Sie sind auf Seite 1von 14

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KECENDERUNGAN

KECURANGAN AKUNTANSI DENGAN PERILAKU TIDAK ETIS SEBAGAI


VARIABEL INTERVENING
(Studi Empiris pada Perusahaan BUMN di Kota Pekanbaru)

Oleh :
Jessy Rhutsye Permata Sari Sumolang
Pembimbing : Yusralaini dan Eka Hariyani

Faculty of Economics and Bussiness Riau University, Pekanbaru, Indonesia


E-mail : jessyrhutsye40@gmail.com

The Effect Factors Towards The Tendency of Accounting Fraud With Unethical Behavior
as an Intervening Variable (Empirical Studies on State-Owned Companies
located in Pekanbaru City)

ABSTRACT

This research aims to examine the effect of effectiveness of internal


control, suitability of compensation, compliance of accounting rules, information
asymmetry and management morality towards the tendency of accounting fraud.
Then, to examine the effect of unethical behavior on the tendency of accounting
fraud. Then, the last to examine the effect of effectiveness of internal control,
suitability of compensation, compliance of accounting rules, asymmetry of
information and management morality towards the tendency of accounting after
mediation by unethical behavior. The population of this research is the head of
accounting department and financial staff who work in a State-Owned Company
in Pekanbaru City. The sample of this research are 147 respondents selected
based on criteria in purposive sampling. Data were analyzed using Partial Least
Square (PLS) in a of Structural Equation Modeling (SEM). The result showed that
the effectiveness of internal control, suitability of compensation, information
asymmetry have effect towards the tendency of accounting fraud. Meanwhile the
compliance of accounting rules and management morality have no effect on
tendency of accounting fraud. Then the effectiveness of internal control,
compliance of accounting rules, and management morality have effect towards
unethical behavior. On the other hand, the suitability of compensation and
information asymmetry have no effect on unethical behavior. The result of this
research also showed that that the unethical behavior has effect on tendency of
accounting fraud. Then the effectiveness of internal control, compliance of
accounting rules, and management morality have effect towards the tendency of
accounting fraud through unethical behavior as an intervening variable.
However, the suitability of compensation and information asymmetry have no
effect on tendency of accounting fraud through unethical behavior as an
intervening variable.

Keywords : Tendency of Accounting Fraud, Unethical Behavior, Effectiveness of


Internal Control, Suitability of Compensation, Compliance of
Accounting Rules, Information Asymmetry, and Management
Morality.
PENDAHULUAN digunakan untuk mendapatkan
keuntungan dengan cara menutupi
Kecurangan merupakan segala kebenaran, tipu daya, kelicikan atau
sesuatu yang secara lihai dapat mengelabui dan cara tidak jujur yang
JOM Fekon, Vol.5 ED.1 (Januari – Juni 2018) 1
lain (The Association of Certified Fraud Kegiatan laporan keuangan fiktif ini
Examines dalam Abdul Halim, dilakukan guna menutupi kinerja
2003:140). Pada dasarnya terdapat dua keuangan PT Timah yang terus
tipe kecurangan, yaitu eksternal dan mengkhawatirkan. Ketua Ikatan
internal. Menurut Amin Widjaja (2013) Karyawan Timah (IKT), Ali Samsuri
dalam Ananda (2014:11) kecurangan mengungkapkan, kondisi keuangan PT
eksternal adalah kecurangan yang Timah sejak tiga tahun belakangan
dilakukan oleh pihak luar terhadap suatu kurang sehat. Ketidakmampuan jajaran
perusahaan/entitas, seperti kecurangan Direksi PT Timah keluar dari jerat
yang dilakukan pelanggan terhadap
kerugian telah mengakibatkan
usaha, wajib pajak terhadap pemerintah,
sedangkan kecurangan internal adalah penyerahan 80% wilayah tambang milik
tindakan tidak legal yang dilakukan oleh PT Timah kepada mitra usaha. Hal ini
karyawan, manager dan eksekutif memiliki konsekuensi negatif terhadap
terhadap perusahaan tempat mereka masa depan PT Timah terutama bagi
bekerja. Kecurangan tersebut akan 7.000 karyawan diperusahaan milik
menimbulkan kerugian yang besar bagi Negara ini. Jika mengacu pada kondisi
organisasi atau lembaga itu sendiri. Di nyata yang terjadi di PT Timah, Ali
berbagai negara sudah banyak terjadi meyakini kalau laporan keuangan
kecurangan akuntansi pada laporan semester I 2015 PT Timah (Persero) Tbk
keuangan, termasuk Indonesia. Tindakan fiktif. Sebab menurutnya, pada semester
kecurangan dalam akuntansi dapat I 2015 laba operasi PT Timah telah
terjadi karena beberapa kondisi seperti mengalami kerugian sebesar Rp 59
yang dijelaskan oleh Cressey (1953) milyar. (https://www.tambang.co.id/pt-
dalam Tuanakotta (2007:207) timah-diduga-membuat-laporan-
menyebutkan Teori Fraud Triangle, keuangan-fiktif-9640/)
bahwa korupsi disebabkan karena
Berdasarkan uraian di atas,
adanya 3 faktor yaitu tekanan
rumusan masalah dalam penelitian ini
(pressure), peluang (opportunity), dan
rasionalisasi (razionalization). Tindakan yaitu apakah keefektifan pengendalian
tersebut dilakukan oleh manajemen internal, kesesuaian kompensasi,
untuk melakukan suatu perbuatan ketaatan aturan akuntansi, asimetri
curang di dalam suatu instansi, informasi, dan moralitas manajemen
tekanan yang paling utama adalah berpengaruh terhadap kecenderungan
tuntutan ekonomi di mana karyawan kecurangan akuntansi. Selain itu, apakah
akan berlaku curang untuk memenuhi keefektifan pengendalian internal,
kebutuhan ekonomi tersebut, peluang kesesuaian kompensasi, ketaatan aturan
sendiri berarti terdapat situasi di dalam akuntansi, asimetri informasi, dan
suatu instansi atau lembaga di mana moralitas manajemen berpengaruh
manajemen dapat melakukan tindak terhadap perilaku tidak etis. Kemudian,
kecurangan dan rasionalisasi adalah apakah perilaku tidak etis berpengaruh
sikap instansi atau lembaga yang terhadap kecenderungan kecurangan
merasionalkan tindakan curang atau akuntansi dan apakah keefektifan
tidak jujur. Dalam korupsi, tindakan pengendalian internal, kesesuaian
yang lazim dilakukan di antaranya kompensasi, ketaatan aturan akuntansi,
adalah penyuapan, konflik asimetri informasi, dan moralitas
kepentingan, pemberian tanda terima
manajemen berpengaruh terhadap
kasih yang tidak sah, dan pemerasan
kecenderungan kecurangan akuntansi
secara ekonomi.
melalui perilaku tidak etis sebagai
Kasus yang terkait dengan
variabel intervening.
kecenderungan kecurangan akuntansi
Berdasarkan rumusan masalah
yaitu pada semester I 2015 lalu, PT
di atas, maka tujuan dari penelitian ini
Timah (Persero) Tbk diduga
adalah untuk menguji secara empiris
memberikan laporan keuangan fiktif.
JOM Fekon, Vol.5 ED.1 (Januari – Juni 2018) 2
seberapa besar pengaruh keefektifan memberikan keyakinan yang memadai
pengendalian internal, kesesuaian dalam pencapaian efektivitas, efisiensi,
kompensasi, ketaatan aturan akuntansi, ketaatan terhadap peraturan perundang-
asimetri informasi, dan moralitas undangan yang berlaku dan keandalan
manajemen terhadap kecenderungan penyajian laporan keuangan.
kecurangan akuntansi. Selain itu, untuk d. Kesesuaian Kompensasi
menguji secara empiris seberapa besar Menurut Kamus Besar Bahasa
pengaruh keefektifan pengendalian Indonesia (KBBI) kesesuaian adalah
internal, kesesuaian kompensasi, perihal sesuai, keselarasan atau
ketaatan aturan akuntansi, asimetri kecocokan. Kesesuaian juga merupakan
informasi, dan moralitas manajemen suatu keadaan merasa cocok atau pas
terhadap perilaku tidak etis. Kemudian, terhadap sesuatu yang kita dapatkan.
untuk menguji secara empiris seberapa Kesesuain disini mengacu pada tingkat
besar pengaruh perilaku tidak etis kepuasaan karyawan dalam instansi.
terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi dan untuk menguji secara e. Ketaatan Aturan Akuntansi
empiris seberapa besar pengaruh Menurut Rahmawati (2012:9) aturan
keefektifan pengendalian internal, akuntansi dibuat sedemikian rupa sebagai
kesesuaian kompensasi, ketaatan aturan dasar dalam penyusunan laporan
akuntansi, asimetri informasi, dan keuangan. Dalam standar akuntansi
moralitas manajemen terhadap terdapat aturan-aturan yang harus
kecenderungan kecurangan akuntansi digunakan dalam pengukuran dan
melalui perilaku tidak etis sebagai penyajian laporan keuangan yang
variabel intervening. berpedoman terhadap aturan-aturan yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
TINJAUAN PUSTAKA DAN (IAI).
HIPOTESIS
f. Asimetri Informasi
a. Kecurangan Kecurangan Anthony dan Govindrajan (2001)
Akuntansi dalam Rizki Zainal (2013), menyatakan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia bahwa kondisi asimetri informasi
(IAI) kecurangan akuntansi merupakan muncul dalam teori keagenan (agency
penyalahgunaan atau penggelapan atau theory), yaitu principal (pemilik/atasan)
perbuatan yang tidak semestinya, memberikan wewenang kepada agen
sedangkan Sutherland (1940) sebagai (manajer/bawahan) untuk mengatur
pakar hukum menganggap bahwa perusahaan yang dimilikinya.
kecurangan akuntansi sebagai kejahatan. Pendelegasian wewenang akan
menyebabkan manajer sebagai pengelola
b. Perilaku Tidak Etis perusahaan akan lebih mengetahui
Perilaku tidak etis merupakan prospek dan informasi perusahaan
sesuatu yang sulit untuk dimengerti, sehingga menimbulkan ketidak
yang jawabannya tergantung pada seimbangan informasi antara manajer
interaksi yang kompleks antara situasi dengan pemilik yang disebut dengan
serta karakteristik pribadi pelakunya asimetri informasi.
(Buckley et al., 1998)
g. Moralitas Manajemen
c. Keefektifan Pengendalian Internal Moralitas manajemen merupakan
Menurut PP No.8 Tahun 2006 tindakan manajemen untuk melakukan
pengendalian internal adalah suatu hal yang benar dan tidak berkaitan
proses yang dipengaruhi oleh dengan keuntungan atau nilai (Baron,
manajemen yang diciptakan untuk 2006). Solomon (1984:36) dalam Hasbi

JOM Fekon, Vol.5 ED.1 (Januari – Juni 2018) 3


(2009) menjelaskan bahwa moralitas itu suatu instansi atau lembaga harus
berkaitan dengan orang lain bukan memiliki system pengendalian internal
hanya mengenai kepentingan pribadi. yang efektif di mana setiap aktivitas-
aktivitas yang dilakukan karyawan
Pengaruh Keefektifan Pengendalian dalam instansi atau lembaga tersebut
Internal terhadap Kecenderungan mendapatkan pengawasan yang ketat.
Kecurangan Akuntansi Fauwzi (2011) dan Adelin
Kecurangan akuntansi umumnya (2013), keefektifan pengendalian internal
dilakukan karena adanya kesempatan dapat mencegah dan menurunkan
dan peluang yang muncul akibat perilaku tidak etis manajemen yang
lemahnya pengendalian intern dalam berarti bahwa semakin efektif
perusahaan. Sistem pengendalian intern pengendalian internal di instansi,
yang lemah, membuat seseorang tidak semakin rendah pula perilaku tidak etis
takut untuk melakukan tindakan yang terjadi pada karyawannya.
merugikan perusahaan, karena tindakan H2: Keefektifan pengendalian internal
yang mereka lakukan tidak terdeteksi berpengaruh terhadap perilaku tidak etis.
oleh siapapun. Sebaliknya, jika semakin
baik sistem pengendalian intern dalam Pengaruh Perilaku Tidak Etis
perusahaan maka tindakan kecurangan Terhadap Kecenderungan
akuntansi akan sulit dilakukan, karena Kecurangan Akuntansi
setiap kegiatan yang mereka lakukan Prinsip etika suatu manajemen
telah dibatasi dan dikelola sebatas pada diwakili oleh perilaku manajemen dalam
tanggung jawab mereka masing-masing pengelolaan perusahaan. Jika perilaku
terhadap tugasnya. Semakin efektif yang ditunjukkan oleh manajemen
cenderung tidak etis maka dapat
tingkat pengendalian intern dalam menyebabkan terjadinya tindakan
suatu perusahaan, maka akan kecurangan akuntansi. Dengan kata lain,
semakin semakin kecil pula semakin tinggi perilaku tidak etis maka
kesempatan bagi karyawan untuk semakin tinggi pula tindakan kecurangan
melakukan tindakan kecurangan. akuntansinya.
Penelitian Prekanida Farizqa Dallas (2002) menyatakan bahwa
Shintadevi (2015) membuktikan bahwa berbagai kecurangan akuntansi yang
keefektifan pengendalian internal dilakukan oleh perusahaan Enron,
berpengaruh negative terhadap WorldCom, Xerox, dan lain-lain di USA
kecenderungan kecurangan akuntansi. dikarenakan perilaku tidak etis manajemen
Sementara itu, Rizki Zainal (2009) perusahaan. Demikian pula CIMA (2002)
menemukan bahwa keefektifan dalam Wilopo (2006) berpendapat bahwa
pengendalian internal berpengaruh perusahaan dengan standar etika yang
positif terhadap kecenderungan rendah memiliki risiko kecurangan
kecurangan akuntansi. akuntansi yang tinggi.
H1: Keefektifan pengendalian internal H3: Perilaku tidak etis berpengaruh
berpengaruh terhadap kecenderungan terhadap kecenderungan kecurangan
kecurangan akuntansi. akuntansi.

Pengaruh Keefektifan Pengendalian Pengaruh Keefektifan Pengendalian


Internal Terhadap Perilaku Tidak Internal Terhadap Kecenderungan
Etis Kecurangan Akuntansi Melalui
Pengendalian internal yang Perilaku Tidak Etis Sebagai Variabel
lemah atau longgar dapat memberikan Intervening
peluang seseorang untuk melakukan Pengendalian internal yang kuat
perilaku tidak etis yang dapat merugikan akan dapat mengurangi perilaku tidak
suatu instansi atau lembaga, maka dari
JOM Fekon, Vol.5 ED.1 (Januari – Juni 2018) 4
etis seorang karyawan yang memberikan berperilaku tidak etis untuk
kemungkinan kecil kepada kecurangan memaksimalkan keuntungan pribadinya.
akuntansi terjadi dalam instansi tersebut. Kompensasi tersebut bertujuan agar
Maka dari itu suatu instansi atau manajemen dapat bertindak sesuai
lembaga harus memiliki sistem keinginan pemilik perusahaan dan tidak
pengendalian yang efektif dimana setiap melakukan tindakan menyimpang
aktivitas-aktivitas yang dilakukan seperti adanya perilaku tidak etis.
karyawan dalam instansi atau lembaga Tindakan menyimpang diharapkan dapat
tersebut mendapatkan pengawasan yang berkurang dengan adanya system
ketat dan dapat meminimalisir terjadinya kompensasi yang diberikan. Dengan
kecurangan akuntansi yang disebabkan berdasarkan penelitian Thoyibatun
oleh perilaku yang tidak etis. (2009) pemberian kompensasi yang
H4: Keefektifan pengendalian internal sesuai akan menurunkan perilaku tidak
berpengaruh terhadap kecenderungan etis manajemen dalam instansi. Dan
kecurangan akuntansi melalui perilaku semakin sesuai kompensasi yang
tidak etis sebagai variabel intervening. diberikan manajemen kepada karyawan
akan semakin rendah pula perilaku tidak
Pengaruh Kesesuaian Kompensasi etis terjadi. Penelitian ini berpendapat
terhadap Kecenderungan
bahwa pemberian kompensasi yang
Kecurangan Akuntansi
sesuai akan menurunkan perilaku tidak
Kompensasi mempunyai
etis manajemen perusahaan.
pengaruh yang signifikan terhadap
H6: Kesesuaian kompensasi
tindakan kecurangan, pemberian
berpengaruh terhadap perilaku tidak etis
kompensasi yang tidak sesuai akan
membuat karyawan memiliki dorongan
Pengaruh Kesesuaian Kompensasi
untuk melakukan kecurangan demi
terhadap Kecenderungan
memenuhi kebutuhan dan tekanan yang
Kecurangan Akuntansi Melalui
mereka rasakan akibat kompensasi yang
Perilaku Tidak Etis Sebagai Variabel
tidak sesuai. Semakin tidak sesuai
Intervening
kompensasi yang diberikan maka akan
Ketidaksesuaian kompensasi
semakin tinggi kemungkinan karyawan
yang diberikan perusahaan dengan
untuk melakukan kecurangan.
keinginan karyawannya akan memicu
Sebaliknya ketika karyawan merasa
terjadinya perilaku tidak etis karena
kebutuhan mereka terpenuhi dengan
ketidakpuasaan karyawan tersebut
kompensasi yang mereka terima maka
terhadap kompensasi yang diterima.
karyawan tersebut akan lebih termotivasi
Perilaku tidak etis tersebut dilakukan
untuk melakukan pekerjaan dengan
semata-mata untuk memaksimalkan
lebih baik dan mereka merasa
keuntungan pribadinya. Jadi perilaku
pekerjaannnya dihargai oleh pihak
tidak etis terjadi karena ketidaksesuaian
perusahaan, sehingga secara tidak
kompensasi, dan dapat memicu
langsung juga akan meningkatkan
kecenderungan kecurangan akuntansi itu
loyalitas mereka kepada perusahaan.
terjadi.
H5: Kesesuaian kompensasi
H7: Kesesuaian kompensasi
berpengaruh terhadap kecenderungan
berpengaruh terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi.
kecurangan akuntansi melalui perilaku
Pengaruh Kesesuaian Kompensasi tidak etis sebagai variabel intervening.
Terhadap Perilaku Tidak Etis
Pengaruh Ketaatan Aturan Akuntansi
Kompensasi merupakan hal
terhadap Kecenderungan
yang berpengaruh terhadap tindakan
Kecurangan Akuntansi
maupun perilaku seseorang dalam
Apabila suatu instansi atau
organisasi. Seseorang cenderung
JOM Fekon, Vol.5 ED.1 (Januari – Juni 2018) 5
lembaga tidak mentaati atau berpengaruh terhadap perilaku tidak
berpedoman pada aturan akuntansi yang etis.
berlaku, maka suatu instansi atau
lembaga lebih cenderung akan Pengaruh Ketaatan Aturan Akuntansi
melakukan kecurangan. Begitu terhadap Kecenderungan
sebaliknya, jika suatu instansi taat Kecurangan Akuntansi Melalui
terhadap aturan akuntansi yang berlaku Perilaku Tidak Etis Sebagai Variabel
maka kecenderungan kecurangan Intervening
akuntansi akan dapat berkurang. Taatnya manajemen pada aturan
Prekanida Farizqa Shintadevi akuntansi yang berlaku dalam
(2015) dan Wilopo (2006) membuktikan melakukan kegiatan-kegiatan akuntansi
bahwa ketaatan aturan akuntansi diharapkan dapat mengurangi perilaku
berpengaruh negative terhadap tidak etis. Semakin taat perusahaan
kecenderungan kecurangan akuntansi. terhadap aturan akuntansi yang berlaku
Namun, Wolk and Tearney (1997: 93- semakin rendah pula tindakan tidak etis
95) menjelaskan bahwa kegagalan yang dilakukan manajemen dalam
penyusunan laporan keuangan yang instansi tersebut sehingga
disebabkan karena ketidaktaatan pada kecenderungan kecurangan akuntansi itu
aturan akuntansi, akan menimbulkan kecil terjadi.
kecurangan perusahaan yang tidak dapat H10: Ketaatan aturan akuntansi
dideteksi oleh para auditor yang berarti berpengaruh terhadap kecenderungan
ketaatan aturan akuntansi tersebut kecurangan akuntansi melalui perilaku
berpengaruh positif terhadap tidak etis sebagai variabel intervening.
kecenderungan kecurangan akuntansi.
H8: Ketaatan aturan akuntansi Pengaruh Asimetri Informasi
berpengaruh terhadap kecenderungan terhadap Kecenderungan
kecurangan akuntansi. Kecurangan Akuntansi
Untuk meminimalisir terjadinya
Pengaruh Ketaatan Aturan Akuntansi kecenderungan kecurangan akuntansi
terhadap Perilaku Tidak Etis yang dilakukan oleh manajemen, maka
Pada tahap konvensional, pengendalian intern perusahaan juga
pertimbangan moral didasarkan atas harus ditingkatkan, Apabila sistem
pemahaman aturan social, hukum- pengendalian intern lemah maka akan
hukum, keadilan, dan kewajiban. semakin tinggi tingkat terjadinya
Dengan demikian semakin perusahaan asimetri informasi dan semakin besar
taat pada aturan akuntansi, semakin kesempatan manajemen untuk
rendah perilaku tidak etis manajemen melakukan kecurangan yang
perusahaan. Dan apabila suatu memberikan keuntungan pribadi.
manajemen atau perusahaan tersebut Penelitian yang dilakukan oleh
tidak menerapkan ketaatan terhadap Wilopo (2006) membuktikan bahwa
aturan akuntansi, maka semakin besar asimetri informasi memberikan
pula kemungkinan perilaku tidak etis pengaruh yang signifikan dan positif
akan terjadi. terhadap kecenderungan kecurangan
Roberts et al., (2002:23) dalam akuntansi perusahaan, artinya semakin
Wilopo (2006) berpendapat bahwa cara tinggi tingkat asimetri informasi pada
profesi diorganisir, melalui antara lain perusahaan, maka semakin tinggi pula
kode etik, dan ketaatan atas aturan tingkat terjadinya kecenderungan
akuntansi, akan memberikan pengaruh akuntansi pada perusahaan tersebut.
serta mengendalikan perilaku H11: Asimetri informasi berpengaruh
manajemen perusahaan. terhadap kecenderungan kecurangan
H9: Ketaatan aturan akuntansi akuntansi.

JOM Fekon, Vol.5 ED.1 (Januari – Juni 2018) 6


Pengaruh Asimetri Informasi Pengaruh Moralitas Manajemen
terhadap Perilaku Tidak Etis terhadap Kecenderungan
Asimetri informasi adalah Kecurangan Akuntansi
ketidakseimbangan informasi yang Kohlberg (1969) ), sebagaimana
dimiliki oleh principal dan agen, ketika dikutip oleh Velasquez (2002) dalam
principal tidak memiliki informasi yang Wilopo (2006) menyatakan bahwa
cukup tentang kinerja agen sebaliknya, moral berkembang melalui tiga tahapan,
agen memiliki lebih banyak informasi yaitu tahapan prakonvensional, tahapan
mengenai kapasitas diri, lingkungan konvensional, dan tahapan pasca
kerja dan perusahaan secara keseluruhan konvensional. Moralitas manajemen
(Widyaningdyah, 2001 dalam pada tahapan pasca konvensional
Ningsaptiti, 2010). menunjukkan kematangan moral
Asimetri informasi ini membuat manajemen yang tinggi.
keuntungan mereka serta sekaligus Dalamkematangan moral ini menjadi
merugikan pihak luar perusahaan, dasar dan pertimbangan manajemen
seperti membiaskan informasi yang dalam merancang tanggapan dan sikap
terkait dengan investor (Scott, 2003 terhadap isu-isu etis.
dalam Wilopo, 2006). H14: Moralitas manajemen
H12: Asimetri informasi berpengaruh berpengaruh terhadap kecenderungan
terhadap perilaku tidak etis. kecurangan akuntansi.

Pengaruh Asimetri Informasi Pengaruh Moralitas Manajemen


terhadap Kecenderungan terhadap Perilaku Tidak Etis
Kecurangan Akuntansi Melalui Terdapat hasil penelitian yang
Perilaku Tidak Etis Sebagai Variabel berbeda dari Kite (1996) dengan
Intervening mengutip hasil penelitian berbagai
Perilaku tidak etis terjadi karena penelitian [Tull (1982), Amstrong
kurang konsistennya asimetri informasi (1984&1987), Ponemon (1988&1990),
pada perusahaan tersebut. Seperti Ponemon and Gabhart (1990), Ponemon
pegawai perusahaan tersebut
and Glazer (1990)] dan dari Dallas
memberikan informasi yang tidak akurat
atau tidak sesuai dengan kenyataannya. (2002) yang terdapat dalam Wilopo
Jika pegawai perusahaan tersebut (2006) penelitian ini berpendapat bahwa
melakukan hal itu, maka semakin tinggi semakin tinggi tingkat moralitas
pula kecenderungan kecurangan manajemen, semakin rendah perilaku
akuntansi itu terjadi. tidak etisnya.
Menurut Scott (2003) dalam H15: Moralitas manajemen
Wilopo (2006) asimetri informasi adalah berpengaruh terhadap perilaku tidak etis.
situasi dimana terjadi ketidakselarasan
informasi antara pihak yang memiliki Pengaruh Moralitas Manajemen
atau menyediakan informasi dengan terhadap Kecenderungan
pihak yang membutuhkan informasi. Kecurangan Akuntansi Melalui
Asimetri informasi ini membuat Perilaku Tidak Etis Sebagai Variabel
manajemen memanfaatkan Intervening
ketidakselarasan informasi untuk Moralitas yang buruk akan
keuntungan mereka serta sekaligus membuat individu cenderung
merugikan pihak luar perusahaan, berperilaku tidak etis. Dalam suatu
seperti membiaskan informasi yang perusahaan atau instansi yang diwakili
terkait dengan investor. manajemennya, moralitas manajemen
H13: Asimetri informasi berpengaruh merupakan hal penting yang
terhadap kecenderungan kecurangan berpengaruh terhadap tindakan yang
akuntansi melalui perilaku tidak etis diambil perusahaan. Sehingga dalam
sebagai variabel intervening.
JOM Fekon, Vol.5 ED.1 (Januari – Juni 2018) 7
suatu perusahaan atau instansi, moralitas 2) Uji Reliabilitas,
manajemen memiliki pengaruh terhadap 3) Merancang Inner Model,
perilaku tidak etis yang dilakukan 4) Merancang Outer Model,
perusahaan. Semakin rendah moralitas 5) Konstruksi Diagram Jalur,
manajemen, maka semakin tinggi 6) Konversi Diagram Jalur ke
perilaku tidak etis dan semakin tinggi Persamaan,
pula kecenderungan kecurangan 7) Estimasi: Koefisien Jalur, Loading,
akuntansi itu terjadi. dan Weight,
H16: Moralitas manajemen 8) Goodness of Fit,
berpengaruh terhadap kecenderungan 9) Pengujian Hipotesis,
kecurangan akuntansi melalui perilaku 10) Uji Sobel dan Bootstrapping.
tidak etis sebagai variabel intervening.
Definisi Operasionalisasi Variabel
METODELOGI PENELITIAN Dan Pengukurannya.

Populasi dari penelitian ini Keefektifan Pengendalian Internal


adalah semua pihak yang menerima (X1)
delegasi wewenang dan tanggung jawab Keefektifan pengendalian
untuk terlibat dalam penggunaan dana diukur dengan lima item pertanyaan
yang dianggarkan, pelaksana akuntansi, yang dikembangkan oleh Wilopo
dan orang yang bertugas berkaitan (2006) dari IAI (2001) perihal
dengan laporan keuangan dan laporan pengendalian internal. Respons dari
pertanggung jawaban di perusahaan responden diukur dengan skala Likert 1
BUMN yang terdapat di Kota – 5 dan menggunakan skala ordinal
Pekanbaru. Waktu penelitian adalah sebagai skala pengukurannya.
tahun 2017 sampai selesai. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini Kesesuaian Kompesasi (X2)
adalah data primer yang dikumpulkan Kesesuaian kompensasi diukur
melalui pengiriman kuisioner pada dengan instrumen yang dikembangkan
responden. Sumber data adalah peneliti dari Gibson, (1997: 182 – 185)
pendapat dan persepsi dari personil perihal reward serta terdiri dari enam
dalam perusahaan BUMN yang item pertanyaan. Respons dari
bertanggung jawab dalam penyusunan responden diukur dengan skala Likert 1
laporan keuangan. Personil tersebut – 5 dan menggunakan skala ordinal
adalah kepala bagian akuntansi dan staff sebagai skala pengukurannya.
keuangan.
Ketaatan aturan Akuntansi (X3)
Metode Analisis Ketaatan aturan akuntansi
Variabel yang terdapat dalam
diukur dengan delapan item pertanyaan.
penelitian ini diukur dengan
Instrumen ini dikembangkan peneliti
menggunakan model skala likert yaitu
dari IAI, 1998 perihal kode etik akuntan.
mengukur sikap dengan menyatakan
Skala Likert 1 – 5 digunakan untuk
setuju atau ketidaksetujuannya terhadap
pertanyaan yang diajukan dengan skor 5 mengukur respons dari responden dan
(SS=Sangat Setuju), 4 (S=Setuju), 3 menggunakan skala ordinal sebagai
(N=Netral), 2 (TS=Tidak Setuju), 1 skala pengukurannya.
(STS=Sangat Tidak Setuju).
Pengujian terhadap hipotesis dalam Asimetri Informasi (X4)
penelitian ini dilakukan dengan tahapan Instrumen yang digunakan
sebagai berikut: untuk mengukur asimetri informasi
1) Uji Statistik Deskriptif,Uji terdiri enam pertanyaan dari
Validitas, instrumen yang dikembangkan dari

JOM Fekon, Vol.5 ED.1 (Januari – Juni 2018) 8


Dunk (1993). Skala Likert 1 – 5 AI 133 14.00 35.00
259.
098
491.6
67
digunakan untuk mengukur respons dari MM 133 15.00 29.00
233. 366.1
910 50
responden dan menggunakan skala 63.4 198.8
PTE 133 4.00 14.00
ordinal sebagai skala pengukurannya. 59 78
98.1 261.1
KKA 133 5.00 19.00
20 60
Moralitas Manajemen VALID
N
Moralitas manajemen diukur 133
melalui 6 (enam) butir instrumen yang
mengukur tinggi rendahnya moralitas Sumber : Data Olahan (2017)
manajemen melalui kasus dilema etika
akuntansi. Hasil pengukuran atas dilema Gambar 1
etika akuntansi ini merupakan cerminan Hasil PLS Setelah di Modifikasi
moralitas manajemen organisasi. Dalam
penelitian ini variabel moralitas
manajemen merupakan observed
variable. Nilai yang ditunjukan pada
kuesioner menunjukan semakin tinggi
nilai rendah moral manajemen. Skala
Likert 1 – 5 digunakan untuk mengukur
respons dari responden dan
menggunakan skala ordinal sebagai
skala pengukurannya. Sumber : Data Olahan (2017)

HASIL DAN PEMBAHASAN Average Variance Extracted (AVE)


dan Composite Reliabiliy
Kuesioner yang telah diisi oleh Nilai reliabilitas suatu konstruk
responden, selanjutnya diteliti dan nilai Average Variance Extracted
kelengkapannya dan data yang tidak (AVE) dari masing-masing konstruk.
lengkap disisihkan. Dari responden Konstruk dikatakan memiliki reliabilitas
tersebut, kuesioner yang disebar adalah yang tinggi jika nilainya 0,70 dan AVE
147 kuesioner. Dan yang kembali dan berada diatas 0,50.
terisi sebanyak 133 kuesioner, sisa 14
kuesioner lainnya tidak lengkap dan Tabel 2
tidak kembali karena beberapa alasan Composite
tertentu. AVE
Reliability
AI 0,574349 0,903708
Hasil Statistik Deskriptif KAA 0,507535 0,876301
Statistik deskriptif memberikan KKA 0,62047 0,862727
gambaran atau deskriptif suatu data yang KKOM 0,576428 0,889003
KPI 0,747841 0,936611
dilihat dari nilai rata-rata (mean),
MM 0,695188 0,900296
standar deviasi, maksimum, dan 0,652603 0,881636
PTE
minimum.
Sumber : Data Olahan (2017)
Tabel 1
Descriptive Statistics Nilai R Square
Minimu Maxi Mea
Std. Nilai R Square untuk variabel
N Devia
m mum n
tion
kecenderungan kecurangan akuntansi
KPI 133 10.00 25.00
208. 329.6 adalah 0,768. Ini berarti 76,8%
947 61
245. 349.8
perubahan nilai kecenderungan
KKOM 133 12.00 30.00
113 09 kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh
308. 305.9
KAA 133 20.00 35.00
421 62 seluruh variabel bebas dan perilaku tidak
etis. Nilai R Square untuk variabel
JOM Fekon, Vol.5 ED.1 (Januari – Juni 2018) 9
perilaku tidak etis sebesar 0,568. Hal ini statistik lebih besar dibandingkan
berarti 56,8% perubahan nilai perilaku dengan t-tabel, maka dapat disimpulkan
tidak etis dipengaruhi oleh seluruh bahwa 7 nilai tersebut berpengaruh
variabel bebas. langsung dan 4 nilai lainnya tidak
berpengaruh.
Tabel 3
R Square Ringkasan Perhitungan Uji Sobel
AI Pengaruh Tidak Langsung
KAA
KKA 0,768867 Tabel 5
KKOM
a Sa B Sb ab Sab t
KPI
MM AI -> - 0.08 0.28 0.09 - 0.02 -
PTE -> 0.07 1 9 4 0.02 5 0.81
PTE 0,568405 KKA 2 0 1
Sumber : Data Olahan (2017) KAA -> - 0.07 0.28 0.09 - 0.03 -
PTE -> 0.31 3 9 4 0.09 7 2.44
KKA 3 0 6
Pengaruh Hipotesis (Inner Model) KKOM - 0.09 0.28 0.09 - 0.03 -
Model struktural (inner model) -> PTE
->
0.14
6
4 9 4 0.04
2
1 1.32
4
merupkan model struktural untuk KKA
KPI -> - 0.07 0.28 0.09 - 0.03 -
memprediksi hubungan kualitas antar PTE -> 0.23 4 9 4 0.06 1 2.11
KKA 0 6 7
variabel laten (Latan, Gozali, 2012:77).
MM -> - 0.08 0.28 0.09 - 0.03 -
Untuk memprediksi adanya hubungan PTE -> 0.30 8 9 4 0.08 9 2.23
kauslitas dalam SEM-PLS dengan KKA 4 7 6

menggunakan SmartPLS 2.0 M3 sebagai Sumber : Data Olahan (2017)


berikut:
Dari hasil uji Partial Least
Tabel 4 Square (PLS) Inner Model di atas
Result For Inner Weights (Pengaruh menunjukkan bahwa 3 dari 5 nilai t-
Langsung) statistik lebih besar dibandingkan
Stan Stan
Origi Sam T dengan t-tabel, maka dapat disimpulkan
dard dard
nal ple Statistic
Devi Erro
Sam Mea
ation r
s bahwa 3 nilai tersebut berpengaruh tidak
ple n (|O/STE
(O) (M)
(STD (STE
RR|) langsung dan 2 nilai lainnya tidak
EV) RR)
AI -> - - 0.084 0.084 2.126 berpengaruh.
KKA 0.180 0.168
AI -> - - 0.081 0.081 0.885
PTE 0.072 0.074 SIMPULAN, KETERBATASAN
KAA -> - - 0.047 0.047 1.138
KKA 0.054 0.058
DAN SARAN
KAA -> - - 0.073 0.073 4.283
PTE 0.313 0.325
KKOM - - - 0.081 0.081 4.168 Simpulan
> KKA 0.338 0.338 Berdasarkan hasil pengujian
KKOM - - - 0.094 0.094 1.546
> PTE 0.146 0.131 hipotesis dan pembahasan yang telah
KPI -> - - 0.097 0.097 2.284 dijelaskan pada bab sebelumnya, maka
KKA 0.223 0.237
KPI -> - - 0.074 0.074 3.086 penulis menyimpulkan sebagai berikut :
PTE 0.230 0.233
MM -> - - 0.067 0.067 0.535 1. Keefektifan Pengendalian Internal
KKA 0.036 0.037 berpengaruh terhadap
MM -> - - 0.088 0.088 3.447
PTE 0.304 0.299 Kecenderungan Kecurangan
PTE -> 0.289 0.275 0.094 0.094 3.060 Akuntansi. Jadi, semakin efektif
KKA
Sumber : Data Olahan (2017) tingkat pengendalian internal dalam
suatu perusahaan, maka akan
Dari hasil uji Partial Least semakin semakin kecil pula
Square (PLS) Inner Model di atas kesempatan bagi karyawan untuk
menunjukkan bahwa 7 dari 11 nilai t- melakukan tindakan kecurangan.
Begitu juga sebaliknya, jika
JOM Fekon, Vol.5 ED.1 (Januari – Juni 2018) 10
pengendalian internal tidak efektif , perusahaan, sehingga secara tidak
maka semakin tinggi tingkat langsung juga akan meningkatkan
kemungkinan kecurangan terjadi. loyalitas mereka kepada perusahaan.
2. Keefektifan Pengendalian Internal 6. Kesesuaian Kompensasi tidak
berpengaruh terhadap Perilaku Tidak berpengaruh terhadap Perilaku Tidak
Etis. Pengendalian internal yang Etis. Jadi, sesuai atau tidaknya
lemah atau longgar dapat memberikan kompensasi yang diberikan kepada
peluang seseorang untuk melakukan karyawan tidak mempengaruhi
perilaku tidak etis. Perilaku tidak etis karyawan tersebut untuk melakukan
dapat diminimalisir dengan baiknya perilaku yang tidak etis.
suatu pengendalian internal. 7. Kesesuaian Kompensasi tidak
3. Perilaku Tidak Etis berpengaruh berpengaruh terhadap
terhadap Kecenderungan Kecurangan Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi. Jika perilaku yang Akuntansi melalui Perilaku Tidak
ditunjukkan oleh manajemen Etis sebagai variabel intervening.
cenderung tidak etis maka dapat Jadi, kompensasi yang tidak sesuai
menyebabkan terjadinya tindakan dalam suatu perusahaan pun tidak
kecurangan akuntansi. Dengan kata mempengaruhi seorang karyawan
lain, semakin tinggi perilaku tidak etis untuk melakukan perilaku yang tidak
maka semakin tinggi pula tindakan etis seperti melakukan kecurangan
kecurangan akuntansinya. pada perusahaan tersebut.
4. Keefektifan Pengendalian Internal 8. Ketaatan Aturan Akuntansi tidak
berpengaruh terhadap berpengaruh terhadap
Kecenderungan Kecurangan Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi melalui Perilaku Tidak Akuntansi. Karyawan yang mencoba
Etis sebagai variabel intervening. melakukan kecurangan tidak akan
Pengendalian internal yang kuat bergantung pada factor taat atau
akan dapat mengurangi perilaku tidak tidaknya aturan akuntansi dalam
etis seorang karyawan yang perusahaan tersebut.
memberikan kemungkinan kecil 9. Ketaatan Aturan Akuntansi
kepada kecurangan akuntansi terjadi berpengaruh terhadap Perilaku Tidak
dalam instansi tersebut. Sebaliknya, Etis. semakin perusahaan taat pada
jika pegawai mendapatkan aturan akuntansi, semakin rendah
pengawasan yang ketat akan dapat perilaku tidak etis manajemen
meminimalisir terjadinya kecurangan perusahaan. Dan apabila suatu
akuntansi yang disebabkan oleh manajemen atau perusahaan tersebut
perilaku yang tidak etis. tidak menerapkan ketaatan terhadap
5. Kesesuaian Kompensasi berpengaruh aturan akuntansi, maka semakin besar
terhadap Kecenderungan Kecurangan pula kemungkinan perilaku tidak etis
Akuntansi. Semakin tidak sesuai akan terjadi.
kompensasi yang diberikan maka 10. Ketaatan Aturan Akuntansi
akan semakin tinggi kemungkinan berpengaruh terhadap
karyawan untuk melakukan Kecenderungan Kecurangan
kecurangan. Sebaliknya ketika Akuntansi melalui Perilaku Tidak
karyawan merasa kebutuhan mereka Etis sebagai variabel intervening.
terpenuhi dengan kompensasi yang Semakin taat perusahaan terhadap
mereka terima maka karyawan aturan akuntansi yang berlaku
tersebut akan lebih termotivasi untuk semakin rendah pula tindakan tidak
melakukan pekerjaan dengan lebih etis yang dilakukan manajemen
baik dan mereka merasa dalam instansi tersebut sehingga
pekerjaannnya dihargai oleh pihak

JOM Fekon, Vol.5 ED.1 (Januari – Juni 2018) 11


kecenderungan kecurangan intervening. Semakin rendah
akuntansi itu kecil terjadi. moralitas manajemen, maka
11. Asimetri Informasi berpengaruh semakin tinggi perilaku tidak etis
terhadap Kecenderungan dan semakin tinggi pula
Kecurangan Akuntansi. Semakin kecenderungan kecurangan
tinggi tingkat asimetri informasi akuntansi itu terjadi.
pada perusahaan, maka semakin
tinggi pula tingkat terjadinya Keterbatasan Penelitian
kecenderungan akuntansi pada Dalam melaksanakan
perusahaan tersebut. penelitian ini, peneliti memiliki
12. Asimetri Informasi tidak beberapa kendala yang menghambat
berpengaruh terhadap Perilaku proses penyelesaian penelitian ini,
Tidak Etis. Rendah atau tingginya berikut beberapa kendala yang
tingkat asimetri informasi pada
dihadapi peneliti:
perusahaan tidak akan
mempengaruhi karyawan untuk 1. Kesulitan untuk bertemu secara
melakukan suatu perilaku yang tidak langsung dengan responden
etis. dikarenakan memiliki kesibukan
13. Asimetri Informasi tidak dalam pekerjaan sehingga
berpengaruh terhadap kuisioner hanya dapat dititipkan
Kecenderungan Kecurangan kepada karyawan lain yang ada di
Akuntansi melalui Perilaku Tidak kantor tersebut.
Etis sebagai variabel intervening. 2. Penggunaan metode ini hanya
Bagaimanapun tingkat asimetri dengan metode survey dengan
informasi pada perusahaan tidak kuisioner, sehingga
akan mempengaruhi karyawan
memungkinkan terjadinya
untuk melakukan suatu perilaku
yang tidak etis seperti melakukan ketidakjujuran dalam menjawab
cenderung melakukan kecurangan. pertanyaan.
14. Moralitas Manajemen tidak
berpengaruh terhadap Saran
Kecenderungan Kecurangan Berdasarkan hasil pengujian
Akuntansi. Moralitas manajemen hipotesis dan pembahasan serta
yang baik, bahkan buruk sekalipun kesimpulan yang telah disajikan
tidak menjadi pengaruh terhadap sebelumnya, maka saran yang timbul
karyawan yang melakukan tindakan selama penelitian ini berlangsung
kecurangan akuntansi. sebagai berikut :
15. Moralitas Manajemen berpengaruh 1. Selama penelitian ini berlangsung,
terhadap Perilaku Tidak Etis. peneliti menemukan banyak
Moralitas manajemen dalam suatu kendala baik terkait generalisasi
perusahaan menentukan seorang sampel, luas ruang lingkup
karyawan melakukan tindakan terbatas, serta tingkat
perilaku yang tidak etis. Semakin pengembalian sampel. Dalam hal
baik moral perusahaan, maka ini hampir sebagian besar
semakin kecil kemungkinan responden hanya terfokus
karyawan melakukan perilaku yang kecenderungan kecurangan.
tidak etis. Sehingga selanjutnya diharapkan
16. Moralitas Manajemen berpengaruh menggeneralasi lebih luas lagi.
terhadap Kecenderungan 2. Perlu dilakukan pengembangan
Kecurangan Akuntansi melalui instrumen penelitian, yaitu
Perilaku Tidak Etis sebagai variabel disesuaikan dengan kondisi dan

JOM Fekon, Vol.5 ED.1 (Januari – Juni 2018) 12


lingkungan dari obyek yang akan Sugiyono, Prof, Dr. 2008. Metode
diteliti. Selain itu perlu dilakukan Penelitian Administrasi:
pilot study untuk menjamin bahwa Dilengkapi Metode R&D.
item-item pertanyaan dalam Alfabeta.
kuesioner dapat dipahami dengan
baik oleh responden. Khadarisman. 2012. Manajemen
3. Selama penelitian ini berlangsung, Kompensasi. Jakarta: Raja
peneliti menemukan faktor – faktor Grafindo Persada.
lain yang mampu mempengaruhi
Kusumastuti, Nur Ratri. 2012. Analisis
kecenderungan kecurangan
Faktor-Faktor yang
akuntansi. Adapun selama survey Berpengaruh terhadap
berlangsung Dominasi manajemen Kecenderungan Kecurangan
tidak dapat diabaikan menjadi Akuntansi dan Perilaku Tidak
faktor utama, seperti Kebijakan Etis sebagai Variabel
organisasi, Risk Exposure, dan Intervening. Universitas
Tindakan Manajemen. Diponegoro.

DAFTAR PUSTAKA Muhammad Glifandi Hari Fauwzi. 2011.


Analisis Pengaruh Keefektifan
Arens A. Alvin. Ellder J. Ronald & Pengendalian Internal, Persepsi
Beasley Mark S. 2008. Kesesuaian Kompensasi,
Auditing dan Jasa Assurance Moralitas Manajemen Terhadap
Pendekatan Terintegrasi. Perilaku Tidak Etis Dan
Jakarta: Erlangga. Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi. Universitas
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Diponegoro.
Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Balai Pustaka: Najahningrum, Anik Fatun. 2013.
Jakarta. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kecenderungan
Ghozali, Imam. 2008. Structural Kecurangan (Fraud).
Equation Modeling, Metode Universitas Semarang.
Alternatif dengan Partial Least
Square. Edisi II. Semarang: Ricky Griffin dan Ronald J. Ebert. 2006.
Badan Penerbit Universitas Bisnis Edisi Kedelapan. Jakarta:
Diponegoro. Erlangga.

Ikatan Akuntan Indonesia, 1998. Kode Robins, P Stephen. 2006. “Perilaku


Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Organisasi Edisi 10”. Prentice
Hall Pearson Educational
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. International,PT Ideks. Jakarta:
Standar Akuntansi Keuangan. Gramedia
Jakarta: Ikatan Akuntan
Indonesia. Shintadevi, Preqanida Farizqa. 2015.
Pengaruh Keefektifan
Imam Ghozali. 2011. Analisis Pengendalian Internal, Ketaatan
Multivariate Dengan Program Aturan Akuntansi dan
SPSS. Semarang: Badan Kesesuaian Kompensasi
Penerbit Universitas Terhadap Kecenderungan
Dipenogoro. Kecurangan Akuntansi Dengan
Perilaku Tidak Etis Sebagai

JOM Fekon, Vol.5 ED.1 (Januari – Juni 2018) 13


Variabel Intervening. Kecurangan Akuntansi (Fraud).
Universitas Negeri Yogyakarta Jurnal. Universitas Negeri
Padang.
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Adelin, Vani. 2013. Pengaruh
Penelitian. Bandung: CV. Pengendalian Internal, Ketaatan
Alfabeta. Aturan Akuntansi, dan Perilaku
Tidak Etis terhadap
Suseno,Bimo. 2011. ”PLS” Kecenderungan Kecurangan
http://www.statistikolahdata.co Akuntansi. Skripsi. Universitas
m/2011/12/partial-least- Negeri Padang.
square.html . diunduh tanggal 5
September 2017. Made Darma Prawira, Nyoman Trisna
Herawati, Nyoman Ari Surya
Thoyibatun, Siti. 2009. Faktor-faktor Darmawan. 2014. Pengaruh
yang Berpengaruh terhadap Moralitas Individu, Asimetri
Perilaku Tidak Etis dan Informasi dan Efektivitas
Kecenderungan Kecurangan Pengendalian Internal
Akuntansi Serta Akibatnya Terhadap Kecenderungan
terhadap Kinerja Organisasi. Kecurangan (Fraud) Akuntansi.
Jurnal Ekonomi dan Keuangan Jurnal. Universitas Pendidikan
volume 16 nomor 2:245-260. Ganesha.

Wilopo. 2006. Analisis Faktor-Faktor BUMN. 2013. BUMN Masih Sering


yang Berpengaruh terhadap Curang. Diambil dari
Terhadap Kecenderungan https://www.google.co.id/amp/s/
Kecurangan Akuntansi PADA m.liputan6.com/amp/690613/bu
Perusahaan Publik dan Badan mn-masih-sering-curang pada
Usahan Milik Negara. tanggal 29 Mei 2017.
Proceding. Publikasi SNA IX:
Padang; tanggal 23-26 Agustus Tambang. 2016. PT. Timah Didiuga
2006. Buat Laporan Keuangan Fiktif.
Diambil dari
Zainal, Rizki. 2013. Pengaruh https://www.tambang.co.id/pt-
Keefektifan Pengendalian timah-diduga-membuat-laporan-
Intern, Asimetri Informasi dan keuangan-fiktif-9640/ pada
Kesesuaian Kompensasi tanggal 4 Mei 2017.
Terhadap Kecenderungan

JOM Fekon, Vol.5 ED.1 (Januari – Juni 2018) 14

Das könnte Ihnen auch gefallen