Sie sind auf Seite 1von 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/308983703

Pembelajaran Pengantar Fisika Kuantum dengan Memanfaatkan Media Phet


Simulation dan LKM Melalui Pendekatan Saintifik: Dampak pada Minat dan
Penguasaan Konsep Mahasiswa

Article · April 2016


DOI: 10.24042/jpifalbiruni.v5i1.105

CITATIONS READS

32 823

1 author:

Antomi Saregar
Universitas Islam Negeri Raden Intan, Lampung
32 PUBLICATIONS   151 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Higher Order Thinking Skills View project

All content following this page was uploaded by Antomi Saregar on 11 October 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


P-ISSN: 2303-1832 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 05 (1) (2016) 53-60
e-ISSN: 2503-023X https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-biruni/index
Maret 2016

PEMBELAJARAN PENGANTAR FISIKA KUANTUM DENGAN


MEMANFAATKAN MEDIA PHET SIMULATION DAN LKM
MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK: DAMPAK PADA
MINAT DAN PENGUASAAN KONSEP MAHASISWA

INTRODUCTION STUDY USING QUANTUM PHYSICS MEDIA


PHET SIMULATION AND LKM (STUDENT WORKSHEET)
THROUGH SCIENTIFIC APPROACH: IMPACT ON INTEREST
AND CONCEPT MASTERING OF STUDENTS
Antomi Saregar
Pendidikan Fisika, FTK IAIN Raden Intan Lampung; e-mail: antomisaregar@radenintan.ac.id

Abstract: This study aims to encourage and increase student mastery of concepts on Physics Education
Study Program, Quantum Physics subject in wave particle duality, the odd semester of the academic year
2015/2016, using PhET simulations shaped media through a scientific approach. The research method
uses a Class Action Research. The results of the implementation of the act of learning physics simulation
assisted with the PhET and LKM scientific approach, it can be concluded that: 1) The interest of students
during the learning with media-assisted PhET and LKM scientific approach, increased in each cycle. The
percentage interest of students in the cycle I until cycle III are 73.33%, 86.66% and 90%; 2) the students
mastering of concepts generally increasing, although is not significant. On average the mastery of the
concepts of physics students with scientifically-assisted learning of PhET simulations and LKM of the first
cycle until. the third cycle in a row is 62.3; 79.6; and 80.3

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan penguasaan konsep mahasiswa Program
studi Pendidikan Fisika, mata kuliah Fisika Kuantum materi dualisme gelombang partikel, semester ganjil
tahun ajaran 2015/2016, dengan menggunakan media berbentuk simulasi PhET melalui pendekatan
saintifik. Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Hasil pelaksanaan tindakan
pembelajaran fisika dengan pendekatan saintifik berbantu simulasi PhET dan LKM, maka dapat
disimpulkan bahwa: 1) Minat mahasiswa selama pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantu media
PhET dan LKM, mengalami peningkatan pada setiap siklus. Persentase minat mahasiswa pada siklus I s.d.
siklus III berturut-turut adalah 73,33%, 86,66%, dan 90%; 2) penguasaan konsep mahasiswa secara umum
trennya terus meningkat, walaupun tidak terlalu signifikan. Rata-rata penguasaan konsep fisika mahasiswa
dengan pembelajaran saintifik berbantu simulasi PhET dan LKM dari siklus I s.d. siklus III berturut- turut
adalah 62,3; 79,6; dan 80,3.

© 2016 Pendidikan Fisika FTK IAIN Raden Intan Lampung

Kata kunci: dualisme gelombang partikel, laboratorium virtual, minat dan penguasaan konsep, pendekatan
saintifik, PhET simulation,

PENDAHULUAN perkuliahan bagi mahasiswa calon Guru,


Fisika merupakan salah satu mata yang akan mengisi pos-pos sebagai
pelajaran dalam rumpun sains yang sangat pendidik tingkat satuan pendidikan
erat kaitannya dengan kehidupan sehari- dibawah Perguruan Tinggi diantaranya,
hari manusia. Program Studi (Prodi) Guru Fisika di SMA/MA sederajat,
Pendidikan Fisika, merupakan salah satu maupun Guru IPA di SMP/MTS
Prodi yang ada dilingkungan Fakultas sederajat. Mahasiswa Program Studi
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Pendidikan Fisika umumnya menganggap
Lampung. Prodi ini, melaksanakan Mata Kuliah Fisika kuantum merupakan
54 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 05 (1) (2016) 53-60

salah satu mata kuliah dijenjang science, Berarti bahwa seorang Pendidik
perguruan tinggi, yang tergolong sulit sains memiliki tanggung jawab dalam
untuk dipahami, sehingga mahasiswa mengeksplor pendekatan pembelajaran
sebagian besar kurang berminat dalam yang efektif untuk meningkatkan minat
proses pembelajaran dikelas. Hal ini siswa dalam belajar.
berakibat nilai mata kuliah mahasiswa Kompetensi dasar yang harus
pada semester ganjil tahun pelajaran dicapai mahasiswa pada materi dualisme
2014/2015 sebagian besar bernilai dengan gelombang-partikel adalah menganalisis
huruf mutu C. secara konsep kegagalan fisika klasik dan
Berdasarkan hasil pre-test diperoleh kelahiran fisika kuantum. Adapun untuk
data bahwa nilai rata-rata pre-test mata mencapai tujuan pembelajaran pada
kuliah Fisika Kuantum untuk materi materi dualisme gelombang-partikel,
dualisme geolmbang partikel, mahasiswa diperlukan pendekatan pembelajaran yang
kelas A semester ganjil tahun pelajaran mampu meningkatkan minat dan
2015/2016 adalah 67,18 dengan distribusi penguasaan konsep mahasiswa.
nilai yang tidak homogen. Fakta hasil Pendekatan dalam pembelajaran
obsevasi, bahwa mahasiswa kelas A memiliki dua jenis menurut Nasution
tersebut, berjumlah 30 mahasiswa. (2013), yaitu: pendekatan pembelajaran
Mahasiswa di kelas tersebut, diantaranya yang berorientasi atau berpusat pada
terdapat 21 mahasiswa, tergolong siswa (student centered approach) dan
mahasiswa yang kurang aktif dan antusias pendekatan pembelajaran yang berorien-
dalam pembelajaran di kelas. Hal ini tasi atau berpusat pada pendidik (teacher
disebabkan karena beberapa faktor. centered approach). Hasil penelitian yang
Diantara gejala yang tampak pada diri sudah di publikasikan, mengungkap
mahasiswa dalam pembelajaran sebagai bahwa pendekatan yang berorientasi pada
berikut: 1) Mahasiswa kurang antusias siswa. secara umum lebih efektif dalam
mengikuti pembelajaran; 2) Mahasiswa meningkatkan minat dan penguasaan
tidak mampu memahami pelajaran dengan konsep peserta didik baik dijenjang
baik ketika dosen mengajar hanya dengan perguruan tinggi (mahasiswa), maupung
metode ceramah, disisi lain konten materi jenjang dibawahnya (siswa). Pendekatan
pelajaran fisika kuantum umumnya yang dimaksud diantaranya: pendekatan
berkarakteristik abstrak, dan banyak Kontekstual (Saregar, dkk., 2013), dan
penurunan persamaan dalam Pendekatan Saintifik (Siswanto, dkk.,
mengkomfirmasi suatu teori. Sedangkan 2014; Sari, K.A. 2015).
yang tampak pada Dosen saat Kurikulum 2013 merupakan
pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) kurikulum yang secara resmi diterapkan
pendekatan pembelajaran dan media yang oleh pemerintah mulai tahun 2013 di
digunakan kurang bervariasi, dan sebagian sekolah di Indonesia sebagai
cederung kurang mampu menjangkau project percontohan. Kurikulum 2013
kedalaman materi yang disampaikan; 2) menghendaki para peserta didik untuk
Dosen mendominasi kegiatan belajar mempelajari suatu prinsip dan konsep
mengajar, sehingga berdampak pada tidak fisika melalui pendekatan saintifik. Dalam
terjadinya interaksi yang baik antara hal ini, pendekatan saintifik merupakan
Dosen dan mahasiswa dalam proses pendekatan pembelajaran yang berpusat
pembelajaran. (Fen Lin, dkk. 2016) pada peserta didik. Berdasarkan isi
menyatakan, “science educators have the Permendikbud No. 81 A Tahun 2013,
responsibility to explore effective tentang pembelajaran dengan
approaches for enhancing students’ menggunkan pendekatan saintifik, peserta
interest in and enjoyment of learning didik mengkonstruksi kognitif bagi
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 05 (1) (2016) 53-60 55

dirinya sendiri. Pendekatan saintifik Salah satu aplikasi laboratorium


dalam pembelajaran merupakan proses virtual adalah simulasi Physics Education
ilmiah, dengan langkah-langkah seperti, Technology (PhET). The PhET Team
mengamati (observing), menanya (2015) menjelaskan bahwa PhET adalah
(questioning), mencoba (applying), situs yang menyediakan simulasi
menalar (sinteshis), dan pembelajaran fisika, biologi, kimia, dan
mengomunikasikan (communication). matematika, yang diberikan secara gratis
Pendekatan ini dipandang paling sesuai oleh Universitas Colorado untuk
dalam pengembangan minat dan kognitif kepentingan pembelajaran di kelas atau
peserta didik. dapat digunakan untuk kepentingan
Perkembangan instrumen teknologi belajar individu. Simulasi dirancang
pendidikan global yang sangat pesat, secara interaktif, sehingga penggunanya
secara tidak langsung berpengaruh dapat melakukan pembelajaran secara
terhadap perkembangan proses kegiatan langsung.
belajar mengajar (KBM) di Indonesia. Hal Kelemahan dari PhET simulation
ini tampak dengan adanya upaya-upaya dalam pembelajaran, yakni belum
pembaharuan pemanfaatan teknologi dilengkapinya dengan lembar kerja
dalam proses KBM oleh pendidik (dosen mahasiswa (LKM). Mengatasi kelemahan
dan guru). tersebut, terdapat beberapa jurnal yang
Perkembangan TIK menjadi potensi mempublikasikan hasil pengembangan
yang sangat besar untuk meningkatkan LKM, dalam pemanfaatan PhET
kualitas pendidikan (Choiron, 2013). simulation. Diantaranya Sari, dkk. (2015),
Seiring dengan pesatnya perkembangan berhasil mengembangkan lembar kerja
ilmu pengetahuan dan teknologi, media peserta didik berbasis PhET dengan hasil
elektronik dapat menjadi solusi dari validasi sangat menarik, mudah, dan
kendala yang ditemui oleh pendidik dan sangat bermanfaat, serta produk efektif
peserta didik saat melakukan sebagai media pembelajaran dengan
pembelajaran dengan konten materi yang persentase penguasaan konsep peserta
berkarakteristik abstrak. Percobaan yang didik lebih dari 80% telah mencapai
sulit dilakukan di laboratorium real, yang kelulusan dalam aspek kognitif dan
umumnya disebabkan minimnya alat-alat afektif.
praktikum yang memadai, dapat Berdasarkan hal tersebut, simulasi
dilakukan menggunakan media PhET yang dilengkapi dengan lembar
laboratorium virtual yang dijalankan kerja mahasiswa (LKM) membuat
dengan komputer. Saregar dkk (2013) pembelajaran lebih menarik, sehingga
mengemukakan bahwa, tujuan memungkinkan dapat meningkatkan
penggunaan media berbasis laboratorium minat peserta didik untuk belajar fisika
virtual adalah agar mempermudah dan akhirnya diharapkan dapat
mengkomunikasikan dan membangun meningkatkan penguasaan konsep peserta
konsep tentang konten materi fisika yang didik.
bersifat abstrak. Selain itu, peserta didik Efektivitas pemanfaatan PhET
juga diharapkan mampu mengaplikasikan sebagai media pembelajaran, sudah
pengetahuan yang telah diperolehnya pernah dikemukakan dalam beberapa
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan hasil penelitian diantaranya: 1) Adam
demikian, penguasaan konsep yang dkk. (2008) mengemukakan bahwa,
dicapai tentunya dapat lebih bermakna simulasi PhET mampu memvisualisasikan
dan peserta didik mempunyai tujuan yang dengan baik konsep materi yang awalnya
nyata dalam mengikuti pembelajaran. sulit untuk dipahami ketika pembelajaran
disajikan dengan metode ceramah; 2)
56 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 05 (1) (2016) 53-60

Prihatiningtyas, dkk. (2013), diketahui METODE PENELITIAN


bahwa hasil belajar dengan menggunakan Penelitian ini dilakukan di Program
PhET Simulation lebih efektif Studi Pendidikan Fisika FTK IAIN Raden
dibandingkan dengan KIT sederhana Intan Lampung, menggunakan prosedur
dalam membantu peserta didik memahami penelitian tindakan kelas (Classroom
konsep untuk konten fisika yang bersifat Action Research) dengan proses kajian
abstrak. Penggunaan KIT sederhana berdaur yang terdiri dari 4 komponen
membutuhkan waktu relatif lebih lama pokok yang dikembangkan oleh Kemmis
karena KIT harus dirangkai terlebih dan Mc Taggart, yang bersumber dari
dahulu sebelum siap digunakan, model PTK Kurt Lewin.
dibandingkan pembelajaran dengan PhET Tahapan awal yang harus dilakukan
Simulation yang praktis dan adalah perencanaan awal (planning),
menyenangkan; 3) Pembelajaran yang yakni menyiapkan perangkat-perangkat
memanfaatkan simulasi PhET diperoleh yang akan digunakan dalam
hasil belajar peserta didik lebih baik pembelajaran, kemudian dilakukan
daripada peserta didik yang tanpa tindakan (acting) dan pengamatan
menggunakan simulasi PhET (Nur, 2013). (observing). Selanjutnya dilakukan
Berdasarkan uraian masalah di atas, refleksi (reflecting) terhadap hasil
maka peneliti menganggap perlu pengamatan serta hasil tindakan yang
melakukan penelitian tindakan kelas telah dilakukan, biasanya muncul
(PTK), dengan judul, “Pembelajaran permasalahan yang perlu mendapat
pengantar Fisika Kuantum dengan perhatian, sehingga pada gilirannya perlu
memanfaatkan Media PhET Simulation dilakukan perencanaan ulang, tindakan
dan LKM melalui Pendekatan Saintifik: ulang, pengamatan ulang, serta diikuti
Dampak Pada Minat dan Penguasaan pula dengan refleksi ulang. Demikian
Konsep Fisika Mahasiswa”. Tujuan dari langkah-langkah kegiatan terus berulang
penelitian ini adalah mendeskripsikan dari siklus satu, dua dan seterusnya,
tindakan pembelajaran dengan sampai sesuatu permasalahan dianggap
memanfaatkan media PhET melalui teratasi dan memperoleh hasil yang ajeg.
pendekatan saintifik dalam meningkatkan Jika hasil siklus ke-dua sama dengan
minat dan penguasaan konsep aspek siklus pertama, berarti sudah ada keajegan
kognitif mahasiswa setelah pembelajaran (Arikunto, 2010).
materi dualisme gelombang partikel. Proses penelitian tindakan model
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1) Kemmis dan Mc Taggart (dalam
dapat membantu mahasiswa untuk Arikunto, 2010) dapat visualisasikan
memahami materi yang sulit untuk seperti gambar 1 berikut,
dipraktikan dengan media real dan dapat
menjadi salah satu alternatif media
pembelajaran yang menarik dalam
mengaitkan antara teori atau konsep fisika
dengan percobaan untuk mencapai
penguasaan kompetensi; dan 2) dapat
memberikan motivasi bagi pendidik untuk
senantiasa terus belajar, guna
meningkatkan penguasaan konten dan
juga meningkatkan kemampuan
mengelola pembelajaran di kelas.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 05 (1) (2016) 53-60 57

minat, dan penguasaan konsep kognitif


mahasiswa dari siklus satu ke siklus
berikutnya khususnya materi dualisme
gelombang-partikel dari satu siklus ke
siklus berikutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pembelajaran dengan Saintifik
dimaksudkan untuk meningkatkan minat
dan penguasaan konsep fisika mahasiswa.
Pada penelitian tindakan kelas ini
diusahakan agar minat mahasiswa dapat
meningkat dari siklus I s.d siklus III.
Minat belajar fisika mahasiswa dengan
pendekatan saintifik dari siklus I-III dapat
dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Persentase minat belajar fisika


mahasiswa dengan pendekatan
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Model saintifik
Kemmis dan Mc Taggart (dalam
Arikunto: 2010) Siklus % Kategori
Siklus I 73,33 % Tinggi
Instrumen yang digunakan dalam Siklus II 86,66 % Tinggi
penelitian ini adalah: 1) Lembar kegiatan
mahasiswa. Lembar kegiatan mahasiswa Siklus III 90,00 % Tinggi
ini dikembangkan dengan menerapkan
pendekatan saintifik; 2) Lembar observasi Berdasarkan tabel 1 diketahui
pengelolaan pembelajaran. Lembar bahwa secara umum minat belajar
observasi pengelolaan pembelajaran mahasiswa dalam kategori tinggi, terjadi
terdiri dari: a) Membuka pelajaran, b) peningkatan yang signifikan, pesentase
Menjelaskan, c) Memberi penguatan, d) minat belajar mahasiswa dari siklus I ke
Bertanya, e) Media pembelajaran, f) siklus II, yakni meningkat 13,33% (4
Mengadakan variasi, g) Membimbing mahasiswa yang minatnya meningkat).
diskusi, h) Mengelola kelas, i) Sedangkan pada siklus III hanya
Mengevaluasi, j) Menutup pelajaran; 3) meningkat 3,33 % (hanya 1 mahasiswa
Lembar angket minat mahasiswa. Lembar yang minatnya meningkat).
angket minat mahasiswa terdiri dari Berdasarkan pelaksanaan pada
sejumlah pernyataan yang akan diisi siklus I, mahasiswa merasa senang dan
mahasiswa setiap akhir siklus, bertujuan antusias mengikuti pembelajaran materi
untuk mengukur seberapa besar minat efek foto listrik menggunakan pendekatan
mahasiswa terhadap pembelajaran; 4) saintifik dengan media PhET dan LKM. L
Lembar evaluasi penguasaan konsep Langkah-langkah pendekatan saintifik,
Lembar evaluasi kognitif mahasiswa mampu menuntun mahasiswa untuk aktif
terdiri dari tes yang akan mengukur terlibat langsung dalam proses
tingkat penguasaan konsep kognitif mengembangkan pengetahuan,
mahasiswa. Tes berupa soal essay. kemampuan berpikir, dan keterampilan
Indikator keberhasilan dalam menggunakan pengetahuan mahasiswa
penelitian ini adalah adanya peningkatan melalui interaksi langsung dengan sumber
58 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 05 (1) (2016) 53-60

belajar, yang dirancang dalam silabus dan tersebut menjadi dasar bagi peneliti,
RPP layaknya praktikum menggunakan bahwa penelitian tindakan sudah cukup
alat praktikum (KIT) laboratorium real. pada siklus III saja.
Hal tersebut dapat terjadi, karena
pendekatan saintifik, dalam praktiknya, Dekripsi Pengelolaan Pembelajaran.
menstimulus mahasiswa melakukan Pengelolaan pembelajaran dengan
kegiatan mengamati, menanya, pendekatan saintifik menggunakan media
mengumpulkan informasi, menalar, dan PhET dan LKM oleh peneliti meliputi: a)
akhirnya mahasiswa mampu Membuka pelajaran, b) Menjelaskan, c)
mengomunikasikan hasil pengalaman Memberi penguatan, d) Bertanya, e)
belajarnya. Media pembelajaran, f) Mengadakan
Minat belajar fisika mahasiswa variasi, g) Membimbing diskusi, h)
dalam pembelajaran dengan pendekatan Mengelola kelas, i) Mengevaluasi, j)
saintifik menggunakan PhET Simulation Menutup pelajaran. Pengelolaan ini
dan LKM, pada siklus II mengalami direfleksikan pada setiap akhir siklus dan
peningkatan minat cukup signifikan, direkomendasikan untuk dilakukan
meski sebelumnya beberapa mahasiswa perbaikan pada siklus berikutnya,
merasa sedikit bosan dengan sehingga pembelajaran dapat dilakukan
pembelajaran yang selalu dilakukan dengan baik dan teratur.
dengan kerja kelompok. Bagi mahasiswa Berdasarkan pelaksanaan pada
yang jarang mengungkapkan pendapat, siklus I, peneliti belum dapat
dengan pembelajaran seperti ini dirasakan melaksanakan seluruh aspek yang
sulit. Namun, hal ini berangsur dapat diamati. Pada pelaksanaannya 66,25%
diatasi oleh peneliti dengan cara baik, namun belum sempurna, dan masih
memberikan perlakuan khusus pada banyak yang perlu diperbaiki.
mahasiswa tersebut seperti: 1) memberi Beberapa hal yang perlu diperbaiki
stimulan pertanyaan seputar materi yang meliputi: a) kemampuan peneliti dalam
dibahas; 2) peneliti mendengarkan dengan membimbing diskusi, sehingga presentasi
antusias terkait jawaban mahasiswa dua kelompok terakhir suasana kelas
tersebut; 3) memberi hadiah dan motivasi, sedikit gaduh; b) peneliti kurang
agar mahasiswa tersebut terus aktif memberikan penguatan atas konsep
dikelompoknya. Tidak hanya itu, saat materi yang disampaikan, sesaat setelah
diskusi kelompok berlangsung, peneliti simulasi PhET selesai di sajikan; c)
melibatkan mahasiswa-mahasiswa yang evaluasi pada pertemuan ke-dua belum
pasif untuk bertanya maupun menjawab sempat dilakukan karena waktu tidak
pertanyaan sehingga hasilnya pun cukup memungkinkan. Sebagai gantinya
memuaskan, hal ini terlihat dari evaluasi dilakukan pada pertemuan ke-3.
meningkatnya minat mahasiswa dalam Proses pelaksanaan pembelajaran
pembelajaran pada siklus kedua ini. pada siklus II diusahakan agar
Minat belajar fisika mahasiswa juga pengelolaan pembelajaran yang dilakukan
meningkat pada siklus III sekitar 3,33%. peneliti lebih baik dibandingkan siklus I.
Hal ini terjadi karena mahasiswa sudah Hasilnya, pada siklus II sudah mampu
cukup terbiasa pembelajaran dengan mengelola pembelajaran dengan cukup
pendekatan saintifik menggunakan media baik, dengan persentase 81,25%. Diskusi
PhET dan LKM. Peningkatan minat saat presentasi berlangsung sudah berjalan
belajar dari siklus I ke siklus II, dengan dengan baik sesuai dengan harapan
selisih hanya 3,33%, menunjukkan bahwa peneliti, dan peneliti sudah baik dalam
sudah terjadi kemantapan peningkatan memberikan penguatan atas konsep
minat belajar pada mahasiswa. Hal
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 05 (1) (2016) 53-60 59

materi yang disampaikan, sesaat setelah penguasaan konsep pada siklus ini
simulasi PhET selesai di sajikan. meningkat.
Terjadi peningkatan pengelolaan Sedangkan pada siklus III
pembelajaran pada siklus III dengan penguasaan konsep mahasiswa juga
persentase 87,5% kategori baik. Peneliti mengalami peningkatan, hal ini
sudah mampu memaksimalkan dikarenakan meningkatnya minat
pelaksanaan pengelolaan pembelajaran mahasiswa. Selain itu, mahasiswa juga
dengan baik, sehingga mengakibatkan sudah cukup memahami perbedaan
meningkatnya minat belajar mahasiswa. cahaya sebagai partikel dan cahaya
sebagai gelombang ketika praktikum
Deskripsi Penguasaan Konsep maupun dijelaskan dengan gambar
Mahasiswa dengan Pendekatan walaupun masih ada beberapa mahasiswa
Saintifik yang masih menjawab pertanyaan secara
Berdasarkan data penguasaan tidak ilmiah.
konsep mahasiswa, diperoleh gambaran
rata-rata evaluasi penguasaan konsep
fisika mahasiswa yang selalu meningkat SIMPULAN DAN SARAN
dari siklus ke siklus walaupun hasilnya Hasil pelaksanaan tindakan
tidak signifikan. Data evaluasi pembelajaran fisika dengan pendekatan
penguasaan konsep fisika mahasiswa dari saintifik berbantu simulasi PhET dan
siklus I s.d. III dapat dilihat pada tabel 2 LKM, maka dapat disimpulkan bahwa: 1)
Minat mahasiswa selama pembelajaran
Tabel 2. Data penguasaan konsep fisika dengan pendekatan saintifik berbantu
mahasiswa dari siklus I-III media PhET dan LKM, mengalami
peningkatan pada setiap siklus. Persentase
Siklus Rata-rata Kategori minat mahasiswa pada siklus I s.d. siklus
penguasaan III berturut-turut adalah 73,33%, 86,66%,
konsep dan 90%; 2) Penguasaan konsep fisika
SiklusI 62,3 Sedang mahasiswa secara umum dalam kriteria
Siklus II 79,6 Tinggi sedang, yang terus meningkat walaupun
Siklus III 80,3 Tinggi tidak terlalu signifikan. Rata-rata
penguasaan konsep fisika mahasiswa
dengan pembelajaran saintifik berbantu
Pada siklus I, soal yang dianggap
simulasi PhET dan LKM dari siklus I s.d.
sukar adalah soal-soal yang berkaitan
siklus III berturut- turut adalah 62,3; 79,6;
dengan konsep efek foto listrik hal ini
dan 80,3.
dikarenakan konsep dasar mahasiswa
mengenai perilaku partikel rendah. Selain
Saran
itu mahasiswa juga tidak terbiasa jika
Berdasarkan pelaksanaan tindakan
dilakukan post-test secara langsung pada
yang dilakukan oleh peneliti disarankan
akhir pembelajaran.
dalam penelitian ini sebaiknya: 1) Dalam
Mahasiswa sudah mulai menguasai
pembelajaran, jika mahasiswa tidak
konsep efek foto listrik pada siklus II,
mampu mengungkapkan isu sains yang
tetapi masih ada beberapa mahasiswa
berkaitan dengan materi, pendidik
yang merasa bingung dengan perbedaan
hendaknya membimbing mahasiswa
cahaya sebagai partikel pada saat simulasi
dengan pertanyaan-pertanyaan yang
PhET di jalankan, maupun saat dijelaskan
besifat responsif. Jika mahasiswa masih
dengan gambar. Namun rata-rata
belum bisa menjawab, pendidik dapat
memunculkan isu sains yang berkaitan
60 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 05 (1) (2016) 53-60

dengan materi; 2) pemanfaatan PhET Virtual PhET pada Materi Sub


simulation sebagai media pembelajaran Pokok Bahasan Fluida Bergerak di
berbasis laboratorium virtual, hendaknya MAN 2 Gresik. Jurnal Inovasi
disertai dengan lembar kerja, dengan Pendidikan Fisika. Vol. 2 (3), 162-
harapan peserta didik lebih mudah 166.
memahami maksud dari simulasi tersebut. Prihatiningtyas, S., Prastowo T., &
Jatmiko B. (2013). Implementasi
Simulasi PhET dan KIT Sederhana
DAFTAR PUSTAKA untuk Mengajarkan Keterampilan
Adams, W. K., Reid, S., LeMaster, R., Psikomotor Siswa pada Pokok
McKagan, S., Perkins, K., Dubson, Bahasan Alat Optik. Jurnal
M. & Wieman, C.E. (2008). A Study Pendidikan IPA Indonesia. Vol. 2
of Educational Simulations Part II – (1), 18-22.
Interface Design. Journal of Inte- Saregar, A., Sunarno, W., & Cari, C.
ractive Learning Research. Vol. 19 (2013). Pembelajaran Fisika
(4), 551-577. Kontekstual Melalui Metode
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Eksperimen Dan Demonstrasi
(suatu pendekatan praktik) Edisi Diskusi Menggunakan Multimedia
Revisi. PT. Rineka Cipta. Jakarta Interaktif Ditinjau Dari Sikap
Choiron, M. (2013). Memanfaatkan Ilmiah Dan Kemampuan Verbal
Media ICT dalam Pembelajaran Siswa. Jurnal Inkuiri, 2(02).
(Online): Sari, K.A., Ertikanto, E., Suana, W.
(http://www.teknologi.kompasiana.c (2015). Pengembangan LKS
om/terapan/2013/11/28/memanfaatk Memanfaatkan Laboratorium
an-media-ict-dalam-pembelajaran Virtual pada Materi Optik Fisik
614758.html. diakses 3 Maret dengan Pendekatan Ilmiah. Jurnal
2015). Pembelajaran Fisika 03 (2) (2015)
Depdikbud. (2013). Permendikbud Nomor 1-12
81A Tahun 2013 tentang Imple- Siswanto, I. Kaniawati, A. Suhandi.
mentasi Kurikulum. Jakarta: De- (2014). Penerapan Model
partemen Pendidikan dan Ke- Pembelajaran Pembangkit Argumen
budayaan. Menggunakan Metode Saintifik
Fen Lin, S., Shyang Lin, H. (2016). Untuk Meningkatkan Kemampuan
Learning Nonotecnology with Texts Kognitif dan Keterampilan
and Comics: The Impacts On Berargumentasi Siswa. Jurnal
Student of Different Achievement Pendidikan Fisika Indonesia 10 (2)
Levels. International Journal of (2014) 104-116.
Science Education Vol 38, No.8, The PhET Team. (2015). PhET (Intective
Hal. 1373-1391 Simulations). (Online): http://www.
Nasution, K. (2013). Aplikasi PhET.colorado.edu/in/. diakses 3
Pembelajar-an dalam Perspektif Maret 2015).
Pendekatan Saintifik. (Online):
(http://www.sumut.kemenag.go.id/fi
le/file/TULISANPENGAJAR/nqtx1
392172430.pdf. diakses 19 Juni
2014).
Nur, M. H. R. (2013). Pengembangan Pe-
rangkat Pembelajaran Fisika yang
Bersinergi dengan Media Lab.

View publication stats

Das könnte Ihnen auch gefallen