Sie sind auf Seite 1von 46

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA OIL CONSUMPTION

HIGH PADA UNIT D375A – 6R DI UT SITE LOAJANAN

TUGAS AKHIR

RANGGA ABDI NAGARA


NIM :912016056

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN


JURUSAN TEKNIK MESIN
BALIKPAPAN
2019
 
 

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA OIL CONSUMPTION


HIGH PADA UNIT D375A – 6R DI UT SITE LOAJANAN

TUGAS AKHIR

KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT


UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

RANGGA ABDI NAGARA


NIM :912016056

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN


JURUSAN TEKNIK MESIN
BALIKPAPAN
2019


 
LEMBAR PENGESAHAN
 

ii 
 
 

SURAT PERNYATAAN
 

iii 
 
LEMBAR PERSEMBAHAN

Syukur saya panjatan kepada Allah SWT

Sang Maha Membolak – balikkan Hati dan Pengabul Do’a Hambanya

Karya Ilmiah ini ku persembahkan kepada

Bapak dan Mama yang tercinta yang selalu memberikan support dan
dan motivasi

Keluarga yang tercinta

Bapak Subur Mulyanto, S.Pd., M.T yang telah membimbing saya


selama pengerjaan TA
Bapak Dr.Hadi Hermansyah, S.Si., M.Si yang telah membimbing saya
selama pengerjaan TA
Bang Anwar yang telah menyediakan tempat dan coffee

Teman Mahasiswa Politeknik Negeri Balikpapan angkatan 2016

Dosen dan staff Jurusan Teknik Mesin Program Studi Alat Berat

iv 
 
 

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN


PUBLIKASI KARYA ILMIAH
KEPENTINGAN AKADEMIS


 
ABSTRACT
Using heavy equipment today it is almost expanded and spread every industries
such as mining, making building, infrastructure, plantation, making irrigation,
and etc .In United Tractors site KOMATSU Loajanan there are some units on july
to November 2018 that experienced trouble damage to the engine .One of the
problems encountered was oil consumption high on dozer D375A – 6R .This
research analyze the cause of high oil consumption in D375A – 6R.The research
methodology used field research that collecting the primary data and information
related to the real condition and some secondary data as a supporter of this
research .The research procedures was solve the existing problems in the field in
order could be done unit it can be done improvements with right and true .In work
the procedure researchers used step troubleshooting ( troubleshooting step).
Symptoms trouble with see troubleshooting chart. The cause of high oil
consumption in dozer D375A-6R because ring piston cylinder no 3 broken and
grove.Therefore it replace ring piston in cylinder no 3 in accordance with
standard and used genuine part.When of one of cylinder have a problem so it
would affect performance in a unit .In order to anticipate this problem did
improvement .

Keywords: Oil Consumption High ,Troubleshooting Step , Ring Piston Cylinder .

vi 
 
 

ABSTRACT

Pemakaian dan penggunaan alat berat pada zaman sekarang ini hampir merambah
dan menyentuh seluruh industri seperti pertambangan, pembuatan pembangunan,
pembuatan jalan, perkebunan, pembuatan irigasi, dan masih banyak lagi
pemakaian alat berat ini .Di United Tractors site Loajanan terdapat beberapa unit
KOMATSU pada bulan Juli sampai dengan November 2018 yang mengalami
trouble kerusakan pada engine. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah
Oil Consumption high pada Dozer D375A – 6R . Penelitian yang dilakukan
adalah Analisa Penyebab Oil consumption High pada unit D375A – 6R . Jenis
penelitian dalam tugas akhir ini adalah penelitian lapangan (field) yaitu di dalam
penelitian melakukan pengumpulan data primer atau informasi yang baru dan
terkait dengan kondisi kenyataan yang berada dilapangan dan beberapa data
sekunder sebagai pendukung penelitian ini. Penelitian dengan prosedur untuk
menemukan dan memecahkan permasalahan yang ada di lapangan agar unit dapat
dilakukan perbaikan dengan tepat dan benar. Dalam melakukian procedure
tersebut peneliti menggunakan langkah troubleshooting ( troubleshooting step ).
pengechekan gejala trouble dengan melihat troubleshooting chart. Penyebab Oil
consumption High pada Dozer D375A – 6R disebabkan karena ring piston
cylinder no 3 patah dan grovenya oblak. Maka dari itu digantilah Ring Piston
pada cylinder no 3 sesuai dengan standart dan menggunakan genuine part.
Apabila dari salah satu cylinder mengalami masalah maka akan mengganggu
performance pada sebuah unit. Untuk mengantisipasi kembalinya masalah
tersebut dilakukanlah improvement.

Kata Kunci : Oil Consumption High, Troubleshooting Step, Ring Piston Cylinder.

vii 
 
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir
dengan judul “Analisa Penyebab Terjadinya Oil Consumption High Pada Unit
D375A – 6R Di Ut Site Loajanan”.
Proposal Tugas Akhir ini di susun sebagai tahapan awal dalam
menyelesaian Tugas Akhir yang merupakansalah satu persyaratan untuk
menyelesaikan pada Program Diploma III Jurusan Teknik Mesin Program Studi
Alat Berat di Politeknik Negeri Balikpapan. Dalam penyusunan Tugas Akhir
ini,penulis mengalamihambatan dan kendala, namunberkat dukungan, bantuan
dan masukan-masukan dari berbagai pihak, Tugas Akhir ini dapat diselesaikan
dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Ramli S.E., M.M., selaku Direktur Politeknik Negeri Balikpapan.


2. Bapak Zulkifli, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Alat Berat Program Studi
Alat Berat Politeknik Negeri Balikpapan.
3. Bapak Subur Mulyanto, S.Pd.,M.T sebagai Dosen pembimbing I dan Bapak
Dr. Hadi Hermansyah, S.Si., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dan memberikan pengarahan selama pengerjaan proposal tugas
akhir ini.
4. Ayah dan Ibu yang selalu memberikan do’a serta dorongan baik moril maupun
materi
5. Seluruh staf dan karyawan jurusan Teknik Mesin Alat Berat Politeknik Negeri
Balikpapan dan rekan-rekan atas diskusi dan konsultasi yang di berikan.
6. Rekan-rekan Mahasiswa Politeknik Negeri Balikpapan terutama Jurusan
Teknik Mesin Alat Berat yang telah memberikan masukan dan bantuannya.
7. Bang selaku mekanik PT.UNITED TRACTORS Tbk. Site Loajanan yang telah
membantu dan memberikan saran kepada penulis.
8. Seluruh keluarga besar PT.UNITED TRACTORS Tbk. Site Loajanan yang
telah berbagi ilmu pada saat penulismelaksanakan On the Job Training.

viii 
 
 

9. Rekan- rekan Teknik Mesin Alat Berat khususnya kelas TMAB 2 angkatan
2016, dan Semua pihak yang tidak dapat penulissebutkan satu persatu, yang
telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung.

Mengingat terbatasnya pengetahuan, pengalaman, serta kemampuan


penulis dalam menulis Proposal Tugas Akhir ini, baik dari segi teknik penyusunan
maupun dari segi pengolahan isi, maka penulis mengucapkan permintaan maaf
atas segala kekurangannya. Besar harapan penulis semoga Proposal Tugas Akhir
ini dapat diterima oleh tim penguji sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman
dalam menyelesaikan Tugas Akhir yang harus penulis selesaikan.

Balikpapan, 23 April 2019

Rangga Abdi Nagara

ix 
 
DAFTAR ISI


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................................. iii
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN ....................................................................... v
ABSTRACT........................................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xiii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ....................................................................................................... 2
1.4. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 2
1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 2
1.6. Sistematika Penulisan ............................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................. 4
2.1. Product Knowledge .................................................................................................. 4
2.2. Tentang D375A – 6R ................................................................................................ 4
2.3. Lubrication System ................................................................................................... 5
2.4. Piston ...................................................................................................................... 11
2.5. Blow By ................................................................................................................... 13
2.6. 8 Step Troubleshooting ........................................................................................... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 16
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................................... 16
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................................ 16
3.3 Data Penelitian ........................................................................................................ 16
3.4 Alat dan Bahan Penelitian ...................................................................................... 16
3.5 Metode Penelitian ................................................................................................... 17
3.6 Objek Penelitian ..................................................................................................... 17
3.7 Diagram Alir Penelitian .......................................................................................... 18


 
 

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 19


4.1. Kronologi Permasalahan......................................................................................... 19
4.2. Troubleshooting Referensi...................................................................................... 19
4.3. 8 Step Troubleshooting ........................................................................................... 20
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 28
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 28
5.2. Saran .......................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 29
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 30 

xi 
 
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 KOMATSU Bulldozer .................................................................... 4


Gambar 2. 2 D375A – 6R .................................................................................... 4
Gambar 2. 3 Diagram of oil flow lubricating ...................................................... 6
Gambar 2. 4 jalur Lubricating System................................................................. 7
Gambar 2. 5 Oil Pan ............................................................................................ 8
Gambar 2. 6 Oil Pump ......................................................................................... 9
Gambar 2. 7 Oil Filter.......................................................................................... 9
Gambar 2. 8 Jet Spray ........................................................................................ 10
Gambar 2. 9 Konstruksi Piston ........................................................................... 11
Gambar 2. 10 Celah Piston (Celah Antara Piston dengan Silinder) ..................... 11
Gambar 2. 11 Pegas Piston ................................................................................... 12
Gambar 2. 12 Pegas Kompresi .............................................................................. 12
Gambar 2. 13 Pegas Pengontrol Oli ...................................................................... 13
Gambar 2. 14 Blow By ......................................................................................... 14
Gambar 4. 1 Shop Manual OMM dan APD…….............................................................19
Gambar 4. 2 SM Engine 170E – 5 Series ........................................................... 20
Gambar 4. 3 Hasil Blow By ................................................................................. 21
Gambar 4. 4 Hasil Lab PAP ................................................................................ 22
Gambar 4. 5 Hasil Check Kompresi .................................................................... 23
Gambar 4. 6 Ring Piston dan Grove Ring Piston No. 3...................................... 24
Gambar 4. 7 Cara pengukuran keovalan dan ketirusan cylinder ........................ 26
Gambar 4. 8 Measuring Cylinder Liner no 3 ...................................................... 26 

 
 

xii 
 
 

DAFTAR TABEL
 
Tabel 1. 1 Trouble dozer Periode July – November 2018 ...................................... 1
Tabel 4. 1 Standart Blow By………………………………………………………................21
Tabel 4. 2 Hasil Kompresi .................................................................................... 23
Tabel 4. 3 Standart Piston Ring Grove ................................................................. 24
Tabel 4. 4 Pengukuran Cylinder Liner No 3 ......................................................... 25
Tabel 4. 5 Standart size cylinder liner ................................................................... 26 

xiii 
 
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Emergency Troubleshooting report ( ETR)....................................... 30 

xiv 
 
 
 
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemakaian dan penggunaan alat berat pada zaman sekarang ini hampir merambah
dan menyentuh seluruh industri seperti pertambangan, pembuatan pembangunan,
pembuatan jalan, perkebunan, pembuatan irigasi, dan masih banyak lagi pemakaian alat
berat ini. Alat berat ini membutuhkan perawatan yang baik dan terjadwal agar dapat
digunakan dengan efektif dan efisien. Pemeliharaan yang baik akan menekan biaya
operaisonal yang dibutuhkan oleh sebuah industri ataupun perusahaan yang memakai alat
berat. Karena dengan melakukan hal-hal yang demikian akan dapat mencegah terjadinya
kerusakan yang mengakibatkan pengeluaran yang besar akibat kerusakan yang tidak
terkendali pada alat berat tersebut.Dalam dunia pertambangan setiap unit diharapkan
selalu dalam kondisi yang prima dan siap untuk di pakai. Tetapi terkadang ada beberapa
kerusakan yang tidak dapat di pastikan .

Bulldozer adalah jenis peralatan alat berat dan juga konstruksi (construction
equipment) bertipe traktor menggunakan Track/ rantai serta dilengkapi dengan pisau
(dikenal dengan blade) yang terletak di depan. Bulldozer diaplikasikan untuk pekerjaan
menggali, mendorong dan menarik material (tanah, pasir, dsb).  Pada periode bulan july –
November 2019 ada beberapa trouble pada dozer. Dengan banyaknya trouble pada dozer
dapat mengganggu proses produktivitas. Di bawah ini terdapat data trouble periode bulan
July – November 2018 di PT. RCI Loajanan

Tabel 1. 1 Trouble dozer Periode July – November 2018

No Trouble Banyak Unit


1 Engine 9
2 Electric 7
3 Undercarriage 8
4 Hydraulic 6
5 Pump 3

Berdasarkan data observasi trouble pada engine yang mengalami kerusakan cukup
sering selama periode Juli sampai dengan November 2018. Apabila sering terdapat
kerusakan tersebut maka dapat mengganggu produktivitas dan menghambat target
perusahaan. Salah satu permasalahan yang temukan adalah Oil Consumption high

 

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah di kemukakan di atas, maka rumusan


masalah dalam penulisan Tugas Akhir ini sebagai berikut :

1. Apa penyebab Oil Consumption High ?


2. Bagaimana Proses Trouble Shooting Oil Consumption High ?
3. Bagaimana cara menanggulagi agar tidak terjadi kembali oil consumption high?

1.3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis hanya ingin membahas tentang penyebab tentang Oil
Consumption High pada unit D375A – 6R , hal ini dimaksudkan agar apa yang dibahas
tidak menyimpang terlalu jauh dari pembahasan. Analisa ini hanya difokuskan pada Oil
Consumption High

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam tugas akhir ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa saja penyebab Oil Consumption High pada unit D375A – 6R
2. Untuk mengetahui proses troubleshooting Oil Consumption High pada unit D375A –
6R

3. Untuk mengetahui upaya apa saja yang harus dilakukan agar penyebab Oil
Consumption High pada unit D375A – 6R tidak terjadi lagi

1.5. Manfaat Penelitian

1. Mengaplikasikan teori-teori yang pernah diperoleh dengan menerapkan dalam


penelitian secara langsung dari tempat industry
2. Dapat menambah referensi dalam menganalisa kerusakan

1.6. Sistematika Penulisan

Penyusunan tugas akhir ini, terdiri atas 5 BAB, yaitu

1. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari latar belakang permasalahan yang akan dibahas,rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
3
 
2. BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan tentang landasan teori yang mendukung penulisan tugas
akhir ini.
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisikan tanggal dan waktu penelitian,jenis penelitian,metode
penelitian.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini proses mendapatkan hasil dan pembahasan merupakan rincian tentang
hasil penelitian yang terdiri dari data pendukung dan pembahasan terhadap hasil setiap
penelitian.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini membahas kesimpulan dan saran-saran.kesimpulan berisikan tentang
rincian poin-poin hasil penelitian sedangkan saran merupakan suatu kajian tentang tujuan
masalah,pada pelaksana penelitian ini agar penelitian lanjutan dapat diperbaiki dan
disempurnakan.
6. DAFTAR PUSTAKA

Pada bab ini membahas berupa nama penulis, judul tulisan, penerbit, identitas
penerbit dan tahun terbit
7. LAMPIRAN

 
 
 
 
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Product Knowledge


Bulldozer merupakan sebuah tractor rantai (Crawler Tractor) yang berfungsi untuk
melakukan pekerjaan menggali, menggusur, mendorong tanah atau material, menarik
beban dan ripping. Unit ini dapat beroperasi dilingkungan berbatu, berbukit, maupun
tanah lumpur. Lingkungan kerja dari unit ini adalah di lingkungan pertambangan
(mining), Konstruksi (construction), Logging, Forestry dan perkebunan.

Gambar 2. 1 KOMATSU Bulldozer


( sumber : BMC-Product Knowledge and Publication Book, 2012)

2.2. Tentang D375A – 6R

Gambar 2. 2 D375A – 6R
( Sumber : KOMATSU Europe, 2010 )
Konverter torsi dengan otomatis terkunci dikombinasikan dengan otomatis
transmisi, otomatis eksklusif kunci konverter torsi aktif D375A-6R adalah kunci untuk
siklus rendah kali dan untuk meningkatkan kinerja keseluruhan. Kontrol power train
Sistem baik menggunakan torsi konverter saat perkalian torsi diperlukan, atau secara


 
5
 
otomatis kunci dan kirim mesin penuh daya langsung ke transmisi selama torsi kurang
menuntut aplikasi. Ini menghilangkan kehilangan daya yang tidak perlu dan biarkan
mesin terus beroperasi efisiensi maksimum. Perlu tarikan draw bar selalu dipertahankan
dan konsumsi bahan bakar keseluruhan berkurang hingga 10%.
Transmisi otomatis diatur secara default, D375A-6R sangat transmisi efisien
secara otomatis cocok dengan mode gigi terbaik untuk semua operasi pelumatan dan
penggarukan dan termasuk kecepatan perjalananfungsi preset untuk mengurangi
pekerjaanwaktu dan upaya operator. Terima kasihke ECMV Komatsu (Electronic
Controlled Modulation Valves), roda gigiperubahan waktunya diatur dengan lancarselalu
pertahankan transfer dayaefisiensi maksimum.
Mesin bersih, bertenaga mesin yang kuat dan hemat bahan bakar disertifikasi
untuk EU Stage IIIA dan EPA peraturan emisi Tier III dibuatD375A-6R.Mesin 474 kW /
636 HP ecot3 ini menggabungkan produktivitas teratas danpelestarian lingkungan.
Radiator penggerak hidrolik kipas pendingin Kecepatan rotasi pendinginan kipas
dikontrol secara elektronik dan ditentukan dengan benar oleh suhu pendingin mesin
danoli hidrolik : semakin tinggi suhunya,semakin cepat kipas akan berputar.Sistem ini
meningkatkan efisiensi bahan bakar -efisiensi, mengurangi kebisingan pengoperasian
tingkat dan membutuhkan lebih sedikit tenaga kuda dari kipas yang digerakkan oleh
sabuk.
Mode kerja yang dapat dipilih. Mode kerja dapat diatur ke salah satu "Daya" untuk
daya maksimum atau ke"Ekonomi" untuk operasi hemat energi. Dikombinasikan dengan
pilihan antara otomatis atau manual mode kerja, ini memungkinkan operator pilih mesin
yang optimal konfigurasi tenaga untuk pekerjaan ditangan.

2.3. Lubrication System


Sistem pada engine diesel yang dapat merawat kerja diesel engine agar dapat
berumur panjang, dengan memberikan pelumasan pada bagian-bagian engine
yang saling bergerak/mengalami gesekan. Adapun secara terperinci fungsi dari sistim
pelumasan . Fungsi oli Pada Engine:
a) Sebagai Pelumas ( Lubricant )Pelumas akan membentuk Oil Film pada permukaan
komponen yang bergesekan (Clearence) dan menerobos celah -celah komponen yang
memerlukan pelumasan, maka pelumas harus mempunyai sifat-sifat Oli harus
mempunyai kekentalan/ viskositas tertentu.
b) Viskositas oli stabil terhadap perubahan temperatur ( Viscosity Index ).
c) Oli tidak berbusa.

 
 
6

Sebagai Pendingin ( Coolant ) Pelumas akan membantu menyerap panas yang


dialami komponen-komponen engine yang timbul karena proses pembakaran atau
karena gesekan dari komponen-komponen yang saling bergerak dan tidak dapat
dijangkau oleh sistim pendinginan, misalnya: piston dan bagian-bagiannya, bearing,
turbocharger, mekanik katup dan lain-lain, maka:
a) Pelumas harus mempunyai suhu yang stabil, sehingga sistim harus dilengkapi dengan
pendingin oli ( Oil Cooler).
b) Sistim pelumasan harus bertekanan.
Sebagai Pembersih pelumasakan membersihkan geram geram/kotoran/endapan
asam yang terjadi akibat gesekan, proses pembakaran atau karena terbawa oleh
udara atau bahan bakar, khususnya. dalam menetralisir asam belerang ( Acid )yang
terjadi dari proses pembakaran karena kandungan Belerang dalam bahan bakar.
Karena asam ini dapat mengikis permukaan logam. Untuk mendukung fungsi kerja
tersebut, maka sistem pelumasan dilengkapi dengan Filter.
Sebagai penyekat. Oli juga meningkatkan penyekatan. Cylinder liner telah
didesain sedemikian rupa sehingga selalu terdapat lapisan yang melekat pada dinding.
Hal ini memudahkan piston ring untuk memberikan efek penyekatan pada ruang bakar.
Sebagai Penghantar panas Oli juga berguna untuk menghantarkan panas dari bagian
dalam engine. Sebagai peredam suara Oli juga berguna juga untuk memberikan efek
peredaman suara.

Gambar 2. 3 Diagram of oil flow lubricating


( Sumber : docplayer.info, 2019 )

Sistem pelumasan dilengkapi 4 buah valve, yaitu : Relief valve, yang berfungsi
membatasi tekanan maksimum sistem pelumasan. oil cooler by-pass valve, yang
berfungsi mem by-pass oil cooler saat suhu engine masih rendah. oil filter by-pass
valve, yang berguna untuk memby-pass full flow filter saat filter tersumbat karena
7
 
kotoran. Piston cooling valve, yang berguna untuk memasok oli untuk pendinginan
piston saat RPM engine di atas 1400 RPM.

Gambar 2. 4 jalur Lubricating System


( Sumber : docplayer.info, 2019 )

Oil pump (1) digerakkan oleh timing gear, menghisap oli dari oil pan (2).
Oli kemudian mengalir melalui strainer (3) yang berada pada oil pan dan pompa,
dan kemudian dipompakan melewati relief valve (4). Oli yang kembali ke oil pan
melalui oil cooler (5) untuk didinginkan. Saat engine distart, oli masih dingin, oli tidak
akan mengalir oil cooler melainkan langsung melalui bypass valve (6) untuk
mempercepat proses pemanasan engine untuk mencapai suhu kerjanya. Saat tekanan oli
mencapai harga tertentu, piston cooling valve (9) membuka dan mengalirkan oli ke piston
cooling jet (10). Oli mengalir dari filter menuju jalur utama oli (11) yang dibuat
sepanjang cylinder block. Dari jalur tersebut oli didistribusikan lewat lubang-lubang
menuju camshaft bearing (12), main bearing (13) dan ke crankshaft. Sebagian oli
dipompakan menuju rocker arm shaft (16). Akibatnya, mekanisme valve terlumasi.
Sebelum mencapai turbocharger (17), oli mengalir melewati pipa external / external pipe
(18) yang terhubung dengan cylinder block. Turbocharger membutuhkan banyak oli
karena unit turbin beroperasi dengan kecepatan yang sangat tinggi, lebih dari 85.000
RPM. Fuel injection pump dan air compressor mendapatkan pelumasan dari pipa
eksternal pula. Salah satu dari timing gear (19) terhubung dengan saluran sistem
pelumasan, oli juga didistribusikan padanya dengan semburan (splashing).

 
 
8

Komponen-Komponen Lubrication System

Oil strainer Sebelum mencapai oil pump, oli harus melalui strainer terlebih
dahulu yang terdapat di bagian bawah oil pan. Dari strainer, oli lewat saluran
pemasukan menuju pompa.
Oil Tank/Oil Pan/Karter adalah tempat penampungan engine oil dan pendinginan
oil sementara, selama oil masih berada di Karter dan belum dialirkan ke sistim. Karter
diletakkan pada bagian paling bawahdari block engine. Periode penggantian engine oil
tergantung dari kapasitas volume engine oil dan lamanya waktu pengoperasian engine.
Pada oil tank dilengkapi dengan:
a) Drain/Tapping Valve, Berfungsi untuk membuang oli secara berkala sesuai dengan
periode penggantiannya.
b) Deepstick/Dipstick, berfungsi untuk mengukur level oil yang dilakukan pada saat
engine tidak beroperasi

Gambar 2. 5 Oil Pan


( Sumber : docplayer.info, 2019 )

Oil Pump adalah pompa yang berfungsi mensuplai oli ke bagian-bagian engine
yang memerlukan Pelumasan. Biasanya digunakan jenis Gear atau Gearotor Pump,
yang diletakkan pada Bagian bawah engine ( di dalam Karter ) dan pada bagian hisapnya
dipasang saringan kasar (Strainer ) untuk menghindari benda-benda kasar masuk ke
dalam sistim. Pada beberapaengine, Oil Pumpnya mempunyai 2 pasang gear ( Double
Pump), dimana sepasang pump untuk Main Pump dan yang satunya sebagai
Scavenging Pump yang berfungsi untuk selalu mensuplai Oil agar tetap Stand By di
saluran hisap Main Pump
9
 

Gambar 2. 6 Oil Pump


( Sumber : docplayer.info, 2019 )

Relief Valve adalah valve yang membatasi nilai tekananan maximum yang
diperlukan pada sistim pelumasan, dimana kelebihan pressure sistim akan diteruskan ke
tangki dalam bentuk flow.
Oil Filter salah satu tugas dari sistem pelumasan adalah untuk menyapu semua
kotoran dari titik-titik pelumasan engine dan permukaan bearing. Oli kemudian
menjadi kotor dan harus dibersihkan sebelum kembali ke titik-titik pelumasan tersebut.
Oli telah disaring saat melalui strainer pada pompa oli. Untuk menangkap partikel
kotoran yang lebih halus, sistem pelumasan dilengkapi dengan tiga filter, tergantung
pada tipe engine. Oil filter terdiri dari cartridge (wadah) filter yang dapat diganti
(replaceable) yang berisi lipatan kertas. Semua oli dari pompa harus melewati filter-
filter tersebut untuk dibersihkan sebelum memasuki engine kembali. Bila terjadi
penyumbatan pada oil filter, oli yang belum disaring dapat menuju ke engine melalui
by-pass valve. By-pass valve ini terletak pada bracket dari filter.

Gambar 2. 7 Oil Filter


( Sumber : docplayer.info, 2019 )

 
 
10

Oil Filter By Pass Valve/Safety valve adalah Oil Filter yang dilengkapi valve yang
dapat membuka untuk membypass flow oil ke sistim tanpa melalui penyaringan,
apabila filter tersebut memblock, terutama pada saat engine running.
Oil Cooler adalah pendingin oil yang didalamnya menggunakan air sebagai media
pendingin, sehingga panas engine dan bagian-bagiannya yang dibawa oleh oil ke karter
akan dinetralisir sebelum diteruskan ke sistim untuk pelumasan.Oil cooler membantu
melepaskan panas dari bagian interior engine. Inti dari oil cooler dihubungkan ke
sistem pendinginan engine. Oli bersirkulasi di sekitar inti dan memindahkan panas ke
coolant. Oil cooler menyerap 10 –15% panas engine.
Oil Cooler By pass Valve adalah valve yang terdapat pada Oil Cooler, berfungsi
membypass aliran oil apabila terjadi Block/terhambatnya aliran oil karena kekentalannya
disaat engine masih dingin.
Jet Spray adalah jet yang berfungsi menyemprotkan aliran oil secara langsung
ke masing-masing piston untuk pendingin/pelumasan piston, ring piston dan linernya
pada putaran tertentu atau saat tekanan oli sangat tinggi, misalnya di atas putaran 1000
RPM. Untuk setiap silinder mempunyai satu unit Jet Spray. Piston akan menjadi
sangat panas saat engine bekerja, dimana pada engine tertentu membutuhkan
pendinginan tambahan. Dimana piston-cooling valve pada engine block terbuka. Oli
dipaksa keluar dari lubang di engine block melalui cooling jet, pada tiap-tiap piston. Oli
disemprotkan pada bagian bawah piston.

Gambar 2. 8 Jet Spray


( Sumber : docplayer.info, 2019 )
11
 
2.4. Piston

Gambar 2. 9 Konstruksi Piston


(Sumber : saputranett.2013)

Piston bergerak turun naik di dalam silinder untuk melakukan langkah hisap,
kompresi, usaha, dan buang. Fungsi utama dari piston adalah untuk menerima tekanan
pembakaran dan meneruskannya ke poros engkol melalui connecting rod. Piston terbuat
dari alumunium alloy (paduan alumunium), karena ringan dan radiasi panas baik.

Pada piston mesin diesel tipe injeksi langsung terdapat lubang yang berfungsi
sebagai ruang bakar. Pada sebagian piston, pada kepalanya diberi heat dam dan ada juga
yangpada ring slot pertama dibuat dari FRM (Fiber Reinforced Metal) yang merupakan
perpaduan antara alumunium dan ceramic fiber.

Kedua cara ini bertujuan untuk mencegah perubahan bentuk piston pada groove no.
1 karena panas.Pada beberapa piston terdapat offset dan cooling channel. Offset berfungsi
untuk mencegah keausan ke satu sisi yang berlebihan. Cooling channel berfungsi untuk
mendinginkan piston. Piston slap adalah benturan ke samping akibat tenaga dorong
pembakaran

Gambar 2. 10 Celah Piston (Celah Antara Piston dengan Silinder)


(Sumber : saputranett.2013)

 
 
12

Saat piston menjadi panas akan terjadi sedikit pemuaian dan mengakibatkan diameternya
bertambah, maka antara silinder dan piston dibuat celah yang disebut piston clearance.
Pada umumnya celah piston antara 0,02 – 0,12 mm. Bentuk piston saat dingin, diameter
atas lebih kecil dari diameter bawah.

Pegas Piston
Ring piston berfungsi untuk :
- Mencegah kebocoran selama langkah kompresi dan usaha.
- Mencegah oli yang melumasi piston dan silinder masuk ke ruang bakar.
- Memindahkan panas dari piston ke dinding silinder..

Gambar 2. 11 Pegas Piston


(Sumber : saputranett.2013)

Pegas piston (piston ring) dipasang dalam ring groove. Ring piston terbuat dari baja
special. Pada piston terdapat 3 Buah ring piston
.
1. Pegas Kompresi
Pada setiap piston terdapat 2 pegas kompresi. Pegas kompresi ini disebut top
compression ring dan second compression ring
.

Gambar 2. 12 Pegas Kompresi


(Sumber : saputranett.2013)
13
 
2. Pegas Pengontrol Oli

Pegas pengontrol oli (oil control ring) diperlukan untuk membentuk lapisan oli tipis
(oil film) antara piston dan dinding silinder. Pegas oli ini disebut third ring. Ada dua tipe
pegas, integral dan segment.

Gambar 2. 13 Pegas Pengontrol Oli


(Sumber : saputranett.2013)

2.5. Blow By
Blow by gas sejatinya adalah peristiwa bahan bakar yang lolos dari ring piston dan
masuk kedalam crankcase. Seperti yang kita tahu, ring piston memiliki fungsi untuk
menyekat ruang bakar agar tidak terjadi kebocoran kompresi dan juga mencegah bahan
bakar masuk ke crankcase . Dalam kondisi baru atau mesin dalam keadaan prima, ring
piston tidakakan dapat menyekat 100% kebocoran pada celah piston. Bahan bakar yang
lolos dari sekatan ring piston dan masuk kedalam crankcase itu disebut dengan blow by
gas. Blow by gas yang terlalu besar akan mengakibatkan kondisi oli akan lebih cepat
rusak
Meski ring piston dalam keadaan baru tidak dapat menyekat sepenuhnya bahan
bakar, namun bukan berarti pemasangan ring piston memiliki toleransi yang besar dalam
pemasangannya, karena apabila ring piston tidak dipasang dengan benar, dapat
mengakibatkan volume blow by gas yang terlalu besar atau berlebihan. Volume blow by
gas yang berlebihan ini berpotensi menurunkan tenaga mesin sekitar 10 hingga 20 Hp.
Selain itu blow by gas yang merangsek masuk ke ruang crankcase juga akan
mengencerkan dan merusak oli serta dapat menjadi pemicu kerusakan mesin yang lebih
parah.

 
 
14

Gambar 2. 14 Blow By
( Sumber : alatberat1985.blogspot, 2018 ) 

2.6. 8 Step Troubleshooting


Possibilities Causes

Dugaan sementara yang didapatkan dari keluhan informasi yang telah disampaikan
oleh operator terkait keluhan yang dialami unit D375A – 6R

Observe & Diagnostic

Observasi dilakukan untuk mengambil data yang terdapat pada unit D375A – 6R.
observasi yang telah di lakukan yaitu berupa hasil data pengechekan dan pengukuran dari
unit dan melakukan diagnose dengan melihat acuan standart D375A – 6R berdasarkan
penyebab permasalahan unit tersebut

Collect Data

Setelah melakukan observasi, pengechekan dan pengukuran terhadap unit maka


didapat hasil data actual yang sesuai untuk dilakukan analisa lebih lanjut.

Analysis

Data yang telah diperoleh dapat di analisa dengan membandingkan hasil data yang
actual dengan data acuan yang ada di refrensi D375A – 6R. Data yang dapat diolah adalah
data yang diambil secara actual, waktu terjadinya trouble, lokasi operasi unit dan sesuai
dengan standart pengetesan mesin dan dilakukan dengan benar serta cocok dengan
keluhan yang terjadi pada mesin atau unit tersebut.

Suspected Cause

Penyebab utama akan didapatkan setelah melakukan langkah analisa data yang
telah diolah seperti data kuantitatif dan kualitatif
15
 
Conclusion

Kesimpulan yang dapat diambil untuk menentukan langkah apa yang harus
dilakukan terhadap unit yang mengalami trouble. Lalu kondisi komponen atau part yang
rusak yang menyebabkan unit tersebut mengalami trouble maka harus melakukan
rekomendasi kepada customer untuk mengganti part baru, repair ataau rekondisi apabila
part tersebut masih bisa di perbaiki

Action To Improvement

Langkah yang terakhir yaitu langkah untuk memperbaiki unit sesuai dengan
rekomendasi yang dianjurkan sesuai kerusakan pada unit tersebut agar unit dapat
diperbaiki dengan tepat dan memberikan solusi agar unit tersebut tidak mengalami trouble
yang sama dan dalam kondisi performa yang sangat baik saat di operasikan

 
 
 
 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian yang dilakukan adalah Analisa Penyebab Oil consumption High
pada unit D375A – 6R . Jenis penelitian dalam tugas akhir ini adalah penelitian
lapangan (field) yaitu di dalam penelitian melakukan pengumpulan data primer
atau informasi yang baru dan terkait dengan kondisi kenyataan yang berada
dilapangan dan beberapa data sekunder sebagai pendukung penelitian ini.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Workshop PT.RPP CONTRACKTORS


INDONESIA ( RCI) Loajanan, Kalimantan Timur. Waktu penelitian dilaksanakan
pada bulan Agustus – September 2018.

3.3 Data Penelitian


Dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini, penulis mengumpulkan data
berdasarkan pada teori-teori yang diperoleh selama dibangku kuliah dan pada saat
On The Job Training. Dalam pengumpulan data ini, ada berapa teknik yang
diterapkan oleh penulis, yaitu sebagai berikut :

1. Berupa dokumen laporan kerusakan unit yang mengalami trouble.


2. Berupa Form ETR ( Emergency Troubleshooting Report ). Merupakan form
laporan kerusakan yang berisi data pengechekan,
3. Shop Manual D375A – 6, Shop Manual Engine SAA6D170E-5 KOMATSU
sebagai acuan atau refrensi dalam proses perbandingan pengukuran data secara
actual

3.4 Alat dan Bahan Penelitian


Alat penelitian yang digunakan :

1. Safety helm, safety shoes, dan safety googles


2. Tool box
3. Majun, untuk membersihkan komponen

16
 
17

Bahan Penelitian Meliputi

1. Tipe unit : Dozer D375A – 6R


2. Site : Loajanan
3. Date : 2 Oktober 2018
4. Lokasi Unit : PT.RPP CONTRACTORS INDONESIA Loajanan
5. Hours Meter : 24.576 Hours
6. S/N Unit : JO 241006062
7. S/N Engine : 65128
8. Engine Model : SA6D170E – 5
9. Trouble : Oil Consumption High

3.5 Metode Penelitian


Dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini, penulis mengumpulkan data
berdasarkan pada teori-teori yang diperoleh selama dibangku kuliah dan pada saat
On The Job Training. Dalam pengumpulan data ini, ada berapa teknik yang
diterapkan oleh penulis, yaitu sebagai berikut :
Observasi, yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
secara langsung objek Oil Consumption High pada unit D375A – 6R agar penulis
mendapatkan petunjuk dari permasalahan yang akan di bahas dalam penyusunan
Tugas Akhir.
Dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan
pengambilan gambar pada objek Oil Consumption High pada unit D375A – 6R,
sehingga penulis dapat memberitahukan tentang masalah berikut.
Wawancara, yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan tanya
jawab kepada operator dan mekanik untuk mengetahui lebih lanjut masalah yang
terjadi, dengan kata lain melakukan Sharing.
Referensi, yaitu sumber-sumber yang ada dalam menunjang penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.

3.6 Objek Penelitian


Objek yang diambil pada penelitian ini adalah Oil Consumption High pada
unit D375A – 6R di UT site Loajanan

 
18
 

3.7 Diagram Alir Penelitian

Start

Observasi & Diagnostic

Pengumpulan data

1. Dokumentasi
2. Hasil Observasi
3. ETR
4. BAPP
5. MAR

NO
Kelengkapan
Data

YES

Analisa

Hasil Penelitian

Kesimpulan & saran

Perbaikan & pencegahan

Finish

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian


 

 
 
 
 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kronologi Permasalahan

Pada tanggal 5 oktober 2018 di PT. RPP Contractor Indonesia site Loajanan.
Operator Dozer D375A – 6R dengan nomor kode KD37016 melaporkan bahwa
unit tersebut setiap melakukan pegantian shift selalu menambahkan oli engine
kurang lebih 10 liter. Akhirnya unit langsung di lakukan perbaikan untuk
meminimalisir waktu produktivitas unit yang terpending akibat kerusakan unit

4.2. Troubleshooting Referensi


Proses troubleshooting dapat melihat refresnsi dari beberapa sumber seperti
Shop Manual Dan OMM dan alat pelindung diri sebelum melakukan
troubleshooting

Gambar 4. 1 Shop Manual OMM dan APD


Setelah mempersiapkan diri dan refrensi kemudian cek di OMM dan Shop

Manual untuk melihat indikasi penyebab dari Oil Consumption High.

19
20

4.3. 8 Step Troubleshooting


Penelitian dengan prosedur untuk menemukan dan memecahkan
permasalahan yang ada di lapangan agar unit dapat dilakukan perbaikan dengan
tepat dan benar. Dalam melakukian procedure tersebut peneliti menggunakan
langkah troubleshooting ( troubleshooting step ), yaitu sebagai berikut :

1. Step 1 : Troubleshooting Chart


Informasi yang di dapat dari customer mengenai unit yang mengalami
trouble yaitu unit mengalami trouble Oil Consumption High. Lalu dilakukan
pengechekan gejala trouble dengan melihat troubleshooting chart yang terdapat di
shop manual unit tersebut. Langkah selanjutnya yaitu melakukan possibilities
causes

Gambar 4. 2 SM Engine 170E – 5 Series


21 
 

2. Step 2 : Possibilities Causes


Dugaan sementara yang didapatkan dari informasi yang telah disampaikan
oleh operator terkait keluhan yang dialami saat mengoprasikan unit D375A – 6R
dan melakukan pengechekan dari hasil troubleshooting chart dengan melihat
kemungkinan penyebab masalah dari shop manual unit tersebut sebelum
melakukan perbaikan pada unit. Kemungkinan penyebab unit mengalami trouble
oil consumption high yaitu broken ring piston, worm ring piston cylinder liner.
Setelah mendapatkan dugaan sementara maka dilanjutkan melakukan observasi
(observe & diagnostic)

3. Step 3: Observe & Diagnostic


Observasi dilakukan untuk mengambil data yang terdapat pada unit
D375A – 6R. observasi yang telah di lakukan yaitu berupa hasil data pengechekan
dan pengukuran dari unit dan melakukan diagnose dengan melihat acuan standart
D375A – 6R berdasarkan penyebab permasalahan unit tersebut. Maka dilakukan
pengechekan blow by.

Gambar 4. 3 Hasil Blow By

Tabel 4. 1 Standart Blow By


Blow by Check Standart Blow by
No Keterangan
( KPa) (KPa)

1 5 3,43 Not OK

Melihat dari hasil observasi maka didapatkan pada pengecheckan blow by


hasilnya 5 kPa melebihi standart lebih dari 3,43 kPa. Penyebab blow by melebihi
standart yaitu broken ring piston dan worm ring piston cylinder liner. Langkah
selanjutnya yaitu pengumpulan data ( collect data )

 
22

4. Step 4 : Collect Data


Setelah melakukan observasi, pengechekan dan pengukuran terhadap unit
maka didapat hasil data actual yang sesuai untuk dilakukan analisa lebih lanjut.
kemudian melihat hasil PAP oli engine tersebut untuk memastikan apa yang ada
di dalam kandungan oli engine tersebut maka diambil sampel PAP . dari hasil
sample PAP terdapat kandungan Fe dan Al. dari hasil lainnya terlihat trend fuel
terus meningkat

Gambar 4. 4 Hasil Lab PAP


(sumber : Hasil Lab PAP UT site Loajanan, 2018)
Kemudian juga dilakukan check kompresi. Pada Pengechekan kompresi
cover cylinder head dilpas dan injector di ganti dengan tool kompresi di setiap
23 
 

cylinder. Setelah diganti dengan tool kompresi kemudian seiap cylinder di check
secara berurutan

Cylinder no 1  Cylinder no 2  Cylinder no 3 

Cylinder no 4  Cylinder no 5  Cylinder no 6 

Gambar 4. 5 Hasil Check Kompresi


Hasil dari pengechekan kompresi pada Cylinder 1 – 6 di jelaskan pada
table berikut di bawah ini:

Tabel 4. 2 Hasil Kompresi

No Cylinder Kompresi (MPa) Standart Kompresi ( MPa) Ket


1 2,8 2,1 OK

2 2,6 2,1 OK

3 1,1 2,1 Not OK

4 2,5 2,1 OK

5 2,6 2,1 OK

6 2,4 2,1 OK

 
24

Setelah dilakukan pengechekan ternyata cylinder no 3 kompresinya rendah


hanya 1,1 MPa saja standart dari shop manual engine SAA6D170E – 5 adalah
minimal 2,1 MPa. Dari data yang di dapatkan cylinder no 3 mengalami compresi
yang rendah. Kemudian proses selanjutmya akan dilakukan analisa pada cylinder
no 3,
5. Step 5 : Analysis
Data yang telah diperoleh dapat di analisa dengan membandingkan hasil
data yang actual dengan data acuan yang ada di refrensi D375A – 6R. Data yang
dapat diolah adalah data yang diambil secara actual, waktu terjadinya trouble,
lokasi operasi unit dan sesuai dengan standart pengetesan mesin dan dilakukan
dengan benar serta cocok dengan keluhan yang terjadi pada mesin atau unit
tersebut. kemudian di lakukan proses pembongkaran cylinder. Ketika melakukan
pembongkaran di temukan ring piston yang patah pada cylinder no 3 dan grove
ring piston oblak. Langkah selanjutnya yaitu suspected cause

Gambar 4. 6 Ring Piston dan Grove Ring Piston No. 3


Dari gambar di atas terlihat jelas secara visual grove ring piston top dan
second terlihat oblak. Kemudian dilakukan pengukuran grove ring piston tersebut
dengan menggunakan feler gauge. Pada top ring ditemukan celah sebesar 0,80
mm dan second ring di temukan sebesar 0,50 mm. untuk standart grovenya
adalah 0,15 mm.

Tabel 4. 3 Standart Piston Ring Grove

No Piston Ring Grove Piston ring Grove No 3 (mm) Standart (mm)


1 Top Ring 0,80 0,15
2 Second Ring 0,50 0,15
 

 
25 
 

6. Step 6 : Suspected Cause


.Setelah mendapatkan ring piston patah dan grove ring piston oblak maka di
lakukan pengechekan pada liner cylinder no 3. Maka dilakukan pengukuran.
Setelah dilihat secara visual, liner no 3 mengalami worm atau keausan yang tidak
merata. Kemudian diukur inside diameter liner tersebut Kemudian dilakukan
pengecekan dengan mengukur Inside Diameter standart diameterya 170 mm
Dapat kita lihat pada table hasil pengukurannya
Tabel 4. 4 Pengukuran Cylinder Liner No 3

Pengukuran Hasil Pengukuran (mm)


X1 170,06
X2 170,05
X3 170,05
Y1 169,98
Y2 169,95
Y3 169,77

Keterangan
X1 = sisi atas secara vertical
X2 = sisi bawah secara vertical
X3 = sisi tengah secara vertical
Y1 = sisi atas secara horizontal
Y2 = sisi tengah secara horizontal
Y3 = sisi bawah secara horizontal

Pengukuran pada cylinder liner no 3 ini menggunakan boor gauge.


Pengukuran dilakukan secara vertical dan horizontal. Dengan mengukur dari atas
kemudian tengah dan yang terakhir bawah. Pengukuran dapat di mulai dari
horizontal atau dari vertikal . setelah melakukan pengukuran maka dilakukan
penghitungan rumus untuk menghitung keovalan
Rumus keovalan :
Y1 – X1 = 169,98 mm – 170,06 mm = - 0,08 mm
Y2 – X2 = 169,95 mm – 170,05 mm = - 0,1mm
Y3 – X3 = 169,77 mm – 170,05 mm = - 0,28 mm

 
26

Gambar 4. 7 Cara pengukuran keovalan dan ketirusan cylinder


Tabel 4. 5 Standart size cylinder liner

Standart Size cylinder liner (mm) Tolerance (mm)


170 -0,040 - 0,040
 
Setelah melakukan perhitungan dapat kita lihat terdapat indikasi bahwa
liner menjadi oval yang disebabkan karena kerak carbon / jelaga pada proses
pembakaran tidak sempurna diruang bakar dan debu masuk , bisa dibuktikan di
hasil trand PAP yg meningkat pada Soot nya. Selanjutnya dapat kita tarik
kesimpulan (conclusion)

Gambar 4. 8 Measuring Cylinder Liner no 3


7. Step 7 : Conclusion

Kesimpulan yang dapat diambil untuk menentukan langkah apa yang harus
dilakukan terhadap unit yang mengalami trouble. Lalu kondisi komponen atau
part yang rusak yang menyebabkan unit tersebut mengalami trouble maka harus
melakukan rekomendasi kepada customer untuk mengganti part baru, repair ataau
rekondisi apabila part tersebut masih bisa di perbaiki. Dari hasil pengamatan yang
telah di lakukan di temukan penyebab terjadinya Oil Consumption High pada
Dozer D375A – 6R disebabkan piston ngejamed pada cylinder no 3 . Maka dari itu
dilakukan beberapa pemeriksaan :
27 
 

1. Dilakukan pengechekan ternyata cylinder no 3 kompresinya rendah hanya 1,1


MPa seperti yang terlihat pada Tabel 4.1 standart dari shop manual engine
SAA6D170E – 5 adalah min 2,1 MPa seperti yang terlihat pada Gambar 4.11
yang berarti terjadinya rendah compressi pada cylinder no 3
2. Pada saat cylinder no 3 di bongkar di temukan Ring piston patah dan grove
ring piston oblak pada Gambar 4.12
3. Dilakukan pengukuran. Di temukan hasil pada liner no 3 mengalami worm atau
keausan yang tidak merata. Kemudian Inside Diameter adalah 169,98 mm
dengan standart 170 mm seperti yang terlihat pada Gambar 4.13 yang berarti
kemungkinan liner oval
Oleh karena itu penyebab Oil consumption High pada Dozer D375A – 6R
disebabkan karena ring piston cylinder no 3 patah dan grovenya oblak. Maka dari
itu digantilah Ring Piston pada cylinder no 3 sesuai dengan standart dan
menggunakan genuine part. Apabila dari salah satu cylinder mengalami masalah
maka akan mengganggu performance pada sebuah unit. Untuk mengantisipasi
kembalinya masalah tersebut dilakukanlah improvment. Berikut ini improvment
yang dilakukan sebagai berikut :

a. Melakukan maintenance dan daily inspection secara rutin.


b. Melakukan training operator dan mekanik customers.
c. Mengarahkan customers untuk melakukan maintenace sesuai dengan prosedur
yang sesuai standart OMM.

8. Step 8 : Action to Improvement


Langkah yang terakhir yaitu langkah untuk memperbaiki unit sesuai dengan
rekomendasi yang dianjurkan sesuai kerusakan pada unit tersebut agar unit dapat
diperbaiki dengan tepat dan memberikan solusi agar unit tersebut tidak mengalami
trouble yang sama dan dalam kondisi performa yang sangat baik saat di
operasikan.

 
 
 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan dilapangan dengan data – data


yang telah dikumpulkan dan diolah, maka dengan itu dapat ditarik kesimpulan:

1. karena adanya oil up atau kebocoran di ruang bakar cylinder no 3, bisa dilihat
dari pengecekan blow by yg melebihi standart, test kompresi terjadi penurunan
di cylinder no 3 dan pada saat pembongkaran ditemukan ring piston patah,
grove ring piston oblak pada cylinder no3 patah dan di temukan liner yang oval
2. Kerusakan ring piston bisa disebabkan karena tidak bergerak pada saat naik
turun piston . Ring piston tidak bergerak disebabkan karena kerak carbon/
jelaga pada proses pembakaran tidak sempurna diruang bakar dan debu masuk,
bisa dibuktikan di hasil trand PAP yg meningkat pada Soot nya.
5.2. Saran

Dalam hal ini penulisan dapat memberikan sebuah masukan berupa saran
yang nantinya dapat bermanfaat bagi pembaca ataupun yang akan melakukan
penelitian selanjutnya, adapun saran yang dapat penulis sampaikan meliputi:
1. Melakukan penelitian masalah yang sama dapat menggunakan dat seperti hasil
uji TSR (Technical Service Report) dan foto – foto dokumentasi untuk unit
tersebut
2. Mengarahkan customers untuk melakukan maintenace sesuai dengan prosedur
sesuai dengan standart OMM.
 

28
 
 
 

DAFTAR PUSTAKA

Komatsu Europe International NV Mechelsesteenweg 586 B-1800 VILVOORDE


(BELGIUM) 2010

Pahlevi, Muhammad Utama Reza. 2017 Analisa Penyebab Low Speed All Attachment
Pada Unit Excavator PC 400 LC – 8 HEX401 Di PT. Hasnur Riung Sinergi
Site Rantau. Balikpapan

D375A-6 OMM TEN00388-00 KOMATSU

SHOP MANUAL D375A-6 SEN05214-01 KOMATSU

SHOP MANUAL ENGINE SAA6D170E-5 KOMATSU

BMC-Product Knowledge and Publication Book 2012

https://docplayer.info/45289802-Lubricating-system-fungsi-pelumas-pada-engine-1-
sebagai-pelumas-lubricant.html 2019

https://mobilmo.com/top-mobil/mengenal-apa-yang-dimaksud-dengan-blow-by-gas-
aid3729 2018

http://alatberat1985.blogspot.com/2018/11/blow-by-pressure-engine.html 2018

http://saputranett.blogspot.com/2013/05/piston-mesin-diesel.html 2013
http://fastnlow.net/beginilah-cara-melakukan-pengukuran-silinder-pada-mesin/

29 
 
LAMPIRAN

Lampiran 1 Emergency Troubleshooting report ( ETR)

30 
31 
 

 
 

Das könnte Ihnen auch gefallen