Sie sind auf Seite 1von 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,

Volume 2, Nomor 1, Januari 2013


Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DARI REKAN KERJA DAN


ATASAN DENGAN TINGKAT BURNOUT PADA PERAWAT RUMAH SAKIT
JIWA

Akhmad Labiib
1.
Mahasiswa Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro
2.
Staf Pengajar Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

ABSTRACT

Nurses are one of the types of work that are particularly vulnerable to burnout,
especially psychiatric hospital nurses, because nurses not only care for the
patient's physical health, but also provide psychological care and rehabilitation
efforts. Burnout is a change of attitudes and behavior in the form of psychological
reactions to withdraw from work, such as keeping distance from others, and
cynical to others, absent form work, often come late to work and very strong
desire to change job. Social support from nurse’s partners and superiors can
minimize distress which led to burnout. This research aimed to determine the
relationship between social support from nurse’s partners and superiors with the
nurse’s burnout level in a psychiatric hospital. This study used an explanatory
research design, with cross sectional approach. The population in this study was
all nurses in third class ward of dr. Amino Gondohutomo Mental Hospital
Semarang, as many as 91 people. The sample taken is 76 respondents, by using
simple random sampling method. Data was collected using social support
questionnaires and Maslach Burnout Inventory. The data was tested using
Kendall's Tau test. The results showed that five variables of social support, which
were emotional (p value= 0,031), appreciation (p value= 0,032), instrumental (p
value= 0,013), informational (p value= 0,005), and the network support (p value=
0,001), have a relationship with nurse’s burnout level. The negative mark showed
that social support inversely with burnout level, or the higher support received,
the lower level of burnout. The conclusion from this research is of social support
from partners and superiors have a low power relationship and a negative impact
with the nurse’s burnout level.

Keyword : Nurse, Working Partners, Superiors, Social Support, Burnout

PENDAHULUAN

Seiring dengan pertumbuhan keperawatan, sebagai salah satu


penduduk, kebutuhan akan layanan komponen SDM rumah sakit,
kesehatan juga semakin meningkat, merupakan anggota tim kesehatan
baik kebutuhan layanan kesehatan garda depan yang berperan
dasar maupun khusus. Tenaga menghadapi masalah kesehatan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

pasien selama 24 jam secara terus- komponen, yaitu emotional


menerus. Dalam pekerjaannya, exhaustion (keterlibatan emosi yang
perawat dituntut untuk dapat menjadi menyebabkan energi dan sumber-
figur yang dibutuhkan oleh sumber dirinya terkuras oleh satu
pasiennya, dapat bersimpati kepada pekerjaan), depersonalization (sikap
pasien, selalu menjaga perhatiannya, dan perasaan yang negatif terhadap
fokus, dan hangat kepada pasien.2 klien atau pasien), dan perceived
Pelayanan keperawatan di inadequacy of professional
rumah sakit jiwa dilakukan oleh accomplishment (penilaian diri negatif
perawat kesehatan jiwa. Perawat dan perasaan tidak puas dengan
kesehatan jiwa adalah bagian dari performa pekerjaan).(4)
perawat umum, tetapi khusus Rekan kerja dan atasan
menangani pasien gangguan jiwa merupakan pihak yang paling dekat
dan umumnya bekerja di rumah sakit dengan perawat di dalam
jiwa. Perbedaan antara perawat pekerjaannya. Ketika dihadapkan
umum dengan perawat kesehatan dengan berbagai tekanan dalam
jiwa adalah perawat umum lebih pekerjaan dan pekerjaan yang
menitikberatkan pada kesehatan monoton, terkadang perawat akan
jasmani pasien meskipun kesehatan merasa bosan atau jenuh Ketika
rohaninya tidak dilupakan, sedang perawat merasa bosan atau
perawat kesehatan jiwa lebih menemui masalah dalam pekerjaan,
menitikberatkan pada kesehatan mereka akan mencari pertolongan,
rohani pasien tanpa bantuan, dan dukungan dari orang-
mengesampingkan kesehatan orang yang berada di lingkungan
jasmaninya. kerjanya, terutama dari rekan kerja
Burnout merupakan istilah dan atasan. Dengan kondisi tersebut,
populer untuk kondisi penurunan maka rumusan masalah penelitian
energi mental atau fisik setelah dituangkan dalam bentuk pertanyaan
periode stres kronik yang tidak sebagai berikut, apakah dukungan
sembuh-sembuh berkaitan dengan sosial dari rekan kerja dan atasan
pekerjaan, terkadang dicirikan berhubungan dengan tingkat burnout
dengan pekerjaan atau dengan pada perawat di Rumah Sakit Jiwa?
penyakit fisik.(3) Burnout menurut
METODE PENELITIAN
Maslach dan Jackson memiliki tiga
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

1. Jenis Dan Rancangan Penelitian dimana:


Penelitian ini termasuk dalam n = jumlah sampel
jenis penelitian survey analitik, yaitu N = jumlah populasi
dengan menganalisis korelasi antara α = derajat kesalahan (5% atau 0,05)
dukungan sosial dari rekan kerja dan
Dengan rumus tersebut dapat
atasan perawat dengan tingkat
diketahui bahwa jumlah minimum
burnout yang dialami perawat.
sampel yang dapat mewakili populasi
Rancangan pendekatan yang
yaitu sebesar 75 responden. Dalam
digunakan yaitu cross sectional,
pelaksanaannya, sampel yang
dimana pengukuran faktor risiko dan
berhasil dikumpulkan sebanyak 76
efek dilakukan dalam satu waktu.
responden. Dari 76 responden
2. Variabel Penelitian tersebut, semuanya diikutsertakan
Variabel di dalam penelitian ini dalam proses analisis.
terdiri dari variabel bebas yaitu
4. Pengumpulan Data
dukungan sosial dari rekan kerja dan
Pengumpulan data dukungan
atasan yang meliputi dukungan
sosial dari rekan kerja dan atasan
emosional, dukungan penghargaan,
dilakukan dengan menggunakan
dukungan instrumental, dukungan
kuesioner dukungan sosial.
informasional dan dukungan jaringan.
Sementara untuk pengumpulan data
Sementara variabel terikatnya yaitu
tingkat burnout digunakan kuesioner
tingkat burnout.
Maslach Burnout Inventory. Hasil
3. Populasi dan Sampel Penelitian pengujian validitas kuesioner
Populasi dalam penelitian ini dukungan sosial yang dilakukan
adalah seluruh perawat pada bangsal menggunakan uji Karl Pearson
kelas III Rumah Sakit Jiwa dr. Amino Product Moment menunjukkan
Gondohutomo Semarang. Jumlah bahwa dari 23 item pertanyaan dalam
sampel yang diteliti dihitung dengan kuesioner, ada satu item pertanyaan
menggunakan Rumus Slovin dan yang tidak valid sehingga hasil
dengan nilai α=5% atau 0,05. Rumus jawaban dari pertanyaan tersebut
penghitungan besar sampel adalah selanjutnya tidak digunakan dalam
sebagai berikut proses pembahasan dan analisis.
N Sementara pengujian reliabilitas
n= = 74,13 = 75
1 + N × α2 kuesioner dilakukan dengan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

menggunakan model Alpha dengan variabel terikat maka


Cronbach. Sebuah kuesioner dapat digunakan uji Kendall’s Tau. Uji
dinyatakan reliabel jika memiliki nilai Kendall’s Tau digunakan dengan
alpha lebih dari 0,7. Hasilnya, alasan data berdistribusi tidak normal
kuesioner dukungan sosial dapat dan jumlah sampel lebih dari 30. Dari
dikatakan reliabel, karena memiliki hasil uji Kendall’s Tau, diperoleh nilai
nilai alpha sebesar 0,742. signifikansi. Kemudian nilai
signifikansi tersebut dibandingkan
5. Analisis Data
dengan nilai α, yaitu sebesar 5% atau
Setelah data berhasil
0,05. Apabila nilai signifikansi berada
dikumpulkan, selanjutnya dilakukan
di bawah nilai α, maka dapat
proses analisis data. Proses analisis
dikatakan bahwa variabel yang diuji
data ini dibagi dalam dua bagian
memiliki hubungan dengan variabel
yaitu analisis univariat dan analisis
terikat. Begitu juga sebaliknya, jika
bivariat. Analisis univariat bertujuan
nilai signifikansi berada diatas nilai α,
untuk mendeskripsikan variabel-
maka variabel yang diuji dapat
variabel penelitian, meliputi dukungan
dikatakan tidak memiliki hubungan
sosial (dukungan emosional,
dengan variabel terikat.
dukungan penghargaan, dukungan
instrumental, dukungan informasional HASIL PENELITIAN DAN
dan dukungan jaringan) dan tingkat PEMBAHASAN
burnout. Analisis univariat dilakukan Perawat yang mengalami
dengan menggunakan tabel distribusi burnout rendah pada saat survey
frekuensi dan statistik deskriptif untuk dilakukan sebanyak 64 orang, atau
mengetahui nilai rata-rata, nilai sebesar 84,2%. Sementara perawat
maksimum, nilai minimum, dan yang mengalami burnout sedang
standar deviasi. Analisis bivariat sebanyak 5 orang atau sebesar
bertujuan untuk mengetahui korelasi 6,6%.
antara dukungan sosial dari rekan Sebagian besar responden
kerja dan atasan sebagai variabel menyatakan menerima dukungan
bebas, dengan tingkat burnout pada sosial dalam tingkat sedang, yaitu
perawat rumah sakit jiwa sebagai sebanyak 56 orang atau sebesar
variabel terikat. Untuk mengetahui 73,7%. Sementara responden yang
korelasi antara variabel bebas menyatakan dirinya mendapat
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

dukungan sosial rendah sebanyak adanya dukungan sosial akan


11 orang atau sebesar 14,5%. merasa nyaman, diperhatikan,
Sedangkan responden yang dihargai atau terbantu oleh orang lain
menyatakan dirinya mendapat di sekitarnya. Sarafino menyatakan
dukungan sosial tinggi sebanyak 9 bahwa individu dengan dukungan
orang atau sebesar 11,8%. sosial tinggi akan mempunyai rasa
Dari hasil analisis statistik memiliki (belonginess) dan harga diri
dengan menggunakan uji Kendall’s (self esteem) yang lebih besar
Tau, diperoleh nilai signifikansi daripada individu dengan dukungan
sebesar 0,001 pada taraf kesalahan sosial rendah. Dukungan sosial yang
(α) =5% sehingga dapat disimpulkan tinggi juga akan menyebabkan
ada hubungan antara dukungan individu semakin mengembangkan
sosial dengan tingkat burnout. gaya hidup yang baik dan sehat.
Hubungan antara dukungan Sarafino menyatakan bahwa
sosial dengan tingkat burnout dukungan sosial adalah suatu
memiliki sifat berlawanan, dilihat dari dorongan yang dirasakan,
tanda negatif (-) dalam koefisien penghargaan, dan kepedulian yang
korelasi. Dengan kata lain semakin diberikan oleh orang-orang yang
tinggi dukungan sosial yang diperoleh berada di sekeliling individu sehingga
maka tingkat burnout akan semakin dukungan yang dirasakan akan
(4)
rendah. Kekuatan hubungan antara sangat penting. Dari pengertian
dukungan sosial dengan tingkat tersebut, dapat diketahui sumber
burnout termasuk dalam taraf utama dukungan sosial adalah dari
hubungan lemah, dapat dilihat dari orang-orang yang berada di sekeliling
nilai koefisen korelasi sebesar -0,291. individu, dalam hal ini adalah rekan
Menurut Farber dan Cherniss, kerja dan atasan. Responden yang
faktor lingkungan kerja merupakan mendapat dukungan sosial dari rekan
(5,6)
faktor utama penyebab burnout. kerja dan atasan dengan tingkat
Dukungan sosial dari rekan kerja dan sedang dan tinggi akan cenderung
atasan adalah salah satu sumber untuk tidak mengalami burnout,
penyebab burnout yang termasuk berbeda dengan mereka yang
dalam faktor lingkungan kerja. mendapat dukungan sosial rendah.
Individu yang memiliki persepsi
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 1. Tabel Kategori Tingkat Burnout


Kategori Frekuensi Persentase
Tidak Burnout 7 9,2
Burnout Rendah 64 84,2
Burnout Sedang 5 6,6
Total 76 100,0

Tabel 2. Tabel Kategori Dukungan Sosial

Persentase (%) Jenis Dukungan


Kategori Emosion Penghargaa Instrument Informasion Sosia
Jaringan
al n al al l
Rendah 13.2 9.2 13.2 11.8 11.8 14.5
Sedang 69.7 78.9 73.7 69.7 63.2 73.7
Tinggi 17.1 11.8 13.2 18.4 25.0 11.8
Total 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0

Tabel 3. Tabel Kategori Dukungan Sosial


Variabel Bebas Koefisien Korelasi Nilai Signifikansi
Dukungan Sosial -0,291 0,001
Dukungan Emosional -0,197 0,031
Dukungan Penghargaan -0,200 0,032
Dukungan Instrumental -0,230 0,013
Dukungan Informasional -0,254 0,005
Dukungan Jaringan -0,307 0,001

Hasil uji Kendall’s Tau variabel KESIMPULAN


dukungan emosional, penghargaan, 1. Perawat yang mengalami burnout
instrumental, informasional dan rendah sebanyak 64 orang atau
jaringan juga menunjukkan adanya sebesar 84,2%.
hubungan lemah dan berlawanan 2. Perawat yang memperoleh
dengan tingkat burnout. Koefisien dukungan sosial sedang sebanyak
korelasi terendah berada pada variabel 51 orang atau sebesar 67,1%.
dukungan emosional sebesar -0,291. 3. Dukungan sosial berhubungan
Sementara koefisien korelasi terbesar dengan tingkat burnout (p
berada pada variabel dukungan value=0,001) dan memiliki
jaringan sebesar -0,307. kekuatan hubungan rendah,
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

ditandai dengan koefisien korelasi Taylor, Shelley. E. Health Psychology


sebesar -0,291. (4th ed). United States of America:
4. Dukungan emosional The MacGraw-Hill Companies,
berhubungan dengan tingkat Inc. 1999.
burnout (p value=0,031) dan Sarafino, Edward P. Health
memiliki kekuatan hubungan psychology: Biopsychosocial
sangat rendah, ditandai dengan interactions. (4th ed). New York:
koefisien korelasi sebesar -0,197. John Wiley & Sons, Inc. 2002.
5. Dukungan penghargaan Farber, Barrry A. Crisis in Education:
berhubungan dengan tingkat Stress and Burnout in the
burnout (p value=0,032) dan American Teacher. San Francisco:
memiliki kekuatan hubungan Jossey-Bass Publishers. 1991.
rendah, ditandai dengan koefisien Cherniss, Cary. Staff Burnout-Job
korelasi sebesar -0,200. Stress in the Human Services.
6. Dukungan instrumental London: Sage Publications,
berhubungan dengan tingkat Beverly Hills. 1997.
burnout (p value= 0,013) dan Maslach, Christina. The Truth about
memiliki kekuatan hubungan Burnout: How Organization
rendah dengan koefisien korelasi Causes Personal Stress and What
sebesar -0,230. To Do about It. San Francisco:
7. Dukungan informasional Jossey-Bass Publishers. 1997.
berhubungan dengan tingkat Baron, R.A. dan S. Greenberg.
burnout (p value=0,005) dan Behaviour in Organization
memiliki kekuatan hubungan Understanding and Managing the
rendah ditandai dengan koefisien Human Side of Work 5th Edition.
korelasi sebesar -0,254. New Jersey: Prentice Hall. 1997.
8. Dukungan jaringan berhubungan Jackson, Susan E., Schwab, Richard
dengan tingkat burnout (p L., Schuler, Randall S. Toward an
value=0,001) dan memiliki Understanding of the Burnout
kekuatan hubungan rendah, Phenomenon, dalam Journal of
dengan koefisien korelasi sebesar Applied Psychology. Vol.71.
-0,307. Hal.630-640. US: American
Psychological Association. 1986.
DAFTAR PUSTAKA
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Januari 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Maslach, C. and Jackson, S. E. The


Measurement of Experienced
Burnout, dalam Journal of
Organization Behavior. Vol.2.
hal.99–113. US: John Wiley &
Sons, Ltd. 1981.
Perry, Anne Griffin; Potter, Patricia A.
Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses
dan Praktik edisi bahasa
Indonesia, (4thed). Jakarta: EGC.
2005.
Rosyid, Haryanto F. Burnout:
Penghambat Produktivitas yang
Perlu Dicermati. dalam Bulletin
Psikologi. Hal 19-24. Tahun IV.
No. 1. Agustus. 1996

Das könnte Ihnen auch gefallen