Sie sind auf Seite 1von 10

KARAKTERISTIK DAN PARAMETER TRANSISTOR

Da’siah Rahmawati, Ilham Munadi

Da’siah Rahmawati (2018-71-055)

Ilham Munadi (2018-71-056)

E-mail : dasiahrahma98@gmail.com

ABSTRACT
The electronics practicum was conducted on October 5, 2019 module III with the title "Transistor
Characteristics and Parameters". This practicum was held at the Electronics Laboratory. This practicum
aims to understand the working principle of transistors as well as to describe the characteristics of
Current-Voltage (I-V) of Transistors. The experiment was conducted in three experiments namely
measurement of the voltage characteristics of the transistor current, the second experiment of the
characteristics of the transistor current amplifier and the third experiment conducted two experiments on
the leakage current table and the transistor is saturated when using a resistor and without using a
resistor or resistor in a jumper state. In these experiments using a source voltage of 5 volts. Based on
experiments where the working area of the transistor there are 3 namely the active region, when the
active region when the transistor as an amplifier or the greater the IB, the Ic is also getting bigger. At the
time of cut off, that is the area at which the resistor is not working, and has a large VCE. And the value at
IB = 0, Ic = 0. And at the saturation condition is almost the same as the active region but at the Ic value
is constant and is in saturated condition. And in this practicum it is proven that there is a formula of base
current and Vcc.

Keywords : Transistors, Base Current and Collector Current, current and voltage characteristics.

ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum elektronika pada tanggal 05 Oktober 2019 modul III dengan judul
“Karakteristik Dan Parameter Transistor”. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika.
Praktikum ini bertujuan untuk memahami prinsip kerja transistor serta untuk menggambarkan
karakteristik Arus-Tegangan (I-V) dari Transistor. Percobaan dilakukan dalam tiga kali percobaan
yakni pengukuran karakteristik tegangan arus transistor, percobaan kedua karakteristik penguat arus
transistor dan percobaan ketiga melakukan dua kali percobaan pada tabel arus bocor dan transistor
jenuh pada saat menggunakan resistor dan tanpa menggunakan resistor atau resistornya dalam keadaan
dijumper. Pada percobaan tersebut dengan menggunakan tegangan sumber nya sebesar 5 Volt.
Berdasarkan peercobaan Dimana daerah kerja transistor ada 3 yaitu daerah aktif, pada saat daerah aktif
maka pada saat transistor sebagai penguat atau semakin besar IB maka Ic juga semakin besar. Pada saat
cut off yaitu daerah pada saat resistor tidak bekerja, dan memiliki VCE nya besar. Dan nilai pada IB = 0,
Ic = 0. Dan pada saat kondisi saturasi hampir sama seperti daerah aktif tetapi pada nilai Ic nya konstan
dan berada dalam kondisi jenuh. Dan pada praktikum ini terbukti ada nya rumus arus basis dan Vcc.

Kata Kunci : Transistor, Arus Basis dan Arus kolektor, karakteristik arus dan tegangan.
I. PENDAHULUAN

Suatu alat elektronik akan tersusun dari banyak rangkaian elektronika. Serangkaian itu sesungguhnya
hanya memanfaatkan penggabungan sifat dari masing-masing komponen elektronika. Karena tiap-tiap
komponen elektronika memiliki karakteristik kerja yang berbeda. Resistor yang memiliki sifat
menghambat arus, kapasitor yang berfungsi sebagai penyimpan energy dalam medan listrik, inductor
yang memiliki karakter penyimpanan energy dalam bentuk medan magnet, diode yang memiliki sifat
pensaklaran, dan sebagainya. Perbedaan inilah yang akan di rancang sedemikian rupa dari sehingga
menjadi kesatuan rangkaian elektronika yang saling melengkapi sifatnya, sehingga terciptalah suatu alat
elektronik dengan fungsi tertentu. Dalam pengukuran tegangan , arus , dan hambatan , dapat
menggunakan multimeter digital demi mendapatkan ukuran suatu komponen elektronika yang tepat.
Sehingga dalam penciptaan suatu alat elektronika tidak terjadi kegagalan sedikitpun saat alat berkerja.
Komponen komponen elektronika dikenal ada dua jenis komponen. Dua macam komponen ini adalah
komponen aktif dan komponen pasif. Dua macam komponen elektronika dalan elektronika dasar ini
selalu ada dalam setiap rangkaian elektronika.
Komponen aktif adalah jenis komponen elektronika yang memerlukan arus listrik agar dapat bekerja
dalam rangkaian elektronika. Contoh komponen aktif ini adalah Transistor dan IC juga Lampu Tabung.
Besarnya arus panjar bisa berbeda-beda untuk tiap komponen2 ini. Sedangkan komponen pasif adalah
jenis komponen elektronika yang bekerja tanpa memerlukan arus listrik. Contoh komponen pasif adalah
resistor, kapasitor, transformator/trafo, dioda dsb.
Dalam elektronika dasar penggunaan kedua jenis komponen ini hampir selalu digunakan bersama-sama,
kecuali dalam rangkaian-rangkaian pasif yang hanya menggunakan komponen-komponen pasif saja
misalnya rangkaian baxandall pasif, tapis pasif dsb. Untuk IC 3(Integrated Circuit) adalah gabungan dari
komponen aktif dan pasif yang disusun menjadi sebuah rangkaian elektronika dan diperkecil ukuran
fisiknya.
Kegunaan dari transistor adalah sebagai penguat arus, pemutus, dan penyambung, stabilisasi sinyal dan
lainnya disbut dengan transistor. Transistor diperlukan untuk menguatkan arus yang masuk pada
rangkaian listrik, atau pada komponen listrik tertentu, agar arus yang masuk tepat pada rangkaian atau
component tersebut, sehingga komponen dapat bekerja secara optimal.
Pengertian Transistor
adalah salah satu komponen yang selalu ada di setiap rangkaian elektronika, seperti radio, televisi,
handphone, lampu flip-flop dll. Fungsi dari komponen ini sangatlah
penting. Kebanyakan, transistor digunakan untuk kebutuhan
penyambungan dan pemutusan (switching), seperti halnya saklar.
Yaitu untuk memutus atau menyambungkan arus listrik. Selain itu
transistor juga berfungsi sebagai penguat (amplifier), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal, dan banyak lagi. Keinginan kita untuk
merubah fungsi transistor ini adalah dari pemilihan jenis transistor
atau dengan cara perangkaian sirkit transistor itu sendiri. Dengan
banyaknya fungsi itu, komponen transistor banyak sekali
digunakan di dalam rangkaian elektronika.
Jenis-jenis transistor dibedakan berdasarkan arus inputnya BJT (Bipolar Junction Transistor) atau
tegangan inputnya FET (Field Effect Transistor). Yang membedakan transistor dengan komponen lain,
adalah memiliki 3 kaki utama, yaitu Base (B), Collector, (C) dan Emitter (E). dimana base terdapat arus
yang sangat kecil, yang berguna untuk mengatur arus dan tegangan yang ada pada Emitor, pada keluaran
arus Kolektor. Sehingga apabila terdapat arus pada basis, tegangan yang besar pada kolektor akan
mengalir menuju emitor.
Bahan dasar pembuatan transistor itu sendiri atara lain Germanium, Silikon, Galium Arsenide. Sedangkan
kemasan dari transistor itu sendiri biasanya terbuat dari Plastik, Metal, Surface 4

Mount, dan ada juga beberapa transistor yang dikemas dalam satu wadah yang disebut IC (Intregeted
Circuit).
Contoh penggunaan transistor dalam rangkaian analog, adalah digunakan untuk fungsi amplifier
(penguat), rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat
sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi.
Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori
dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
Jenis-Jenis Transistor
Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:
Materi semikonduktor : Germanium, Silikon, Gallium Arsenide
Kemasan fisik : Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC
Tipe : UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET
Polaritas : NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
Maximum kapasitas daya : Low Power, Medium Power, High Power
Maximum frekuensi kerja : Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave
Aplikasi : Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain

Bipolar junction transistor (BJT)


Bipolar junction transistor (BJT) adalah jenis transistor yang memiliki tiga kaki, yaitu (Basis, Kolektor,
dan Emitor) dan di pisah menjadi dua arah aliran, positif dan negatif. Aliran positif dan negatif diantara
Basis dan Emitor terdapat tegangan dari 0v sampai 6v tergantung pada besar tegangan sumber yang
dipakai. Dan besar tegangan tersebut merupakan parameter utama transistor tipe BJT. Tidak seperti Field
Effect transistor (FET), arus yang dialirkan hanya terdapat pada satu jenis pembawaan (Elektron atau
Holes). Di BJT, arus dialirkan dari dua tipe pembawaan (Elektron dan Holes), hal tersebut yang
dinamakan dengan Bipolar
Ada dua jenis tipe transistor BJT, yaitu tipe PNP dan NPN. Dimana NPN, terdapat dua daerah negatif
yang dipisah dengan satu daerah positif. Dan PNP, terdapat dua daerah positif yang dipisah dengan
daerah negatif.

Transistor NPN
Pada transistor jenis NPN terdapat arah arus aliran yang berbeda dengan
transistor jenis PNP, dimana NPN mengalir arus dari kolektor ke emitor. Dan
pada NPN, untuk mengalirkan arus tersebut dibutuhkan sambungan ke sumber
positif (+) pada kaki basis. Cara kerja NPN adalah ketika tegangan yang
mengenai kaki basis, hingga dititik saturasi, maka akan menginduksi arus dari
kaki kolektor ke emitor. Dan transistor akan berlogika 1 (aktif). Dan apabila
arus yang melalui basis berkurang, maka arus yang mengalir pada kolektor ke
emitor akan berkurang, hingga titik cutoff. Penurunan ini sangatlah cepat
karena perbandingan penguatan yang terjadi antara basis dan kolektor melebihi 200 kaki.
Transistor PNP
Pada PNP, terjadi hal sebaliknya ketika arus mengalir pada kaki basis, maka transistor berlogika 0 (off).
Arus akan mengalir apabila kaki basis diberi sambungan ke ground (-) hal ini akan menginduksi arus pada
kaki emitor ke kolektor, hal yang berbeda dengan NPN, yaitu arus mengalir pada kolektor ke emitor.
Penggunaan transistor jenis ini mulai jarang digunakan. Dibanding dengan NPN, transistor jenis PNP
mulai sulit ditemukan dipasaran

Karaktersitik dan daerah kerja


Transistor BJT digunakan untuk 3 penggunaan berbeda:
mode cut off, mode linear amplifier, dan mode saturasi.
Penggunaan fungsi transistor bisa menggunakan
karakteristik dari masing-masing daerah kerja ini. Selain
untuk membuat fungsi daripada transistor, karakteristik
transistor juga dapat digunakan untuk menganalisa arus
dan tegangan transistor

Karakteristik dari masing-masing daerah operasi transistor tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
1. Daerah Potong (cutoff) :
Dioda Emiter diberi prategangan mundur. Akibatnya, tidak terjadi pergerakan elektron, sehingga arus
Basis, IB = 0. Demikian juga, arus Kolektor, IC = 0, atau disebut ICEO (Arus Kolektor ke Emiter dengan
harga arus Basis adalah 0).
2. Daerah Saturasi :
Dioda Emiter diberi prategangan maju. Dioda Kolektor juga diberi prategangan maju. Akibatnya, arus
Kolektor, IC, akan mencapai harga maksimum, tanpa bergantung kepada arus Basis, IB, dan βdc. Hal ini,
menyebabkan Transistor menjadi komponen yang tidak dapat dikendalikan. Untuk menghindari daerah
ini, Dioda Kolektor harus diberi prateganan mundur, dengan tegangan melebihi VCE(sat), yaitu tegangan
yang menyebabkan Dioda Kolektor saturasi.
3. Daerah Aktif :
Dioda Emiter diberi prategangan maju. Dioda Kolektor diberi prategangan mundur. Terjadi sifat-sifat
yang diinginkan, dimana:

sebagaimana penjelasan pada bagian sebelumnya. Transistor menjadi komponen yang dapat dikendalikan.
4. Daerah Breakdown
Dioda Kolektor diberi prategangan mundur yang melebihi tegangan Breakdown-nya, BVCEO (tegangan
breakdown dimana tegangan Kolektor ke Emiter saat Arus Basis adalah nol). Sehingga arus Kolektor, IC,
melebihi spesifikasi yang dibolehkan. Transistor dapat mengalami kerusakan.
Contoh sederhana penggunaan transistor tipe NPN dengan fungsi
switching
Ketika saklar (switch) diaktifakan, maka terdapat arus yang mengalir
pada resistor 1k dan menuju basis transistor. Ketika basis transistor
terdapat arus, maka arus yang berada pada kolektor juga mengalir pada
emitor yang mengakibatkan lampu menyala, karena lampu berada pada
aliran tertutup (close circuit).
Mencari Kaki Base
Atur multimeter pada pengukuran ohmmeter x100. Lakukan pengukuran seperti ini :
Perhatikan penunjuk pergerakan jarum. Apabila jarum bergerak ke kanan dengan posisi probe yang satu
tetap pada kaki 3 dan probe lainnya pada kaki 2 berarti kaki 3 adalah base transistor. Jika probe positif
berada pada kaki 3 perarti transistor tersebut berjenis NPN, sebaliknya jika probe negatif berada pada kaki
3 berarti transistor tersebut berjenis PNP.
Mencari Kaki dan Emitter
Misal transistor berjenis NPN
Lakukan pengukuran septerti gambar dibawah ini : Perhatikan
penunjukkan jarum. Apabila jarum bergerak ke kanan maka kaki 1
(pada probe positif) adalah emittor dan kaki 2 (pada posisi negatf)
adalah kolektor atau jika dipasang kebalikannya (probe positif pada
kaki 2 dan probe negatif pada kaki 1 ) dan jarum tidak bergerak.
Maka kaki 1 adalah emittor dan kaki 2 adalah kolektor
Untuk transistor jenis PNP dapat di lakukan seperti diatas dan haislnya kebalikan dar transistor jenis
NPN.
II. METODE/ PERANCANGAN PENELITIAN
2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum Karakteristik Dan Parameter Transistor ini antara lain
sumber tegangan tetap 5 volt, sumber tegangan berubah 0-30 volt, transistor BC 107 dan D313,
Tahanan dan Potensio, Multimeter Digital, Multimeter analog, Kabel-kabel penghubung. dimana
transistor berfungsi sebagai penguat, penyambung, pemutus. Pada multimeter berfungsi untuk
mengukur tegangan, kuat arus, dan tahanan.

2.2 Metodologi Percobaan

Pada percobaan ini, terdapat empat skema alat. Berikut ini merupakan skema alat yang digunakan:

2.2.1 Karakteristik Tegangan – Arus (IC = f(VCE), IB tetap)


Gambar 2.1 Rangkaian untuk mencari karakteristik V – I

a. Buatlah rangkaian seperti gambar 3.7 dengan transistor BC 107. Pelajari dengan benar cara
menentukan elektroda / ujung kolektor, emiter dan basis
b. Nyalakan sumber tegangan ke basis pada posisi potensio maksimum (R basis maksimum) dan
tegangan VCC = 0
c. Atur potensio R basis sehingga arus basis berharga 100 µA, kemudian secara bertahap naikan
tegangan VCE dengan cara menaikan tegangan VCC dari 0 – 15 Volt. Perhatikan selama VCE dinaikan,
besar arus basis harus dijaga tetap.
d. Catat penunjukan A1, A2 dan V
e. Naikan arus basis menjadi 200 µA, 500 µA, 1000 µA dan 1,2 mA secara bertahap. Nilai ini
tergantung juga dari jenis transistor yang digunakan,. Apabila terjadi penyimpangan dari nilai arus
basis ini, konsultasikan dengan asisten.
f. Pada setiap kedudukan arus basis tersebut, ulangi percobaan c dan d
g. Matikan sumber tegangan.

2.2.2 Karakteristik Penguatan Arus

a. Buatlah rangkaian seperti gambar 3.7 dengan transistor BC 107


b. Pada arus basis = 0 A, atur tegangan VCC = 15 Volt
c. Perlahan – lahan secara bertahap naikan arus basis dari 0 sampai 1 mA
d. Amati dan catat A1, A2 dan V pad asetiap kedudukan arus basis
e. Kecilkan arus basis dan matikan sumber tegangan

2.2.3 Arus Bocor dan Transistor Jenuh

Gambar 2.2 Percobaan arus bocor dan transistor jenuh

a. Buat rangkaian seperti gambar 3.8 (R2 bypass / dihubung singkat / belum dipergunakan)
b. Pada arus basis = 0 A, naikan tegangan VCE perlahan – lahan secara bertahap sampai 15 Volt
c. Pada setiap kedudukan VCE, amati dan catat A2 dan V
d. Turunkan kembali VCC sampai = 0 Volt dan matikan sumber tegangannya
e. Pada arus basis = 0 A, atur tegangan VCC samapai 15 Volt
f. Naikan arus basis perlahan – lahan untuk mencari titik jenuh transistor (pada saat IC mulai tidak
berubah harganya walau IB terus diperbesar)
g. Catat arus IB jenuh minimum, tegangan VB dan IC tepat jenuhnya
h. Matikan sumber tegangan dan lepas bypass R2
i. Pada arus basis = 0 A, atur tegangan VCC sampai 15 volt
j. Naikan arus basis perlahan – lahan untuk mencari titik jenuh transistor (pada saat IC mulai tidak
berubah harganya walau IB terus diperbesar)
k. Catat arus IB jenuh minimum, tegangan VB dan IC tepat jenuhnya

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pengamatan

3.1 Karakteristik Tegangan Arus Transistor


Untuk IB = 100μ A grafik

VCC (Volt) VCE(Volt) IC(mA)

0 11,7 mV 1,41

2 1.99 18,63

4 3,984 18,59

6 6 18,7

8 8,09 19,26

10

12
3.2 KarakteristikPenguat Arus Transistor
VCC = 15 Volt grafik IC - IB

VCE(Volt) IC IB (μA)

0 0

3,39 20

7,42 40

11,08 60

14,56 80

15,28 100

15,30 120

15,32 140

3.3 Arus Bocor dan Transistor Jenuh

VS VCC VCE IB (µA) IC(mA) KET

5 15 0,05 660 15,31 I Maksimum

5 15 15,07 0 0 I Minimum
 Pada saat bypass (R2 non aktif)
VS (V) VCC (v) VCE (v) IB (µA) IC(mA) KET

5 15 0 1777 15,28 I Maksimum

5 15 `15,07 0 0 I Minimum

Pada praktikum ini kami melakukan 4 kali percobaan yaitu pada saat percobaan pertama
mengenai karakteristik tegangan-arus (V-I) dengan menggunakan tegangan sumber sebesar 5 volt.
Dengan Arus Basis yang tetap yaitu sebesar 100 µA. Karena berapapun nilai VCC nya maka Ib harus
tetap konstan. Dan pada tablen1 ini terbuktinya rumus yaitu ketika nilai VCC dinaikan, maka nilai dari
VCE akan naik juga. Dimana rumus nya adalah

VCC = VCE + IC.RC

Kemudian pada percobaan kedua yaitu karakteristik penguat arus transistor, dengan
menggunakan tegangan sumber sebesar 5 volt. Dan menggunakan transistor D313. Dengan VCC sebesar
15 volt. Table kedua ini dengan nilai VCC konstan, sedangkan IB nya yang diatur. Jika Ib semakin besar
maka Ic nya pun juga akan makin besar. Dimana rumusnya adalah β = I.B. Yang mana sesuai rumus saat
IC naik maka nilai pada VC turun, tetapi daya VCE nilai nya tetap. Dan pada table II ini terbuktinya
rumus VCC = VCE + IC.RC. pada saat IB = 0, maka Ic nya pun juga akan 0. Kemudian pada table II ini
terdapat daerah kerja transistor pada saat Ib = 0 µA merupakan daerah kerja cut off karena IB=0, Ic nya
pun = 0. Kemudian saat IB = 20 µA, 40 µA, 60 µA, 80 µA merupakan daerah kerja aktif karena pada saat
IB besar maka pada Ic juga besar. Kemudian pada saat IB sebesar 100 µA,120 µA,140 µA merupakan
daerah kerja saturasi (keadaan jenuh). Dimana, pada nilai arus Ic konstan atau pada keadaan jenuh.

Kemudian pada saat table ketiga yaitu arus bocor dan transistor jenuh dengan melakukan 2 kali
percobaan yaitu dengan menggunakan resistor dan tanpa resistor. Pada saat tanpa resistor. Karena
resistornya tersebut dijumper maka tidak ada arus yang mengalir. Atau arus mengalir ke hambatan yang
kecil pada saat dijumper.

4 KESIMPULAN DAN SARAN

Pada percobaan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa :

Transistor adalah salah satu komponen yang selalu ada di setiap rangkaian elektronika, seperti radio,
televisi, handphone, lampu flip-flop dll. Fungsi dari komponen ini sangatlah penting. Kebanyakan,
transistor digunakan untuk kebutuhan penyambungan dan pemutusan (switching), seperti halnya saklar.
Yaitu untuk memutus atau menyambungkan arus listrik. Selain itu transistor juga berfungsi sebagai
penguat (amplifier), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal, dan banyak lagi. Keinginan kita untuk merubah
fungsi transistor ini adalah dari pemilihan jenis transistor atau dengan cara perangkaian sirkit transistor itu
sendiri. Transistor memiliki dua jenis lapisan yaitu NPN (Negatif-Positif-Negatif) dan PNP (Positif-
Negatif-Positif). Transistor memiliki tiga kaki yang masing-masing kakiknya B (Base) C (Colecctor) dan
E (Emitor). Cara untuk mentukan jenis kaki transistor dapat menggunakan multimeter digital yg memilik
fitur tambahan. Nilai arus keluaran transistor IC naik ketika tegangan VCE nya dinaikkan, tetapi naiknya
tidak terlalu signifikan, melainkan naiknya hanya sedikit saja, dan pada tegangan tertentu arus IC tetap.

UCAPAN TERIMAKASIH

Kami selaku pembuat jurnal ini : Da’siah Rahmawati, Ilham Munadi dan syukur kehadirat ALLAH
SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan jurnal ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tony Koerniawan, ST., MT selaku Dosen Praktikum
Elektronika, dan bang Muhammad David Yulian sebagai Asisten Laboratorium Elektronika dan
Rangkaian Listrik yang telah membimbing dalam pelaksanaan praktikum. Terima kasih juga kepada
teman-teman sekelompok praktikum baik secara langsung ataupun tidak langsung telah membantu dalam
proses terselesaikannya jurnal ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1.] Loku, d'richkey, 2015. Pengertian Transistor, Jenis, dan Karakteristik, http://werden-
forscher.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-transistor-jenis-dan.html, diakses pada tanggal 3 Oktober
2019, pukul 19:49 WIB.

[2.]Arlin, Septi, 2013. Cara Menentukan Kaki-Kaki Transistor,


http://arlinlily.blogspot.co.id/2013/05/cara-menentukan-kaki-kaki-transistor.html, diakses pada tanggal 3
Oktober 2019, pukul 20:09 WIB.

[3.]Humairoh, Siti, 2011. Karakteristik Transistor,


http://mamaynisaa.blogspot.co.id/2011/04/karakteristik-transistor.html, diakses pada tanggal 3 Oktober
2019, pukul 20:14 WIB.

[4.]Pamous, 2015. Penguat Daya dan Penguat Tegangan, http://web.if.unila.ac.id/pamous


/2015/06/11/dasar-elektronika-penguat-daya-dan-penguat-tegangan/, diakses pada tanggal 03 Oktober
2019, pukul 21:00 WIB.

[5.] http://komponenelektronika.biz/jenis-jenis-transistor.html. Diakses pada tanggal 03 Oktober 2019


pukul 18:48.
[6.]http://duniaelektonika.blogspot.co.id/2013/01/jenis-jenis-transistor.html. Diakses pada tanggal 03
Oktober 2019 pukul, 19:24.

Das könnte Ihnen auch gefallen