Sie sind auf Seite 1von 9

Proses Pembelajaran Anak Usia Dini Berorientasi

Perkembangan .... (Hernawati) ISSN 1412-565 X

PROSES PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI


BERORIENTASI PERKEMBANGAN
(Studi Kasus di Kelompok Bermain Negeri Pembina Citarip dan
Kelompok Bermain Al Biruni Cerdas Mulia Kota Bandung)

Hernawati
Email : me.hernawati@gmail.com
Guru Sekolah Dasar Cerdas Mulia Bandung

ABSTRACT
The research was set to the importance of specifically designed early childhood learning-development oriented
based that fits the child’s age, interest, and need, which is unique from one child to another also child’s socio-
cultural environment. The pre-school period is a critical period and plays an important role in the lives of
individuals. The developing phenomenon on early childhood learning, especially in urban area, is that children
as young as aged two years have begun to enter the informal school such as playgroups. During the learning
process at school, children need to be given a meaningful experience and learning in compliance with their stage
of development (Developmentally Appropriate Practices/DAP). This research aimed to examine the perspective
of teachers and principals to the process of early childhood learning-oriented developments in playgroups.
Two cases of playgroups. Two cases of playgroups were examined using case study methods in state-owned KB
Pembina Citarip Bandung and playgroup Al-BiruniCerdasMulia Bandung. Data was collected through interviews,
observations and paper documents and analyzed using qualitative approach by thematic analysis techiniques. The
results showed that there was a deficient understanding of the early childhood learning process oriented in the
perspectives of teachers and school principals on both cases. Although the implementation of the key principles
in the approach had been on adequate level, some details were still less suitable such as the parents’ involvement
and socio-cultural approach. Some factors turned out to bring obstacles in optimizing the learning approach
are limited knowledge and skills of the teachers, limited learning infrastructure provided, and limited parents’
understanding on the importance of early childhood learning process.
Keywords :Developmentally Appropriate Practice, early childhood, preschool, child development

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pembelajaran anak usia dini berorientasi perkembangan
(Developmentally Appropriate Practice/ DAP) yang disesuaikan dengan usia anak, individu anak dan konteks
sosial budaya anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui cara pandang guru dan kepala sekolah terhadap DAP,
implementasinya dan kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran anak usia dini berorientasi perkembangan.
Penelitian dilakukan pada dua kelompok bermain yang berlokasi di Bandung. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Data
yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif dengan tematik analisis. Berdasarkan
data dan hasil penelitian ditemukan bahwa konsep pembelajaran anak usia dini berorientasi perkembangan hanya
mencakup komponen usia anak dan individu anak namun konteks sosial budaya anak belum terlihat.
Kata kunci : Developmentally Appropriate Practice, anak usia dini, kelompok bermain, perkembangan anak

PENDAHULUAN pendekatan “Developmentally Appropriate


Urgensi pendidikan anak usia dini adalah Practice” yakni berbasis pada kemampuan
untuk mengembangkan semua aspek anak sesuai dengan usia perkembangannya.
perkembangan anak, meliputi perkembangan Perlunya kurikulum didasarkan pada
kognitif, bahasa, fisik yaitu mencakup motorik kemampuan anak dan sesuai dengan usia juga
kasar dan motorik halus, sosial, dan emosional perkembangannya adalah karena terjadinya
(Wiyani dan Barnawi, 2012, hlm. 77-79) ketidaksesuaian dalam pembelajaran yang
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dapat mempengaruhi proses perkembangan
mengacu pada standar Nasional Pendidikan anak di masa mendatang. Salah satu
Anak Usia Dini yang menggunakan penyebab kesulitan belajar adalah disebabkan

110
Proses Pembelajaran Anak Usia Dini Berorientasi
Perkembangan .... (Hernawati) ISSN 1412-565 X

kurangnya pemahaman guru terhadap aspek secara jangka panjang maupun jangka pendek
keterampilan belajar perkembangan anak. pada perkembangan kognitif dan sosial anak.
Pembelajaran anak usia dini akhir- Hal yang menjadi kelemahan dalam
akhir ini, khususnya yang diselenggarakan mempraktekkan proses pembelajaran
di lembaga-lembaga PAUD cenderung berorientasi perkembangan ini diperkuat oleh
dilakukan secara formal, dengan orientasi hasil penelitian Byrnes yang bertajuk “What’s
pada guru, serta penekanan pada kemampuan Wrong with The Early Chilhood Education
membaca, menulis, berhitung, pemberian in Indonesia?” yang telah melakukan
lembar kerja ataupun pekerjaan rumah secara riset selama 7 tahun mengenai proses
formal. Praktek-praktek pembelajaran pembelajaran PAUD di Indonesia. Salah satu
seperti ini, bukan saja karena ada tuntutan hasil penelitiannya adalah di Indonesia masih
orang tua terhadap pembelajaran yang lebih sering terjadi tarik-ulur kekuatan(power
mengutamakan sisi akademik, tetapi karena struggle) antara anak dengan gurunya. Hal
banyaknya hasil penelitian terbaru yang ini mengindikasikan bahwa kurikulum atau
menunjukkan bahwa anak usia dini telah siap cara guru mengajar membuat anak tidak
belajar secara akademik formal. Banyak merasa kerasan juga guru tidak mampu
praktek-praktek pendidikan yang kurang membujuk anak agar mau bekerja sama.
memberikan ruang gerak yang leluasa kepada Dalam rangka mengoptimalkan pemberian
anak dalam mengembangkan pribadinya. rangsangan dan dorongan pada anak usai dini
Mereka banyak melakukan kegiatan belajar diperlukan perencanaan dan pengembangan
yang membosankan, dengan banyak duduk di progran untuk anak usia dini yang berkaitan
bangku, mendengar, mencatat, menghafal dan dengan aspek perkembangan anak yang
mengikuti keinginan guru. Kondisi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan
akan membahayakan perkembangan anak kemampuan anak (Iskandar, 2000, hlm. 26).
usia dini bahkan tidak menutup kemungkinan Dalam penelitiannya Benet (1995, hlm. 4)
banyak yang mengalami stress atau tekanan menyatakan bahwa penelitian-penelitian
jiwa karena apa yang mereka alami tidak yang terbaru secara jelas memperlihatkan
sesuai dengan tahap perkembangannya. bahwa program pendidikan anak usia dini
Oleh karena itu, dalam proses pendidikan dan yang berkualitas tinggi serta yang sesuai
pembelajaran anak usia dini perlu berorientasi dengan perkembangan anak (developmentally
pada perkembangannya (Developmentally appropriate) akan menghasilkan efek positif
Appropriate Practice / DAP) (Mulyasa, secara jangka panjang maupun jangka
2012, hlm. 146). pendek pada perkembangan kognitif dan
Dalam rangka mengoptimalkan pemberian sosial anak. Hasil penelitian ini diharapkan
rangsangan dan dorongan pada anak usai dini dapat membenahi proses pembelajaran di
diperlukan perencanaan dan pengembangan kelompok bermain agar berorientasi pada
progran untuk anak usia dini yang berkaitan perkembangan dan pelaksaannya sesuai
dengan aspek perkembangan anak yang dengan teori-teori DAP yang telah diterima
disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan secara luas keabsahannya, mengingat
kemampuan anak (Iskandar, 2000, hlm. 26). pentingnya penerapan DAP pada proses
Dalam penelitiannya Benet (1995, hlm. 4) pembelajaran.Pembelajaran berorientasi
menyatakan bahwa penelitian-penelitian perkembangan mengacu pada tiga hal
yang terbaru secara jelas memperlihatkan penting yaitu usia, karakteristik anak secara
bahwa program pendidikan anak usia dini individual dan konteks sosial budaya anak.
yang berkualitas tinggi serta yang sesuai Implementasipembelajaran berbasis
dengan perkembangan anak (developmentally perkembangan menekankan pada hal-hal
appropriate) akan menghasilkan efek positif sebagai berikut : perkembangan anak secara
111
Proses Pembelajaran Anak Usia Dini Berorientasi
Perkembangan .... (Hernawati) ISSN 1412-565 X

holistik, program idividual, pentingnya dalam metode penelitian studi kasus adalah
inisiatif anak, fleksibel ketika lingkungan data sebenarnya, dilakukan pada objek yang
kelas menstimulasi anak, bermain sebagai alamiah yang berkembang apa adanya dan
wahana belajar, kurikulum terpadu, tidak dimanipulasi oleh peneliti. Seperti
penilaian berkesinabungan dan bermitra yang dijelaskan oleh Cresswell (2013, hlm
dengan orang tua serta masyarakat untuk 120) bahwa pendekatan penelitian kualitatif
mendukung perkembangan anak usia dini dengan menggunakan studi kasus adalah
(Mulyasa, 2012). metode untuk mengumpulkan makna
Secara umum penelitian ini bertujuan mendalam dari suatu fenomena yang unik.
untuk mendapatkan gambaran mengenai Teknik pengumpulan data yang digunakan
proses pembelajaran yang berorientasi pada dalam penelitian ini dengan alat-alat atau
perkembangan. Secara khusus tujuannya instrumen untuk memperoleh data dilapangan.
adalah untuk mengetahui: (1) Cara Instrumen yang paling utama dalam
pandang guru dan kepala sekolah terhadap penelitian ini sebenarnya adalah peneliti itu
proses pembelajaran yang berorientasi sendiri. Data hasil penelitian ini berbentuk
perkembangan di sekolah lokasi penelitian; kata-kata dan untuk memperoleh data yang
(2) Implementasi dari proses pembelajaran dibutuhkan, maka peneliti menggunakan
berorientasi perkembangan di sekolah teknik pengumpulan data berupa: observasi,
lokasi penelitian; dan (3) Kendala yang wawancara dan studi dokumentasi.
dihadapi dalam mengimplementasikan Observasi yang dilakukan untuk
proses pembelajaran yang berorientasi mengamati proses pembelajaran dikelas
perkembangan di sekolah lokasi penelitian. yang berorientasi perkembangan. Pada
Penelitian dilaksanakan di TK Negeri kegiatan proses belajar berlangsung dengan
Pembina Citarip Kota Bandung dan KB/TK menggunakan pedoman observasi kisi-
Al Biruni Cerdas Mulia Bandung. Bandung kisi instrumen penelitian dalam proses
ini merupakan salah satu PAUD yang menjadi pembelajaran yang berorientasi pada
percontohan untuk PAUD di Tingkat Propinsi perkembangan anak.
Jawa Barat. TK Negeri Citarip Barat ini telah Wawancara akan dilakukan pada guru dan
menggunakan dan melaksanakan Kurikulum kepala sekolah untuk memerkuat data yang
2013 untuk Pendidikan Anak Usia Dini. diperoleh melalui studi dokumentasi dan
Sekolah berikutnya yang menjadi tempat observasi.
penelitian adalah KB/TK Al Biruni Cerdas Pada penelitian ini digunakan instrumen
Mulia. pendukung sebagai berikut:
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
METODE PENELITIAN Kisi-kisi instrumen penelitian ini digunakan
Penelitian ini menggunakan pendekatan sebagai pedoman dalam melakukan observasi
kualitatif dengan menggunakan metode ataupun wawancara di lapangan. Kisi-kisi
penelitian studi kasus. Penelitian dengan instrumen yang digunakan dalam penelitian
pendekatan kualitatif ditujukan untuk proses pembelajaran kelompok bermain
mendeskripsikan dan menganalisis berorientasi pada perkembangan mengacu
fenomena, peristiwa, aktivitas, sosial, sikap, kepada rambu-rambu praktek pembelajaran
kepercayaan, persepsi dan pemikiran orang yang berorientasi pada perkembangan atau
secara individual atau kelompok. Developmentally Appropriate Practice.
Metode penelitian studi kasus digunakan
untuk memperoleh data yang mendalam 2. Pedoman Wawancara
dari suatu fenomena yang unik yaitu suatu Pedoman wawancara ini digunakan untuk
data khas yang mengandung makna. Makna menjaring data tentang hal-hal yang
112
Proses Pembelajaran Anak Usia Dini Berorientasi
Perkembangan .... (Hernawati) ISSN 1412-565 X

mendukung pada proses pembelajaran menciptakan lingkungan pembelajaran


kelompok bermain yang berorientasi yang peduli, pengajaran yang memperkaya
pada perkembangan dengan berpedoman perkembangan dan pembelajaran,
kepada kisi-kisi instrumen penelitian. mengembangkan kurikulum yang sesuai,
Instrumen yang digunakan adalah instrumen asesmen pembelajaran dan perkembangan
untuk mengetahui rambu-rambu dalam anak serta mengokohkan hubungan timbal
membuat keputusan yang berkaitan dengan balik dengan keluarga seperti pada Tabel 1.
Tabel 1
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Teknik Pengumpulan
Aspek Penelitian Instrumen Informan
Data
Menciptakan lingkungan Observasi, Instrumen observasi Guru
pembelajaran yang peduli studi dokumentasi
Pengajaran yang memperkaya Observasi, Instrumen observasi Guru
perkembangan dan pembelajaran studi dokumentasi
Mengembangkan kurikulum yang Observasi, wawancara, Pedoman wawancara, Guru,
sesuai perkembangan studi dokumentasi instrumen observasi kepala sekolah
Assesmen pembelajaran dan Wawancara, Observasi, Pedoman wawancara, Guru,
perkembangan anak studi dokumentasi instrumen observasi kepala sekolah

Mengokohkan hubungan timbal Wawancara, observasi, Pedoman wawancara, Guru,


balik dengan keluarga instrumen observasi kepala sekolah,
orang tua siswa

3. Pedoman Observasi 2. Pengajaran yang memperkaya


Pedoman observasi digunakan pada saat perkembangan dan pembelajaran
peneliti melakukan selama proses penelitian. Proses pembelajaran pada kelompok
Pedoman observasi ini berupa skala yang bermain didesain dan direncanakan
akan dijadikan acuan untuk mendeskripsikan untuk memperkaya dan berorientasi pada
hasil penelitian. perkembangan dan pembelajaran anak
Secara terperinci instrumen penelitian ini usia kelompok bermain.
dalam proses pembelajaran anak usia dini 3. Mengembangkan kurikulum yang sesuai
berorientasi perkembangan ini mengacu perkembangan
kepada praktek proses pendidikan yang Kurikulum yang dikembangkan pada
berorientasi pada perkembangan yang program kelompok bermain ini adalah
dikembangkan oleh Coople dan Bredekamp kurikulum sesuai dengan perkembangan
(2012, hlm. 17) dari NAYEC (National anak usia prasekolah atau kelompok
Association for the Education of Young bermain yang meliputi perkembangan
Children) yang meliputi lima rambu-rambu bahasa, kognitif, fisik dan sosial emosi.
proses pembelajaran berdasar perkembangan 4. Asesmen pembelajaran dan
(Tabel 1.): perkembangan anak
1. Menciptakan lingkungan pembelajaran Asesmen atau penilaian pada program
yang peduli kelompok bermain ini didesain dan
Proses pembelajaran pada program dikembangkan yang berorientasi pada
kelompok bermain sudah dapat perkembangan dan pembelajaran usia
menciptakan bagian proses pendidikan anak pra sekolah atau kelompok bermain.
yang peduli, membangun proses 5. Mengokohkan hubungan timbal balik
pembelajaran yang peduli yang dengan keluarga
merupakan bagian dari menciptakan Pada program kelompok bermain yang
masyarakat atau lingkungan yang peduli. berorientasi pada perkembangan ini
113
Proses Pembelajaran Anak Usia Dini Berorientasi
Perkembangan .... (Hernawati) ISSN 1412-565 X

diperlukan hubungan yang baik untuk data adalah reduksi data dengan tujuan
bersama mewujudkan tujuan program untuk memudahkan pemahaman
pendidikan yang berorientasi pada terhadap data yang telah dikumpulkan.
perkembangan. Mereduksi data berarti merangkum,
Analisis data dalam penelitian kualitatif memilih hal-hal pokok, memfokuskan
adalah upaya yang dilakukan dengan jalan pada hal-hal penting dan membuang
bekerja dengan data, mengorganisasikan hal-hal yang tidak perlu. Pereduksian
data, memilah-milahnya menjadi satuan data dapat memberikan gambaran yang
yang dapat dikelola, mensintesiskannya, lebih jelas tentang proses pembelajaran
mencari dan menemukan pola, menemukan kelompok bermain yang berorientasi
apa yang penting dan apa yang dipelajari pada perkembangan, kendala guru dalam
dan memutuskan apa yang dapat diceritakan menjalankan proses pembelajaran yang
kepada orang lain, Bogdan dan Biklen berorientasi pada perkembangan.
(Moleong, 2015, hlm. 248). 2. Penyajian Data
Pengelolaan data pada penelitian Langkah berikutnya adalah menyajikan
ini dilakukan secara kualitatif dengan data secara jelas. Dalam hal ini data hasil
menggunakan pendekatan induktif umum kegiatan reduksi kemudian disajikan
(Thomas:1997). Analisis pengolahan data dalam bentuk uraian singkat/teks yang
menggunakan teknik tematik analisis dengan bersifat naratif berdasarkan pada aspek-
menganalisis terhadap data-data yang aspek yang diteliti.
berupa catatan lapangan, rekaman, dokumen 3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi
dan hasil wawancara secara mendalam. Langkah terakhir yang ditempuh
Analisis dan pengelolaan data kualitatif peneliti dalam menganalisa data adalah
ini dijelaskan langkah dan prosesnya oleh melakukan pengambilan kesimpulan dan
Seiddel (Sugiyono, 2012, hlm. 248) sebagai verifikasi kesimpulan penelitian yang
berikut: (1) Mencatat yang menghasilkan dimaksudkan dalam tahap ini memaknai
catatan lapangan dengan hal itu diberi terhadap data yang terkumpul.
kode agar sumber yang ditanya tetap bisa Dalam penelitian kualitatif temuan atau
diselusuri; (2) Mengumpulkan, memilah- data dinyatakan valid apabila tidak ada
milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, perbedaan antara yang dilaporkan peneliti
membuat ikhtisar dan membuat indeksnya; dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada
(3) Berpikir dengan jalanmembuat agar objek yang diteliti (Sugiyono, 2008, hlm.
kategori data itu mempunyai makna, mencari 268).
dan menemukan pola dan hubungan- Berdasarkan pendapat tersebut maka
hubungan dan membuat temuan-temuan triangulasi yang dilakukan dalam penelitian
umum. ini meliputi triangulasi sumber, triangulasi
Miles dan Huberman dalam Sugiyono teknik pengumpulan data dan triangulasi
(2009, hlm. 337) mengemukakan bahwa waktu.
aktivitas dalam analisa data kualitatif 1. Triangulasi Sumber
dilakukan secara interaktif dan berlangsung Triangulasi sumber dalam penelitian ini
secara terus menerus sampai tuntas sehingga dilakukan dengan cara mengecek data
datanya sudah jenuh. yang diperoleh melalui beberapa sumber
Pengolahan dan pelaksanaan analisa data. Data dari beberapa sumber tersebut
data dalam penelitian ini ditempuh dengan dideskripsikan, dikategorikan ke dalam
melakukan kegiatan-kegiatan : pandangan yang sama dan yang berbeda.
1. Reduksi Data Setelah dianalisa dan menghasilkan suatu
Sebagai langkah awal dalam menganalisa kesimpulan, selanjutnya dimintakan
114
Proses Pembelajaran Anak Usia Dini Berorientasi
Perkembangan .... (Hernawati) ISSN 1412-565 X

kesepakatan dengan sumber data dilakukan secara berulang sehingga


tersebut. sampai data yang ditemukan kepastian
2. Triangulasi Teknik gambar datanya.
Triangulasi teknik dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara mengecek kepada 3. TEMUAN DAN PEMBAHASAN
sumber yang sama dengan teknik yang Temuan dari penelitian yang dilakukan
berbeda. peneliti tentang proses pembelajaran
3. Triangulasi Waktu anak usia dini berorientasi perkembangan
Waktu sering mempengaruhi kredibilitas mengacu pada tujuan penelitian yaitu untuk
data, maka peneliti melakukan mengetahui cara pandang guru dan kepala
pengecekan dengan wawancara, sekolah terhadap proses pembelajaran anak
observasi dan teknik lainnya dalam waktu usia dini berorientasi perkembangan.
dan situasi yang berbeda. Bila hasil uji Hasil temuan mengenai cara pandang di kedua
menghasilkan data yang berbeda, maka sekolah lokasi penelitian dapat digambarkan
dengan tabel di bawah ini.
Sekolah A Sekolah B
Anak sebagai amanah Anak sebagai amanah
Aktivitas bermain sebagai wahana belajar bagi Pembelajaran harus bermain dengan be
anak usia dini lajar dan belajar sambil bermain
Pembelajaran anak harus berorientasi pada Kegiatan pembelajaran didesain menarik dan
usia anak menyenangkan, disesuaikan dengan minat dan
kebutuhan anak
Pembelajaran anak harus berorientasi pada Pembelajaran yang meliputi semua aspek
pencapaian tahap perkembangan anak perkembangan
Media dan alat peraga pembelajaran harus Pembelajaran diutamakan pada sosialisasi dan
menarik, tingkat kesulitan disesuaikan dengan kemandirian
tahap perkembangan anak
Dari hasil temuan selama penelitian Implementasi proses pembelajaran anak
dapat disimpulkan telah teramati guru usia dini berorientasi perkembangan/
dan kepala sekolah sudah mengetahui DAP dilihat di kedua sekolah lokasi
proses pembelajaran yang berorientasi penelitian
perkembangan dalam dimensi usia anak Hasil dari pengamatan menggunakan
dan individu anak. Sedangkan dalam pedoman observasi untuk mengetahui
dimensi/pendekatan sosial budaya belum taraf implementasi dari rambu pengajaran
terlihat dan terungkapkan dari dua sekolah yang memperkaya perkembangan dan
lokasi penelitian. Temuan mengenai cara pembelajaran dapat dilihat pada tabel A.
pandang guru dan kepala sekolah berdasar Dari hasil temuan dalam implementasi
pada tiga komponen penting terkait proses proses pembelajaran anak usia dini
pembelajaran beroerientasi perkembangan. berorientasi perkembangan di sekolah
dapat dilihat pada bagan di bawah ini. A digambarkan bahwa sekolah A taraf
implementasinya mendekati pada proses
pembelajaran berorientasi perkembangan
(Developmentally Appropriate Practice).
Hal–hal yang kurang mendekati pada DAP
terlihat dalam melibatkan orang tua atau
keluarga dalam proses pembelajaran anak
di kelas, menciptakan relasi yang positif
dan nyaman dengan orang dewasa dan
115
Proses Pembelajaran Anak Usia Dini Berorientasi
Perkembangan .... (Hernawati) ISSN 1412-565 X

Sekolah A
Rambu-rambu Implementasi
1. Menciptakan lingkungan pembelajar yang peduli Implementasi di sekolah ini menunjukkan taraf
Mendekati pada DAP, masih ada beberapa hal yang
belum konsisten seperti dalam membangun dan
memfasilitasi lingkungan yang kondusif bagi anak,
membantu relasi yang positif dengan orang dewasa atau
teman sebaya, pembelajaran yang sifatnya kelompok.
2. Pengajaran yang memperkaya perkembangan Implementasi di sekolah ini menunjukkan taraf
dan pembelajaran anak Mendekati pada DAP, hal ini terlihat dari guru dapat
menciptakan lingkungan aman dan sehat untuk
perkembangan dan pembelajaran anak, alat dan media
pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
minat anak.
3. Mengembangkan kurikulum yang sesuai Implementasi di sekolah ini menunjukkan taraf
perkembangan anak Mendekati, terlihat dari rancangan kurikulum yang
dibuat sudah mencakup semua aspek perkembangan,
sesuai usia anak, berdasar ketercapaian perkembangan
anak namun dalam merencanakan kurikulum yang
sifatnya menbantu anak-anak secara individu untuk
mengembangkan diri secara positif, menerima dan
menghargai perbedaan-perbedaan masih kurang
mendekati.
4. Assesmen yang sesuai pembelajaran dan Implementasinya menunjukkan taraf Mendekati terlihat
perkembangan anak dari penilaian yang sudah mencakup semua aspek
perkembangan dan pembelajaran anak, namun dalam
hal membantu semua anak berkembang dan belajar
secara individual belum terlihat
5. Mengokohkan hubungan timbal balik dengan Implementasinya menunjukkan taraf Mendekati, dalam
keluarga hal bekerjasama dengan orang tua untuk mengambil
keputusan tentang perkembangan dan belajar anak
masih kurang terlihat, keterlibatan orang tua dalam
pembelajaran di kelas tidak ada.
pembelajaran yang sifatnya dalam konteks pembelajaran berorientasi perkembangan
sosial budaya anak. untuk taraf implementasinya sudah
Dari hasil observasi dan wawancara di mendekati pada proses pembelajaran yang
sekolah B ini, peneliti menemukan beberapa berorientasi perkembangan (Developmentally
fakta dan keadaan dari proses pembelajaran Appropriate Practice).
sehari-hari. Kegiatan pembelajaran di sekolah
ini dalam proses pembelajarannya sudah Kendala dalam Mengimplementasikan
mampu menciptakan pembelajaran yang Pembelajaran Berorientasi
disesuaikan dan mempertimbangkan tingkat Perkembangan
perkembangan anak. Guru dalam proses Selama melakukan pengamatan di sekolah
pembelajaran di sekolah selalu menciptakan lokasi penelitian, menemukan beberapa
lingkungan yang sehat dan lingkungan kendala yang sama yang dihadapi di kedua
yang aman serta nyaman dan guru mampu sekolah lokasi penelitian:
menciptakan dan mendesain pembelajaran 1. Keterbatasan guru dalam mengetahui,
dengan mengembangkan berbagai aspek memahami dan mengimplementasikan
perkembangan pada anak. Seperti yang proses pembelajaran berorientasi
diperoleh dari hasil wawancara dan observasi perkembangan (DAP).
sebagai berikut. Secara keseluruhan sekolah 2. Keterbatasan sarana dan prasarana yang
B dalam mengimplementasikan proses ada di sekolah penelitian.

116
Proses Pembelajaran Anak Usia Dini Berorientasi
Perkembangan .... (Hernawati) ISSN 1412-565 X

Sekolah B
Rambu-rambu Implementasi
1. Menciptakan lingkungan pembelajar yang Implementasinya di sekolah ini menunjukkan taraf
peduli Mendekati DAP, hal ini terlihat dari konsistesi guru
dalam menciptakan suasana kelas yang peduli, relasi
positif dengan orang dewasa dan teman sebaya ataupun
kakak kelompoknya.
2. Pengajaran yang memperkaya perkembangan Implementasinya di sekolah ini menunjukkan taraf
dan pembelajaran anak Sudah Mendekati, hal ini terlihat selama peneltitian
guru sudah konsisten dalam hal pengajaran yang
disesuaikan dengan perkembangan anak, kebutuhan,
minat anak, yang berbeda.
3. Mengembangkan kurikulum yang sesuai Implementasinya di sekolah ini menunjukkan taraf
perkembangan anak Mendekati, hal ini terlihat dalam kurikulum yang sudah
dibuat mendukung proses pembelajaran berorientasi
perkembangan, berdasarkan ketertarikan/minat anak dan
kemampuan anak.
4. Assesmen yang sesuai pembelajaran dan Implementasinya di sekolah ini menunjukkan taraf
perkembangan anak Mendekati, hal ini terlihat dari proses penilaian yang
sudah berorientasi pada tahap perkembangan dan proses
belajar anak
5. Mengokohkan hubungan timbal balik dengan Implementasinya di sekolah ini menunjukkan
keluarga taraf Mendekati, hal ini terlihat dari kerjasama dan
komunikasi dengan orang tua dan keluarga yang sudah
secara berkala terjalin dan sudah dapat melibatkan orang
tua dalam proses pembelajaran di kelas, seperti career
day.

3. Keterbatasan orang tua dalam mengetahui hanya meliputi komponen usia anak dan
perkembangan anak dan bagaimana anak individu anak. Konteks sosial budaya anak
belajar serta keterbatasan orang tua dalam masih belum terlihat dan terungkap dari
kerja sama dalam proses pembelajaran kedua sekolah lokasi penelitian. Kendala
berorientasi perkembangan. yang dihadapi pada proses pembelajaran
berorientasi perkembangan adalah masih
KESIMPULAN terbatasnya pengetahuan, cara pandang dan
Hasil penelitian dari kedua lokasi penelitian kemampuan untuk mengimplementasikan
dapat disimpulkan bahwa dalam implementasi proses pembelajaran berorientasi
proses pembelajaran anak usia dini perkembangan terutama dalam konteks sosial
berorientasi perkembangan di kedua sekolah budaya anak.
tersebut terlihat mendekati pada proses Menurut Peraturan Menteri Nomor
pembelajaran berorientasi perkembangan 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional
(Developmentally Appropriate Practice). Pendidikan Anak Usia Dini bahwa
Cara pandang guru dan kepala sekolah pelaksanaan pembelajaran pada satuan
terhadap proses pembelajaran anak usia atau program PAUD dalam rangka
dini berorientasi anak usia dini pada membantu pemenuhan tingkat pencapaian
perkembangan sesuai dengan teori yang perkembangan yang sesuai dengan tingkat
dipaparkan tentang proses pembelajaran usia anak. Dengan melihat teori dan kajian
berorientasi perkembangan/DAP namun literatur yang sudah dipaparkan bahwa
belum mencakup pada keseluruhan komponen pelaksanaan pembelajaran anak usia dini
dalam memahami proses pembelajaran berorientasi perkembangan/DAP mencakup
berorientasi perkembangan. Hal ini terlihat tiga komponen penting, yaitu bukan saja
komponen yang sudah terlihat dan terungkap komponen usia anak tetapi individual

117
Proses Pembelajaran Anak Usia Dini Berorientasi
Perkembangan .... (Hernawati) ISSN 1412-565 X

anak dan komponen konteks sosial budaya Appropriate Practice) terlihat bahwa proses
anak merupakan komponen penting untuk pembelajaran berorientasi perkembangan
dijadikan acuan dalam pelaksanaan proses dapat dipraktekkan meskipun ruang kelas
pembelajaran anak usia dini berorientasi tidak terlalu besar. Hal ini dapat disimpulkan
perkembangan. bahwa proses pembelajaran anak usia dini
Dari hasil penelitian mengenai proses dapat dipraktekkan oleh semua program
pembelajaran anak usia dini berorientasi Pendidikan Anak Usia Dini agar sesuai dan
perkembangan (Developmentally mendekati DAP.

DAFTAR RUJUKAN
Barnawi dan Wiyani N. (2012). Format PAUD, Konsep,karakteristik & Implementasi Pendidikan Anak Usia Dini.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Bredekamp, S. & Copple, C. (2012). Developmentally Appropriate Practice in Early Childhood Programs Serving
Children from Brith through Age 8. Washington, DC: National Association for the Education of Young
Children.
Bredekamp, S. & Copple, C. (2006). Basics of Developmentally Appropriate Practice : An Introduction for Teacher
of Children 3 to 6. Washington,DC: National Assosiation for the Education of Young Children.
Bredekamp, S. & Copple, C. (2009). Developmentally Appropriate Practice in Early Childhood Programs.
Washington : NAEYC.
Byrnes, S. (2011). What’s Wrong with The Early Childhood Education in Indonesia? Diaksesdarihttp://paud.
kemdikbud.go.id

118

Das könnte Ihnen auch gefallen