Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ABSTRACT
Fractionation of cell is a method to study about cell and it’s body of cell.The aim
of this practice is separating subcelluler component by centrifugation.Practical uses of
materials namely red beans, tetrazolium, sucrose, iodine and the tools used are
sentrifuge, polypropilene tube, glass objects, water bath, sentrifugator, net, mortar and
microscopes. The centrifugation method used, iodine test, and the tetrazolium test.
Homogenation include, filtration, centrifugation 1000 rpm in 5 minutes, 2000 rpm in 10
minutes and 4000 rpm in 20 minutes. Iodine test is used to know existence of the starch
in the cell while the tetrazolium used to know the mitochondria within cells. The tetrazolium
test results show negative response. But in iodine test result that amilum was existence.
Failure in tetrazolium test cause of wrong technique and trouble in sentrifugator.
ABSTRACT
Fractionation of cell is a method to observe and study about cell and it’s body
of cell. The aim of this practice is separating subcelluler component by centrifugation.
Centrifugation is one separation technique based on the size and density. Practical uses
of materials namely read beans, tetrazolium, sucrose, iodine and the tools used are
sentrifus, muslin tube, glass objects, water bath, sentrifus, mortar, test tubes and
microscopes. The centrifugation method used, iodine test, and test the tetrazolium.
Homogenation include, filtration, centrifugation and 1000 rpm in 5 minutes, 2000 rpm in
10 minutes and 4000 rpm in 20 minutes. Iodine test is used to know the starch in the cell
while the tetrazolium used to know the mitochondria within cells. Based on the result,
iodine test give a positive result to sample p-2 and p-3, but unfortunately tetrazolium test
result give a negative result.This Failure happen because of wrong technique.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Praktikum dengan topik berjudul “Fraksionasi dan Analisa Komponen Seluler”
dilakukan dengan tujuan memisahkan komponen seluler tumbuhan berdasarkan ukurannya
dengan sentrifugasi.
BAB II
METODE
2.2. Prosedur
Dalam praktikum ini, terdapat beberapa tahapan kerja yakni homogenasi, filtrasi,
sentrifugasi, pengamatan komponen sel hasil fraksinasi menggunakan mikroskop dan
pengamatan komponen sel hasil fraksinasi menggunakan tetrazolium. Pada tahap
awal, yakni homogenasi, dengan cara menggerus 5 butir kacang merah dengan mortar
dan alu. Setelah itu ditambah dengan sucrose-buffer solution sebanyak 10 ml. Hasil
homogenasi tersebut dinamakan homogenat.
Setelah dihomogenasi, homogenat tersebut difiltrasi dengan kain kasa sebanyak
1 lapis. Hasil filtrasi tersebut berupa cairan dan disebut filtrat, sedangkan substan yang
tertahan di kain kasa adalah residu.
Setelah difiltrasi, filtrat yang dihasilkan dituang ke dalam tabung polipropilen
kemudian ditambah lagi dengan sucrose-buffer solution hingga 5 ml. kemudian
ditimbang terlebih dahulu dengan neraca digital. setelah ditimbang dan diketahui
massanya, disentrifugasi dengan kecepatan rendah (1000 rpm) selama 5 menit.
Setrifugasi ini menghasilkan padatan di dasar tabung sentrifus yang dinamakan pellet
p-1, dan menghasilkan cairan jenuh diatas pellet, yakni supernatan s-1. Supernatan s-
1 dipipet dengan perlahan dan dipindahkan ke tabung sentrifus yang baru. sedangkan
p-1 dibuang. Lalu s-1 yang sudah dipindahkan ke tabung polipropilen baru ditimbang
dengan neraca digital lalu di tambahi dengan sucrose-buffer solution lagi hingga
volume totalnya 10 ml. setelah itu kembali disentrifus dengan kecepatan yang lebih
tinggi dari sebelumnya (2000 rpm) selama 10 menit. Hasil sentrifus kedua ini adalah
pellet p-2 dan supernatant s-2.
s-2 dan p-2 dipisahkan dengan cara memipet s-2 dan memindahkannya ke tabung
polipropilen baru. s-2 ditimbang kembali dengan neraca digital dan ditambahi sucrose-
buffer solution hingga volume totalnya mencapai 10 ml. Setelah itu disentrifus kembali
dengan kecepatan 4000 rpm selama 20’. p-2 diambil sedikit sampel yang kemudian di
oleskan (smear) di atas kaca objek. setelah itu ditetesi dengan iodin dan ditutup dengan
cover glass. Preparat tersebut diamati di mikroskop perbesaran 100x kemudian
ditingkatkan menjadi 400x.
Setelah s-2 selesai disentrifus selama 20 menit, didapatkan supernatant 3 dan
pellet 3. Supernatan 3 dipisahkan dari pellet 3. Kemudian pellet 3 di diambil sedikit dan
dioleskan di atas kaca objek. Setelah itu ditetesi dengan iodin dan ditutup dengan cover
glass. Preparat tersebut kemudian diamati dengan mikroskop perbesaran 100x dan
400x.
Masing-masing sisa dari pellet 2 dan pellet 3, diambil sampel sebanyak 1 ml dan
dimasukkan ke dalam tabung A (untuk p-2) dan tabung B (untuk p-3). Masing-masing
dari tabung, ditambahi dengan tetrazolium chloride dengan perlahan melalui sisi
dinding (tidak perlu dikocok). Kedua tabung tersebut kemudian diinkubasi selama 30
menit pada suhu 37-40 0C. setelah diinkubasi, diamati perubahan apa yang terjadi
kemudian dicatat dalam buku pengamatan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Homogenasi untuk pemisahan sel dari jaringan penyusunnya serat pelepasan organel
dari selnya
2. Sentrifugasi untuk pemisahan organel sel berdasarkan ukurannya dilakukan dengan
beberapa tahap berdsarkan kebutuhannya
3. Perbedaan masa jenis, komponen dengan masa jenis lebih besar akan mengendap
lebih cepat daripada partikel yang lebih kecil.
4. Sebab jika dilakukan hanya satu kali sentrufugasi dengan keceptan maksimal maka
organel yang memiliki berat jenis besar hingga kecil akan bercampur menjadi satu.
Sehingga hal tersebut menyulitkan untuk idenktifikasi.
5. Karena biji tempat terjadinya regenerasi sel yang terdapat pada jaringan
meristem dan biji juga mengandung amilum.