Sie sind auf Seite 1von 24

GROUP 7

RECOUNT TEXT

Name group : Aina aprilia


Siti ovi yuliani
Winny. S
Zahirah Tazkiyah
M.Bintang

11 Mia 2
Definition of recount text
Recount text it is a text that telling the reader about one story, action or activity.
Its goal is to entertaining or informing the reader.

Generic Structure Recount Text


 Orientation tells who was involved, what happened, where the events took
place, and when it happened.
 Events tell what happened and in what sequence.
 Reorientation consists of optional-closure of events/ending.
("Reorientation" berisi penutup cerita / akhir cerita)

Function recount text


Described the experience which has been passed by way of retelling the events of
what happened based on time sequence of occurrence. Recount text written for
recounting the events that happen to be known to the reader or to be entertainment.
Purpose recount text
The purpose of recount text is to report the incident event or activity with the
purpose of giving or entertaining of course without any conflicts in the story.

Characteristics of recount text


 Using the Past Tense. Suppose we went to zoo, I was happy, etc.
 Using Conjunction and Time Connectives to sequence events or
occurrences. Suppose and, but, the, aftar that, etc.
 Using Adverbs and Adverbial Phrase to express the place, time, and manner.
Suppose yesterday, at my house, slowly, etc.
 Using Action Verbs. suppose went, slept, run, brought, etc.
Types Recount Text :
a. Personal Recount
which tells the story of a personal message.
b. Factual Recount
that report events that actually happened as science experiment report, police
report.
c. Imaginative
that makes imaginative story and wrote an event or events that have occurred.

Example Recount Text


My First Experience to Ride Motorcycle

One day, when I was ten years old, my father bought an old motorcycle. That was "
Honda 75". I think it was small light object and easy to ride it. I persuaded my
father to teach me to ride " Honda 75 ". Firstly, my father refused my request and
promised that he would teach me two or three years later, but I still whimpered.
Finally, my father surrendered and promised to teach me.

He began to teach me riding the motorcycle around a field in my village. My father


was very patient to give me some directions. I was very happy when I realized my
ability to ride a motorcycle. " Yes, I can ".

One day later, when I was alone at home, I intended to try my riding ability. So,
myself tried bravely. All ran fluently in the beginning, but when I was going back
to my home and I must passed through a narrow slippery street, I got nervous. I
lost my control and I fell to the ditch.

After that, I told my father about the last accident. I imagined my father would be
angry and never let me ride again. But the reality is exactly on the contrary, my
father was very proud of me. He just gave me some advices and since that
accident, I got my father's permission to ride motorcycle.
Makalah
Puisi dan paragraf persuasif

Disusun oleh :

I Gusti

Kevin Rinova

M Alif Reza

Nining Maryani

Oktavia Arliyan

Sindike
Tiara F

Winny S

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. atas segala karunia yang
tiada henti-henti nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah
dengan judul “puisi dan paragraf persuasif” yang berisi pemahaman materi
sebagai sarana belajar agar siswa lebih aktif dan kreatif. Dalam penyusunan
makalah ini, kami banyak sekali mengalami bayak kesulitan karena kurangnya
ilmu pengetahuan. Namun, berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan meskipun banyak kekurangan.
kami menyadari sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya belum
seberapa dan masih perlu banyak belajar dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif untuk
kesempurnaan makalah ini.
kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………4
1.2 Tujuan Penulisan……………………………………5
1.3 Fokus Penelitian…………………………………….5
1.4 Sistematika Penulisan………………………………5

BAB II PUISI DAN PARAGRAF PERSUASIF


2.1 Pengertian Puisi...................................................6
2.2 Jenis-jenis Puisi dan contohnya...........................6-17
2.3 Pengertian paragraf persuasif……………………18
2.4 Jenis-jenis paragraf persuasif dan contohnya…..19-21

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan.............................................................22

BAB I
1.1 Latar Belakang Masalah
Puisi (dari bahasa Yunani kuno : ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah
seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan,
atau selain arti semantiknya.

Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja


pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun
perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan
dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis 7egara7or7 tapi sebagai
perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu
puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke
dalam keadaan hatinya.

Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-
lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan
pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang
terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut
menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala
‘keanehan’ yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam
menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi
baru.

Di Indonesia, puisi telah mulai ditulis oleh Hamzah Fansuri dalam bentuk
syair Melau dan ditulis dengan huruf Arab di akhir abad ke-16 atau awal abad ke-
17 (Ismail, 2001:5).
Ahli-ahli sastra banyak yang membedakan dan membagi perpuisian Indonesia
menjadi puisi lama dan puisi baru. Namun, apa yang disebut puisi lama itu masih
tetap diapresiasi dan diproduksi sampai saat ini. Disamping itu, puisi baru juga
tidak bisa melepaskan puisi lama karena ia bisa jadi ilham yang penuh keindahan
untuk dikerjakan.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan-tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari puisi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis puisi di Indonesia dan contoh-contoh nya
3. Untuk mengetahui pengertian dari paragraf persuasif
4. Untuk mengetahui jenis-jenis paragraf persuasif dan contoh-contoh nya
1.3 Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan puisi?
2. Apa sajakah jenis-jenis puisi di Indonesia? Berikan contohnya!
3. Apakah yang dimaksud dengan paragraf persuasif?
4. Apa sajakah jenis-jenis paragraf persuasif? Berikan contohnya!
1.4 Sistematika Penulisan
Makalah ini saya susun dalam tiga bab, yang tiap-tiap babnya terdiri atas
BAB II
2.1 Pengertian Puisi
Puisi adalah sebuah imajinasi kata yang didapat dari sebuah kesadaran
manusia. Baik berupa pengalaman ataupun sebuah gagasan, dan disusun
menggunakan pilihan kata atau bahasa yang berirama dan mengutamakan
mengutamakan kualitas estetikanya untuk tambahan.

2.2 Jenis-Jenis Puisi dan contoh-contohnya :


Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.

Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.

Aturan- aturan itu antara lain :

1. Jumlah kata dalam 1 baris


2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris
5. Irama
Ciri-Ciri puisi lama:

1. Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.


2. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
3. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata
maupun rima.

Jenis-jenis puisi lama :

 Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.


Contoh :
Assalammu’alaikum 10egara satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
 Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap
baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris
berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun
anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
Contoh :
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukkan ke dalam hati
 Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
Contoh:
Dahulu perang sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
 Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a,
berisi nasihat.

Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barangsiapa tinggalkan sembahyang (b)
Bagai rumah tiada bertiang (b)
Jika suami tiada berhati lurus (c)
Istri pun kelak menjadi kurus (c)
 Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan 11egar tiap bait 4 baris,
bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
Contoh:
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
 Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10
baris.
Contoh:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu

Puisi Baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris,
suku kata, maupun rima.

Ciri-ciri Puisi Baru:

1. Bentuknya rapi, simetris;


2. Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
3. Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang
lain;
4. Sebagian besar puisi empat seuntai;
5. Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
6. Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.

Jenis-jenis Puisi Baru Menurut isinya, puisi dibedakan atas :

 Balada adalah puisi berisi kisah atau cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3
bait, masing-masing dengan 8 larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b.
Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir
dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya.
Contoh: Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Balada Matinya
seorang pemberontak”.
 Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
Ciri-cirinya adalah lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan,
seorang pahlawan, tanah air, atau almamater (Pemandu di Dunia Sastra).
Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan
sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang
dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernapaskan ketuhanan.
Contoh :
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
(Saini S.K)
 Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya
sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang
mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa
umum.
Contoh:
Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantun keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
(Asmara Hadi)
 Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal
dari bahasa Yunani epigramma yang berarti 14egara pengajaran; didaktik;
nasihat membawa 14egara14 kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar;
ada teladan.
Contoh:

Hari ini tak ada tempat berdiri


Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)
 Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal dari
bahasa Perancis Romantique yang berarti keindahan perasaan; persoalan
kasih 14egara, rindu dendam, serta kasih mesra.
 Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu
yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu,
terutama karena kematian/kepergian seseorang.
Contoh:

Senja di Pelabuhan Kecil


Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
(Chairil Anwar)

 Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa


latin Satura yang berarti sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena;
tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim,
dan lain-lain.

Contoh:

Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu di kaki dewi kesenian.
(WS Rendra)

Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari bentuknya antara lain :


 Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua
seuntai).
Contoh :
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)
 Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
Contoh :
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarana bagaikan sari
(Sanusi Pane)
 Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).
Contoh :

Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)
 Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).
Contoh :
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)
 Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam
seuntai).
Contoh :
Merindu bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernapas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Manangis hati diiris sedih
(Ipih)
 Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).
Contoh:

Indonesia Tumpah Darahku


Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Mohammad Yamin)
 Oktaf/stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double
kutrain atau puisi delpan seuntai).
Contoh :
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus, akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)
 Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi
dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-
masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto (bahasa Italia) perubahan
dari kata sono yang berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang bersuara. Di
Indonesia, soneta masuk dari negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad
Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap
sebagai ”Pelopor/Bapak Soneta Indonesia”. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi
tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai
kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah
jumlah barisnya (empat belas baris).

Contoh:

Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)

2.3 Paragraf persuasif


Paragraf persuasif adalah paragraf yang isinya berusaha untuk merebut
perhatian pembaca. Paragraf ini disajikan secara menarik, meyakinkan mereka
bahwa pengalaman yang disiratkan itu merupakan suatu hal yang amat penting.
Karena itu, terkadang paragraf persuasi sering digunakan sebagai paragraf
propaganda oleh lembaga kesehatan, pemerintah, dan lain-lain. Jadi, secara
sederhana, kita dapat memahami paragraf persuasif dari paragraf utamanya
sebagai sebuah paragraf yang berusaha menarik, meyakinkan, dan merebut
perhatian pembaca. Lebih jelasnya, cermati ciri-ciri paragraf persuasif berikut.

 Berikut adalah beberapa ciri paragraf persuasif yang sering digunakan dalam
berbagai bentuk :
1. Penulis memahami bahwa pendirian dan pemahaman pembaca dapat
diubah.
2. Berusaha menjelaskan dan menarik kepercayaan pembaca
3. Berusaha menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan
antara penulis dengan pembaca.
4. Berusaha menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya
kesepakatan pendapatnya tercapai.
5. Menunjukkan fakta-fakta dan data untuk menguatkan argumentasi atau
dalil

 Beberapa bentuk paragraf persuasif yang biasa digunakan adalah sebagai


berikut:
1. Bentuk pidato, misalnya propaganda, kampanye lisan, dan penjual jamu
ditempat-tempat terbuka.
2. Bentuk tulisan berupa iklan dan selebaran.
3. Bentuk elektronik, misalnya iklan di televisi, bioskop, dan internet.

2.4 Jenis Paragraf Persuasif dan contoh-contohnya :

Sebagaimana bentuk paragraf persuasif dapat digolongkan dalam beberapa jenis,


di antaranya adalah:

1. Persuasi politik
Sesuai dengan namanya, persuasi politik dipakai dalam bidang politik oleh
orang-orang yang berkecimpung dalam bidang politik dan kenegaraan. Para
ahli politik dan kenegaraan sering menggunakan pesuasi jenis ini untuk
keperluan politik dan negaranya.
2. Persuasi pendidikan
Persuasi pendidikan dipakai oleh orang-orang yang berkecimpung dalam
bidang pendidikan dan digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan. Seorang guru, misalnya, bisa menggunakan persuasi ini untuk
mempengaruhi anak supaya mereka giat berlajar, senang membaca dan
lain-lain.
3. Persuasi advertensi
Persuasi iklan dimanfaatkan terutama dalam dunia usaha untuk
memperkenalkan suatu barang atau bentuk jasa tertentu. Lewat persuasi
iklan ini diharapkan pembaca atau pendengar menjadi kenal, senang, ingin
memiliki, berusaha untuk memiliki barang atau memakai jasa yang
ditawarkan. Karena itu,advertensi diberi predikat jalur komunikasi antara
pabrik dan penyalur, pemilik barang dan negara sebagai konsumen. Iklan
itu beraneka ragam, ada yang sangat pendek, ada pula yang panjang.
Persuasi iklan yang baik adalah persuasi yang mampu dan berhasil
merangsang konsumen membeli barang yang ditawarkan. Sebaliknya,
persuasi iklan itu tergolong sebagai persuasi yang kurang baik apabila tidak
berhasil merangsang konsumen untuk membeli barang yang diiklankan.

4. Persuasi propaganda

Objek yang disampaikan dalam persuasi propaganda adalah informasi.


Tentunya tujuan persuasi tidak hanya berhenti pada penyebaran informasi
saja. Lebih dari itu, dengan informasi diharapkan pembaca atau pendengar
mau dan sadar untuk berbuat sesuatu. Persuasi propaganda sering dipakai
dalam kegiatan kampanye. Isi kampanye biasanya berupa informasi dan
ajakan. Tujuan akhir dari kampanye adalah agar pembaca atau pendengar
menuruti isi ajakan kampanye tersebut. Pembuatan informasi tentang
seseorang yang mengidap penyakit jantung yang disertai dengan ajakan
pengumpulan dana untuk pengobatannya, atau selebaran yang berisi
informasi tentang situasi tertentu yang disertai ajakan berbuat sesuatu
adalah contoh persuasi propaganda.

Perhatikan kutipan karangan persuasi propaganda dibawah ini.


Contoh Paragraf Persuasif :
Kata orang bijak, dengan seni hidup ini menjadi bertambah indah. Dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi, hidup menjadi mudah. Tapi yang
membuat kita terarah ya agama. Agama adalah kata kunci dalam
kehidupan. Masyarakat Tarakan adalah masyarakat heterogen. Di sana ada
pemeluk Islam, Nasrani, Budha, Hindu. Marilah kita jalan bersama karena
Islam mengajarkan hablum minanas. Dalam konteks kita sebagai mayoritas,
marilah umat Islam menjadi suri tauladan yang baik bagi umat agama yang
lain.
BAB III

Kesimpulan :
Puisi adalah sebuah imajinasi kata yang didapat dari sebuah kesadaran
manusia. Baik berupa pengalaman ataupun sebuah gagasan, dan disusun
menggunakan pilihan kata atau bahasa yang berirama dan mengutamakan
mengutamakan kualitas estetikanya untuk tambahan.

Menurut zamannya, puisi dibedakan atas :

1. Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.

Jenis-jenis puisi lama :

 Mantra
 Gurindam
 Pantun
 Syair
 Talibun

Jenis-jenis puisi baru menurut isinya :

 Balada
 Himne
 Ode
 Epigram
 Romansa
 Elegi
 Satire

Menurut bentuknya :

 Distikon
 Terzina
 Kuatrain
 Kuint
 Sektet
 Septime
 Oktaf/stanza
 Soneta

Paragraf persuasif adalah paragraf yang isinya berusaha untuk merebut


perhatian pembaca. Paragraf ini disajikan secara menarik, meyakinkan mereka
bahwa pengalaman yang disiratkan itu merupakan suatu hal yang amat penting.
Jadi, secara sederhana, kita dapat memahami paragraf persuasif dari paragraf
utamanya sebagai sebuah paragraf yang berusaha menarik, meyakinkan, dan
merebut perhatian pembaca.

Das könnte Ihnen auch gefallen