Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Pengaruh latihan fisik akut terhadap kadar protein urin pada mahasiswa
angkatan 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
1
Paul Y. Limuria
2
Hedison Polii
2
Vanda D. Doda
1
Kandidat Skripsi Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: paulyoke12176@yahoo.com
Abstract: Acute physical exercise is an exercise that is performed in a short time, it was
performed only for a few minutes or <30 minutes. Physical exercise will cause some changes
in the body, such as increased levels of urinary protein. Increased levels of urinary protein
generally occurs in people with kidney disease, so that medical practitioners are often
mistaken about this. This is because when doing physical exercise occurs decreases blood flow
to the kidneys and cause disruption of glomerular and renal tubular function. This situation is
not dangerous because it is only temporary, and reversible. In the previous studies, there is still
controversy about the effect of acute physical exercise on levels of urinary protein. Based on
that, researchers interested to know the impact of acute physical exercise kinds of anaerobic
(sprint) towards levels of urinary protein. This study used an experimental design on one
group pre-post test. Subjects were 30 male students who are in the Faculty of Medicine Sam
Ratulangi. Urine protein levels assessed before and after sprint. The results obtained were
processed using Wilcoxon Signed Ranks test. On the results, there was a significant increase
of urinary protein (p = 0,00) after performing an acute physical exerise (sprint).
Keywords: urine protein, acute physical exercise, student
Abstrak: Latihan fisik akut adalah latihan yang dilakukan dalam waktu yang singkat, sekitar
beberapa menit atau <30 menit. Latihan fisik akan menyebabkan beberapa perubahan dalam
tubuh, seperti peningkatan kadar protein urin. Peningkatan kadar protein urin umumnya terjadi
pada orang dengan penyakit ginjal, sehingga tenaga kesehatan sering keliru akan hal ini.
Peningkatan kadar protein urin terjadi karena pada saat melakukan latihan fisik aliran darah
menuju ginjal berkurang dan menyebabkan terganggunya fungsi glomerulus dan tubulus
ginjal. Keadaan ini tidak berbahaya karena hanya bersifat sementara, dan reversibel. Pada
penelitian-penelitian sebelumnya masih terdapat kontroversi tentang pengaruh latihan fisik
akut terhadap kadar protein urin. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh
latihan fisik akut jenis anaerobik (sprint) terhadap kadar protein urin. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian eksperimental dengan rancangan pre-post one group test.
Subjek berjumlah 30 orang mahasiswa laki-laki yang berada di fakultas kedokteran universitas
sam ratulangi. Kadar protein urin dinilai terlebih dahulu sebelum melakukan sprint, setelah
melakukan sprint kadar protein urin dinilai kembali. Hasil yang didapatkan diolah dengan
menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks. Pada hasil penelitian didapatkan peningkatan yang
signifikan (p = 0,00) kadar protein urin setelah melakukan latihan fisik akut (sprint).
Kata kunci: protein urin, latihan fisik akut, mahasiswa
Latihan fisik merupakan hal yang sudah fisik yang dilakukan dengan benar, teratur,
tidak asing lagi bagi masyarakat. Latihan dan menyenangkan dapat memperbaiki dan
63
Limuria, Polii, Doda: Pengaruh latihan fisik...
menghambat penurunan fungsi organ singkat namun tidak dapat dilakukan secara
tubuh, menyehatkan tubuh serta kontinyu untuk durasi waktu yang lama.
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap Lari sprint merupakan salah satu contoh
penyakit infeksi.1 Latihan fisik selain latihan fisik akut yang membutuhkan
meyehatkan tubuh secara jasmani, energi yang cepat dalam waktu yang
melakukan latihan fisik juga dapat singkat (anaerobik).9
menghilangkan penat dan stres.2 Hidup Latihan fisik akan menyebabkan
sehat dapat dicapai dengan meningkatkan beberapa perubahan dalam tubuh, seperti
latihan fisik.3 Lebih dari dua ratus lima peningkatan kadar protein urin.
puluh ribu kematian pertahun, dan 12% Peningkatan kadar protein urin umumnya
total tersebut dikaitkan dengan kurangnya terjadi pada orang dengan penyakit ginjal,
latihan fisik.4 Sebuah studi mengatakan sehingga tenaga kesehatan sering keliru
bahwa dengan meningkatkan latihan fisik akan hal ini. Peningkatan ekskresi protein
sebanyak 10%, dapat mencegah kematian yang berlebihan pada urin setelah latihan
sebanyak 533.000 jiwa/tahun, jika fisik pertama kali dilaporkan pada tahun
ditingkatkan sebanyak 25%, 1.300.000 1878 pada tentara yang melakukan latihan
kematian dapat dicegah.5 fisik berat. Hal ini dikarenakan pada saat
Berdasarkan berat ringan intensitasnya melakukan latihan fisik aliran darah
latihan fisik dapat dibagi menjadi 3 menuju ginjal berkurang dan menyebabkan
kelompok yaitu latihan fisik ringan, sedang, terganggunya fungsi glomerulus dan
dan berat. Contoh latihan fisik intensitas tubulus ginjal. Keadaan ini tidak berbahaya
ringan adalah bermain golf, bowling, dan karena hanya bersifat sementara, dan
panahan. Latihan fisik intensitas sedang reversibel. Organ yang bertanggung jawab
meliputi atletik, bulutangkis, bola basket, pada keadaan ini adalah ginjal. Ginjal
hockey, soft ball, tenis meja, tenis, senam, mempunyai peran penting mengatur
sepakbola. Latihan fisik intensitas berat keseimbangan air dan elektrolit di dalam
meliputi renang, balap sepeda, tinju, lari tubuh dan mempertahankan keseimbangan
sprint, dan lari marathon.6 Berdasarkan asam basa dengan mengsekresikannya.10
durasi latihannya latihan fisik dapat dibagi Telah dilakukan beberapa penelitian
menjadi 2, yaitu latihan fisik akut dan untuk mengetahui pengaruh latihan fisik
latihan fisik kronis. Latihan fisik akut terhadap kadar protein urin. Kohanpour11
adalah latihan yang dilakukan dalam waktu pada tahun 2011 melakukan penelitian pada
yang singkat, hanya beberapa menit saja 10 pemain bola yang melakukan latihan
atau <30 menit. Contoh latihan fisik akut fisik kronis jenis aerobik, yaitu berlari
antara lain melakukan setengah jam cross selama 30 menit dengan intensitas yang
training, melakukan beberapa menit berbeda, 50, 70, dan 85% dari total heart
skipping, dan lari sprint.7 Latihan fisik rate. Sebelum dan 20 menit sesudah
kronis adalah latihan yang dilakukan dalam melakukan latihan fisik, kadar protein
waktu yang lama. Contoh latihan fisik yang dalam urin dinilai. Pada latihan dengan
dapat dilakukan dalam waktu yang lama intensitas 50%, dan 70% tidak terjadi
adalah berjalan cepat, jogging, bersepeda, peningkatan yang signfikan kadar protein
hiking, dan lain-lain.8 Latihan fisik juga urin. Pada latihan dengan intensitas 80%
dapat dibagi berdasarkan sumber tenaganya terjadi peningkatan yang bermakna kadar
yaitu latihan fisik aerobik dan latihan fisik protein urin. Sanavi12 pada tahun 2008 juga
anaerobik, latihan fisik aerobik biasanya melakukan penelitian pada 18 atlet karate.
merupakan latihan fisik dengan intensitas Subjek melakukan latihan fisik akut yaitu
ringan-sedang yang dapat dilakukan secara melakukan pertandingan karate sebanyak 3
kontinyu dalam waktu yang cukup lama. ronde, masing-masing ronde 3 menit
Latihan anaerobik merupakan latihan fisik dengan waktu istirahat 10 menit tiap ronde.
dengan intensitas berat yang membutuhkan Sampel urin diambil sebelum dan sesudah
energi yang cepat dalam waktu yang subyek melakukan pertandingan karate.
64
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016
pada usia 90 tahun. Pada saat usia dilakukan oleh peneliti didapatkan
mencapai 75 tahun terjadi penurunan GFR peningkatan kadar protein urin yang
dari sekitar 125 ml/menit menjadi sekitar signifikan dengan nilai p = 0,000 setelah
60 ml/menit. Hal ini yang menyebabkan melakukan latihan fisik akut jenis
pada lanjut usia sering didapati kadar anaerobik dengan intensitas berat (sprint),
protein urin yang tinggi.15 dengan rata-rata peningkatan 19,7 mg/dl.
Pada pemeriksaan kadar protein urin Peningkatan yang bermakna ini dapat
sebelum sprint (Gambar 1), terdapat 2 terjadi karena subjek mengikuti penelitian
subjek (6,7%) yang memiliki nilai kadar ini dengan baik dan serius. Subjek sudah
protein urin relatif tinggi, yaitu sekitar 30- diedukasi sebelumnya untuk melakukan
100 mg/dl. Hal ini bisa disebabkan oleh hal-hal berikut yang dapat mempengaruhi
beberapa faktor, antara lain dehidrasi dan penelitian, seperti membuang urin pagi,
konsumsi makanan tinggi protein sebelum tidak memakan makanan tinggi protein
penelitian dilakukan.16 sebelum melakukan penelitian, tidak
Berdasarkan data yang didapatkan, 5 mengkonsumsi obat-obat yang dapat
subjek (16,7%) tidak mengalami perubahan mempengaruhi kadar protein urin, tidak
kadar protein urin sebelum dan sesudah mengkonsumsi kafein berlebihan dan
latihan fisik akut (sprint). Hal ini bisa melakukan teknik lari sprint secara benar.
disebabkan karena terjadi false negative Hasil yang peneliti dapatkan konsisten
pada pemeriksaan kadar protein urin dengan hasil penelitian yang didapati
setelah latihan fisik akut (sprint). Faktor- Sanavi12 pada tahun 2008 yang
faktor yang memicu terjadinya false mendapatkan terdapat peningkatan yang
negative adalah urin yang terlalu encer signifikan kadar protein urin setelah
(UO>5,0 L/hari) dan urin yang bersifat melakukan latihan fisik akut yaitu
asam (pH<5).17 Urin yang terlalu encer bertanding karate sebanyak 3 ronde,
dapat disebabkan karena konsumsi air yang masing-masing ronde 3 menit. Hasil yang
banyak sebelum melakukan penelitian. peneliti dapatkan ini tidak konsisten dengan
Urin yang bersifat asam dapat disebabkan penelitian yang dilakukan Kohanpour 2012.
beberapa kondisi, antara lain dehidrasi, Perbedaan hasil yang didapat ini bisa saja
diare, dan asidosis.18 terjadi karena latihan fisik akut yang
Pada penelitian yang dilakukan diberikan Kohanpour adalah latihan fisik
Kohanpour pada tahun 2011 kepada 10 intensitas ringan-sedang yaitu bertanding
atlet sepakbola yang diberikan latihan fisik karate 1 ronde selama 2 menit.13 Penelitian
kronis jenis aerobik yaitu berlari selama 30 yang dilakukan Forootan14 yang
menit dengan intensitas yang berbeda, memberikan latihan fisik akut intensitas
50%, 70%, dan 85% dari total heart rate. sedang (40-70% dari maksimum herat rate)
Terjadi peningkatan yang signifikan kadar tidak mendapatkan peningkatan kadar
protein urin pada intensitas 85%.11 Hal ini protein urin yang signifikan. Dapat
membuktikan bahwa intensitas latihan fisik disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
sangat berpengaruh terhadap kadar protein latihan fisik akut dan kronis terhadap kadar
urin. Penelitian lain juga dilakukan oleh protein urin, tetapi peningkatan yang terjadi
Arabpourian yang melakukan penelitian tergantung dari intensitas latihan yang
terhadap 15 atlet wanita dan 30 subjek diberikan.
bukan atlet. Jenis latihan yang diberikan Pada saat seseorang melakukan latihan
adalah latihan fisik kronis jenis aerobik fisik akut jenis anaerobik, pembuluh darah
yaitu jogging 1600 m. Pemeriksaan pada ginjal akan berkonstriksi dan
dilakukan sebelum dan sesudah melakukan pembuluh darah pada otot-otot akan
latihan fisik. Arabpourian mendapati berdilatasi. Oksigen yang disalurkan tidak
peningkatan protein urin pada kedua cukup untuk memenuhi kebutuhan energi
kelompok subjek setelah melakukan latihan secara cepat, karena itu ATP harus
fisik kronis.19 Pada penelitian yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
67
Limuria, Polii, Doda: Pengaruh latihan fisik...
energi. Hal ini yang menyebabkan pada for health [homepage on the internet].
latihan fisik anaerobik tetap terjadi c2010 [cited 2015 oct 5]. Avaible
perubahan permeabilitas glomerulus dan from:
disfungsi tubulus yang memicu http://whqlibdoc.who.int/publications
peningkatan kadar protein urin.11,20 /2010/9789241599979_eng.pdf
4. Roizen M. How much do people exercise
Hasil penelitian ini menunjukkan
[homepage on the internet]. Nodate
bahwa terjadi peningkatan kadar protein [cited 2015 oct 1]. Avaible from:
urin. Nilai signifikansi (p) dari hasil uji https://www.sharecare.com/health/fit
statistik Wilcoxon Signed Ranks yaitu 0,00 ness-goals/how-much-do-people-
lebih kecil dari nilai alpha (α = 0,05), exercise
sehingga menunjukkan adanya pengaruh 5. Park A. Lack of exercise as deadly as
yang signifikan latihan fisik akut (sprint) smoking [homepage on the internet].
terhadap kadar protein urin. c2012 [updated 2012 Jul 18; cited
Kendala dalam penelitian ini adalah 2015 Oct 3]. Avaible from:
peneliti tidak bisa mengontrol hal-hal yang http://healthland.time.com/2012/07/1
8/lack-of-exercise-as-deadly-as-
dapat mempengaruhi data seperti makanan
smoking-study-finds/
yang dikonsumsi, aktivitas fisik, dan
6. Direktori UPI. Klasifikasi olahraga dan
kecukupan istirahat subjek sebelum proses pemecahan energi dalam tubuh
penelitian dilakukan. Hal ini disebabkan [homepage on the internet]. Nodate
oleh keterbatasan dana, waktu, dan tenaga. [cited 2015 Oct 5]. Avaible from:
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JU
harus dilakukan karantina pada subjek R._PEND._OLAHRAGA/195906281
penelitian. 989012-
LILIS_KOMARIYAH/MODUL_IK
SIMPULAN DAN SARAN OR.pdf
Berdasarkan hasil penelitian dan 7. Acute exercise [homepage on the Internet].
Nodate [cited 2015 Oct 5]. Avaible
bahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat
from:
pengaruh bermakna latihan fisik akut
http://www.answers.com/Q/What_is_
(sprint) terhadap kadar protein urin. acute_exercise
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut 8. Tangerine. Chronic exercise [homepage on
dengan memberikan latihan fisik intensitas the internet]. c2011 [updated 2011
berbeda. Jan 11; cited 2015 Oct 7]. Avaible
from:
UCAPAN TERIMA KASIH http://www.acne.org/messageboard/to
Ucapan terima kasih disampaikan pada pic/286900-chronic-exercise/
dr. Herlina Wungouw, MsAppSc, 9. Dwi L. Hakekat lari jarak pendek
MmedEd, dr. Sylvia Marunduh Mmed, [homepage on the Internet]. c2012
AIFM, dan semua pihak yang baik secara [cited 2015 Oct 5]. Avaible from:
http://eprints.uny.ac.id/7747/3/BAB%
langsung maupun tidak langsung telah
20II%20-%2008601244068.pdf
menumbuhkan ide atau gagasan dalam 10. Snell SR. Anatomi klinik. Jakarta: EGC,
pemikiran penulis sehingga dapat 2006; p.250.
menyelesaikan artikel ini. 11. Kohanpour A, Vatandost M, Zolfaghari
F, Peeri M, Mirsepasi M, Mirsepasi
DAFTAR PUSTAKA Z, et al. the effect of different
1. Yuliarto H. Latihan fisik dan kekebalan intensities of sub maximal aerobic
tubuh. Medikora. 2008;4:47-65 exercise on proteinuria in young
2. Silverthorn UD. Fisiologi manusia sebuah football players. Research of
pendekatan terintegrasi. Jakarta: biological science. 2011;11:590-596.
EGC, 2013; p.870-80. 12. Sanavi S, Afshar R, Ahmadzadeh M. The
3. World Health Organization. Global pattern of proteinuria following
recommendations on physical activity karate (kumite) competitions
68
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016
69