Sie sind auf Seite 1von 8

Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No.

1 : 123 - 130 (Januari 2018) ISSN 0852 -2626

PENGGUNAAN LEVEL SUKROSA TERHADAP SIFAT SENSORIS


KEFIR SUSU SAPI

Steviana F.J Rumeen, A. Yelnetty*, M. Tamasoleng, Nova Lontaan

Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115

ABSTRAK
MILK. The present study was conducted to
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui investigate the utilization of several sucrose
penggunaan level sukrosa terhadap sifat levels on sensory characteristics of cow
sensoris kefir susu sapi. Bahan yang milk kefir. Materials used in the study were:
digunakan adalah susu UHT, grain kefir, UHT milk, grain kefir, skim milk, sucrose,
skim milk, sukrosa, aquadest, alkohol, distilled water (aquadest), alcohol, spiritus
spritus. Metode yang digunakan pada or methylated spirit. A Completely
penelitian ini adalah Rancangan Acak Randomized Design (CRD) with 5
Lengkap dengan lima perlakuan dan 40 treatments and 40 replications (panelists)
ulangan (panelis). Pengujian sensoris was used in the present study. Treatments
menggunakan skala hedonik. Perlakuan were formulated as follow: A0= sucrose 0%
disusun sebagai berikut : A0= sukrosa 0% + grain kefir 5%, A1= sucrose 2% + grain
dan grain kefir 5%, A1= sukrosa 2% dan kefir 5%, A2= sucrose 4% + grain kefir 5%,
grain kefir 5%, A2= sukrosa 4% dan grain A3= sucrose 6% + grain kefir 5%, and A4=
kefir 5%, A3= sukrosa 6% dan grain kefir sucrose 8% + grain kefir 5%. Sensory test
5%, A4= sukrosa 8% dan grain kefir 5%. was conducted using hedonic scales.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Variables measured were: sensory
perlakuan level sukrosa pada perlakuan 0%, characteristics consisted of colors, aroma,
2%, 4%, 6%, 8% memberikan pengaruh viscosity, and taste. Tukey test was further
yang sangat nyata (P<0,01) terhadap aroma, employed to analyze treatment differences.
kekentalan dan cita rasa tetapi tidak Different between treatment(s) was
berbeda nyata (P>0,05) terhadap warna. declared at P < 0.05. Research results
Berdasarkan hasil analisis data pada showed that sucrose levels at 0%, 2%, 4%,
perlakuan diketahui bahwa penggunaan 6%, 8% treatments gave a significant effect
level sukrosa sebanyak 6% (A3) merupakan (P < 0.01) on aroma, viscosity, and taste,
kefir yang lebih disukai berdasarkan but color was not affected (P > 0.05) by
pengujian sensoris terhadap warna, aroma, treatments. It can be concluded that the
kekentalan dan cita rasa. utilization of sucrose at the level of 6% (A3)
as most preferred by panelists based on
Kata Kunci : Kefir, Grain Kefir, Sukrosa, sensory characteristics colors, aroma,
Sensoris viscosity, and taste.

Keywords : Kefir, Grain Kefir, Sucrose,


ABSTRACT Sensory

UTILIZATION OF SEVERAL
SUCROSE LEVELS ON SENSORY
CHARACTERISTICS OF COWS

*Korespondensi (corresponding author)


Email: afrizayelnetty@yahoo.com

123
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 123 - 130 (Januari 2018) ISSN 0852 -2626

PENDAHULUAN selama proses fermentasi berlangsung.


Banyaknya sukrosa yang dimanfaatkan
Kefir merupakan salah satu pangan selama proses fermentasi tergantung pada
fungsional yang dipercaya mengandung jenis mikroorganisme yang digunakan.
nutrisi yang baik serta memiliki khasiat Grain kefir yang digunakan pada penelitian
terhadap kesehatan manusia, terutama bagi ini mengandung Saccharomyces Kefir,
saluran pencernaan. Bakteri probiotik yang Lactobacillus, Lactococcus Sp dan
terdapat dalam susu fermentasi kefir telah Streptococcus lactis. Penggunaan
terbukti secara klinis dapat menyehatkan mikroorganisme Saccharomyces Kefir,
saluran pencernaan manusia. Lactobacillus, Lactococcus Sp dan
Kefir memiliki citra rasa “eksotis” Streptococcus lactis dengan level sukrosa
yaitu paduan rasa manis dan sedikit rasa yang berbeda belum diperoleh penjelasan
alkohol dan rasa soda seperti rasa tape. secara ilmiah.
Kefir di peroleh melalui proses fermentasi Berdasarkan hal tersebut diatas
susu pasteurisasi menggunakan stater maka pada penelitian ini dikaji penggunaan
berupa butir atau biji kefir (kefir grain/kefir level sukrosa yang berbeda-beda terhadap
granule) yaitu butiran-butiran putih atau sifat sensoris kefir susu sapi.
krem. Starter biji kefir merupakan biakan
starter yang sangat penting dalam MATERI DAN METODE
pembuatan kefir dan merupakan campuran PENELITIAN
dari bakteri asam laktat dan khamir (ragi)
(Marshall et al., 1984). Penggunaan starter Materi Penelitian
yang berbeda menghasilkan kualitas
fermentasi susu yang berbeda dan kualitas Bahan. Bahan yang digunakan

susu fermentasi dapat ditingkatkan dengan adalah 15 liter susu UHT, grain kefir 5%

penambahan sukrosa (Tamime, 2006). skim milk 2%, sukrosa (gula pasir) 480

Penggunaan level sukrosa pada saat gram, aquadest, alkohol, spritus, dan bahan-

pembuatan kefir sangat mempengaruhi bahan untuk pengujian sensoris yang

kualitas dari kefir. Selain kualitas digunakan antara lain air mineral, tusuk gigi

mikrobiologi dan kimiawi pada kefir, dan ketimun.

sukrosa yang digunakan dapat Alat. Peralatan yang digunakan


mempengaruhi cita rasa dan sifat sensoris selama penelitian anatara lain, lemari
lainnya. Sukrosa merupakan sumber energi pendingin, autoclave, incubator,
yang dibutuhkan oleh mikroorganisme

124
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 123 - 130 (Januari 2018) ISSN 0852 -2626

timbangan, erlenmeyer, tabung reaksi, pH 8% diaduk kemudian dipasteurisasi di


meter, waterbath, oven, gelas ukur, water bath hingga mencapai 80ᵒC
saringan, pensil, penghapus, kertas, tusuk selama 15 menit, kemudian lakukan
gigi, dan cup es krim. pendinginan sampai mencapai suhu
ruang ± 28ᵒC. Setelah bahan kefir
dingin dilakukan inokulasi dengan
Metode Penelitian Dan Rancangan
Percobaan penambahan grain kefir masing-masing
5% kedalam botol kaca steril sesuai
Rancangan penelitian yang dengan perlakuan yang telah
digunakan pada penelitian ini adalah ditetapkan.
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3. Inkubasi dilakukan pada suhu ruang
perlakuan level sukrosa 0%, 2%, 4%, 6%, pada temperatur (28ᵒC) selama 24 jam.
8% dan grain kefir masing-masing Inkubasi yang dilakukan dimaksudkan
perlakuan diulang sebanyak 4 kali untuk memberi waktu kepada mikroba
Level starter grain kefir dan gula untuk berkembang biak dan
yang digunakan adalah : meghasilkan hasil metabolit yang akan
A0 = sukrosa 0% dan grain kefir 5% mempengaruhi rasa dan aroma dari
A1 = sukrosa 2% dan grain kefir 5% kefir.
A2 = sukrosa 4% dan grain kefir 5% 4. Penyaringan
A3 = sukrosa 6% dan grain kefir 5% Susu yang telah difermentasikan
A4 = sukrosa 8% dan grain kefir 5% kemudian disaring untuk memisahkan
antara biji kefir dengan filtrat yang
Pembuatan Kefir Susu Sapi (Yelnetty et dihasilkan. Pemisahan ini juga
al., 2016)
bertujuan supaya fermentasi yang
1. Perbanyak grain kefir (bibit kefir)
dilakukan oleh kefir tidak berlanjut
dengan menambahkan susu sebagai
5. Pendinginan
media pertumbuhan kemudian di
Setelah dilakukan penyaringan, filtrat
fermentasikan disuhu ruang selama 24
hasil penyaringan didinginkan pada
jam kemudian disaring kemudian di
suhu 10ºC selama 24jam.
tambahkan kembali susu.
Kandungan kimia kefir terdiri
2. Pasteurisasi susu. susu UHT sebanyak
dari Total solid, abu, lemak, protein,
650 ml masing-masing dimasukkan
serat. Untuk lebih jelas dapat dilihat
kedalam wadah dan ditambahkan susu
pada pada Tabel 1.
skim 2% dan sukrosa 0%, 2%, 4%, 6%,

125
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 123 - 130 (Januari 2018) ISSN 0852 -2626

Tabel 1. Kandungan kimia kefir kategori suka. Berdasarkan hasil analisis


Komposisi Persentase sidik ragam menujukkan bahwa perlakuaan
Total Solid 10,18 ± 0,078 level sukrosa yang berbeda tidak
Abu 0,92± 0,016
Lemak 2,26 ± 0,025 memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05)
Protein 3,55 ± 0,156 terhadap tingkat kesukaan warna kefir yang
Serat 0,156+ 0.006
Sumber : Yelnetty et al. (2016) dihasilkan. Hal ini kemungkinan
disebabkan karena warna pada kefir dengan
Variabel Pengamatan perlakuan level sukrosa yang berbeda tidak
Variabel yang di amati pada mempengaruhi terjadinya perubahan warna
penelitian ini adalah sifat sensoris atau terhadap kefir yang dihasilkan, warna yang
organoleptik yang terdiri dari warna, dihasilkan hampir sama semua yaitu putih
aroma, kekentalan, citarasa dengan skor krem sehingga banyak panelis yang
penilaian 1= sangat tidak suka, 2= tidak menyukai. Menurut Aristya et al. (2013),
suka, 3= agak tidak suka, 4= biasa/netral, warna merupakan salah satu parameter
5= agak suka, 6=suka, 7=sangat suka. yang digunakan untuk menilai suatu produk
pangan dan dapat menunjang kualitasnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan pangan yang memiliki warna
menarik akan menimbulkan kesan positif,
Warna walaupun belum tentu rasanya enak.
Data pada Tabel 2. Menunjukkan
bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap Aroma
warna kefir dengan perlakuan level sukrosa Data pada Tabel 2. Menunjukkan
yang berbeda, berada pada kisaran dengan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap
rataan 5,18 dengan kriteria (agak suka) aroma kefir dengan perlakuan level sukrosa
sampai 5,83 (sangat suka). Nilai rataan yang berbeda, berada pada kisaran dengan
skor tertinggi penerimaan panelis terhadap rataan 4,98 dengan kriteria (agak suka)
warna diperoleh pada pengunaan level 6% sampai 5.58 (suka). Nilai rataan skor
dan terendah pada penggunaan level tertinggi penerimaan panelis terhadap
sukrosa 8%. aroma diperoleh pada penggunaan level 6%
Berdasarkan hasil pengujian yang dan terendah pada level 8%.
telah dilakukan, panelis lebih menyukai Berdasarkan hasil pengujian yang
warna kefir dengan perlakuan level 6% telah dilakukan panelis lebih menyukai
dengan skor 5,83 yang termasuk dalam aroma kefir dengan perlakuan level 6%

126
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 123 - 130 (Januari 2018) ISSN 0852 -2626

Tabel 2. Rataan Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat Sensoris Kefir

Perlakuan
Variabel
A0 A1 A2 A3 A4
Warna 5,30 5,33 5,28 5,83 5,18
a a ab
Aroma 4,98 5,03 5,40 5,58ab 4,88a
a a a
Kekentalan 4,98 4,93 4,83 5,55b 4,78a
Cita rasa 4,75b 5,20a 5,15a 5,65b 4,98a
Keterangan: Superskrip yang berbeda pada baris yang sama artinya berbeda
sangat nyata (P<0,01)

dengan skor 5.58 yang termasuk dalam kefir merupakan susu fermentasi yang
kategori suka. Berdasarkan hasil analisis memiliki rasa, warna dan konsistensi yang
sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan menyerupai yogurt dan memiliki aroma
level sukrosa 0%, 2%, 4%, 6%, 8% khas (seperti tape), sehingga semakin
memberikan pengaruh yang berbeda nyata banyak penambahan sukrosa, aroma yang
(P<0.05) terhadap aroma kefir yang terbentukpun semakin kuat. Aroma yang
dihasilkan. menyerupai tape disebabkan karena adanya
Berdasarkan hasil uji lanjut dengan alkohol dan ester yang tinggi. Menurut Hui
Uji Beda Nyata Jujur menunjukkan bahwa (1993) Sukrosa (gula) berpengaruh sebagai
perlakuan A0 tidak berbeda nyata (P>0.05) sumber energi pertumbuhan bakteri asam
terhadap A1, A2, A4 tetapi A0 berbeda laktat. Lactobacillus bulgaricus berperan
nyata (P<0.05) terhadap A3. Perlakuan A1 dalam menghasilkan asam laktat sedangkan
tidak berbeda nyata terhadap A0, A2, A4 Streptococus lactis lebih berperan dalam
tetapi A1 berbeda nyata (P<0.05) terhadap pembetukan aroma dan flavor (cita rasa).
A3. Perlakuan A2 tidak berbeda nyata Ditambahkan oleh (Hartatie 2011), bahwa
(P>0.05) terhadap A0, A1, A3, A4. aroma pada produk fermentasi yang
Perlakuan A3 berbeda nyata terhadap dihasilkan sangat dipengaruhi oleh bahan-
(P<0.05) A0, A1, A4 tetapi A3 tidak bahan yang digunakan dalam pembuatan
berbeda nyata (P>0.05) terhadap A2. produk tersebut.
Perlakuan A4 tidak berbeda nyata (P>0.05)
terhadap A0, A1, A2 tetapi A4 berbeda Kekentalan
nyata (P<0.05) terhadap A3. Hal ini di Data pada Tabel 2. Menunjukkan
sebabkan karena penambahan sukrosa bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap
berpengaruh terhadap aroma yang kekentalan kefir dengan perlakuan level
dihasilkan. Usmiati (2007), Menyatakan sukrosa yang berbeda, berada pada kisaran

127
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 123 - 130 (Januari 2018) ISSN 0852 -2626

dengan rataan 4,78 dengan kriteria (agak yang menyebabkan terjadinya kekentalan.
suka) sampai 5,55 (suka). Nilai rataan skor Menurut Tamime dan Deeth (1980),
tertinggi penerimaan panelis terhadap Kekentalan yang terbentuk pada produk
kekentalan diperoleh pada penggunaan susu fermentasi dapat disebabkan oleh
level 6 % dan terendah pada level 8 %. penggumpalan protein oleh asam yang
Berdasarkan hasil pengujian yang dihasilkan selama proses fermentasi. Salah
telah dilakukan panelis lebih menyukai satu faktor yang mempengaruhi kekentalan
kekentalan kefir dengan perlakuan level 6% kefir adalah kadar asam laktat yang dapat
dengan skor 5,55 yang termasuk dalam menggumpalkan protein dalam susu.
kategori suka. Berdasarkan hasil analisis Pembentukan asam laktat sangat penting
sidik ragam menujukkan bahwa perlakuan dalam pembuatan susu fermentasi, selain
dengan level sukrosa 0%, 2%, 4%, 6%, 8% sebagai pendukung cita rasa juga
memberikan pengaruh yang berbeda nyata membantu destabilisasi protein.
(P<0,05) terhadap kekentalan kefir yang Destabilisasi protein akan menyebabkan
dihasilkan. terjadinya penggumpalan, sehingga produk
Berdasarkan hasil uji lanjut dengan susu fermentasi menjadi kental.
Uji Beda Nyata Jujur menunjukkan bahwa Penggunaan sukrosa sampai level 6%
perlakuan A0 tidak berbeda nyata (P>0,05) merupakan kefir yang peling disukai sifat
terhadap A1, A2, dan A4 tetapi A0 berbeda kekentalannya oleh panelis.
nyata (P<0.05) terhadap A3. Perlakuan A1
tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap A0, Cita rasa
A2, A4 tetapi A1 berbeda nyata (P<0,05) Data pada Tabel 2. Menunjukkan
terhdap A3. Perlakuan A2 tidak berbeda bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap
nyata (P>0,05) terhadap A0, A1, A4 tetapi cita rasa kefir dengan perlakuan level
A2 berbeda nyata (P<0,05) terhadap A3. sukrosa yang berbeda, berada pada kisaran
Perlakuan A3 berbeda nyata (P<0,05) dengan rataan 4,98 dengan kriteria (agak
terhadap A0, A1, A2, A4. Perlakuan A4 suka) sampai 5,75 (sangat suka). Nilai
tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap A0, rataan skor tertinggi penerimaan panelis
A1, A2 tetapi A4 berbeda nyata (P<0,05) terhadap cita rasa diperoleh pada
terhadap A3. Kekentalan atau viskositas penggunaan level 6% dan terendah pada
kefir atau susu fermentasi lainnya penggunaan level sukrosa 0%.
disebabkan karena proses koagulasi susu Berdasarkan hasil pengujian yang
akibat dari aktivitas mikroba dalam starter telah dilakukan panelis lebih menyukai cita
karena ada pemanfaatan laktosa dan kasein rasa kefir dengan perlakuan level 6%

128
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 123 - 130 (Januari 2018) ISSN 0852 -2626

dengan skor 5,75 yang termasuk dalam dimana tingkat keasaman yang semakin
kategori suka. Berdasarkan hasil analisis meningkat akan semakin menurunkan
sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan tingkat penerimaan panelis. Sesuai dengan
level sukrosa 0%, 2%, 4%, 6%, 8% penelitian Bills et al. (1972) bahwa
memberikan pengaruh berbeda sangat penambahan sukrosa pada level sukrosa 8%
nyata (P<0,01) terhadap cita rasa kefir. atau lebih tinggi berpengaruh pada produksi
Berdasarkan hasil uji lanjut Uji asam laktat sebagai penghasil cita rasa.
Beda Nyata Jujur menunjukkan bahwa Rasa asam kefir susu sapi sangat kuat,
perlakuan A0 berbeda sangat nyata dikarenakan dalam kefir telah terjadi
(P<0,01) terhadap A1, A2, A4 tetapi A0 perombakan laktosa menjadi asam laktat.
tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap A3. Keasaman yang tinggi disebabkan besarnya
Perlakuan A1 tidak berbeda nyata (P>0,05) kandungan asam laktat yang ada, bakteri
terhadap A2, A4 tetapi A1 berbeda sangat asam laktat menghasilkan enzim β-
nyata (P<0,01) terhadap A0 dan A3. galaktosidase yang akan mengubah laktosa
Perlakuan A2 tidak berbeda nyata (P>0,05) menjadi asam laktat. Rasa pada minuman
terhadap A1, A4 tetapi A2 berbeda sangat kefir disebabkan karena bakteri akan
nyata (P<0,01) terhadap A0 dan A3. menghasilkan komponen flavor, ragi akan
Perlakuan A3 berbeda sangat nyata menghasilkan karbondioksida dan alkohol.
(P<0,01) terhadap A4, A2, A1 tetapi A3 Itulah sebabnya rasa kefir asam dan
tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap A0. terdapat rasa alkohol serta soda dan
Perlakuan A4 tidak berbeda nyata (P>0,05) kombinasi alkohol dan karbondioksida
terhadap A1, A2 tetapi A4 berbeda sangat menghasilkan buih (Yusriah dan Agustini,
nyata (P<0,01) terhadap A0, dan A3. Dari 2014)
data di atas dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan skala tingkat kesukaan
panelis lebih menyukai kefir dengan diketahui bahwa panelis menerima semua
perlakuan A3 dengan penambahan sukrosa level sukrosa yang ditambahkan pada kefir.
6%. Menurut Agustina et al. (2013) Nilai skor yang paling disukai pada
menunjukkan bahwa tingkat penerimaan perlakuan A3 yakni 6% sukrosa.
panelis secara keseluruhan pada produk
fermentasi dengan starter BAL sangat
dipengaruhi oleh tingkat keasaman produk,

129
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 38 No. 1 : 123 - 130 (Januari 2018) ISSN 0852 -2626

KESIMPULAN Hui, Y. H. 1993. Dairy Science and


Technology Handbooks: Principles
and Properties.
Berdasarkan hasil penelitian dapat
Marshall, V. M., W.M. Cole, and J. A.
disimpulkan bahwa kefir dengan
Farrow. 1984. A note on the
penggunaan level sukrosa 6% merupakan heterofermentative Lactobacillus
isolated from kefir grains. Journal
kefir yang paling disukai oleh panelis.
Applied Bacteriology 56(3): 503-
505
DAFTAR PUSTAKA
Tamime, A. Y. dan H.C. Deeth. 1980.
Yoghurt: Technology and
Biochemistry. Journal of Food
Agustina, L., T. Setyawardani, dan T.Y.
Protect. 43 (12): 939-977.
Astuti. 2013. Penggunaan starter
biji kefir dengan konsentrasi yang
Tamime, A. Y. 2006. Production of Kefir,
berbeda pada susu sapi terhadap pH
Koumis and Other Related
dan kadar asam laktat. Jurnal Ilmiah
Products. In: A.Y. Tamime (ed.),
Peternakan 1 (1): 254-259.
Fermented Milk. Blackwell Science
Ltd, Oxford.
Aristya, A. L., A.M. Legowo, dan A.N. Al-
Baarri. 2013. Karakteristik fisik,
Usmiati, S. 2007. Kefir, Susu Fermentasi
kimia, dan mikrobiologis kefir susu
dengan Rasa Menyegarkan. Warta
kambing dengan penambahan jenis
Penelitian dan Pengembangan
dan konsentrasi gula yang berbeda.
Pascapanen Pertanian Vol. 29 (2):
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan
12-14
2(3): 139-143.
Yelnetty, A., R. Hadju, A. D. Mirah.
Bills, D, C.S. Yang, M.E. Morgan, and
Pengembagan Pangan Fungsional
F.W. Bodyfelt. 1972 Effect of Kefir Symbiotik Menggunakan
sucrose on the production of Kolang Kaling Sebagai Sumber
acetaldehyde and acids by yogurt Probiotik. Laporan Penelitian. 2016
culture bacteria. Journal of Dairy Laporan Penelitian. Fakultas
Science 55: 1570-1573. Peternakan Universitas Sam
Ratulangi
Hartatie, E.S. 2011. Kajian formulasi
(bahan baku, bahan pemantap) dan Yusriah, N. H. dan R. Agustini. 2014.
metode pembuatan terhadap Pengaruh waktu fermentasi dan
kualitas es krim. GAMMA, Vol konsentrasi bibit kefir terhadap
7(1): 20-26 mutu kefir susu sapi. UNESA Jurnal
of Chemistry 3(2): 53-57

130

Das könnte Ihnen auch gefallen