Sie sind auf Seite 1von 11

TEKNOBUGA Volume 2 No.

2 – November 2015

PENINGKATAN PENGETAHUAN POLA MAKAN SEHAT


BAGI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN
ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG JEPARA

Siti Fathonah, Dyah Nurani Setyaningsih, Pudji Astuti.


PKK, Fakultas teknik, Universitas Negeri Semarang

Abstract: The purpose of activity elucidation healthy diet are 1) girls santri
have knowledge healthy diet, and 2) girls santri have skill to construct
balanced menu. Implementation of community service is elucidation healthy
diet for girls santri in cottage boarding Balekambang Jepara. This activity
was done by three phase, that are: 1) preparation with the activity of permit
and compilation of items and practice, 2) implementation in twice meeting,
by the elucidation healthy diet, and balanced menu for adolescent and
practice, and 3) monitoring. The target people were girls santri in cottage
boarding Roudlotul Mubtadiin as much as 25 people. The presence of
participants in following the activities in the high category, with the number of
attending participant 100 %, interesting and seriousness participant in
following activity shown by the number of question and enthusiastic in
following elucidation and practice to balanced menu. Girls santri have the
knowledge about healthy diet. Mean value of pre-test and post-test
increased sharply from 56.7 becomes 77.2, and the effectiveness 0,46 in
medium category. Skills in constructing menu for himself quite well, with the
structure menu 3 meals and 2 extra food. This activity need to follow-up with
the continuation activity to consist of 1) development the other topic for girls
santri, such as calculation nutritional menus as required and 2) giving skills
to process food (vegetables, side dishes, snacks) for adolescents.

Keyword : adolescent, diet, healthy, girls santri

Abstrak: Tujuan dari kegiatan penyuluhan diet sehat adalah 1) santri putri memiliki
pengetahuan diet sehat, dan 2) santri putri memiliki keahlian untuk membangun
menu seimbang. Pelaksanaan pelayanan masyarakat adalah penjelasan diet sehat
untuk anak perempuan santri di pondok pesantren Balekambang Jepara. Kegiatan ini
dilakukan dengan tiga tahap, yaitu: 1) persiapan dengan aktivitas izin dan
penyusunan item dan praktek, 2) pelaksanaan dua kali pertemuan, dengan
penjelasan diet sehat, dan seimbang menu untuk remaja dan praktek, dan 3)
monitoring. Orang-orang Target gadis-gadis santri di pondok pesantren Roudlotul
Mubtadiin sebanyak 25 orang. Kehadiran peserta dalam mengikuti kegiatan dalam
kategori tinggi, dengan jumlah peserta yang menghadiri 100%, peserta yang menarik
dan keseriusan dalam kegiatan berikut yang ditunjukkan dengan jumlah pertanyaan
dan antusias dalam mengikuti penyuluhan dan praktek untuk menu seimbang. Santri
perempuan memiliki pengetahuan tentang diet sehat. Berarti nilai pre-test dan post-
test meningkat tajam dari 56,7 menjadi 77,2, dan efektivitas 0,46 dalam kategori
sedang. Keterampilan dalam membangun menu untuk dirinya sendiri cukup baik,
dengan menu struktur 3 kali dan 2 makanan tambahan. Kegiatan ini perlu untuk
menindaklanjuti dengan kegiatan kelanjutan terdiri dari 1) pengembangan topik
lainnya untuk anak perempuan santri, seperti perhitungan menu gizi yang diperlukan
dan 2) memberikan keterampilan untuk mengolah makanan (sayur, lauk, makanan
ringan) untuk remaja.

Kata kunci: remaja, diet, sehat, santri putri

26
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015

PENDAHULUAN Masa remaja merupakan waktu


Keberhasilan pembangunan suatu transisi antara anak-anak dan dewasa,
bangsa ditentukan oleh ketersediaan periode perubahan fisik dan psikologis,
sumber daya manusia (SDM). SDM serta masa pubertas. Remaja
yang berkualitas merupakan kunci bagi mengalami pertumbuhan yang cepat,
produktivitas nasional dan bagi disertai dengan pertumbuhan hormonal,
penguatan daya saing bangsa. Di dalam kognitif, dan emosional. Dalam
Laporan Pembangunan Indonesia 2013 perkembangannya tersebut, remaja
dicantumkan bahwa IPM Indonesia naik memerlukan zat gizi secara khusus,
dari 0,617 pada 2011 menjadi 0,629 di informasi dan bimbingan yang benar
2012. Kenaikan tersebut membuat dari sekolah, orang tua, lingkungan,
peringkat IPM naik dari 124 menjadi teman, atau media (UNDP/UNFPA/
121 dari 187, namun masih paling WHO, 2003).
rendah dibanding negara ASEAN. Pada kenyataanya kebiasaan
Faktor penentu IPM yakni pendidikan, makan pada remaja sering kurang ideal
kesehatan dan ekonomi berkaitan erat karena kesibukan, tekanan dari teman
dengan status gizi masyarakat. Hal grup, alam bebas dan pencarian
tersebut menunjukkan kondisi status gizi identitas diri, kadang-kadang
masayarakat masih belum optimal, menghilangkan nafsu makan sehingga
termasuk pada remaja. hanya makan snack, atau mengonsumsi
Data tentang status gizi remaja di makanan siap saji, minuman ringan dan
Indonesia hasil Riset Kesehatan Dasar atau alkohol dalam jumlah yang
2010 (Balitbangkes Kemenkes, 2013) berlebihan. Makan pagi secara teratur
menunjukkan prevalensi pendek pada remaja dapat menurunkan resiko
sebesar 35,1 % (13,8 % sangat pendek terhadap kelebihan berat badan dan
dan 21,3 % pendek). Prevalensi sangat merupakan kontributor penting terhadap
pendek terndah di DI Yogyakarta (4,0 pola hidup sehat dan status kesehatan
%) dan tertinggi di Papua (27,1%). (Yang et al, 2006). Berdasar uraian
prevalensi kurus sebesar 11,1 % (3,3 % tersebut menunjukkan status gizi remaja
sangat kurus dan 7,8 % kurus). Jawa cukup beragam, kurus, gemuk dan
Tengah termasuk provinsi remaja ideal, dengan pola makan yangtidak
sangat kurus di atas prevalensi teratur. Oleh karena itu diperlukan
nasional. Sebaliknya prevalensi gizi pendidikan terkait dengan pola makan
lebih (gemuk) hampir sama dengan sehat.
sangat kurus, yakni 10,8 %, dengan Pesantren Roudlotul Mubtadiin
rincian 8, 3 % gemuk dan 2, 5 sangat memiliki santri putri sebanyak 1430
gemuk (obesitas). yang berusia antara 7 – 17 tahun,

27
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015

sebagian tergolong remaja. Mereka MATERI DAN METODE


memerlukan pendidikan gizi terutama
PELAKSANAAN
pola makan sehat agar memiliki status
Kegiatan pengabdian ini terkait
gizi yang lebih baik. Dengan pendekatan
dengan santri putri. Kegiatan ini
pada santri putri sebagai fokus
merupakan kegiatan awal tentang
pendidikan, diharapkan dapat
pendidikan gizi. Santri putri peserta
memberdayakan santri putri tersebut
pendidikan akan berperan sebagai
mampu mencegah dan mengatasi
fasilitator dan pengambil manfaat dari
masalah-masalah gizi secara mandiri,
kegiatan ini karena santri putri tersebut
yang akhirnya dapat meningkatkan
akan memperoleh tambahan
status kesehatannya.
pengetahuan dan ketrampilan mengenai
Tujuan yang dicapai dengan
pola makan sehat dan menu sehat.
kegiatan pelatihan gizi adalah santri
Diharapkan santri putri akan dapat
putri memiliki pengetahuan tentang pola
mengatur konsumsi pangan sehari-hari
makan seimbang dan dapat menyusun
sesuai dengan kecukupan gizi. Hal
menu seimbang sehari. Manfaat
tersebut dapat meningkatkan derajat
kegiatan ini, yaitu : Santri putri dapat
kesehatan santri putri dan akhirnya akan
mengatur diet dan mampu mencegah
meningkatkan produktivitas kerja.
serta mengatasi masalah-masalah gizi
Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin
secara mandiri, serta menerapan pola
akan memiliki anggota santri putri yang
makan seimbang akan meningkatkan
sehat fisik, mental dan sosial dan tetap
derajat kesehatannya dan akhirnya akan
berguna bagi masyarakat. Di samping
meningkatkan produktivitas kerja.
itu santri putri yang telah mengikuti
pendidikan dapat menyebarluaskan ke
santri putri lainnya di lingkungannya
masing-masing.

Usia remaja waktu Santri putri kurang


sehat

Pola makan salah, stres, Pelatihan


lingkungan, kurang olah raga pola makan
Mudah
sehat
sakit
Penurunan produktivitas, dan
daya tahan tubuh Santri putri
sehat

Gambar1. Kerangka pemecahan masalah

28
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015

Pelaksanaan pengabdian kepada dilakukan pada produk menu yang


masyarakat mengenai pola makan sehat disusun.
bagi santri putri dilaksanakan melalui Khalayak sasaran kegiatan
tiga tahap yaitu: persiapan, pengabdian ini meliputi santri putri yang
pelaksanaan, dan evaluasi/pemantauan. aktif mengikuti kegiatan di Pondok
Adapun rincian kegiatan yang Pesantren Roudlotul Mubtadiin Jepara,
dilaksanakan yaitu: sebanyak 30 orang. Sasaran kegiatan
1. Tahap Persiapan, meliputi: ini yang diharapkan dapat
a. Perizinan dan penentuan waktu menyampaikan pengetahuan,
pelaksanaan dengan pimpinan ketrampilan, dan pengalaman kepada
Pondok Pesantren Roudlotul santri putri lainnya di mana peserta
Mubtadiin Jepara. pelatihan bertempat tinggal, setelah
b. Persiapan makalah dan kegiatan ini selesai dilaksanakan.
petunjuk praktek menyusun Berdasarkan data yang telah
menu agar para peserta dapat dikemukakan di depan, kegiatan ini
melalukan kegiatan dengan ditempuh dengan pendidikan dan
mudah dan lancar. praktek. Langkah-langkah yang
c. Pembuatan instrumen ditempuh Tim Pengabdian yaitu:
pengetahuan pola makan sehat 1. Penyuluhan pola makan
2. Tahap pelaksanaan. seimbang, meliputi gizi
Pengadian kepada masyarakat ini seimbang, kebutuhan gizi
dilaksanakan dalam beberapa santri putri, dan menu
tahapan dengan rincian, sbb : seimbang.
2. Latihan menyusun menu,
a. Pertemuan I : Pre-test, dan
berupa praktek membuat
penyuluhan pola makan sehat
menu sesuai dengan
b. Pertemuan II : Penyusunan menu
kebutuhan gizi.
seimbang dan latihan menyusun
3. Pemantauan dan evaluasi
menu seimbang.
dilakukan tentang pola
3. Tahap Pemantauan dan evaluasi.
makan sehat dalam
Setelah kegiatan pengabdian
menyusun dan
dilaksanakan pemantauan dan
menghidangkan menu
evaluasi mengenai pelaksanaan
sehari-hari. Evaluasi
dan tindak lanjut kegiatan.
dilakukan sebelum dan
Pemantauan dilakukan melalui
sesudah pendidikan
post-test pengetahuan pola makan
diberikan dengan
sehat yang diberikan setelah
menggunakan test tentang
kegiatan selesai dan evaluasi

29
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015

pengetahuan peserta yang diajukan pada saat pemberian


tentang pola makan materi pengetahuan pola makan sehat
seimbang. dan antusiasme dan kesungguhan
4. Untuk mengetahui efektifitas dalam mengikuti latihan menyusun
penyuluhan dilakukan menu seimbang. Hal ini didukung
analisis N-gain (Hake, dengan pemberian materi dan alat tulis
1998). yang diberikan kepada santri putri.
Berdasarkan hasil pengamatan
selama pelaksanaan dan pemantauan
yang telah dilaksanakan diperoleh hasil :
a. Peserta penyuluhan telah
HASIL DAN PEMBAHASAN meningkat pengetahuan tentang
1. Hasil Kegiatan pola makan sehat yang terlihat dari
Sasaran yang dilibatkan dalam hasil tes yang diperoleh sebelum
kegiatan ini adalah santri putri yang pelaksanaan kegiatan dan setelah
tergabung dalam pondok pesantren kegiatan. Nilai pengetahuan
Roudhotul Mubtadiin sebanyak 30 tersebut yang diperoleh sebelum
peserta. Pada pelaksanaan kegiatan kegiatan pengabdian masyarakat
jumlah peserta yang hadir sesuai cukup baik dengan nilai rata-rata
dengan target, dengan rincian 56.7 dan setelah kegiatan
pertemuan I sebanyak 30 orang dan meningkat menjadi 77.2 dari nilai
pertemuan ke dua 30 orang. Angka maksimum 100. Efektifitas kegiatan
kehadiran peserta (AKP) sebesar 100 diperoleh nilai N-gain sebesar 0.46
%, dengan perhitungan sbb : dengan kategori sedang. Data
lengkap disajikan pada Tabel 1.
rata ratakehadiran
AKP x 100%
pesertayangseharusnya hadir
(30 30) / 2
AKP x 100%  100%
30
Partisipasi dan kesungguhan
peserta dalam mengikuti penyuluhan
pengetahuan pola makan sehat dan
latihan menyusun menu seimbang dari
Tim Pengabdian dapat dikatakan baik.
Hal ini terlihat dari keaktifan dan
kesungguhan peserta dalam mengikuti
kegiatan yakni banyaknya pertanyaan

30
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015

Tabel 1. Nilai pengetahuan pola makan sehat santri putri Ponpes Roudlotul
Mubtadiin Balekambang Jepara

No Peserta Nilai Pengetahuan N-gain


Pre-tes Pos-tes
1. 65 85 0.57
2. 60 80 0.5
3. 50 80 0.6
4. 55 75 0.44
5. 50 65 0.3
6. 55 70 0.33
7. 45 70 0.45
8. 60 85 0.63
9. 55 65 0.22
10. 65 70 0.14
11. 70 75 0.17
12. 55 80 0.56
13. 45 85 0.73
14. 70 80 0.33
15. 65 75 0.29
16. 70 80 0.33
17. 65 70 0.14
18. 50 70 0.4
19. 55 70 0.33
20. 60 85 0.63
Rerata 56.7 77.2 0.46

b. Latihan menyusun menu seimbang 2. Pembahasan


dilakukan dengan antusiame oleh Pengetahuan pola makan sehat
santri putri. Menu yang disusun dan menu seimbang sesuai dengan
selama 2 (dua) hari. Mereka kebutuhan yang sedang dialami oleh
memanfaatkan fasilitas buku santri putri pondok pesantren Roudhotul
perpustakaan yang dimiliki oleh Mubtadiin, sehingga mereka sangat
pondok pesantren. Susunan menu memperhatikan baik materi
sudah bervariasi, baik dari segi pengetahuan maupun latihan yang
rasa, warna, bentuk dan asal bahan diberikan. Dengan kegiatan penyuluhan
makanannya. tersebut di atas mendorong para santri
c. Pada saat dilakukan pemantauan putri untuk lebih memperhatikan
santri putri telah menerapkan pola konsumsi makan, jenis-jenis bahan
makan sehat dalam keseharian makanan maupun olahan makanan
saat pulang ke rumah masing- yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi.
masing. Hal tersebut dilakukan untuk
mempertahankan dan meningkatkan
derajat kesehatan santri putri, dimana

31
santri putri termasuk golongan (p=0, 106) (Salimar, 2005). Penelitian
umur yang sedang mengalami lain pada masyarakat Indiana yang
pertumbuhan yang sangat cepat diberikan pendidikan gizi dan makanan
(Adolensence growth spurt) atau Food Stamp Nutrition Education
(Sediaoetama, 2004). Walaupun menu (FSNE) mendapatkan hasil
dari pondok pesantren yang diberikan ketidakterjaminan pangan dan
telah ditentukan oleh pengelola pondok ketidakcukupan pangan pada kelompok
pesantren, namun pengetahuan ini eksperimen meningkat secara signifikan
dapat dterapkan di keluarga. (p = 0,03, dan p = 0,04) bila
Pengetahuan gizi yang diberikan dibandingkan dengan kelompok kontrol
adalah pengetahuan pola makan sehat (Miller, et.al, 2009). Pendidikan gizi
yang mudah untuk diterima dan pada kelompok kecil memiliki pengaruh
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. yang positif pada pengelolaan diabetes
Hal tersebut terlihat dari nilai N-gain secara mandiri dan kebiasaan makan,
sebesar 0.46 dengan kategori sedang. seperti pada pengetahuan gizi secara
Akseptabilitas ini didukung dengan umum dan perilaku konsumsi pangan
pemakaian metode yang tepat yakni pada masyarakat Latin (Escamilla, et.al,
ceramah yang disertai dengan tanya 2008).
jawab, contoh-contoh menu dan latihan Penyuluhan gizi ini sangat
menyusun menu yang dilakukan oleh tepatguna bagi santri putri, mengingat
peserta. Berbagai penelitian tentang materi yang disampaikan sesuai dengan
pendidikan gizi telah dilakukan di kondisi dan kebutuhan peserta. Santri
berbagai tempat dengan hasil yang putri memiliki pertumbuhan yang sangat
positif dalam meningkatkan cepat, kondisi fisiologis yang rentan
pengetahuan gizi dan merubah terhadap penyakit, dan ingin memiliki
kebiasaan makan ke arah yang positif. bentuk tubuh yang ideal sehingga
Hasil penelitian di kecamatan Sukaraja mereka harus lebih hati-hati dalam
dan kecamatan Bogor Selatan pada ibu memilih dan mengkonsumsi makanan
balita tentang paket penyuluhan dengan agar selalu dalam kondisi sehat. Bahan
leaflet yang diberikan selama 3 bulan makanan untuk lauk yang ditekankan
menunjukkan bahwa dengan uji Kai untuk banyak dikonsumsi adalah
kuadrat ditemukan perbedaan yang kedelai, tempe dan pangan berbasis
signifikan (p=0,008) pada sikap ibu di ikan, dengan berbagai keunggulan di
kelompok perlakuan sebelum dengan antaranya rendah kolesterol,
sesudah dilakukan penyuluhan, mengandung banyak asam lemak
sedangkan pada kelompok kontrol tidak esensiil seperti omega 3, kandungan
terdapat perbedaan yang signifikan mineral sangat tinggi diantaranya besi,

32
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015

yodium dan kalsium, serta vitamin A Pola makan sehat yang


yang cukup tinggi pula. Hal tersebut diterapkan bagi santri putri akan
sangat tepat untuk kesehatan santri berdampak positif bagi peserta sendiri
putri. Kota Jepara termasuk kota pantai maupun bagi keluarganya. Dampak
yang merupakan daerah sentra produksi positifnya adalah mereka dapat
ikan, pangan olahan yang berbasis ikan menerapkan pola makan sehat dan
sangat tepatguna diterapkan, mudah membuat menu sehat atau seimbang
diperoleh dan murah harganya. Di untuk diri sendiri dan keluarga. Menu
samping itu konsumsi sayur dan buah sehat yang telah disusun dan diterapkan
sangat penting dilakukan oleh santri sehari-hari akan menunjang kesehatan
putri dimana setiap bulan mengalami yang baik pula. Hal tersebut sesuai
menstrusi yang mengeluarkan zat besi dengan Badan Perencanaan
yang harus diganti dari makanan. Di Pembangunan Nasional (2006)
samping itu sayur dan buah merupakan menyatakan pendidikan gizi ini
makanan pembentuk basa. Menurut Tan bertujuan untuk meningkatkan
Shot Yen (2009) bahan makanan pengetahuan anggota keluarga tentang
pembentuk basa antara lain almond, gizi seimbang, pengasuhan bayi dan
alpukat, pisang, kacang-kacangan, anak yang baik dan benar, air bersih
brokoli, kol, wortel, ketimun, jamur, dan kebersihan diri serta lingkungan;
bawang, jeruk, bayam merah, tomat dan dan pola hidup sehat lainnya seperti
storberi. Keseimbangan asam basa berolah raga, tidak merokok, makan
makanan menjadikan sistem sayur dan buah setiap hari. Secara
pencernaan bekerja secara alami ekonomi McGuire (1996) yang dikutip
sehingga terjadi keseimbangan oleh Budianto, dkk (1998) membuktikan
metabolisme. Agar tetap sehat dan bahwa dalam jangka panjang manfaat
berfungsi optimal, keseimbangan asam ekonomi program pendidikan gizi
basa jaringan tubuh dan darah manusia (nutrition education) sebesar 32,3 US$
harus berada pada pH 7,3 – 7,5. Kondisi jauh melebihi manfaat ekonomi dari
asam basa tubuh di atas pH 7,8 atau di pemberian makanan tambahan (1,4
bawah pH 6,8 akan menimbulkan US$) dan subsidi pangan (0,9 US$).
gangguan metabolisme, yang pada Berdasar pelaksanaan kegiatan
akhirnya dapat menimbulkan gangguan dan pemantauan, penerapan pols
pada kesehatan. Oleh karenanya tubuh makan sehat telah dilakukan oleh
lebih banyak memerlukan makanan peserta baik secara individu di rumah
pembentuk basa daripada makanan maupun saat menyusun menu
pembentuk asam. seimbang, dengan hasil yang baik. Pada
saat akhir pertemuan disampaikan untuk

33
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015

menyusun menu seimbang selama 10 Faktor pendukung dalam


hari sehingga bisa disusun lingkaran pelaksanaan kegiatan pengabdian
menu. Peserta meminta tim pengabdian kepada masyarakat ini antara lain :
untuk kegiatan lanjutan berupa a. Waktu penyelenggaraan
pengolahan makanan terutama untuk dilaksanaan pada saat pelajaran,
sayur, lauk dan makanan jajanan. Hal ini sehingga kehadiran peserta sesai
menunjukkan bahwa materi ini telah target.
dilaksanakan ulang oleh masyarakat b. Sikap peserta yang serius,
dan melanjutkan kegiatan pengabdian. antusias dankedisiplinan dalam
Berdasarkan hal tersebut mendorong mengikuti selama kegiatan
Tim pengabdian untuk melaksanakan berlangsung membantu
kegiatan serupa dan menerapkan di kelancaran pelaksanaan
daerah lain yang membutuhkan dan pengabdian kepada masyarakat.
mengembangkan materi lainnya. c. Tersedianya fasilitas ruangan yang
Kehadiran peserta sesuai target lengkap dan LCD membantu
yang diharapkan yakni 100 %, kelancaran dan keseriusan
menunjukan bahwa partisipasi peserta dalam kegiatan
masyarakat sangat besar. Hal tersebut penyuluhan pola makan sehat.
didukung oleh keaktifan peserta yang d. Dukungan yang tinggi dari
hadir, yang ditunjukkan dengan pengelola pondok pesantren
keseriusan peserta dalam mengikuti dalam pelaksanaan pengabdian
kegiatan, banyaknya pertanyaan yang kepada masyarakat memperlancar
diajukan berkaitan berbagai jenis kegiatan.
pangan yang berkaitan dengan kondisi
yang sering diderita santri putri, seperti SIMPULAN DAN SARAN
sering kelelahan 1. Simpulan
Secara keseluruhan kegiatan Kegiatan pengabdian kepada
pengabdian kepada masyarakat dapat masyarakat yang berupa pola makan
dilaksanakan dengan lancar dan baik. sehat bagi santri putri telah berhasil
Namun demikian ada hambatan dalam dilaksanakan sesuai dengan rencana
pelaksanaan, yaitu ruangan dengan hasil baik. Kehadiran peserta
pelaksanaan yang terbatas sehingga dalam kegiatan ini mencapai 100 % dan
kegiatan dilaksanakan dengan duduk di dapat meningkatkan pengetahuan gizi
lantai. Kondisi tersebut mengakibatkan dengan nilai rata-rata dari 56.7 menjadi
ketidaknyamanan bagi peserta. 77.2 dari nilai total 100. Efektifitas
kegiatan yang diukur dengan N-gain
diperoleh nilai 0.46 dengan kriteria

34
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015

sedang. Santri putri telah dapat Escamilla, R.P, A.H. Fiedler, S.V.
López, A.B. Millán, and S. Pérez.
membuat rencana menu harian selama
2008. Impact of Peer Nutrition
2 hari.. Kegiatan yang diberikan dapat Education on Dietary Behaviors
and Health Outcomes among
meningkatkan pengetahuan pola makan
Latinos: A Systematic Literature
sehat bagi santri putri dan dapat Review. Journal of Nutrition
Education and Behavior. 40 (4):
meningkatkan derajat kesehatannya
208-225.

Gayle S, Abbie MF, Kylie B, Anthony W,


2. Saran
David C. 2007. Snacking
Agar hasil pengabdian kepada behaviours of adolescents and
their association with skipping
masyarakat ini dapat lebih berdaya guna
meals. Int J Behav Nutr Phys Act,
maka kegiatan ini perlu ditindaklanjuti 4: 36.
dengan kegiatan lanjutan berupa
Hake, R.R. 1998. “Interactive-
pengembangan materi lanjutan yang Engagment vs Traditional
Methods:A Six-Thousand-
berkaitan dengan santri putri, seperti
Student Survey oh Mechanics
perhitungan gizi dalam menyusun menu Test Data for Introductory
Physics Courses”. Am.J. Phys.
sesuai kebutuhan dan pemberian
66: 64-67.
ketrampilan praktis berupa pengolahan
Lew K, P J Barlow. 2005. Dietary
makanan (sayur, lauk dan makanan
practices of adolescents in
jajanan) yang dapat dilaksanakan oleh Singapore and Malaysia.
Singapore Med J, 46 (6), 282.
santri putri untuk meningkatkan status
gizinya. Miller, H.A.E, A.C. Mason, A.R. Abbott,
G.P. McCabe and C.J. Boushey.
2009. The Effect of Food Stamp
Nutrition Education on the Food
Insecurity of Low-income Women
DAFTAR PUSTAKA
Participants. Journal of Nutrition
Education and Behavior. 41(3):
Badan Perencanaan Pembangunan
161-168.
Nasional. 2006. Rencana Aksi
Nasional Pangan dan gizi 2006 –
Salimar. 2005. Peranan Penyuluhan
2010. http://ntt-academia.org/
Dengan Menggunakan Alat Bantu
Accessed 20-3-09.
Leafleat Terhadap Perubahan
Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Beck, M.E. 1995. 1995. Ilmu Gizi dan
Balita Gizi Kurang. Laporan
Diet. Jakarta: Yayasan Essentia
Penelitian.
Medica.
http://www.p3gizi.litbang.depkes.g
o.id/ Diakses16-10-2010
Budianto,J , Hardinsyah, A. Widodo dan
D.H. Anwar. 1998. “Strategi
Sediaoetama, A.D. 1989. Ilmu Gizi
menuju Perilaku Makan Sehat
untuk Profesi dan Mahasiswa.
dan Implikasinya pada
Jilid II. Jakarta : Dian rakyat.
Perencanaan Ketersediaan
Pangan”. Prosiding Widyakarya
---------------------. 2004. Ilmu Gizi untuk
Nasional Pangan dan Gizi VI.
Profesi dan Mahasiswa. Jilid I.
Jakarta : LIPI.
Jakarta : Dian rakyat.

35
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015

UNDP/UNFPA/WHO. 2003. Preparing


for Adult: Adolescent Sexual and
Reproductive Health; Progress in
Reproductive Health Research.

Tan Shot Yen, 2009. Saya Pilih Sehat


dan Sembuh. Jakarta: Dian
Rakyat

36

Das könnte Ihnen auch gefallen