Sie sind auf Seite 1von 9

PENGARUH SENAM DIABETES MELITUS (DM) TERHADAP PERUBAHAN

TEKANAN DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2 DI PERSADIA UNIT


RSUD DR. MOEWARDI DI SURAKARTA
TAHUN 2015

Amalia Nuril Afifah, Akhmad Rifa’i


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

Abstract : Type 2 Diabetes Mellitus, Blood Pressure, Gymnastics Diabetes. Diabetes


Mellitus is a chronic metabolic disease or disorder with multiple etiologies is
characterized by high blood sugar levels. World Health Organitation (WHO) said
Indonesia ranks the seventh in the world as a country with the number of people with
diabetes mellitus. More than 50% of patients with type 2 diabetes have hypertension
(Sweetman, 2009). Management of diabetes disease that has been known there are three
ways, namely arranging food, exercise, and medication. Exercise can cause the growth
of new capillary blood vessels so as to reduce the blockage in the blood vessels which
means it can lower blood pressure. The Objective of the research is to explain the
influence of diabetes mellitus exercise to changes in blood pressure in patients with
Type 2 diabetes mellitus in Persadia Hospital Dr. Moewardi Surakarta 2015. This type
of research is quasy exsperiment to design one group pre and post test design, and data
analysis used is frequency distribution univariate and bivariate test with paired samples
t-test. Results of this study had a effect of diabetes mellitus exercise to changes in blood
pressure in patients with Type 2 diabetes mellitus in Persadia Hospital Dr. Moewardi
Surakarta. This is evidenced by paired sample t-test which obtained p value systole 0.01
and diastole 0.018 (p <0.05).The conclusion of the research there is the influence of
diabetes mellitus exercise to changes in blood pressure in patients with Type 2 diabetes
mellitus in Persadia Hospital Dr. Moewardi Surakarta.

Keywords: Type 2 Diabetes Mellitus, Blood Pressure, Gymnastics Diabetes

Abstrak : Diabetes Melitus Tipe II, Senam DM, Tekanan Darah. Diabetes Mellitus
adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang
ditandai dengan tingginya kadar gula darah. World Health Organitation (WHO)
menyatakan Indonesia menempati urutan ke 7 di dunia sebagai negara dengan jumlah
penderita diabetes mellitus. Lebih dari 50% penderita DM tipe 2 mengalami hipertensi
(Sweetman, 2009). Penatalaksanaan penyakit DM yang telah dikenal ada 3 cara, yaitu
mengatur makanan, olahraga, dan obat-obatan. Olahraga yang teratur dapat digunakan
sebagai program pengobatan DM, terutama diabetes tipe II dan sudah dikenal sejak
lama selain diet dan obat-obatan. Menurut Kusmana (2008), olahraga dapat menurunkan
tekanan darah. Olahraga dapat menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah kapiler yang
baru sehingga dapat mengurangi penyumbatan dalam pembuluh darah yang berarti
dapat menurunkan tekanan darah. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menjelaskan
pengaruh senam diabetes mellitus terhadap perubahan tekanan darah pada pasien DM
Tipe 2 di persadia RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2015. Jenis penelitian ini

70
Amalia Nuril Afifah, Pengaruh Senam Diabetes Melitus 71

adalah quasy exsperiment dengan rancangan one group pre and post test design, dan
analisis data yang digunakan adalah uji univariat dengan distribusi frekuensi dan uji
bivariat dengan paired sampel t–test. Hasil penelitian ini adalah ada pengaruh senam
diabetes mellitus terhadap perubahan tekanan darah pada pasien DM Tipe 2 di persadia
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Hal ini dibuktikan dengan uji paired sampel t-test yang
mana diperoleh nilai p value sistol 0,01 dan diastole 0,018 (p<0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Ada pengaruh senam diabetes mellitus terhadap
perubahan tekanan darah pada pasien DM Tipe 2 di persadia RSUD Dr. Moewardi
Surakarta

Kata Kunci : Diabetes Melitus Tipe II, Senam DM, Tekanan Darah

PENDAHULUAN melitus berdasarkan diagnosis dokter atau


Pembangunan kesehatan Indonesia gejala pada tahun 2013 sebesar 2,1%
diarahkan guna mencapai pemecahan dengan prevalensi terdiagnosis dokter
masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi tertinggi pada daerah Sulawesi Tengah
setiap penduduk agar dapat mewujudkan (3,7%) dan paling rendah pada daerah
derajat kesehatan yang optimal. Masalah Jawa Barat (0,5%).
kesehatan dapat dipengaruhi oleh pola Anggota komunitas Persadia Unit
hidup, pola makan, lingkungan kerja, RSUD Dr. Moewardi yang mengikuti
olahraga dan stres. Perubahan gaya hidup kegiatan Persadia setiap minggunya
terutama di kota-kota besar, menyebabkan berjumlah 50 orang, dengan 30 orang
meningkatnya prevalensi penyakit diantaranya pasien Penderita DM Tipe II.
degeneratif, seperti diabetes melitus (DM) (Persadia Unit RSUD Dr. Moewardi
dan lain-lain (Waspadji, 2009). Surakarta, 2014). Prevalensi populasi
Data Organisasi Kesehatan Dunia hipertensi pada diabetes adalah 1,5 -3 kali
World Health Organitation (WHO) lebih tinggi daripada kelompok pada non
menyatakan Indonesia menempati urutan diabetes. Diagnosis dan terapi hipertensi
ke 7 di dunia sebagai Negara dengan sangat penting untuk mencegah penyakit
jumlah penderita diabetes melitus kardiovaskular pada individu dengan
terbanyak setelah India, China, Amerika diabetes (Anonim, 2002). Pada diabetes
Serikat, Uni Soviet, Jepang dan Brazil.. tipe 2, hipertensi disajikan sebagai
WHO memastikan peningkatan pada sindrom metabolit (yaitu obesitas,
penderita Diabetes Melitus terutama tipe hiperglikemia, dyslipidemia) yang disertai
II paling banyak dialami oleh negara – oleh tingginya angka penyakit
negara berkembang termasuk Indonesia kardiovaskular (Anonim, 2006).
(Suyono, 2007). Berdasarkan data tersebut
Laporan Riset Kesehatan Dasar menunjukan bahwa kejadian penyakit DM
(RISKESDAS) tahun 2013 menyebutkan belum mengalami penurunan, hal ini
terjadi peningkatan prevalensi pada disebabkan beberapa factor. Adanya
penderita diabetes melitus yang diperoleh factor predisposisi terjadinya diabetes
berdasarkan wawancara yaitu 1,1% pada mellitus diantaranya usia, kurang
tahun 2007 menjadi 1,5% pada tahun olahraga, kebiasaan makan banyak kalori,
2013 sedangkan prevalensi diabetes riwayat diabetes dalam keluarga, riwayat
72 Jurnal Keperawatan Global, Volume 2, No 2, Desember 2017 hlm 62-111

diabetes gestasional terdahulu (Nabyl, darah sitol dan diastol sebelum dilakukan
2009). Pengelolaan diabetes melitus senam DM dan tekanan darah sistol dan
meliputi 4 pilar dan aktivitas fisik diastol sesudah dilakukan senam DM).
merupakan salah satu dari empat pilar Analisis Bivariat dilakukan untuk
tersebut. Kegiatan fisik akan mengetahui bagaimana pengaruh senam
meningkatkan rasa nyaman baik secara DM terhadap perubahan teknana darah
fisik, psikis maupun sosial dan tampak pasien DM Tipe II. Pada analisa bivariat
sehat. Pada pasien DM tipe 2 sebagian ini peneliti akan melakukan uji normalitas
besar penatalaksanaan penyakit diabetes data menggunakan Shapiro-wilk. Data
menggunakan obat, padahal obat tidak berdistribusi normal menggunakan uji
merupakan satu-satunya cara yang dapat statistik parametric. Pengujian hipotesis
digunakan untuk penatalaksanaan parametrik yang digunakan adalah dengan
penyakit DM. Prinsip olahraga senam uji paired sample t-test , karena dilihat
diabetes Indonesia bagi penderita DM dari skala data yang digunakan termasuk
harus mengikuti petunjuk yang telah numerik dan sampel yang digunakan
ditentukan, yaitu (1) Program latihan, (2) adalah sampel berpasangan.
Porsi latihan, dan (3) Latihan kaki. Di
samping mengikuti petunjuk tersebut, HASIL PENELITIAN
penderita masih mengikuti petunjuk Berdasarkan Karakteristik
lainnya demi keberhasilan dalam responden sebaran jenis kelamin
mengikuti latihan senam DM tersebut. responden dicermati pada tabel 1

METODE PENELITIAN Tabel 1


Penelitian ini merupakan Distribusi Frekuensi Responden
penelitian kuantitatif, penelitian ini berdasarkan Jenis Kelamin pasien DM
dilakukan menggunakan pendekatan quasi Tipe 2 di Persadia RSUD Dr. Moewardi
exsperiment dengan one group pre and Surakarta
post test design yaitu untuk mengetahui Jenis Kelamin Jumlah (n) Persen (%)
pengaruh senam DM terhadap perubahan Laki-laki 10 33.3
tekanan darah pada pasien DM tipe 2 di Perempuan 20 66.7
persadia RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Total 30 100
Rancangan penelitian quasi exsperiment Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
dengan one group pre test and post test bahwa jenis kelamin pasien DM Tipe 2
design adalah rancangan penelitian yang yang ikut senam DM di Persadia Unit
menggunakan satu kelompok subyek RSUD Dr. Moewardi sebagian besar
dengan cara melakukan pengukuran adalah perempuan sejumlah 20 responden
sebelum dan setelah perlakuan. Perbedaan (66.7 %) dan sebagian kecil adalah laki-
kedua hasil pengukuran dianggap sebagai laki sejumlah 10 responden (33.3 %).
efek perlakuan. (Saryono, 2011).Jumlah
sampel 30 responden sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi.
Analisa univariat disajikan
distribusi frekuensi karakteristik
responden (Umur, Jenis kelamin tekanan
Amalia Nuril Afifah, Pengaruh Senam Diabetes Melitus 73

Tabel 2 responden sebelum senam paling banyak


Distribusi Frekuensi Responden mengalami hipertensi derajat 1 dengan
Berdasarkan Usia Dilakukan Senam jumlah 17 responden (56,7%).
DM Pada Pasien DM Tipe 2 di Persadia
RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tabel 4
Usia Jumlah (n) Persen (%) Distribusi Frekuensi Tekanan Darah
Dewasa Diastol Responden Sebelum Dilakukan
akhir 36-45 1 3.3
tahun
Senam DM pada pasien DM Tipe 2 di
Lansia awal Persadia RSUD Dr. Moewardi
10 33.3 Surakarta.
46-55 tahun
Lansia Variable (tekanan Jumlah Persen
akhir 56-65 13 43.3 darah ) (n) (%)
tahun optimal (<80) 11 36.7
Manula >65 normal-tinggi (85-89) 7 23.3
6 20.0
tahun hipertensi derajat 1 9 30.0
30 100 ( 90-99)
Total hipertensi derajat 2 (100- 3 10.0
Berdasarkan tabel 2, jumlah 109)
keseluruhan responden yang dilakukan Total 30 100.0
senam Diabetes Mellitus (DM) adalah Berdasarkan tabel 4, jumlah
sebanyak 30 responden. Dari jumlah keseluruhan responden yang dilakukan
responden tersebut yang paling banyak senam Diabetes Mellitus (DM) adalah
pada responden usia 56-65 tahun sebanyak 30 responden. Dari jumlah
sebanyak 13 responden responden tersebut tekanan darah diastol
responden sebelum senam paling banyak
Tabel 3 tekanan darahnya optimal yaitu dengan
Distribusi Frekuensi Tekanan Darah jumlah 11 responden (36,7%).
Sistol Responden Sebelum Dilakukan
Senam DM Pada Pasien DM Tipe 2 di Tabel 5
Persadia RSUD Dr. Moewardi Distribusi Frekuensi Tekanan Darah
Surakarta Sistol Sesudah Dilakukan Senam Pada
Variable Jumlah Persen
Pasien DM Tipe 2 di Persadia RSUD
(tekanan darah ) (n) (%)
normal-tinggi (130- 6 20.0 Dr. Moewardi Surakarta.
139) Variabel (tekanan Jumlah (n) Persen
hipertensi derajat 1 17 56.7 darah ) (%)
(140-159) optimal (<120) 5 16.7
hipertensi derajai 2 6 20.0 normal <130 6 20.0
(160-179) normal-tinggi (130- 8 26.7
hipertensi derajat 3 1 3.3 139)
(>180) hipertensi derajat 11 36.7
Total 30 100.0 1(140-159)
Total 30 100.0
Berdasarkan tabel 3, jumlah
keseluruhan responden yang dilakukan Berdasarkan tabel 5, jumlah
senam Diabetes Mellitus (DM) adalah keseluruhan responden yang dilakukan
sebanyak 30 responden. Dari jumlah senam Diabetes Mellitus (DM) adalah
responden tersebut tekanan darah sistol sebanyak 30 responden. Dari jumlah
74 Jurnal Keperawatan Global, Volume 2, No 2, Desember 2017 hlm 62-111

responden tersebut tekanan darah sistol Tabel 7


responden setelah senam paling banyak Hasil Analisis Paired Sample T-Test
mengalami hipertensi derajat 1 dengan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
jumlah 11 responden (36,7%). Dilakukan Senam DM pada pasien DM
Tipe 2 di persadia RSUD Dr. Moewardi
Tabel 6 Surakarta.
Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Std. P va-
Variabel n Mean
Diastol Sesudah Dilakukan Senam pada Deviasi lue
Tekanan darah 30 145,83 11,378
pasien DM Tipe 2 di persadia RSUD sistol sebelum
Dr. Moewardi Surakarta. dilakukan senam
Variabel Jumlah Persen (%) DM.
(tekanan darah ) (n) Tekanan darah 30 129,67 14,016 .000
optimal (<80) 9 30.0 sistol sesudah
dilakukan senam
Normal (<85) 8 26.7
DM.
normal-tinggi 7 23.3 Tekanan darah 30 85,17 8,758
(130-139) diastol Sebelum
hipertensi derajat 6 20.0 dilakukan senam
1 DM.
(140-159) Tekanan darah 30 81,33 6,687 .018
Total 30 100.0 diastol sesudah
Berdasarkan tabel 6, jumlah dilakukan senam
DM.
keseluruhan responden yang dilakukan
Hasil uji paired t-test pengaruh
senam Diabetes Mellitus (DM) adalah
senam Diabetes Mellitus (DM) terhadap
sebanyak 30 responden. Dari jumlah
perubahan tekanan darah menunjukkan
responden tersebut tekanan darah diastol
hasil nilai p value untuk tekanan darah
responden setelah senam paling banyak
sistol yaitu 0,001 atau < 0,05, dan untuk
mengalami tekanan darah optimal dengan
tekanan darah diastol yaitu 0,018 atau <
jumlah 9 responden (30,0%).
0,05 dengan perubahan rata-rata sistol
Berikut ini hasil analisis paired
sebelum dan sesudah rata-rata 145,83
sample t-test terhadap perubahan tekanan
menjadi 129,67. Perubahan rata-rata
darah sebelum dan sesudah dilakukan
diastole sebelum dan sesudah rata-rata
senam DM pada pasien DM Tipe 2 di
8,758 menjadi 6,687. Dari hasil uji paired
persadia RSUD Dr. Moewardi Surakarta,
t-test dapat diartikan bahwa Ho ditolak
disajikan pada tabel 7.
dan Ha diterima yang artinya ada
pengaruh senam Diabetes Mellitus (DM)
terhadap tekanan darah.
Amalia Nuril Afifah, Pengaruh Senam Diabetes Melitus 75

PEMBAHASAN responden berusia 60 tahun ke atas


Hasil analisis menunjukkan jumlah sebanyak 52 responden. Ini disebabkan
responden perempuan sejumlah 20 karena semakin bertambahnya usia arteri
responden (66.7 %) dan responden laki- kehilangan elastisitas atau kelenturan,
laki sejumlah 10 responden (33.3 %). sehingga volume darah yang mengalir
Jumlah responden perempuan dapat sedikit dan kurang lancar. Semakin
dilihat jumlahnya lebih banyak bertambahnya usia seseorang, pengaturan
dibandingkan responden laki-laki. Hasil metabolisme zat kapur (kalsium)
penelitian ini juga sesuai dengan teori terganggu, sehingga banyak zatkapur yang
yang dikemukakan Mansjoer, 2000 dan beredar bersama darah. Banyaknya
Therney, 2002 yang menyebutkan pasien kalsium dalam darah (hypercalcedemia),
perempuan lebih banyak daripada pasien menyebabkan darah menjadi lebih padat,
laki-laki. Hal ini dikarenakan sebagian sehingga tekanan darah menjadi
faktor yang dapat mempertinggi resiko meningkat. Endapan kalsium
DM tipe 2 yang dialami oleh perempuan, di dinding pembuluh darah menyebabkan
seperti riwayat kehamilan dengan berat penyempitan pembuluh darah, akibatnya
badan lahir bayi > 4 kg, riwayat DM aliran darah menjadi terganggu. Hal ini
selama kehamilan (diabetes gestasional), dapat memacu peningkatan tekanan darah
obesitas, penggunaan kontrasepsi oral, dan (Timio dan Verdecchia, 2005).
tingkat stress yang cukup tinggi Sebelum dilakukan senam DM,
(Mansjoer, 2000; Therney, 2002). peneliti melakukan penilaian tekanan
Hasil penelitian menunjukkan darah menggunakan spignomanometer.
bahwa responden yang mengalami Klasifikasi tekanan darah yang dipilih
diabetes tipe 2 lebih banyak pada usia 56 - adalah Menurut Seventh Report of the
65 tahun yaitu sebanyak 13 lansia Joint National Committe VII (JNC VII) on
(43,3%). Menurut Smeltzer & Bare,(2002) Prevention, Detection, Evaluationand
umumnya penderita DM tipe II Treatment of High Blood Pressure. Paling
mengalami perubahan fisiologi yang banyak mengalami hipertensi derajat 1
secara drastis, DM tipe II sering muncul dengan jumlah 17 responden (56,7%).
setelah usia 30 tahun ke atas dan pada Hipertensi yang dialami responden terjadi
mereka yang berat badannya berlebihan karena dipengaruhi oleh berbagai macam
sehingga tubuhnya tidak peka terhadap faktor resiko baik yang bisa dikontrol
insulin. Menurut anonym, (2002) seperti aktivitas olahraga, merokok,
prevalensi populasi hipertensi pada alkohol, mengkonsumsi garam dapur,
diabetes adalah 1,5-3 kali lebih tinggi obesitas dan stress serta faktor resiko yang
daripada kelompok pada non diabetes. tidak dapat dikontrol seperti usia, jenis
Harrison, Wilson dan Kasper (2005) kelamin dan keturunan (genetik)
menyatakan bahwa semakin tinggi usia (Harrison, Wilson dan Kasper, 2005).
seseorang maka semakin tinggi tekanan Menurut hasil observasi penelitian,
darahnya. Hal ini didukung oleh hasil paling banyak faktor pemicu responden
penelitian Saputri (2009), yaitu sebagian terkena hipertensi yaitu kurangnya
besar responden yang berusia 50 tahun ke aktivitas olahraga serta dari faktor resiko
atas sebanyak 70 responden dan yang yang tidak dapat dikontrol karena
memiliki tekanan darah paling tinggi yaitu bertambahnya usia mereka. Kurangnya
76 Jurnal Keperawatan Global, Volume 2, No 2, Desember 2017 hlm 62-111

latihan aktivitas fisik pada penderita DM hasil bahwa terdapat pengaruh senam DM
bisa mengakibatkan hipertensi terhadap perubahan tekanan darah yang
dikarenakan terjadinya penurunan cardiac artinya Ha diterima atau Ho ditolak.
output (curah jantung) sehingga Berdasarkan uji paired t-test pengaruh
pemompaan ke jantung menjadi lebih senam DM terhadap tekanan darah
berkurang. Kurangnya latihan aktivitas menunjukkan hasil mean sistol sebelum
fisik juga dapat menyebabkan terjadinya senam 145,83 dengan standar deviasi
kekakuan pembuluh darah, sehingga 11,378. Untuk mean sistol sesudah senam
aliran darah tersumbat dan dapat 129,67 dengan standar deviasi 14,016
menyebabkan hipertensi (Giriwijoyo, sedangkan untuk mean diastole sebelum
2007). Tekanan Darah Sesudah Dilakukan senam 85,17 dengan standar deviasi 8,758
Senam DM dan mean diastole sesudah senam 81,33
Pemberian senam DM kepada dengan standar deviasi 6,687. Dapat
responden yang mengalami diabetes tipe 2 dijelaskan bahwa standar deviasi ,
dilakukan 45 menit sebanyak 1 kali dalam semakin besar penyimpangan data dari
1Minggu sesuai dengan penjadwalan yang rata-rata hitungnya, sehingga dikatakan
ada di persadia RSUD Dr. Moewardi data memilik variabilitas tinggi. Artinya,
Surakarta. Dari 50 penderita diabetes. data di antara anggota elemen adalah
Peneliti memilih responden yang heterogen. Sebaliknya, semakin rendah
memenuhi kriteria inklusi, dipilih 30 deviasi standar, semakin rendah
responden yang dijadikan sampel. penyimpangan data dari rata-rata
Distribusi frekuensi responden hitungnya, sehingga dikatakan data
menunjukkan tekanan darah setelah memiliki variabilitas rendah. Artinya, data
diberikan intervensi tekanan. Responden di antara anggota elemen adalah
yang mengalami penurunan tekanan darah homogeny. Nilai p value untuk tekanan
yang dikarenakan mereka aktif mengikuti darah sistolik yaitu 0,001 atau < 0,05, dan
gerakan senam dan mengikuti prosedur untuk tekanan darah diastolik yaitu 0,018
senam DM yang benar secara dengan perubahan rata-rata sistole
berkontinuitas yaitu melakukan latihan sebelum dengan sesudah yaitu sebesar
pemanasan, latihan inti serta latihan 16,167 mmHg dan perubahan rata-rata
pendinginan atau latihan penutup. Untuk diastole 3,833 mmHg.
responden yang tekanan darahnya tetap Hasil penelitian tersebut sejalan
dan tekanan darahnya mengalami dengan penelitian yang dilakukan oleh
kenaikan karena responden memiliki berat Margiyati (2010), yaitu setelah senam
badan yang agak berlebih, gerakan lansia hasil penelitian menunjukkan
senamnya tidak secara berkontinuitas serta 91,67% responden mengalami penurunan
ada beberapa responden yang memang rata-rata tekanan darah sistolik 10,69
memiliki garis keturunan atau keadaan mmHg dan diastolik 6,11 mmHg.
genetiknya memang hipertensi. Sebanyak 50% responden dengan
Perubahan Tekanan Darah hipertensi derajat 1 turun menjadi 41,67%
Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Senam sesudah perlakuan. Berdasarkan uji Paired
DM. Dari penelitian yang telah dilakukan Sampel T-test diperoleh hasil 0.000 untuk
di persadia unit RSUD Dr.Moewardi nilai sistolik dan 0.001 untuk nilai
Surakarta pada belan Februari didapatkan diastolik, keduanya lebih kecil dari p
Amalia Nuril Afifah, Pengaruh Senam Diabetes Melitus 77

value 0.05 sehingga disimpulkan terdapat menurunkan cardiac output, yang pada
pengaruh pelaksanaan senam lansia akhirnya menyebabkan penurunan
terhadap penurunan tekanan darah pada tekanan darah. Dari uraian diatas peneliti
lansia penderita hipertensi. Hal ini dapat menyimpulkan bahwa ada pengaruh
diperkuat dengan teori yang menyatakan senam DM terhadap perubahan tekanan
bahwa. Melakukan olahraga yang teratur darah, dimana senam DM dapat
dapat menurunkan tekanan darah menurunkan tekanan darah baik sistole
dikarenakan latihan jasmani yang teratur maupun diastole. Hal ini terjadi
dapat melebarkan pembuluh darah Penurunan tekanan darah karena
(Kusmana, 2006). pembuluh darah mengalami pelebaran dan
Menurut Harber, (2009) Latihan relaksasi. Lama kelamaan, latihan
aktivitas fisik akan memberikan pengaruh olahraga dapat melemaskan pembuluh-
yang baik terhadap berbagai macam pembuluh darah, sehingga tekanan darah
sistem yang bekerja di dalam tubuh, salah menurun.
satunya adalah sistem kardiovaskuler.
Saat melakukan aktivitas fisik, tekanan KESIMPULAN DAN SARAN
darah akan naik cukup banyak. Tekanan Berdasarkan hasil penelitian yang
darah sistolik yang misalnya semula 110 telah dilakukan terhadap 30 responden
mmHg sewaktu istirahat akan naik yang mengalami DM Tipe 2 di persadia
menjadi 150 mmHg. Sebaliknya, segera unit RSUD Dr. Moewardi Surakarta dapat
setelah latihan fisik selesai, tekanan darah disimpulkan bahwa Tekanan darah sistol
akan turun sampai di bawah normal dan sebelum dilakukan senam Diabetes
berlangsung 30-120 menit. Kalau olahraga Mellitus (DM) pada pasien DM Tipe 2 di
dilakukan berulang-ulang, lama-kelamaan persadia RSUD Dr. Moewardi Surakarta
penurunan tekanan darah akan rata- rata hipertensi derajat 1 dengan
berlangsung lama. Itulah sebabnya latihan jumlah 17 responden, dan tekanan darah
aktivitas fisik senam yang dilakukan diastol rata-rata optimal dengan jumlah 11
secara teratur bisa menurunkan tekanan responden.
darah.. Frekuensi latihannya 3-5 kali Tekanan darah sistol sesudah
seminggu dengan lama latihan 20-60 dilakukan senam Diabetes Mellitus (DM)
menit sekali latihan. Penurunan tekanan pada pasien DM Tipe 2 di persadia RSUD
darah ini antara lain terjadi karena Dr. Moewardi Surakarta rata-, rata
pembuluh darah mengalami pelebaran dan hipertensi derajat 1 dengan jumlah 11
relaksasi. Lama kelamaan, latihan responden, dan tekanan darah diastol rata-
olahraga dapat melemaskan pembuluh- rata optimal 9 responden.
pembuluh darah, sehingga tekanan darah Senam diabetes mellitus (DM)
menurun. Rutin berolahraga sangat kuat, berpengaruh terhadap perubahan tekanan
maka otot jantung dari individu yang rajin darah pada pasien DM Tipe 2 di persadia
berolahraga berkontraksi lebih sedikit RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Saran
daripada otot jantung orang yang jarang Berdasarkan hasil penelitian yang telah
berolahraga untuk memompakan volume dilakukan, penulis memberikan saran
darah yang sama. Karena latihan aktivitas sebagai berikut : Bisa mendorong
fisik senam dapat menyebabkan masyarakat yang menderita diabetes
penurunan denyut jantung maka akan mellitus (DM) maupun yang mempunyai
78 Jurnal Keperawatan Global, Volume 2, No 2, Desember 2017 hlm 62-111

riwayat diabetes untuk mengikuti senam Wahidin Sudirohusodo Makassar.


DM agar tercapainya kualitas hidup yang Tersedia di
optimal dengan terkendalinya gula darah http://repository.unhas.ac.id.
maupun tekanan darah. Diunduh 1 Januari 2015.
Margiyati. (2010). Pengaruh Senam
DAFTAR RUJUKAN Lansia Terhadap Penurunan
American Diabetes Association (ADA). Tekanan Darah Pada Lansia
(2005). Diagnosis and Penderita Hipertensi di Posyandu
Classification of Diabetes Mellitus. Lansia Ngudi Waras Dusun
Tersedia di Kemlok, Desa Bergas Kidul.
http://care.diabetesjournals.org . Skripsi. Program sarjana UNDIP :
Diunduh 23 januari 2014. Semarang.
Anonim. (2002). Faktor Pemicu Medical Record (2014) Persadia Unit
Timbulnya Diabetes Mellitus. RSUD dr. Moewardi Surakarta.
Tersedia Di Nabyl. (2009). Mengenal Diabetes.
http://www.chungjaya-abadi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Diunduh 12 Februari 2015. Palmer, A., dan Williams. (2007).
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Tekanan Darah Tinggi. Jakarta :
Klinik. (2009). Pharmaceutical Erlangga.
Care Untuk Penyakit Diabetes Saputri, D. (2009). Pengaruh Olahraga
Mellitus. Direktorat Jenderal Bina Senam Jantung Sehat Terhadap
Kefarmasian Dan Alat Kesehatan : Tekanan Darah Pada Lanjut Usia
Departemen Kesehatan RI. Hipertensi di Klub Senam Jantung
Giriwijoyo, S. (2007). Olahraga Untuk Sehat Mertoyudan Magelang.
Kesehatan. Jakarta : Balai Pustaka. Surakarta : UMS.
Hardiwinoto. (2009). Kategori Umur. Saryono. (2011). Metodologi penelitian
Depkes : Jakarta. keperawatan. Purwokerto: UPT
Harrison, I., & Wilson, B.W., (2005). Universitas Jenderal Soedirman.
Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Smeltzer, S.C & Bare, B.G. (2002). Buku
Dalam. Edisi 13 Volume 3. Jakarta Ajar Medikal Bedah. Jakarta :
: EGC. EGC.
Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Timio, M & Verdecchia, P. (2005). Blood
Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta: Pressure Changes over 20 years in
Media Aesculapius. nuns in secluded order . journal
Mafa’ul. (2014). Pengaruh Senam Kaki Hypertention in Elderly.
Diabetes Mellitus Terhadap Waspadji, S. (2009). Buku Ajar Ilmu
Perubahan Tekanan Darah Pada Penyakit Dalam : Komplikasi
Pasien DM Tipe 2 Non Ulkus Di Kronik Diabetes. Jakarta : Pusat
Poliklinik Endokrin RSUP. Dr. Penerbit IPD FKUI.

Das könnte Ihnen auch gefallen