Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun Oleh:
2019
LAMPIRAN I
Susunan Anggota:
LAMPIRAN II
1. Case
Mrs. Brown came to the clinic at Moewardi Hospital and said that the pain in
her ankles and toes was when she was to tread her feet. Mrs. Brown did not know what
to do about her disease. TD; 130/100 mmHg, Nadi; 80x / minute, RR; 19x / minute,
temperature; 37ºC. P = pain in the ankle and toes, Q = prickling (throbbing pain), R =
long (disappearing arise), S = scale 7, T = morning after waking up. Mrs. Brown said
that if the uric acid recurred, his feet could not be moved and the swelling of Mrs.
Brown said that if the uric acid recurred he could not do any activities. The client's
ankles and soles appear red and slightly swollen. Slippery and cold tiles are made of
slate and cold housing. Conventional (X-Ray) photographs found soft tissue swelling
with calcifications (tophus) shaped like a hat especially around the joints of the big toe.
Uric acid 8 mg / dl. Mrs. B received Colchines (oral / iv) therapy, Nostreoid, anti-
inflammatory drugs (NSAIDs), Allopurinol, and Uricosuric.
2. Identification Word
Apa yang dimaksud dengan Tophus? (Ahda)
3. Question:
a. Apa hubungan tinggi asam urat dengan kaki yang sakit? (Destya)
b. Kenapa pergelangan dan telapak kaki memerah dan membengkak? (Devi)
c. Apakah lingkungan mempengaruhi tinggi asam urat? (Ubin licin dan dingin)
(Hanif)
d. Indikasi obat yang diberikan? (Devi)
e. Apakah asam urat itu? (Lisa)
f. Kenapa kaki tidak dapat digerakkan dan bengkak hanya di pagi hari/ saat bangun
tidur? (Hanif)
g. Berapa dosis obat yang diberikan dan jalur pemberian obat? (Dilla)
h. Apa penyebab tophus berbentuk topi disekitar jempol kaki? (Destya)
i. Kenapa nyerinya hilang timbul? (Hanif)
j. Apakah ada hubungan antara Hypertensi dengan kadar asam urat? (Dilla)
k. Bagaimana pathway Asam Urat? (Lutfi)
l. Apa etiologi Asam Urat? (Dilla)
m. Kenapa nyerinya menjalar? (Ahda)
LAMPIRAN III
1) Adanya kristal-kristal asam urat berbentuk jarum yang cenderung mengumpul pada
sendi
2) Timbul tofus (endapan seperti kapur di kulit yang membentuk suatu tonjolan atau
benjolan) yang menandai pengendapan kristal asam urat. Tofus timbul pada daun
telinga, siku, tumit belakang dan punggung tangan
3) Biasanya gout mengenai sendi ibu jari, tetapi bisa juga pada tumit, pergelangan kaki
atau tangan, dan muncul sebagai serangan kambuhan
4) Kesemutan dan pegal linu
5) Sendi-sendi yang terserang tampak merah, bengkak, mengkilat, kulit di atasnya
terasa panas disertai nyeri yang sangat hebat dan persendian sulit digerakkan
2. Etiologi (Dilla)
Etiologi asam urat/ arthritis gout
Faktor penyebab dari asam urat yaitu:
a. Gender/keturunan
b. Obesitas/kegemukan
c. Konsumsi makanan tinggi protein, purin dan makanantinggi kafein serta alcohol
d. Gangguan pengeluaran asam urat di ginjal dan stress
Pada penyakit gout primer, 99 persen penyebabnya belum diketahui (idiopatik).
Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya
produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam
urat dari tubuh. Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin
yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat
(asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk
protein.
Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum
tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12). Penyebab
lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang
tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat
kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-
benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.
Pria memiliki tingkat serum asam urat lebih tinggi dari pada wanita, yang
meningkatkan resiko mereka terserang artritis gout. Perkembangan penyakit artritis
gout sebelum usia 30 tahun lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Namun
angka kejadian artritis gout menjadi sama antara kedua jenis kelamin setelah usia 60
tahun. Prevalensi artritis gout pada pria meningkat dengan bertambahnya usia dan
mencapai puncak antara usia 75 dan 84 tahun. Wanita mengalami peningkatan resiko
artritis gout setelah menopause, kemudian resiko mulai meningkat pada usia 45 tahun
dengan penurunan level estrogen karena estrogen memiliki efek urikosurik, hal ini
menyebabkan artritis gout jarang pada wanita muda.
3. Patofisiologi (Lutfi)
1) Presipitasi kristal monosodium urat, dapat terjadi di jaringan jika konsentrasi dalam
plasma lebih dari 9 mg/dl.
2) Respon leukosit polimorfonuklear (PMN) dan selanjutnya akan terjadi fagositosis
kristal oleh leukosit.
3) Fagositosis, terbentuk fagolisosom dan akhirnya membran vakuol disekeliling
kristal bersatu dengan membran leukositik lisosom.
4) Kerusakan lisosom, terjadi robekan membram lisosom dan pelepasan enzim dan
oksida radikal ke dalam sitoplasma.
5) Kerusakan sel, terjadi respon inflamasi dan kerusakan jaringan.
Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme
normal dihasilkan asam urat. Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan
asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang
dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan
makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan
terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
4. Pathway Arthritis Gout / Asam Urat. (Lutfi)
9. Farmakologi
a. Dosis Pemberian Obat (Dilla)
1) Colchicine oral
Pemakaian awal untuk asam urat dengan dosis sebanyak 1,2 mg diminum pada
tanda awal gejala kambuh, kemudian diikuti oleh 0,6 mg satu jam kemudian. Dosis
maksimum hanya boleh dikonsumsi sebanyak 1,8 mg per oral selama satu jam
Obat berinteraksi dengan CYP450 3A4 inhibitor kuat: 0,6 mg secara oral diikuti
oleh 0,3 mg satu jam kemudian. Dosis tidak boleh diulang lebih dari 3 hari.
Obat berinteraksi dengan CYP450 3A4 inhibitor moderat: 1,2 mg oral untuk
satu dosis saja. Dosis tidak boleh diulang lebih dari 3 hari.
Obat berinteraksi dengan P-glikoprotein inhibitor:
0,6 mg oral untuk satu dosis saja. Dosis tidak boleh diulang lebih dari 3 hari.
Dosis:
Klasifikasi:
-Salsilat
3) Indikasi Allopurinol:
Menurunkan kadar asam urat di dalam darah
Dosis:
4) Indikasi Uricosurik:
Untuk meningkatkan eliminasi asam urat
Untuk mengurangi pembentukan asam urat
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan
sedemikian rupa (International Association for the study of Pain): awitan yang tiba-tiba atau
lambat dan intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi
dan berlangsung.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri akut
berhubungan dengan agen cidera fisik berkurang dengan kriteria hasil:
NIC:
1. Pain Management
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
b. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
c. Observasi reaksi nonverbal dan ketidaknyamanan
d. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
e. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
f. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
g. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
h. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
2. Pemberian Obat Analgesik
a. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
b. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
c. Cek riwayat alergi
d. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih
dari satu
e. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
f. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
g. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
h. Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
i. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala
Definisi: Keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstremitas secara
mandiri dan terarah.
NOC:
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan Hambatan
mobilitas berhubungan dengan nyeri teratasi dengan kriteria hasil:
Definisi: Merasa kurang senang, lega, dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual,
lingkungan, dan social.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan pasien dapat
merasa nyaman dengan kriteria hasil:
NIC:
Definisi: Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik.
1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan
program pengobatan
2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya
NIC:
1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang
spesifik
2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi
dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
7. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi
di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
8. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
9. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapat
terbebas dari resiko infeksi dengan kriteria hasil:
NOC:
Body image
Self esteem
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan pasien dapat
menerima perubahan pada anggota tubuh yang menalami perubahan dengan kriteria hasil:
1. Kaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap tubuhnya
2. Monitor frekuensi mengkritik dirinya
3. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakit
4. Dorong klien mengungkapkan perasaannya
5. Identifikasi arti pengurangan melalui pemakaian alat bantu
6. Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil
Definisi: Beresiko mengalami cedera sebagai akibat kondisi lingkungan yang berinteraksi
dengan sumber adaptif dan sumber defensif individu.
Tujuan: Setelah dilakukan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidak tejadi cidera pada
pasien dengan kriteria hasil:
NIC:
Amalina Dianati, Nur. 2015. Gout and Hyperuricemia. J MAJORITY: Vol. 4 No. 3.
Faculty of Medicine, University of Lampung.
Yankusuma S, Ditya. 2016. Pengaruh Rebusan Daun Salam Terhadap Penurunan
Kadar Asam Urat Di Desa Malanggaten Kec Amat An Keb Ak Kr Amat Kabupaten
Karanganyar. “KOSALA” JIK. Vol. 4 No. 1 Maret 2016.
Sukarmin. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Asam Urat
Dalam Darah Pasien Gout Di Desa Kedungwinong Sukolilo Pati. The 2nd
University Research Coloquium 2015. ISSN 2407-9189.
Nur Rochma. 2015. Asuhan Keperawatan pada Keluarga Ny.B dengan Masalah
Utama Gout pada Ny.B di Desa Jagalan Pabelan Kartasura Sukoharjo [Naskah
Publikasi]. Surakarta (ID): Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dinta Nisainda. 2018. Hubungan Kadar Serum Asam Urat terhadap Fungsi Ginjal
pada Pasien Batu Saluran Kemih di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
[Skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Allender, J.A., & Spradley, B.W. (2010).Community health nursing: Promoting and
protecting the public’s health (6th Ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Fitri Ayuning Dewi. (2014). Pola Makan Lansia Penderita Asam Urat Di Posyandu
Lansia Kelurahan Wonokromo Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 7, No12,
Pebruari 2014., hal 69-74
Ilkafah, (2017). Efektivitas Daun Sirsak Dalam Menurunkan Nilai Asam Urat Dan
Keluhan Nyeri Pada Penderita Gout Di Kelurahan Tamalanrea Makassar. Jurnal
Ilmiah Farmasi: Vol 06 No. 2 Mei 2017, 22-29
Margowati S, Sigit P. (2017). Pengaruh Penggunaan Kompres Kayu Manis
(Cinnamomum Burmani) Terhadap Penurunan Nyeri Penderita Arthitis Gout. Urecol
Proceeding: 598-607
Smart, Aqila. (2010). Rematik dan Asam Urat. Yogyakarta: A+ Plus Books
Karundeng, dkk. (2015). Pengaruh Mengkonsumsi Rebusan Daun Sirsak Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Penderita Gout di Wilayah Kerja Puskesmas Pineleng. Jakarta.
Umami, helmina. 2015. Naskah publikasi “Hubungan Antara Peningkatan Kadar
Asam Urat Darah Dengan Kejadian Hipertensi Di Rsud Sukoharjo”.
Herlambang, Ikhsan. 2013. Naskah publikasi “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.B
Dengan Masalah Utama Gout Artritis (Asam Urat) Pada Tn.B Di Jamur Rt 02 Rw Vii,
Trangsan, Di Wilayah Puskesmas Gatak, Sukoharjo”.
Rahmawan, Nanang. 2018. Karya Tulis Ilmiah “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada
Ny “A” Dengan Gout Artritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Polinggona”
Farida, J., & Arfian, M. (2015). Hubungan Obesitas Dengan Kadar Asam Urat Darah
Di Dusun Pilanggadung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan. Jurnal Surya, 2(9).
Fatimah, Nurul. (2017). Efektifitas Senam Ergonomik Terhadap Penurunan Kadar
Asam Urat Pada Lanjut Usia Dengan Arthritis Gout. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar
Bulechek, M.G dkk. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC), 6th Indonesian
edition. Indonesia: Mocomedia.
Moorhead Sue, dkk. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC), 5th Indonesian
edition. Indonesia: Mocomedia.
Nurarif, A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
https://www.alomedika.com/penyakit/reumatologi/gout/patofisiologi
http://azharirangkuty.blogspot.com/2016/08/gout-arthritis.html