengan
b. Produk cacat yang sifatnya normal dalam pengiriman produk/barang.
perusahaan.
c. Produk cacat yang disebabkan kurangnya HASIL DAN PEMBAHASAN
pengendalian dalam perusahaa
d. Kegiatan usaha PT. Yasufuku Indonesia adalah Proses Pengendalian Produk Reject pada PT.
suatu badan usaha industri manufaktur yang pada Yasufuku Indonesia
prakteknya terjadi proses pengubahan bahan Sebagai perusahaan manufaktur yang berdiri
baku menjadi barang jadi. Produk yang bertahun-tahun, PT. Yasufuku Indonesia telah
melakukan tentang pengendalian kualitas pada

73
Proses Pengendalian Kualitas Produk Reject dalam Kualitas Kontrol Pada PT. Yasufuku Indonesia Bekasi

produk reject untuk kegiatan produksi perusahaan a. Melaksanakan proses produksi dengan prosedur
guna memenuhi permintaan pelanggan. Bagian berdasarkan target kualitas perusahaan,
quality pada PT. Yasufuku Indonesia yang mengoperasikan mesin dan mengolah serta
bertanggung jawab untuk melakukan pengendalian mengontrol proses produksi.
kualitas pada perusahaan dalam kegiatan produksi. b. Melaporkan ke bagian QC jika terjadi abnormal
Mulai dari melakukan inspeksi terhadap produk pada proses produksi yang menyebabkan produk
yang sudah di produksi, proses pengendalian produk reject.
jika ada yang reject pada bagian produksi.
Dokumen-dokumen yang terkait dalam
Pengendalian kualitas pada produk reject merupakan pengendalian kualitas pada produk reject pada
usaha-usaha yang dilakukan perusahaan untuk PT. Yasufuku Indonesia di Bekasi adalah sebagai
mengambil keputusan yang diambil sehingga berikut :
kualitas akan produksi barang dapat dilakukan Penelitian penulis kali ini adalah mengenai
secara optimal dengan resiko reject yang sekecil pengendalian kualitas pada produk reject pada PT.
mungkin. Yasufuku Indonesia di Bekasi. Berikut beberapa
Tujuan dari pengendalian kualitas ini adalah dokumen yang terkait dalam pengendalian kualitas
menyidik dengan cepat sebab-sebab terduga atau produk reject pada PT. Yasufuku Indonesia di
pergeseran proses sedemikian hingga penyelidikan Bekasi yaitu :
terhadap proses itu dan tindakan pembetulan dapat 1. Work Instruction (WI)
dilakukan sebelum terlalu banyak produk yang tidak Work Instruction atau yang sering disebut WI pada
sesuai standar produk yang di inginkan. Tujuan bagian Quality Control yaitu suatu panduan
akhir pengendalian kualitas adalah menyingkirkan (pedoman) yang menjelaskan mengenai kegiatan
produk reject dalam proses. atau proses yang harus dilakukan (kerjakan). Setiap
karyawan atau operator finishing sebelum
melakukan pekerjaannya harus menyiapkan atau
Fungsi Yang Terkait Dalam Pengendalian mengambil work instruction atau WI seperti standar
Kualitas Pada Produk Reject Pada PT. Yasufuku kerja pada perusahaan. Dengan adanya work
Indonesia di Bekasi instruction, operator sebelum bekerja harus melihat
Divisi yang terkait dalam pengendalian kualitas pada dan memahami work instructionnya terlebih dahulu,
produk reject pada PT. Yasufuku Indonesia di agar memahami semua jenis reject yang ada pada
Bekasi adalah sebagai berikut : produk itu sendiri, dan tidak terjadi masalah pada
1. Manajer Quality Assurance saat melakukan finishing produk. Dengan adanya
Memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut : Work instruction memudahkan operator untuk
a. Memiliki tugas pokok dalam perencanaan melakukan pekerjaannya. WI juga dapat berubah
prosedur jaminan kualitas suatu produk atau jika terjadi masalah yang berulang.
jasa. Tahapan akhir dari WI adanya form record atau
b. Menafsirkan dan menerapkan standar laporan yang memuat kegiatan dari aktivitas yang
jaminan kualitas. telah dilakukan. Adanya form ini akan memudahkan
c. Mengevaluasi kecukupam standar jaminan dalam melakukan monitoring atau evaluasi terhadap
kualitas. aktivitas. Laporan kegiatan akan memberikan
d. Meninjau pelaksanaan dan efisiensi kualitas manfaat pada traceability (penelusuran) apabila ada
dan inspeksi sistem agar berjalan sesuai permasaalahan yang muncul diakibatkan karena
rencana, melaksanakan dan memantau kesalahan proses.
pengujian produk dan inspeksi bahan dan 2. Laporan Penanggulangan Masalah
produk untuk memastikan produk jadi. Laporan penanggulangan masalah adalah laporan
e. Menganalisa kegagalan produksi, yang digunakan untuk melaporkan masalah-masalah
mendiskusikannya dengan bagian-bagian yang terjadi dalam proses pengendalian kuaitas
terkait serta mencari sebab dan jalan produk. Laporan ini di buat oleh bagian quality
keluarnya. control yang berisi nomor barang, nama barang,
2. Quality Control nomor order, dan tipe barang. Dalam laporan
Memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut : penanggulangan masalah harus dijelaskan apa
a. Melakukan pemantauan proses produksi dari penyebab dari masalah barang tersebut (problem
awal proses sampai barang jadi. analisis) quality harus menganalisis masalah yang
b. Memberitahukan kepada supervisor QC terjadi dan penyebab utama terjadinya masalah
apabila ada ketidaksesuaian proses. barang.
c. Meluluskan produk jadi. Masalah tersebut bisa dari faktor manusia (operator),
d. Melakukan pengambilan sample per produk. mesin, metode, maupun material. Quality harus
e. Membuat laporan pengamatan proses harian. memberikan preventive action (tindakan
3. Operator Produksi pencegahan) guna meminimalisir barang reject.
Memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut : Dokumen ini di tanda tangi oleh inspector,
supervisor quality assurance dan manajer quality.

74 Aprilia Puspasari, Dede Mustomi, Erlina Anggraeni


Widya Cipta, Volume 3 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791

3. Laporan Abnormal (Abnormal Report) Laporan sortir atau rework digunakan untuk
Laporan abnormal adalah laporan yang digunakan mengetahui produk yang reject. Laporan ini dibuat
jika terdapat keanehan terhadap suatu produk. oleh bagian terkait serta menjelaskan masalah yang
Laporan abnormal dikeluarkan jika ada produk terjadi pada produk tersebut serta data reject produk.
dengan jenis reject tertentu. Laporan ini dibuat oleh 7. Tag Part Reinspeksi QA
bagian produksi yang ditujukan kepada bagian Tag part reinspeksi QA digunakan jika part tersebut
quality untuk mendapatkan tanggapan atau proses terdapat jenis reject dalam proses produksi barang
selanjutnya dari barang tersebut. dan dikembalikan lagi ke bagian produksi serta
a. Seksi yang mengeluarkan, laporan abnormal bagaimana cara untuk melakukan perbaikannya.
dikeluarkan jika terdapat jenis abnormal produk
seperti abnormal bagian dimensi, appearance, Prosedur Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
material dan lain–lain. Dalam seksi ini Pengendalian Kualitas
menjelaskan masalah–masalah yang terjadi pada
produk tersebut dan mencantumkan total reject
barang tersebut beserta sample produk reject dan
diserahkan ke seksi QA.
b. Seksi QA, memberikan tanggapan atau komentar
terhadap laporan abnormal produk yang telah
diterima dari bagian sebelumnya. QA juga harus
segera memberikan keputusan yang diambil
terhadap produk misalnya produk tersebut akan
di repair, scrap, atau special acceptance.
c. Seksi yang melakukan, harus menjelaskan cara
melakukan tindakan terhadap produk tersebut
dengan cara repair. Setelah dilakukan perbaikan
berapa jumlah produk yang OK dan produk yang
reject.
d. Seksi yang mengeluarkan, memverifikasi hasil
dari hasil produk repairan tersebut dan di cek
oleh bagian quality. Jika produk tersebut OK
maka bisa dilanjutkan produksi barang tersebut.
e. Laporan abnormal yang asli disimpan oleh
bagian QA sedangkan duplikatnya disimpan di
bagian seksi yang terkait.
4. Laporan Barang Yang Dimusnahkan (Scrap
Report)
Laporan barang yang dimusnahkan atau
dihancurkan, berisi nama dan nomor produk, lot
produksi, pihak yang mengeluarkan, material, jenis
reject, jumlah produk serta harga dari produk
tersebut. Laporan ini harus menjelaskan alasan
kenapa produk tersebut untuk dihancurkan atau
dimusnahkan, alasan tersebut harus jelas dan masuk
akal, serta menggambarkan produk tersebut, serta
melampirkan sample, dokumen dan lain-lain. Sumber Dokumentasi Perusahaan
Quality Assurance harus mengetahui serta
menyetujui laporan tersebut tentang produk yang Gambar 3. Prosedur Tindakan Perbaikan Pengendalian
akan dimusnahkan. Laporan ini juga harus disetujui kualitas
oleh bagian PPIC untuk menghitung data produk
baik stock yang ada diproduksi jika ada pemusnahan Deskripsi Prosedur Tindakan Perbaikan dan
produk. Pencegahan:
5. Ledger Abnormal 1. Supervisor seksi yang mengeluarkan CAR,
Ledger abnormal sebuah form yang berisi nomor melakukan
laporan, nomor produk, nama produk, permasalahan, 2. identifikasi masalah atau ketidaksesuaian,
tanggal dikeluarkannya laporan, tanggal penyelesai- dilengkapi dengan data sample jika diperlukan,
an. Digunakan untuk mencatat produk dengan lalu mendeskripsikan ke dalam CAR dan
keadaan abnormal, laporan ini di buat oleh bagian diberikan ke atasannya, untuk diketahui dan
yang terkait dan diberikan kepada quality. disetujui. Khusus untuk kondisi yang terkait
6. Laporan sortir (Sorting atau Rework Report) dengan masalah mutu produk, bagian Marketing
dapat menggunakan dokumen dari kustomer

75
Proses Pengendalian Kualitas Produk Reject dalam Kualitas Kontrol Pada PT. Yasufuku Indonesia Bekasi

apabila menyangkut keluhan pelanggan yang melakukan atau MR akan melakukan peninjauan
tertulis dari customer. (verifikasi) terhadap tindakan yang sudah
Jika teridentifikasi potensi masalah, maka WI dilakukan sesuai dengan CAR, berikut periode
untuk mengeluarkan CAR tidak dapat waktunya. Khusus CAR yang dikeluarkan
dipergunakan. Tindakan diambil untuk marketing, verifikasi dilakukan oleh bagian QA.
pencegahan (Preventive Action) terhadap Apabila ada perbaikan dan tindakan yang
kondisi: diambil efektif, maka dianggap “close” dan jika
a. Jika nilai dimensi produk ada kecenderungan sebaliknya, tindakan yang diambil efektif, maka
akan keluat dari standar. dianggap ”open”. Lalu diberikan kepada
b. Nilai CPK berkisar antar 1.33 > CPK > 1 atasannya untuk diketahui dan disetujui.
c. Hasil internal audit dan eksternal audit yang 8. CAR yang sudah selesai diberikan ke seksi QA
termasuk kategori OI (Opportunity untuk diberi Nomor Laporan dan dimasukkan
Improvement). dalam ledger. Masing–masing seksi yang
d. Penyimpanan terhadap peraturan dan berhubungan melakukan perubahan terhadap
persyaratan lain yang terkait dengan aspek standarisasi (jika diperlukan) mengacu pada
lingkungan, termasuk kebijakan, manual dan Prosedur Pengendalian Proses atau Produk.
prosedur. Khusus untuk kustomer report (dokumen dari
e. Penyimpanan terhadap pelaksanaan sistem kustomer) penomoran laporan dikontrol oleh
manajemen mutu dan lingkungan, termasuk bagian marketing.
kebijakan, manual dan prosedur.
f. Adanya permintaan dari pihak luar, akibat Prosedur Penanganan Produk Tidak Sesuai
tidak baiknya kinerja perusahaan dalam dalam Pengendalian Kualitas
mengelola aspek lingkungan, sehingga
merugikan pihak luar.
g. Setiap insiden lingkungan yang dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan, atau
dampak terhadap lingkungan.
h. Hasil Audit Mutu dan Lingkungan yang
berpotensi “Unsafe Condition atau Unsafe
Action “
3. CAR diserahkan ke seksi yang bertanggung
jawab atau dokumen dari kustomer diserahkan ke
seksi GA khusus untuk tindakan pencegahan
yang tidak memerlukan perbaikan dan yang
berkaitan dengan masalah lingkungan pelaporan
dilakukan kepada M.R.
4. Supervisor seksi bertanggung jawab atau M.R,
melakukan tindakan perbaikan sementara dengan
membentuk team, contoh :
a. Melakukan penambahan point pengecekan
terhadap produk.
b. Stop line (jika dipandang perlu)
c. Trouble Shooting
5. Supervisor atau M.R beserta team melakukan
analisa penyebab masalah dengan menggunakan
salah satu metode namun tidak terbatas, dibawah
ini :
a. Statifikasi
b. Diagram Batang
c. Diagram Pareto
d. Diagram Tulang Ikan
e. 4W 1H
6. Supervisor dan team melakukan perbaikan
setelah pokok permaslahan sudah diketahui.
Perbaikan banyak mengarah terhadap metode,
sistem dan proses, dan diberikan keatasannya
untk diketahui dan disetujui. Sumber: Dokumen Perusahaan
7. Counter measure untuk Car yang diperbaikannya
dilakukan, diserahkan keseksi yang Gambar 4. Prosedur Penanganan Produk Tidak Sesuai
mengeluarkannya. Supervisor seksi yang dalam Pengendalian Kualitas

76 Aprilia Puspasari, Dede Mustomi, Erlina Anggraeni


Widya Cipta, Volume 3 No. 1 Maret 2019
P-ISSN 2550-0805 E-ISSN 2550-0791

Prosedur penanganan produk tidak sesuai dalam diinjeksikan kedalam cavity mengeras terlebih
pengendalian kualitas dimulai dari operator seksi dahulu sebelum memenuhi cavity.
yang menemukan mengidentifikasikan produk,
selanjutnya dilaporkan kepada supervisor untuk 2. Dokumen tidak lengkap sehingga menghambat
dideskripsikan terhadap laporan abnormal, isi kolom proses produksi karena beberapa faktor
yang tersedia sesuai informasi yang diperoleh dan diantaranya:
dilakukan konfirmasi ke Division Head atau a. terdapat identitas atau lot card yang sama
Managernya. Beri identitas produk yang tidak sesuai pada jenis bahan baku yang berbeda sehingga
dengan “Tag Defect Product” warna merah dan terjadi pencampuran bahan baku yang
keluarkan abnormal tersebut ke bagian QA. QA menyebabkan part tersebut menjadi reject.
Manager menganalisa dan mendisposisi kondisi b. Identitas atau lot card tidak ada sehingga
produk tidak sesuai, serta memutuskan dan bagian produksi perlu melakukan analisa dan
menentukan seksi yang akan melakukan tindakan menunggu keputusan dari bagian PPIC untuk
perbaikan. menggunakan bahan baku.
c. Kesalahan yang tidak disengaja dalam proses
Supervisor seksi yang melakukan menerima laporan produksi barang sehingga produk tersebut
abnormal dan tindakan sesuai disposisi yang reject karena beberapa faktor diantaranya
ditentukan oleh QA manager. Operator seksi yang yaitu SDM yang tidak mengikuti prosedur
melakukan langsung mengerjakan sesuai intruksi dalam proses produksi barang.
yang diberikan lalu catat hasil setelah dilakukan
tindakan dan “defect produk” dikeluarkan dari Solusi-solusi yang telah dilakukan PT. Yasufuku
produk. Berikan laporan abnormal terhadap kepala Indonesia dalam mengahadapi hambatan-hambatan
divisi atau manager untuk diketahui dan atas proses produksi barang adalah:
dikonfirmasi lalu bawa produk yang sudah 1. Meninjau kembali desain cetakan serta mensuply
dilakukan tindakan beserta laporan abnormal ke material harus berkelanjutan jangan sampai ada
supervisor seksi yang mengeluarkan untuk verifikasi jeda dalam pemberian material, jika masalahnya
hasilnya. Berikan laporan abnormal yang sudah pada material maka bisa diganti dengan material
komplit proses kepada kepala divisi atau manager yang nilai MFR lebih tinggi serta melakukan
untuk diketahui dan dikonfirmasi. pemeliharaan dan perawatan mesin produksi
setiap bulannya.
QA manager melakukan konfirmasi terhadap standar 2. Solusi untuk mengatasi terhambatnya proses
yang ada untuk diambil keputusan terhadap produk produksi yang disebabkan oleh beberapa faktor
yang tidak sesuai. Jika terjadi scrap, maka QA diantaranya :
manager langsung memberikan keputusan scrap a. Memberikan pengarahan tentang jenis-jenis
kedalam kolom verifikasi hasil dan tanda tangan. bahan baku kepada pengguna agar pengguna
Spesial Acceptance (konsesi) Internal maka QA memahami jenis bahan baku yang dibutuhkan
manager langsung memberikan keputusan SA dan memisahkan tempat bahan baku
kedalam kolom verifikasi hasill dan tanda tangan. berdasarkan jenisnya.
SA (konsesi) persetujuan kostumer maka QA b. Membuat identitas atau lot card yang berbeda
manager meminta persetujuan kostumer untuk untuk setiap jenis bahan baku produksi , dari
memberikan keputusan kedalam kolom verifikasi warna identitas atau lot card dan tempat
hasil dan tanda tangan. Apabila produk tidak sesuai identitas atau lot card di pisahkan setiap
diputuskan untuk di scrap, mengacu pada work jenisnya.
instruction cara mengeluarkan laporan scrap dan 3. Solusi untuk mengatasi kesalahan yang tidak
mengisi laporan scrap. Laporan abnormal/laporan disengaja dalam proses produksi barang sehingga
scrap yang sudah selesai diberikan ke seksi QA produk tersebut reject karena beberapa faktor
untuk diberi nomor laporan dan disimpan, yang asli diantaranya membuat work instruction dan
disimpan oleh seksi QA sedangkan yang fotokopi memasangnya pada setiap meja atau mesin
disimpan oleh masing-masing seksi yang produksi serta memberi arahan kepada semua
bersangkutan. pengguna mesin untuk mengikuti standar
prosedur proses produksi mesin.
Kendala-kendala yang sering dihadapi dalam proses
produksi barang pada PT. Yasufuku Indonesia
yakni:
KESIMPULAN
1. Faktor mesin yang menyebabkan produksi
barang dengan reject short material, Short Sistem pengendalian kualitas pada produk reject
material adalah suatu kondisi dimana plastik atau pada PT. Yasufuku Indonesia di Bekasi sudah cukup
karet leleh yang akan diinjeksikan kedalam baik, karena sudah sesuai dengan teori pada
cavity tidak mencapai kapasitas yang ideal atau pengendalian kualitas setidaknya produk reject dapat
sesuai settingan mesin. Sehingga plastik yang diminimalisir. Dokumen yang sudah tersedia di-

77
Proses Pengendalian Kualitas Produk Reject dalam Kualitas Kontrol Pada PT. Yasufuku Indonesia Bekasi

fungsikan dengan benar oleh SDM dan fungsi dari Berkesinambungan. Jakarta: PT Rajagafindo
divisi terkait masih kurang maksimal dalam Persada.
menjalankan tugas dan wewenangnya dalam Garvin. (2015). pengendalian kualitas. Juran’s
pengendalian kualitas pada produk reject dan juga Quality Handbook. (n.d.).
masih terdapat kendala-kendala adalah sebagai Kotler, P. (2017). Manajemen Pemasaran. Jakarta:
berikut, Faktor mesin yang menyebabkan produksi Pearson Education.
barang dengan reject short material, dokumen yang Nasution, N. (2015). Dasar - Dasar Manajemen
tidak lengkap sehingga menghambat proses produksi Produksi. BPFE Yogyakarta.
barang, serta kesalahan yang tidak disengaja dalam Shigeo Shingo. (2015). Pengendalian Kualitas.
pencatatan dan pemrosesan data.Solusi-solusi yang
telah dilakukan managemen PT. Yasufuku Indonesia
dalam mengatasi kendala-kendala tersebut adalah PROFIL PENULIS
sebagai berikut Memberikan pengarahan tentang
jenis-jenis bahan baku kepada pengguna agar Aprilia Puspasari, Dosen pada Universitas Bina
pengguna memahami jenis bahan baku yang Sarana Informatika, awal karir 2010 sampai dengan
dibutuhkan dan memisahkan tempat bahan baku sekarang aktif mengajar di berbagai kampus
berdasarkan jenisnya, Membuat identitas atau lot diantaranya Bekasi, Cikarang, Karawang dan
card yang berbeda untuk setiap jenis bahan baku Cibitung. Lulus Pasca Sarjana tahun 2013 dari
produksi, dari warna identitas atau lot card dan Universitas BSI Bandung Jurusan Manajemen.
tempat identitas atau lot card di pisahkan setiap Mengajar berbagai mata kuliah yang berhubungan
jenisnya, Solusi untuk mengatasi kesalahan yang dengan bidang Ekonomi, Manajemen dan
tidak disengaja dalam proses produksi barang Akuntansi.
sehingga produk tersebut reject karena beberapa
faktor diantaranya membuat work instruction dan Dede Mustomi, Dosen pada Universitas Bina Sarana
memasangnya pada setiap meja atau mesin produksi Informatika mengajar dari tahun 2013 pada kampus
serta memberi arahan kepada semua pengguna Cibitung, Karawang, Cikarang, Lulus Pasca Sarjana
mesin untuk mengikuti standar prosedur proses pada Universitas Tri Sakti Jurusan Manajemen,
produksi mesin. mengajar bidang studi Manajemen, Character
Building, Entrepreneur dan Bahasa Inggris.

REFERENSI Erlina Anggraeni, Mahasiswa Lp3i Jakarta Jurusan


Administrasi Kantor.
Assauri, S. (2016). Manajemen Operasi Produksi
Pencapaian Sasaran Organisasi

78 Aprilia Puspasari, Dede Mustomi, Erlina Anggraeni

Das könnte Ihnen auch gefallen