Sie sind auf Seite 1von 10

Mahakam Nursing Journal Vol 1, No.

1, Mei 2016 : 17-26


ARTIKEL PENELITIAN

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO DAN KARAKTERISTIK PENDERITA


DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER

Rahmawati Shoufiah

Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Kaltim, Jl. Wolter Monginsidi


Samarinda
Email : rshoufiah@gmail.com

Abstract

Coronary heart disease has become the leading cause of death in Indonesia.Over the past 50 years, more
and more people affected by coronary heart disease, and some of the factors underlying cause has been
unknown. This study aimed to analyze the relationship between risk factors (obesity, dyslipidemia,
smoking, hypertension, diabetes mellitus, and physical activity / sport) and the characteristics of the
patient (family history) with CHD events. This type of research is observational analytic design of Case-
Control Study. Which is held in the ICCU Hospital Dr. Kanudjoso Balikpapan. Sample use cases and
controls ratio of 1: 1, with the overall number is 62 samples. Univariate analysis using frequency
distribution, bivariate analysis using Chi Square (X2), and multivariate logistic regression analysis. The
analysis shows that the factors that do not have a significant relationship with the incidence of CHD is
Obesity (pvalue = 0.440> value α = 0.05). While the factors that had a significant relationship with the
incidence of CHD is Dyslipidemia (pvalue = 0.004 <value α = 0.05), smoke (pvalue = 0.005 <value α =
0.05), hypertension (pvalue = 0.021 <value α = 0, 05), Diabetes Mellitus (pvalue = 0.002 <value α =
0.05), and Physical Activity (pvalue = 0,040 <value α = 0.05). And there is a significant relationship
between family history of CHD events ((pvalue = 0.012 <value α = 0.05). It is advisable for the need to
increase health promotion by health workers to avoid the risk factors of CHD.
Keywords: Risk Factors, Characteristics, CHD

Abstrak.

Penyakit jantung koroner telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Selama 50 tahun terakhir,
semakin banyak orang terkena penyakit jantung koroner, dan beberapa faktor penyebab utamanya telah
diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor resiko (Obesitas, dislipidemia,
merokok, hipertensi, diabetes mellitus, dan aktifitas fisik/olahraga) dan karakteristik penderita (riwayat
keluarga) dengan kejadian PJK. Jenis penelitian bersifat observasional analitik dengan rancangan Case-
Control Study. Yang dilaksanakan di Ruang ICCU RSUD Dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan.
Sampel menggunakan perbandingan kasus dan kontrol 1 : 1, dengan jumlah secara keseluruhan adalah 62
sampel. Analisa univariat menggunakan distribusi frekuensi, analisa bivariate menggunakan uji Chi
Square (X2), dan analisa multivariat uji regresi logistik. Hasil analisa menunjukkan bahwa faktor yang
tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian PJK adalah Obesitas (Pvalue = 0,440 > nilai α
= 0,05). Sedangkan faktor yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian PJK adalah
Dislipidemia (Pvalue = 0,004 < nilai α = 0,05), Merokok (Pvalue = 0,005 < nilai α = 0,05), Hipertensi (Pvalue
= 0,021 < nilai α = 0,05), Diabetes Mellitus (Pvalue = 0,002 < nilai α = 0,05), dan Aktifitas Fisik (Pvalue =
0,040 < nilai α = 0,05). Dan terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat keluarga dengan kejadian
PJK ((Pvalue = 0,012 < nilai α = 0,05). Disarankan untuk perlunya peningkatan promosi kesehatan oleh
petugas kesehatan untuk menghindari faktor resiko terjadinya PJK.
Kata Kunci : Faktor Resiko, Karakteristik, PJK

17
Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 1, Mei 2016 : 17-26

PENDAHULUAN faktor utama yang meliputi tiga hal,


Penyakit jantung koroner telah yaitu perokok berat, hipertensi, dan
menjadi penyebab kematian utama di kolesterol. Faktor kedua adalah faktor
Indonesia. Banyak orang terkena pedukung yang meliputi obesitas,
serangan jantung tanpa ada gejala diabetes, kurang olahraga, genetis, tipe
apapun sebelumnya. Selama 50 tahun kepribadian, pil kontrasepsi oral, gout
terakhir, semakin banyak orang terkena (Lubis, 2002).
penyakit jantung koroner, dan beberapa Penyebab PJK secara pasti belum
faktor penyebab utamanya telah diketahui, meskipun demikian secara
diketahui. umum dikenal berbagai faktor yang
Berdasarkan diagnosis dokter berperan penting terhadap timbulnya
prevalensi penyakit gagal jantung di PJK yang disebut sebagai faktor risiko
Indonesia tahun 2013 sebesar 0,13% PJK. Menurut American Heart
atau diperkirakan sekitar 229.696 orang, Association’s, Faktor risiko PJK dibagi
sedangkan berdasarkan diagnosis menjadi faktor risiko mayor dan minor.
dokter/ gejala sebesar 0,3% atau Faktor risiko mayor kemudian dibagi
diperkirakan sekitar 530.068 orang. Di menjadi faktor risiko yang tidak dapat
Kalimantan Timur berdasarkan diubah (non-modifiable risk factor), dan
diagnosis/gejala, estimasi jumlah yang dapat diubah (modifiable risk
penderita penyakit gagal jantung factor) (Soeharto, 2004). Umur, jenis
sebanyak 26.434 orang (Kemenkes, kelamin, dan keturunan (termasuk ras)
2015). merupakan faktor risiko yang tidak
Meski menjadi pembunuh utama, dapat diubah. Sedangkan faktor risiko
tetapi masih sedikit sekali orang yang yang dapat diubah yaitu merokok,
tahu tentang PJK dan faktor risikonya. tinggi kolesterol dalam darah,
Dalam ilmu epidemiologi, jika faktor hipertensi, kurang aktifitas fisik, berat
risiko suatu penyakit telah diketahui badan lebih dan obesitas, dan diabetes
maka akan lebih mudah untuk (American heart association, 2011).
melakukan tindakan pencegahan. METODE PENELITIAN
Karena bagaimanapun mencegah lebih Jenis penelitian yang dilakukan
baik dari pada mengobati (Anies, 2006). merupakan penelitian epidemiologi
Faktor resiko serangan jantung adalah yang bersifat observasional analitik

18
Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 1, Mei 2016 : 17-26

dengan rancangan Case-Control Study. jenis kelamin, riwayat keluarga,


Populasi dalam penelitian ini adalah pendidikan.
seluruh pasien penderita PJK yang Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Karakteristik Penderita
dirawat di RSUD Dr. Kanudjoso
Karakteristik Status Responden
Djatiwibowo Balikpapan. Jumlah Penderita Kasus % Kontrol %
sampel dalam penelitian ini dihitung Usia
Dewasa Lanjut
berdasarkan uji hipotesis dua sisi, ( usia > 60
a. tahun) 16 51.6 16 51.6
dengan menggunakan perbandingan Dewasa Madya
kasus dan kontrol 1 : 1, secara (usia 41 - 60
b. tahun) 13 41.9 13 41.9
keseluruhan adalah 62 sampel. Dalam Dewasa Dini
(usia < 40
penelitian ini sampel terdiri dari kasus c. tahun) 2 6.5 2 6.5

dan kontrol. Total 31 100 31 100


Jenis Kelamin
Variabel dalam penelitian ini
a. Laki-laki 22 71.0 22 71.0
terdiri dari variabel bebas (Obesitas, b. Perempuan 9 29.0 9 29.0
dislipidemia, merokok, hipertensi, Total 31 100 31 100
Riwayat Keluarga Menderita PJK
diabetes mellitus, aktifitas
Ada Riwayat
fisik/olahraga, pola perilaku, dan a. PJK 22 71.0 1 3.2
Tidak Ada
riwayat keluarga). Sedangkan variabel b. Riwayat PJK 9 29.0 30 96.8

terikat adalah kejadian PJK. Total 31 100 31 100


Analisa dilakukan dengan analisis Berdasarkan tabel di atas dapat

deskriptif yang dilanjutkan dengan dilihat bahwa sebagian besar responden

analisis bivariat dengan menggunakan adalah dewasa lanjut atau berusia lebih

uji Chi Square (x2) yang dilanjutkan dari 60 tahun. Sebagian besar responden

dengan analisa multivariat pada mempunyai jenis kelamin laki-laki.

beberapa variabel bebas (nilai p < 0,25 Berdasarkan riwayat keluarga menderita

pada analisa bivariat) dengan satu PJK dapat dilihat bahwa dari 31

variabel terkait secara bersamaan responden kasus penderita PJK terdapat

dengan uji regresi logistik. 9 orang (29,0%) yang mempunyai

HASIL DAN PEMBAHASAN riwayat keluarga menderita PJK

Karakteristik Penderita sedangkan pada responden kontrol

Karakteristik penderita pada sebanyak 30 orang (96,8%) tidak

penelitian ini yang terdiri dari umur,

19
Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 1, Mei 2016 : 17-26

memiliki riwayat keluarga yang Berdasarkan tabel di atas dapat


menderita PJK. diketahui bahwa dari 62 responden,
Faktor Resiko terdapat reponden yang menderita PJK
Faktor resiko pada penelitian ini sebagian besar mengalami obesitas
juga merupakan variabel bebas, terdiri sebanyak 15 orang (48,4%), dan yang
dari obesitas, dislipidemia, kebiasaan tidak menderita PJK yang mengalami
merokok, Hipertensi, Diabetes Mellitus, obesitas yaitu sebanyak 20 orang
dan aktifitas fisik. (64,5%). Pada faktor resiko
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Faktor Dislipidemia, responden yang
Resiko
menderita PJK sebagian besar
FAKTOR Status Responden
RESIKO Kon mengalami dislipidemia sebanyak 18
Kasus % trol %
orang (58,1%)dan yang tidak menderita
Obesitas
a. Obesitas 15 48.4 11 35.5 PJK sebagian besar tidak mengalami
b. Tidak 16 51.6 20 64.5 dislipidemia yaitu sebanyak 25 orang
Total 31 100 31 100 (80,6%). Untuk faktor resiko merokok,
Dislipidemia
responden yang menderita PJK
a. Ya 18 58.1 6 19.4
b. Tidak 13 41.9 25 80.6 sebagian besar memiliki riwayat
Total 31 100 31 100 kebiasaan merokok sebanyak 21 orang
Merokok
(67,7%), sedangkan responden yang
a. Merokok 21 67.7 9 29.0
tidak menderita PJK sebagian besar
b. Tidak 10 32.3 22 71.0
Total 31 100 31 100 tidak memiliki riwayat kebiasaan
Hipertensi merokok yaitu sebanyak 22 orang
a. Hipertensi 21 67.7 11 35.5
(71%). Dilihat dari faktor resiko
b. Tidak 10 32.3 20 64.5
Total 31 100 31 100 hipertensi, responden yang menderita
DM PJK sebagian besar mengalami
Menderita
a. DM 13 41.9 2 6.5 hipertensi yaitu sebanyak 21 orang
b. Tidak 18 58.1 29 93.5 (67,7%), sedangkan responden yang
Total 31 100 31 100
tidak menderita PJK sebagian besar
Aktifitas Fisik
Tidak tidak mengalami hipertensi yaitu
a. Ada 12 38.7 4 12.9
sebanyak 20 orang 64,5%). Pada faktor
b. Ada 19 61.3 27 87.1
Total 31 100 31 100
resiko Diabetes Mellitus, responden
yang menderita PJK sebagian besar

20
Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 1, Mei 2016 : 17-26

tidak menderita diabetes mellitus yaitu α = 0,05. Hal ini artinya tidak terdapat
sebanyak 18 orang (58,1%), sedangkan hubungan signifikan antara obesitas
orang yang tidak menderita PJK dengan kejadian PJK di RSUD Dr.
sebagian besar juga tidak menderita Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan
diabetes mellitus yaitu sebanyak 29 tahun 2016.
orang (93,5%). Sedangkan pada faktor Hasil ini tidak sesuai dengan
resiko aktifitas fisik, responden yang beberapa penelitian prospektif yang
menderita PJK sebagian besar memiliki telah dilakukan bahwa peningkatan
aktifitas fisik yaitu sebanyak 19 orang berat badan relatif disertai dengan
(61,3%), sedangkan pada responden kenaikan bermakna dalam kematian
yang tidak menderita PJK sebagian mendadak dan angina pectoris (Kamel
besar memiliki aktifitas fisik yaitu & Gordon, 1997). Tetapi bila faktor
sebanyak 27 orang (87,1%) resiko lain seperti hipertensi dan
Hubungan Faktor Resiko dan kolesterol tinggi dipertimbangkan,
Karakteristik Penderita (Riwayat maka obesitas atau kelebihan berat
Keluarga) Dengan Kejadian PJK badan tampak kurang bermakna (Bray,
Setelah dilakukan analisa 1994).
univariat, selanjutnya dilakukan analisa Meskipun secara statistik tidak
bivariat dengan menggunakan uji terdapat hubungan antara obesitas
2
statistik chi square (X ) dengan tingkat dengan kejadian PJK dalam penelitian
kepercayaan 95%. Faktor resiko pada ini, namun bila dilihat pada tabel 3.
penelitian ini terdiri dari obesitas, dapat diketahui bahwa presentase
dislipidemia, kebiasaan merokok, penderita PJK yang mengalami obesitas
Hipertensi, Diabetes Mellitus, dan lebih tinggi dibandingkan dengan
aktifitas fisik. presentase responden bukan penderita
Tabel 3. Hasil Analisis Hubungan PJK yang mengalami obesitas. Hal ini
Obesitas Dengan Kejadian
berarti bahwa insiden PJK juga
PJK
FAKTOR RESIKO P Value OR meningkat pada orang yang mengalami
Obesitas
obesitas.
a. Obesitas
0.440 1,705
b. Tidak Obesitas
Diperoleh bahwa hasil nilai Pvalue
sebesar 0,440, nilai Pvalue = 0,440 > nilai

21
Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 1, Mei 2016 : 17-26

Tabel 4. Hubungan Analisis Tabel 5. Hubungan Analisis Antara


Dislipidemia Dengan Kejadian PJK Merokok Dengan Kejadian PJK
FAKTOR RESIKO P Value OR FAKTOR RESIKO P Value OR
Dislipidemia Merokok
a. Ya a. Merokok
0,004 5,769 0,005 5,133
b. Tidak b. Tidak Merokok
Diperoleh bahwa hasil nilai Pvalue Hasil nilai Pvalue sebesar 0,005,
sebesar 0,004, nilai Pvalue = 0,004 < nilai nilai Pvalue = 0,005 < nilai α = 0,05. Hal
α = 0,05. Hal ini artinya terdapat ini artinya terdapat hubungan yang
hubungan yang signifikan antara signifikan antara merokok dengan
dislipidemia dengan kejadian PJK di kejadian PJK di RSUD Dr. Kanudjoso
RSUD Dr. Kanudjoso Djatiwibowo Djatiwibowo Balikpapan tahun 2016.
Balikpapan tahun 2016. OR (Odds OR (Odds Ratio) sebesar 5,133 artinya
Ratio) sebesar 5,769 artinya responden responden yang memiliki riwayat
yang memiliki mengalami dislipidemia kebiasaan merokok mempunyai resiko
mempunyai resiko menderita penyakit menderita penyakit jantung koroner
jantung koroner 5,769 kali 5,133 kali dibandingkan dengan
dibandingkan dengan responden yang responden yang tidak memiliki riwayat
tidak mengalami dislipidemia. kebiasaan merokok.
Kadar kolesterol yang tinggi Karbon monoksida (CO) pada
dalam darah menyebabkan terjadinya rokok dapat menimbulkan desaturasi
endapan kolesterol pada dinding hemoglobin yang menurunkan langsung
pembuluh darah atau disebut plaque persediaan oksigen untuk jaringan
cholesterol. Pengendapan ion kalsium termasuk miokard serta mempercepat
pada plaque cholesterol menyebabkan aterosklerosis (Yanti, 2008).
plaque yang tadinya lunak menjadi Tabel 6. Hubungan Analisis Antara
Hipertensi Dengan Kejadian PJK
keras dan kaku. Hal ini menyebabkan FAKTOR RESIKO P Value OR
dinding bagian dalam pembuluh darah Hipertensi
menjadi sempit dan tidak licin, sehingga a. Hipertensi
0,021 3,818
b. Tidak Hipertensi
suplai darah ke organ tersebut menjadi Hasil nilai Pvalue sebesar 0,021,
berkurang. Jika pengerasan itu terjadi nilai Pvalue = 0,021 < nilai α = 0,05. Hal
pada arteri yang mensuplai darah ke ini artinya terdapat hubungan yang
jantung (arteri koronaria) maka signifikan antara hipertensi dengan
terjadilah penyakit jantung koroner. kejadian PJK di RSUD Dr. Kanudjoso

22
Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 1, Mei 2016 : 17-26

Djatiwibowo Balikpapan tahun 2016. jantung koroner 10,472 kali


OR (Odds Ratio) sebesar 3,818 artinya dibandingkan dengan responden yang
responden yang mengalami hipertensi tidak menderita diabetes`mellitus.
mempunyai resiko menderita penyakit DM merupakan faktor resiko yang
jantung koroner 3,818 kali sangat kuat, sehingga seorang penderita
dibandingkan dengan responden yang DM sering sudah dianggap menderita
tidak mengalami hipertensi. PJK. Penderita DM mempunyai resiko
Hasil penelitian ini sesuai dengan kejadian PJK yang sama dengan
penelitian Sutrisno (2015) menunjukkan penderita yang pernah menderita infark
bahwa Penderita PJK dengan riwayat miokard. Bila terjadi serangan jantung
hipertensi memiliki persentase tertinggi. maka perjalanan penyakitnya lebih
Dari 17 kasus golongan statin buruk daripada orang tanpa diabetes
ditemukan 13 (76,5%) diantaranya (Waspadji, 2002).
memiliki riwayat hipertensi dan dari 24 Tabel 8. Hubungan Analisis Antara
Aktifitas Fisik Dengan Kejadian PJK
kasus golongan non-statin ditemukan 15 FAKTOR RESIKO P Value OR
(62,5%) diantaranya memiliki riwayat Aktifitas Fisik
hipertensi. a. Tidak Ada
0,040 4,263
b. Ada
Tabel 7. Hubungan Analisis Antara Hasil nilai Pvalue sebesar 0,002,
Diabetes Mellitus Dengan Kejadian
PJK nilai Pvalue = 0,040 < nilai α = 0,05. Hal
FAKTOR RESIKO P Value OR
ini artinya terdapat hubungan yang
Diabetes Mellitus
a. Menderita DM signifikan antara aktifitas fisik dengan
0,002 10,472
b. Tidak DM kejadian PJK di RSUD Dr. Kanudjoso
Diperoleh bahwa hasil nilai Pvalue
Djatiwibowo Balikpapan tahun 2016.
sebesar 0,002, nilai Pvalue = 0,002 < nilai
Nilai OR (Odds Ratio) sebesar 4,263
α = 0,05. Hal ini artinya terdapat
artinya responden yang tidak ada
hubungan yang signifikan antara
aktifitas fisik mempunyai resiko
diabetes mellitus dengan kejadian PJK
menderita penyakit jantung koroner
di RSUD Dr. Kanudjoso Djatiwibowo
4,263 kali dibandingkan dengan
Balikpapan tahun 2016. Nilai OR (Odds
responden yang memiliki aktifitas fisik.
Ratio) sebesar 10,472 artinya responden
Hasil penelitian ini sejalan dengan
yang menderita diabetes`mellitus
penelitian sebelumnya oleh
mempunyai resiko menderita penyakit
Hermansyah (2012), bahwa sebanyak

23
Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 1, Mei 2016 : 17-26

80,0% penderita PJK berolahraga Hasil diatas terlihat baik untuk


dengan durasi > 60 menit/hari, variabel merokok, hipertensi, diabetes
sedangkan yang bukan penderita PJK mellitus, dan riwayat keluarga
kebanyakan dengan durasi 15-30 mempunyai p value (sig) yang di bawah
menit/hari (59,5%). dari 0,05, berarti keempat variabel
Tabel 9. Hubungan Analisis Antara tersebut yang berhubungan secara
Riwayat Keluarga Dengan Kejadian
signifikan dengan kejadian PJK.
PJK
FAKTOR RESIKO P Value OR Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa
Riwayat PJK
Keluarga dari empat variabel tersebut, riwayat
a. Ada keluarga merupakan variabel yang
0,012 12,273
b. Tidak Ada
paling dominan berhubungan dengan
Hasil nilai Pvalue sebesar 0,012,
kejadian PJK dengan nilai OR = 13,555
nilai Pvalue = 0,012 < nilai α = 0,05. Hal
(95% CI: 1,198 - 153,438).
ini artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara riwayat keluarga KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan
menderita PJK dengan kejadian PJK di
bahwa faktor yang tidak mempunyai
RSUD Dr. Kanudjoso Djatiwibowo
hubungan yang signifikan dengan
Balikpapan tahun 2016. Nilai OR (Odds
kejadian PJK adalah Obesitas (Pvalue >
Ratio) sebesar 12,273 artinya responden
0,05). Sedangkan faktor yang
yang ada riwayat keluarga menderita
mempunyai hubungan yang signifikan
PJK mempunyai resiko menderita
dengan kejadian PJK adalah
penyakit jantung koroner 12,273 kali
Dislipidemia, Merokok, Hipertensi,
dibandingkan dengan responden yang
Diabetes Mellitus, dan Aktifitas Fisik
memiliki tidak ada riwayat keluarga
(Pvalue < 0,05). Dan terdapat hubungan
menderita PJK.
yang signifikan antara riwayat keluarga
Tabel 10. Hasil Analisis Multivariat
Regresi Logistik dengan kejadian PJK (Pvalue < 0,05).
P
Variabel B Wald OR 95% CI Faktor yang paling dominan
1,296 -
Merokok 1,591 0,019 4,910 18,600
berhubungan dengan kejadian PJK di
1,165 - RSUD Dr. Kanudjoso Djatiwibowo
Hipertensi 1,547 0,030 4,697 18,942
Diabetes 1,649 - Balikpapan Tahun 2016 adalah riwayat
Mellitus 2,495 0,014 12,117 89,014
Riwayat 1,198 - keluarga dengan nilai OR = 13,555
Keluarga 2,607 0,035 13,555 153,438
-2 Log Likelihood = 55,280 G = 30,670 P value= 0,000 (95% CI: 1,198 - 153,438).

24
Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 1, Mei 2016 : 17-26

UCAPAN TERIMA KASIH abdominally obese patients.


BMJ 2001;322:716-20.
Ucapan terima kasih kepada
Elsevier Mosby. (2006). Arthur SL.
Poltekkes Kemenkes Kaltim yang telah Dyslipidemia and Risk of
Coronary Heart Disease: Role
memberikan dana untuk penelitian ini.
of Lifestyle Approaches for Its
DAFTAR PUSTAKA Management. American Journal
of Lifestyle Medicine.
Anies. (2006). Waspada Ancaman 2009;3(4):257-273.
Penyakit Tidak Menular, PT. Gordis, L. (2013), Epidemiologi, 5th
Gramedia, Jakarta Edition, WB Saunders
Balbara C. Long, Medical and Surgical Company, London
Nursing – A nursing process Gotera, Wira. Dkk, (Mei 2011),
approach, The C.V Mosby “Korelasi antara Obesitas
Company St. Louis, USA, 1996 Sentral dengan Adiponektin
pada Lansia dengan Penyakit
Bendich Andrianne. (2009). Nutrition Jantung Koroner”. Journal Peny
and Metabolism. Humana Press. Dalam, Volume 12,
Boston. http://ojs.unud.ac.id/
Brown CT. (2006). Penyakit index.php/jim, 2 Mei 2011.
aterosklerotik koroner. Dalam: Gray, dkk. (2003). Lecture Notes
Price SA, Wilson LM, editor Kardiologi. Jakarta: Erlangga
(penyunting). Patofisiologi: Hanifah, L.A. (2006). Penyakit Jantung
Konsep Klinis Proses-Proses Ancam Kaum Muda,
Penyakit Volume 1. Edisi ke-6. http://www.kapanlagi.com/newp
Jakarta: EGC; 2006. hlm. 578- /h/ 000014129.html,2006,
86. diakses tanggal 1 Maret 2016
Bustan. MN., (2000). Epidemiologi Hariadi & Ali. (2005). Hubungan
Penyakit Tidak Menular, Rineka Obesitas Dengan Beberapa
Cipta, Jakarta. Faktor Risiko Penyakit Jantung
Chandra.P. (1998). Panduan Praktis Koroner Di Laboratorium Klinik
mencegah & Mengobati Prodia Makassar Tahun 2005.
Penyakit Jantung, tr.by: Alextri Hal 1-14
Antjono Widodo, PT Gramedia, Hermansyah, dkk, Pebruari 2012,
Jakarta, “Aktivitas Fisik dan Kesehatan
Chung E.K. (1995). Penyakit Mental Terhaddap Kejadian
Kardiovaskuler, Edisi 3, EGC Penyakit Jantung Koroner Pada
David WB, George AM. (2007). An Pasien Rawat Jalan di RSUP Dr.
Overview of Cardiovascular Wahidin Sudirohusodo dan
Disease Burden in The United RSUD Labuang Baji Makassar,
States. Health Aff. Journal Media Gizi Masyarakat
2007;26(1):38-48. Indonesia, Vol.1,
Departemen Kesehatan RI. (2008). http://journal.unhas.ac.id/index.
Laporan Riskesdas 2007. php/mgmi /article/view/424,
Jakarta Februari 2012.
Despres JP, Lemieux I, Prudhomme D. Hermawati Risa, Haris Candra Dewi.
(2001). Treatment of obesity: (2014). Penyakit Jantung
need to focus on high risk

25
Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 1, Mei 2016 : 17-26

Koroner. Jakarta: Kandas media syndrome. Arterioscler Vasc


(Imprint agromedia pustaka). Biol 2004;24:29-33
Jun-Yi L, Yi-Tong M, Zi-Xiang Y, Yi- Soeharto I.(2004). Penyakit jantung
Ning Y, Xiang X, Xiang M et al. koroner dan serangan jantung.
Prevalence, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
awareness,treatment, and control Utama; 2004: 61-62
of dyslipidemia among adults in Sutrisno Desire, Panda Agnes L,
Northwestern China: the Ongkowijaya Jeffrey, Januari-
cardiovascular risk survey. Lipid April 2015, “ Gambaran Profil
in health and disease. 2014; 13: Lipid Pada Pasien Penyakit
1-6 Jantung Koroner” Jurnal e-
Karim, F. (2007) Panduan Kesehatan Clinic (eCl), Volume 3, Nomor
Olahraga Bagi Petugas 1,
Kesehatan. Jakarta: Pusat http://ejournal.unsrat.ac.id/index
promosi Departemen Kesehatan .php/ eclinic/article/view/7480,
RI Januari-April 2015
Kementerian Kesehatan RI. (2008). Waspadji.S., (2002). Pedoman Diet
Situasi Kesehatan Jantung, Diabetes Mellitus, Balai
Pusat Data dan Informasi, Penerbit FK UI, Jakarta.
Jakarta. Yanti, Suharyo H, Tony S. Faktor-
Libby P. (2005). The patogenesis of Faktor Risiko Kejadian Penyakit
atherosclerosis. In: Kasper, Jantung Koroner pada
Braunwald, Fauci, Hauser, Penderita Diabetes Melitus tipe
Longo, Jameson, editors. 2 Studi Kasus di RSUP Dr.
Harrison’s Principles of Internal Kariadi Semarang 2008
Medicine. Vol. 2. 16th ed. New (diunduh 23 Oktober 2016).
York: Mc Graw Hill Medical ; Tersedia dari: URL:
p. 1425-30. HYPERLINK http:/
Lipoeta, I.(2006), Zat Gizi dan /eprints.undip.ac.id/6495/1/Yant
Makanan Pada Penyakit i.pdf
Kardiovaskuler, Andalah Insist
Press, Yogyakarta
Lubis. (2002). Penyakit Jantung Pada
Anak dan Pencegahannya,
Medika Online
Ma’rufi, R, Rosita, L, April 2014,
Hubungan Dislipidemia dan
Kejadian Penyakit Jantung
Koroner, Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan Indonesia JKKI, Vol
6, No 1,
http://journal.uii.ac.id/index.php
/JKKI/article/view/3379,
Januari-April 2014
Matsuzawa Y, Funahashi T, Kihara S,
Shimomura I. (2004).
Adiponectin and metabolic

26

Das könnte Ihnen auch gefallen