Sie sind auf Seite 1von 7

Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

Pengaruh latihan fisik akut terhadap kadar protein urin pada mahasiswa
angkatan 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

1
Paul Y. Limuria
2
Hedison Polii
2
Vanda D. Doda

1
Kandidat Skripsi Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: paulyoke12176@yahoo.com

Abstract: Acute physical exercise is an exercise that is performed in a short time, it was
performed only for a few minutes or <30 minutes. Physical exercise will cause some changes
in the body, such as increased levels of urinary protein. Increased levels of urinary protein
generally occurs in people with kidney disease, so that medical practitioners are often
mistaken about this. This is because when doing physical exercise occurs decreases blood flow
to the kidneys and cause disruption of glomerular and renal tubular function. This situation is
not dangerous because it is only temporary, and reversible. In the previous studies, there is still
controversy about the effect of acute physical exercise on levels of urinary protein. Based on
that, researchers interested to know the impact of acute physical exercise kinds of anaerobic
(sprint) towards levels of urinary protein. This study used an experimental design on one
group pre-post test. Subjects were 30 male students who are in the Faculty of Medicine Sam
Ratulangi. Urine protein levels assessed before and after sprint. The results obtained were
processed using Wilcoxon Signed Ranks test. On the results, there was a significant increase
of urinary protein (p = 0,00) after performing an acute physical exerise (sprint).
Keywords: urine protein, acute physical exercise, student

Abstrak: Latihan fisik akut adalah latihan yang dilakukan dalam waktu yang singkat, sekitar
beberapa menit atau <30 menit. Latihan fisik akan menyebabkan beberapa perubahan dalam
tubuh, seperti peningkatan kadar protein urin. Peningkatan kadar protein urin umumnya terjadi
pada orang dengan penyakit ginjal, sehingga tenaga kesehatan sering keliru akan hal ini.
Peningkatan kadar protein urin terjadi karena pada saat melakukan latihan fisik aliran darah
menuju ginjal berkurang dan menyebabkan terganggunya fungsi glomerulus dan tubulus
ginjal. Keadaan ini tidak berbahaya karena hanya bersifat sementara, dan reversibel. Pada
penelitian-penelitian sebelumnya masih terdapat kontroversi tentang pengaruh latihan fisik
akut terhadap kadar protein urin. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh
latihan fisik akut jenis anaerobik (sprint) terhadap kadar protein urin. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian eksperimental dengan rancangan pre-post one group test.
Subjek berjumlah 30 orang mahasiswa laki-laki yang berada di fakultas kedokteran universitas
sam ratulangi. Kadar protein urin dinilai terlebih dahulu sebelum melakukan sprint, setelah
melakukan sprint kadar protein urin dinilai kembali. Hasil yang didapatkan diolah dengan
menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks. Pada hasil penelitian didapatkan peningkatan yang
signifikan (p = 0,00) kadar protein urin setelah melakukan latihan fisik akut (sprint).
Kata kunci: protein urin, latihan fisik akut, mahasiswa

Latihan fisik merupakan hal yang sudah fisik yang dilakukan dengan benar, teratur,
tidak asing lagi bagi masyarakat. Latihan dan menyenangkan dapat memperbaiki dan
63
Limuria, Polii, Doda: Pengaruh latihan fisik...

menghambat penurunan fungsi organ singkat namun tidak dapat dilakukan secara
tubuh, menyehatkan tubuh serta kontinyu untuk durasi waktu yang lama.
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap Lari sprint merupakan salah satu contoh
penyakit infeksi.1 Latihan fisik selain latihan fisik akut yang membutuhkan
meyehatkan tubuh secara jasmani, energi yang cepat dalam waktu yang
melakukan latihan fisik juga dapat singkat (anaerobik).9
menghilangkan penat dan stres.2 Hidup Latihan fisik akan menyebabkan
sehat dapat dicapai dengan meningkatkan beberapa perubahan dalam tubuh, seperti
latihan fisik.3 Lebih dari dua ratus lima peningkatan kadar protein urin.
puluh ribu kematian pertahun, dan 12% Peningkatan kadar protein urin umumnya
total tersebut dikaitkan dengan kurangnya terjadi pada orang dengan penyakit ginjal,
latihan fisik.4 Sebuah studi mengatakan sehingga tenaga kesehatan sering keliru
bahwa dengan meningkatkan latihan fisik akan hal ini. Peningkatan ekskresi protein
sebanyak 10%, dapat mencegah kematian yang berlebihan pada urin setelah latihan
sebanyak 533.000 jiwa/tahun, jika fisik pertama kali dilaporkan pada tahun
ditingkatkan sebanyak 25%, 1.300.000 1878 pada tentara yang melakukan latihan
kematian dapat dicegah.5 fisik berat. Hal ini dikarenakan pada saat
Berdasarkan berat ringan intensitasnya melakukan latihan fisik aliran darah
latihan fisik dapat dibagi menjadi 3 menuju ginjal berkurang dan menyebabkan
kelompok yaitu latihan fisik ringan, sedang, terganggunya fungsi glomerulus dan
dan berat. Contoh latihan fisik intensitas tubulus ginjal. Keadaan ini tidak berbahaya
ringan adalah bermain golf, bowling, dan karena hanya bersifat sementara, dan
panahan. Latihan fisik intensitas sedang reversibel. Organ yang bertanggung jawab
meliputi atletik, bulutangkis, bola basket, pada keadaan ini adalah ginjal. Ginjal
hockey, soft ball, tenis meja, tenis, senam, mempunyai peran penting mengatur
sepakbola. Latihan fisik intensitas berat keseimbangan air dan elektrolit di dalam
meliputi renang, balap sepeda, tinju, lari tubuh dan mempertahankan keseimbangan
sprint, dan lari marathon.6 Berdasarkan asam basa dengan mengsekresikannya.10
durasi latihannya latihan fisik dapat dibagi Telah dilakukan beberapa penelitian
menjadi 2, yaitu latihan fisik akut dan untuk mengetahui pengaruh latihan fisik
latihan fisik kronis. Latihan fisik akut terhadap kadar protein urin. Kohanpour11
adalah latihan yang dilakukan dalam waktu pada tahun 2011 melakukan penelitian pada
yang singkat, hanya beberapa menit saja 10 pemain bola yang melakukan latihan
atau <30 menit. Contoh latihan fisik akut fisik kronis jenis aerobik, yaitu berlari
antara lain melakukan setengah jam cross selama 30 menit dengan intensitas yang
training, melakukan beberapa menit berbeda, 50, 70, dan 85% dari total heart
skipping, dan lari sprint.7 Latihan fisik rate. Sebelum dan 20 menit sesudah
kronis adalah latihan yang dilakukan dalam melakukan latihan fisik, kadar protein
waktu yang lama. Contoh latihan fisik yang dalam urin dinilai. Pada latihan dengan
dapat dilakukan dalam waktu yang lama intensitas 50%, dan 70% tidak terjadi
adalah berjalan cepat, jogging, bersepeda, peningkatan yang signfikan kadar protein
hiking, dan lain-lain.8 Latihan fisik juga urin. Pada latihan dengan intensitas 80%
dapat dibagi berdasarkan sumber tenaganya terjadi peningkatan yang bermakna kadar
yaitu latihan fisik aerobik dan latihan fisik protein urin. Sanavi12 pada tahun 2008 juga
anaerobik, latihan fisik aerobik biasanya melakukan penelitian pada 18 atlet karate.
merupakan latihan fisik dengan intensitas Subjek melakukan latihan fisik akut yaitu
ringan-sedang yang dapat dilakukan secara melakukan pertandingan karate sebanyak 3
kontinyu dalam waktu yang cukup lama. ronde, masing-masing ronde 3 menit
Latihan anaerobik merupakan latihan fisik dengan waktu istirahat 10 menit tiap ronde.
dengan intensitas berat yang membutuhkan Sampel urin diambil sebelum dan sesudah
energi yang cepat dalam waktu yang subyek melakukan pertandingan karate.
64
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

Didapati peningkatan kadar protein urin November 2015. Tempat penelitian di


total dan albumin yang signifikan di dalam Fakultas Kedokteran di Kleak dan di
urin. Pada tahun 2012 Kohanpour13 lapangan auditorium Unsrat. Populasi
kembali melakukan penelitian pada 10 atlet penelitian ini ialah mahasiswa fakultas
karate yang diberikan latihan fisik akut kedokteran Unsrat angkatan 2015. Sampel
yaitu bertanding karate selama 2 menit. penelitian diambil dari bagian populasi
Kadar protein urin dinilai sebelum dan yang sesuai dengan kriteria inklusi, seperti
sesudah bertanding. Uji yang digunakan berjenis kelamin laki-laki, usia 17-19
adalah uji t berpasangan. Kohanpour tahun, dalam kondisi sehat dan bugar saat
mendapati terdapat peningkatan kadar akan dilaksanakan penelitian, bersedia
protein urin total setelah melakukan menjadi subjek penelitian dan
pertandingan karate, tetapi peningkatan menandatangani informed consent.
yang terjadi tidak signifikan secara statistik Kadar protein urin dinilai sebelum dan
(p = 0,184). Penelitian lain juga dilakukan sesudah melakukan lari sprint
Forootan14 pada tahun 2014 yang menggunakan uji carik celup. Sebelum
melakukan penelitian pada 21 subjek yang penelitian dilaksanakan subjek diedukasi
tidak terlatih (bukan atlet), yang terbagi untuk menjauhi hal-hal yang dapat
menjadi 10 subjek di grup kontrol dan 11 mempengaruhi penelitian, seperti tidak
subjek di grup eksperimental. Sampel urin mengkonsumsi makanan tinggi protein,
diambil sebelum dan sesudah grup tidak mengkonsumsi tinggi kafein,
eksperimental melakukan latihan fisik akut membuang urin pagi sebelum penelitian
jenis aerobik (lompat tali) dengan intensitas dilakukan, dan tidak melakukan aktivitas
40-70% maximum heart rates yang fisik berlebihan sebelum penelitian
dilakukan secara kontinyu selama 8 dilakukan.
minggu. Hasil yang didapatkan adalah Definisi operasional latihan fisik akut
tidak terdapat peningkatan yang signifikan. pada penelitian ini adalah lari sprint. Lari
Terdapat kontroversi dari penelitian- sprint atau lari jarak pendek pada penelitian
penelitian diatas. Pada penelitian yang ini adalah berlari menempuh jarak 200 m.
dilakukan Sanavi (2008) didapati Lari sprint dilakukan di lapangan
peningkatan yang signifikan kadar protein Auditorium Unsrat. Kadar protein urin
urin setelah diberikan latihan fisik akut normal dengan pengambilan urin secara
(pertandingan karate). Hal ini berbeda random tidak lebih dari 20 mg/dl. Urin
dengan yang didapati oleh Kohanpour11 yang diperiksa pada penelitian ini adalah
pada tahun 2012. Kohanpour mendapati urin sewaktu (random), dan urin yang
tidak terjadi peningkatan kadar protein urin diambil adalah urin aliran tengah (mid-
yang signifikan setelah melakukan latihan stream)
fisik akut (pertandingan karate). Pada
penelitian yang dilakukan Forootan tidak HASIL PENELITIAN
terdapat peningkatan yang bermakna kadar Sampel diambil dari sebagian populasi
protein urin setelah latihan fisik akut jenis yang telah memenuhi kriteria inklusi dan
aerobik (lompat tali) dengan intensitas diperoleh sebanyak 30 subjek laki-laki.
40%-70% maximum heart rates.
Berdasarkan kontroversi ini peneliti tertarik Karakteristik umur subjek
untuk mengetahui pengaruh latihan fisik Kelompok umur yang paling banyak
akut (sprint) terhadap kadar protein urin. adalah kelompok umur 17 tahun sebanyak
16 subjek (53,3%), diikuti oleh kelompok
METODE PENELITIAN umur 18 tahun sebanyak 13 subjek
Jenis penelitian yang dilakukan (43,3%), dan yang paling sedikit adalah
bersifat eksperimental lapangan dengan kelompok umur 19 tahun sebanyak 1
rancangan pre-post one group test. subjek (3,3%)
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
65
Limuria, Polii, Doda: Pengaruh latihan fisik...

Tabel 1. Karakteristik umur subjek Rata-rata kadar protein urin sebelum


dan sesudah latihan fisik akut (sprint)
Umur n % Berdasarkan hasil olah data (gambar),
17 16 53,3 didapatkan nilai rata-rata kadar protein urin
18 13 43,3 sebelum sprint sebesar 6,50 mg/dl,
19 1 3,3
sedangkan nilai rata-rata kadar protein urin
setelah sprint sebesar 25,67 mg/dl.
Hasil penilaian kadar protein urin
K
sebelum latihan fisik akut (sprint) a
Protein urin (mg/dl)
Didapatkan hasil pemeriksaan kadar d 30,00
a
protein urin sebelum melakukan lari sprint. r 20,00
19 subjek memiliki hasil 0-15 mg/dl, 9 p
25,67
subjek memiliki hasil 15-30 mg/dl, dan 2 r 10,00
o
subjek memiliki hasil kadar protein urin t 6,50
0,00
30-100 mg/dl. e
i Sebelum Sesudah
n
KADAR PROTEIN URIN SEBELUM

Gambar 3. Rerata kadar protein urin sebelum


20
15
dan sesudah sprint
10 19
5 9 Rata-rata peningkatan kadar protein
2
0 urin sebelum dan sesudah latihan fisik
0-15 15-30 30-100 akut (sprint)
mg/dl mg/dl mg/dl Berdasarkan hasil olah data (tabel 2)
rata-rata peningkatan protein urin adalah
Gambar 1. Hasil kadar protein urin sebelum 19,7 mg/dl
sprint
Tabel 2. Rata-rata peningkatan
Hasil penilaian kadar protein urin
sesudah latihan fisik akut (sprint)
Didapatkan hasil pemeriksaan kadar n min max mean
protein urin setelah lari sprint. 1 subjek peningkatan 30 0 70 19,17
mendapatkan hasil 0-15 mg/dl, 16 subjek
mendapatkan hasil 15-30 mg/dl, dan 11 DISKUSI
subjek mendapatkan hasil 30-100 mg/dl, Pada pemeriksaan kadar protein urin
dan 2 subjek mendapatkan hasil 100-300 sebelum sprint (Gambar 1), 19 subjek
mg/dl. mendapatkan nilai 0-15 mg/dl dan 9 subjek
mendapatkan nilai 15-30 mg/dl. Hasil ini
KADAR PROTEIN URIN menunjukkan bahwa pada usia 17-19 tahun
SESUDAH
fungsi ginjal masih bekerja dengan baik
20 sehingga kadar protein urin yang didapat
15
10 16
sebelum melakukan sprint cenderung
5 11 normal. Sel-sel ginjal mulai mati sejak usia
1 2
0 mencapai 20 tahun, namun penyusutan
0 - 15 15 - 30 30 - 100 100 - secara bertahap umumnya tidak terlihat
mg/dl mg/dl mg/dl 300 sampai usia mencapai 40 tahun. Pada saat
mg/dl
usia mencapai 80 tahun, ginjal kehilangan
sepertiga massanya. Sekitar 5% glomeruli
Gambar 2. Hasil kadar protein urin setelah mengalami kelainan pada usia 40 tahun,
sprint dan 37% glomeruli mengalami kelainan
66
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

pada usia 90 tahun. Pada saat usia dilakukan oleh peneliti didapatkan
mencapai 75 tahun terjadi penurunan GFR peningkatan kadar protein urin yang
dari sekitar 125 ml/menit menjadi sekitar signifikan dengan nilai p = 0,000 setelah
60 ml/menit. Hal ini yang menyebabkan melakukan latihan fisik akut jenis
pada lanjut usia sering didapati kadar anaerobik dengan intensitas berat (sprint),
protein urin yang tinggi.15 dengan rata-rata peningkatan 19,7 mg/dl.
Pada pemeriksaan kadar protein urin Peningkatan yang bermakna ini dapat
sebelum sprint (Gambar 1), terdapat 2 terjadi karena subjek mengikuti penelitian
subjek (6,7%) yang memiliki nilai kadar ini dengan baik dan serius. Subjek sudah
protein urin relatif tinggi, yaitu sekitar 30- diedukasi sebelumnya untuk melakukan
100 mg/dl. Hal ini bisa disebabkan oleh hal-hal berikut yang dapat mempengaruhi
beberapa faktor, antara lain dehidrasi dan penelitian, seperti membuang urin pagi,
konsumsi makanan tinggi protein sebelum tidak memakan makanan tinggi protein
penelitian dilakukan.16 sebelum melakukan penelitian, tidak
Berdasarkan data yang didapatkan, 5 mengkonsumsi obat-obat yang dapat
subjek (16,7%) tidak mengalami perubahan mempengaruhi kadar protein urin, tidak
kadar protein urin sebelum dan sesudah mengkonsumsi kafein berlebihan dan
latihan fisik akut (sprint). Hal ini bisa melakukan teknik lari sprint secara benar.
disebabkan karena terjadi false negative Hasil yang peneliti dapatkan konsisten
pada pemeriksaan kadar protein urin dengan hasil penelitian yang didapati
setelah latihan fisik akut (sprint). Faktor- Sanavi12 pada tahun 2008 yang
faktor yang memicu terjadinya false mendapatkan terdapat peningkatan yang
negative adalah urin yang terlalu encer signifikan kadar protein urin setelah
(UO>5,0 L/hari) dan urin yang bersifat melakukan latihan fisik akut yaitu
asam (pH<5).17 Urin yang terlalu encer bertanding karate sebanyak 3 ronde,
dapat disebabkan karena konsumsi air yang masing-masing ronde 3 menit. Hasil yang
banyak sebelum melakukan penelitian. peneliti dapatkan ini tidak konsisten dengan
Urin yang bersifat asam dapat disebabkan penelitian yang dilakukan Kohanpour 2012.
beberapa kondisi, antara lain dehidrasi, Perbedaan hasil yang didapat ini bisa saja
diare, dan asidosis.18 terjadi karena latihan fisik akut yang
Pada penelitian yang dilakukan diberikan Kohanpour adalah latihan fisik
Kohanpour pada tahun 2011 kepada 10 intensitas ringan-sedang yaitu bertanding
atlet sepakbola yang diberikan latihan fisik karate 1 ronde selama 2 menit.13 Penelitian
kronis jenis aerobik yaitu berlari selama 30 yang dilakukan Forootan14 yang
menit dengan intensitas yang berbeda, memberikan latihan fisik akut intensitas
50%, 70%, dan 85% dari total heart rate. sedang (40-70% dari maksimum herat rate)
Terjadi peningkatan yang signifikan kadar tidak mendapatkan peningkatan kadar
protein urin pada intensitas 85%.11 Hal ini protein urin yang signifikan. Dapat
membuktikan bahwa intensitas latihan fisik disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
sangat berpengaruh terhadap kadar protein latihan fisik akut dan kronis terhadap kadar
urin. Penelitian lain juga dilakukan oleh protein urin, tetapi peningkatan yang terjadi
Arabpourian yang melakukan penelitian tergantung dari intensitas latihan yang
terhadap 15 atlet wanita dan 30 subjek diberikan.
bukan atlet. Jenis latihan yang diberikan Pada saat seseorang melakukan latihan
adalah latihan fisik kronis jenis aerobik fisik akut jenis anaerobik, pembuluh darah
yaitu jogging 1600 m. Pemeriksaan pada ginjal akan berkonstriksi dan
dilakukan sebelum dan sesudah melakukan pembuluh darah pada otot-otot akan
latihan fisik. Arabpourian mendapati berdilatasi. Oksigen yang disalurkan tidak
peningkatan protein urin pada kedua cukup untuk memenuhi kebutuhan energi
kelompok subjek setelah melakukan latihan secara cepat, karena itu ATP harus
fisik kronis.19 Pada penelitian yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
67
Limuria, Polii, Doda: Pengaruh latihan fisik...

energi. Hal ini yang menyebabkan pada for health [homepage on the internet].
latihan fisik anaerobik tetap terjadi c2010 [cited 2015 oct 5]. Avaible
perubahan permeabilitas glomerulus dan from:
disfungsi tubulus yang memicu http://whqlibdoc.who.int/publications
peningkatan kadar protein urin.11,20 /2010/9789241599979_eng.pdf
4. Roizen M. How much do people exercise
Hasil penelitian ini menunjukkan
[homepage on the internet]. Nodate
bahwa terjadi peningkatan kadar protein [cited 2015 oct 1]. Avaible from:
urin. Nilai signifikansi (p) dari hasil uji https://www.sharecare.com/health/fit
statistik Wilcoxon Signed Ranks yaitu 0,00 ness-goals/how-much-do-people-
lebih kecil dari nilai alpha (α = 0,05), exercise
sehingga menunjukkan adanya pengaruh 5. Park A. Lack of exercise as deadly as
yang signifikan latihan fisik akut (sprint) smoking [homepage on the internet].
terhadap kadar protein urin. c2012 [updated 2012 Jul 18; cited
Kendala dalam penelitian ini adalah 2015 Oct 3]. Avaible from:
peneliti tidak bisa mengontrol hal-hal yang http://healthland.time.com/2012/07/1
8/lack-of-exercise-as-deadly-as-
dapat mempengaruhi data seperti makanan
smoking-study-finds/
yang dikonsumsi, aktivitas fisik, dan
6. Direktori UPI. Klasifikasi olahraga dan
kecukupan istirahat subjek sebelum proses pemecahan energi dalam tubuh
penelitian dilakukan. Hal ini disebabkan [homepage on the internet]. Nodate
oleh keterbatasan dana, waktu, dan tenaga. [cited 2015 Oct 5]. Avaible from:
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JU
harus dilakukan karantina pada subjek R._PEND._OLAHRAGA/195906281
penelitian. 989012-
LILIS_KOMARIYAH/MODUL_IK
SIMPULAN DAN SARAN OR.pdf
Berdasarkan hasil penelitian dan 7. Acute exercise [homepage on the Internet].
Nodate [cited 2015 Oct 5]. Avaible
bahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat
from:
pengaruh bermakna latihan fisik akut
http://www.answers.com/Q/What_is_
(sprint) terhadap kadar protein urin. acute_exercise
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut 8. Tangerine. Chronic exercise [homepage on
dengan memberikan latihan fisik intensitas the internet]. c2011 [updated 2011
berbeda. Jan 11; cited 2015 Oct 7]. Avaible
from:
UCAPAN TERIMA KASIH http://www.acne.org/messageboard/to
Ucapan terima kasih disampaikan pada pic/286900-chronic-exercise/
dr. Herlina Wungouw, MsAppSc, 9. Dwi L. Hakekat lari jarak pendek
MmedEd, dr. Sylvia Marunduh Mmed, [homepage on the Internet]. c2012
AIFM, dan semua pihak yang baik secara [cited 2015 Oct 5]. Avaible from:
http://eprints.uny.ac.id/7747/3/BAB%
langsung maupun tidak langsung telah
20II%20-%2008601244068.pdf
menumbuhkan ide atau gagasan dalam 10. Snell SR. Anatomi klinik. Jakarta: EGC,
pemikiran penulis sehingga dapat 2006; p.250.
menyelesaikan artikel ini. 11. Kohanpour A, Vatandost M, Zolfaghari
F, Peeri M, Mirsepasi M, Mirsepasi
DAFTAR PUSTAKA Z, et al. the effect of different
1. Yuliarto H. Latihan fisik dan kekebalan intensities of sub maximal aerobic
tubuh. Medikora. 2008;4:47-65 exercise on proteinuria in young
2. Silverthorn UD. Fisiologi manusia sebuah football players. Research of
pendekatan terintegrasi. Jakarta: biological science. 2011;11:590-596.
EGC, 2013; p.870-80. 12. Sanavi S, Afshar R, Ahmadzadeh M. The
3. World Health Organization. Global pattern of proteinuria following
recommendations on physical activity karate (kumite) competitions

68
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

[homepage on the internet]. c2008 http://lifeinthefastlane.com/investigati


[updated 2008 May 21; cited 2015 ons/urinalysis/
Nov 5]. Avaible from: 17. Tortora J, Derrickson B. Principles of
http://trabajos.cin2011.uninet.edu/340 anatomy and physiology. United
/sanavi-karate.pdf States: John Wiley & Sons, 2009;
13. Kohanpour A, Vatandoust M, Mirsepasi p.1029.
M, Nasirzade A, Kohanpour M, 18. Krucik G. Urine pH level test [homepage
Boostani H, et al. Effect of a karate on the Internet]. c2011 [updated 2011
competition on urinary excretion of Jun 11; cited 2016 Jan 8]. Avaible
proteins with high molecular weight from:
(glomerular proteinuria) in young http://www.healthline.com/health/uri
male karatekas. Research of ne-ph#Results4
biological sciences. 2012;6:660-664. 19. Arabpourian M, Rahimi A, Sarshin A.
14. Forootan A, Taghian F, Mortazavi M. Effect of 1600-meter run on changes
Determining the effects of eight in proteinuria, creatinine and
weeks of rope skipping sport on hematuria levels during recovery time
proteinuria changes among 9-12 years among young female athletes and
old non-athletic boys in Khansar non-athletes. Ephemerajournal.
school. International journal of sports 2015;27:1.
studies. 2014;4:1062-1066. 20. Sudoyo W, Setiyohadi B, Alwi I,
15. Shier D, Butler J, Lewis R. Human Simadibrata K, Setiati S. Buku ajar
anatomy and physiology. New York: ilmu penyakit dalam. Jakarta: Interna
McGrawHill, 2001; p.849. Publishing, 2009; p.957.
16. Cadogan M. Urinalysis [homepage on the
Internet]. c2014 [updated 2014 Jan 4;
cited 2016 Jan 4]. Avaible from:

69

Das könnte Ihnen auch gefallen