AURORA

An aurora is a natural light display that shimmers in the sky. Colorful blue, red, yellow, green, and orange lights shift gently and
change shape like softly blowing curtains. Auroras are only visible at night, and usually only appear in lower polar regions.

Auroras are visible almost every night near the Arctic and Antarctic Circles, which are about 66.5 degrees north and south of the
Equator. In the north, the display is called aurora borealis, or northern lights. In the south, it is called aurora australis, or
southern lights.

The activity that creates auroras begins on the sun. The sun is a ball of superhot gases made up of electrically charged particles
called ions. The ions, which continuously stream from the sun’s surface, are called the solar wind.

As solar wind approaches the Earth, it meets the Earth’s magnetic field. Without this magnetic field protecting the planet, the
solar wind would blow away Earth’s fragile atmosphere, preventing all life. Most of the solar wind is blocked by the
magnetosphere, and the ions, forced around the planet, continue to travel farther into the solar system.

Although most of the solar wind is blocked by the magnetosphere, some of the ions become briefly trapped in ring-shaped
holding areas around the planet. These areas, in a region of the atmosphere called the ionosphere, are centered around the
Earth’s geomagnetic poles. The geomagnetic poles mark the tilted axis of the Earth’s magnetic field. They lie about 1,300
kilometers (800 miles) from the geographic poles, but are slowly moving.

In the ionosphere, the ions of the solar wind collide with atoms of oxygen and nitrogen from the Earth’s atmosphere. The
energy released during these collisions causes a colorful glowing halo around the poles—an aurora. Most auroras happen about
97-1,000 kilometers (60-620 miles) above the Earth’s surface.

The most active auroras happen when the solar wind is the strongest. The solar wind is usually fairly constant, but solar weather
—the heating and cooling of different parts of the sun—can change daily.

Solar weather is often measured in sunspots. Sunspots are the coldest part of the sun and appear as dark blobs on its white-hot
surface. Solar flares and coronal mass ejections are associated with sunspots. Solar flares and coronal mass ejections are
sudden, extra bursts of energy in the solar wind. Sunspot activity is tracked over an 11-year cycle. Bright, consistent auroras are
most visible during the height of sunspot activity.

Some increased activity in the solar wind happens during every equinox. These regular fluctuations are known as magnetic
storms. Magnetic storms can lead to auroras being seen in the midlatitudes during the time around the spring and autumnal
equinoxes. Auroras have been visible as far south as the Yucatan Peninsula in Mexico.

Magnetic storms and active auroras can sometimes interfere with communications. They can disrupt radio and radar signals.
Intense magnetic storms can even disable communication satellites.

The colors of the aurora vary, depending on altitude and the kind of atoms involved. If ions strike oxygen atoms high in the
atmosphere, the interaction produces a red glow. This is an unusual aurora—the most familiar display, a green-yellow hue,
occurs as ions strike oxygen at lower altitudes. Reddish and bluish light that often appears in the lower fringes of auroras is
produced by ions striking atoms of nitrogen. Ions striking hydrogen and helium atoms can produce blue and purple auroras,
although our eyes can rarely detect this part of the electromagnetic spectrum.

To find out more about the mysterious light displays, scientists have launched satellites specially designed to study auroras. Until
2005, NASA’s IMAGE (Imager for Magnetopause-to-Aurora Global Exploration) satellite used ultraviolet and radio waves to study
auroras and how they are formed.
 AURORA

Aurora adalah tampilan cahaya alami yang berkilau di langit. Lampu warna-warni biru, merah, kuning, hijau, dan oranye
bergeser dengan lembut dan berubah bentuk seperti gorden yang lembut. Aura hanya terlihat di malam hari, dan biasanya
hanya muncul di daerah kutub bawah.

Aurora terlihat hampir setiap malam di dekat Lingkaran Kutub Utara dan Antartika, yaitu sekitar 66,5 derajat utara dan selatan
Khatulistiwa. Di utara, layar disebut aurora borealis, atau lampu utara. Di selatan, itu disebut aurora australis, atau lampu
selatan.

Aktivitas yang menciptakan aurora dimulai di bawah sinar matahari. Matahari adalah bola gas superhot yang terbuat dari
partikel bermuatan listrik yang disebut ion. Ion-ion, yang terus menerus mengalir dari permukaan matahari, disebut angin
matahari.

Saat angin matahari mendekati Bumi, ia memenuhi medan magnet Bumi. Tanpa medan magnet ini yang melindungi planet ini,
angin matahari akan menerbangkan atmosfer rapuh Bumi, mencegah semua kehidupan. Sebagian besar angin matahari
terhalang oleh magnetosfer, dan ion-ion, yang dipaksa mengelilingi planet, terus bergerak lebih jauh ke tata surya.

Meskipun sebagian besar angin matahari terhalang oleh magnetosfer, beberapa ion menjadi terperangkap sebentar di daerah
penampungan berbentuk cincin di sekitar planet ini. Daerah-daerah ini, di wilayah atmosfer yang disebut ionosfer, berpusat di
sekitar kutub geomagnetik Bumi. Kutub geomagnetik menandai sumbu miring medan magnet Bumi. Mereka terletak sekitar
1.300 kilometer (800 mil) dari kutub geografis, tetapi perlahan-lahan bergerak.

Di ionosfer, ion-ion angin matahari bertabrakan dengan atom-atom oksigen dan nitrogen dari atmosfer Bumi. Energi yang
dilepaskan selama tabrakan ini menyebabkan lingkaran cahaya berwarna-warni di sekitar kutub — aurora. Sebagian besar
aurora terjadi sekitar 97-1.000 kilometer (60-620 mil) di atas permukaan bumi.

Aurora yang paling aktif terjadi ketika angin matahari adalah yang terkuat. Angin matahari biasanya cukup konstan, tetapi cuaca
matahari - pemanasan dan pendinginan berbagai bagian matahari - dapat berubah setiap hari.

Cuaca matahari sering diukur dalam bintik matahari. Bintik matahari adalah bagian terdingin dari matahari dan muncul sebagai
gumpalan gelap di permukaan putih-panasnya. Suar matahari dan ejeksi massa koronal berhubungan dengan bintik matahari.
Suar matahari dan semburan massa koron tiba-tiba, ledakan energi ekstra dalam angin matahari. Aktivitas Sunspot dilacak
selama siklus 11 tahun. Aurora cerah dan konsisten paling terlihat selama puncak aktivitas bintik matahari.

Beberapa peningkatan aktivitas dalam angin matahari terjadi selama setiap ekuinoks. Fluktuasi teratur ini dikenal sebagai badai
magnetik. Badai magnetik dapat menyebabkan aurora terlihat di midlatitudes selama waktu sekitar musim semi dan ekuinoks
musim gugur. Aura telah terlihat sejauh selatan seperti Semenanjung Yucatan di Meksiko.

Badai magnetik dan aurora aktif terkadang dapat mengganggu komunikasi. Mereka dapat mengganggu sinyal radio dan radar.
Badai magnetik yang intens bahkan dapat menonaktifkan satelit komunikasi.

Warna aurora bervariasi, tergantung pada ketinggian dan jenis atom yang terlibat. Jika ion menyerang atom oksigen tinggi di
atmosfer, interaksi menghasilkan sinar merah. Ini adalah aurora yang tidak biasa — tampilan yang paling dikenal, rona hijau-
kuning, muncul ketika ion-ion menyerang oksigen pada ketinggian yang lebih rendah. Cahaya kemerahan dan kebiru-biruan yang
sering muncul di pinggiran aurora yang lebih rendah dihasilkan oleh ion-ion yang menyerang atom nitrogen. Ion atom hidrogen
dan helium yang mencolok dapat menghasilkan aurora biru dan ungu, meskipun mata kita jarang dapat mendeteksi bagian
spektrum elektromagnetik ini.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang tampilan cahaya misterius, para ilmuwan telah meluncurkan satelit yang dirancang
khusus untuk mempelajari aurora. Hingga tahun 2005, satelit NASA IMAGE (Imager for Magnetopause-to-Aurora Global)
menggunakan gelombang ultraviolet dan radio untuk mempelajari aurora dan bagaimana mereka terbentuk.