Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Abstrak : Diabetes Melitus Tipe II, Senam DM, Tekanan Darah. Diabetes Mellitus
adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang
ditandai dengan tingginya kadar gula darah. World Health Organitation (WHO)
menyatakan Indonesia menempati urutan ke 7 di dunia sebagai negara dengan jumlah
penderita diabetes mellitus. Lebih dari 50% penderita DM tipe 2 mengalami hipertensi
(Sweetman, 2009). Penatalaksanaan penyakit DM yang telah dikenal ada 3 cara, yaitu
mengatur makanan, olahraga, dan obat-obatan. Olahraga yang teratur dapat digunakan
sebagai program pengobatan DM, terutama diabetes tipe II dan sudah dikenal sejak
lama selain diet dan obat-obatan. Menurut Kusmana (2008), olahraga dapat menurunkan
tekanan darah. Olahraga dapat menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah kapiler yang
baru sehingga dapat mengurangi penyumbatan dalam pembuluh darah yang berarti
dapat menurunkan tekanan darah. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menjelaskan
pengaruh senam diabetes mellitus terhadap perubahan tekanan darah pada pasien DM
Tipe 2 di persadia RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2015. Jenis penelitian ini
70
Amalia Nuril Afifah, Pengaruh Senam Diabetes Melitus 71
adalah quasy exsperiment dengan rancangan one group pre and post test design, dan
analisis data yang digunakan adalah uji univariat dengan distribusi frekuensi dan uji
bivariat dengan paired sampel t–test. Hasil penelitian ini adalah ada pengaruh senam
diabetes mellitus terhadap perubahan tekanan darah pada pasien DM Tipe 2 di persadia
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Hal ini dibuktikan dengan uji paired sampel t-test yang
mana diperoleh nilai p value sistol 0,01 dan diastole 0,018 (p<0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Ada pengaruh senam diabetes mellitus terhadap
perubahan tekanan darah pada pasien DM Tipe 2 di persadia RSUD Dr. Moewardi
Surakarta
Kata Kunci : Diabetes Melitus Tipe II, Senam DM, Tekanan Darah
diabetes gestasional terdahulu (Nabyl, darah sitol dan diastol sebelum dilakukan
2009). Pengelolaan diabetes melitus senam DM dan tekanan darah sistol dan
meliputi 4 pilar dan aktivitas fisik diastol sesudah dilakukan senam DM).
merupakan salah satu dari empat pilar Analisis Bivariat dilakukan untuk
tersebut. Kegiatan fisik akan mengetahui bagaimana pengaruh senam
meningkatkan rasa nyaman baik secara DM terhadap perubahan teknana darah
fisik, psikis maupun sosial dan tampak pasien DM Tipe II. Pada analisa bivariat
sehat. Pada pasien DM tipe 2 sebagian ini peneliti akan melakukan uji normalitas
besar penatalaksanaan penyakit diabetes data menggunakan Shapiro-wilk. Data
menggunakan obat, padahal obat tidak berdistribusi normal menggunakan uji
merupakan satu-satunya cara yang dapat statistik parametric. Pengujian hipotesis
digunakan untuk penatalaksanaan parametrik yang digunakan adalah dengan
penyakit DM. Prinsip olahraga senam uji paired sample t-test , karena dilihat
diabetes Indonesia bagi penderita DM dari skala data yang digunakan termasuk
harus mengikuti petunjuk yang telah numerik dan sampel yang digunakan
ditentukan, yaitu (1) Program latihan, (2) adalah sampel berpasangan.
Porsi latihan, dan (3) Latihan kaki. Di
samping mengikuti petunjuk tersebut, HASIL PENELITIAN
penderita masih mengikuti petunjuk Berdasarkan Karakteristik
lainnya demi keberhasilan dalam responden sebaran jenis kelamin
mengikuti latihan senam DM tersebut. responden dicermati pada tabel 1
latihan aktivitas fisik pada penderita DM hasil bahwa terdapat pengaruh senam DM
bisa mengakibatkan hipertensi terhadap perubahan tekanan darah yang
dikarenakan terjadinya penurunan cardiac artinya Ha diterima atau Ho ditolak.
output (curah jantung) sehingga Berdasarkan uji paired t-test pengaruh
pemompaan ke jantung menjadi lebih senam DM terhadap tekanan darah
berkurang. Kurangnya latihan aktivitas menunjukkan hasil mean sistol sebelum
fisik juga dapat menyebabkan terjadinya senam 145,83 dengan standar deviasi
kekakuan pembuluh darah, sehingga 11,378. Untuk mean sistol sesudah senam
aliran darah tersumbat dan dapat 129,67 dengan standar deviasi 14,016
menyebabkan hipertensi (Giriwijoyo, sedangkan untuk mean diastole sebelum
2007). Tekanan Darah Sesudah Dilakukan senam 85,17 dengan standar deviasi 8,758
Senam DM dan mean diastole sesudah senam 81,33
Pemberian senam DM kepada dengan standar deviasi 6,687. Dapat
responden yang mengalami diabetes tipe 2 dijelaskan bahwa standar deviasi ,
dilakukan 45 menit sebanyak 1 kali dalam semakin besar penyimpangan data dari
1Minggu sesuai dengan penjadwalan yang rata-rata hitungnya, sehingga dikatakan
ada di persadia RSUD Dr. Moewardi data memilik variabilitas tinggi. Artinya,
Surakarta. Dari 50 penderita diabetes. data di antara anggota elemen adalah
Peneliti memilih responden yang heterogen. Sebaliknya, semakin rendah
memenuhi kriteria inklusi, dipilih 30 deviasi standar, semakin rendah
responden yang dijadikan sampel. penyimpangan data dari rata-rata
Distribusi frekuensi responden hitungnya, sehingga dikatakan data
menunjukkan tekanan darah setelah memiliki variabilitas rendah. Artinya, data
diberikan intervensi tekanan. Responden di antara anggota elemen adalah
yang mengalami penurunan tekanan darah homogeny. Nilai p value untuk tekanan
yang dikarenakan mereka aktif mengikuti darah sistolik yaitu 0,001 atau < 0,05, dan
gerakan senam dan mengikuti prosedur untuk tekanan darah diastolik yaitu 0,018
senam DM yang benar secara dengan perubahan rata-rata sistole
berkontinuitas yaitu melakukan latihan sebelum dengan sesudah yaitu sebesar
pemanasan, latihan inti serta latihan 16,167 mmHg dan perubahan rata-rata
pendinginan atau latihan penutup. Untuk diastole 3,833 mmHg.
responden yang tekanan darahnya tetap Hasil penelitian tersebut sejalan
dan tekanan darahnya mengalami dengan penelitian yang dilakukan oleh
kenaikan karena responden memiliki berat Margiyati (2010), yaitu setelah senam
badan yang agak berlebih, gerakan lansia hasil penelitian menunjukkan
senamnya tidak secara berkontinuitas serta 91,67% responden mengalami penurunan
ada beberapa responden yang memang rata-rata tekanan darah sistolik 10,69
memiliki garis keturunan atau keadaan mmHg dan diastolik 6,11 mmHg.
genetiknya memang hipertensi. Sebanyak 50% responden dengan
Perubahan Tekanan Darah hipertensi derajat 1 turun menjadi 41,67%
Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Senam sesudah perlakuan. Berdasarkan uji Paired
DM. Dari penelitian yang telah dilakukan Sampel T-test diperoleh hasil 0.000 untuk
di persadia unit RSUD Dr.Moewardi nilai sistolik dan 0.001 untuk nilai
Surakarta pada belan Februari didapatkan diastolik, keduanya lebih kecil dari p
Amalia Nuril Afifah, Pengaruh Senam Diabetes Melitus 77
value 0.05 sehingga disimpulkan terdapat menurunkan cardiac output, yang pada
pengaruh pelaksanaan senam lansia akhirnya menyebabkan penurunan
terhadap penurunan tekanan darah pada tekanan darah. Dari uraian diatas peneliti
lansia penderita hipertensi. Hal ini dapat menyimpulkan bahwa ada pengaruh
diperkuat dengan teori yang menyatakan senam DM terhadap perubahan tekanan
bahwa. Melakukan olahraga yang teratur darah, dimana senam DM dapat
dapat menurunkan tekanan darah menurunkan tekanan darah baik sistole
dikarenakan latihan jasmani yang teratur maupun diastole. Hal ini terjadi
dapat melebarkan pembuluh darah Penurunan tekanan darah karena
(Kusmana, 2006). pembuluh darah mengalami pelebaran dan
Menurut Harber, (2009) Latihan relaksasi. Lama kelamaan, latihan
aktivitas fisik akan memberikan pengaruh olahraga dapat melemaskan pembuluh-
yang baik terhadap berbagai macam pembuluh darah, sehingga tekanan darah
sistem yang bekerja di dalam tubuh, salah menurun.
satunya adalah sistem kardiovaskuler.
Saat melakukan aktivitas fisik, tekanan KESIMPULAN DAN SARAN
darah akan naik cukup banyak. Tekanan Berdasarkan hasil penelitian yang
darah sistolik yang misalnya semula 110 telah dilakukan terhadap 30 responden
mmHg sewaktu istirahat akan naik yang mengalami DM Tipe 2 di persadia
menjadi 150 mmHg. Sebaliknya, segera unit RSUD Dr. Moewardi Surakarta dapat
setelah latihan fisik selesai, tekanan darah disimpulkan bahwa Tekanan darah sistol
akan turun sampai di bawah normal dan sebelum dilakukan senam Diabetes
berlangsung 30-120 menit. Kalau olahraga Mellitus (DM) pada pasien DM Tipe 2 di
dilakukan berulang-ulang, lama-kelamaan persadia RSUD Dr. Moewardi Surakarta
penurunan tekanan darah akan rata- rata hipertensi derajat 1 dengan
berlangsung lama. Itulah sebabnya latihan jumlah 17 responden, dan tekanan darah
aktivitas fisik senam yang dilakukan diastol rata-rata optimal dengan jumlah 11
secara teratur bisa menurunkan tekanan responden.
darah.. Frekuensi latihannya 3-5 kali Tekanan darah sistol sesudah
seminggu dengan lama latihan 20-60 dilakukan senam Diabetes Mellitus (DM)
menit sekali latihan. Penurunan tekanan pada pasien DM Tipe 2 di persadia RSUD
darah ini antara lain terjadi karena Dr. Moewardi Surakarta rata-, rata
pembuluh darah mengalami pelebaran dan hipertensi derajat 1 dengan jumlah 11
relaksasi. Lama kelamaan, latihan responden, dan tekanan darah diastol rata-
olahraga dapat melemaskan pembuluh- rata optimal 9 responden.
pembuluh darah, sehingga tekanan darah Senam diabetes mellitus (DM)
menurun. Rutin berolahraga sangat kuat, berpengaruh terhadap perubahan tekanan
maka otot jantung dari individu yang rajin darah pada pasien DM Tipe 2 di persadia
berolahraga berkontraksi lebih sedikit RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Saran
daripada otot jantung orang yang jarang Berdasarkan hasil penelitian yang telah
berolahraga untuk memompakan volume dilakukan, penulis memberikan saran
darah yang sama. Karena latihan aktivitas sebagai berikut : Bisa mendorong
fisik senam dapat menyebabkan masyarakat yang menderita diabetes
penurunan denyut jantung maka akan mellitus (DM) maupun yang mempunyai
78 Jurnal Keperawatan Global, Volume 2, No 2, Desember 2017 hlm 62-111