Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
oleh:
KELOMPOK D (GANJIL)
YOGYAKARTA
2010
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Menurut Wilkins (1991), karies gigi adalah penyakit dari kalsifikasi struktur
gigi: email, dentin dan sementum, yang ditandai dengan dekalsifikasi dari
komponen mineral dan kelarutan (dissolution) dari matriks organik.
Karies gigi dihasilkan karena adanya hubungan timbal balik antara empat
factor, yaitu permukaan gigi yang rentan (host), mikroorganisme tertentu
(bakteri), kabohidrat yang dipecah terutama dalam bentuk sukrosa (subsrat), dan
waktu.
LAPORAN KASUS
Seorang pasien datang ke klinik RSGM dengan keluhan rasa sakit pada
gigi geraham atas kanan. Berdasarkan hasil anamnesis, terungkap informasi
bahwa pasien merasakan sakit pada gigi tersebut apabila pasien minum
minuman dingin atau panas. Rasa sakit tersebut dirasakan sejak dua minggu
yang lalu.
Hasil pemeriksaan intraoral menunjukkan bahwa kondisi oral hygiene
pasien buruk. Pada saat dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan
disclosing solution, tampak area kemerahan pada seluruh permukaan gigi,
terutama pada area lingual gigi-geligi anterior rahang bawah dan bukal gigi-geligi
posterior rahang atas. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan bahwa terdapat
lubang besar dengan kedalaman dentin pada gigi molar pertama kanan rahang
atas dan gigi masih vital.
Hasil pemeriksaan Rontgen menunjukkan bahwa pada gigi tersebut
terdapat area radiolusen pada mahkota gigi hampir mencapai pulpa gigi.
Merajuk pada kasus yang dikeluhkan dan diungkapkan dari pasien, dapat
diketahui bahwa pasien menderita karies dental dengan kedalaman dentin. Gigi
pasien juga terasa sakit. Hal ini dapat diakibatkan karena adanya tubulus
dentinalis yang terbuka mengingat kedalaman karies sudah hampir mendekati
pulpa. Oral hygiene pasien yang buruk juga terlihat dari banyaknya timbunan
plak.
PEMBAHASAN
Tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari karies; fluor
bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat
menyebabkan fermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada
enamel menjadi fluor apatit yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan
asam.
Mineral pada email adalah kalsium fosfat, yang disebut hidroksi apatit.
Terdapat 2 teori tentang mekanisme kariostatik oleh fluor, yaitu:
1). Saat konsentrasi fluor tinggi pada apatit email, email tersebut resisten
terhadap karies.
2). Saat konsentrasi fluor tinggi di dalam medium, email tidak akan terlarut
(berdasarkan hukum aksi massa) (Larsen, 1990; White and Nancallas,
1990; tan Cate, 1997).
Ketika email terpapar oleh konsentrasi fluor yang tinggi, material calcium
fluoride-like akan terbentuk pada permukaan email. Calcium fluoride ini bekerja
sebagai tempat penyimpanan (reservoir) ion fluorida di email dan plak. Karena
saliva tidak sepenuhnya jenuh kalsium fluorida, saliva melarutkan garam
tersebut.
Apabila tidak ada F, lapisan yang termineralisasi baik tersebut tidak akan
terbentuk, mengakibatkan lesi menjadi erosi. Semakin tinggi konsentrasi F pada
fase aqueous, semakin jenuh akibat keberadaan fluor apatit dan lapisan makin
termineralisasi baik.
Susunan CaF pada lapisan gigi sangat bergantung pada durasi kontak
antara agen F dan mineral. Tingginya tingkat F dan kuatnya ikatan F pada
permukaan gigi sangat menguntungkan untuk mencegah karies karena
solubilitas ‘fluor apatit’-nya rendah (White and Nancallas, 1990).
1. PRA ERUPSI
- Selama pembentukan gigi, fluor melindungi enamel dari pengurangan
sejumlah matriks yang dibentuk.
- Pembentukan enamel yang lebih baik dengan kristal yang lebih resisten
terhadap asam.
- Pemberian yang optimal, kristal lebih besar, kandungan karbonat lebih
rendah, kelarutan terhadap asam berkurang.
- Pengurangan jumlah dan ukuran daerah yang menyebabkan akumulasi
makanan dan plak.
2. PASCA ERUPSI
- Fluor apatit menurunkan kelarutan enamel dalam asam.
- Fluor apatit lebih padat dan membentuk kristal sedang, daerah
permukaan yg bereaksi dengan asam lebih sedikit.
- Pembentukan kalsium fluorida pada permukaan kristal (lapisan pelindung
karena sedikit larut dalam asam).
- Fluor menggantikan ion karbonat dalam struktur apatit. Kristal apatit
dengan karbonat rendah lebih stabil & kurang larut dibanding karbonat
tinggi.
- Adanya fluor dlm saliva dapat meningkatkan remineralisasi sehingga
merangsang perbaikan/penghentian lesi karies awal.
- Fluor menghambat banyak sistem enzim. Hambatan terhadap enzim yang
terlibat dalam pembentukan asam serta pengangkutan dan penyimpanan
glukosa dalam streptokokus oral dan juga membatasi penyediaan bahan
cadangan untuk pembuatan asam dalam sintesis polisakarida.
Selain dapat mencegah karies, fluor juga mempunyai efek samping yang
tidak baik, yaitu dengan adanya apa yang disebut ‘mottled enamel’. Pada mottled
enamel, gigi-gigi tampak kecoklat-coklatan, permukaannya berbintik-bintik dan
bila fluor yang masuk dalam tubuh terlalu banyak, dapat menyebabkan gigi
menjadi rusak sekali (Zelvya P.R.D., 2003).
DAFTAR PUSTAKA
Angela, A. 2005. Pencegahan Primer Pada Anak Yang Berisiko Karies Tinggi.
Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 3.
Featherstone, J.D.B., 2000, The Science and Practice of Caries Prevention, The
Journal of The American Dental Association,131:888-892
Lubis. S.L.A. 2001. Fluor dalam Pencegahan Karies Gigi. USU e-Repository.
Yanti, S. 2002. Topikal Aplikasi Pada Gigi Permanen Anak. USU e-Repository.