Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
(BKM Journal of Community Medicine and Public Health) Halaman 119-124
Abstract
Purpose: This research aimed to analyze the correlation between levels of
Dikirim: 15 September 2015
Diterbitkan: 1 April 2016 cadmium level in blood and decreasing kidney function reviewed from ureum
and creatinine levels in exhaust welders in Purbalingga Lor. Methods: This
research used a cross sectional design. Samples were counted by using
random sampling formula and there were 36 respondents chosen. 32
respondents participated in this research. Results: There was no correlation
between the external variables (age, smoking habit, self hygiene, working
period, the number of working hours per week, and use of the mask) and the
independent variable (levels of cadmium). There was no correlation between
independent variable (levels of cadmium) and dependent variables (levels of
ureum and creatinine) on exhaust welders in Purbalingga Lor. Conclusions:
This study contributes to the knowledge that levels of cadmium in the blood
have no correlation on the levels of ureum and creatinine in kidneys of
exhaust welding workers. This study recommends to develop research on
other types of heavy metals that may potentially interfere with the health of
welding workers.
1
Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
(Email: septionobangunsugiharto_10@yahoo.com)
2
Departemen Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
3
Departemen Farmakologi dan Farmakoterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
119
Berita Kedokteran Masyarakat, Volume 32 No. 4 Tahun 2016
PENDAHULUAN METODE
Kelurahan Purbalingga Lor merupakan salah satu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional.
sentra pembuatan knalpot di kabupaten Purbalingga. Penelitian dilakukan di kelurahan Purbalingga Lor
Proses menjadi knalpot siap pakai dan dipasarkan pada bulan Mei-Juli 2015. Pengambilan sampel dila-
memiliki risiko kesehatan, apabila tidak disertai upaya kukan menggunakan teknik purposive sampling terha-
perlindungan pekerja maupun kesehatan lingkungan dap populasi yang mempunyai kriteria inklusi meliputi
pekerja. Salah satu tahapan pekerjaan yang perlu umur 20-40 tahun, sudah bekerja ≥ 5 tahun, bersedia
mendapat perhatian adalah adalah bagian pengelasan. untuk menjadi responden. Sedangkan kriteria ekslusi
Pekerja las dan pipefitters termasuk jenis pekerjaan terdiri dari subjek yang menolak atau tidak bersedia
berpotensi terpapar logam cadmium melalui fumes untuk dijadikan responden penelitian, subjek yang
(aerosol yang berasal dari kondensasi uap logam) pada sedang sakit dan pengobatan dokter. Berdasarkan
saat proses pengelasan (1). kriteria inklusi dan ekslusi diperoleh jumlah subjek 36
Bentuk gangguan kesehatan akut yang dapat terjadi orang, dan yang mengikuti penelitian hingga akhir
akibat fumes adalah iritasi pada mata, fume fever, sesak sebanyak 32 orang.
napas, nyeri hati, dan batuk (2). Fume pengelasan Variabel bebas penelitian adalah kadar kadmium
mengandung oksida logam dan dapat berisi antimon, dalam darah yang diukur melalui uji laboratorium
berilium, kadmium, kromium, kobalt, tembaga, besi, menggunakan metode Atomic Absorption Sprecto-
timah, mangan, merkuri, molibdenum, nikel, vana- fotometer (AAS), variabel terikat adalah kadar ureum
dium, dan seng (3,4). Sedangkan untuk efek kronis, yang diukur melalui uji loboratorium menggunakan
fume seperti siderosis, kanker paru, dan efek patologis metode Barthelot dan kreatinin dalam darah yang
menyebabkan kelainan organ tubuh (3). Dibandingkan diukur melalui uji laboratorium dengan metode Jaffe
dengan jenis logam berat lain, kadmium merupakan Kinetik, sedangkan variabel luar adalah faktor pekerja
salah satu jenis logam berat yang memiliki toksisitas dan individu diukur menggunakan kuesioner yang
tinggi, penyebaran luas serta memiliki waktu paruh telah divalidasi sebelumnya.
(biological half life) yang panjang dalam tubuh orga- Analisis data dilakukan menggunakan uji korelasi
nisme hidup yaitu sekitar 10-30 tahun karena tidak Spearman dan Pearson. Penelitian ini telah melalui uji
dapat didegradasi (5). kelayakan penelitian oleh Komisi Etik Penelitian Fakul-
Kadmium yang masuk ke dalam tubuh manusia tas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
melalui jalur ingesti, diserap dan berikatan dengan
metallotionein (Cd-MT) dan terakumulasi di ginjal dan
hati. Kadmium yang berbentuk partikel akan masuk ke HASIL
tubuh lewat jalur inhalasi yang kemudian dapat
Umur responden penelitian berada pada rentang
mengendap dalam paru (6). Paparan kronis cadmium
20-40 tahun, yang terbagi ke dalam dua rentang kelas
menyebabkan terjadinya akumulasi kadmium dalam
umur, yaitu umur 20-30 tahun sebanyak 6 orang
organ ginjal sebesar 50% dari dosis yang masuk (7).
(18,75%) dan umur 31-40 tahun sebanyak 26 orang
Proses penurunan fungsi ginjal dapat berlangsung
(81,25%). Kebiasaan merokok pada responden dipe-
secara akut atau secara kronis dan progresif yang pada
roleh data sebanyak 6 orang (18,75%) memiliki kebia-
akhirnya menyebabkan gagal ginjal terminal. Gagal
saan tidak merokok, dan 26 orang (81,25%) memiliki
ginjal merupakan keadaan klinis yang ditandai dengan
kebiasaan merokok.
terjadinya penurunan fungsi ginjal yang irreversibel
Responden dengan kebiasaan mencuci tangan di
(nirpulih) (8). Kadmium bersifat toksik bagi sel-sel
tempat kerja sebanyak 22 orang (68,75%), kadang-
tubular dan glomerulus, yang berakibat pada rusaknya
kadang sebanyak 9 orang (28,12%), dan responden
fungsi ginjal (9). Sejauh ini belum diketahui seberapa
yang tidak melakukan cuci tangan sebanyak 1 orang
besar kemungkinan tingkat paparan kadmium dan
(3,13%). Kemudian masa kerja responden, responden
dampak terhadap penurunan fungsi ginjal ditinjau dari
dengan masa kerja 5-9 tahun sebanyak 6 orang
kadar ureum dan kreatinin pada pekerja las bengkel
(18,75%), masa kerja 10-14 tahun sebanyak 16 orang
knalpot di kelurahan Purbalingga Lor oleh sebab itu,
(50,00%), dan responden dengan masa kerja > 14 tahun
penelitian ini diperlukan denagan tujuan mengetahui
sebanyak 10 orang (31,25%).
hubungan kadar kadmium dalam darah terhadap
Responden dengan Jumlah jam kerja per minggu ≥
penurunan fungsi ginjal ditinjau dari kadar ureum dan
40 jam sebanyak 13 orang (40,62%), dan responden
kreatinin pada pekerja las bengkel knalpot.
120
Berita Kedokteran Masyarakat, Volume 32 No. 4 Tahun 2016
yang memiliki Jumlah jam kerja per minggu < 40 jam Kadmium dapat menginduksi kerusakan pada fungsi
sebanyak 19 orang (59,38%). Mengenai kebiasaan membran dengan merusak komposisi lipid pada
penggunaan masker dalam bekerja, sebanyak 10 orang membran sel.
(31,25%) menyatakan selalu menggunakan masker, Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan
dan sebanyak 22 orang (68,75%) menyebut bermakna antara kadar kadmium dengan kadar ure-
kadang-kadang menggunakan masker saat bekerja. um (r = 0,0953 < 0,349) dan antara kadar kadmium
Uji statistik untuk mengetahui hubungan antara dengan Kadar Kreatinin (r = -0,0040 < 0,349). Hal ini
variabel luar (umur, kebiasaan merokok, higienitas menunjukkan bahwa secara umum tidak ada
diri, masa kerja, jumlah jam kerja per minggu, penggu- gangguan fungsi ginjal oleh paparan cadmium pada
naan masker) dengan variabel bebas (kadar kadmium) pekerja las knalpot ditinjau dari kadar ureum dan
diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan yang kreatinin.
bermakna ((r) < 0,349).
Tabel 2. Nilai r variabel luar dengan variabel bebas
Tabel 1. Nilai r variabel luar dengan variabel bebas pada pekerja las bengkel knalpot
pada pekerja las bengkel knalpot Variabel Bebas Variabel Terikat Signifikansi (r)
Variabel Luar Variabel Bebas Signifikansi (r) Kadar Cadmium Kadar ureum 0,0953
Umur Kadar kadmium 0,3036 Kadar Cadmium Kadar kreatinin -0,0040
Kebiasaan merokok Kadar kadmium 0,0472
Higienitas diri Kadar kadmium -0,1758
Masa Kerja Kadar kadmium -0,2118
BAHASAN
Jumlah jam kerja Kadar kadmium -0,2472
Penelitian Olsson menjelaskan bahwa semakin
per minggu
bertambahnya umur maka kadar kadmium di dalam
Penggunaan Masker Kadar kadmium -0,0858
tubuh akan semakin meningkat (10). Sedangkan hasil
penelitian ini secara statistik tidak ada hubungan yang
Pada keadaan normal ginjal akan mengeluarkan
bermakna antara umur dengan kadar cadmium pada
produk sisa metabolisme protein (ureum) yang
pekerja las knalpot. Higienitas diri dalam penelitian ini
berlebihan di dalam tubuh dalam bentuk urin, namun
dibatasi pada kebiasaan mencuci tangan responden
sebaliknya apabila terjadi kerusakan pada ginjal maka
sebelum dan sesudah makan atau minum di tempat
akan terjadi penumpukan ureum di dalam darah
kerja. Analisis Spearman untuk higienitas diri menun-
sehingga ginjal tidak mampu mengeluarkan dan
jukkan tidak ada hubungan antara higienitas diri
menjadikan semakin tinggi. Salah satu penyusun tubuh
dengan kadar cadmium pada pekerja las knalpot.
manusia adalah protein, yang di dalam tubuh disimpan
Penelitian menjelaskan tidak ada hubungan antara
dalam otot. Metabolisme sel otot ini akan dirubah
masa kerja dan jumlah jam kerja per minggu dengan
menjadi kreatinin di dalam darah. Ginjal akan
kadar kadmium pada pekerja las knalpot. Penelitian ini
membuang kreatinin dari darah ke urin. Apabila
serupa dengan studi dari Ghazali menunjukkan tidak
fungsi ginjal menurun, maka kadar kreatinin di dalam
ada hubungan antara masa kerja dengan kadar
darah akan meningkat. Hal inilah yang menyebabkan
cadmium, akan tetapi ada hubungan yang signifikan
adanya hubungan asupan protein dengan kadar
antara masa kerja dengan konsentrasi logam timbal
kreatinin.
dan arsen (11).
Logam berat menimbulkan kerusakan struktur
Merokok merupakan salah satu sumber utama
pada nefron terutama pada sel epitel tubulus
paparan kadmium. Oleh karena itu dipertimbangan
proksimal. Hal ini dapat disertai dengan gangguan
kemungkinan merokok sebagai variabel perancu pada
fungsi ginjal yang ditandai dengan penurunan laju
paparan akibat kadmium pada bukan perokok. Belum
filtrasi glomerulus, sehingga zat sisa metabolisme
diketahui mekanisme secara pasti apakah faktor
seperti kreatinin dan ureum yang seharusnya dibuang
merokok mengakibatkan terjadi kerusakan ginjal (12).
oleh ginjal kadarnya akan menurun dalam urin,
Mekanisme yang dapat dijelaskan adalah bahwasanya
akibatnya kadar zat tersebut akan meningkat dalam
merokok akan membuat ginjal lebih sensitif pada
darah. Disisi lain, paparan logam berat yang tinggi
toksisitas kadmium (12).
menyebabkan sel tidak dapat mempertahankan ho-
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan
meostatis, sehingga menyebabkan beberapa jenis
bermakna antara kebiasaan merokok, penggunaan
protein seluler mengalami kerusakan yang menga-
masker dengan kadar kadmium pada pekerja las. Hasil
kibatkan kejadian apoptosis jaringan juga meningkat.
penelitian serupa dengan hasil penelitian Ghazali dan
121
Berita Kedokteran Masyarakat, Volume 32 No. 4 Tahun 2016
Luckett yang menunjukkan tidak ada hubungan yang mengurangi dampak Cd sebagai faktor risiko penyakit
signifikan antara kebiasaan merokok dengan kadar kanker, patah tulang akibat defisiensi vitamin D pada
kadmium (1,11). Terdapat perbedaan hasil dengan tulang oleh paparan kadmium, gangguan pembuluh
penelitian yang dilakukan oleh Idham, yang menya- darah) (15).
takan bahwa hubungan yang bermakna antara Keadaan bengkel kerja yang mempunyai ventilasi
kebiasaan merokok, penggunaan masker dengan kadar luas atau terbuka pada semua sisi diduga menye-
kadmium pada pekerja las (2). babkan turbulensi udara yang cepat di dalam bengkel,
Penelitian menunjukkan tidak ada hubungan akibatnya debu atau fumes yang terhirup oleh pekerja
antara kadar kadmium dengan kadar ureum dan las knalpot pada kadar rendah akibat dihembuskan
kreatinin pada pekerja las knalpot. Hal ini dapat oleh angin, sehingga timbulnya gangguan fungsi ginjal
disebabkan beberapa faktor, baik desain penelitian tidak secepat pada pekerja dengan kondisi bengkel
dan keberadaan sampel yang tidak representatif, atau yang hanya sebagian terbuka atau tidak memiliki
jumlah sampel yang masih terbatas, maupun faktor ventilasi udara luas (16). Temuan dan pengamatan
dari dalam dan luar tubuh. Pemilihan desain penelitian lapangan menunjukkan bahwa keadaan bengkel las
yaitu cross sectional, dimana hanya melihat paparan knalpot sebagian besar terbuka pada semua sisi dan
kadmium dengan fungsi ginjal dari kadar ureum dan memiliki ventilasi yang luas. Keberadaan ventilasi
kreatinin dalam waktu sesaat dapat berdampak pada yang layak pada tempat kerja adalah suatu kebutuhan.
penelitian yang tidak sesuai dengan teori dan pene- Sehingga fumes atau debu-debu yang dihasilkan
litian lain, untuk itu perlu dilakukan penelitian lanjut selama proses kerja berlangsung akan cepat bereaksi
dengan desain penelitian analitik observasional baik dengan udara bebas dan mereduksi kandungan zat
case control study atau cohort study. berbahaya (17).
Garcon menyebut penelitian surveillans epidemi-
ologi tentang nefrotoksisitas pada pekerja dan tempat SIMPULAN
kerja akibat paparan Cd dan Pb perlu terus dilakukan
sebagai deteksi awal gangguan ginjal pada tempat Tidak ada hubungan antara umur, kebiasaan
kerja yang berisiko adanya paparan Cd dan Pb (12). merokok, higienitas diri, masa kerja, jumlah jam kerja
Faktor dari dalam tubuh misalnya kekebalan tubuh, per minggu, penggunaan masker dengan kadar
kekuatan responden mengeluarkan nafas, kemampuan kadmium. Pengujian kadar kadmium untuk fungsi
silia dalam menyaring debu/fume yang dihasilkan saat ginjal ditinjau dari ureum dan kreatinin menunjukkan
proses pengelasan, pola konsumsi makan dan minum, tidak ada hubungan.
dan konsumsi susu yang dilakukan responden. Faktor Diperlukan pengawasan, pendampingan dan moni-
yang berpengaruh pada keberadaan tinggi rendahnya toring bagi pekerja las bengkel knalpot secara berkala
kadmium dalam tubuh adalah keberadaan zink (Zn), oleh pemilik usaha pengelasan, pemerintah dan ins-
dan keberadaan enzim di dalam tubuh seperti tansi terkait seperti dinas kesehatan dan dinas tenaga
Gluthatione S-transferase (GST-α) (13). Studi penda- kerja.
huluan yang dilakukan Tang menemukan bahwa
dengan perlakuan awal menggunakan ion zink dapat
mengganti peran kadmium di ginjal dan mengurangi
Abstrak
nefrotoksisitas, menggantikan peran kadmium dari
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
kompleks ikatan Cd-MT (14).
hubungan antara kandungan kadar kadmium dalam
Paparan kadmium diketahui sebagai salah satu
darah terhadap penurunan fungsi ginjal ditinjau
faktor risiko yang mengganggu perkembangan daya
dari kadar ureum dan kreatinin pada pekerja las
tahan insulin dalam tubuh (15). Survei yang dilakukan
bengkel knalpot. Metode: Penelitian ini menggu-
oleh Korean national health and nutrition examination
nakan pendekatan Cross sectional, diiperoleh sampel
survey 2005-2010 mengindikasikan ada hubungan yang
36 orang. dan Responden yang mengikuti penelitian
kuat antara blood-cd (B-Cd) dengan gejala pada
hingga akhir sebanyak 32 orang. Hasil: Analisis
metabolisme tubuh (15), melalui mekanisme yang tidak
menunjukkan tidak ada hubungan antara umur,
dijelaskan akan menyebabkan gangguan sistematis
kebiasaan merokok, higienitas diri, masa kerja,
pada reseptor insulin. Dampak dari cadmium pada
jumlah jam kerja per minggu, penggunaan masker
gangguan daya tahan insulin diminimalisir dengan
dengan kadar kadmium dalam darah (r<0,349).
konsumsi suplemen yang mengandung unsur Fe, Ca,
Analisis bivariat antara kadar kadmium kadar
Mg, dan Zn (yang mana unsur Zn juga dapat
122
Berita Kedokteran Masyarakat, Volume 32 No. 4 Tahun 2016
123
Berita Kedokteran Masyarakat, Volume 32 No. 4 Tahun 2016
124