Sie sind auf Seite 1von 9

HUBUNGAN ANTARA KONDISI KESEHATAN IBU, PELAKSANAAN IMD, DAN IKLAN SUSU

FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Relationship Between Maternal Health Conditions, Imd Implementation,


and Milk Formula Ads With Exclusive Assembling

Dedi Alamsyah1, Marlenywati2, Hasti Ruthayana2


1Dosen Peminatan Epidemiologi Kesehatan Masyarakat

2Dosen Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat

2Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak


Email: alamsyahdedi89@yahoo.co.id

Abstract

Exclusive breastfeeding means that the infant receives only breast milk. No other liquids
or solids are given. Breastfeeding is influenced by a number of factors, such maternal
health condition, early initiation of breastfeeding, and infant formula advertising. Data
from Health Department of Kabupaten Sambas indicated that that the coverage of
breastfeeding in Kecamatan Tangaran, in 2014, was 27,1% and it ranked the first of 19
districts with low coverage of breastfeeding. This study aimed at analyzing the correlation
of maternal health condition, early initiation of breastfeeding, infant formula advertising,
and exclusive breastfeeding in Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas.Using
observational analytic design and cross sectional approach, this study employed 110
samples. Each variable was tested using chi square test.The results indicated that early
initiation of breastfeeding (p value =0,047) has significant correlation with exclusive
breastfeeding (p value=0,05). Meanwhile, maternal health condition (p value=0,071)
doesn’t significantly correlate with infant formula advertising ( p value=0,606).From the
findings, the health personnel are encouraged to inform the young mothers about
exclusive breastfeeding, provide lactation clinic, and impose sanctions for birth
attendants who do not perform early initiation of breastfeeding birth. Also
pregnant women are encouraged to choose early initiation of breastfeeding birth.
At last, further researcher need to have further discussion about the factors of
exclusive breastfeeding.

Keyword keys :Early Initiation of Breastfeeding, Exclusive Breastfeeding.

Abstrak

ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan
cairan ataupun makanan lain. Pemberian ASI secara eksklusif dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti kondisi kesehatan ibu, pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD), dan iklan
susu formula. Data yang diperoleh dari laporan petugas gizi berkaitan cakupan ASI
eksklusif di Kecamatan Tangaran pada tahun 2014 hanya 27,1% dan merupakan urutan
1 Dedi Alamsyahadalah Dosen Peminatan Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pontianak
2 Marlenywati dan Hasti Ruthayanaadalah Dosen Peminatan GiziFakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pontianak
68

52
69 Jurnal IKESMA Volume 13 Nomor 1 Maret 2017

pertama yang memiliki cakupan ASI eksklusif terendah dari 19 Kecamatan.Kondisi


kesehatan ibu, pelaksanaan IMD, dan iklan susu formula mempengaruhipemberian ASI
eksklusif di Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas. Penelitian ini menggunakan desain
cross sectional.Besar sampel dalam penelitian ini adalah 110 sampel. Adapun cara
pengambilan sampel menggunakan simple random samplingdi Kecamatan
Tangaran.Masing-masing variabel yang diteliti diuji dengan menggunakan uji Chi-
square.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan IMD (p value = 0,047)
memiliki hubungan yang signifikan dengan pemberian ASI ekskluif dengan nilai p value <
0,05, sedangkan kondisi kesehatan ibu (p value = 0,071) dan iklan susu formula (p value =
0,606) tidak terdapat hubungan yang signifikan.Saran bagi tenaga kesehatan dan dinas
kesehatan untuk memberikan penjelasan mengenai pemberian ASI eksklusif,
menyediakan klinik laktasi, persalinanditolong oleh bidan (tenaga kesehatan).

Kata Kunci :Faktor IMD,ASI Eksklusi.

PENDAHULUAN kognitif, dan emosional.ASI dapat


mencegah malnutrisi karena ASI
Menyusui sejak dini mempunyai mengandung zat-zat gizi yang
dampak yang positif baik bagi ibu dibutuhkan oleh tubuh bayi dan
maupun bayinya. Bagi bayi, menyusui melindungi bayi terhadap infeksi. Selain
mempunyai peran penting untuk itu, banyak bukti ilmiah yang
menunjang pertumbuhan, kesehatan, menunjukan bayi yang mendapatkan ASI
dan kelangsungan hidup bayi karena ASI terhindar dari obesitas.[3]
kaya dengan zat gizi dan antibody, Menurut Depkes (2008) ASI
Sedangkan bagi ibu, menyusui dapat ekslusif adalah pemberian ASI saja pada
mengurangi morbiditas dan mortalitas bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan
karena proses menyusui akan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu
merangsang kontraksi uterus sehingga formula, jeruk, madu, air teh, air putih,
mengurangi perdarahan pasca dan makanan padat seperti pisang,
melahirkan (postpartum). Menyusui pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi,
dalam jangka panjang dapat tim serta obat-obatan dan vitamin. ASI
memperpanjang jarak kelahiran.[1] yang diberikan kepada bayi secara
Kekurangan menyusui pada bayi eksklusif banyak memiliki manfaat dan
mengakibatkan Kekurangan zat gizi pada kelebihan yaitu dapat menurunkan risiko
makanan bayi dapat mengganggu penyakit infeksi misalnya : diare, infeksi
pertumbuhan dan Perkembangan bayi. saluran nafas, dan infeksi telinga.[4]Oleh
Selain itu, bayi menjadi lebih rentan karena itu, United Nations International
terhadap penyakit-penyakit infeksi yang Children’s Emergency Fund (UNICEF) dan
berdampak terhadap menurunnya World Health Organization (WHO)
derajat kesehatan. Gizi untuk bayi yang membuat rekomendasi pada ibu untuk
paling sempurna dan paling murah bagi menyusui eksklusif selama 6 bulan
bayi adalah air susu ibu (ASI).[2] kepada bayinya. Sesudah umur 6 bulan,
Air Susu Ibu (ASI) adalah bayi baru dapat diberikan makanan
makanan terbaik bagi bayi karena dapat pendamping ASI (MP-ASI) dan ibu tetap
memberikan dampak-dampak yang memberikan ASI sampai anak berumur
positif bagi perkembangan anak fisik, minimal 2 tahun. Pemerintah Indonesia
Dedi Alamsyah :Hubungan Antara KondisiKesehatan ..... 70

melalui Kementerian Kesehatan juga sebanyak 13,1%, pada tahun 2013


merekomendasikan para ibu untuk sebanyak 51,89%, dan tahun 2014
menyusui eksklusif selama 6 bulan sebanyak 69,2%7. Walaupun cakupan ASI
kepada bayinya.[1] ekskusif tersebut terus mengalami
Menurut WHO dan UNICEF di peningkatan tetapi masih dibawah SPM
Negara industri, bayi yang tidak diberi (Standar Pelayanan Minimal) yaitu 80%.
ASI eksklusif lebih besar memiliki risiko Dari data dinas kesehatan Kabupaten
meninggal dari pada bayi yang diberi ASI Sambas tahun 2014, Kecamatan
eksklusif. Pemberian ASI eksklusif Tangaran merupakan urutan pertama
selama 6 bulan dihubungkan dengan yang memiliki cakupan ASI eksklusif
penurunan kasus diare (53,0%) dan ISPA terendah yaitu sebesar 27,1% dari 19
(27,0%), sedangkan di Negara Kecamatan yang terdapat di kabupaten
berkembang hanya 39% ibu-ibu yang Sambas.[8]
memberikan ASI eksklusif.[5]Pemberian Hasil survey pendahuluan yang
ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dilakukan kepada 10 ibu yang memiliki
dari harapan. Berdasarkan hasil Survei bayi berumur 0-6 bulan di Kecamatan
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tangaran Kabupaten Sambas tahun 2015
Tahun 2010, cakupan pemberian ASI dengan menggunakan teknik wawancara
eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di menggunakan kuesioner, diketahui bayi
Indonesia 61,5% dan di Kalbar 50,9%.[6] yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
Menurut data Riskesdastahun sebanyak 6 bayi (60%), ibu dalam
2013 Persentase pemberian ASI eksklusif keadaan sakit saat menyusui
di Indonesia dalam 24 jam terakhir tanpa (pembengkakan payudara, puting susu
riwayat diberikan makanan dan lecet (luka), melahirkan dengan operasi
minuman selain ASI pada umur 6 bulan Caesar) sebanyak 4 ibu (40), ibu yang
sebesar 30,2%, dan Inisiasi menyusu dini melakukan IMD sebanyak 4 ibu (40%).
kurang dari satu jam setelah bayi lahir dan ibu yang terpapar iklan susu formula
adalah 31,3%. Riskesdas tahun 2010 dari TV atau poster-poster sebanyak 8
persentase menyusui eksklusif semakin ibu (80%).
menurun dengan meningkatnya
kelompok umur bayi. Pada bayi yang
berumur 5 bulan menyusui eksklusif METODE PENELITIAN
hanya 15,3%, dan persentase proses
mulai menyusui kurang dari satu jam (< Penelitian ini
1 jam) setelah bayi lahir adalah hanya mengguanakanrancangan penelitian
29,3%.[1] Cross Sectional.Penelitian dilakukan di
Berdasarkan profil kesehatan Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas
Provinsi Kalbar cakupan ASI eksklusif dan dilaksanakan pada bulan Maret-April
sebesar 49,5%. Dari Profil kesehatan 2016.Teknik pengambilan sampel
Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten dilakukan dengan teknik simple random
71 Jurnal IKESMA Volume 13 Nomor 1 Maret 2017
Sambas merupakan salah satu yang dengan populasi 169 orang dan sampel
memiliki cakupan ASI eksklusif terendah yang diperoleh sebanyak 110 orang.
dari 14 Kabupaten. Cakupan pemberian Analisa yang digunakan adalah
ASI eksklusif di Kabupaten Sambas analisis univariat dan bivariat. Analisis
mengalami peningkatan setiap tahunnya univariat dilakukan untuk
dari tahun 2012-2014, pada tahun 2012 menggambarkan kesponden dan
cakupan pemberian ASI eksklusif menggambarkan setiap variabel,
sedangkan analisis bivariat dilakukan
untuk mengetahui hubungan variabel
independen dan variabel dependen.
Penelitian ini menggunakan uji chi-
square.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Karakteristik Responden
Tabel 1. Karakteristik RespondenDistribusi Frekuensi Berdasarkan Umur, Pekerjaan,
Pendidikan, Jenis Kelamin Bayi, Parita, Tempat Persalinan, Dan Penolong
Persalinan
Karakteristik Responden
n %
Umur
<20 tahun 2 1,8
20-35 tahun 91 82,7
>35 tahun 17 15,5
Jenis Pekerjaan
Petani 52 47,3
Swasta 5 4,5
Pegawai honor 4 3,6
PNS 1 0,9
Tidak bekerja/ IRT 48 43,6
Pendidikan
Tidak tamat SD 4 3,6
SD 44 40
SMP/MTS 38 34,5
SMA/MA/SMK 17 15,5
Perguruan tinggi (D2,D3,S1 7 6,4
Jenis Kelamin Bayi
Laki-laki 61 55,5
Perempuan 49 44,5
Paritas
1 19 17,3
2 55 50
3 27 24,5
4 3 2,7
5 5 4,5
7 1 0,9
Dedi Alamsyah :Hubungan Antara KondisiKesehatan ..... 72
Tempat Persalinan
Praktik Bidan 28 25,5
Rumah Sakit 16 14,5
Puskesmas 43 39,1
Rumah 23 20,9
Karakteristik Responden
n %
Penolong Persalinan
Bidan 89 80,9
Dokter 10 9,1
Dukun 11 10

bayi yang dimiliki ibu menunjukkan


Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden terbanyak berjenis
karakteristik responden berdasarkan kelamin laki–laki yaitu 61Reponden
umur menunjukkan bahwa responden (55,5%). Responden berdasarkan paritas
terbanyak adalah berumur 20-35 tahun menunjukan bahwa responden
yaitu 91 responden (82,7%).Responden terbanyak adalah memiki 2 anak yaitu
berdasarkan jenis 55 responden (50%).
pekerjaanmenunjukkan bahwa Respondenberdasarkan tempat
responden terbanyak adalah sebagai persalinan menunjukkan
petani yaitu 52 responden (47,3). bahwaresponden terbanyak melakukan
Responden berdasarkan pendidikan ibu persalinan di puskesmas yaitu 43
menunjukkan bahwa responden responden
terbanyak adalah tamat SD yaitu 44 (39,1%).Respondenberdasarkan
responden (40%). Karekteristik penolong persalinan menunjukkan
respondenberdasarkan jenis kelamin bahwaresponden terbanyak adalah
ditolong oleh bidan yaitu 89 responden
(80,9%).

2. Univariat

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel PenelitianKondisi Kesehatan Ibu,


Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini, Iklan Susu Formula, Dan Pemberian ASI
Eksklusif
Variabel Penelitian Responden
n %
Kondisi Kesehatan Ibu
Sakit 67 60,9
Tidak sakit 43 39,1
Pelaksanaan IMD
Tidak IMD 78 70,9
IMD 32 29,1
Paparan Iklan Susu Formula
Terpapar 77 70
Tidak terpapar 33 30
Pemberian ASI Eksklusif
Tidak ASI eksklusif 69 62,7
ASI eksklusif 41 37,3
Dari data yang diperoleh dengan presentase terbanyak adalah
berdasarkan variabel kodisi kesehatan responden dengankondisi kesehatan
ibu menunjukan bahwa responden sakit yaitu 60,9%. Adapun sakit yang
73 Jurnal IKESMA Volume 13 Nomor 1 Maret 2017

dialami yaitu puting lecet 30 %, dikarenakan ketidaksabaran ibu dalam


payudara bengkak 44,5 %, mastitis 10 %, memberi ASI kepada bayinya setelah
bedah sesar 9,1 %, diabetes 6,4 % dan lahir dan ibu merasa bosan jika bayi
penyakit lain sebesar 4,5 %. Variabel diletakan diatas dadanya terlalu lama (<
pelaksanaan IMD menunjukkan bahwa dari 1 jam).Variabel paparan iklan susu
responden dengan presentase terbanyak formula berdasarkan hasil penelitian,
adalah responden yang tidak bahwaresponden dengan presentase
melaksanakan IMD yaitu 70,9%. terbanyak adalah responden yang
Kegagalan dalam penelitian ini terpapar iklan susu formula yaitu 70%.

3. Bivariat

Tabel 3. Total Hubungan Antara Kondisi Kesehatan Ibu, Pelaksanaan IMD, Dan Iklan Susu
Formula Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Kecamatan Tangaran Kabupaten
Sambas
Pemberian ASI Eksklusif
Tidak ASI ASI Signif
Variabel PR 95% CI
Eksklusif Eksklusif ikan
n % n %
Kondisi Kesehatan Ibu
Sakit 47 70,1 20 29,9 0,071 1,371
Tidak sakit 22 51,2 21 48,8 (0,985-
1,909)
Pelaksanaan IMD
Tidak IMD 54 69,2 24 30,8 0,47 1,477
IMD 15 46,9 17 53,1 (0,993-
2,198)
Paparan Iklan Susu Formula
Terpapar 50 64,9 27 35,1 0,606 1,128
Tidak terpapar 19 57,6 14 42,4 (0,806-
1,578)
Dedi Alamsyah :Hubungan Antara KondisiKesehatan ..... 74

1) Hubungan Antara Kondisi disusukan payudara harus dimasase


KesehatanDengan Pemberian ASI terlebih dahulu dan ASI diperas lembut
Eksklusif dengan tangan. Dan payudara dapat
Berdasarkan hasil penelitian yang dikompres dengan menggunakan air
dilakukan, jumlah responden yang tidak hangat agar kekejangan pembuluh darah
memberikan ASI eksklusif dalam vena berkurang untuk mengurangi rasa
keadaan sakit (70,1%) lebih besar nyeri, sebaliknya dapat dikompres
dibandingkan dengan jumlah responden bergantian dengan air hangat agar aliran
yang memberikan ASI secara eksklusif darah payudaralancar.[10] Pembengkan
dalam keadaan sehat (tidak sakit) yaitu payudara merupakan suatu alasan ibu
48,8%. Dari hasil analisis statistik yang untuk menghentikan pemberian ASI atau
dilakukan diperoleh nilai p value = 0,071 alasan untuk memulai memberikan
lebih besar dari α = 0,05, jadi dapat tambahan minuman atau makanan lain
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan selain ASI, sehingga kebanyakan ibu
yang signifikan antara kondisi tidak memberikan ASI secara eksklusif
kesehatanibu dengan pemberian ASI kepada bayinya.
eksklusif pada ibu yang memiliki bayi
usia 0-6 bulan di Kecamatan Tangaran 2) Hubungan Antara Pelaksanaan
Kabupaten Sambas. Meskipin kondisi IMD Dengan Pemberian ASI
kesehatan ibu tidak meiliki hubungan eksklusif
yang signifikan dengan pemberian ASI Berdasarkan hasil penelitian yang
eksklusif, tetapi variabel ini ada risiko dilakukan jumlah responden yang tidak
untuk tidak memberiankan ASI ekslusif memberikan ASI ekslusif dan tidak
karena nilai PR = 1,371. melakukan inisiasi menyusu dini
Masalah-masalah kesehatan yang (69,2%) lebih besar dibandingkan
muncul pada ibu yang menyusui dengan jumlah responden yang
menyebabkan muncul keraguan dalam memberikan ASI eksklusif dan
diri ibu, apakah ia mampu atau tidak melakukan inisiasi menyusu dini yaitu
untuk memberikan ASI kepada bayinya, 53,1%. .Dari hasil analisis statistik yang
kondisi tersebut pada akhirnya akan dilakukan diperoleh nilai p value = 0,047
berujung kepada proses kegagalan lebih kecil dari α = 0,05, jadi dapat
pemberian ASI eksklusif9. Masalah disimpulkan bahwa ada hubungan yang
kesehatan yang sering dirasakan ibu signifikan antara pelaksanaan inisiasi
pada saat menyusui adalah menyusu dini dengan pemberian ASI
pembengkakan pada payudaranya. eksklusif pada ibu yang memiliki bayi
Pembengkakan payudara terjadi karena usia 0-6 bulan di Kecamatan Tangaran
edema ringan oleh hambatan vena atau Kabupaten Sambas.
saluran limfe akibat ASI yang menumpuk Hasil penelitian ini sejalan
di dalam payudara. Penumpukan ASI di dengan penelitian yang dilakukan oleh
dalam payudara disebabkan karena bayi Rengginasarimenunjukkan bahwa
tidak menyusu dengan kuat, posisi pada terdapat hubungan antara pelaksanaan
payudara salah sehingga proses menyusu inisiasi menyusu dini dengan pemberian
tidak benar, dan terdapat puting susu ASI eksklusif (p value = 0,012).[10]
yang datar atau terbenam.[10] Keberhasilan atau kegagalan
Cara yang dapat dilakukan untuk memberikan ASI secara eksklusif dapat
mengatasi adalah dengan mengeluarkan diawali dengan keberhasilan atau
ASI dengan menyusukannya, sebelum kegagalan dalam memberikan
75 Jurnal IKESMA Volume 13 Nomor 1 Maret 2017

kesempatan menyusu satu jam pertama atau terus memberikan susu formula ke
setelah kelahiran.[11] Ibu yang anaknya. Produk susu formula yang
melakukan IMD merasa semakin percaya diperkenalkan kepada ibu-ibu rumah
diri untuk menyusui bayinya sehingga tangga disajikan dalam bentuk dan
merasa tidak perlu memberikan kemasan yang menarikyang ditawarkan
makanan/minuman apapun kepada dalam berbagai cara, salah satunya
bayinya.[12] melalui iklan di televisi.[13]
Kegagalan dalam melakukan IMD Iklan tersebut menghadirkan
dalam penelitian ini dikarenakan oleh seorang ahli kesehatan anak dan anak-
ibu yang tidak sabar untuk memeberikan anak yang dihadarikan dalam iklan
ASI kepada bayinya setelah lahir dan ibu tersebut kelihatan sehat, cerdas, dan
merasa bosan jika bayi diletakkan diatas pemberani setelah diberikan susu
dadanya terlalu lama (< dari 1 jam), serta formula yang diiklankan.Gencarnya iklan
disebabkan karena petugas kesehatan susu formula tersebut menyebabkan ibu
khususnya bidan yang membantu beranggapan bahwa susu formula sama
persalinan tidak melakukan IMD kepada baiknya atau bahkan lebih baik daripada
ibu yang bersalin. Sehingga banyak ibu ASI, sehingga ibu lebih memilih untuk
yang tidak melakukan IMD atau tidak memberikan susu formula kepada
berhasil melakukan IMD setelah bayinya.
persalinan.

3) Hubungan Antara Paparan Iklan SIMPULAN DAN SARAN


Susu Formula Dengan Pemberian Simpulan
ASI Eksklusif
Berdasarkan hasil penelitian yang 1. Tidak terdapat hubungan yang
dilakukan bahwa jumlah responden yang signifikan antara kondisi kesehatan
tidak memberikan Asi ekslusif dan yang ibu dengan pemberian ASI ekslusif di
terpapar iklan susu formula (64,9%) Kecamatan Tangaran (p value = 0,071
lebih besar dibandingkan dengan jumlah dan PR CI 95% = 1,371 (0,985-
responden yang memberikan ASI 1,909)).
eksklusif dan tidak terpapar iklan susu 2. Terdapat hubungan yang signifikan
formula yaitu42,4%. Dari hasil analisis antara pelaksanaan inisiasi menyusu
statistik yang dilakukan diperoleh nilai p dini dengan pemberian ASI ekslusifdi
value = 0,606 lebih besar dari α = 0,05, Kecamatan Tangaran (p value =0,047
jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada dan PR CI 95% = 1,477 (0,993-
hubungan yang signifikan antara iklan 2,198)).
susu formula dengan pemberian ASI 3. Tidak terdapat hubungan yang
eksklusif pada ibu yang memiliki bayi signifikan antara ketepaparan iklan
usia 0-6 bulan di Kecamatan Tangaran susu formula dengan pemberian ASI
Kabupaten Sambas. Meskipun variabel ekslusif di Kecamatan Tangaran
ini tidak memiliki hubungan yang (pvalue = 0,606 dan PR CI 95% =
signifikan dengan pemberian ASI 1,128 (0,806-1,578)).
eksklusif, tetapi variabel ini ada risiko
untuk tidak memberiankan ASI ekslusif Saran
karena nilai PR =1,128.
Iklan susu formula banyak Diharapkan Saran bagi tenaga
mempengaruhi para ibu untuk mencoba kesehatan dan dinas kesehatan untuk
Dedi Alamsyah :Hubungan Antara KondisiKesehatan ..... 76

memberikan penjelasan mengenai [7] Dinkes Propinsi Kalbar, 2012.


pemberian ASI eksklusif, menyediakan Profil Kesehatan Propinsi
klinik laktasi, persalinanditolong oleh Kalimantan Barat. Pontianak.
bidan (tenaga kesehatan). [8] Dinkes Kab Sambas. 2014. Profil
Kesehatan Kabupaten Sambas.
Sambas.
DAFTAR RUJUKAN [9] Atabik, Ahmad. 2012. Faktor Ibu
Yang Berhubungan Dengan Praktik
[1] Kemenkes RI. 2013.Riset Kesehatan Pemberian ASI Eksklusif Di
Dasar, Badan Penelitian dan Wilayah Kerja Puskesemas
Pengembangan Kesehatan. Jakarta. Pamotan.Jurnal Kesehatan
[2] Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Masyarakat, Vol 3 No 1.p1
Kesehatan Masyarakat Ilmu dan [10] Nugroho, Taufan. 2011. ASI dan
Seni.Jakarta : Rineka Cipta. Tumor Payudara. Yogyakarta :
[3] Suradi, Rulina., et al, 2010. Nuha Medika.
Indonesia Menyusui.Jakarta : IDAI. [11] Priscilla, Vetty and Elmatris.
[4] Hidayat, M.S.M. 2013. Faktor-faktor 2010.Hubungan Pelaksanaan
yang berhubungan dengan Menyusui Dini Dengan Pemberian
pemberian ASI eksklusif pada ibu ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja
yang melahirkan di luar rumah Puskesmas Tanah Garam Kota
bersalin Puskesmas kecamatan Solok. Jurnal Kesehatan
Pesanggrahan Jakarta Selatan Masyarakat. Vol 6 No 1.p 19.
tahun 2013. Skripsi. Prodi [12] Rengginasari, E., Kapantow, N.H.,
Kesehatan Masyarakat-Universitas and Rombot, D.V.2014.Hubungan
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Antara Pekerjaan Ibu, Dukungan
Jakarta (dipublikasikan). Suami Dan Inisiasi Menyusui Dini
[5] Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di
UNICEF,2011.Breastfeeding.http: Puskesmas Tuminting Kota
//www.unicef.org/nutrition/index Manado. Manado. Jurnal Kesehatan
24824. html. [diakses06 Oktober Masyarakat. Vol 2 No 1.p3-7.
2015]. [13] Dartianingrum, P.A. 2014.
[6] Kemenkes RI. 2012. Kinerja Pengaruh Tayangan Iklan Televisi
Kegiatan Pembinaan Gizi Tahun Susu Sgm Terhadap Perilaku Ibu
2011 Menuju Perbaikan Gizi Rumah Tangga Dalam Pemberian
Perseorangan Dan Masyarakat Susu Formula Pada Anak Batita Di
Yang Bermutu.Jakarta Posyandu Perdana Empat Lima
:Kementerian Kesehatan RI. Kelurahan Gunung Kelua
Samarinda. Jurnal Ilmu
Komunikasi, Vol 2 No 4.p1-8.

Das könnte Ihnen auch gefallen