Sie sind auf Seite 1von 7

JURNAL PSIKOLOGI JAMBI p- ISSN : 2528-2735

VOLUME 2, NO 2, OKTOBER 2017 e-ISSN : 2580-7021

PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI UPAYA


MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR ANAK

TRADISIONAL GAMES IN IMPROVING CHILDREN'S BASIC ABILITIES

Nofrans Eka Saputra1


Yun Nina Ekawati2
1
Departement of Psychology, Jambi University/ nofransekasaputra@unja.ac.id
2
Departement of Psychology, Jambi University/ yunninaekawati@yahoo.com

ABSTRACT

INTRODUCTION Jambi Traditional Game is one of the cultural parts in Jambi. Traditional game
is something (a game) that sticks to the norms and customs through generations that can provide the
sense of satisfaction or pleasure for the player. Jambi traditional game is an educational game that
has been existed since ancient times, hereditary or habitual, and have benefits in improving the basic
skills of children. Technological development, especially modern games nowadays are beginning to
diminish traditional games in Jambi Province.
METHOD This research is a qualitative research with ethnography study. This study aims to identify
traditional games that had been passed down through generations, to identify and describe Jambi
traditional games that can be used in improving the basic skills of children, to describe the traditional
game activities that are still performed by children, and finding the right way to socialize traditional
Jambi games related to basic skills of children. The data were collected by using in-depth interview
method, FGD, and were analyzed by using triangulation method.
RESULT The results of the study showed that there were thirteen (13) traditional game designs that
are appropriate to the age of early childhood, and three (3) of them required guidance from adults /
parents while in the process. The basic skills developed by traditional games are kinesthetic
intelligence, linguistic intelligence, logical-mathematical intelligence, visual-spatial intelligence,
musical intelligence, natural intelligence, interpersonal intelligence, Intrapersonal Intelligence,
Spiritual Intelligence.
CONCLUSION AND RECOMMENDATION This traditional gameplay can also emerge
character values in children, such as religious values, nationalist, independent, gotong royong
(mutual cooperation), integrity. Traditional game socialization can be done by compiling pocket
books on games that can be introducted in early childhood education such as playschool and
Kindergarten in the form of direct experience as well as training in making Games Tool
Education/Alat Permainan Edukatif (APE) based on local culture and disseminated through the
website in the form of digital books.
Keywords: traditional games, children's basic skills, digital media

Pendahuluan
Perkembangan teknologi memiliki Penggunan gadget atau alat teknologi
peran dalam mendorong terwujudnya kemajuan informasi yang mudah terkoneksi dengan
sosial dan kesejehteraan masyarakat. Inovasi internet ini mengalami peningkatan
kecanggihan teknologi dapat menyajikan dari tahun ke tahun. pengguna gadget bukan
berbagai hiburan, hobi, media berita, jejaring hanya orang dewasa namun juga anak-anak.
sosial, dan aplikasi pekerjaan yang mudah Survei yang dilakukan oleh theAsianparent
didapatkan melalui gadget seperti smartphone, Insights (2014), pada lingkup studi kawasan
tablet, e-reader, play station portable (PSP) dan Asia Tenggara, dengan melibatkan setidaknya
laptop. 2.417 orang tua yang memiliki gadget dan anak
dengan usia 3 – 8 tahun pada 5 negara yakni

48 JURNAL PSIKOLOGI JAMBI


Saputra, Ekawati

Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan game online bagi anak bisa dikategorikan sangat
Philipina. Dengan sejumlah sampel orang tua buruk seperti bolos sekolah, anak menjadi
tersebut, diperoleh 3.917 sampel anak-anak agresif, nekat merampok dan mencuri,
dengan usia 3 – 8 tahun. 98% responden anak- mencabuli temannya, bahkan bunuh diri. Hal ini
anak usia 3 – 8 tahun merupakan pengguna menjelaskan bahwa games online lebih
gadget, 67% diantaranya menggunakan gadget mendorong anak untuk berperilaku destruktif
milik orang tua mereka, 18% lainnya daripada mendukung pertumbuhan dan
menggunakan gadget milik saudara atau perkembangan anak.
keluarga, dan 14% sisanya menggunakan gadget Dampak negatif ini sudah seharusnya
milik sendiri. Hasil survey ini menunjukkan membuat pemerhati, pendidik maupun peneliti
bahwa pengguna gadget saat ini bukan hanya lebih peka dalam mengenalkan berbagai bentuk
orang dewasa hingga remaja, namun juga anak- permainan yang telah ada secara turun temurun,
anak. Sebanyak 98% responden anak-anak di seperti permainan tradisional. Bangsa Indonesia
Asia Tenggara tersebut menggunakan gadget memiliki permainan anak yang kaya akan nilai-
atau perangkat seluler (mobile device), nilai moral yang dapat menstimulasi tumbuh
kebanyakan gadget digunakan sebagai media kembang anak, bahkan dapat digunakan sebagai
atau alat bermain, yakni untuk memainkan sarana edukasi pada anak.
aplikasi permainan (games). Tim penyusun Panduan Pemanfaatan
Penggunaan gadget ini dipermudah Permainan Tradisional untuk Anak Usia dini
karena akses internet yang bisa didapat (2004) menguraikan ada 9 (sembilan)
darimana saja, di rumah, sekolah, kantor bahkan kecerdasan yang mampu di stimulasi oleh
Mall. Internet World Stats and Populations permainan tradisional yaitu kecerdasan
Statistics (2017) mencatat per 30 Juni 2016 linguistik (kemampuan berbahasa); kecerdasan
bahwa Indonesia termasuk peringkat 5 (lima) logika matematika (kemampuan menghitung);
pengguna internet terbesar di dunia. Jumlah kecerdasan visual-spasial (kemampuan ruang);
pengguna internet Indonesia mencapai kecerdasan musikal (kemampuan musik/ irama);
132,700,000 orang dari total penduduk kecerdasan kinestetika (kemampuan fisik baik
Indonesia saat itu berjumlah 258.316.015 orang motorik kasar dan halus); kecerdasan natural
atau dengan tingkat penetrasi 51, 4 %. Hal ini (keindahan alam); kecerdasan intrapersonal
tentu mengindikasikan bahwa internet telah (kemampuan hubungan antar manusia);
menjadi bagian aktivitas keseharian dari kecerdasan intrapersonal (kemampuan
masyarakat Indonesia, termasuk anak-anak. memahami diri sendiri); kecerdasan spritual
Bermain merupakan hak setiap anak, (kemampuan mengenal dan mencintai ciptaan
tanpa dibatasi oleh usia. Tedjasaputra (2007) Tuhan). Hal ini tentu membuat permainan
menjelaskan mengenai pasal 31 Konvensi Hak- tradisional semakin diperlukan karena banyak
hak anak (1990) yang berisikan yaitu “hak anak manfaatnya bagi perkembangan anak.
untuk beristirahat dan bersantai, bermain dan Secara empiris, penelitian Yudiwinata
turut serta dalam kegiatan rekreasi yang sesuai dan Handoyo (2014) menunjukkan bahwa
dengan usia anak yang bersangkutan dan untuk anak-anak yang melakukan permainan
turut serta secara bebas dalam kehidupan tradisional jauh lebih berkembang kemampuan,
budaya dan seni. Apabila merujuk hal ini termasuk kemampuan kerja sama, sportifitas,
“apakah bermain gadget termasuk hak anak”?. kemampuan membangun strategi, serta
Setiap bentuk permainan merupakan ketangkasan (lari, loncat, keseimbangan) dan
hak anak, namun tentu memiliki syarat, karakternya. Ekawati, dkk (2010) menjelaskan
misalnya tidak berbahaya, sukarela bahwa permainan tradisional ternyata mampu
meningkatkan kemampuan eksplorasi anak dan berpengaruh dalam mengembagkan kecerdasan
interaksi sosial, mendukung kemampuan intrapersonal anak
emosional, atau dengan kata lain mendukung Sisi lain, meskipun manfaat permainan
pertumbuhan dan perkembangan anak. tradisional sangat banyak bagi tumbuh kembang
Kesan yang melekat pada penggunaan anak, tidak banyak orangtua yang mengetahui
gadget oleh anak-anak saat ini adalah manfaat tersebut, bahkan orangtua sangat jarang
kecanduan bermain games online. Nur (2013) masih mengingat bagaimana memainkannya dan
menghimpun berbagai berita, baik dari media jarang menceritakan permainan tradisional yang
cetak bahkan online mengenai dampak pernah di mainkan dulu pada anak-anaknya. Hal
kecanduan games online. Dampak kecanduan ini tentu membuat eksistensi permainan

JURNAL PSIKOLOGI JAMBI 49


Permainan Tradisional sebagai Upaya
Meningkatkan Kemampuan Dasar Anak

tradisional semakin tidak diketahui oleh dilakukan secara turun-menurun serta


masyarakat luas. memberikan rasa puas atau senang hati si
Sebagai upaya dalam memperkenalkan pelaku. Permainan tradisional yang dimaksud
permainan tradisional ini perlu kiranya untuk juga termasuk alat permainan edukatif (APE)
mengidentifikasi berbagai bentuk permainan ini yang berfungsi untuk memberikan pendidikan
yang pernah dilakukan oleh masyarakat, pada anak; aman tidak berbahaya bagi anak
khususnya di Provinsi Jambi. Terlebih (tidak tajam dan tidak beracun); menarik bagi
identifikasi permainan tradisional ini telah lama anak, sederhana, murah, mudah penggunaannya;
dilakukan yaitu pada tahun 1979/1980 yang ukuran dan bentuknya sesuai dengan usia anak;
mengurai 20 (dua puluh) buah permainan rakyat sesuai dengan minat dan taraf pertumbuhan dan
daerah. Namun buku-buku maupun tulisan perkembangan anak; berfungsi mengembangkan
mengenai hal ini belum pernah diketahui. kemampuan dasar anak dan menstimulasi
Permainan tradisional yang telah kecerdasan ganda (multiple Intelligences).
diidentifikasikan akan di publikasikan dengan Adapun kutipan wawancara mengenai
media digital. Hal ini diharapkan akan menjadi hal itu yaitu “Sudah lamo nian permainan tu
dukungan bagi pemerintah Indonesia untuk lah ado. Dari nenek moyang dulu, turun
dapat memajukan masyarakat serta pendidikan temurun dio tu” (If 1, If 3) dan biasonyo itu
nasional, yang berakar pada kebudayaan beguno nian buat anak-anak biso buat dewek,
Nasional (Pasal I ayat 2 Undang-Undang No II dak bahayo, bahannyo ado di alam ko la. (If 4,
tahun 1989), yang mengandung pengertian if 6). Banyak guno yo, ado anak yang belajar
bahwa penyelanggaraaan pendidikan nasional jadi orang besak, misalnyo rajo. Ado anak biso
anak selalu berpijak pada bumi dan budaya begawe kayak pedagang, berhitung go la (if 4, if
Indonesia serta kearifan lokal. 7).

Metode Bentuk-bentuk permainan tradisional


Penelitian ini dilakukan dengan ditemukan berjumlah ± 30 bentuk permainan
pendekatan kualitatif yaitu studi etnografi. yang 13 diantaranya merupakan permainan
Penelitian ini dilakukan di beberapa daerah tradisional yang dapat dimainkan oleh anak usia
Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi. Teknik dini. Permainan-permainan tradisional yang
penentuan informan dalam penelitian ini termasuk yaitu terompa batok, serabut kelapo
menggunakan purposive sampling dengan dorong, suruk-surukan batu, kalung tangkai ubi,
kriteria tokoh masyarakat/ tokoh adat, pelaku rajo-rajoan atau ratu-ratuan, congklak/ dakon,
permainan tradisional, guru PAUD. Informan peperangan/ bedil bambu, baling-baling terbang,
penelitian ini berjumlah 9 orang. gasing, kelereng/ ekal, permainan lompat karet/
Instrumen utama adalah peneliti sendiri main tali, setinjak/egrang, tangkup.
dengan dibantu oleh daftar pertanyaan yang Bentuk-bentuk permainan tradisional
tersrtuktur mengenai identifikasi permainan tersebut terjabarkan pada kutipan berikut “Ado
tradisional, kemampuan dasar yang dapat banyak caro mainkanyo…ado yang pakai batok,
ditingkatkan melalui permainan tradisonal, pake daun ubi go la, bambu elok go la, sekarang
bagaimana cara mensosialisasikan permainan ko masih ado la anak-anak siko main karet
tradisional. Observasi juga dilakukan dalam gelang tu na” (If1, If 4, If 7). Apo be jadi
keseharian informan yang terkait dengan mainan dulu tu dak, sabut kelapo jadi go la,
penggunaan permainan tradisional dalam batoknyo jadi go, haa yang pake kayu tinggi tu
kehidupan sehari-hari. FGD dilakukan untuk tau dak awak, kito bejalan diatas tu, kayak
mengetahui cara sosialisasikan mengenai orang gedang (raksasa) jalan” (If2, 1f 3). Main
permainan tradisional. Setelah pengumpulan apo ko yang pakai batu kecil-kecik tu, disuruk
data dilakukan, maka penelitian melakukan (di sembunyikan), trus dulu ado dari bambu di
verifikasi terhadap hasil wawancara, observasi. buat senapan / tembak-tembakan guno kayak
Hasil verifikasi akan dilanjutkan melalui analisis pejuang tempo dulu tu na (If 5, if 6).
data dengan metode triangulasi.
Permainan tradisional yang bisa
Hasil dimainkan oleh anak usia dini ini memiliki
Berdasarkan hasil wawancara mendalam fungsi dalam mengembangkan kemampuan
dan observasi maka diketahui bahwa permainan dasar anak dan menstimulasi kecerdasan
tradisional Jambi merupakan permainan yang majemuk. Kemampuan dasar yang dapat

48 JURNAL PSIKOLOGI JAMBI


Saputra, Ekawati

berkembang melalui permainan tradisional mandiri dikembangkan melalui kemampuan


tersebut yaitu kecerdasan kinestetika (KK), meningkatkan kreatifitas dalam membuat alat
kecerdasan linguistik (KL), kecerdasan logika- bermain permainan tradisional, keberanian
matematika (KLM), kecerdasan visual-spasial mencoba hal yang baru, tahan banting disaat
(KVS), kecerdasan musikal (KM), kecerdasan gagal bermain, serta mencoba bangkit lagi.
natural (KN), kecerdasan interpersonal (Kinter), Karakter gotong royong dikembangkan melalui
kecerdasan intrapersonal (Kintra), kecerdasan kemampuan untuk kerja sama, menghargai
spritual (KS). teman sebaya yang lain saat bermain, tolong
Secara khusus kemampuan dasar anak menolong bagi teman yang membutuhkan, tidak
yang dapat dikembangkan melalui permainan mendiskriminasi teman yang tidak bisa bermain
tradisional yaitu kemampuan motorik halus dan dengan baik. Karakter integritas dikembangkan
kasar (KK), kemampuan menghitung dan melalui kemampuan bertanggung jawab disaat
kemampuan untuk fokus dalam menyelesaikan anak bertugas menjadi pemain penjaga, dan
masalah (KLM), kemampuan untuk melatih kejujuran anak disaat bermain.
berinteraksi/ bermain dengan teman sebaya dan Seperti dapat dilihat pada kutipan
bermain secara bergantian (Kinter), kemampuan berikut “selain membangun kemampuan dasar
berkomunikasi atau berdialog dengan teman anak. Permainan ini sangat terkait dengan
sebaya dan dengan orangtua / dewasa (KL), pengembangan nilai-nilai karakter. apa yang
kemampuan untuk mengekspresikan perasaan saya tahu ini sebenarnya lah lama terjadi
senang dalam bermain, dan mengembangkan misalnya anak bermain tradisional harus jujur,
motivasi dan keterampilan dalam mengelola tidak pilih-pilih teman kalo main, kerjasama
kesabaran (Kintra), kemampuan dalam dengan yang lain (if 8, if 9).
menentukan jarak dan menentukan ruang Berdasarkan fokus grup diskusi (FGD)
(KVS). Hal ini dapat dilihat pada tabel 1. dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional
Adapun kutipan wawancara mengenai yang dimiliki oleh Daerah Jambi, juga memiliki
hal itu yaitu ““permainan tradisional berguna kesamaan baik dalam nama, bentuk, cara
dalam membangun kemampuan anak untuk bermain dan seterusnya. Misalnya dalam
mandiri, disiplin, belajar berdialog dengan permainan terompa batok sebenarnya bisa juga
teman, mulai belajar berhitung, serta mau disebut egrang batok, permainan Rajo-rajoan
mengemukakan pendapatnya sendiri (if 8). sebenarnya di Jawa dikenal sebagai permainan
Sejauh yang saya tahu bahwa bermain dalam membuat Mahkota / Kuluk, permainan
tradisional dapat merangsang motorik halus congklak juga dikenal sebagai permainan dakon,
dan kasarnya, serta anak-anak yang bermain sabut kelapo dorong juga dikenal sebagai kereta
akan senang karena berkumpul dengan teman roda dua. FGD juga menyimpulkan bahwa
sebayanya (if 9). “jika diamati dan dimaknai permainan tradisional seperti suruk-surukan
permainan tradisionial dari jaman dulu itu, batu, peperangan untuk anak usia 7-13 tahun
banyak faedahnya. Misalnya membangun sebenarnya bisa juga dimainkan oleh anak usia
mental anak menjadi lebih berani, mandiri, dini dengan bimbingan orang dewasa saat
mengetahui alam dengan sendirinya, mampu bermain. Hal ini dikarenakan permainan
mengolah bahan alami, belajar bekerja sama, tersebut masih mudah dilakukan serta tidak
belajar mengungkapkan suka atau tidak suka membutuhkan keterampilan /pemahaman yang
terhadap sesuatu (if 8, if 9) komplek. Hasil FGD juga menguraikan bahwa
tidak banyak PAUD dan TK melakukan
Permainan tradisional ini juga dapat bermain dengan permainan tradisional. Hal ini
menumbuhkan nilai-nilai karakter pada anak, dikarenakan sulitnya implementasi permainan-
seperti nilai religius, nasionalis, mandiri, gotong permainan tersebut, dan jarangnya ketersediaan
royong, integritas. Karakter religius lapangan luas untuk melakukan permainan
dikembangkan melalui kemampuan percaya diri tersebut.
dalam bermain, bersahabat, melindungi sesama Berdasarkan hal itu perlu kiranya untuk
teman, dan mencintai lingkungan. Karakter melakukan sosialisasi mengenai permainan
nasionalis dikembangkan melalui kemampuan tradisional di lingkungan Pendidikan Anak Usia
menjaga lingkungan, taat aturan bermain, Dini (PAUD), serta Taman Kanak-kanak.
menjaga kekayaan bangsa, dan menghormati Kegiatan sosialisasi dapat berbentuk
keragaman budaya, suku dan agama ketika pengalaman belajar langsung dengan
bermain dengan teman sebaya lainnya. Karakter mengaplikasikan permainan tradisional. Melalui

JURNAL PSIKOLOGI JAMBI 51


Permainan Tradisional sebagai Upaya
Meningkatkan Kemampuan Dasar Anak

penggunaan buku saku tersebut yang telah Bagi masyarakat umum, peneliti telah
disusun melalui media digital akan membuat sebuah buku permainan tradisional
memudahkan guru-guru PAUD dan Taman untuk anak usia dini Jambi yang berkaitan
Kanak – kanak dalam mengimplimentasikan dengan aspek psikologis khususnya kemampuan
pengalamannya melalui kegiatan belajar di dasar anak usia dini yang dapat dijadikan
sekolah. Buku saku permainan tradisional sebagai alat untuk memperkenalkan salah satu
berisikan bagaimana cara memainkannya serta kebudayaan yang ada di Provinsi Jambi
dilengkapi gambar-gambar yang menarik untuk sekaligus sebagai arsip kebudayaan bangsa.
anak-anak. Adapun gambar tersebut dapat
dilihat pada gambar 1. Daftar Pustaka
Sisi lain, kegiatan sosialisasi bisa juga Ekawati, Y. N., Saputra, N. E., Rozalina.,
dilakukan dengan membuat poster, serta Restya, W. P. D., Nurlita, I., (2010).
sosialiasi di media massa dan media sosial. Pengaruh bermain melalui permainan
Harapannya dengan kegiatan tersebut dapat tradisional terhadap kecerdasan
membangun pemahaman dan komitmen intrapersonal anak. Jurnal Ilmiah
masyarakat untuk melestarikan warisan budaya, Mhasiswa berprestasi Vol. 1 No. 2.
khususnya permainan tradisional. Universitas Ahmad Dahlan

Kesimpulan Internet World Stats Usage and Population


Berdasarkan penelitian yang dilakukan Statistics. (2017). Alphabetical List of
didapatkan kesimpulan bahwa permainan Countries. Diakses dari
tradisional memiliki fungsi dalam
http://www.internetworldstats.com
mengembangkan keamampuan dasar anak.
Permainan tradisional mudah dilakukan baik pada tanggal 19 Februari 2017.
dalam cara bermain, maupun membuat alat
permainannya. Daerah Jambi memiliki 13 Nur, H. (2013). Membangun karakter anak
permainan tradisional yang terkait dengan usia melalui permainan tradisional. Jurnal
anak usia dini yang secara keseluruhan mampu Pendidikan Karakter No. 1. Universitas
mengembangkan kemampuan dasar anak Negeri Makasar.
sekaligus menanamkan karakter pada anak.
Permainan tradisional dapat disosialiasasikan
melalui media masaa, media sosial, poster, dan Suharsaputra, U. (2014). Metode Penelitian
kegiatan bersifat edukatif sosial budaya seperti Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan.
penyusunan buku saku permainan tradisional Bandung : Refika Aditama

Saran Tedjasaputra, M. (2001). Bermain, Mainan, dan


Penelitian ini disadari masih jauh dari
Permainan. Jakarta: Penerbit Grasindo
kata sempurna. Dalam penelitian ini tentunya
masih banyak kekurangan sehingga peneliti
merasa perlu memberikan saran-saran The Asian Parent Insights. (2014). Mobile
membangun yag ditujukan kepada beberapa Device Usage Among Young
pihak supaya manfaat yang diperoleh lebih Kids.https://s3-ap-southeast-
komprehensif dan aplikatif. 1.amazonaws.com/tap-
Saran bagi peneliti selanjutnya dapat sgmedia/theAsianparent+Insights+Devi
melakukan penelitian lanjutan dengan ce+Usage+A+Southeast+Asia+Study+N
mengembangkan topik permainan tradisional ovember+2014.pdf. Diakses pada
melalui menggunakan pendekatan yang berbeda. tanggal 27 juli 2015
Bagi Himpaudi Provinsi Jambi dapat
membantu dalam sosialisasi buku saku Yudiwinata, H. P., Handoyo, P, (2014).
permainan tradisional yang telah disusun oleh Permainan tradisional dalam budaya dan
peneliti. Bentuk kegiatan yang dilakukan bisa perkembangan anak. Jurnal Paradigma
dengan pengalaman langsung untuk bermain Vol. 02 Nomor 3. Universitas Negeri
permainan tradisional maupun pelatihan Surabaya.
membuat alat permainan edukatif berbasis
permainan tradisional

48 JURNAL PSIKOLOGI JAMBI


Saputra, Ekawati

Gambar 1.Bentuk Permainan Tradisional (Terompa Batok) dalam Buku Saku

JURNAL PSIKOLOGI JAMBI 53


Permainan Tradisional sebagai Upaya
Meningkatkan Kemampuan Dasar Anak

Tabel 1. Hubungan antara Permainan Tradisional dengan Kemampuan Dasar Anak

Permainan Tradisional KK KL KVS KM KN K Inter K Intra KS KLM


Terompa Batok √ √ - √ - √ √ √ √
Serabut Kelapo Dorong √ √ √ - - √ √ √ √
Suruk-surukan Batu √ √ √ - - √ √ √ √
Kalung Tangkai Ubi √ √ √ - - √ √ √ √
Rajo-rajoan/ Ratu-ratuan √ √ √ - - √ √ √ √
Congklak/ Dakon √ √ √ - - √ √ √ √
Peperangan/ Bedil √ √ - - - √ √ √ √
Bambu
Baling-baling Terbang √ √ - - - √ √ √ √
Gasing √ √ - - - √ √ √ √
Kelereng/ Ekal √ √ - - - √ √ √ √
Permainan Lompat √ √ - - - √ √ √ √
Karet/ Main Tali
Setinjak / Egrang √ √ √ - - √ √ √ √
Tangkup √ √ √ - - √ √ √ √

Keterangan :

Kecerdasan Kinestetika (KK) Kecerdasan Interpersonal (K Inter)


Kecerdasan Linguistik (KL) Kecerdasan Intrapersonal (K Intra)
Kecerdasan Logika-Matematika (KLM) Kecerdasan Spritual (KS)
Kecerdasan Visual-Spasial (KVS)
Kecerdasan Musikal (KM)
Kecerdasan Natural (KN)

48 JURNAL PSIKOLOGI JAMBI

Das könnte Ihnen auch gefallen