Sie sind auf Seite 1von 8

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 21 UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 05 MEI 2018 ISBN 978-602-52451-0-7

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SPLDV


DENGAN MENGGUNAKAN BUDAYA KHAS PALEMBANG YANG BERBASISKAN
TAKSONOMI SOLO SUPERITEM SISWA KELAS IX

Lusinda Hutauruk

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bala Putera Dewa Palembang


e-mail: lusindabr@gmail.com

Abstract—Teaching instruments designed by teachers is to support the learning process runs


according to the plan and the competence of mathematics to be mastered students achieved. One
of the important competencies in accordance with the Curriculum 2013 is having reasoning ability
Especially in learning SPLDV that students have a lot of difficulty in completion. Lack of student
understanding of how to complete SPLDV with conceptualized steps correctly and clearly, thus
causing high levels of student error in resolving the subject matter of SPLDV. Learning SPLDV
closely related to daily life. Thus, this learning can be designed by teachers by linking local stories
or cultures, such as South Sumatra's distinctive culture to keep local cultural wisdom. The
development of mathematics learning instruments should be structured in order to measure the
level of mastery of student material. One way to organize it is by using the SOLO Superitem
taxonomy. Stages SOLO has five levels: prestructural, unistructural, multistructural, relational, and
extended abstract. Mathematical learning by using SOLO taxonomy starting from simple concepts
and processes increases in a more complex. The lessons are designed to assist students in
understanding the relationships between concepts and also assist in improving students' maturity
of reasoning.

Keywords — SPLDV, Reasoning Ability, Typical Culture, Taxonomy SOLO Superitem

Abstrak—Instrumen pembelajaran yang rancang guru adalah untuk mendukung agar proses
pembelajaran berjalan sesuai rencana dan kompetensi matematika yang hendak dikuasai siswa
tercapai. Salah satu kompetensi yang penting sesuai dengan Kurikulum 2013 yaitu memiliki
kemampuan penalaran Khususnya dalam pembelajaran SPLDV yang siswanya banyak
mengalami kesulitan dalam penyelesaiannya. Kurangnya pemahaman siswa tentang bagaimana
menyelesaikan SPLDV dengan langkah-langkah yang terkonsep secara benar dan jelas, sehingga
menyebabkan masih tingginya tingkat kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pokok
bahasan SPLDV. Pembelajaran SPLDV erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian pembelajaran ini bisa dirancang oleh guru dengan mengaitkan cerita atau kebudayaan
lokal setempat, misalnya budaya khas Sumatera Selatan agar kearifan budaya lokal tetap terjaga.
Pengembangan instrumen pembelajaran matematika sebaiknya tersusun secara terstruktur untuk
mengukur tingkat penguasaan materi siswa. Salah satu cara menyusunannya adalah dengan
menggunakan taksonomi SOLO Superitem. Tahapan SOLO memiliki lima level yaitu prestructural,
unistructural, multistructural, relational, dan extended abstract. Pembelajaran matematika dengan
menggunakan taksonomi SOLO yang dimulai dari konsep dan proses yang sederhana meningkat
pada yang lebih kompleks. Pembelajaran tersebut dirancang agar dapat membantu siswa dalam
memahami hubungan antar konsep dan juga membantu dalam meningkatkan kematangan
penalaran siswa.

Kata Kunci — SPLDV, Kemampuan Penalaran, Budaya Khas, Taksonomi SOLO Superitem

——————————  ——————————

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG©2018


466
PENDAHULUAN Untuk mengidentifikasi sejauh mana
keberhasilan dan penguasaan siswa akan materi
alah satu pembelajaran yang wajib diikuti oleh
S siswa di sekolah adalah matematika. Kurikulum di
Indonesia mengatur mata pelajaran matematika
pelajaran yang telah disampaikan pada saat proses
pembelajaran, guru bisa melihat dari hasil belajar
siswa dapat diukur dengan menggunakan alat
perlu diberikan pada siswa agar memiliki kontribusi
evaluasi yang biasanya disebut tes hasil belajar.
bagi kemajuan bangsa, sesuai dengan Undang-
Tes hasil belajar bisa diperoleh melalui tes tertulis
Undang Republik Indonesia yaitu “mencerdaskan
yang diberikan kepada siswa setelag guru
kehidupan bangsa”. Matematika merupakan ilmu
menuntaskan suatu poko bahasan. Namun sering kita
universal yang menjadi dasar bagi perkembangan
temukan soal yang ada dalam buku ajar yang
teknologi modern saat ini. Matematika mempunyai
digunakan guru di kelas untuk mendukung Kurikulum
peran penting dalam berbagai disiplin ilmu sehingga
2013 tidak sesuai karakteristiknya untuk mengukur
membantu untuk meningkatkan daya pikir manusia.
tingkat penguasaan penalaran matematika. Padahal,
Rencana pembelajaran matematika di sekolah
buku-buku tersebutlah yang digeluti siswa dalam
merupakan suatu hal yang penting harus disiapkan
pembelajaran sehari-hari. Soal-soal yang diberikan
oleh guru untuk mengetahui kompetensi apa saja
hendaknya disusun secara terstruktur dimulai dari
yang hendak dicapai. Secara umum, pembelajaran
yang mudah sampai ke tingkat yang lebih tinggi.
matematika bertujuan agar peserta didik memiliki
Penyusunan soal yang cocok digunakan dalam
kecakapan atau kemahiran matematika. Kecakapan
pembelajaran matematika adalah dengan
atau kemahiran matematika merupakan bagian dari
menggunakan taksonomi SOLO (Structure of the
kecakapan hidup yang harus dimiliki peserta didik
Observed Learning Outcome) yang diterapkan dalam
terutama dalam pengembangan penalaran,
penyusunan bahan ajar dilengkapi dengan soal- soal
komunikasi, dan pemecahan masalah (problem
latihan bentuk superitem. Penelitian mengenai
solving) yang dihadapi dalam kehidupan peserta didik
taksonomi SOLO sudah dilakukan oleh Biggs dan
sehari-hari (Kemdikbud, 2016). Fakta yang terjadi,
Collis (Lian dan Idris, 2006) yang digunakan untuk
dilihat dari hasil kompetensi siswa di bidang
menilai kemampuan pemecahan aljabar siswa.
Matematika berskala internasional, seperti TIMSS
Pembelajaran ini adalah model psikologi kognitif yang
(Trends International Mathematics and Science),
menekankan lebih pada proses internal dan lebih
Indonesia masih berada pada ranking bawah yaitu 45
fokus untuk menyelidiki bagaimana sebuah masalah
dari 50 negara yang mengikuti kompetisi tersebut.
dapat diselesaikan oleh siswa, daripada apakah
Pada soal-soal dalam domain bernalar, kemampuan
siswa menjawab dengan benar. Selain itu, soal-soal
siswa Indonesia masih sangat minim
yang disusun pada umumnya kurang mengaitkan
(Puspendik,2006).
dengan konteks kehidupan sehari-hari. Sehingga
Salah satu topik yang dipelajari dalam
siwa kurang terfasilitasi untuk menuangkan ide dan
matematika kelas IX yaitu Sistem Persamaan Linear
proses bernalar dalam menyelesaikannya. Konteks
Dua Variabel (SPLDV) . Dalam kehidupan sehari-hari
yang digunakan tidak terbatas pada dunia nyata,
sering kita jumpai pemasalahan yang berkaitan
bisa berupa masalah real dalam kehidupan sehari-
dengan materi ajar SPLDV ini. Magruder (2012)
hari maupun cerita rakyat/fantasi (fairy tale), selama
mengklarifikasi bahwa ada tiga subtopik utama di
konteks itu cocok dan nyata dipikiran siswa (Van
mana siswa menemukan kesulitan ketika
Den Heuvel-Panhuizen, 2003) Untuk itu perlu
memecahkan persamaan adalah; 1) pemahaman
diupayakan berbagai alternatif dan inovasi dalam
simbolik; 2) menartikan tanda persamaan ; dan 3)
rangka meningkatkan kemampuan penalaran
ketergantungan pada pengetahuan prosedural tanpa
matematika siswa kita. Dari permasalahan yang telah
pemahaman konseptual. Kesulitan siswa dalam
dirumuskan, makalah ini bertujuan untuk melihat
mempelajari tentang SPLDV juga diperkuat dengan
bagaimana keterkaitan antar kemampuan penalaran
hasil penelitian Hidayah (2016) tentang analisis
matematika siswa dalam pembelajaran matematika
kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita SPLDV
pada materi SPLDV dengan menggunakan konteks
berdasarkan langkah penyelesaian Polya
makanan khas Palembang yang berbasiskan
menyatakan bahwa jenis-jenis kesalahan yang
taksonomi SOLO superitem siswa kelas IX.
dilakukan siswa dan faktor penyebab terjadinya
kesalahan yang dilakukan siswa antara lain
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
kesalahan memahami soal, kesalahan menyusun
Gagne, Briggs & Wager (1992), pembelajaran
rencana, kesalahan melaksanakan rencana, dan
adalah usaha manusia yang bertujuan untuk
kesalahan memeriksa kembali solusi yang diperoleh.
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG©2018
467
membantu orang belajar. Walaupun belajar mungkin Penalaran merupakan keterampilan penting yang
terjadi tanpa ada pembelajaran, efek pembelajaran harus dimiliki oleh siswa, karena dengan kegiatan
pada belajar sering menguntungkan dan biasanya bernalar sisa mampu menyelesaikan masalah
mudah untuk diamati. Proses pembelajaran sangat matematika dan bagi guru adalah untuk
penting, karena hasil pembelajaran tersebut yang mengevaluasi bagaimana proses berpikir atau alur
menjadi fokus utama, apakah setelah mengalami benalar siswa.
belajar siswa memiliki pengetahuan atau Keraf (Shadiq, 2004) menyatakan bahwa
keterampilan tertentu yang dipelajari. Tidak jarang penalaran adalah proses berpikir yang berusaha
setelah berakhir proses belajar di kelas siswa tidak menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-
mampu menguasai apapun dengan kata lain siswa evidensi yang diketahui menuju kepada suatu
hanya mengikuti kegiatan wajib saja tanpa kesimpulan. Berkenaan dengan pengertian
mengetahui dan memahami materi apa saja yang penalaran, National Council of Teacher of
baru mereka terima. Mathematics (NCTM, 2000) mengatakan bahwa
Selanjutnya Sagala (dalam Sudaryono, 2012) dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, guru
mengatakan bahwa, pembelajaran mengandung arti harus memperhatikan lima kemampuan matematis
setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu yaitu: koneksi (connections), penalaran (reasoning),
seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau komunikasi (communications), pemecahan masalah
nilai yang baru. Dengan demikian, pembelajaran (problem solving), dan representasi (representations).
adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Oleh sebab itu, guru memiliki peranan yang sangat
Selain itu, NCTM (2000) menjelaskan penting untuk menumbuhkan kemampuan penalaran
“mathematics learning is both about making sense matematis dalam diri siswa baik dalam bentuk
of mathematical ideas and about acquiring skills metode pembelajaran yang diterapkan, maupun
and insights to solve problems”. Pernyataan tersebut dalam mengevaluasi berupa pembuatan soal yang
menjelaskan bahwa belajar matematika dapat mendukung.
menimbulkan rasa dari ide-ide matematika dan Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor
menciptakan keterampilan dan pengetahuan dalam 506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2004
memecahkan masalah. Matematika yang merupakan tentang rapor pernah diuraikan bahwa indikator siswa
pembelajaran penting karena berhubungan dalam memiliki kemampuan dalam penalaran adalah
kehidupan sehari-hari sehingga menuntut siswa untuk mampu:
mempelajarinya secara lebih mendalam. Pentingnya 1. mengajukan dugaan,
pembelajaran matematika tampak dari sifatnya yang 2. melakukan manipulasi matematika,
berkesinambungan, dipelajari dari sekolah dasar 3. menarik kesimpulan, menyusun bukti,
hingga keperguruan tingi. memberikan alasan atau bukti terhadap
Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat kebenaran solusi,
disimpulkan bahwa belajar matematika adalah suatu 4. menarik kesimpulan dari pernyataan,
proses usaha yang dilakukan oleh siswa untuk 5. memeriksa kesahihan suatu argumen,
memperoleh suatu informasi atau pengetahuan 6. menemukan pola atau sifat dari gejala
dengan mengkonstruksi sendiri pengetahuan matematis untuk membuat generalisasi.
matematika yang dimiliki sehingga siswa
mengalamisendiri proses pembelajaran tersebut dan KEBUDAYAAN KHAS SUMATERA SELATAN
dapat terlibat aktif. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat modern tentang adanya
KEMAMPUAN PENALARAN pegeseran gaya dan pola hdup yang membawa
Kompetensi Inti matematika kelas IX yaitu: masyarakat yang berawal dari masyarakat tradisional
mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret menuju ke arah modern. Tentu hal ini berdampak
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, bagi sinergitas kebutuhan dan keinginan masyarakat
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, dalam memenuhi keinginan diberbagai aspek
membaca, menghitung, menggambar, dan kehidupan, tidak terkecuali pula pada dunia
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah pendidikan. Era sekarang yang sudah berkembang
dan sumber lain yang sama dalam sudut sejalan dengan kemajuan dalam bidang teknologi
pandang/teori (Kemdikbud, 2013). Jelas jika sudah seharusnya diimbangi dengan kualitas
kompetensi yang hendak dicapai dalam pembelajaran pendidikan dan pula ilmu pendidikan yang bermutu.
matematika salah satunya adalah penalaran. Namun jika memandang dari sudut pandang

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG©2018


468
perspektif yang lain, kehidupan tradisional dan diselesaikan dengan menerapkan konsep SPLDV.
kebudayaannya pun mampu menjadi faktor Dengan kata lain materi SPLDV ini sering ditemukan
pendukung demi terciptanya pengetahuan yang lebih berbentuk soal cerita atau kontekstual. Tentu perlu
tinggi. beberapa tahap dalam menyelesaikan masalahnya,
Supriyoko (2003) mengatakan jika hubungan dimulai dari memodelkan secara matematis atau
pendidikan nasional dan kebudayaan nasional dapat merepresentasikan, baru selanjutnya soal tersebut
dijelaskan sebagai berikut: paradigma yang dapat diselesaikan dengan menggunakan metode
pertama pembangunan nasional adalah variabel yang tepat.
bebas (independent variable) sedangkan pendidikan Persamaan linear dua variable adalah sebuah
nasional serta kebudayaan nasional merupakan persamaan yang mempunyai dua variabel, dengan
variabel tergantung (dependent variable); sementara masing-masing variabel memiliki pangkat tertinggi
itu paradigma kedua, pembangunan nasional satu dan tidak ada perkalian diantara kedua variabel
merupakan variabel bebas (independent variable), tersebut (Dris, 2011).
kebudayaan nasional adalah variabel antara Terdapat 4 cara menyelesaikan persamaan
(intervening variable); sedangkan pendidikan nasional linear dua variabel, yaitu: metode grafik, metode
merupakan variabel tergantung (dependent variable). eliminasi, metode subtitusi, dan metode campuran.
Sejalan dengan hal tersebut pengertian budaya itu Dalam menyelesaikan metode tersebut sisa harus
sendiri adalah merupakan cara hidup yang memiliki kemampuan memahami soal lebih dahulu,
berkembang, serta dimiliki bersama oleh kelompok kemudian membentuknya ke dalam pemodelan
orang, serta diwariskan dari generasi ke generasi. SPLDV. Jika kemampuan awal tersebut sudah
Budaya ini terbentuk dari berbagai unsur yang rumit, dikuasai, akan sangat membantu untuk melanjutkan
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, tahap penyelesaiannya. .
perkakas, bahasa, bangunan, pakaian, serta karya Lineaus (2016) mengatakan berdasarkan hasil
seni (http://www.gurupendidikan.co.id/pengertian- penelitiannya di kelas X SMA, ketika pembelajaran di
budaya-menurut-para-ahli-beserta-definisi-dan- kelas berlangsung, seringkali dijumpai beberapa
unsurnya/). siswa mengalami kesulitan belajar termasuk pada
Salah satu hasil budaya lokal yang menjadi ciri materi SPLDV khususnya jika disajikan dalam bentuk
atau budaya khas Sumatera Selatan adalah berupa soal cerita. Siswa merasa kesulitan dalam memahami
makanan khas yang terkenal yaitu empek-empek, masalah dalam soal cerita dan menafsirkan ke dalam
tekwan, model, lempok durian, dan lain-lainya. Salah model matematika. Pembelajaran SPLDV itu sendiri
satu pakaian khasnya adalah kain songket . Dalam telah dipelajari sejak di kelas IX. Melihat hasil
hal ini hasil kebudayaan daerah Sumatera Selatan penelitian tersebut bisa kita bisa menarik kesiimpulan
tersebut bisa dirancang untuk menjadi bahan jika ada kemungkinan siswa memang tidak
pembelajaran bagi siswa di kelas, dan tentu didesain menguasai materi SPLDV itu ketika belajar di kelas
agar sesuai dengan Kurikulum 2013. IX.
Dari beberapa penjelasan mengenai budaya Dengan demikian, dapat kita tarik kesimpulan
dan hubungannya dengan pendidikan maka kearifan jika dalam menyelesaikan masalah SPLDV, siswa
budaya lokal dapat menjadi fasilitas bagi guru diharapkan mampu mendesain pemodelan
sebagai paket pengembangan keterampilan siswa matematika dengan terlebih dulu memahami masalah
untuk mengalami dan menyelesaikan problem yang dalam soal matematika.
terjadi pada kehidupannya dan masyarakat. Dengan
demikian, tujuan pendidikan dapat diorientasikan1. TAKSONOMI SOLO SUPERITEM
bukan hanya untuk pendidikan itu sendiri tetapi Taksonomi SOLO merupakan singkatan dari
memiliki hubungan yang saling menunjang. Structure of the Observered Learning Outcome.
Taksonomi SOLO dikembangkan oleh Biggs dan
SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Collis pada tahun 1982 dan digunakan sebagai alat
(SPLDV) penilaian pemecahan masalah siswa di pada
Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel pembelajaran aljabar. Taksonomi ini adalah sebuah
(SPLDV) merupakan salah satu pokok bahasan mata model kognitif psikologi yang lebih menekankan pada
pelajaran matematika di kelas IX SMP/MTs semester proses internal untuk menginvestigasi siswa
genap yang membahas tentang hubungan variabel bagaimana menyelesaikan masalah. Taksonomi
satu dengan variabel yang lain. Dalam kehidupan SOLO dirancang sebagai model cara menjawab, ide
sehari-hari, banyak masalah perhitungan dapat dasar siswa yang telah diberikan informasi atau data

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG©2018


469
dan menjawab pertanyaan yang telah tersedia dari PEMBAHASAN
informasi yang ada. Jawaban siswa tersebut Setelah dijabarkan seara rinci pada kajian
kemudian diklasifikasikan ke dalam lima level pustaka, maka pselanjutnya perlu kita mengaitkan
berdasarkan cara respon terstruktur. antar pokok-pokok bahasan tersebut. Pembelajaran
Dalam taksonomi SOLO memiliki 5 tingkat matematika yang sering diangap sulit oleh siswa di
penalaran yang meliputi prestructural, unistructural, sekolah matematika. Padahal matematika merupakan
multistructural, relational dan extended abstract. mata pelajaran yang berkesinambungan dimulai
Setiap tingkatan mencerminkan seberapa jauh siswa sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Yang menjadi
dalam memahami pelajaran yang diterima di kelas. penyebab siswa gagal menguasai dengan baik pokok
Dalam tiap tingkap atau level taksonomi SOLO ini, bahasan dalam matematika yaitu kurang memahami
memiliki beban pemahaman yang berbeda-beda, dan menggunakan nalar yang baik dalam
dimulai dari tingkat yang paling rendah hingga tingkat menyelesaikan soal yang diberikan. Namun,
pemahaman yang lebih tinggi. Potter and Kustra matematika tidak bisa berdiri sendiri tanpa ilmu
(2012) menjelaskan bahwa learning outcome adalah pengetahuan yang lainnya. Beberapa pengertian
pernyataan yang menunjukkan apa saja yang siswa matematika telah dirangkum dalam Ramdani (2006)
akan ketahui, nilai atau dapat melakukan apa sampai yaitu bahwa matematika itu bahasa simbol;
dengan akhir pendidikan. Mereka wajib matematika adalah bahasa numerik; matematika
menyelesaikan pendidikan, ditulis dari sudut pandang adalah bahasa yang dapat menghilangkan sikap
siswa, berfokus pada apa yang siswa harapkan untuk kabur, majemuk, dan emosional; matematika adalah
dicapai jika mereka telah belajar dengan sukses. metoda berfikir logis; matematika adalah sarana
Sedangkan untuk superitem itu sendiri merupakan berfikir; matematika adalah aktifitas manusia;
soal yang dibuat dalam bentuk berkelompok bisa itu matematika adalah ratu sekaligus pelayan ilmu;
berparagraf, dalam bentuk tabel dengan beberapa matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif.
pertanyaan. Menurut Biggs dan Collis (dalam Lian, Hal ini jelas membuktikan bahwa pembelajaran
Yew, & Idris, 2010) bahwa setiap tahap kognitif matematika merupakan mata pelajaran yang mampu
terdapat struktur respons yang sama dan makin membantu kemampuan siswa, bukan hanya masalah
meningkat dari yang sederhana sampai yang matematika saja tetapi juga bagi ilmu pengetahuan
abstrak. Berdasarkan kualitas respon anak, struktur lainnya yang memiliki kesesuaian dengan konsep
hasil belajar taksonomi SOLO pada anak matematika itu sendiri. Selain itu, pembelajaran
diklasifikasikan pada lima tahapan. Kelima tahap matematika yang baik juga didukung dengan bahan
tersebut adalah prastruktural (menolak memberikan ajar, instrumen yang digunakan guru harus lebih
respon atau menjawab tanpa dasar yang logis), inovatif, dan memacu daya nalar siswa. Instrumen
unistruktural (menarik kesimpulan berdasarkan satu yang variatif juga sebaiknya dipersiapkan guru agar
hubungan data atau informasi secara konkret), sisa tertarik dalam belajar matematika. Guru atau
multistruktural (menarik kesimpulan berdasarkan dua tenaga pendidik bisa berkreasi dengan bahan ajar
atau lebih hubungan data atau informasi, namun dengan mengaitkan dengan kearifan budaya lokal
masih terpisah), relasional (menarik kesimpulan setempat. Pendesainan bahan ajar atau bahan
berdasarkan dua atau lebih hubungan data atau evaluasi tetap harus sejalan dengan kurikulum yang
informasi secara terintegrasi), dan abstrak (berpikir berlaku di Indonesia yaitu Kurikulum 2013. Dalam
deduktif dan dapat menyusun prinsip umum atau mendesain instrument guru perlu memahami apa
hipotesis berdasarkan informasi yang diberikan). yang dianggap sebagai pengetahuan dalam
Dengan demikian, dalam taksonomi SOLO matematika serta bagaimana mengaitkan antara
cocok jika disusun dengan menggunakan model pengetahuan dengan norma dan nilai budaya yang
superitem. Superitem yang terbentuk dari beberapa beragam. Mengintegrasikan budaya lokal yang
stem tersebut akan menjadi bahan ajar atau menjadi diketahui secara umum oleh siswa di kelas. Siswa
model membuat soal yang terstruktur sehingga mengembangkan representasi dan prosedur dalam
kemampuan matematika siswa dapat diidentifikasi. sistem kognitif mereka, yang merupakan proses yang
Superitem menunjukkan kemampuan kognitif untuk terjadi dalam konteks kegiatan konstruksi sosial
menanggapi informasi dalam stem untuk tingkat (Rosa & Orey, 2008). Maksud dari pernyataan
tertentu tercermin dalam struktur SOLO. Dalam tersebut adalah kemampuan matematika siswa
taksonomi SOLO ini dapat dibentuk menjadi model belajar di sekolah secara kognitif dibangun
perangkat dalam mendesain pertanyaan matematika. berdasarkan kombinasi pengetahuan yang diperoleh
sebelumnya baik dari keterampilan dan masukan

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG©2018


470
budaya baru dan itu terjadi dalam proses sosial siswa
itu sendiri. Penyelesaian
Untuk lebih jelasnya melihat keterkaitan antara a. Harga 1 buah pempek belum diketahui, maka
pembelajaran matematika, kemampuan penalaran, dapat kita misalkan:
budaya khas lokal, dan taksonomi SOLO superitem, Harga 1 buah pempek kapal selam = x
berikut adalah satu contoh butir soal SPLDV yang Harga 1 porsi tekwan juga belum diketahui, maka
dirancang sesuai dengan taksonomi SOLO superitem dapat kita misalkan:
Penalaran
yang dikombinasikan dengan budaya khas Sumatera Harga 1 porsi tekwan = y
Indikator 2 dan 3
Selatan yang digunakan untuk mengukur kemampuan
penalaran matematika siswa sesuai dengan b. Model SPLDV dari informasi yang diketahui
kompetensi dalam Kurikulum 2013. adalah
Langkah-langkah memodelkan suatu masalah harga 3 pempek kapal selam + 4 porsi tekwan =
menjadi PLDV atau SPLDV adalah: Rp62.500,00
3x + 4y = Rp62.500,00 (i)
1. Langkah 1 harga 2 pempek kapal selam + 1 porsi tekwan =
Baca dan pahami masalahnya dengan baik. Rp25.000,00
Identifikasi dua besaran yang belum diketahui dan 2x + y = Rp25.000,00 (ii)
harus dicari. c. Sekarang kita sudah mempunyai 2 persamaan
2. Langkah 2 linear. Selanjutnya kita tinggal menyelesaikan
Nyatakan 2 besaran tersebut dengan variabel x SPLDV tersebut dengan menggunakan salah
dan y (boleh juga menggunakan huruf selain x dan satu metode.
y) Pada contoh ini kita akan menggunakan metode
3. Langkah 3 eliminasi.
Nyatakan besaran lainnya pada permasalahannya
yang diberikan dalam bentuk x dan y.
(Kemdikbud, 2015)
Contoh Soal
Liana membeli 3 buah pempek kapal selam dan 4
porsi tekwan dengan harga Rp62.500,00. Ia
kemudian membeli lagi untuk keluarganya sebanyak
2 buah pempek kapal selam dan 1 porsi tekwan
dengan harga Rp25.000,00.
a. Nyatakanlah pempek dan tekwan dalam bentuk
variabel! (Unistructural)
b. Dari jawaban a sebelumnya dan dikaitkan
dengan informasi yang ketahui ke dalam bentuk
persamaan atau model SPLDV! (Multistructural)
c. Berapakah harga 1 pempek kapal selam dan 1
porsi tekwan? (Relational)
d. Dikesempatan yang lainnya, Liana ingin
mentraktir 15 orang temannya untuk makan-
makan di rumah barunya. Dengan catatan lebih
banyak tekwan yang dibeli daripada pempek
kapal selamnya. Uang yang dimiliki Liana adalah
Rp110.000,00 buatlah salah satu desain model
matematika yang cocok agar uang Liana cukup
untuk membeli pempek kapal selam dan tekwan
dan setiap orang mendapat satu bagian
makanan. Karena membeli dalam jumlah banyak,
ternyata Liana mendapat diskon 10% dari total
pembelian, berapa uang yang harus dibayar oleh
Liana? Dan jika uangnya berlebih, berapa sisa Maka dapat disimpulkan bahwa harga 1 buah
uang Liana? (Extended Abstract) pempek kapal selam adalah Rp7.500,00 dan
harga 1 porsi tekwan adalah Rp10.000,00

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG©2018


471
d. Sudah kita ketahui bahwa harga satu pempek mengevaluasi kemampuan matematika siswa
kapal selam adalah Rp7.500,00 dan harga 1 khususnya dalam hal ini adalah kemampuan
porsi tekwan adalah Rp10.000,00. penalaran. Superitem yang trelihat dari soal yang
Jumlah makanan pempek kapal selam dan awalnya diberikan informasi umum, kemudian
tekwan yang akan dibeli berjumlah 8 dengan pertanyaan dibentuk dalam beberapa stem atau
syarat lebih banyak tekwan daripada pempek bagian pertanyaan.
kapal selam yang dibeli. Selain itu, penggunaan nilai-nilai kebudayaan
Kita misalkan: dalam pembelajaran di sekolah merupakan salah satu
harga 1 buah pempek kapal selam = x prinsip pengembangan kurikulum yang terdapat pada
harga 1 porsi tekwan = y standar isi yang menyatakan bahwa kurikulum
Jika kita akan membeli 6 pempek kapal selam memiliki peranan konservatif dimana kurikulum
dan 9 porsi tekwan, maka model SPLDV adalah sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai
harga 6 pempek kapal selam + 9 porsi tekwan warisan budaya masa lalu yang dianggap masih
6x + 9y relevan dengan masa kini kepada generasi muda
Penalaran (Depdiknas, 2006).
Kemudian nilai xIndikator
dan y 1kita
dansubtitusikan
2 sesuai Beberapa penelitian mengaitkan budaya lokal
dengan harga pempek kapal selam dan tekwan dengan pembelajaran matematika. Salah satunya
yang diketahui ke dalam persamaan. Utari (2015) yang mengatakan bahwa konteks
Kebudayan Palembang dalam menyelesaikan
Penalaran masalah comparison dengan pendekatan PMRI
Indikator 4, dan 6 dapat mendukung kemampuan bernalar siswa.
Menurut Achor, Imoko & Uloko (2009), hasil belajar
Karena Liana membeli dalam jumlah banyak
dan daya ingat siswa yang diajar dengan pendekatan
makanan, penjual memberi diskon sebesar 10%.
pembelajaran budaya lebih tinggi dibandingkan hasil
Diskon yang diterima Liana = belajar dan daya ingat siswa yang diajar dengan
= pendekatan konvensional. Siswa merasakan bahwa
Uang yang harus dibayar Liana sebesar pembelajaran tersebut penuh makna, relevan, dan
= = Rp 94.500,00 menyenangkan.
Sisa uang Liana adalah Dari beberapa pengertian tersebut dapat
= = disimpulkan bahwa sebagai tenaga pendidikan sudah
seharusnya mampu untuk berkreativitas dalam
Maka sisa uang Liana dari membeli pempek
kapal selam dan tekwan adalah sebesar mendesain bahan ajar, dan mampu mengevaluasi
Rp15.500,00 tingkat pemahaman siswa di kelas. Selain itu juga
dengan menggunakan konteks budaya lokal bisa
menjadi referensi untuk mendesain soal yang yang
Dari contoh soal yang diberikan di atas, dapat
kita lihat bahwa pembelajaran matematika bisa secara terstruktur dari level yang paling rendah
diterapkan secara kontekstual. Dalam soal tersebut, sampai tingkat yang tertinggi. Dengan demikian,
dapat dilihat bahwa soal matematika bisa dikombinasi sangatlah cocok jika dalam membuat butir soal yang
akan diberikan kepada siswa, guru mendesainnya
dengan budaya lokal setempat. Seperti yang kita
ketahui pempek atau empek-empek adalah makanan menggunakan budaya lokal Palembang dan disusun
khas Palembang yang bahan utamanya adalah ikan dengan menggunakan taksonomi SOLO superitem,
dan sagu. Dengan membuat soal matematika yang dengan level pemahaman yang tekandung di
kontekstual diharapkan siswa tertarik untuk belajar dalamnya menjadi bahan evaluasi guru demi
dan mengeskplorasi budaya baik budaya nasional perbaikan pembelajaran di kelas.
maupun lokal. Soal yang didesain dengan
mengaitkan budaya lokal juga membantu siswa KESIMPULAN
dalam memaknai matematika dan keterkaitannya Sekarang bangsa Indonesia sudah berada
dalam era globalisasi, yang mendorong kemajuan
dengan kehidupan sehari-hari, mamacu siswa untuk
menggunakan daya nalar dalam menyelesaikan teknologi. Namun era globalisasi juga tidak bisa
masalah yang diberikan, sehingga siswa semakin terlepas dari kebudayaan lokal yang masih terjaga
termotivasi dan semangat untuk belajar lebih giat. saat ini. Untuk itulah dibutuhkan kreativitas dalam
dunia pendidikan yang menjadi dasar seseorang
Soal yang disusun secara meningkat level
kesukarannya mempermudah kerja guru dalam untuk belajar. Posisi pendidikan dengan kebudayaan

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG©2018


472
saling mempengaruhi satu dengan lainnya, 8. Lian, L. H., Yew, W.T., & Idris, N. (2010).
pendidikan bisa menjadi mendorong terjadinya Superitem Test: An Alternative Assessment Tool
perubahan kebudayaan, dan kebudayaan bisa juga To Assess : Students’ Algebraic Solving Ability.
menjadi faktor pendukung perubahan pendidikan kea Journal International : Malaysia
rah yang lebih baik. diperoleh sebagai hasil dari 9. Lineaus, F.J., Rizal,M., & Anggraini. (2016).
konteks budaya. Berdasarkan hal tersebut, Analisis Pemecahan Masalah Sistem Persamaan
pengembangan kreativitas siswa dapat dilakukan Linier Dua Variabel Kelas X Sma Negeri 1
melalui integrasi pendidikan matematika dan budaya Banawa Berdasarkan Langkah-Langkah Polya.
bermakna untuk menumbuhkan kemampuan siswa Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika
mengembangkan warisan budaya sesuai konteks Tadulako. Palu.
masa kini menggunakan basis keterampilan berpikir 10. Magruder, R.L. (2012). Solving Linear
kreatif matematis. Equations: A Comparison of Concreate
Maka kesimpulan yang diperoleh dari beberapa and Virtual Manipulatives in Middle School
kajian teori adalah bahwa bahan ajar menggunakan mathematics. University of Kentucky
Taksonomi SOLO Superitem dapat didesain Acknowledge. Theses and Dissertations-
berdasarkan kebudayaan lokal setempat dalam hal ini Curriculum and Instruction, Paper 2: University of
berupa budaya Sumatera Selatan, agar membantu Kentucky.
siswa dalam memaksimalkan penalarannya dalam 11. Potter, M. K & Kustra, E. (2012). A Primer
menyelesaikan masalah matematika. on Learning Outcomes and The SOLO
Taxonomy. Center for Teaching and Learning,
DAFTAR PUSTAKA University of Windsor
1. Achor, E. E., Imoko, B. I., & Uloko, E. S. (2009). 12. Shadiq, F. (2004). “Penalaran, Pemecahan
Effect of ethnomathematics teaching approach on Masalah dan Komunikasi. Pusat Pengembang
senior secondary students’ achievement and Penataran Guru Matematika (PPPG)”.
retention in Locus. Educational Research and Yogyakarta : PPPG Matematika
Review, 4(8), pp. 385-390. Diunduh pada 13. Sudaryono. 2012. Dasar-dasar Evaluasi
http://www.academicjournals.org/ERR/PDF/pdf% Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
202009/August/Achor20et%20al.pdf 14. Supriyoko, Ki. (2003). Sistem Pendidikan
2. Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Nasional Dan Peran Budaya Dalam
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Pembangunan Berkelanjutan. Seminar
3. Gagne, Robert, M., Briggs, Wager. (1992). Pembangunan Hukum Nasional VIII. Denpasar.
Principles of instructional desaign. Orlando: 15. NCTM. (2000). Principles and standars for
4. Hidayah, Shofia. (2016). Analisis Kesalahan school mathematics USA: The National Council
Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita SPLDV of Teachers of Mathematics, Inc.
Berdasarkan Langkah Penyelesaian Polya. 16. Ramdani, Yani. (2006). “Kajian Pemahaman
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Melalui Etika Pemodelan
Matematika 2016-Universitas Kanjuruhan Matematika”. Jurnal Mimbar, Jurnal Sosial dan
Malang. Malang: 1, 182-190. 2016. Pembangunan. Bandung
5. Heuvel-Panhuizen, Maria Van Den. (2003). 17. Rosa, M., & Orey, D. C. (2008).
The Didactical Use of Models in Realistic Ethnomathematics and cultural representations:
Mathematics Education: An Example From A Teaching in highly diverse contexts. Acta
Longitudinas Trajectory on Percentage. Scientiae-ULBRA, 10, 27-46
Educational Studies in Mathematics. 54 18. Puspendik (Pusat Penilaian Pendidikan).
6. Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.64 (2015). Kemampuan Matematika Siswa SMP
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Indonesia Menurut Bechmark Internasional
Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan TIMSS 2011. Jakarta: Balitbang Kemendikbud.
Kebudayaan 19. Utari, R.S. (2015 Konteks Kebudayaan
7. Lian, L.H., & Idris, N. (2006). “Assessing Palembang untuk Mendukung Kemampuan
Algebraic Solving Ability of Form Four Students”. Bernalar Siswa SMP Pada Materi Perbandingan”.
IEJME. Jurnal 1(1) Jurnal Didaktik Matematika. Aceh.
.

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG©2018


473

Das könnte Ihnen auch gefallen