Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
RECOUNT TEXT
11 Mia 2
Definition of recount text
Recount text it is a text that telling the reader about one story, action or activity.
Its goal is to entertaining or informing the reader.
One day, when I was ten years old, my father bought an old motorcycle. That was "
Honda 75". I think it was small light object and easy to ride it. I persuaded my
father to teach me to ride " Honda 75 ". Firstly, my father refused my request and
promised that he would teach me two or three years later, but I still whimpered.
Finally, my father surrendered and promised to teach me.
One day later, when I was alone at home, I intended to try my riding ability. So,
myself tried bravely. All ran fluently in the beginning, but when I was going back
to my home and I must passed through a narrow slippery street, I got nervous. I
lost my control and I fell to the ditch.
After that, I told my father about the last accident. I imagined my father would be
angry and never let me ride again. But the reality is exactly on the contrary, my
father was very proud of me. He just gave me some advices and since that
accident, I got my father's permission to ride motorcycle.
Makalah
Puisi dan paragraf persuasif
Disusun oleh :
I Gusti
Kevin Rinova
M Alif Reza
Nining Maryani
Oktavia Arliyan
Sindike
Tiara F
Winny S
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. atas segala karunia yang
tiada henti-henti nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah
dengan judul “puisi dan paragraf persuasif” yang berisi pemahaman materi
sebagai sarana belajar agar siswa lebih aktif dan kreatif. Dalam penyusunan
makalah ini, kami banyak sekali mengalami bayak kesulitan karena kurangnya
ilmu pengetahuan. Namun, berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan meskipun banyak kekurangan.
kami menyadari sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya belum
seberapa dan masih perlu banyak belajar dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif untuk
kesempurnaan makalah ini.
kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………4
1.2 Tujuan Penulisan……………………………………5
1.3 Fokus Penelitian…………………………………….5
1.4 Sistematika Penulisan………………………………5
BAB I
1.1 Latar Belakang Masalah
Puisi (dari bahasa Yunani kuno : ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah
seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan,
atau selain arti semantiknya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-
lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan
pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang
terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut
menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala
‘keanehan’ yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam
menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi
baru.
Di Indonesia, puisi telah mulai ditulis oleh Hamzah Fansuri dalam bentuk
syair Melau dan ditulis dengan huruf Arab di akhir abad ke-16 atau awal abad ke-
17 (Ismail, 2001:5).
Ahli-ahli sastra banyak yang membedakan dan membagi perpuisian Indonesia
menjadi puisi lama dan puisi baru. Namun, apa yang disebut puisi lama itu masih
tetap diapresiasi dan diproduksi sampai saat ini. Disamping itu, puisi baru juga
tidak bisa melepaskan puisi lama karena ia bisa jadi ilham yang penuh keindahan
untuk dikerjakan.
Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.
Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barangsiapa tinggalkan sembahyang (b)
Bagai rumah tiada bertiang (b)
Jika suami tiada berhati lurus (c)
Istri pun kelak menjadi kurus (c)
Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan 11egar tiap bait 4 baris,
bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
Contoh:
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10
baris.
Contoh:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
Puisi Baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris,
suku kata, maupun rima.
Balada adalah puisi berisi kisah atau cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3
bait, masing-masing dengan 8 larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b.
Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir
dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya.
Contoh: Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Balada Matinya
seorang pemberontak”.
Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
Ciri-cirinya adalah lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan,
seorang pahlawan, tanah air, atau almamater (Pemandu di Dunia Sastra).
Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan
sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang
dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernapaskan ketuhanan.
Contoh :
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
(Saini S.K)
Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya
sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang
mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa
umum.
Contoh:
Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantun keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
(Asmara Hadi)
Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal
dari bahasa Yunani epigramma yang berarti 14egara pengajaran; didaktik;
nasihat membawa 14egara14 kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar;
ada teladan.
Contoh:
Contoh:
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu di kaki dewi kesenian.
(WS Rendra)
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)
Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).
Contoh :
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)
Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam
seuntai).
Contoh :
Merindu bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernapas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Manangis hati diiris sedih
(Ipih)
Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).
Contoh:
Contoh:
Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)
Berikut adalah beberapa ciri paragraf persuasif yang sering digunakan dalam
berbagai bentuk :
1. Penulis memahami bahwa pendirian dan pemahaman pembaca dapat
diubah.
2. Berusaha menjelaskan dan menarik kepercayaan pembaca
3. Berusaha menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan
antara penulis dengan pembaca.
4. Berusaha menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya
kesepakatan pendapatnya tercapai.
5. Menunjukkan fakta-fakta dan data untuk menguatkan argumentasi atau
dalil
1. Persuasi politik
Sesuai dengan namanya, persuasi politik dipakai dalam bidang politik oleh
orang-orang yang berkecimpung dalam bidang politik dan kenegaraan. Para
ahli politik dan kenegaraan sering menggunakan pesuasi jenis ini untuk
keperluan politik dan negaranya.
2. Persuasi pendidikan
Persuasi pendidikan dipakai oleh orang-orang yang berkecimpung dalam
bidang pendidikan dan digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan. Seorang guru, misalnya, bisa menggunakan persuasi ini untuk
mempengaruhi anak supaya mereka giat berlajar, senang membaca dan
lain-lain.
3. Persuasi advertensi
Persuasi iklan dimanfaatkan terutama dalam dunia usaha untuk
memperkenalkan suatu barang atau bentuk jasa tertentu. Lewat persuasi
iklan ini diharapkan pembaca atau pendengar menjadi kenal, senang, ingin
memiliki, berusaha untuk memiliki barang atau memakai jasa yang
ditawarkan. Karena itu,advertensi diberi predikat jalur komunikasi antara
pabrik dan penyalur, pemilik barang dan negara sebagai konsumen. Iklan
itu beraneka ragam, ada yang sangat pendek, ada pula yang panjang.
Persuasi iklan yang baik adalah persuasi yang mampu dan berhasil
merangsang konsumen membeli barang yang ditawarkan. Sebaliknya,
persuasi iklan itu tergolong sebagai persuasi yang kurang baik apabila tidak
berhasil merangsang konsumen untuk membeli barang yang diiklankan.
4. Persuasi propaganda
Kesimpulan :
Puisi adalah sebuah imajinasi kata yang didapat dari sebuah kesadaran
manusia. Baik berupa pengalaman ataupun sebuah gagasan, dan disusun
menggunakan pilihan kata atau bahasa yang berirama dan mengutamakan
mengutamakan kualitas estetikanya untuk tambahan.
1. Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.
Mantra
Gurindam
Pantun
Syair
Talibun
Balada
Himne
Ode
Epigram
Romansa
Elegi
Satire
Menurut bentuknya :
Distikon
Terzina
Kuatrain
Kuint
Sektet
Septime
Oktaf/stanza
Soneta