Sie sind auf Seite 1von 11

LITERASI KEUANGAN SERTA PENGGUNAAN PRODUK DAN

JASA LEMBAGA KEUANGAN

Oleh:
Sri Lestari1)
E-mail:cicimanajemen@gmail.com

ABSTRACT

This study entitled: "Financial Literacy and Utility Products and Services Financial
Institutions". The purpose of this research are: 1) Knowing and analyzing the financial literacy
index of financial products and services to the students of the faculty of Economics and
Business jenderal Soedirman University 2) Knowing and analyzing the utility index products
and financial services to the students of Economics and Business Faculty; ; 3) Knowing and
analyzing the causes and the high barriers to low index Financial Literacy and utility products
and financial services among the students of the Faculty of Economics and Business Faculty;
4) Determine and analyze whether the effort made by Fiancial Service Autority, Financial
Institutions and the Program to improve the financial literacy of students; 5) Provide input to
the Financial Services Authority and the Program in preparing the financial literacy materials
needed to improve students understanding of financial products and services. This research is
a qualitative descriptive method analysis using informants population and students of the
Faculty of Economics and Business UNSOED, the Financial Services Authority officials,
managers of Studies, and Financial Institutions Officer.
The results showed that financial literacy index of financial institutions that exist in
Indonesia at the FEB students Unsoed still low at only $ 4.76 for students who are well literate
and amounted to 95.24% in banking products and services. Causes and high barriers to low
index of Literacy Financial and utility products and financial services among the students of
the Faculty of Economics and Business UNSOED is: do not get the financial education of the
family as a child (80%), not taught in formal education as a child (77%), not to get the
material and a deep understanding of the subjects were obtained during the study (70%), and
the limited funds received from parents and therefore can not be used to invest in products and
services of financial institutions (93%). Therefore, the financial services authority need to be
more intensive in propagating financial literacy program for students with conduct
socialization activities continuously. While the Program need to improve financial learning
with learning innovation, identifying subjects that are relevant to the Financial Literacy
material, determine appropriate teaching methods and reviewing the curriculum back.
.

Keywords: Financial Literacy, Utility of financial institutions, Financial Services Authority

Pendahuluan produk keuangan, lembaga keuangan,


dan konsep mengenai keterampilan
Financial literacy merupakan dalam mengelola keuangan (Lisa Xu dan
kesadaran dan pengetahuan tentang produk- Bilal Zia, 2012) sedangkan menurut Otoritas

Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 02, bulan Desember 2015 Page 14
Jasa keuangan (OJK) Literasi Keuangan berusaha memberikan pendidikan melek
adalah rangkaian proses atau aktivitas untuk keuangan pada rakyatnya, karena hal ini
meningkatkan pengetahuan (knowledge), sangat penting. Orang yang mempunyai
keyakinan (confidence), keterampilan (skill) tingkat Literasi Keuangan yang rendah akan
konsumen dan masyarakat luas sehingga mudah dibohongi dalam menggunakan
mereka mampu mengelola keuangan dengan uangnya. Sebaliknya orang yang mempunyai
lebih baik. Dengan definisi ini diharapkan tingkat Literasi Keuangan yang tinggi akan
konsumen produk dan jasa keuangan maupun mampu memilih dan memanfaatkan produk
masyarakat luas diharapkan tidak hanya dan jasa keuangan yang sesuai kebutuhan,
mengetahui dan memahami lembaga jasa memiliki kemampuan dalam melakukan
keuangan serta produk dan jasa keuangan, perencanaan keuangan dengan lebih baik,
melainkan juga dapat mengubah atau terhindar dari aktivitas investasi pada
memperbaiki perilaku masyarakat dalam instrumen keuangan yang tidak jelas, dan
pengelolaan keuangan sehingga mampu mendapatkan pemahaman mengenai manfaat
meningkatkan kesejahteraan mereka. dan risiko produk dan jasa keuangan..
Topik tentang literasi keuangan ini Mengingat pentingnya masalah ini
menjadi sangat penting dipertimbangkan oleh bagi masyarakat dunia, maka pada tahun
para ahli sejak adanya krisis ekonomi global 2012 diadakan Financial Literacy and
tahun 2008. Para ahli menyampaikan Education Summit di Chicago. Berdasarkan
pendapatnya bahwa terjadinya krisis barometer Global Finacial Literacy
ekonomi global yang bermula terjadi di diumumkan peringkat melek keuangan dari
Amerika Serikat disebabkan karena tingkat 28 negara. Negara-negara Meksiko, Brazil,
literasi keuangan masyarakat Amerika dan Amerika merupakan negara teratas yang
Serikat rendah. Pada saat itu rakyat Amerika keluarga-keluarganya banyak membicarakan
Serikat sangat konsumtif melebihi masalah keuangan kepada anak-anaknya
kemampuan pendapatan yang diterimanya. (finance.detik.com,2012). Di Indonesia OJK
Mereka mempunyai banyak hutang, belanja memandang perlu menjadikan Literasi
menggunakan kartu kredit dan menggunakan Keuangan menjadi suatu program strategis
kredit perumahan. Kebiasaan rakyat yang bersifat nasional. Dengan
Amerika Serikat ini menyebabkan lembaga mempertimbangkan rendahnya tingkat
keuangan yang memberikan kredit bangkrut literasi keuangan di Indonesia (hanya
akibat kehilangan likuiditasnya. Hal ini sebesar 28,1 persen) dengan tingkat utilisasi
disebabkan piutang perusahaan kepada para produk lembaga keuangan sebesar 59,7
kreditur telah dijaminkan kepada lembaga persen, sebagian besar berasal dari sektor
pemberi pinjaman. Akibatnya perusahaan- perbankan., OJK berusaha meningkatkan
perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan financial literacy melalui program cetak
juga karena tidak dapat membayar hutang- biru Strategi Nasional Keuangan Inklusif
hutangnya yang mengalami masa jatuh (SNKI) yang diluncurkan pada 19
tempo pada waktu yang bersamaan. November 2013. Melalui strategi ini
Kebangkrutan perusahaan-perusahaan dilakukan berbagai upaya yang komprehensif
finansial tersebut berimbas ke Bursa Saham dan sitematis untuk meningkatkan Indeks
Wall Street. Keadaan ini mempunyai efek Literasi Keuangan maupun Indeks Utilitas
domino yang akhirnya merambat ke sektor Produk dan Jasa Keuangan masyarakat yang
riil dan non keuangan di seluruh dunia. akan membawa masyarakat Indonesia
Bertolak dari pengalaman dan memiliki Indeks Literasi yang tinggi (well
keadaan tersebut negara-negara di dunia literate). Sasaran pelaksanaan strategi SNKI
Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 02, bulan Desember 2015 Page 15
ini adalah Ibu rumah tangga, UMKM, mahasiswa tentang Literasi Keuangan maka
pelajar, mahasiswa, profesi, karyawan, dan perlu dilakukan penelitian terhadap
para pensiunan. mahasiswa tersebut. Hasil penelitian ini
Mahasiswa merupakan salah satu dapat digunakan untuk mengukur tingkat
pihak yang menjadi proritas sasaran dan Literasi Keuangan dan utilitas penggunaan
kegiatan Litersi Keuangan. Hal ini produk dan jasa Lembaga Keuangan di
disebabkan mahasiswa dapat berperan kalangan mahasiswa pada umumnya dan
sebagai agen perubahan. Sebagai golongan digunakan sebagai bahan masukan bagi
masyarakat yang intelektual peranan Otoritas Jasa Keuangan maupun program
mahasiswa sangat dibutuhkan dan penting studi dalam menyusun materi Literasi
dalam perubahan bangsa. Mahasiswa dapat Keuangan yang mencakup seluruh sektor jasa
menggunakan teori yang di pelajarinya di keuangan pada jenjang pendidikan
kampus untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan tinggi.
yang terjadi di masyarakat. Mahasiswa
diharapkan selalu berpikir kritis dalam Kerangka Teoritis
menyelesaikan masalah yang ada di Huston (2011) menggunakan
masyarakat dan dapat memberikan solusi. parameter penilaian literasi keuangan dengan
Disamping itu, setelah menyelesaikan variabel keterampilan pengelolaan keuangan,
pendidikannya di Perguruan Tinggi, pengetahuan investasi, dan perencanaan
mahasiswa juga akan terjun ke masyarakat keuangan untuk menentukan tingkat
dan melaksanakan tugasnya sebagai generasi ketrampilan pengelolaan keuangan dalam hal
penerus bangsa yang akan meneruskan dan anggaran, tabungan, dan tanggung jawab atas
menggantikan generasi sebelumnya untuk penggunaan kredit. Orang dengan tingkat
melakukan perubahan bangsa ke arah yang literasi keuangan rendah berpotensi untuk
lebih baik dan maju. Oleh karena itu menjadi sasaran kejahatan keuangan.
mahasiswa perlu dibekali dengan Mereka dapat ditipu berbagai jenis model
pemahaman tentang Literasi Keuangan investasi, diberi harapan mendapatkan bunga
dengan baik sehingga dapat membantu tinggi, namun ternyata tertipu. Orang dengan
permasalahan di masyarakat dan menjadi tingkat literasi keuangan yang rendah juga
bekal dirinya juga pada saat harus terjun ke akan sulit untuk meningkatkan kualitas
masyarakat. hidupnya karena saat sekarang kehidupan
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan masyarakat tidak terlepas dari jasa keuangan.
Bisnis UNSOED terutama pada semester Apalagi saat ini dimana kita berada dalam
akhir telah dibekali dengan berbagai perekonomian global.
pengetahuan dalam pengelolaan bisnis Tahun 2015 Indonesia sudah berada
termasuk pengelolaan keuangan. Oleh dalam Masyarakat Ekonomi Asean. Dengan
karena itu diharapkan mempunyai adanya MEA maka akan tercipta kesatuan
pengetahuan tentang Literasi Keuangan pasar dan basis produksi yang akan
dengan baik. Untuk mengetahui seberapa membuat arus barang, jasa, investasi, modal
tinggi tingkat literasi keuangan dan utilitas dalam jumlah yang besar. Skilled labour
mereka terhadap produk-produk lembaga menjadi tidak ada hambatan dari satu negara
keuangan, penyebab dan hambatan- ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara.
hambatannya, upaya yang telah dilakukan Menghadapi keadaan tersebut maka tingkat
oleh OJK, Lembaga Keuangan dan Prodi literasi keuangan masyarakat harus tinggi.
serta materi Literasi keuangan apa saja yang Topik tentang literasi keuangan
dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman merupakan hal yang baru. Penelitian-
Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 02, bulan Desember 2015 Page 16
penelitian terdahulu tentang topik ini banyak bahwa masalah keuangan merupakan
dilakukan terhadap masyarakat secara umum masalah krusial yang dihadapi oleh UMKM.
untuk mengkaji literasi keuangan secara Perry dan Moris (2005)
personal dalam upaya meningkatkan memasukkan masalah financial literacy ini
kesejahteraan masyarakat secara umum. dalam ranah financial management
Penelitian-penelitian tersebut dilakukan oleh behavior. Penelitian Perry dan Moris (2005)
Lusardi and Mitchell (2006), Shafi dan menguji hubungan antara Locus of Control
Medabesh (2012), Lusardi and Mitchell eksternal (LOC), pengetahuan keuangan,
(2008), Lusardi et all (2010), Khaki dan pendapatan dengan perilaku manajemen
Sangmi (2012), Willis (2011), Cnaan dan keuangan yang bertanggungjawab, hubungan
Handy (2012), Bruce dan Robinson (2010), antara pengetahuan keuangan dengan
Lisa Xu dan Bilal Zia (2012), Lusardi dan perilaku manajemen keuangan yang
Mitchell (2014). Penelitian terdahulu dengan bertanggungjawab yang dimediasi oleh LOC
topik literasi keuangan pada UMKM masih eksternal, hubungan antara pendapatan
sangat jarang ditemukan. Padahal penelitian- dengan perilaku manajemen keuangan yang
penelitian dengan topik ini pada pelaku bertanggung jawab yang dimediasi oleh
UMKM sangat penting untuk dilakukan LOC eksternal, serta hubungan antara LOC
dalam upaya mengembangkan UMKM di dan perilaku manajemen keuangan yang
Indonesia. Hal ini disebabkan UMKM bertanggung jawab dan antara pendapatan
mempunyai peran yang strategis dan menjadi dan perilaku manajemen keuangan yang
tulang punggung dalam perekonomian bertanggung jawab yang dimoderasi oleh
Indonesia. variabel etnis. Peneliti lain yang
Debat teori yang telah dilakukan menghubungkan hal ini dengan financial
oleh para ahli di berbagai negara juga management behavior adalah Hilgert et all
membuktikan bahwa masalah keuangan (2003), Hira dan Mugeda (1999), O’Neill et
merupakan masalah paling penting yang all (1999).
dihadapi UMKM seperti disebutkan dalam
debat-debat teori Levy (1993 ), Bandari dan
Bajpai (2005), Thevaruban (2009), Ganesan, Metod Riset
(1982, 2000); Gunatilaka (1997), Laxmi dan
Kumar, 1999) dalam Suwastika Naidu and Lokasi penelitian ini dilakukan di
Anand Chand (2011). Hasil penelitian serupa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UNSOED
juga terlihat di Malaysia. Menurut Chee Purwokerto. Populasi dan informan dalam
(1986), banyak pemilik UKM Malaysia penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas
menemukan kesulitan dalam mendapatkan Ekonomi dan Bisnis UNSOED, Pejabat
pinjaman karena kurangnya Otoritas Jasa Keuangan, para pengelola
modal. Penelitian lain seperti Boocok dan Program Studi, serta Pejabat Lembaga
Wahab (1999), Ede et al. (2000) dan Rose et Keuangan yang diambil dengan metode
al. (2006) menekankan bahwa pemilik UKM purposive sample dengan kriteria mahasiswa
di Malaysia menghadapi kendala keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSOED yang
karena mereka tidak memiliki kompetensi telah menempuh pendidikan selama 4
khusus di bidang keuangan. Dalam konteks semester. Informan selanjutnya ditentukan
negara-negara Kepulauan Pasifik Selatan, dengan metode snowball sampling.
penelitian telah dilakukan oleh Yusuf (1995),
Baldacchino (1995, 1999) dan Pandaram dan Berdasarkan strategi nasional literasi
Amosa (2010) yang juga menemukan bukti keuangan Indonesia, literasi keuangan
Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 02, bulan Desember 2015 Page 17
masyarkat diklasifikasi dalam 4 tingkatan, menggunakan analisis Deskriptif Kualitatif.
yaitu: Analisis deskriptif kualitatif yaitu
a. Well Literate dengan memberikan ulasan atau
Memiliki pengetahuan dan keyakinan interpretasi terhadap data yang
tentang lembaga jasa keuangan serta diperoleh sehingga menjadi lebih jelas
produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, dan bermakna dibandingkan dengan
manfaat dan risiko , hak dan kewajiban sekedar angka-angka. Langkah-
terkait produk dan jasa keuangan, serta langkahnya adalah reduksi data, penyajian
memiliki keterampilan dalam data dengan bagan dan teks, kemudian
menggunakan produk dan jasa keuangan. penarikan kesimpulan.
b. Sufficient Literate
Memiliki pengetahuan dan keyakinan Pembahasan Dan Kesimpulan
tentang lembaga jasa keuangan serta a. Pembahasan
produk dan jasa keuangan, termasuk fitur,
manfaat dan risiko, hak dan kewajiban 1) Indeks Literasi Keuangan serta indeks
terkait produk dan jasa keuangan. utilitas produk dan jasa keuangan pada
c. Less Literate mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Hanya memiliki pengetahuan tentang Bisnis UNSOED.
lembaga jasa keuangan, produk dan jasa
keuangan Indeks Literasi Keuangan dan
d. Not Literate Utilitas berkaitan dengan lembaga keuangan
Tidak memiliki pengetahuan dan yang ada di Indonesia pada umumnya, pada
keyakinan tentang lembaga jasa keuangan mahasiswa FEB UNSOED dapat dijelaskan
serta produk dan jasa keuangan, serta pada gambar 1. dan 3.
tidak memiliki keterampilan dalam
menggunaan produk dan jasa keuangan.

Indeks Literasi Keuangan


merupakan parameter atau indikator yang
menunjukkan tingkat pengetahuan,
keterampilan, dan keyakinan mahasiswa
terkait lembaga keuangan serta produk dan
jasanya. Selain itu indeks literasi keuangan Gambar 1. Indeks Literasi keuangan
juga memberikan informasi mengenai tingkat Mahasiswa FEB UNSOED
pengetahuan mahasiswa terhadap fitur,
manfaat, dan risiko, hak dan kewajiban Dari hasil survei yang dilakukan
mereka sebagai pengguna produk. Indeks terhadap 100 responden diketahui bahwa
Utilitas Produk dan Jasa Keuangan hanya sebesar 4,76 mahasiswa yang well
merupakan parameter atau indikator untuk literate (gambar 2). Hal ini berarti hanya 5
mengukur seberapa banyak mahasiswa mahasiswa dari 100 mahasiswa yang disurvei
memanfaatkan produk dan jasa keuangan. memiliki pengetahuan yang baik tentang
lembaga keuangan serta produk dan jasanya,
Penelitian ini menggunakan termasuk manfaat, risiko serta hak dan
pendekatan kualitatif dengan teknik kewajibannya. Sementara sisanya tergolong
pengumpulan data melalui in-depth "sufficient literate" (34,9 persen), "less
interview, kuesioner dan teknik analisis
Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 02, bulan Desember 2015 Page 18
literate" (55,56 persen), dan "not literate" Gambar 3 menunjukkan Indeks Literasi
(4,76 persen). Keuangan Produk dan Jasa Perbankan.
"Sufficient Literate" adalah Berdasarkan gambar 3 dapat diketahui Indeks
masyarakat yang memiliki pengetahuan dan Literasi mahasiswa FEB yang tergolong well
keyakinan tentang lembaga jasa keuangan literate terhadap industri perbankan
serta produk dan jasa keuangan, termasuk menunjukkan angka 6,35persen. Hal ini
fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban berarti sebanyak 6,35 persen mahasiswa
terkait produk dan jasa keuangan. "Less memiliki pengetahuan dan keyakinan
Literate" adalah masyarakat yang hanya terhadap lembaga perbankan, produk dan
memiliki pengetahuan tentang lembaga jasa jasa perbankan, serta memiliki keterampilan
keuangan, produk dan jasa keuangan. dalam menggunakan produk dan jasa
Sedangkan "Not Literate" yaitu masyarakat perbankan. Indeks ini pun menunjukkan
yang tidak memiliki pengetahuan dan tingkat yang rendah karena berarti hanya
keyakinan tentang lembaga jasa keuangan sebanyak 7 mahasiswa dari 100 mahasiswa
serta produk dan jasa keuangan, serta tidak yang memahami betul tentang produk dan
memiliki keterampilan dalam menggunakan jasa perbankan.
produk dan jasa keuangan.

Gambar 3. Indeks Literasi Keuangan Produk


Gambar 2. Indeks utilitas produk dan jasa dan Jasa Perbankan
keuangan Indonesia

Indeks utilitas Produk dan Jasa


Keuangan merupakan parameter atau
indikator untuk mengukur seberapa banyak
mahasiswa yang memanfaatkan produk dan
jasa keuangan. Survei Literasi Keuangan
terhadap mahasiswa FEB menunjukan bahwa
Indeks Utilitas Produk dan Jasa Keuangan
pada mahasiswa FEB sebesar 95,24%
(gambar 3). Hal ini berarti sebanyak 93 Gambar 4. Indeks Utilitas Produk dan Jasa
mahasiswa memanfaatkan produk dan jasa Perbankan
lembaga keuangan. Dari bukti ini diketahui
bahwa mahasiswa memanfaatkan produk dan Jika membandingkan indeks literasi
jasa lembaga keuangan tanpa disertai dengan dan indeks utilitas produk dan jasa perbankan
pengetahuan yang cukup tentang produk dan dapat ditemukan hal yang menarik. Berdasar
jasa lembaga keuangan tersebut. Ini gambar 4 dapat diketahui bahwa utilitas
dibuktikan dengan indeks literasi keuangan produk dan jasa perbakan oleh mahasiswa
yang rendah. FEB sebesar 96,72%, yang berarti sebanyak

Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 02, bulan Desember 2015 Page 19
96,72% mahasiswa menggunakan produk
dan jasa perbankan. Hasil survei tentang
Literasi Keuangan serta utilitas produk dan
jasa perbankan juga membuktikan bahwa
sebagian besar mahasiswa memanfaatkan
produk dan jasa perbankan tanpa disertai
dengan pemahaman yang memadai akan
produk dan jasa lembaga perbankan tersebut.
Gambar 5 menunjukkan indeks Literasi
Keuangan produk dan jasa asuransi di
Gambar 6. Indeks Utilitas Produk dan Jasa
kalangan mahasiswa FEB. Indeks Literasi
Perasuransian
Keuangan tersebut menunjukkan bahwa
sebanyak 4,76% mahasiswa well literate
Hasil survei indeks Literasi Keuangan
terhadap industri peransurasian.
Produk dan Jasa Lembaga Pembiayaan
terhadap mahasiswa FEB UNSOED
menunjukkan bahwa hanya sebesar 4,76%
mahasiswa FEB yang well Literate, dan
terdapat 19,05% mahasiswa FEB belum
mengenal industri pembiayaan (gambar 7).
Hal ini menunjukkan keadaan yang
memprihatinkan mengingat responden adalah
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
semester akhir.
Gambar 5. Inteks Literasi Keuangan Produk
dan Jasa Perasuransian

Hal ini dapat disimpulkan baru


sebesar 4,76% mahasiswa yang memahami
asuransi. Jika dilihat dari tingkat utilitas
produk dan jasa asuransi pada gambar 7
dapat diketahui bahwa sebanyak 62,90%
mahasiswa menggunakan produk asuransi. Gambar 7. Indeks Literasi Keuangan Produk
Sama halnya dengan yang terjadi pada dan Jasa Lembaga Pembiayaan
lembaga perbankan, demikian juga pada
produk dan jasa asuransi, banyak masyarakat Gambar 8 menunjukkan utilitas
yang menggunakan produk dan jasa asuransi produk dan jasa lembaga pembiayaan.
tanpa mempunyai pemahaman yang Berdasarkan gambar 8 diketahui sebanyak
memadai akan produk dan jasa tersebut. 34,92% mahasiswa memanfaakan produk
dan jasa lembaga pembiayaan, sedangkan
sebanyak 65,08 persen tidak memanfaatkan
produk dan jasa lembaga pembiayaan.

Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 02, bulan Desember 2015 Page 20
Gambar 10. Utilitas Produk dan Jasa Pasar
Modal
Jika dilihat dari penggunaan produk
Gambar 8. Indeks utilitas Produk dan Jasa dan jasa pasar modal pada gambar 11 terlihat
lembaga Pembiayaan ada 15 mahasiswa dari 100 mahasiswa yang
telah menggunakan produk pasar modal.
Gambar 9 menunjukkan Indeks Berdasarkan wawancara mendalam yang
Literasi Keuangan Produk dan Jasa Pasar dilakukan diketahui bahwa ke 15 mahasiswa
Modal mahasiswa FEB UNSOED. ini telah mempraktekan melakukan investasi
Berdasarkan gambar 10 diketahui sebanyak pada pasar modal. Keahlian yang mereka
7,94% mahasiswa well literate dan sebanyak miliki mereka peroleh dari mata kuliah
14,29% telah memanfaatkan pasar modal. praktikum pasar modal yang telah
Hal ini menunjukkan ada mahasiswa yang diambilnya dan juga karena mengikuti
telah mempraktekan ilmu pasar modal yang kegiatan yang telah dlakukan orang tua dan
telah dimiliki dan diperoleh selama keluarganya.
menempuh pendidikan di FEB. Dari gambar
10 kita ketahui bahwa dari sebanyak 100 2) Analisis tentang penyebab dan
orang responden yang bersal dri mahasiswa hambatan tinggi rendahnya indeks
FEB, ada 56 0rang sendiri yang tidak Literasi Keuangan dan utilitas produk
memiliki pengetahuan sama sekali tentang dan jasa keuangan di kalangan
pasar modal. Hal ini kontradiktif mengingat mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
responden belajar di Fakultas Ekonomi dan UNSOED.
Bisnis, sedangkan trend ekonomi sekarang
tidak lepas dari pasr modal. Keadaan ini Tabel 1. Tingkat well literate pada jenis
harus benar-benar menjadi perhatian pihak literasi keuangan mahasiswa FEB
fakultas dan pengelola program studi. Unsoed

No Jenis Literasi uang Well Literate


Keuangan (%)
1 Lembaga Keuangan 4,76
yang ada di Indonesia
2 Produk dan jasa 6,35
perbankan
3 Produk dan jasa 4,76
Gambar 9. Indeks Literasi Keuangan Produk
perasuransian
dan Jasa Pasar Modal
4 Produk dan jasa 4,76
lembaga pembiayaan
5 Produk dan jasa 7,94
pasar modal

Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 02, bulan Desember 2015 Page 21
Jika dilihat dari penggunaan terhadap
Berdasar tabel 1 diketahui bahwa rata- produk lembaga keuangan menunjukkan
rata indeks literasi keuangan pada semua tingkat utilitas yang tinggi pada produk
jenis produk dan jasa lembaga keuangan produk dan jasa perbankan sebesar 96,72
pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan persen dan Lembaga Keuangan yang ada di
Bisnis UNSOED tergolong rendah. Hasil Indonesia secara umum sebesar 95,24 persen.
kuesioner menunjukkan penyebab keadaan Berdasarkan wawancara mendalam dengan
ini adalah karena tidak mendapatkan mahasiswa diketahui bahwa penggunaan
pendidikan keuangan dari keluarga sejak produk perbankan ini lebih banyak berupa
kecil (80 %), tidak diajarkan di pendidikan layanan jasa perbankan untuk pembayaran
formal sejak kecil (77 %), tidak mendapatkan biaya pendidikan, penggunaan ATM,
materi dan pemahaman yang dalam dari mata transfer uang bulanan dari orang tua dan
kuliah yang diperoleh selama kuliah (70%), dalam bentuk tabungan. Jadi mereka
serta terbatasnya dana yang diterima dari menggunakan produk perbankan secara rutin
orang tua sehingga tidak dapat digunakan untuk operasional mereka tanpa berusaha
untuk berinvestasi pada produk dan jasa mengetahui secara mendalam tentang produk
lembaga keuangan (93%) dan jasa perbankan. Hal inilah yang
menyebabkan indeks utilitas terhadap produk
dan jasa lembaga perbankan tinggi namun
indeks literasi produk dan jasa lembaga
perbankan rendah seperti yang terdapat pada
tabel 1dan 2.
Tabel 2. Tingkat utilitas produk dan jasa 3) Upaya yang telah dilakukan oleh OJK
keuangan mahasiswa FEB dan Lembaga Keuangan serta Program
UNSOED Studi untuk meningkatkan Literasi
keuangan mahasiswa.
No Utilitas produk dan Indeks Guna meningkatkan literasi keuangan
jasa keuangan utilitas di kalangan mahasiswa Otoritas Jasa
produk dan Keuangan telah melakukan langkah-langkah
jasa a) menyelenggarakan pelatihan dalam bisnis
keuangan keuangan kepada para mahasiswa Indonesia
(%) yang ingin meningkatkan kualitas hidup
1 Lembaga Keuangan 95,24 masa depan mereka; b) Menggandeng
yang ada di perusahaan-perusahaan besar seperti PT Sun
Indonesia Life Financial Indonesia (“Sun Life”,
2 Produk dan jasa 96,72 “Perusahaan”) dan Financial Planning
perbankan Standards Board Indonesia (“FPSB
3 Produk dan jasa 62,90 Indonesia”) untuk menyelenggarakan
perasuransian program edukasi finansial bagi para
4 Produk dan jasa 34,92 mahasiswa melalui program CSR; c)
lembaga memberikan informasi dan edukasi kepada
pembiayaan masyarakat, ibu rumah tangga, siswa sekolah
5 Produk dan jasa 14,29 mulai dari Sekolah Dasar, menengah sampai
pasar modal
Perguruan Tinggi atas karakteristik sektor
jasa keuangan, layanan, dan produknya.
Program Studi juga telah menyelenggarakan
Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 02, bulan Desember 2015 Page 22
mata kuliah yang berkaitan dengan hal ini pembelajaran yang sesuai. Jika tidak ada
seperti bank dan lembaga keuangan dan mata kuliah yang relevan maka perlu
pasar modal. Namun kedua mata kuliah ini diadakan mata kuliah yang baru. Hal ini
bukan mata kuliah wajib, hanya merupakan sejalan dengan keharusan prodi untuk selalu
mata kuliah pilihan sehingga tidak semua memperbaharui kurikulum. Disamping itu
mahasiswa mengambil kedua mata kuliah perlu juga ditentukan format kegiatan
tersebut. pendukung seperti magang dan
4) Masukan bagi Otoritas Jasa keuangan company visit agar ilmu yang diperoleh
maupun Program Studi dalam mahasiswa dapat diterapkan pada masyarakat
menyusun materi Literasi keuangan khususnya UMKM guna meningkatkan
yang dibutuhkan untuk meningkatkan literasi keuangannya, dengan demikian
pemahaman mahasiswa tentang melalui kegiatan praktek seperti itu,
produk dan jasa keuangan. pengetahuan mahasiswa akan lebih cepat
bertambah.
Otoritas jasa keuangan perlu lebih
intensif lagi dalam mempropagandakan
program literasi keuangan ini kepada
mahasiswa. Berbagai kegiatan telah
dilakukan, namun terbukti belum secara luas 2) Kesimpulan
dapat dipahami oleh seluruh mahasiswa. a) Indeks Literasi keuangan terhadap
Oleh karena itu upaya sosialisasi program ini lembaga keuangan yang ada di Indonesia
harus merupakan usaha yang dilakukan masih rendah hanya sebesar 4,76
secara kontinue sehingga tingkat mahasiswa yang well literate.
keberhasilannya akan lebih besar. b) Indeks Utilitas Produk dan Jasa
Untuk meningkatkan literasi keuangan Keuangan pada mahasiswa FEB sebesar
mahasiswa maka Program Studi perlu 95,24% sebagian besar pada produk dan
melakukan perbaikan pembelajaran keuangan jasa perbankan.
dengan inovasi pembelajaran. Hasil c) Penyebab dan hambatan tinggi
penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai rendahnya indeks Literasi Keuangan dan
pijakan dasar pengembangan kurikulum utilitas produk dan jasa keuangan di
pendidikan pada Fakultas Ekonomi dan kalangan mahasiswa Fakultas Ekonomi
Bisnis UNSOED. Kurikulum yang dan Bisnis UNSOED adalah : tidak
diharapkan mampu untuk menumbuhkan mendapatkan pendidikan keuangan dari
literasi keuangan mahasiswa. Agar edukasi keluarga sejak kecil (80 %), tidak
dan sosialisasi Literasi Keuangan dapat diajarkan di pendidikan formal sejak
dilaksanakan pada mahasiswa Prodi kecil (77 %), tidak mendapatkan materi
Pendidikan Ekonomi dengan maksimal maka dan pemahaman yang dalam dari mata
materi Literasi Keuangan hendaknya kuliah yang diperoleh selama kuliah
dimasukkan dalam bahan ajar yang diberikan (70%), serta terbatasnya dana yang
kepada mahasiswa. diterima dari orang tua sehingga tidak
Untuk itu perlu dikaji kembali dapat digunakan untuk berinvestasi pada
kurikulum yang berlaku di Prodi Prodi produk dan jasa lembaga keuangan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk (93%)
mengidentifikasi mata kuliah-mata kuliah d) Otoritas jasa keuangan perlu lebih
apakah yang relevan dengan materi Literasi intensif lagi dalam mempropagandakan
Keuangan serta menentukan metode program literasi keuangan kepada
Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 02, bulan Desember 2015 Page 23
mahasiswa dengan melakukan kegiatan Economic Review: Papers and
sosialisasi secara kontinue. Proceedings 2011, 101:3, 429-434
e) Program Studi perlu melakukan Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian
perbaikan pembelajaran keuangan kualitatif. Penerbit PT Remaja Rosda
dengan inovasi pembelajaran, karya Bandung.
mengidentifikasi mata kuliah-mata Shafi, Mohammad., & Ali Hawi
kuliah yang relevan dengan materi Medabesh, 2012, Financial Inclusion
Literasi Keuangan, menentukan metode in Developing Countries: Evidences
pembelajaran yang sesuai serta meninjau from an Indian State. Canadian Center
kurikulum kembali. of Science and Education.
Xu, Lisa., dan Bilal Zia. (2012). Financial
Literacy around the World – An
Overview of the Evidence with
Practical Suggestions for the Way
Forward. The World Bank: Finance
and Private Sector Development.
Daftar Referensi

Cnaan, Ram A., M.S. Moodithaya., &


Femida Handy. (2012). Financial
Inclusion: Lessons from Rural South
India. Cambridge University
finance.detik.com,2012, ini dia Negara
Negara paling melek keuangan, diakses
tanggal 9 Maret 2015
Lusardi, Annamaria, and Olivia S. Mitchell.
2006. Financial Literacy and Planning:
Implications for Retirement Wellbeing,
Oxford and New York: Oxford
University Press.
______ 2008. Planning and Financial
Literacy: How Do Women Fare?
American Economic Review, 98 (2):
413–417.
Lusardi, Annamaria, Olivia S. Mitchell, and
Vilsa Curto, 2010, Financial Literacy
among the Young, Journal Market for
Retirement Financial Advice. Oxford
Lusardi, Annamaria, and Olivia S. Mitchell,
2014, The Economic Importance of
Financial Literacy: Theory and
Evidence, Journal of Economic
Literature, 52 (1), 5–44
Lauren E. Willis, 2011, The Financial
Education Fallacy, American
Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 02, bulan Desember 2015 Page 24

Das könnte Ihnen auch gefallen