Sie sind auf Seite 1von 9

Peningkatan Kemampuan Daya Ingat Anak Slow Learner Melalui Terapi Kognitif Pada Anak Sekolah Dasar

Peningkatan Kemampuan Daya Ingat Anak Slow Learner


Melalui Terapi Kognitif Pada Anak Sekolah Dasar

Trubus Raharjo*

Diterima : 13 Maret 2012 disetujui : 9 Mei 2012 diterbitkan : 20 Juni 2012

ABSTRACT

This study aims to examine the ability of memory enhancement through cognitive therapy in slow learner
at elementary school students. The research was conducted in SD Karanganyar Karanganyar 1 Demak
as primary organizer of Inclusion. The sample in this study were students who fall into this category of
children with special needs children are categorized as a slow learner (slow learner). The sample in this
study amounted to 19 students. This research uses experimental research by providing treatment to
students through cognitive therapy using one group pre test-post test design.
Data processing results show t coefficient of 2.535 with p = 0.021 (p <0.05). It is also indicated by the
mean difference in both the average post-test data memory skills of elementary school for slow learner
students at 19.11 higher than average with pre test data memory skills of elementary school students a
slow learner at 16.47. These results indicate that there is a significant difference between pre test and
post test of the ability of memory slow learner child in elementary school students before and after
treatment with cognitive therapy. Based on the results of data analysis showed no differences in the
ability of memory before and after treatment of cognitive therapy in children slow learner, in which the
child's ability to recall the slow learner is given higher after treatment than before treatment is given.

Key words: The ability of memory, cognitive therapy, slow learner

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peningkatan kemampuan daya ingat melalui terapi kognitif pada
anak slow learner pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini dilakukan di SD Karanganyar 1 Kecamatan
Karanganyar Kab. Demak sebagai penyelenggara SD Inklusi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-
siswa yang termasuk dalam kategori anak berkebutuhan khusus yang berkategori sebagai anak slow
learner (lambat belajar). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 00 siswa. Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian eksperimen dengan memberikan perlakuan kepada siswa melalui terapi kognitif dengan
menggunakan metode one group pre test-post test design.
Hasil pengolahan data menunjukkan koefisien beda t1.2 sebesar 2,535 dengan p sebesar 0,021 (p < 0,05).
Hal ini juga ditunjukkan dengan perbedaan rerata keduanya yaitu rerata post tes data kemampuan daya
ingat siswa SD yang slow learner sebesar 19,11 lebih tinggi dibandingkan dengan retata pre tes data
kemampuan daya ingat siswa SD yang slow learner sebesar 16,47. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
ada perbedaan yang signifikan antara pre tes dan post tes terhadap kemampuan daya ingat anak slow
learner pada siswa SD sebelum dan sesudah diberikan perlakukan dengan terapi kognitif. Berdasarkan
hasil analisis data menunjukkan ada perbedaan kemampuan daya ingat sebelum dan sesudah dilakukan
perlakuan terapi kognitif pada anak slow learner, di mana kemampuan daya ingat anak slow learner
lebih tinggi setelah diberikan perlakuan daripada sebelum diberikan perlakukan.

*
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi UMK

Volume 5, Nomor 1, Juni 2012 34


Peningkatan Kemampuan Daya Ingat Anak Slow Learner Melalui Terapi Kognitif Pada Anak Sekolah Dasar
Kata kunci : Kemampuan daya ingat, Terapi kognitif, slow learner

Volume 5, Nomor 1, Juni 2012 35


Peningkatan Kemampuan Daya Ingat Anak Slow Learner Melalui Terapi Kognitif Pada Anak Sekolah Dasar

PENDAHULUAN mereproduksi kembali pengetahuan yang sudah


diterimanya, misalnya pada waktu ujian para
Setiap manusia memiliki kemampuan peserta didik harus mereproduksi kembali
mengingat, namun pada masing-masing individu pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh
akan mempunyai kemampuan ingatan yang selama mengikuti pelajaran. Hal ini akan tampak
berbeda-beda (individual defferences). Dalam pada anak-anak yang mengalami kesulitan
proses tersebut stimulasi yang masuk disimpan belajar dalam kriteria lamban belajar (slow
dalam ingatan, tetapi tidak semua stimulus yang learner). Anak –anak ini akan mengalami
masuk di simpan dalam ingatan. Hal ini kesulitan dalam hal mengingat, seperti
tentunya tergantung pada seberapa besar terungkap dalam penelitian4, bahwa berdasarkan
perhatian seseorang terhadap stimulus yang hasil identifikasi ketidakmampuan belajar
diterima oleh individu. (learning disability) pada anak sekolah dasar,
sebagian besar anak-anak mengalami kondisi
Proses memori akan berlangsung bila ada lamban belajar (slow learner).
perhatian dari individu terhadap suatu stimulus.
Individu akan mempunyai perhatian terhadap Untuk mengakomodasikan kemampuan siswa
sinar, suara, bau, kontak fisik dengan orang lain dalam mengingat pelajaran yang diberikan tidak
dan obyek tertentu serta bentuk-bentuk visual hanya menggunakan ceramah yang oleh
lainnya1. sebagaian siswa akan mengalami kesulitan
khususnya bagi anak yang mengalami hambatan
Adanya kemampuan untuk mengingat pada belajar seperti lambat belajar (slow learner),
manusia, menunjukkan bahwa manusia mampu untuk itu dibutuhkan cara dan metode
menyimpan dan menimbulkan kembali apa yang pembelajaran yang mengedepankan aspek
telah dialaminya. Apa yang pernah dialami pembelajaran yang menyenangkan tetapi tanpa
manusia disimpan dalam proses berpikirnya dan sadar anak dibawa pada pola pembelajaran yang
bila suatu saat dibutuhkan lagi maka apa yang aktif dan kreatif sehingga perkembangan
telah disimpannya akan dimunculkan kembali. psikologis anak dapat berkembang khususnya
Namun tidak semua yang telah dialaminya akan bagi anak yang lambat belajar (slow learner).
tetap melekat dalam ingatannya dan dapat Menurut5, bahwa pendekatan pembelajaran
ditimbulkan kembali, karena ingatan merupakan melalui perubahan perilaku harus dijelaskan
kemampuan yang terbatas2. Lebih lanjut3 melalui pengalaman yang dapat diamati.
menyatakan bahwa dalam memasukkan ingatan Perilaku digambarkan sebagai segala sesuatu
akan mempunyai perbedaan antara satu individu yang dilakukan dan dilihat secara langsung oleh
dengan individu lain. Cepat atau lambat siswa yang akan mempengaruhi proses mental
seseorang memasukkan apa yang dipelajari pada anak.
merupakan sifat ingatan yang berhubungan
dengan daya memasukkan. Banyaknya materi Proses pembelajaran yang dilakukan dapat
yang dapat diingat atau dapat dimasukkan berupa pembelajaran asosiatif yang ketika anak
hingga dapat diingat kembali merupakan bagian mengkaitkan atau mengasosiasikan kejadian
rentang ingatan (memory span) dari individu. yang menyenangkan dengan suatu pembelajaran
di sekolah sehingga membuat anak lebih aktif
Dalam proses belajar hal sangat menentukan untuk mengelola perkembangan kognitif, dan
adalah kemampuan ingatan dari peserta didik, psikomotorik anak6. Dengan demikian proses
karena sebagian besar pelajaran di sekolah pembelajaran dengan melakukan treatment
adalah mengingat. Mengingat memegang kognitif dapat merangsang kemampuan anak
peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. yang lambat belajar untuk mengembangkan
Namun yang lebih penting dalam peranan proses kemampuan daya ingatnya, sehingga
belajar adalah kemampuan peserta didik untuk kemampuan anak tidak lagi mengelami

Volume 5, Nomor 1, Juni 2012 35


Peningkatan Kemampuan Daya Ingat Anak Slow Learner Melalui Terapi Kognitif Pada Anak Sekolah Dasar

keterlambatan dalam menerima pelajaran menimbulkan kembali hal-hal yang telah


khususnya dalam mengingat pelajaran. diingat.

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk Ada beberapa tipe orang dalam menerima
meneliti pengaruh terapi kognitif dalam stimulus yaitu8 :
meningkatkan kemampuan daya ingat anak slow 1. Tipe Visual yaitu orang tersebut akan lebih
learner pada anak sekolah dasar. cepat untuk menerima stimulus dari luar
dengan cara melihat terhadap objek.
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan 2. Tipe Auditif yaitu orang akan lebih cepat
dapat memberikan manfaat yaitu : menerima stimulus dari luar dengan cara
1. Memperluas wawasan pengetahuan teori mendengarkan terhadap objek tersebut.
psikologi, khususnya terkait dengan 3. Tipe Taxtual yaitu orang akan lebih cepat
masalah memori dan kognisi. menerima stimulus dari luar dengan cara
2. Meningkatkan kemampuan daya ingat anak meraba terhadap objek.
slow learner melalui terapi kognitif. 4. Tipe Campuran yaitu orang lebih cepat
3. Dapat memberikan masukan kepada dunia dalam menerima stimulus melalui
pendidikan terhadap metode dan model gabungan antara ketiga tipe di atas.
pembalajaran yang efektif.
Kemampuan untuk menerima apa yang telah Membagi ingatan berdasarkan lama waktu
dialami individu merupakan kemampuan untuk stimulus dapat dimunculkan kembali yaitu9 :
berpikir dan kemampuan untuk mengingat. 1.Short Term Memory (Ingatan Jangka Pendek)
Orang dapat mengingat suatu kejadian kemudian
disimpan dan peristiwa tersebut dimunculkan Ingatan jangka pendek (short time memory)
kembali merupakan proses dalam mengingat. adalah sistem penyimpanan yang dapat
menyimpan informasi dalam jumlah yang
Menurut mengemukakan bahwa ingatan terbatas untuk beberapa detik. Ini adalah bagian
merupakan kemampuan jiwa untuk mempelajari dari ingatan, di mana informasi yang sekarang
(learning), menyimpan (retention) dan menjadi sebuah pikiran tersimpan. Pikiran
menimbulkan kembali (remembering) hal-hal seseorang secara sadar pada beberapa kejadian
yang lampau. akan bertahan dalam ingatan jangka pendek.
Ketika seseorang berhenti memikirkan sesuatu,
Ingatan yang cepat artinya mudah dalam informasi akan dibuang dari ingatan.
mencamkan sesuatu hal tanpa menjumpai
kesukaran. Ingatan setia adalah apa yang telah 2. Long Term Memory (Ingatan Jangka
diterima akan disimpan sebaik-baiknya, tidak Panjang)
akan berubah-ubah, jadi tetap cocok dengan Ingatan jangka panjang (Long Term Memory)
keadaan waktu menerimanya. Ingatan teguh adalah bagian dari sistem ingatan seseorang, di
artinya dapat menyimpan kesan dalam waktu mana informasi disimpan dalam periode waktu
yang lama, tidak mudah lupa. Ingatan luas yang lama. Ingatan jangka panjang mempunyai
artinya dapat menyimpan banyak kesan-kesan. kapasitas yang besar, menyimpan informasi
Ingatan siap artinya mudah untuk yang sangat lama. Kenyataannya, banyak teori
mereproduksikan kesan yang telah diterimanya7. yang meyakini bahwa individu tidak pernah
melupakan informasi dalam ingatan jangka
Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa panjang; lebih, individu hanya kehilangan
ingata merupakan suatu proses dari kemampuan kemampuan untuk menemukan informasi dalam
individu untuk menerima masukan kemudian ingatan.
merekan atau menyimpan dalam pikiran dan

Volume 5, Nomor 1, Juni 2012 36


Peningkatan Kemampuan Daya Ingat Anak Slow Learner Melalui Terapi Kognitif Pada Anak Sekolah Dasar

Dalam menyelidiki ingatan10, memberikan stimuli. Dalam pengkondisian klasik stimuli


beberapa metode untuk meneliti masalah netral diasosiasikan dengan stimuli bermakna
ingatan, yaitu ; dan menimbulkan kapasitas untuk mengeluarkan
1. Metode waktu belajar, yaitu metode untuk respon yang sama. Untuk memahami teori
menyelidiki kemampuan ingatan dengan cara pengkondisian klasik harus memahami dua tipe
melihat sejauh mana waktu yang diperlukan stimuli dan dua tipe respons yaitu unconditioned
oleh subyek untuk menguasai materi dengan stimulus (US), unconditioned respons (UR),
baik. conditioned stimulus (CS), conditioned respons
2. Metode Belajar Kembali, yaitu metode untuk (CR) (Santrock, 2008).
menyelidiki ingatan dengan cara mempelajari
kembali materi yang pernah sampai dengan Pengkondisian operan pertama kali
kriteria tertentu. dikemukakan oleh Skinner. Pengkondisian
3. Metode Rekonstruksi, yaitu suatu metode di operan adalah sebentuk pembelajaran di mana
mana subyek disuruh untuk merekonstruksi konsekuensi-konsekuensi dari perilaku
kembali materi yang telah diberikan sampai menghasilkan perubahan dala probabilitas
kriteria tertentu. Contoh, subyek perilaku yang akan diulang.
merekonstruksi kembali susunan gambar
yang telah terpotong-potong. Terapi kognitif dilakukan dengan menstimulasi
4. Metode Pengenalan, yaitu suatu metode seseorang terhadap perilakunya. Menurut
dengan cara mengenali kembali materi yang Santrock (2008), terapan perilaku adalah
telah diberikan kepada subyek. Subyek penerapan prinsip pengkondisian operan untuk
diberikan suatu materi kemudian untuk mengubah perilaku manusia. Ada tiga perilaku
mengetahui sejauhmana materi dapat diingat terapan yang penting dalam bidang pendidikan
maka deberikan bentuk pilihan ganda untuk yaitu : 1) meningkatkan perilaku yang
memilih yang benar. diinginkan, 2) menggunakan dorongan dan
5. Metode Mengingat, yaitu metode untuk pembentukan, 3) dan mengurangi perilaku yang
mengingat kembali materi yang telah tidak diharapkan.
diberikan. Misalnya subyek disuruh
menjawab soal dengan bentuk isian atau Lebih lanjut mengemukakan strategi untuk
essay. meningkatkan perilaku anak yang diharapkan
6. Metode Asosiasi berpasangan,yaitu metode yaitu 1) memilih penguat yang efektif, 2)
untuk mengingat materi-materi yang membuat penguatan bersifat terus menerus dan
diberikan dalam bentuk pasangan, hal ini tepat waktu, 3) memilih jadwal penguatan yang
dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan terbaik, 4) menggunakan penguatan negatif
mangingat terhadap pasangan stimulus yang secara efektif.
diberikan.
Ada empat ketrampilan untuk meningkatkan
Dengan mengetahui metode yang digunakan pembelajaran siswa yaitu: mendengarkan,
untuk menelidiki kamampuan mengingat merencanakan, mengerjakan dan memeriksa.
seseorang, maka akan memudahkan untuk Menurut Meichenbaum dalam modifikasi
melakukan penelitian terhadap kemampuan daya perilaku kognitif siswa dapat diajari tantang cara
ingat seseorang. menggunakan self intruction, hal inidapat
dilakukan dengan memasukkan dialog dan
Pengkondisian klasik pertama kali dikemukakan intaraksi antara guru dan siswa, modeling,
oleh psikolog Rusia Ivan Pavlov. Dalam strategi motivasi, umpan balik dan penyelarasna
pengkondisian klasik ini merupakan tipe tugas sesuai dengan perkembangan siswa11.
pembelajaran di mana suatu organisme belajar
untuk mengkaitkan atau mengasosiasikan

Volume 5, Nomor 1, Juni 2012 37


Peningkatan Kemampuan Daya Ingat Anak Slow Learner Melalui Terapi Kognitif Pada Anak Sekolah Dasar

Untuk mendapatkan perbaikan kehidupan anak- Olah Raga Kabupaten Demak sebagai
anak yang mengalami gangguan belajar bisa program SD Inklusi yaitu SD dengan anak-
terjadi bila (1) pengenalan hakekat alami anak berkebutuhan khusus.
kalainan itu begitu kompleks (aspek-aspek 2. Telah dilakukan identifikasi anak-anak
kognitif, biologis dan sosial dipertimbangkan) berkebutuhan khusus termasuk slow learner.
dan (2) analisis yang lebih tepat tentang
lingkungan-lingkungan belajar anak yang Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
mengalami gangguan belajar. dilakukan dengan menggunakan metode
eksperimen melalui terapi kognitif untuk
Berdasarkan uraian yang dikemukakan, maka meningkatkan kemampuan daya ingat.
peneliti mengemukakan hipotesis yaitu ada
perbedaan kemampuan daya ingat pada anak Metode pengambilan data yang dilakukan dalam
setelah diberikan terapi kognitif terhadap anak penelitian ini menggunakan teknik purposive
slow learner. sampling yaitu pengambilan data yang
dilakukan berdasarkan ciri-ciri atau kriteria
METODE PENELITIAN tertentu terhadap sampel. Adapun kriteria yang
ditentukan adalah :
Dalam penelitian ini identifikasi variabel adalah 1. Siswa SD Negeri 1 Karanganyar Demak
: 2. Dikategorikan sebagai anak berkebutuhan
a. Variabel Bebas : Terapi Kognitif khusus
b. Variabel Tergantung : Kemampuan Daya 3. Diidentifikasi sebagai anak slow learner
Ingat melalui tes inteligensi yang telah dilakukan.
Adapun definisi operasional :
1. Terapi kognitif adalah suatu bentuk pelatihan Adapun desain yang dilakukan dalam
yang berupa pengembangan dan pengelolaan pelaksanaan penelitian ini menggunakan model
kognitif melalui penerapan perlakuan tertentu one group pretest-posttest design yaitu
pada seseorang. penelitian yang dilakukan dengan melakukan
2. Kemampuan Daya Ingat adalah kemampuan pengukuran awal yang kemudian diberikan
individu untuk menerima, mengolah dan perlakukan kepada subyek pada satu kelompok
memunculkan kembali stimulus yang dan selanjutnya dilakukan pengukuran lagi
diterima sebagai ingatan. menggunakan alat yang sama. Adapun tahapan
yang dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut
Berdasarkan permasalahan dan rumusan :
masalah penelitian yang dikemukakan, maka 1. Tahap pertama dilakukan pre test untuk
penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian mengetahui kemampuan awal ingatan pada
kuantitatif eksperimental, yaitu penelitian yang anak yang mengalami slow learner dan
dilakukan dengan menerapkan suatu perlakuan dengan menggunakan beberapa sub tes pada
dan dianalisis berdasarkan data untuk alat tes Binet, yang mengacu pada
mendapatkan hasil dan kesimpulan. kemampuan perbendaharaan kata dan daya
ingat.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan 2. Menerapkan terapi kognitif disesuaikan
dijadikan subyek penelitian. Sampel dalam dengan tema 6 kali pertemuan untuk
penelitian ini adalah siswa-siswa Sekolah Dasar merangsang dan melatih kemampuan daya
yang mengalami gangguan slow learner di SD ingat pada anak pada anak kategori slow
Karanganyar 1 Kabupaten Demak. Dasar learner. Terapi kognitif yang digunakan
pemilihan tempat penelitian ini adalah : dalam penelitian ini menggunakan beberapa
1. SD Karangannyar 1 merupakan SD yang model permainan puzzle untuk merangsang
ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan kemampuan daya ingat siswa slow learner.

Volume 5, Nomor 1, Juni 2012 38


Peningkatan Kemampuan Daya Ingat Anak Slow Learner Melalui Terapi Kognitif Pada Anak Sekolah Dasar

3. Pelaksanaan post test untuk mengetahui Uji instrumen dilakukan dengan melakukan uji
pengaruh terapi kognitif yang telah diberikan asumsi terhadap instrumen yang dipakai sebagai
terhadap kemampuan daya ingat, dengan alat penelitian. Uji asumsi dilakukan untuk
menggunakan alat tes yang sudah digunakan mengetahui normalitas tidaknya sebaran skor
pada pre test terhadap siswa yang mengalami item dan homogenitas item. Tujuan dilakukan
slow learner. uji asumsi adalah untuk mengetahui apakah data
yang terkumpul memenuhi persyaratan analisis
Metode analisis data adalah pengolahan data statistik.
yang berasal dari data yang yang telah diperoleh
dari berbagai sumber yang telah terkumpul Uji normalitas dilakukan untuk membuktikan
dengan menggunakan metode tertentu sehingga bahwa data berdistribusi normal atau tidak. Uji
dapat dipakai untuk menarik kesimpulan. normalitas dalam penelitian ini menggunakan
Dalam penelitian ini metode analisis data yang teknik Kolmogorov–Smirnov Z. Pengujian
digunakan adalah menggunakan teknik analisis normalitas terhadap alat ukur menggunakan
T-tes dengan menggunakan SPSS 15 for program komputer teknik SPSS versi 15.0.
Windows, di mana pada analisis ini akan
dibandingkan antara pre test dan post test setelah Berdasarkan uji normalitas terhadap pre tes data
anak diberikan terapi kognitif. kemampuan daya ingat siswa SD yang slow
learner diperoleh nilai K-SZ sebesar 0,740
dengan p sebesar 0,643 (p > 0,05). Hasil tersebut
HASIL DAN PEMBAHASAN menunjukkan bahwa sebaran data pre tes data
kemampuan daya ingat siswa SD yang slow
SD 1 Karanganyar Demak, merupakan SD learner memiliki distribusi normal. Adapun uji
Negeri yang berada di Kecamatan Karanganyar normalitas terhadap post tes data kemampuan
Kabupaten Demak. SD 1 Karanganyar daya ingat siswa SD yang slow learner
merupakan SD negeri layaknya SD umum diperoleh nilai K-SZ sebesar 0,468 dengan p
lainnya yang terdiri dari 6 kelas mulai dari kelas sebesar 0,981 (p > 0,05). Hasil tersebut
satu sampai dengan kelas enam. Namun yang menunjukkan bahwa sebaran data post tes data
berbeda adalah bahwa SD Karanganyar kemampuan daya ingat siswa SD yang slow
merupakan salah satu SD yang ditunjuk oleh learner memiliki distribusi normal. Uji
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga normalitas selengkapnya dapat dilihat pada
Kabupaten Demak sebagai salah satu SD lampiran B-1.
penyelenggara Inklusi yaitu SD yang akan
menerima siswa yang dianggap berkebutuhan
khusus yaitu siswa-siswa dengan kemampuan Tabel 1
yang berbeda dengan siswa-siswa pada Hasil uji normalitas
umumnya. Untuk mengetahui kriteria anak NO UJI p K-SZ
berkebutuhan khusus yang berkategori slow 1 Pre test 0,643 (p > 0,740
learner telah dilakukan psikotes dari psikolog. 0,05)
2 Post test 0,981 (p > 0,468
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswa 0,05).
SD 1 Karanganyar yang termasuk berkebutuhan
khusus dalam kategori slow learner yang Selain melakukan uji normalitas, juga dilakukan
merupakan hasil dari tes psikologi yang telah uji homogenitas. Hasil uji homogenitas pre test
dilakukan. Sampel dalam penelitian ini dan post tes kemampuan daya ingat siswa SD
berjumlah 19 anak yang berasal dari kelas 2 yang slow learner menunjukkan koefisiensi F
sampai kelas 6. sebesar 2,140 dengan p sebesar 0,161 (p > 0,05)
yang berarti data pre tes dan post tes

Volume 5, Nomor 1, Juni 2012 39


Peningkatan Kemampuan Daya Ingat Anak Slow Learner Melalui Terapi Kognitif Pada Anak Sekolah Dasar

kemampuan daya ingat siswa SD yang slow siswa SD bahwa siswa slow learner mempunyai
learner adalah homogen. Uji homogenitas kemampuan daya ingat yang lebih baik setelah
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B-2. diberikan terapi kognitif daripada sebelum
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan diberikan perlakukan. Hal ini menunjukkan
analisis uji t atau t-test. Analisis uji t dalam bahwa pemberian perlakuan khusus terhadap
penelitian ini digunakan untuk mengetahui siswa-siswa yang mengalami slow learner
perbedaan antara hasil pre tes dengan post tes. mempunyai pengaruh terhadap kemapuan daya
Hasil pengolahan data menunjukkan koefisien ingat siswa. Hal ini seperti diungkapkan oleh
beda t1.2 sebesar 2,535 dengan p sebesar 0,021 (p Santrock (2008), terapan perilaku adalah
< 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada penerapan prinsip pengkondisian operan untuk
perbedaan yang signifikan antara pre tes dan mengubah perilaku manusia. Ada tiga perilaku
post tes terhadap kemampuan daya ingat anak terapan yang penting dalam bidang pendidikan
slow learner pada siswa SD sebelum dan yaitu : 1) meningkatkan perilaku yang
sesudah diberikan perlakukan dengan terapi diinginkan, 2) menggunakan dorongan dan
kognitif. Hal ini juga ditunjukkan dengan pembentukan, 3) dan mengurangi perilaku yang
perbedaan rerata keduanya yaitu rerata post tes tidak diharapkan.
data kemampuan daya ingat siswa SD yang slow
learner sebesar 19,11 lebih tinggi dibangkan Lebih lanjut Santrock (2008), mengemukakan
dengan retata pre tes data kemampuan daya strategi untuk meningkatkan perilaku anak yang
ingat siswa SD yang slow learner sebesar 16,47. diharapkan yaitu 1) memilih penguat yang
Berdasarkan hasil analisis data di atas maka efektif, 2) membuat penguatan bersifat terus
hipotesis yang diajukan yaitu ada perbedaan menerus dan tepat waktu, 3) memilih jadwal
kemampuan daya ingat sebelum dan sesudah penguatan yang terbaik, 4) menggunakan
dilakukan perlakuan pada anak slow learner penguatan negatif secara efektif.
yaitu kemampuan daya ingat anak slow learner
lebih tinggi setelah diberikan perlakuan daripada Menurut Meichenbaum (Woolfolk, 2009) dalam
sebelum diberikan perlakukan diterima. modifikasi perilaku kognitif siswa dapat diajari
tantang cara menggunakan self intruction, hal
Tabel 2
Tabel 3
Hasil uji Homogenitas
Hasil uji T-test
UJI p F beda
UJI p T beda
Pre 0,161 (p > 2,140
Pre test - Post test 0,021 (p < 2,535
test - 0,05)
0,05)
Post
test
Tabel 4
Rerata Pre – Post tes inidapat dilakukan dengan memasukkan dialog
NO UJI Mean dan intaraksi antara guru dan siswa, modeling,
1 Pre test 16,47 strategi motivasi, umpan balik dan penyelarasna
tugas sesuai dengan perkembangan siswa.
2 Post test 19,11

Untuk para siswa penyandang disabilitas belajar,


Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil t
proses-proses executive control (strategi-strategi
beda pre tes dan post tes kemampuan daya ingat
metakognitif) seperti merencanakan,
pada anak slow learner sebesar 2,535 dengan p
mengorganisasikan dan melakukan adaptasi
sebesar 0,021 (p < 0,05). Hasil tersebut
adalah proses yang sangat penting, sebagian
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
pendekatan mengajarkan strategi-strategi secara
signifikan antara pre tes dan post tes
langsung dengan memanfaatkan ingatan
kemampuan daya ingat anak slow learner pada
(Deshler dkk, dalam Woolfolk. 2009). Presley
Volume 5, Nomor 1, Juni 2012 40
Peningkatan Kemampuan Daya Ingat Anak Slow Learner Melalui Terapi Kognitif Pada Anak Sekolah Dasar

(Woolfolk. 2009), mengembangkan model


strategi kognitif sebagai pedoman untuk
mengembangkan strategi metakognitif siswa.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil


bahwa ada perbedaan kemampuan daya ingat
anak sebelum diberikan terapi dengan setelah
diberikan terapi pada anak slow learner di
sekolah dasar. Jadi hipotesis yang diajukan yaitu
ada perbedaan kemampuan daya ingat anak
sebelum diberikan terapi dengan setelah
diberikan terapi pada anak slow learner pada
anak sekolah dasar diterima.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmadi, A. 1991. Psikologi Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta
2. Azwar, S. 2000. Metode Penelitian.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
3. Santrock, J.W. 1995. Life Span
Development. Terjemahan Ahmad Chusairi.
Jakarta: Erlangga.
4. Santrock, J.W. 2008. Psikologi Pendidikan.
Terjemahan Tri Aribowo. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
5. Scarr, S., Weinbergh, R.A. and Levine, A.
1986. Understanding Development. New
York : Harcourt Brace Jovanovich.
6. Stenberg, L. 1999. Cognitive Psychology.
New York: Harcourt Brace Publishers
7. Suryabrata, S. 2005. Psikologi Pendidikan.
Jakarta : Raja Grafindo Perkasa
8. Raharjo, T. (2010). Identifikasi Learning
Disability Pada Anak Sekolah Dasar. (hasil
penelitian) Kudus. Fak. Psikologi
Universitas Muria Kudus
9. Walgito,B. 2001. Pengantar Psikologi
Umum. Yogyakarta: Andi Offset
10. Woolfolk, A. 2009. Educational
Psychology. Edisi Pertama. Penerjemah
Sutjipto, H.P. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
11. --------------. 2009. Educational Psychology.
Edisi kedua. Penerjemah Sutjipto, H.P.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Volume 5, Nomor 1, Juni 2012 41

Das könnte Ihnen auch gefallen