Sie sind auf Seite 1von 11

PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN NYERI SENDI

OSTEOARTHRITIS PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA PUSKESMAS PANDIAN


SUMENEP
Mujib Hannan, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Wiraraja
e-mail: Mujib@wiraraja.ac.id
Emdat Suprayitno, Program Studi Profesi Ners Universitas Wiraraja
e-mail: emdats@yahoo.com
Hesti Yuliyana, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Wiraraja
e-mail: hestiyuliana@gmail.com

ABSTRACT

Along with the aging process, the body will experience various health problems. One of
them osteoartrisis which is a disease of bones and joints that occur due to aging process. The
purpose of this study was to study the effect of warm water compress therapy on the reduction of
osteoarthritis joint pain in elderly at posyandu elderly puskesmas Pandian Sumenep.
The type of research is Pre Experimental, where the population amounted to 40 people
and the sample amounted to 32 people with elderly characteristics who experience osteoarthritis
joint pain. Sampling technique used is Type Probability sampling that is Simple Random Sampling.
Data collection methods used were interviews and questionnaires. Presentation of data using pie
chart and characteristic distribution table with T paired statistical test.
The results showed that more than half had osteoarthritis joint pain with moderate pain
scale of 22 elderly (68.7%). Based on the result of T paired test, there is influence between warm
water compress therapy to decrease osteoarthritis joint pain in elderly (ρ = 0,000 <α = 0,05).
Osteoarthritis pain in elderly in Puskesmas Pandian Sumenep mostly due to the activity of
many or excess. Advice for health services to make warm compress therapy as a self-directed
nursing intervention in treating joint pain patients with osteoarthritis.

Keywords: Warm Compress, Osteoarthriti.

PENDAHULUAN 1077 orang, dengan lansia laki-laki sebanyak


Lanjut usia bukan suatu penyakit, 447 orang dan lansia perempuan sebanyak
namun merupakan tahap lanjut dari suatu 630 orang. Data lansia di posyandu lansia
proses kehidupan yang ditandai dengan puskesmas Pandian Sumenep tahun 2017
penurunan kemampuan tubuh untuk jumlah lansia sebanyak 591 orang, dengan
beradaptasi dengan stress lingkungan pra lansia (45 – 59 tahun) 256 orang dan
(Pudjiastuti, 2003 dalam Ferry dan Makhfudli, lansia dan resti (60/80 tahun keatas)
2009). Seiring dengan proses menua sebanyak 335 orang. Jumlah lansia yang
tersebut, tubuh akan mengalami berbagai mengalami nyeri sendi akibat osteoarthritis
masalah kesehatan atau yang biasa disebut sebanyak 40 orang, diantaranya laki-laki
sebagai penyakit degeneratif. Salah satunya sebanyak 16 orang dan perempuan sebanyak
penyakit osteoartrisis yang merupakan 24 orang. Prevalensi penyakit tersebut
penyakit tulang dan sendi yang terjadi karena sebanyak 7% dari total lansia di seluruh
proses menua (Siti, 2008). Nyeri sebagai posyandu lansia puskesmas Pandian
mekanisme proteksi bagi tubuh, timbul ketika Sumenep.
jaringan sedang rusak, dan menyebabkan Sendi yang terserang terutama sendi
individu tersebut bereaksi untuk penopang tubuh, yaitu lutut, tulang belakang,
menghilangkan rasa nyeri (Andarmoro, 2013). dan pangkal paha (panggul). Dapat terjadi
Data hasil Kementrian Kesehatan RI, pada salah satu sisi atau kedua-duanya, bisa
jumlah lansia di Indonesia sebanyak 23,66 pula beberapa sendi terserang sekaligus. Ada
juta jiwa. Keluhan kesehatan yang sering juga penderita yang mengalami
terjadi yaitu rematik, asam urat, darah tinggi, pembengkakan sendi (merah, panas, nyeri)
dan diabetes dengan prevalensi 32,99% yang kadang-kadang disertai penumpukan
(Susenas, 2012). Data lansia Dinas cairan dalam sendi. Bila ini terjadi, cairan
Kesehatan Kabupaten Sumenep tahun 2016, tersebut perlu disedot atau dikeluarkan oleh
lansia yang mengalami nyeri sendi sebanyak dokter. (Santoso dkk, 2009). Penanganan

1
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 2

penyakit pada usia lanjut bersifat khusus. Hal yang tinggal menetap di wilayah kerja
itu dikarenakan penyakit pada usia lanjut Puskesmas Pandian, Lansia yang bersedia
biasanya tidak berdiri sendiri (multipatologi), diteliti. teknik sampling yang digunakan
fungsi organ tubuh sudah menurun, rentan adalah Probability dengan Teknik Simple
terhadap penyakit atau stres, dan lebih sering Random.
memerlukan rehabilitasi yang tepat. Untuk
mengurangi rasa nyeri perlu dilakukan HASIL PENELITIAN
pemanasan atau pendinginan. Pada 1. Tabel 1 Distribusi Lansia Berdasarkan
prinsipnya, dengan rehabilitasi diharapkan Skala Nyeri Sebelum Terapi Kompres
penderita dapat melakukan aktivitas sehari- Hangat
hari tanpa bantuan orang lain. (Muhith, dkk. No Skala Nyeri F %
2016).
1 Nyeri Ringan 3 9.4
Strategi penatalaksanaan nyeri
dengan menggunakan pendekatan 2 Nyeri Sedang 22 68.7
manajemen farmakologis merupakan tindakan 3 Nyeri Berat 7 21.9
menurunkan respons nyeri tanpa sedikitpun Total 32 100
menggunakan agen-agen farmakologi. Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
Pemasangan kompres hangat biasanya hasil bahwa sebagian besar skala nyeri
dilakukan hanya setempat saja pada bagian responden sebelum diberikan terapi kompres
tubuh tertentu. Dengan pemberian panas, hangat adalah nyeri sedang yaitu sebanyak
pembuluh-pembuluh darah akan melebar 22 responden (68,7%) dan sebagian kecil
sehingga memperbaiki peredaran darah di adalah nyeri ringan yaitu sebanyak 3
dalam jaringan tersebut. Dengan cara ini responden (9,4%).
penyaluaran zat asam dan bahan makanan ke
sel-sel diperbesar dan pembuangan dari zat- 2. Tabel 2 Distribusi Lansia Berdasarkan
zat yang dibuang akan diperbaiki. Aktivitas sel Skala Nyeri Sesudah Terapi Kompres
yang meningkat akan mengurangi rasa Hangat
sakit/nyeri dan akan menunjang proses No Skala Nyeri F %
pemyembuhan luka dan proses peradangan
1 Nyeri Ringan 18 56.3
(Stevens dkk, 2002).
Pemberian kompres hangat adalah 2 Nyeri Sedang 13 40.6
memberikan rasa hangat pada klien dengan 3 Nyeri Berat 1 3.1
menggunakan cairan atau alat yang Total 32 100
menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
memerlukannya. Tujuannya adalah hasil bahwa sbagian besar skala nyeri
memperlancar sirkulasi darah, mengurangi responden sesudah diberikan terapi kompres
rasa sakit, merangsang peristaltik usus, hangat adalah nyeri ringan yaitu sebanyak 18
memperlancar pengeluaran getah radang responden (56,3%) dan sebagian kecil adalah
(eksudat), memberikan rasa nyaman atau nyeri berat terkontrol yaitu sebanyak 1
hangat dan tenang. Pemberian kompres responden (3,1%).
panas dilakukan pada klien dengan perut
kembung, klien yang mengalami radang, 3. Distribusi Lansia Berdasarkan Skala
kekejangan otot (spasmus), adanya abses Nyeri Sebelum dan Sesudah Terapi
(bengkak) akibat suntikan, tubuh dengan Kompres Hangat
abses atau hematom (Kusyati, 2006). Sebelum Sesudah
NO Keterangan
METODE PENELITIAN F % F %
Jenis penelitian ini merupakan Pre 1 Ringan 3 9.4 18 56.3
Eksperimental dengan rancang bangun 2 Sedang 22 68.7 13 40.6
penelitian One Group Pretest Postest. 3 Berat 7 21.9 1 3.1
Populasi dalam penelitian ini adalah Semua
Total 32 100 32 100
lansia yang mengalami nyeri sendi
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan
osteoarthritis di posyandu lansia Puskesmas
hasil bahwa sebagian besar skala nyeri
Pandian Sumenep dengan jumlah 40 orang
responden sebelum diberikan terapi kompres
lansia. Pada penelitian ini sampel di tentukan
hangat adalah nyeri sedang yaitu sebanyak
berdasarkan Kriteria inklusi yaitu: Lansia yang
22 responden (68,7%) dan sebagian kecil
mengalami nyeri sendi osteoarthritis, Lansia
adalah nyeri ringan yaitu sebanyak 3
3 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

responden (9,4%). Skala nyeri esudah Setelah dilihat dari data di atas, maka
diberikan terapi kompres hangat adalah nyeri hal ini sesuai dengan Rousseau and Goottlieb
ringan yaitu sebanyak 18 responden (56,3%) (2004) bahwa nyeri sendi banyak terjadi dan
dan sebagian kecil adalah nyeri berat dikeluhkan oleh wanita lanjut usia dan sering
terkontrol yaitu sebanyak 1 responden (3,1%). muncul ketika wanita telah mengalami
Hasil uji statistik data dengan menggunakan menopause. Menurut Kawiyana (2009),
Paired Simple T-Test di dapatkan p-value wanita yang telah menopause dan memasuki
0,00, atau 0,00 < (α) 0,05, maka H0 ditolak masa usia lanjut mengalami penurunan
dan H1 diterima artinya ada pengaruh terapi hormon estrogen sehingga terjadi
kompres hangat terhadap penurunan nyeri ketidakseimbangan aktivitas osteoblas dan
sendi osteoarthritis pada lansia di posyandu osteoklas yang mengakibatkan penurunan
lansia puskesmas Pandian Sumenep. massa tulang trabekula dan kortikal sehingga
menyebabkan tulang menjadi tipis, berongga,
PEMBAHASAN kekakuan sendi, pengelupasan rawan sendi
1. Skala Nyeri Sebelum Pada Lansia dan sehingga akan muncul nyeri pada
Dengan Osteoarthritis Diberikan persendian. Jika nyeri tidak ditangani maka
Intervensi Terapi Kompres Hangat akan meningkatkan rasa ketidaknyamanan
Berdasarkan hasil penelitian pre-test serta dapat mengganggu aktivitas wanita
di Puskesmas Pandian Sumenep lanjut usia. Pada saat sebelum diberikan
menunjukkan bahwa skala nyeri responden terapi kompres air hangat, wanita lansia
sebelum diberikan terapi kompres hangat merasakan nyeri dan kekakuan pada sendi
dengan menggunakan alat ukur skala nyeri yang nyeri terutama pada pagi hari. Teori
Verbal Descriptor Scale (VDS) didapatkan dalam Riyanto (2011) menyebutkan bahwa
lansia yang mengalami nyeri dengan skala terjadi penurunan aktivitas dan muncul
nyeri terbanyak adalah nyeri sedang kekakuan pada sendi saat pagi hari.
sebanyak 22 lansia (68,7%). Dengan Dari hasil penelitian sebelumnya,
responden perempuan sebanyak 26 penelitian yang dilakukan oleh Deu, dkk
responden (81,2%) dan laki-laki sebanyak 6 (2014) dengan judul “Gambaran Kejadian
responden (18,8%). Dari data yang diperoleh Nyeri Lutut Dengan Kecurigaan Osteoarthritis
bahwa lansia dengan osteoarthritis Lutut Pada Perawat Di Poliklinik Rawat Jalan
mengalami nyeri ringan sampai nyeri berat. Blu RSUP. Prof. DR. R. D. Kandou Manado”
Menurut International Association for mengungkapkan osteoartritis merupakan
Study of Pain (IASP) (1986, dalam Triyana, penyakit sendi degeneratif yang berkaitan
2012), nyeri merupakan sensori subjektif dan dengan kerusakan kartilago sendi.
emosional yang tidak menyenangkan terkait Osteoarthritis mengenai semua persendian
dengan adanya kerusakan jaringan, baik dari servikal, thorakal, lumbal, panggul, lutut,
secara aktual maupun potensial, atau pergelangan kaki, tangan sampai ke jari-jari,
menggambarkan kondisi terjadinya paling sering ditemukan pada sendi lutut
kerusakan. Sedangkan menurut definisi karena sendi-sendi ini dapat pembebanan
keperawatan nyeri sebagai suatu keadaan yang lebih besar dibanding sendi-sendi yang
yang tidak menyenangkan akibat terjadinya lain. Pasien osteoarthritis biasanya mengeluh
rangsangan fisik maupun dari serabut saraf nyeri pada waktu melakukan aktivitas atau jika
dalam tubuh ke otak yang diikuti oleh reaksi ada pembebanan pada sendi yang terkena.
fisik (fisiologis) maupun emosional. Pada derajat yang lebih berat nyeri dapat
Perubahan tersebut berpengaruh dirasakan terus menerus sehingga sangat
pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis mengganggu mobilitas pasien.
yang pada akhirnya akan mempengaruhi Hasil penelitian sebelumnya, yang
pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga dilakukan oleh Masyhurrosyidi, dkk (2014)
secara umum akan berpengaruh pada activity dengan judul “Pengaruh Kompres Hangat
of daily living (Fatmah, 2010). Ada beberapa Rebusan Jahe Terhadap Tingkat Nyeri
faktor yang mempengaruhi respon nyeri, yaitu Subakut dan Kronis pada Lanjut Usia dengan
usia, jenis kelamin, kebudayaan, makna nyeri, Osteoarthtritis Lutut di Puskesmas Arjuna
perhatian, kecemasan, keletihan, pengalaman Kecamatan Klojen Malang Jawa Timur”
sebelumnya, gaya koping, dukungan keluarga mengungkapkan masalah fisiologis pada
dan sosial. Lebih mudahnya osteoarthritis lanjut usia dengan osteoarthritis adalah nyeri.
diartikan sebagai penyakit yang menyerang Nyeri pada osteoarthritis disebabkan oleh
sendi, otot dan jaringan tubuh. synovial dan degradasi kartilago berkaitan
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 4

dengan degradasi kolagen dan proteoglikan sendi, pekerjaan dan olah raga. Berdasarkan
oleh enzim autolitik seluler. Secara data umum tentang riwayat pekrjaan
makroskopis tampak iregularitas pada menunjukan bahwa hampir sebagian (46,9%)
permukaan tulang rawan yang dilanjutkan dari responden mempunyai riwayat pekerjaan
dengan ulserasi dan penurunan kandungan sebagai ibu rumah tangga, dan sebagian kecil
glikosaminoglikan yang terdiri dari kondroitin sebagai pensiunan (25%). Pekerjaan yang
sulfat, keratin sulfat, dan asam hialuronat. terlalu lama dan berulang-ulang yang
Fibrilasi atau iregularitas terjadi karena dilakukan oleh individu akan membuat
mikrofraktur pada permukaan rawan sendi individu merasakan nyeri. Lansia yang
yang memiliki serabut saraf C berdiameter mengalami osteoarthritis yang bekerja telalu
kecil dan tidak bermielin-nocireseptor. lama dan monoton akan merasakan nyeri.
Nocireseptor ini mampu melepaskan Data tersebut sesuai dengan teori tentang
substansi P lalu calcitonin gene related respons nyeri yang di kemukakan oleh
peptide (CGRP) menstimulasi respon nyeri (Hidayat, 2006) dalam (Prasetyo, 2010)
dan inflamasi. bahwasanya keletihan dan aktifitas serta
Sebagian besar lansia dengan pengalaman sebelumnya sangat
osteoarthritis di Puskesmas Pandian mempengaruhi skala nyeri yang di alami oleh
Sumenep mengalami nyeri dikarenakan lansia.
aktifitas yang banyak atau berlebih yang Penurunan tingkat nyeri yang terjadi
dapat menyebabkan ketegangan otot dan setelah diberikan terapi kompres panas
keletihan sehingga menyebabkan nyeri yang sesuai dengan mekanisme Gate Control
dapat mengganggu aktifitas lansia tersebut. Theory oleh Melzack dan Wall (1965), yang
Selain aktifitas, usia juga menjadi salah satu menyatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan
faktor yang mempengaruhi nyeri, semakin saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls
menua sering kali memiliki sumber nyeri lebih dihambat saat pertahanan ditutup. Upaya
dari satu. Proses penuaan merupakan siklus menutup pertahanan tersebut terjadi saat
kehidupan yang ditandai dengan tahapan- dilakukan kompres panas yang dapat
tahapan menurunnya berbagai fungsi organ menghambat impuls nyeri yang akan
tubuh, yang ditandai dengan semakin disampaikan ke otak untuk dipersepsikan.
rentannya tubuh terhadap berbagai serangan Kompres hangat merupakan salah
penyakit yang dapat menyebabkan kematian satu pengobatan non farmakologi yang dapat
misalnya pada sistem kardiovaskuler dan membantu meredakan rasa nyeri, kaku dan
pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, spasme otot. Efek fisiologis terapi panas
endokrin dan lain sebagainya. Awalnya nyeri terhadap hemodinamik mampu meningkatkan
dirasakan ketika beraktivitas, namun lama- aliran darah, vasodilatasi meningkatkan
kelamaan ketika penyakit memberat nyeri bisa penyerapan nutrisi, leukosit dan anti bodi dan
dirasakan saat istirahat maupun saat malam meningkatkan pembuangan sisa metabolik
hari. Hal itu terlihat dari pemaparan lansia dan sisa jaringan sehingga membantu
saat ditanya keluhan nyerinya. Skala Nyeri resolusi kondisi inflamasi (Chandra, 2002).
Pada Lansia Dengan Osteoarthritis Sesudah Penggunaan terapi panas pada permukaan
Diberikan Intervensi Terapi Kompres Hangat tubuh dapat memperbaiki fleksibilitas tendon
Hasil pengukuran skala nyeri setelah dan ligament, mengurangi spasme otot,
diberikan intervensi terapi kompres hangat meredakan nyeri, meningkatkan aliran darah
dengan menggunakan alat ukur skala nyeri dan metabolisme (Wachjudi, dkk. 2006).
Verbal Descriptor Scale (VDS) didapatkan Terapi panas yang dilakukan dapat
lansia yang mengalami nyeri dengan skala menggunakan kompres hangat. Kompres
nyeri terbanyak adalah nyeri ringan sebanyak tersebut dapat memberikan efek fisiologis
18 lansia (56,3%).Lansia mengalami dengan meningkatkan relaksasi otot
penurunan skala nyeri disebabkan karena pergerakan sendi (Rifham, 2010).
diberikan terapi kompres hangat. Dimana Mekanismenya dalam mengurangi nyeri tidak
dalam pelaksanaannya dilakukan selama satu diketahui dengan pasti walaupun para peneliti
hari dalam waktu 15 menit. yakin bahwa panas dapat menonaktifkan
Menurut Sudoyo (2009) terdapat serabut saraf, melepaskan endorphin, opium
beberapa faktor risiko yang berhubungan yang sangat kuat yang dapat memblok
dengan osteoarthritis seperti usia, jenis transmisi nyeri (Kozier & Erb’s, 2009).
kelamin, suku bangsa dan genetik, Berdasarkan hasil penelitian
kegemukan dan penyakit metabolik, cidera sebelumnya oleh Noorhidayah, dkk (2013)
5 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

juga mengatakan bahwa sebelum diberikan 2


remisi (gejala hilang sebagian atau
kompres panas, pasien lansia dengan nyeri keseluruhan) dan eksaserbasi (keparahan
rematik di PSTW Budi Sejahtera Provinsi meningkat). Sifat nyeri kronik yang tidak dapat
Kalimantan Selatan yang mengalami nyeri diprediksi ini membuat klien frustasi dan
ringan sebanyak 7,70%, nyeri sedang seringkali mengarah pada depresi psikologi.
sebanyak 57,69%, dan nyeri berat terkontrol Penyebabnya mungkin diketahui progresif
sebanyak 34,61%. Sesudah diberikan terapi atau persisten atau tidak diketahui bahkan
kompres panas, pasien lansia dengan nyeri sulit untuk ditemukan. Lansia tersebut
rematik di PSTW Budi Sejahtera Provinsi cenderung mengalami ketidakmampuan
Kalimantan Selatan yang mengalami nyeri akibat nyeri yang sedang dirasakan. Nyeri
ringan sebanyak 57,69%, dan nyeri sedang kronik yang paling umum diderita oleh lansia
sebanyak 42,31%. Pemberian terapi kompres yaitu nyeri sendi yang sifatnya degeneratif
panas pada lansia dengan nyeri rematik di yang sering disebut dengan nyeri sendi
PSTW Budi Sejahtera Provinsi Kalimantan osteoarthritis. Nyeri sendi ini merupakan
Selatan berpengaruh secara bermakna penyakit degeneratif dengan etiologi dan
terhadap penurunan tingkat nyeri (p = 0,000). pathogenesis yang belum jelas serta
Hasil penelitian ini juga sesuai mengenai populasi yang luas (Joern, Klaus, &
dengan hasil penelitian Ani Dwi Pratintya Peer, 2010 dalam Nugroho, 2008). Gambaran
(2014) dengan judul “Kompres Hangat mendasar pada nyeri sendi ini adalah
Menurunkan Nyeri Persendian Osteoarthritis degenerasi tulang rawan sendi yaitu
Pada Lanjut Usia” dengan nilai rata-rata perubahan struktural selanjutnya yang terjadi
tingkat nyeri sebelum diberikan kompres di tulang bersifat sekunder (Martono &
hangat pada kelompok kontrol sebesar 5,5 Pranaka, 2009). Pada sebagian besar kasus,
dan pada kelompok eksperimen sebesar 5,25. penyakit ini muncul tanpa faktor predisposisi
Nilai rata-rata nyeri sesudah diberikan yang jelas sehingga disebut primer.
kompres hangat pada kelompok kontrol Sebaliknya, nyeri sendi sekunder adalah
menjadi 4,3 dan pada kelompok eksperimen perubahan degeneratif yang terjadi pada
menjadi 1,25. Terdapat perbedaan penurunan sendi yang sudah mengalami deformitas, atau
tingkat nyeri sebesar 1,16 pada kelompok degenerasi sendi yang terjadi dalam konteks
kontrol dan sebesar 4,00 pada kelompok penyakit metabolik tertentu, seperti
eksperimen. Hal tersebut menunjukkan hemokromatis atau diabetes melitus. Respon
terdapat penurunan tingkat nyeri persendian seseorang terhadap nyeri dipengaruhi oleh
osteoarthritis pada lanjut usia setelah emosi, tingkat kesadaran, latar belakang
diberikan perlakuan berupa kompres hangat. budaya, pengalaman masa lalu tentang nyeri
Pada praktiknya, kegiatan terapi dan pengertian nyeri (Davey, 2005). Nyeri
kompres hangat merupakan serangkaian mengganggu kemampuan seseorang untuk
teknik terapi untuk merangsang area-area beristirahat, konsentrasi dan kegiatan-
tertentu diatas lutut dengan tujuan kegiatan yang biasa dilakukan.
menimbulkan respons yang bermanfaat bagi Stimulasi kutaneus adalah stimulasi
bagian tubuh yang lain. Kompres hangat kulit yang digunakan untuk menghilangkan
dapat digunakan untuk terapi pada penderita nyeri. Seperti masase, mandi air hangat dan
nyeri sendi, hal ini disebabkan karena adanya kompres dingin merupakan langkah
stimulasi yang digunakan untuk mengurangi sederhana dalam upaya menurunkan nyeri.
nyeri persendian. Cara kerja stimulasi kutaneus adalah adanya
pemikiran bahwa pelepasan endorfrin
2. Pengaruh Kompres Hangat Terhadap sehingga transmisi stimulasi nyeri terblokade.
Nyeri Sendi Osteoarthritis Pada Lansia Tindakan stimulasi kulit seperti kompres
Berdasarkan penelitian menujukkan hangat dan dingin ini disebutkan dapat
bahwa setelah diberikan intervensi terapi menurunkan tingkat nyeri (Crisp & Taylor,
kompres hangat sebagian besar lansia 2005).
mengalami penurunan skala nyeri. Menurut Price (1995), kompres
Efek penuaan dan efek mekanis hangat sebagai metode yang sangat efektif
menjadi salah satu penyebab utama nyeri untuk mengurangi nyeri atau kejang otot.
sendi pada lansia. Menurut Felson (2008), Panas dapat disalurkan melaui konduksi
nyeri sendi yang paling umum dialami lansia (botol air panas). Panas dapat melebarkan
yaitu nyeri kronik. Lansia yang mengalami pembuluh darah dan dapat meningkatkan
nyeri kronik seringkali mengalami periode aliran darah. Secara biologi efek pemberian
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 6

terapi kompres hangat pada daerah tubuh nyeri. Tujuan dari kompres hangat adalah
akan memberikan sinyal ke hipotalamus pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot
melalui sumsum tulang belakang. Ketika tubuh lebih rileks, menurunkan rasa nyeri, dan
reseptor yang peka terhadap panas di memperlancar pasokan aliran darah dan
hipotalamus dirangsang, sistem efektor memberikan ketenangan pada klien (Azril
mengeluarkan sinyal yang memulai Kimin, 2009). Kompres hangat juga berfungsi
berkeringat dan vasodilatasi perifer. untuk melebarkan pembuluh darah,
Perubahan ukuran pembuluh darah diatur menstimulasi sirkulasi darah, dan mengurangi
oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata kekakuan. Selain itu, kompres hangat juga
dari tangkai otak, dibawah pengaruh dapat menghilangkan sensasi rasa sakit.
hipotalamus bagian anterior sehingga terjadi Menurut Hegner (2003) efek dari kompres air
vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi ini hangat dapat dibagi menjadi tiga, yaitu efek
menyebabkan aliran darah ke setiap jaringan, secara fisik, kimia dan biologis. Efek fisik
dan akan terjadi penurunan ketegangan otot dengan cara transfer panas yang diberikan
sehingga nyeri sendi yang dirasakan pada melalui kompres air hangat sehingga
penderita osteoarthritis dapat berkurang menyebabkan zat cair, padat dan gas memuai
bahkan menghilang. Kompres hangat juga ke segala arah. Efek kimia pemberian
berfungsi untuk melancarkan pembuluh darah kompres air hangat yaitu meningkatkan
sehingga dapat meredakan nyeri dengan metabolisme sel tubuh. Efek biologis yang
mengurangi ketegangan, menurunkan dapat terjadi ketika diberikan kompres air
kontraksi otot, meningkatkan aliran darah hangat adalah peningkatan sirkulasi darah
daerah persendian dan meningkatkan rasa dan peningkatan tekanan kapiler. Tekanan O2
nyaman. Panas dapat menyebabkan dilatasi dan CO2 di dalam darah akan meningkat
pembuluh darah yang mengakibatkan sedangkan pH darah akan mengalami
peningkatan sirkulasi darah. Secara fisiologis penurunan. Menurut Kozier dalam Suprapti
respon tubuh terhadap panas yaitu pelebaran (2008) mengungkapkan bahwa panas
pembuluh darah, menurunkan suhu tubuh, mempunyai efek yang berbeda dalam tubuh,
menurunkan kekentalan darah, menurunkan efek tersebut juga tergantung dari lamanya
ketegangan otot, meningkatkan metabolisme pemberian panas. Pemberian panas 15 – 30
jaringan dan meningkatkan permeabilitas menit memiliki efek vasodilatasi pembuluh
kapiler. Respon dari tubuh inilah yang darah sehingga terjadi peningkatan aliran
digunakan untuk keperluan terapi pada darah. Peningkatan aliran darah akan
berbagai kondisi dan keadaan yang terjadi menurunkan viskositas darah dan
dalam tubuh (Potter & Perry, 2005). metabolisme lokal karena aliran darah
Kompres hangat dapat digunakan membawa oksigen ke jaringan.
sebagai alat terapi nyeri sendi untuk Stimulasi kulit mengaktifkan transmisi
menghilangkan rasa sakit yang dialami oleh serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar
pasien osteoarthritis, dimana rasa hangat bisa dan lebih cepat. Proses ini menurunkan
merelaksasikan dan melancarkan peredaran transmisi nyeri melalui serabut C delta-A
darah ke seluruh tubuh sehingga dapat berdiameter kecil. Gerbang sinap menutup
mengurangi ketegangan dan menimbulkan transmisi impuls nyeri. Kompres
rasa nyaman. Efektifitas kompres hangat menggunakan air hangat akan meningkatkan
meningkatkan aliran darah untuk aliran darah, dan meredakan nyeri dengan
mendapatkan efek analgesik dan relaksasi menyingkirkan produk-produk inflamasi,
otot sehingga proses inflamasi berkurang seperti bradikinin, histamin dan prostaglandin
(Lemone & Burke, 2001). Pengompresan yang menimbulkan nyeri lokal. Panas akan
yang dilakukan dengan menggunakan buli- merangsang serat saraf yang menutup
buli panas yang dibungkus kain yaitu secara gerbang sehingga transmisi nyeri ke medulla
konduksi dimana terjadi pemindahan panas spinalis dan ke otak dihambat. Hal tersebut
dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga akan disebabkan karena setelah 15 menit
menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan pemberian kompres hangat pada daerah
akan terjadi penurunan ketegangan otot tubuh akan memberikan sinyal ke hipotalamus
sehingga nyeri yang dirasakan akan melalui sumsum tulang belakang. Ketika
berkurang atau hilang (Perry & Potter, 2005). reseptor yang peka terhadap panas di
Kompres hangat bertujuan melebarkan hipotalamus dirangsang, sistem efektor
pembuluh darah dan mereggangkan mengeluarkan sinyal yang memulai
ketegangan otot pada bagian yang terasa berkeringat dan vasodilatasi perifer.
7 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

Perubahan ukuran pembuluh darah diatur hangat


6 yaitu didapatkan sebagian besar
oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata responden berada pada tingkat nyeri berat.
dari tungkai otak, di bawah pengaruh Nyeri gout arthritis pada responden sesudah
hipotalamik bagian anterior sehingga terjadi diberikan kompres hangat yaitu didapatkan
vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi ini sebagian besar responden berada pada
menyebabkan aliran darah ke setiap jaringan tingkat nyeri ringan.
khususnya yang mengalami radang dan nyeri Hasil penelitian ini juga sesuai
bertambah sehingga mengalami penurunan dengan hasil penelitian Sinaga, dkk (2015)
skala nyeri pada jaringan yang meradang dengan judul “Pengaruh Kompres Hangat
(Potter & Perry, 2005). Terhadap Penurunan Nyeri Sendi Pada
Penelitian ini juga mendukung teori Lansia (60-74 Tahun)” dengan selisih nilai
bahwa kompres hangat merupakan salah satu rata-rata nyeri sendi lansia setelah perlakuan
metode efektif untuk mengurangi nyeri sendi pada kelompok kontrol dan kelompok
(Potter, Patricia, & Anne, 2005). Kompres intervensi. Hasil uji menunjukkan selisih mean
hangat yang disalurkan melalui konduksi pada kelompok intervensi lebih tinggi yaitu
seperti kantong karet yang diisi air hangat sebesar 2,200 dibanding dengan kelompok
atau dengan buli-buli panas atau handuk yang kontrol dengan selisish mean 0,466 yang
telah direndam dengan air hangat ke bagian artinya penurunan skal nyeri sendi lansia
tubuh yang nyeri dengan suhu air sekitar 37- pada kelompok intervensi jauh lebih tinggi
40C karena pada suhu tersebut kulit dapat dibanding kelompok kontrol. Hasil uji
mentoleransi sehingga tidak terjadi iritasi dan menunjukkan saat pengukuran kedua ada
kemerahan pada kulit yang dikompres (Kozier perbedaan skala nyeri dalam kelompok
& Erb’s, 2009). kontrol dan kelompok intervensi. Hal ini
Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan terdapat penurunan nyeri sendi
yang dilakukan oleh Yohana, dkk (2017) secara signifikan baik pada kelompok kontrol
dengan judul “Perbedaan Intensitas Nyeri maupun intervensi, tetapi pada kelompok
Osteoartritis Pada Lansia Sebelum Dan intervensi penurunan nyeri sendi lebih besar
Sesudah Dilakukan Kompres Hangat Di dibandingkan kelompok kontrol.
Kelurahan Tlogomas Malang” di dapat data Dari hasil penelitian di Posyandu
hasil uji statistik yaitu Peired Simple T-Test Puskesmas Pandian Sumenep dalam
dengan teknik komputerisasi dengan tingkat memberikan perlakuan terapi kompres hangat
signifikasi (α) sebesar 0,05 dan tingkat pada lanjut usia penderita osteoarthritis
kesalahan 95%. Hasil perhitungan di dapat P terlihat terjadi penurunan intensitas skala
value = 0,00 < α (0,05) yang berarti H0 nyeri, ini dikarenakan kompres hangat dapat
ditolak. Hasil yang didapat peneliti ada melancarkan sirkulasi darah, menghilangkan
perbedaan intensitas nyeri osteoartritis pada rasa sakit atau nyeri, dan memberikan
lansia sebelum dan sesudah dilakukan ketenangan serta kenyamanan. Kompres
kompres hangat di Kelurahan Tlogomas RT hangat merupakan salah satu terapi modalitas
02 RW 06 Malang. Usia pertengahan dalam intervensi keperawatan yang dapat
cenderung akan mengalami penurunan digunakan untuk meningkatkan rasa nyaman
aktifitas dan berlanjut sampai tua karena pada lansia dengan nyeri sendi. Pengobatan
terjadinya penurunan fungsi tubuh akibat non farmakologi sangat efektif dilakukan untuk
proses penuaan. Organ-organ tubuh yang mengurangi rasa nyeri yang timbul.
dulunya berfungsi dengan baik tanpa adanya Berdasarkan hasil penelitian ini, responden
gangguan, sekarang mengalami kemunduran dapat menggunakan terapi kompres hangat
karena dalam proses penuaan. ini sebagai salah satu pilihan terapi non
Menurut penelitian yang dilakukan farmakologi dalam menangani nyeri sendi.
oleh Mellynda, dkk (2014) dengan judul
“Pengaruh Kompres Hangat Terhadap KESIMPULAN DAN SARAN
Penurunan Skala Nyeri Pada Penderita Gout Kesimpulan
Arthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Dari hasil penelitian tentang
Manado”, didapatkan hasil uji statistik ada pengaruh terapi kompres hangat terhadap
pengaruh pemberian kompres hangat penurunan nyeri sendi osteoarthritis pada
terhadap penurunan skala nyeri pada lansia di posyandu lansia Puskesmas Pandian
penderita gout arthritis di Wilayah Kerja Sumenep, dapat diambil kesimpulan sebagai
Puskemas Bahu Manado. Nyeri gout arthritis berikut:
pada responden sebelum diberikan kompres
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 8

1. Tingkat nyeri pada pasien sebelum Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi
diberikan kompres hangat sebagian besar Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta.
responden mengalami tingkat nyeri Salemba Medika.
sedang dengan skala 4-6. Alimul, Hidayat. 2003. Riset Keperawatan dan
2. Tingkat nyeri pada pasien sesudah Teknik Penulisan Ilmiah Edisi I.
diberikan kompres hangat sebaian besar Jakarta. Salemba Medika.
responden mengalami tingkat nyeri ringan Alimul, Hidayat. 2010. Metode Penelitian
dengan skala 1-3. Kesehatan paradigma kuantitatif.
3. Ada pengaruh yang signifikan antara Jakarta. Salmba Medika.
kompres hangat dengan kejadian tingkat Azril, Kimin, 2009. Kompres Alternatif Pereda
nyeri pada pasien dengan osteoarthitis di Nyeri,
posyandu lansia Puskesmas Pandian http://luluvikar.wordpress.com/2009/0
Sumenep. 8/26/persepsi-ibu-tentang-metode
diakses 9 Desember 2017 pukul
Saran 18.52 WIB.
1. Bagi Pelayanan Kesehatan Baughman, Diane C., Hackley, Joann C.
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan 2000. Keperawatan Medikal Bedah
sebagai intervensi mandiri keperawatan Buku Saku dari Brunner & Suddarth.
dalam menangani pasien nyeri sendi Jakarta. EGC.
dengan osteoarthritis di Rumah Sakit Chandra, A.S. 2002. Perbandingan Efek
maupun di pelayanan kesehatan lainnya. Terapi Panas Dengan Terapi Dingin
2. Bagi Keluarga Pasien Terhadap Pengurangan Nyeri Pada
Perlu diberikan pengetahuan tentang Penderita Osteoartritis Lutut Di
penanganan terhadap nyeri secara Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP
mandiri guna meminimalkan penggunaan DR.Kariadi Semarang. Program Studi
terapi farmakologi Rehabilitasi Medik, Fakultas
3. Bagi Akademik Kedokteran Universitas Diponegoro,
Pada pihak akademik diharapkan dapat Semarang.
meningkatkan keterampilan mahasiswa Churlish. (2009). Jawaban-Jawaban Alternatif
dalan penerapan penyuluhan kesehatan Untuk Arthritis Dan Rheumatic.
terutama pada pasien osteoarthritis Yogyakarta: Citra Adi Pratama.
4. Bagi Profesi Crisp, J., & Taylor, C. (Eds.). (2005). Potter
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan and Perry's fundamentals of nursing
sebagai salah cara dalam meningkatkan (2nd ed.). Sydney: Mosby.
kualitas hidup lanjut usia sehingga dapat Davey, P. 2005. At a glance medicine. Jakarta
menjadi usia lanjut yang berguna dan : Erlangga.
bahagia Davies, Kim. 2007. Buku Pintar: Nyeri Tulang
5. Bagi Peneliti Selanjutnya dan Otot. Jakarta. Erlangga
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan Deu, Rita Purnama, dkk. 2014. Gambaran
sebagai masukan bagi peneliti Kejadian Nyeri Lutut Dengan
selanjutnya untuk mengadakan penelitian Kecurigaan OsteoartritisLlutut Pada
lebih lanjut tentang Pengaruh Kompres Perawat Di Poliklinik Rawat Jalan Blu
Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Sendi RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou
Osteoarthritis Pada Lansia dan dilakukan manado.
penelitian lebih lanjut dengan metode https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php
penelitian yang berbeda, variabel yang /eclinic/article/download/3859/3374.
berbeda, perlakuan yang lebih sering, diakses tanggal 24 Mei 2018 pukul
kombinasi kompres, jumlah populasi dan 11.08 WIB
sampel yang lebih banyak sehingga akan Dewi, Sofia Rhosma. 2014. Buku Ajar
diperoleh hasil yang lebih baik. Keperawatan Gerontik. Yogyakarta.
Deepublish.
DAFTAR PUSTAKA Efendi, Ferry., Makhfudli. 2009. Keperawatan
Andarmoro, Sulistyo. 2013. Konsep dan Kesehatan Komunitas. Jakarta.
Proses Keperawatan Nyeri. Salemba Medika.
Yogyakarta. Ar-Ruzz Media. Faizal, Yatim. 2006. Penyakit Tulang dan
Persendian. Jakarta. Pustaka
Populer Obor.
9 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

Gottlieb, B. H. 1983. Social Support Strategies Muhitt, Abdul & Siyoto, Sandu. 2016.
: Giddelines for Mental Helth Pendidikan Keperawatan Gerontik.
Practice. London. Sage Publication. Yogyakarta. Andi Offset.
Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan
Rumah Sakit Edisi 2. Jakarta. EGC. Klien dengan Gangguan Sistem
Hashmi, Syed Musad Rahim., Fatima, Lubna. Persarafan. Jakarta. Salemba
2011. Treatment of Osteoarthritis Medika.
Knee. New Delhi-India. Jaypee Noorhidayah, dkk. 2013. Terapi Kompres
Brothers Medical Publishers (P) LTD. Hangat Terhadap Penurunan Tingkat
Hegner, Barbara R. 2013. Asistensi Nyeri Klien Lansia Dengan Nyeri
Keperawatan Suatu Pendekatan Rematik..
Proses Keperawatan. Jakarta : EGC. http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.p
Kawiyana, I. K. S. 2009. Osteoporosis hp/JDK/article/download/1656/1430.
Patogenesis Diagnosis dan diakses tanggal 14 November 2017
Penanganan Terkini. Jurnal Penyakit pukul 19.23 WIB.
Dalam, 10: 157-170. Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan
Kolcaba K. et al. (2006). Comfort Theory: A Metodologi Penelitian Ilmu
Unifying Framwork to Enchance the Keperawatan: Pedoman Skripsi,
Practice Environment. JONA Vol. 36 Tesis, dan Instrumen Penelitian
Number 11, Pp 538-544 2006. Keperawatan. Jakarta. Salemba
Lippincott William & Wilkins inc. Medika.
Kozier, B. & Erb, G. 2009. Buku Ajar Praktik Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Keperawatan klinis. Edisi 5. Jakarta. Metodologi Penelitian Ilmu
EGC. Keperawatan. Jakarta. Salemba
Kuntono, Heru Purbo. 2007. Patofisiologi Medika.
Nyeri dan Aspek Fisiologi dari Aspek Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu
Nyeri. Surakarta. Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Kusyati. 2006. Keperawatan Dasar. Jakarta. Edisi 3. Jakarta. Salemba Medika.
ECG. Nursalam dan Pariani, S. 2001. Pendekatan
Martono, H.H., & Pranaka K. 2009. Geriatry Praktis Metodologi Riset
(Ilmu kesehatan usia Lanjut). Ed 4. Keperawatan. Jakarta. Salemba
Jakarta. FKUI. Medika.
Masyhurrosyidi, dkk. 2014. Pengaruh Partojo, Slamet. 2002. Assesment Fisioterapi
Kompres Hangat Rebusan Jahe pada Sendi Lutut. Tema Ilmiah
Terhadap Tingkat Nyeri Subakut dan Tahunan Fisioterapi (TIT AFI) XX
Kronis pada Lanjut Usia dengan Semarang.
Osteoarthtritis Lutut di Puskesmas Pratintya, Ani Dwi. 2012. Pengaruh
Arjuna Kecamatan Klojen Malang Pemberian Kompres Hangat
Jawa Timur. Terhadap Nyeri Persendian
http://majalahfk.ub.ac.id/index.php/m Ostoartritis pada Lanjut Usia di Panti
kfkub/article/view/21. diakses tanggal Wredha Budhi Dharma Ponggalan
04 Februari 2018 pukul 13.55 WIB. Umbulharjo Yogyakarta,
Mellynda, dkk. 2014. Pengaruh Kompres http://digilib.unisayogya.ac.id/719/1/N
Hangat Terhadap Penurunan Skala ASKAH%20PUBLIKASI_ANI%20DWI
Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis %20PRATINTYA%20%28080201026
Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu %29.pdf diakses tanggal 14
Manado. November 2017 pukul 19.22 WIB.
https://www.neliti.com/id/publications/ Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
112565/pengaruh-kompres-hangat- Keperawatan Volume 2. Jakarta.
terhadap-penurunan-skala-nyeri- EGC.
pada-penderita-gout-arthr. diakses Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental
tanggal 14 November 2017 pukul Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC.
19.22 WIB. Price, Sylvia. A, Lorraine, M. Wilson. (1995).
Melzack, R., dan Wall, P. D. 1965. Pain Buku 1 Patofisiologi “Konsep Klinis
Mechanism : A New Theory : Science Proses-Proses Penyakit”, edisi : 4.
150 : 971-979. Jakarta : EGC.
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 10

Risnanto., Insani, Uswatun. 2014. Buku Ajar Kompres Hangat Di Kelurahan


Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Tlogomas Malang.
(Sistem Muskuloskeletal). https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/
Yogyakarta. Deepublish. fikes/article/download/185/219.
Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi diakses tanggal 26 Maret 2018 pukul
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: 13.41 WIB.
Nuha Medika.
Santoso, Hanna., Anda, Ismail. 2009.
Memahami Krisis Lanjut Usia.
Jakarta. Gunung Mulia.
Setiadi, 2013. Konsep dan Praktikum
Penulisan Riset Keperawatan Edisi 2.
Yogyakarta. Graha Ilmu.
Sinaga, Henricha Evalina., Ropyanto,
Chandra Bagus. 2015. Pengaruh
Kompres Hangat Terhadap Nyeri
Sendi Pada Lansia (60-74 Tahun).
http://eprints.undip.ac.id/46654/1/Pro
ceeding_Semilnaskes_2015_Chandr
a.pdf diakses tanggal 14 November
2017 puku 19.23 WIB
Siti Maryam. R., dkk. 2008. Mengenal Usia
Lanjut dan Perawatannya. Jakarta.
Salemba Medika.
Steven, dkk. 2002. Ilmu Keperawatan.
Cetakan pertama. Jakarta. EGC.
Sudoyo. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.
Jakarta: EGC.
Uliyah, Musrifatul., Hidayat, Aziz Alimul. 2008.
Praktikum Keterampilan Dasar
Praktik Klinik: Aplikasi Dasar-dasar
Praktik Kebidanan. Jakarta. Salemba
Medika.
Wachjudi, dkk. 2006. Diagnosis dan Terapi
Penyakit Reumatik. Jakarta. CV.
Sagung Seto.
Wulan, Rifda Angelina. 2015. Pengaruh
Terapi Kompres Air Hangat Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Sendi Pada
Wanita Lanjut Usia Di Panti Tresna
Werdha Mulia Dharma Kabupaten
Kubu Raya.
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmk
eperawatanFK/article/view/9438.
diakses tanggal 14 November 2017
pukul 19.23 WIB.
Yuliastri, Aminurul. 2012. Pengaruh Kompres
Panas Dan Kompres Dingin
Terhadap Pengurangan Nyeri Pada
Osteoarthritis Sendi Lutut,
http://eprints.ums.ac.id/21943/17/02._
NASKAH_PUBLIKASI.pdf diakses
tanggal 6 Februari 2018 pukul 15.01
WIB.
Yohana, dkk. 2017. Perbedaan Intensitas
Nyeri Osteoartritis Pada Lansia
Sebelum Dan Sesudah Dilakukan

Das könnte Ihnen auch gefallen