Sie sind auf Seite 1von 12

Seminar Nasional Dies Natalis UNM Ke 57, 9 Juli 2018

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS


SENI BUDAYA BAGI SISWA SMA DI MAKASSAR

Syakhruni
Fakultas Seni dan Desain, Universitas Negeri Makassar
syakhruni_uni@yahoo.com

Abstract

There are still many problems encountered in the learning of art and culture in schools,
whereas the contribution of cultural and art education is very significant for the character
building of students and the character of the nation. The education of art and culture gives
space for the development of multi-intelligence students optimally. In the pedagogical
dimension, art and cultural education has multilingual, multidimensional and multicultural
nature, which can build a person's character to be able to communicate in tolerance,
wisdom, understanding and togetherness. Related to this problem, the context of this
research is focused on solving the internal problems in schools in order to spur the ability
of teachers to present the art and culture lessons comprehensively and optimally. Research
is a research and development research conducted in Makassar, while the selected region
is determined by purposive. The subjects of the research are teachers, principals, and
experts who are competent in learning the art of music. Data collection techniques were
conducted using questionnaires, observations, and interviews. While the technique of data
analysis in this research is done by using descriptive-qualitative analysis method. The
findings of research results in the form of difficulties and obstacles include (1) the ability
to translate the competency level curriculum content (KTSP) of competence-based music
arts, (2) ability to optimize the potential of children's music art (children become creative
and active), (3) (5) utilizing the potential of the surrounding cultural and natural
environment in music learning, and (6) developing a form of evaluation in music learning.
Based on these findings, this study developed a book model of learning material of musical
art that is expected to be implemented by teachers as well as able to stimulate and motivate
teachers in developing the next music learning lesson.

Keywords: Learning of dance based on cultural arts, development of teaching materials


and learning materials.

Abstrak

Masih banyak permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran seni budaya di sekolah,
padahal kontribusi pendidikan seni budaya sangat signifikan untuk pembinaan karakter
anak didik dan karakter bangsa. Pendidikan seni budaya memberi ruang untuk
perkembangan multi kecerdasan anak didik secara optimal. Dalam dimensi pedagogis,
pendidikan seni budaya memiliki sifat multilingual, multidimesional dan multikultural,
yang dapat membangun karakter seseorang untuk mampu berkomunikasi dalam toleransi,
kearifan, kesepahaman dan kebersamaan. Terkait dengan permasalahan ini, konteks
penelitian ini difokuskan pada penyelesaian permasalahan internal di sekolah dalam usaha
memacu kemampuan guru menyajikan pelajaran seni budaya secara komprehensif dan
optimal. Penelitian merupakan penelitian research and development dilaksanakan di
Makassar, sedangkan wilayah yang dipilih ditentukan secara purposive. Subyek
penelitiannya adalah para guru, kepala sekolah, dan pakar yang berkompeten dalam

371
ISBN 978-602-5554-35-3
“Pendidikan, Budaya, Literasi dan Industri Kreatif: Upaya Membangun Generasi Cerdas Berkepribadian Unggul”

pembelajaran seni tari. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan


angket, pengamatan, dan wawancara. Sedangkan teknik analisis data dalam penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif-kualitatif. Temuan hasil
penelitian yang berupa kesulitan dan kendala mencakup (1) kemampuannya dalam
menerjemahkan isi kuruikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) seni tari berbasis
kompetensi, (2) kemampuannya dalam mengoptimalkan potensi seni tari anak (anak
menjadi kreatif dan aktif), (3) menerapan metode yang digunakan dalam pembelajaran seni
musik, (4) memanfaatan sarana dan media pembelajaran tari, (5) memanfaatkan potensi
lingkungan budaya dan alam sekitar dalam pembelajaran tari, dan (6) mengembangkan
bentuk evaluasi dalam pembelajaran tari. Bertolak dari temuan tersebut maka dalam
penelitian ini dikembangkan sebuah model buku ajar materi pembelajaran seni tari yang
diharapkan dapat diimplementasikan oleh para guru sekaligus mampu menstimulasi dan
memotivasi guru dalam mengembangan pembelajaran seni tari selanjutnya.

Kata kunci : Pembelajaran tari berbasis seni budaya, pengembangan bahan ajar dan materi
pembelajaran.

1. PENDAHULUAN berekspresi ditumbuhkan dan


dikembangkan dengan baik.
Sampai sekarang masih banyak Berbeda dengan pendidikan seni
permasalahan yang dihadapi dalam budaya (kesenian) di sekolah kejurusan,
pembelajaran seni budaya di sekolah, dimana diorientasikan pada hasil, yaitu
diantaranya menyangkut kebijakan “seni dalam pendidikan” (art in
pemerintah, diskriminasi mata pelajaran, education). Dalam hal ini anak didik
jam belajar yang minim, ketersediaan dibina untuk mahir dalam cabang seni
guru dan kompetensi guru, sarana dan tertentu, dan diharapkan sebagai penerus
prasarana, dan sebagainya. Tentunya kita generasi untuk melestarikan dan
tidak ingin permasalahan ini terus mengembangkan kesenian di masa
berlangsung dan mestinya bisa diambil datang, seperti di SMK (Seni Rupa)
sikap dengan pemahaman yang arif agar SMK (Seni Musik). Untuk memotivasi
bisa menentukan solusi yang lebih baik. perkembangan fisik dan psikis, serta
Kita menyadari pentingnya pendidikan logika dan rasa anak secara berimbang di
seni budaya bagi pembelajar dan sekolah umum, pendidikan kesenian
generasi muda, dimana hal ini dibuktikan berfungsi sebagai; media bermain
dengan hasil penelitian para pakar yang (rekreatif), media ekspresi, media
disampaikan dalam banyak laporan kreativitas, media komunikasi, dan
ilmiah. Secara konsep, pendidikan seni media pengembangan bakat (Syafii,
budaya (kesenian) di sekolah umum (TK, 2005). Sebagai media bermain, kegiatan
SD, SMP, SMA) diorientasikan pada belajar diusahakan menyenangkan
proses, yaitu “pendidikan melalui seni” (joyful), tidak membebani anak,
(education through art). Artinya utamanya untuk anak TK dan SD,
pendidikan seni budaya diarahkan untuk sehingga pelajaran kesenian bisa
bisa mengembangkan segenap potensi menetralisir kelelahan dan kejenuhan
anak didik, tidak hanya dalam lingkup ketika belajar pelajaran yang
seni secara teknis, juga dalam menekankan logika. Sebagai media
kontribusinya terhadap pelajaran lain. ekspresi, merupakan wahana bagi anak
Dalam hal ini anak tidak dituntut menjadi untuk mencurahkan apa yang
mahir berkesenian, namun dalam dirasakannya, apa yang
prosesnya nilai-nilai kreativitas, diimajinasikannya, dan apa yang
kepekaan estetis, dan keberanian digagasnya.

372
ISBN 978-602-5554-35-3
Seminar Nasional Dies Natalis UNM Ke 57, 9 Juli 2018

Sejalan dengan ini, juga akan mengerjakan atau melakukan sesuatu


mengasah kereativitas anak. Tidak (ability to do something). Tentu untuk
dipungkiri bahwa untuk membina daya bisa mengerjakan sesuatu yang
kreatif dan inovasi anak adalah melalui dimaksud, diperlukan penguasaan
pelajaran kesenian. Anak yang kreatif pengetahuan, keterampilan, dan sikap
akan mampu melahirkan ide-ide segar, yang dipersyaratkan untuk mengerjakan
mampu mencari solusi atas berbagai sesuatu tersebut. Misalnya untuk bisa
persoalan, dan pada akhirnya mampu menyanyi, diperlukan penguasaan
mandiri. Sesuatu yang diungkapkan anak kompetensi yang terdiri atas
melalui kreativitas seninya tentunya akan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
dilihat orang lain, guru atau temannya, terhadap musik. Pendeknya, untuk dapat
dengan demikian terciptalah komunikasi melakukan pekerjaan-pekerjaan seni tari,
melalui media kreasi seni anak. Bagi diperlukan kompetensi yang mencakup
anak yang mempunyai bakat khusus aspek-aspek kognitif, psikomotor dan
dalam kesenian, pelajaran kesenian afektif (Slamet 2001:4).
menjadi wahana untuk pengembangan Dalam kaitannya dengan
bakatnya. pendidikan seni, Nursito (2000:9-11)
Pelaksanaan pembelajaran seni menyatakan bahwa permasalahan
lebih khusus seni tari, di SMA pada rendahnya pengembangan kreatifitas
umumnya masih menggunakan siswa lebih banyak disebabkan oleh
pendekatan subject-centered curriculum. ketidakmampuan guru dalam
Tidak jelas, kompetensi apa yang harus mengembangkan kreativitas siswa.
dicapai oleh peserta didik setelah mereka Keadaan ini lebih diperburuk dengan
mengikuti serentetan pelajaran tersebut. kekurangmantapan keterampilan dalam
Tidak jelas pula artikulasi isi mata berkarya seni dan minimnya wawasan
pelajaran antara jenis dan jenjang guru terhadap materi, tujuan dan
pendidikan, sehingga sering dijumpai hakikat pendidikan seni, serta
ucapan yang terlontar dari pendidik yang kurangnya sarana yang ada di sekolah.
penting kegiatan pembelajaran seni Kelemahan ini seringkali menyebabkan
musik ada, sehingga terjadi pengambilan keputusan-keputusan
pengulangan-pengulangan pelajaran kurikuler atau kependidikan menjadi
sebelumnya. Link and match lemah, kurang tepat.
sehingga terjadi pemborosan (Slamet Dalam rangka mencapai tujuan
2001:3). Karena kurangnya pemahaman pendidikan nasional, pendidikan seni
para pendidik terhadap seni musiklebih tari sangat memberi kontribusi yang
khusus lagi tentang pendidikan seni besar dalam pembentukan manusia
musik, menyebabkan pelaksanaan Indonesia seutuhnya. Untuk itu perlu
pembelajaran kehilangan kelenturan- nya merumuskan materi pembelajaran seni
untuk disesuaikan dengan keadaan tari yang lebih matang. Tujuan
lingkungan setempat dan kebutuhan pendidikan seni tari berbasis seni
batin anak (Garha 1995:4). budaya adalah salah satu alternatifnya,
Pendidikan seni musik dengan karena bertujuan untuk: (1) mendekatkan
pendekatan seni budaya merupakan pendidikan seni dan dunia kerja seni;
suatu alternatif solusi dan antisipasi (2) menjamin adanya common basis
pada persaingan global yang pendidikan seni; (3) memfokuskan pada
kompetitif. Pendidikan berbasis seni hasil dan proses sekaligus; (4)
budaya penekanan kompetensi adalah mengenalkan pembelajaran yang luwes;
pendidikan seni musik yang (5) mengakui pembelajaran sebelumnya;
menitikberatkan pada penguasaan dan (6) menjamin adanya multiple entry
kemampuan atau kompetensi untuk and exit (Slamet, 2001:4).

373
ISBN 978-602-5554-35-3
“Pendidikan, Budaya, Literasi dan Industri Kreatif: Upaya Membangun Generasi Cerdas Berkepribadian Unggul”

Pendidikan seni di sekolah


1.1. Pendidikan Seni Tari Sma memiliki fungsi dan tujuan untuk
Pendidikan kesenian, mengembangkan sikap dan kemampuan
sebagaimana yang dinyatakan Ki Hajar agar siswa mampu berkreasi dan peka
Dewantara (dalam Bastomi, 1993:20), dalam berkesenian, atau memberikan
merupakan salah satu faktor penentu kemampuan dalam berkarya dan
dalam membentuk kepribadian anak. berapresiasi seni. Kedua jenis
Pendidikan seni di sekolah, dapat dija- kemampuan ini menjadi penting artinya
dikan sebagai dasar pendidikan dalam karena dinamika kehidupan sosial
membentuk jiwa dan kepribadian manusia dan nilai-nilai estetis
(berakhlak karimah). Hal ini sejalan mempunyai sumbangan terhadap
sebagaimana yang dinyatakan oleh Plato kebahagiaan manusia di samping
(dalam Rohidi, 2000: 5), bahwa mencerdaskannya. Materi pendidikan
pendidikan seni dapat dijadikan dasar seni di sekolah mencakup seni musik,
pendidikan, karena untuk membentuk seni tari, seni drama, dan seni rupa.
suatu kepribadian yang baik dilakukan Dalam kurikulum tingkat
melalui pendidikan seni. Arti lainnya satuan pendidikan (KTSP) tahun 2006
yaitu bahwa kesenian merupakan ele- pendidikan kesenian di SMA
men yang esensial dalam dilaksanakan melalui mata pelajaran
pembentukan watak setiap individu seni budaya dan ketrampilan, yang
dan faktor yang mendasari setiap didalamnya mencakup sub mata
penciptaan karya seni, oleh kaena itu pelajaran seni rupa, seni musik, seni
pendidikan seni; sebagai subsistem tari, dan keterampilan. Sedangkan
dalam pendidikan nasional tidak dapat standar kompetensi lulusan
diabaikan. pembelajaran seni tari sebagai salah
Pendidikan seni sebagai mata satu mata pelajaran seni budaya dan
pelajaran di sekolah karena pendidikan ketrampilan di SMA adalah: (1)
seni memiliki sifat multilingual, mengapresiasi dan mengekspresikan
multidimensional, dan multikultural. karya seni tari dengan memperhatikan
Multilingual berarti seni bertujuan dinamika melalui berbagai ragam gerak
mengembangkan kemampuan tari daerah dan wajib dengan alat
mengekspresikan diri dengan berbagai iringan alat musik sederhana daerah
cara seperti melalui bahasa rupa, bunyi, setempat; (2) mengapresiasi dan
gerak dan paduannya. Multidimensional mengekspresikan karya seni tari dengan
berarti seni mengembangkan b erba gai jenis e t n i s dan gabungan
kompetensi ke- mampuan dasar siswa berbagai musik sebagai iringan, daerah,
yang mencakup persepsi, pengetahuan, dan nusantara; dan (3) mengapresiasi
pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi dan mengekspresikan karya seni t a r i
dan produktivitas dalam dengan gerak@ tari nusantara, daerah,
menyeimbangkan fungsi otak kanan dan dan nusantara dengan memainkan alat
kiri, dengan memadukan unsur logika, musik sederhana daerah setempat (Tim
etika dan estetika, dan multikultural Pustaka Yustisia 2007:95-96).
berarti seni bertujuan Oleh karena itu setelah
menumbuhkembangkan kesadaran dan mengikuti pembelajaran seni tari
kemampuan berapresiasi terhadap sebagai salah satu aspek dalam mata
keragaman budaya lokal dan global pelajaran seni budaya SMA, siswa
sebagai pembentukan sikap menghargai, diharapkan memiliki kemampuan untuk
toleran, demokratis, beradab dan hidup menguasai berbagai gerak tari baik yang
rukun dalam masyara- katdan budaya tradisional maupu gerak yang sudah
yang majemuk (Depdiknas 2001:7). lepas dari nilai2 tradisi, memainkan alat

374
ISBN 978-602-5554-35-3
Seminar Nasional Dies Natalis UNM Ke 57, 9 Juli 2018

musik, apresiasi karya musik serta budaya dan keterampilan; (2)


berketerampilan yang mencakup segala menampilkan sikap apresiasi terhadap
aspek kecakapan hidup (life skills) yang seni budaya dan keterampilan; (3)
meliputi keterampilan personal, menampilkan kreativitas melalui seni
keterampilan sosial, keterampilan budaya dan keterampilan; dan (4)
vokasional dan keterampilan akademik. menampilkan peran serta dalam seni
budaya dan keterampilan dalam tingkat
1.2. Seni Budaya lokal, regional, maupun global.
Seni budaya sebagaimana yang
diamanatkan dalam Peraturan 2. METODE
Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 tahun 2005 tentang Standar Penelitian merupakan penelitian
Nasional Pendidikan tidak hanya research and development dilaksanakan
terdapat dalam satu mata pelajaran di Makassar, sedangkan wilayah yang
karena budaya itu sendiri meliputi dipilih ditentukan secara purposive.
segala aspek kehidupan. Dalam mata Subyek penelitiannya adalah para guru,
pelajaran Seni Budaya dan kepala sekolah, dan pakar yang
Keterampilan, aspek budaya tidak berkompeten dalam pembelajaran seni
dibahas secara tersendiri tetapi musik. Teknik pengumpulan data
terintegrasi dengan seni. Karena itu, dilakukan dengan menggunakan angket,
mata pelajaran Seni Budaya dan pengamatan, dan wawancara.
Keterampilan pada dasarnya merupakan Sedangkan teknik analisis data dalam
pendidikan seni yang berbasis budaya. penelitian ini dilakukan dengan
Pendidikan Seni Budaya dan menggunakan metode analisis deskriptif-
Keterampilan memiliki peranan dalam kualitatif.
pembentukan pribadi peserta didik
yang harmonis dengan memperhatikan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
kebutuhan perkembangan anak dalam
mencapai multi kecerdasan yang Sejak tahun 2006 telah
terdiri atas kecerdasan intrapersonal, diberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan
visual spasial, musikal, linguistik, logik Pendidikan (KTSP) di SMA namun
matematik, naturalis, kecerdasan demikian berdasar pada data yang
adversitas, kecerdasan kreativitas, diperoleh dalam penelitian ini
kecerdasan spiritual dan moral, dan menunjukkan bahwa pola
kecerdasan emosional. Bidang musik, pembelajaran pendidikan kesenian
memiliki kekhasan tersendiri sesuai khususnya pembelajaran seni tari tidak
dengan kaidah keilmuan kesenimusikan. jauh berbeda dengan masa
Dalam pendidikan aktivitas pemberlakuan kurikulum sebelumnya.
berkesenian, harus menampung Pada umumnya para guru SMA
kekhasan tersebut yang tertuang dalam mengalami kesulitan dan kendala
pemberian pengalaman dalam mengembangkan pelaksanaan
mengembangkan konsepsi, apresiasi, pembelajaran seni tari. Kesulitan dan
dan kreasi. kendala yang yang dialami mencakup
Semua ini diperoleh melalui upaya : (1) kemampuannya dalam
eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan menterjemahkan isi kurikulum tingkat
teknik berkarya dalam konteks budaya satuan pendidikan (KTSP) seni musik
masyarakat yang beragam. Mata berbasis kompetensi; (2)
pelajaran Seni Budaya bertujuan agar kemampuannya dalam mengoptimalkan
peserta didik memiliki kemampuan : (1) potensi seni musik anak (anak menjadi
memahami konsep dan pentingnya seni kreatif dan aktif); (3) menerapkan

375
ISBN 978-602-5554-35-3
“Pendidikan, Budaya, Literasi dan Industri Kreatif: Upaya Membangun Generasi Cerdas Berkepribadian Unggul”

metode yang digunakan dalam 3.2.Kemampuan Guru


pembelajaran seni tari; (4) Mengoptimalkan Potensi Seni
memanfaatkan sarana dan media Tari Anak (anak menjadi aktif
pembelajaran seni Tari, (5) dan kreatif)
memanfaatkan potensi lingkungan Kemampuan guru dalam
budaya dan alam sekitar dalam mengoptimalkan potensi seni tari siswa
pembelajaran seni tari, dan (6) yang ditandai dengan kemampuan guru
mengembangkan bentuk evaluasi dalam dalam merancang dan melaksanakan
pembe-lajaran musik. pembelajaran seni tari menjadi tuntutan
dalam implementasikan kurikulum
3.1.Kemampuan Guru tingkat satuan pendidikan. Keduanya
Menterjemahkan Isi sekaligus menjadi prasarat apabila
Kurikulum Tingkat Satuan pembelajaran seni tari diharapkan dapat
Pendidikan (KTSP) Mata menumbuhkan dan mengembangkan
Pelajaran Seni Budaya Materi kreatifitas siswa, yang tentu saja
Kajian Seni Tari dalam prosesnya ditandai dengan proses
Standar kompetensi dan pembelajaran siswa aktif.
kompetensi dasar menjadi arah dan Berkaitan dengan kemampuan
landasan dalam mengembangkan materi tersebut berdasarkan data yang
pokok, kegiatan pembelajaran, dan diperoleh ternyata menunjukkan
indikator pencapaian kompetensi belajar. bahwa para guru pada umumnya masih
Oleh karena itu pemahaman guru dalam mengalami kesulitan dalam
menterjemahkan kurikulum tingkat melaksanakan pembelajaran seni musik
satuan pendidikan (KTSP) yang yang diharapkan mampu menciptakan
diberlakukan pada saat ini menjadi kondisi tersebut. Hambatan yang
sangat penting. mendasar mencakup: (1) penguasaan
Berkaitan dengan kurikulum materi pelajaran; (2) merancang kegiatan
tingkat satuan pendidikan (KTSP) pembelajaran;dan (3) memanfaatkan
khususnya dalam pembelajaran seni dan mengembangkan media
musik berdasarkan data yang pembelajaran yang diperlukan dalam
diperoleh menunjukan bahwa para pembelajaran seni musik.
guru pada umumnya memiliki
pemahaman yang posistif. Kurikulum 3.3. Metode dan strategi yang
tersebut sebagai pedoman Digunakan dalam
pembelajaran yang memberikan arahan Pembelajaran Seni Tari dan
dalam proses pengembangan Budaya
pembelajaran dari segi tujuan, standar Pemilihan metode pembelajaran
kompetensinya, dan kompetensi diperlukan oleh guru pada saat
dasarnya dinilai sangat jelas. Bahkan merancang proses kegiatan belajar
karena karakteristik fleksibilitasnya mengajar. Karena, ketepatan pemilihan
mereka menganggap kurikulum tingkat metode pembelajaran akan berdampak
satuan pendidikan (KTSP) memberi terhadap efektifitas pencapaian
keleluasaan bagi guru dalam kompetensi pembelajaran yang telah
pengembangan pembelajarannya. ditetapkan. Dalam pembelajaran seni
Meskipun demikian, karena musik gabungan dari berbagai metode
keterbatasan pengetahuan dan sangat diperlukan, apalagi kalau
ketrampilan para guru, maka pada saat pembelajaran yang dilakukan
menetapkan materi dan indikator menekankan pada pemberian
keberhasilan belajarnya pada pengalaman musik kepada siswa.
umumnya mengalami kesulitan

376
ISBN 978-602-5554-35-3
Seminar Nasional Dies Natalis UNM Ke 57, 9 Juli 2018

Pemilihan metode pembelajaran Sedangkan upaya perbaikan yang


yang dilakuakan oleh para guru dilakuakan melalui pembelajara
berdasarkan hasil penelitian remedial terhadap para siswa yang
menunjukkan bahwa pada umumnya mengalami kesulitan dalam
mereka menggunakan metode pembelajaran seni tari hanya dilakukan
ceramah, demonstrasi, dan latihan oleh beberapa orang guru saja.
(drill). Metode ceramah digunakan oleh
para guru pada saat menyampaikan 3.5. Ketersediaan Sarana
berbagai informasi yang terkait dengan Pembelajaran seni tari
materi pembelajaran. Sedangkan metode Ketersedian sarana pembelajaran
demonstrasi, dilakukan oleh para guru sangat diperlukan guru dalam
pada saat membelajarkan materi praktek merancang dan melaksanaan
tari baik pada saat kegiatan bergerak pembelajaran. Apalagi dalam
dengan iringan instrumen musik. Karena pembelajaran seni tari, yang mana
proses pembelajaran praktek tari yang berdasarkan karakteristik dan standar
berlangsung lebih menekanekan pada kompetensi menuntut kreatifitas guru
strategi ear training, maka pada saat dalam memanfaatkan dan
ada materi baru siswa sangat mengembangkannya. Berkaitan dengan
tergantung pada contoh guru yang sarana pembelajaran seni tari yang
dilakukan dengan metode demonstrasi. dikaji dalam dalam penelitian ini, berikut
ini akan diuraikan tentang ketersediaan
3.4. Kemampuan Akademis seni tari buku sumber dan buku ajar, alat musik,
Anak dan media pendukung pembelajaran seni
Kesulitan guru dalam musik lainnya.
pelaksanaan pembelajaran seni Tari
yang disebabkan karena keterbatasan 3.5.1. Buku Sumber dan Buku Ajar
kemampuan guru dalam Pemberlakuan kurikulum
menginterpretasi kurikulum serta tingkat satuan pendidikan di sekolah
kendala-kendala yang menyangkut saat ini memberikan otoritas sekolah
terbatasnya sarana dan media dan guru dalam mengembangkan
pembelajaran tari yang ada kurikulum. Sehingga sebagai
mempengaruhi pencapaian hasil konsekuensinya diperlukan adanya
belajar siswa. Akibatnya setiap guru kemandirian sekolah dan guru dalam
dengan kemampuannya masing-masing menentukan materi pembelajaran
secara berbeda menentukan kompetensi yang sesuai dengan stándar
yang harus dicapai oleh siswa. kompetensi, kebutuhan siswa, dan
Sehingga jenis materi dan kedalaman sumber daya yang ada. Oleh karena
materi yang dicapai siswa pada setiap itu ketersediaan buku sumber dan
kelas dan setiap sekolah pun berbeda. buku ajar sebagai salah satu kebutuhan
Kriteria ketuntasan minimal guru harus harus menjadi prioritas
(KKM) pembelajaran seni musik yang pertama bagi sekolah.
ditentukan oleh para guru berkisar Untuk mata pelajaran
antara 60 sampai dengan 70. matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu
Sedangkan hasil belajar yang dicapai Pengetahuan Sosial, Sains, Pendidikan
siswa berkisar antara 60 sampai Agama, dan Bahasa Asing,
dengan 90. Dari analisis data yang ada berdasarkan data yang diperoleh dalam
menunjukan bahwa beberapa kelas ada penelitian ini menunjukan bahwa
yang hasil akhir pencapaian belajar beberapa penerbit telah menyusunnya
siswa di bawah kriteria ketuntasan dalam bentuk buku ajar maupun
minimal yang ditentukan oleh guru. lembar kerja siswa (LKS). Namun

377
ISBN 978-602-5554-35-3
“Pendidikan, Budaya, Literasi dan Industri Kreatif: Upaya Membangun Generasi Cerdas Berkepribadian Unggul”

demikian untuk pembelajaran Seni Ketersedian sarana pembelajaran


Budaya dan Ketrampilan termasuk di tersebut berdasarkan data yang diperoleh
dalamnya pendidikan seni tari belum menunjukkan bahwa semua sekolah yang
mendapat perhatian. Akibatnya para dijadikan sampel dalam penelitian tidak
guru mengalami kesulitan dalam memiliki ruang khusus atau studio
mengembangkan materi pembelajarn pembelajaran seni tari. Sedangkan
seni musik yang sesuai dengan stándar perlengkapan elektronik yang ada seperti
kompetensi dan kompetensi dasar tape recorder, CD/VCD player, dan
yang ada. televisi yang dimiliki oleh beberapa
Beberapa buku sumber yang sekolah keberadaannya tidak pernah
dimiliki sekolah pada umumnya hanya digunakan sebagai sarana apalagi media
berupa buku kumpulan lagu dan buku dalam pembelajaran seni tari. Hal ini
paket pembelajaran kesenian yang terbukti bahwa pada umumnya sekolah-
diterima pada saat masa sekolah tersebut tidak memiliki kaset
pemberlakuaan kurikulum sebelumnya. maupun CD/VCD yang dapat dijadikan
Sehingga para guru mengembangkan sebagai media pembelajaran musik.
pembelajaran seni musik yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum tingkat satuan 3.6. Pemanfaatan Lingkungan Budaya
pendidikan. dan Alam Sekitar dalam
Menunjang Kegiaatan
3.5.2. Alat yang digunakan dalam Pembelajaran Seni Tari
pembelajaran Seni tari dan Muatan mata pelajaran Seni
musik Budaya dan Keterampilan sebagaimana
Apabila dikelompokan, jenis yang diamanatkan dalam Peraturan
alat yang diperlukan dalam Pemerintah Republik Indonesia Nomor
pembelajaran seni tari di SMA terdiri 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
atas tongkat. Bakul, ko dan kelompok Pendidikan tidak hanya terdapat dalam
alat musik melodis. Ketersedian alat satu mata pelajaran karena budaya itu
sebagai sarana pembelajaran di sekolah sendiri meliputi segala aspek kehidupan.
yang di jadikan sampel dalam Dalam mata pelajaran Seni Budaya dan
penelitian ini sangat beragam. Keterampilan, aspek budaya tidak
Beberapa sekolah ada yang memiliki dibahas secara tersendiri tetapi
alat atau properti sedangkan diantaranya terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata
hanya memiliki separuh perlengkapan pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
atau alat . selain Alat musik ritmis pada dasarnya merupakan pendidikan
yang dimiliki antara lain seperti seni yang berbasis budaya. Pemanfaatan
seperangkat alat musik rebana, lingkungan budaya dan alam sekitar
seperangkat alat musik drum band, dalam kegiatan pembelajaran seni tari
sinar drum dan bas drum. Sedangkan tentu saja diperlukan adanya kreatifitas
kelompok alat musik melodis yang guru. Karena betapapun besarnya potensi
dimiliki diantaranya seperti recorder budaya dan alam di sekitar sekolah
sopran, pianika, belira, dan keyborad. manakala guru tidak mampu menangkap
dan mengaktualisasikannya ke dalam
3.5.3. Sarana Pendukung Lainnya desain pembelajaran, maka pelaksanaan
Ada beberapa sarana pendukung pembelajaran seni Tari sebagai salah satu
yang diperlukan guru dalam pelak- pendidikan seni budaya menjadi kurang
sanaan pembelajaran seni bermakna.
tari seperti ruang praktek tari, Pemanfaatan lingkungan budaya
perlengkapan elektronik (tape recorder, dan alam sekitar dalam menunjang
CD/VCD player, televisi, dan lain-lain). kegiatan pembelajaran seni tari belum

378
ISBN 978-602-5554-35-3
Seminar Nasional Dies Natalis UNM Ke 57, 9 Juli 2018

banyak dilakukan oleh para guru. melaksanakan pembelajaran seni tari


Sementara proses pembelajaran seni tari pada umumnya hanya memfokuskan
di luar kelas cukup jauh lebih baik pada kompetensi menari. Namun
dilakukan untuk memberi kebebasan demikian pilihan jenis tari yang dijadikan
kepada siswa mengembangkan materi pembelajaran tetap mengacu pada
kreatifitasnya, misalnya bagaimana tari-tai yang ditetapkan oleh kurikulum.
mengenal alam sekitar, melihat Sedangkan bagi guru yang tidak
pemandangan, dengan demikian ide-ide mengalami kesulitan dalam
tersebut bisa muncul pada pikiran siswa pembelajaran seni tari, kompetensi yang
atau anak untuk dapat berbuat dengan diukur mencakup materi tari baik teori
segala macam gerak yang dieksplorasi. maupun praktek . Meskipun
pengembangan pencapaian kompetensi
3.7. Evaluasi yang Digunakan yang ditetapkan belum memenuhi
dalam Pembelajaran Seni Tari standar kompetensi dan kompetensi dasar
Evaluasi pembelajaran yang ada.
merupakan kegiatan guru yang
dimaksudkan untuk mengetahui apakah 3.7.2. Jenis Tes
proses pembelajaran yang dilakuakan Berkaitan dengan kompetensi
dapat mencapai kompetensi yang yang akan diukur dalam pembelajaran
diharapkan. Salah satu diantaranya dapat seni musik sebagaimana telah diuraikan,
dilakukan dengan mengukur (asess) maka jenis tes yang dipilih oleh guru
tingkat penca-paian belajar siswa yang mencakup tes tertulis dan praktek. Tes
dilakukan pada ujian tengah semester tertulis dilakukan oleh para guru untuk
maupun pada ujian akhir semester. mengukur pengetahuan seni tari siswa
Keberhasilan siswa dalam pembelajaran terhadap materi pembelajaran yang
seni tari di sekolah yang sesuai dengan dikembangkan. Sedangkan tes praktek
standar kompetensi dan kompetensi dasar dilakukan oleh guru untuk mengetahui
yang ditentukan tentu saja bergantung tingkat pencapaian siswa dalam
pada kemampuan guru dalam penguasaan materi praktek menari dan
menginterpretasi kurikulum, penguasaan praktek instrumen musik yang
materi pembelajaran, pemanfaatan media dikembangkan oleh siswa, karena kedua
pem-belajaran, dan rancangan proses bidang ini selalu menjadi paket. Salah
kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena satu pelengkap dari seni tari yaitu adanya
itu kesulitan dan kendala yang dialami seni musik sebagai pengiring. Tes tertulis
guru dalam pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh para guru mulai dari guru
seni tari menyebabkan keberagaman kelas X sampai dengan kelas
strategi guru dalam melakukan penilaian XII.Berkaitan dengan hasil penelitian
hasil belajar. Keragaman tersebut baik tersebut maka untuk mengembangkan
dalam hal penetapan kompetensi buku ajar seni tari SMA berbasis seni
pembelajaran yang akan di ukur budaya yang diharapkan dapat
mapun jenis tes yang digunakan. mendukung pengembangan creative
thin-king siswa, memberi bekal life skill
3.7.1. Kompetensi yang Diukur kepada siswa, dan menciptakan suasana
Berdasarkan hasil penelitian belajar joyful learning harus bertolak dari
dapat dijelaskan bahwa para guru dalam berbagai kesulitan dan kendala yang
menetapkan kompetensi yang akan dialami para guru. Sedangkan dalam
diukur menyesuaikan dengan proses pengembangannya harus
pengetahuan dan ketrampilan menari mempertimbangkan potensi lingkungan
yang dimilikinya. Bagi guru yang budaya, alam sekitar, sarana yang
mengalami kesulitan dalam tersedia di sekolah, serta kondisi dan

379
ISBN 978-602-5554-35-3
“Pendidikan, Budaya, Literasi dan Industri Kreatif: Upaya Membangun Generasi Cerdas Berkepribadian Unggul”

kebutuhan guru. Sehingga buku ajar yang pelatihan, bantuan sarana dan media
dikembangkan akan mudah pembelajaran seni tari, pengembangan
diimplementasikan oleh guru SMA buku sumber dan buku ajar yang sesuai
(aplicable), dapat memberikan panduan dengan kurikulum dan kebutuhan para
pembelajaran yang komperhensif, serta guru.
berguna sebagai media dan sumber
belajar bagi guru. DAFTAR PUSTAKA

4. SIMPULAN DAN SARAN Atkinson, Rita L. and Ernest R.


1983. Hilgart, Introduction to
4.1. Simpulan Psichology. Harcourt Brace
Pada saat ini para guru SMA Jovanovich. Inc. London.
masih mengalami kesulitan dan kendala Bastomi, Suwaji. 1993. Proses
dalam pembelajaran seni musik. Apresiasi, Kreasi, dan Belajar.
Kesulitan dan kendala tersebut mencakup Semarang: IKIP Semarang
(1) kemampuannya dalam Press.
menerjemahkan isi kuruikulum tingkat Chapman, Laura H. 1978. Approaches
satuan pendidikan (KTSP) seni musik to Art in Education, New
berbasis kompetensi, (2) kemampuannya York: Harcourt Brace
dalam mengoptimalkan potensi seni Jovanovich. Inc.
musik anak (anak menjadi kreatif dan Compbell, Don. 2001. Efek Moart
aktif), (3) menerapan metode yang Memanfaatkan Kekuatan Musik
digunakan dalam pembelajaran seni untuk Mempertajam Pikir,
musik, (4) memanfaatan sarana dan Mening-katkan Kreativitas, dan
media pembelajaran musik, (5) Menyehatkan Tubuh. Jakarta:
memanfaatkan potensi lingkungan Gramedia putaka Utama.
budaya dan alam sekitar dalam Depdiknas. 2001. Kurikuum Berbasis
pembelajaran musik, dan (6) Kompetensi Mata Pelajaran
mengembangkan bentuk evaluasi dalam Pendidikan Seni Sekolah
pembelajaran musik. Bertolak dari Dasar. Jakarta: Depdiknas.
temuan tersebut maka dalam penelitian Dick W dan Caarey, L. 1985. The
ini dikembangkan sebuah model buku Systematic Design of
ajar materi pembelajaran seni musik yang Instruction. Glen-view. Scoot.
diharapkan dapat diimplementasikan Foresman and Company.
oleh para guru sekaligus mampu Djohar, M.S. 1999. "Menuju Otonomi
menstimulasi dan memotivasi guru
Pendidikan", Makalah. Mencari
dalam mengembangan pembelajaran seni
Paradikma Baru Sistem
musik selanjutnya.
Pendidikan Nasional.
Menghadapi Milenium Ketiga.
4.2.Saran Yogya-karta: ISPI.
Berdasarkan berbagai kesulitan
Garha, Oho. 1990. “Corak Pendidikan
dan kendala yang dialami guru SMA
Seni Indonesia”, dalam Warta
dalam pembelajaran seni tari tersebut
Scienta. Edisi khusus. Januari.
maka disarankan agar lembaga-lembaga
yang terkait dengan pembinaan dan . 1995. “Mata Pelajaran
peningkatan mutu pembelajaran di Menggambar dan
sekolah dasar mengembangkan program- Pelaksanaannya di Sekolah
program peningkatan kemampuan guru Dasar”. Makalah Seminar
dalam pembelajaran seni tari. Program- Nasional Konsep dan
program tersebut dapat berupa kegiatan Implementasi Pendidikan.

380
ISBN 978-602-5554-35-3
Seminar Nasional Dies Natalis UNM Ke 57, 9 Juli 2018

Dalam rangka Lustrum VI IKIP Seni dan Pendidikan Seni,


Semarang. Semarang. 7 April dalam rangka Dies Natalis
1995. XXIX IKIP Semarang.
Kasbulah, Kasihani. 1999. Penelitian Semarang. Tanggal 11 April
Tindakan Kelas. Depdikbud. 1994.
Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi. Jakarta. -------------.1993. Pendekatan Sistem
Mamannoor. 1995. “Mencari Orientasi Sosial Budaya dalam
Pendidikan Seni Rupa di Pendidikan. Semarang: IKIP
Indonesia”. Makalah Seminar Semarang Press.
Nasional Konsep dan
Implementasi Pendidikan. ------------.1999. “Fungsi Seni dan
Dalam rangka Lustrum VI IKIP Pendidikan Serta Implikasinya
Semarang. Semarang. 7 April dalam Pengembangan Kebuda-
1995. yaan”. Makalah dalam Penlok
Milles dan Huberman. Analisis Data Pengembangan Bahan Ajar
Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Pendidikan Seni Rupa. 14-
Rohendi Rohidi. Jakarta: 16 April, 1999.
Universitas Indonesia Press. -------------. 2000. Kesenian dalam
Munandar, S.C. Utami. 1987. Pende- katan Kebudayaan.
Mengembangkan Bakat dan Bandung: STSI Bandung.
Kreativitas Anak Sekolah. Semiawan, Conny. 2001. “Pendidikan
Gramedia. Jakarta. Guru di Masa Yang Akan Da-
Nopirin. 1999. "Organisasi Universitas" tang”. Makalah Reformasi Pen-
Makalah Seminar Nasional didikan Nasional. Yogyakarta.
Mana-jemen Pendidikan Tinggi. 16-17 Maret 2001.
Yogya-karta: Universitas Gajah Slamet, PH. 2001. “Model
Mada. Pengembangan Kurikulum
Nursito. 2000. Kiat Menggali Pendidikan Seni”. Makalah
Kreativitas. Mitra gama Lokakarya dan Seminar
Widya. Nasional Pendidikan Seni.
Priyono, Andreas. 1999 “Prosedur Jakarta. 18-20 April 2001.
Pelaksanaan Penelitian Sudarso. 1972. Buku Petunjuk Metode
Tindakan Kelas”. Makalah Mengajar Seni Rupa di Sekolah
Seminar Action Research. Dasar. Proyek PKMM.
Semarang. Yogyakarta.
Rohidi, T.R. 1992. “Pendidikan Seni Sunaryo, Aryo. 1992. “Peranan Guru
Rupa Sebagai Pengembangan Pendidikan Seni rupa Yang
Potensi dan Pelestarian Nilai- Berkualitas dalam Pendidikan”.
nilai Estetik”. Makalah. makalah pada Seminar dan
Semarang. 26 September 1992. Pameran Seni Lukis Sanggar
Rohidi, Tjetjep.R. 1994. “Pendekatan Budaya Kabupaten Tegal.
Sistem Budaya dalam Tanggal 13-15 November 1992.
Penelitian Seni dan Suwarsih, Madya. 1999. “Mencari
Pendidikan Seni (Sapuan Kuas Paradigma Baru Sistem
Besar dalam Kerangka Ilmu Pendidikan Nasional Mengha-
Sosial)”, makalah Seminar dapi Milenium Ketiga”.
Nasional Pendekatan- Makalah Seminar Pendidikan
pendekatan dalam Penelitian Nasional. Yogyakarta.

381
ISBN 978-602-5554-35-3
“Pendidikan, Budaya, Literasi dan Industri Kreatif: Upaya Membangun Generasi Cerdas Berkepribadian Unggul”

Tim Pustaka Yustisia. 2007. Panduan


Lengkap KTSP. Yogyakarta:
Pus-taka Yustisia.
Usman. Kompetensi Guru. Semarang :
IKIP Semarang Press.
Walter R. Borg & Meredith Damien
Gall. Educational Research: An
Introduction. Fifth Edition.
London: Logman.
Yusuf, Samsu,L.N. 1989. Psikologi
Perkembangan Anak dan
Remaja. Bandung

382
ISBN 978-602-5554-35-3

Das könnte Ihnen auch gefallen